Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Harpodon Borneo Vol.11. No.1. April.

2018 ISSN : 2087-121X

ANALISIS EKONOMI OBYEK WISATA EKOSISTEM MANGROVE DI


KELURAHAN BERBAS PANTAI, KOTA BONTANG

Nurul Ovia Oktawati1), Ardiansyah2)


1,2,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman
e-maill : nurul.oviee@yahoo.com

ABSTRAK

Bontang regency’s area is an area which have a significant contribution for


underpinning people’s livelihood. There is a mangrove ecosystem are inside such area, it is
profoundly benefitting for people around there, tourism for example. The aim of this research is
to analyze economic valueof mangrove ecosystem tourism object in Brebas Sub-District in the
beach area of Kota Bontang. Accidental sampling method, which is sample is defined
accidentally is a employed in this research. The estimation of economic value of mangrove
ecosystem tourism area is analyzed using Travel Cost Method (TCM).Its economic value is Rp.
16.213.329 per acre per year. This value is to be obtained based on visitation number and
customer’s value surplus.

Keyword : Economic values, tourism, mangrove ecosystem

PENDAHULUAN memberikan sensasi relaksasi yang bisa


membangkitkan semangat beraktivitas
Latar Belakang mereka kembali. Kegiatan wisata juga
Kekayaan sumber daya alam yang dapat memberikan pengaruh pada
dimiliki kawasan Indonesia menjadikan kondisi ekonomi, sosial, budaya dan
Indonesia memiliki banyak potensi lingkungan sekitar dimana tempat wisata
untuk dikembangkan baik dalam sektor tersebut berada.
pertanian, perkebunan, pertambangan, Ekosistem mangrove yang lazim
industri dan pariwisata. Selain kekayaan dikenal dengan ekosistem bakau
sumber daya alam yang melimpah, unsur memiliki dua fungsi yang dapat dilihat
keindahan alam, keunikan budaya, baik dari segi ekologi maupun ekonomis.
peninggalan sejarah, keanekaragaman Aspek ekonomis ini lebih menitik
flora dan fauna serta keramahan beratkan pada kemampuan hutan
penduduk lokal menjadi nilai tambah mangrove dalam memberikan fungsi dan
bagi pengembangan sektor pariwisata di manfaat ekonomis pada umat manusia
Indonesia. berupa kayu bakar, penghasil satwa
Wisata merupakan sarana ekonomis, dan daerah wisata (Fauzi,
pemenuhan kebutuhan tersier dalam 2004)
kehidupan manusia, namun saat ini 70% dari total luas wilayah Kota
wisata menjadi suatu kebutuhan yang Bontang adalah wilayah Pesisir (BPS
penting bagi masyarakat dengan pola Kota Bontang, 2015). Upaya menjadikan
hidup yang sibuk dan tinggal di tengah ekosistem mangrove sebagai kawasan
kota besar dengan segala kejenuhannya. wisata merupakan salah satu upaya
Wisata alam merupakan salah satu Pemkot Bontang untuk tetap menjaga
pilihan wisata yang banyak dipilih oleh sekaligus melestarikan kawasan
masyarakat perkotaan karena dapat ekosistem di Kota Bontang.
39
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018
Jurnal Harpodon Borneo Vol.11. No.1. April. 2018 ISSN : 2087-121X

Nilai ekonomi kawasan wisata observasi. Menurut Singarimbun (1989)


umumnya diduga dengan menggunakan penelitian survei adalah penelitian yang
metode biaya perjalanan wisata (travel mengkoleksi data dengan menggunakan
cost method), yang meliputi biaya kuisioner. Pengumpulan data terhadap
transport pulang pergi dari tempat pengunjung dilakukan dengan
tinggalnya ke kawasan wisata dan menggunakan kuisioner dan wawancara,
pengeluaran lain selama di perjalanan sedangkan pengumpulan data terhadap
dan di dalam kawasan wisata. Nilai ini pihak Kelurahan, pengelola, pekerja dan
merupakan salah satu nilai dari masyarakat sekitar tempat wisata
sumberdaya alam yang dinilai dari diperoleh dengan melakukan wawancara
fungsinya sebagai lokasi wisata yang secara mendalam (depth interview).
diestimasi berdasarkan pengeluaran
ekonomi (economic expenditures) yang Metode Pengambilan Sampel
ditanggung oleh seseorang yang ingin Penentuan sampel dalam penelitian
menikmati lokasi wisata tersebut. ini adalah menggunakan metode
Metode biaya perjalanan merupakan accidental sampling, yaitu teknik
model dasar yang digunakan sebagai penentuan sampel secara kebetulan.
pendekatan terhadap permintaan suatu Sugiyono (1999), menjelaskan bahwa
objek wisata. Menurut Dixon (1984), siapa saja yang dijumpai di lapangan
model ini dapat menggambarkan derajat yang hendak menikmati keindahan
kunjungan wisatawan atau pelancong ekosistem ekosistem mangrove. Dengan
sebagai fungsi dari faktor-faktor biaya menggunakan metode ini responden
perjalanan, waktu yang diperlukan untuk yang merespon ditentukan secara
perjalanan, tempat wisata pengganti kebetulan
(substitusi aktivitas) dan penghasilan
rata-rata pengunjung perbulan. Model ini Jenis dan Sumber Data
digunakan untuk menduga permintaan Jenis data yang digunakan dalam
terhadap barang publik penelitian adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Menurut mardalis (2004),
Tujuan Penelitian data kualitatif adalah jenis data deskriptif
Menganalisis Nilai Ekonomi Obyek berupa gejala-gejala dalam bentuk
Wisata Ekosistem Mangrove di dokumen, foto, dan catatan-catatan pada
Kelurahan Brebas Pantai Kota Bontang saat penelitian. Data kuantitatif adalah
data yang berupa angka-angka statistik
Manfaat Penelitian atau berupa kuantitatif.
Hasil penelitian ini diharapkan Sumber data yang diambil pada
menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian ini berupa data primer dan
pemerintah daerah dan semua pihak data sekunder. Data primer di peroleh
yang terkait untuk perencanaan, melalui Wawancara dan pengamatan
pembangunan dan pengembangan langsung dilapangan. Sedangkan data
kawasan wisata ekosistem mangrove di skunder diperoleh dari studi
Kota Bontang kepustakaan, laporan lembaga-lembaga
dan intansi terkait serta sumber lain yang
METODOLOGI mendukung laporan ini.

Penelitian ini didesain sebagai Metode Analisis Data


penelitian survei yang dilakukan melalui Estimasi nilai ekonomi kawasan
wawancara dengan responden dan wisata ekosistem mangrove di Kota

40
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018
Analisis Ekonomi Obyek Wisata Ekosistem Mangrove……….….(Nurul Ovia Oktawati)

Bontang adalah menggunakan


pendekatan Travel Cost Method (TCM).
Travel cost method dapat
TB =
digunakan untuk menghitung manfaat
pariwisata ekosistem ekosistem Keterangan :
mangrove, metode ini digunakan untuk TB = Total manfaat ekonomi lokasi
mengetahui total biaya perjalanan (biaya wisata (Rp per tahun)
perjalanan PP, makan, penginapan dan CS = Consumer surplus individu (Rp)
sewa peralatan) dan atribut lainnya N = Total kunjungan per tahun (kali)
(umur) terhadap respon pengunjung L = Luas lahan (Ha)
suatu obyek wisata ekosistem mangrove.
Fungsi permintaan atas kunjungan HASIL DAN PEMBAHASAN
wisata ekosistem mangrove dengan
pendekatan individu sebagai berikut: A. Kondisi Kawasan Wisata
Ekosistem mangrove
Wisata mangrove dianggap
Qi   0  1 Pi   2 Ai sebagai potensi wisata yang cukup
menjanjikan. Peningkatan disektor
Keterangan : inipun terus dilakukan. Selain Beras
Qi = Jumlah kunjungan individu ke-i Basah yang memiliki keindahan pantai,
(kali) Bontang juga memiliki Taman wisata
Pi = Biaya perjalanan individu ke-i Ekosistem mangrove. Kawasan wisata
(Rp) ini terletak di Kelurahan Berbas Pantai.
Ai = Umur individu ke-i (tahun) Kawasan ekosistem mangrove di
Kelurahan Berbas Pantai termasuk
Q   '0  '1 P dalam tipe hutan mangrove yang tumbuh
di sepanjang pantai atau sungai yang
0 1
P  Q dipengaruhi pasang surut perpaduan air
1 1 sungai dan air laut.
Berdasarkan hasil survei, diketahui
Keterangan : bahwa jenis mangrove yang ditemukan
P = Biaya (Rp) di sepanjang pesisir Brebas Pantai terdiri
Q = Jumlah kunjungan (kali) atas jenis api-api (Avicenna sp.), Bakau
(Rhizopora sp.), Tancang (Bruguiera
Surplus konsumen (CS) tiap individu sp.) menurut Badan Lingkungan Hidup
ditentukan dengan menggunakan rumus : Kota Bontang, kondisi ekologi hutan
1 mangrove di Kota Bontang dalam kurun
CS  ( P  Pi )Qi
2 5 tahun terakhir menjadi semakin
Keterangan : membaik. Hal ini ditunjukkan dengan
CSi = Consumer surplus (Rp) adanya kenaikan luasan ekosistem
P = Biaya (Rp) mangrove. Menjadikan ekosistem
Pi = Biaya ke i (Rp) mangrove sebagai kawasan wisata
Qi = Kunjungan (kali) merupakan salah satu upaya Pemerintah
Kota Bontang untuk tetap menjaga
Selanjutnya dihitung total nilai kelestarian mangrove di kawasan ini.
manfaat dari kawasan wisata diperoleh Ekosistem mangrove yang terdapat
dari hasil perkalian Consumer Surplus di Kelurahan Berbas Pantai memiliki
Individu dengan jumlah pengunjung rill, luas sekitar 3,5 hektar dan telah menjadi
atau ditulis sebagai berikut :

41
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018
Jurnal Harpodon Borneo Vol.11. No.1. April. 2018 ISSN : 2087-121X

daya tarik wisatawan untuk sebanyak 53,4%, Berdasarkan kategori


mengunjunginya. pekerjaan, responden pengunjung
Keberadaan kawasan wisata didominasi oleh mahasiswa dan
ekosistem mangrove ini baik secara karyawan swasta, dengan tingkat
langsung maupun tidak langsung pendapatan berkisar antara Rp. 500.000
memberikan kontribusi kepada – Rp. 4.000.000 per bulannya.
masyarakat sekitar, satu diantanya
adalah peningkatan ekonomi masyarakat a. Manfaat Pariwisata
yang tingga disekitar wilayah tersebut.
Manfaat pariwisata adalah manfaat
yang diperoleh dari kegiatan yang
dilakukan di kawasan ekosistem
mangrove di Kota Bontang. Dalam
menentukan nilai ekonomi pariwisata
dapat didasarkan pada pendekatan biaya
perjalanan wisata (travel cost) yaitu,
jumlah uang yang dihabiskan selama
melakukan kunjungan wisata obyek
ekowisata pesisir yang berada di Kota
Bontang.
Gambar 1. Kawasan wisata Ekosistem Biaya tersebut meliputi biaya
Mangrove di Kelurahan Brebas Pantai transportasi pulang pergi, biaya
konsumsi, Penginapan dan lain-lain.
B. Karakteristik Responden Biaya perjalanan wisata yang didasarkan
Pengunjung Taman wisata pada biaya yang ditentukan oleh biaya
Ekosistem mangrove Berbas Pantai yang masing-masing pengunjung dari masing-
menjadi responden dalam penelitian ini masing zona karena besarnya masing-
memiliki karakteristik seperti jenis masing bagian berbeda-beda.
kelamin, umur, tingkat pendidikan, Pada penelitian ini wisatawan
pekerjaan dan tingkat pendapatan. terbagi menjadi 3 zona besar yaitu zona I
Pengunjung yang menjadi terdiri atas wisatawan lokal itu sendiri
responden pada penelitian terdiri dari yaitu berasal dari Kota Bontang sebesar
63% laki-laki dan 37% perempuan. 90%, zona II terdiri atas wisatawan yang
Dengan rata-rata umur antara 18 - 60 berasal dari Desa Tanjung Santan, Kutai
tahun. Pengunjung kawasan ini Kartanegara sebesar 3% dan zona III
mayoritas berada pada kategori umur 18 terdiri atas wisatawan yang berasal dari
– 26 tahun. Kota Samarinda sebesar 9%. Persentase
Tingkat pendidikan responden wisatawan berdasarkan daerah asl tersaji
pengunjung kawasan wisata ekosistem pada Gambar 2.
mangrove Brebas pantai sebagian besar
adalah lulusan SMA (sederajat) yaitu

42
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018
Analisis Ekonomi Obyek Wisata Ekosistem Mangrove……….….(Nurul Ovia Oktawati)

Gambar 2. Persentase Wisatawan berdasarkan Daerah asal

Dalam melakukan perjalanan witasa ke nilai input rata-rata dalam penentuan nilai
kawasan Kota Bontang, para wisatawan kawasan wisata, dapat dilihat pada Tabel 1.
mengeluarkan biaya perjalanan yang terdiri
dari biaya transportasi, penginapan, Tabel 1. Nilai input rata-rata dalam
konsumsi dan tiket masuk. Rata-rata penentuan nilai kawasan wisata
reponden yang berasal dari zona 1, yaitu No Jenis Input Rata-rata
pengunjung wisata terdekat dari Kota 1 Jumlah Kunjungan 12
Bontang, memiliki rata-rata biaya biaya (kali)
perjalanan yang terdiri dari biaya 2 Umur (tahun) 24
transportasi sebesar Rp. 30.000, zona 2, 3 Biaya (Rp) 36.375
yaitu Tanjung Santan biaya perjalanannya Sumber : Data primer, 2015
sebesar Rp. 57. 000 dan zona 3, yaitu Variabel umur dan biaya mempunyai
Samarinda dengan biaya perjalanan sebesar korelasi yang lemah terhadap jumlah
Rp. 100.000. kunjungan wisata, hal ini didasarkan pada
Biaya perjalanan ini meliputi biaya indikator nilai korelasi sebesar 0,263 atau
transportasi dan biaya konsumsi. Biaya kurang dari 1. Hasil analisis diperoleh nilai
transportasi merupakan komponen biaya R2 sebesar 0,005 atau 0,05% yang artinya
perjalanan terbesar, hal ini dikarenakan bahwa model ini mampu dijelaskan oleh
jarak yang jauh dari wisatawan yang berada variabel umur dan biaya hanya sebesar
di luar daerah yang ingin berkunjung ke 0,05%, sedangkan 99,5 % disebabkan oleh
kawasan ini.
variabel lain yang tidak dimasukan ke
Rata-rata jumlah kunjungan wisatawan dalam model. Hasil uji statistik dapat di
adalah 12 kali pertahunnya, umur lihat pada Tabel 2.
wisatawan rata-rata 24 tahun dan rata-rata
biaya yang dikeluarkan adalah sebesar
Rp. 36.375. Gambaran mengenai jenis dan

Tabel 2. Hasil Perhitungan Regresi Pendugaan Jumlah Kunjungan Wisatawan


Model R R Square Adj R Square Std. Error of the Estimated
1 .263(a) .069 .005 8.17704
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Tabel 3. Analisis Of Varian (ANOVA)


Mode Sum of
l Squares df Mean Square F Sig.
Regression 144,444 2 72,222 1,080 ,353(a)
Residual 1939.056 29 66,864
Total 2083.500 31
a Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2
b Dependent Variable: Y

43
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018
Jurnal Harpodon Borneo Vol.11. No.1. April. 2018 ISSN : 2087-121X

Berdasarkan hasil Uji F (Tabel 3), dan biaya kunjungan wisata secara simultan
diperoleh nilai sebesar 1,080 dengan tingkat tidak berpengaruh terhadap jumlah kunjungan
sig. 0,353, yang berarti bahwa variabel umur wisata.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Regresi Pendugaan Jumlah Kunjungan Wisatawan


Coefficients(a)
Unstandardized T Sig.
Mod Standardized Coefficients
Coefficients
el
B Std. Error Beta
1 (Constant) 19.277 5.241 3.678 0,001
TC -6,65E-05 .000 -.192 -1,071 0,29325
Umur -.191 .193 -.177 -.986 0,32287
Sumber : Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4 menunjukkan hasil yang Berdasarkan tingkat signifikasi, secara


diperoleh dari perhitungan regresi parsial, total biaya maupun umur tidak
dilakukan dengan variabel umur dan biaya. berpengaruh secara signifikan terhadap
Adapun persamaan regresi yang diperoleh kunjungan. Hasil analisis diperoleh nilai sig
sebagai berikut: 0,293 dan 0,322 > α 0,05. Model yang
diperoleh dari hasil regresi, selanjutnya
Q = 19,28 – 0,19 A – 0,00006 P
digunakan untuk menduga jumlah
Sehingga diperoleh fungsi permintaan kunjungan tiap zona pada setiap tambahan
sebagai berikut : biaya. Kurva permintaan wisata ekositem
Q = 14,72 – 0,00006 P mangrove tersaji pada Gambar 3.

Gambar 3. Kurva Permintaan Wisata mangrove Kota Bontang

Gambar 3 terlihat bahwa kurva Hal tersebut sesuai dengan teori


permintaan menunjukkan dari hasil regresi Adrianto (2004), karena jumlah maksimum
setiap 14,72 kunjungan wisata individu yang mampu wisatawan bayar dalam sekali
mampu membayar sebesar Rp. 245.333, perjalanan wisata ke Kota Bontang sebesar
sedangkan nilai aktual yang harus dibayar Rp. Rp. 245.333,- lebih besar dari jumlah
dari setiap rata-rata 12,38 kunjungan yang secara aktual Rp.36.37,- yang harus
individu, hanya membayar sebesar Rp. dibayar.
36.375 untuk setiap kunjungan. Hasil total manfaat ekonomi lokasi
wisata ekosistem mangrove sebesarRp.
44
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018
Analisis Ekonomi Obyek Wisata Ekosistem Mangrove……….….(Nurul Ovia Oktawati)

4.632.382 per hektar per tahun. Nilai Pantai adalah sebesar Rp. 4.632.382,- per
tersebut dihasilkan dari nilai rata-rata hektar per tahun. Nilai ini diperoleh
kunjungan yaitu 12,38 dan kesediaan berdasarkan dari jumlah kunjungan dan
membayar konsumen sebesar Rp. nilai konsumen surplus.
1.310,168 yang diperoleh dari hasil
perhitungan kosumen surplus terhadap Saran
responden kemudian dibagi luas wisata . Nilai manfaat atau nilai ekonomi wisata
mangrove yaitu 3,5 hektar. ekosistem mangrove yang berada di
Sama seperti model regresi, variabel Kelurahan Brebas Pantai memiliki nilai
total biaya dan umur tidak berpengaruh yang cukup besar, hal ini
signifikan terhadap kunjungan wisata mengimplikasikan bahwa sumber daya
ekosistem mangrove di Kelurahan Brebas alam dan lingkungan yang dimanfaatkan
Pantai. Hal ini memberikan pengertian sebagai objek wisata memiliki nilai
bahwa penduduk dengan penghasilan besar ekonomi yang sangat tinggi sehingga harus
maupun kecil, tua maupun muda tidak ada dijaga kelestarian dan keberlanjutannya,
kaitannya dengan seseorang yang akan
melakukan kunjungan wisata. Hal ini DAFTAR PUSTAKA
terjadi karena lokasi kawasan wisata Badan Pusat Statistik (BPS Kota Bontang,
tersebut hanya sebagai tempat wisata 2015) Bontang Dalam Angka,
alternatif. Badan Pusat Statistik, Bontang.
Untuk meningkatkan nilai manfaat
pariwisata di Kelurahan Berbas Kota Dixon J A. 1984. Valuation of Mangroves.
Bontang, perlu dilakukan pengelolaan Tropical Coastal Area Management.
secara optimal dan berkelanjutan antara
pemerintah dan masyarakat sekitarnya. Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya
Sehingga dapat menarik minat wisatawan Alam dan Lingkungan, Teori dan
untuk melakukan kunjungan di kawasan Aplikasi. PT. Gramedia Pustaka
ini, sehingga secara langsung maupun tidak Utama. Jakarta.
langsung dapat meningkatkan nilai
ekonomi dari segi pariwisata maupun nilai Mardalis. 2004. Metode Penelitian, Suatu
ekonomi dari manfaat lainnya. Adanya Pendekatan Proposal. Bumi Aksara.
pengelolaan secara berkesinambungan juga Jakarta.
dapat menjaga kelestarian dari sumberdaya
mangrove tersebut. Singarimbun, M dan Effendi, S. 1989.
Metode Penelitian Survey. LP3ES.
KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta.

Kesimpulan
Nilai ekonomi Taman Wisata
Ekosistem Mangrove di Kelurahan Berbas

45
© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai