Anda di halaman 1dari 7

VALUASI EKONOMI JASA LINGKUNGAN OBYEK WISATA ALAM

TRACKING MANGROVE BUNGKUTOKO KOTA KENDARI


Economic Valuation for Environmental Services of Tracking Mangrove Bungkutoko Kendari City

ABSTRACT
Nature Tourism Area Tracking Mangrove Bungkutoko is one of nature tourism area that much favored by society
of Kendari City. This is because this area has a fairly good mangrove ecosystem, located not far from downtown
Kendari and easily accessible. The purpose of this study is to analyze the economic value of tourist areas Tracking
Mangrove Bungkutoko. This research is a survey research conducted using the method of travel cost (travel cost
method). The application of this method is done through interviews of selected respondents. Interviews of
respondents were conducted using a pre-arranged questioner. The research variables include all components of
travel expenses including transportation costs, accommodation, consumption, rent, entrance fee, parking and
documentation. Travel expenses are the accumulation of these costs. The results showed that the average travel
cost of respondents from Mandonga, West Kendari, Poasia, Baruga, Wua-wua, Kambu and Kadia sub districts
amounted to 127.000 rupiah/person, 144.000 rupiah/person, 95.000 rupiah/person, 104.000 rupiah/person,
111.000 rupiah/person,105.000 rupiah/person and 95.000 rupiah/orang. The average value of travel costs of
visitors attractions Tracking Mangrove Bungkutoko is 107.845 rupiah/person.

Key Words: Economic Valuation, Tracking Mangrove, Travel Cost


PENDAHULUAN kawasan wisata alam yang banyak digemari
Salah satu sumberdaya alam yang oleh masyarakat Kota Kendari. Hal ini
memegang peranan penting terhadap disebabkan karena kawasan ini memiliki
kehidupan manusia adalah hutan. Hutan yang ekosistem mangrove yang cukup baik, letaknya
dipandang sebagai suatu ekosisten memberikan tidak jauh dari pusat Kota Kendari dan mudah
manfaat ekonomi baik secara langsung (direct) diakses. Faktor lain yang mempengaruhi jumlah
maupun tidak langsung (indirect). Manfaat peminat kawasan tersebut adalah penataan
langsung yang dapat diperoleh dari hutan fasilitas yang baik di dalamnya, tempat parkir
antara lain kayu, rotan, bambu, sayur-sayuran yang luas dan nyaman serta prasarana dan
dan berbagai tanaman obat serta tanaman hias. sarana utilitas yang memadai.
Manfaat tidak langsung yang diperoleh dari Valuasi ekonomi dapat didefinisikan
hutan adalah mengatur tata air, mengurangi sebagai upaya untuk memberikan nilai
resiko banjir, longsor, erosi dan pengatur iklim kuantitatif terhadap barang dan jasa yang
mikro. dihasilkan oleh sumberdaya alam (SDA) dan
Hutan mangrove merupakan salah satu lingkungan baik atas nilai pasar (market value)
jenis hutan alam yang sangat penting maupun nilai non pasar (non market value).
keberadaannya baik ditinjau dari aspek ekologi, Valuasi Ekonomi bertujuan untuk memajukan
ekonomi maupun sosial budaya. Secara ekologi keterkaitan antara konservasi sumberdaya alam
hutan mangrove memegang peranan penting dan pembangunan ekonomi. Valuasi ekonomi
sebagai penyerap karbon, habitat biota air yang dapat digunakan sebagai alat meningkatan
bernilai ekonomi tinggi (ikan, kepiting dan apresiasi dan kesadaran masyarakat terhadap
udang) serta ekosistem pelindung pantai dari lingkungan.
abrasi dan intrusi air laut dan secara alami juga Komponen barang dan jasa meliputi: 1).
berperanan sebagai penangkap sedimen Barang dan jasa yang diperdagangkan (traded
(sediment trap). goods) dan tidak diperdagangkan (non traded);
Hutan mangrove berperanan sangat 2). Barang dan jasa yang diperdagangkan, teknik
penting untuk menhasilkan keindahan dan pengukuran ekonominya dapat dilakukan
kenyamanan bagi masyarakat yang tinggal di dengan lebih terukur karena bentuk fisiknya
sekitarnya. Oleh karena itu maka kawasan ini jelas dan memiliki nilai pasar (market value);
sering dijadikan sebagai kawasan wisata alam dan 3).Barang dan jasa yang dihasilkan dari
yang banyak digemari orang. Kawasan sumberdaya alam dan lingkungan seperti nilai
mangrove pada umumnya dijadikan sebagai rekreasi, nilai keindahan yang tidak
tracking mangrove. diperdagangkan dan sulit mendapatkan data
mengenai harga dan kuantitas dari barang dan
Kawasan Wisata Alam Tracking
jasa tersebut.
Mangrove Bungkutoko merupakan salah satu
Salah satu metode evaluasi wisata alam adalah biaya konsumsi yang di habiskan selama
yang paling umum digunakan adalah dengan ke kawasan wisata alam dalam satuan rupiah,
Travel Cost Method (TCM) atau Metode Biaya sedangkan biaya sewa adalah biaya yang
Perjalanan. TCM merupakan metode yang tertua dikeluarkan untuk mendapatkan jasa di
untuk pengukuran nilai ekonomi tidak kawasan wisata alam dalam satuan rupiah.
langsung. Metode ini digunakan untuk Biaya tiket masuk adalah biaya tiket masuk yang
menganalisis permintaan terhadap rekreasi di dibayar waktu masuk di kawasan wisata alam
alam terbuka (outdoor recreation). Tujuan dari dalam satuan rupiah, serta biaya dokumentasi
metode ini adalah ingin mengetahui nilai adalah biaya dokumentasi selama ke kawasan
kegunaan (use value) dari sumberdaya alam dan wisata alam dalam satuan rupiah.
lingkungan melalui pendekatan biaya Total biaya perjalanan yang digunakan
perjalanan pengunjung ke suatu tujuan wisata untuk mengunjugi kawasan wisata Tracking
alam. Biaya yang dikeluarkan individu untuk Mangrove Bungkutoko dihitung menggunakan
mengkonsumsi jasa dari sumberdaya alam persamaan (La Baco, 2015) :
diasumsikan sebagai harga dari sumberdaya
alam tersebut. BP = BTr + (BKr-BKh) + BDk + BTm + BPa + BPr (1)

METODE PENELITIAN Dimana:


BP adalah biaya perjalanan (Rp),
Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan
BTr adalah biaya transportasi (Rp),
Tracking Mangrove Bungkutoko Kelurahan
BKr adalah biaya konsumsi rekreasi (Rp),
Bungkutoko Kecamatan Poasia Kota Kendari.
BKh adalah biaya konsumsi harian (Rp),
Penelitian dilaksanakan selama 4 (empat)
BDk adalah biaya dokumentasi (Rp),
minggu mulai Minggu Kedua Bulan Juni sampai
BTm adalah biaya tiket masuk (Rp), Bpa
Minggu Kedua Bulan Juli 2017.
adalah biaya parkir (Rp) dan BPr adalah
Metode penelitian yang digunakan adalah
biaya perlengkapan rekreasi (Rp).
metode survei atau observasi lapangan dengan
target populasi adalah masyarakat pengunjung
yang sedang berkunjung di kawasan Tracking Lebih lanjut dijelaskan bahwa nilai
Mangrove Bungkutoko yang berasal dari Kota ratarata biaya perjalanan setiap pengunjung
Kendari. Asal pengunjung dirinci menurut dihitung dari nilai total biaya perjalanan
kecamatan yakni Kecamatan Mandonga, sebagaimana diuraikan pada persamaan (1) di
Kendari Barat, Poasia, Baruga, Wuawua, Kambu atas. Perhitungan rata-rata biaya perjalanan
dan Kecamatan Kadia. Penarikan sampel dihitung menggunakan persamaan
dilakukan secara purposive atau disengaja (Sanim, 2005):
berdasarkan daerah asal pengunjung.
Ʃ
Penelitian ini merupakan penelitian BPR =(2)
survei yang dilakukan menggunakan metode
biaya perjalanan (travel cost method). dimana :
Penerapan metode ini dilakukan melalui BPR adalah biaya perjalanan rata-rata
wawancara responden terpilih. Wawancara responden setiap kunjungan, ΣBP adalah jumlah
responden dilakukan menggunakan instrumen biaya perjalanan responden dan n adalah
quesioner yang disusun sebelumnya. jumlah responden.
Variabel penelitian meliputi seluruh
komponen biaya perjalanan meliputi biaya HASIL DAN PEMBAHASAN
transportasi, akomodasi, konsumsi, sewa, tiket Profil Singkat
masuk, parkir dan dokumentasi. Biaya Kawasan Wisata Tracking Mangrove
perjalanan merupakan akumulasi dari Bungkutoko terletak di Kelurahan Bungkutoko
biayabiaya tersebut. Kecamatan Abeli Kota Kendari Provinsi
Biaya transportasi adalah biaya Sulawesi Tenggara. Kelurahan Bungkutoko
transportasi pulang pergi ke kawasan wisata merupakan pulau yang terpisah dari daratan
alam dalam satuan rupiah, sedangkan biaya utama Kota Kendari dan berada di depan Teluk
akomodasi adalah biaya penginapan selama Kendari.
pulang pergi ke kawasan wisata alam dalam Akses untuk mencapai Kawasan Wisata
satuan rupiah. Selanjutnya biaya konsumsi Tracking Mangrove Bungkutoko dapat

42
dilakukan melalui jalur darat karena telah Tracking Mangrove Bungkotoko terbanyak
dihubungkan dengan jembatan yang terletak di adalah dari Kecamatan Kambu yakni 21 orang
keluruhan lapulu dan kelurahan Bungkutoko. atau sekitar 32,6 % dari total responden,
Kawasan ini juga dapat diakses menggunakan sementara itu pengunjung yang berasal dari
moda transportasi laut dari Kota Lama ke Kecamatan Kendari Barat mencapai jumlah
Kelurahan Bungkutoko. terendah yakni hanya 3 orang. Fenomena ini
Pencapaian lokasi Tracking Mangrove disebabkan oleh jarak dan aksesibilitas wilayah
Bungkutoko dapat dilakukan dengan kendaraan dimana Kecamatan Kambu mempunyai jarak
pribadi baik roda empat maupun roda dua yang relatif dekat terhadap obyek wisata
melalui jalur darat. Waktu tempuh rata rata tersebut. Kenyataan ini sejalan dengan
berkisar 20 menit dari wilayah pusat Kota pendapat La Baco (2015), Freeman (1993) dan
Kendari dan 40 sampai 60 menit untuk wilayah Champ (1997) bahwa minat seseorang untuk
terjauh di Kota Kendari. mengunjungi obyek wisata alam ditentukan
Wisata Tracking Mangrove Bungkutoko oleh tingkat pemahaman terhadap jasa
dibangun oleh pemerintah Kota Kendari mulai lingkungan yang disediakan oleh obyek wisata
tahun 2014 dan mulai beroperasi pada awal tertentu, jarak dan ketersediaan moda
tahun 2015. Pengelolaan Kawasan Wisata transportasi dan faktor-faktor sosial ekonomi
Tracking Mangrove Bungkutoko dilakukan lainnya.
melalui kerjasama antara Pemerintah Kota Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kendari dengan warga sekitar yang memiliki rata-rata biaya transportasi responden
lahan di dalam maupun di sekitar kawasan bervariasi masing-masing asal responden. Total
tersebut. biaya transportasi pengunjung dari Kecamatan
Kambu mencapai angka tertinggi yakni Rp.
Biaya Perjalanan (Travel Cost) 525,000 untuk 21 orang responden. Biaya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa transportasi rata-rata pengunjung Tracking
selama kurun waktu 4 (empat) minggu, maka Mangrove Bungkutoko disajikan pada Tabel 2.
pengunjung Kawasan Wisata Tabel 2. Biaya Transportasi Rata-
Tracking rata Responden Pengunjung
Mangrove yang menjadi responden berasal dari Tracking Mangrove Bungkutoko
Kecamatan Mandonga, Kendari Barat, Poasia,
No. Asal Jumlah Total Biaya Rata-rata Biaya
Baruga, Wua-wua, Kambu, dan Kecamatan Pengunjung Responden Transportasi Transportasi
Kadia. Daerah asal dan jumlah responden (orang) (Rp) (Rp/orang)
1. Mandonga 8 3 280.000 35.000
pengunjung Tracking Mangrove Bungkutoko
2. Kendari 9 4 165.000 55.000
disajikan pada Tabel 1. 3. Barat 6 225.000 25.000
4. Poasia 21 140.000 35.000
Tabel 1. Daerah Asal dan Jumlah Responden 5. Baruga 7 180.000 30.000
6. Wua-wua 525.000 25.000
Pengunjung Tracking Mangrove Bungkutoko 245.000
7. Kambu 35.000
No. Asal Jumlah Proporsi Kadia
Pengunjung Responden Terhadap Rata-rata 30.345
(orang) Total (%)
1. Mandonga 8 13,8 Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata
2. Kendari 3 5,2 biaya transportasi responden dari Kecamatan
3. Barat 9 15,5 Kendari Barat mencapai angka tertinggi yakni
4. Poasia 4 6,9 Rp.55.000/orang pengunjung, sedangkan angka
5. Baruga 6 10,3 terendah adalah pengunjung dari Kecamatan
21 Poasia dan Kecamatan Kambu dengan nilai rata-
6. Wua-wua 36,2
rata sebesar Rp.25.000/orang. Angkaangka
7. Kambu 7 12,1
tersebut memperlihatkan perbedaan yang
Kadia
cukup besar. Perbedaan tersebut disebabkan
Total 58 100,0
oleh jarak dan moda transportasi yang
Tabel 1 menunjukkan bahwa selama digunakan untuk mencapai obyek wisata
periode penelitian terdapat 58 orang responden Tracking Mangrove Bungkutoko (Soeparmoko,
yang berasal dari 7 wilayah kecamatan di Kota 1997 dan Soeparmoko, 2006). Jarak tempuh
Kendari. Jumlah responden pengunjung kawasan wisata terjauh berturut-turut adalah

43
Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan alam (Loomis, et al., 1993; Ramdan, Yusran dan
Mandonga dan Kecamatan Kadia. Darusman, 2003). Berdasarkan hal ini maka
Variabel lain yang dihitung adalah perbedaan nilai biaya konsumsi yang
ratarata biaya konsumsi pengunjung dari dikeluarkan oleh pengunjung juga ditentukan
berbagai wilayah di Kota Kendari. Hasil oleh faktor-faktor yang sudah disebutkan
penelitian menunjukkan bahwa biaya konsumsi sebelumnya, sehingga biaya yang dikeluarkan
yang dikeluarkan oleh pengunjung selama juga berbrda-beda.
mengunjungi obyek wisata Tracking Mangrove Lebih lanjut dijelaskan bahwa komponen
Bungkutoko juga berbeda-beda. Biaya biaya perjalanan yang dianalisis adalah biaya
konsumsi rata-rata pengunjung Tracking dokumentasi yakni biaya yang diperlukan untuk
Mangrove Bungkutoko disajikan pada Tabel 3. dokumentasi selama ke kawasan wisata alam
dalam satuan rupiah. Hasil penelitian
Tabel 3. Biaya Konsumsi Rata-rata Responden menunjukkan bahwa biaya dokumentasi yang
Pengunjung Tracking digunakan masing-masing responden cukup
Mangrove bervariasi. Rata-rata biaya dokumentasi
Bungkutoko responden pengunjung obyek wisata Tracking
No. Asal Jumlah Total Rata-rata Mangrove Bungkutoko disajikan pada Tabel 4.
Pengunjun Responden Biaya Biaya
g (orang) Konsumsi Konsumsi Tabel 4. Biaya Dokumentasi Rata-
(Rp) (Rp/orang) rata Responden Pengunjung
1. Mandonga 8 192.000 24.000
Tracking
2. Kendari 3 48.000 16.000
3. Barat 9 198.000 22.000 Mangrove Bungkutoko
4. Poasia 4 64.000 16.000
5. Baruga 6 108.000 18.000 No. Asal Jumlah Total Biaya Rata-rata Biaya
6. Wua-wua 21 252.000 12.000 Pengunjung Responden Dokumentasi Dokumentasi
7. Kambu 7 154.000 22.000 (orang) (Rp) (Rp/orang)
Kadia 1. Mandong 8 120.000 15.000
Rata-rata 17.517 a 3 30.000 10.000
2. Kendari 9 45.000 5.000
3. Barat 4 20.000 5.000
Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata 4. Poasia 6 30.000 5.000
biaya konsumsi yang dikeluarkan 5. Baruga 21 105.000 5.000
6. Wua-wua 7 35.000 5.000
oleh responden pengunjung obyek wisata 7. Kambu
Tracking Kadia
Mangrove Bungkutoko adalah Rp. Rata-rata 6.638

17.517/orang. Nilai tersebut berasal dari nilai


Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah
konsumsi rata-rata masing-masing pengunjung.
biaya yang dikeluarkan oleh responden
Nilai biaya konsumsi rata-rata tertinggi adalah
pengunjung obyek wisata Tracking Mangrove
pengunjung dari Kecamatan Mandonga yakni
Bungkutoko untuk dokumentasi cukup
sebesar Rp.24.000/orang sedangkan biaya
bervariasi yakni berkisar antara Rp.
konsumsi rata-rata terendah adalah pengunjung
5.000/orang sampai Rp. 15.000/orang. Nilai
dari Kecamatan Kambu dengan nilai rata-rata
rata-rata biaya dokumentasi pengunjung adalah
sebesar Rp. 12.000/orang.
Rp. 6.638/orang. Nilai biaya dokumentasi
Lebih lanjut Tabel 3 juga menunjukkan
ratarata tertinggi adalah pengunjung dari
bahwa biaya konsumsi pengunjung dari
Kecamatan Mandonga dengan biaya
kecamatan lainnya juga berbeda dengan
dokumentasi rata-rata sebesar Rp.
angkaangka yang disebutkan sebelumnya. Nilai
15.000/orang, sementara itu biaya dokumentasi
biaya konsumsi pengunjung dari Kecamatan
pengunjung asal Kendari Barat adalah sebesar
Kendari Barat, Poasia, Baruga, Wua-wua dan
Rp. 10.000/orang, sedangkan pengunjung dari
Kecamatan Kadia masing-masing berturut-turut
wilayah lainnya mempunyai biaya perjalanan
sebesar Rp. 16.000/orang, Rp. 22.000/orang,
rata-rata sebesar Rp. 5.000/orang. Nilai biaya
Rp. 16.000/orang, Rp. 18.000/orang dan Rp.
yang dikeluarkan oleh responden
22.000/orang.
mencerminkan nilai kesediaan membayar
Besarnya biaya rata-rata yang
responden terhadap kegiatan dokumentasi yang
dikeluarkan oleh seseorang (individu atau
dipengaruhi oleh kondisi responden dan nilai
kelompok) terhadap sumberdaya alam
jasa yang diberikan oleh tracking mangrove
ditentukan oleh faktor-faktor sosial ekonomi
dan pemahaman individu terhadap sumberdaya

44
kepada pengunjung (Duer, 1960 dalam La Baco, perjalanan responden masing-masing wilayah
2012; Pearce and Moran, 1994). cenderung bervariasi. Rata-rata biaya
Hasil penelitian terhadap variabel biaya perjalanan responden pengunjung obyek wisata
perlengkapan menunjukkan bahwa besaran Tracking Mangrove Bungkutoko disajikan pada
biaya perlengkapan rata-rata responden Tabel 6.
pengunjung obyek wisata Tracking Mangrove Tabel 6. Biaya Perjalanan Rata-rata Responden
Bungkutoko memperlihatkan angka yang cukup Pengunjung Tracking Mangrove
bervariasi. Perbedaan angka-angka tersebut Bungkutoko
mungkin disebabkan oleh perbedaan No. Asal Jumlah Biaya
karakteristik responden. Hasil perhitungan Responden Responden Perjalanan
rata-rata biaya perlengkapan responden (orang) (Rp/orang)
pengunjung Tracking Mangrove Bungkutoko 1. Mandonga 8 127.000
disajikan pada Tabel 5. 2. Kendari 3 9 144.000
Tabel 5. Biaya Perlengkapan Rata-rata 3. Barat 4 6 95.000
Responden Pengunjung Tracking 4. Poasia 21 104.000
5. Baruga 7 111.000
Mangrove Bungkutoko 6. Wua-wua 105.000
7. Kambu 95.000
No. Asal Jumlah Total Biaya Rata-rata Biaya
Pengunjung Responden Perlengkapan Perlengkapan Kadia
(orang) (Rp) (Rp/orang)
Rata-rata 58 107.845
1. Mandonga 8 360.000 45.000
2. Kendari 3 165.000 55.000 Tabel 6 merupakan hasil perhitungan
3. Barat 9 315.000 35.000 nilai biaya perjalanan rata-rata responden yang
4. Poasia 4 160.000 40.000
5. Baruga 6 300.000 50.000 berasal dari masing-masing wilayah yakni
6. Wua-wua 21 1.155.000 55.000 Kecamatan Mandonga, Kendari Barat, Poasia,
7. Kambu 7 175.000 25.000
Baruga, Wua-wua, Kambu dan Kecamatan
Kadia
Rata-rata 45.345 Kadia. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
nilai biaya perjalanan rata-rata responden dari
Tabel 5 menunjukkan bahwa biaya Kecamatan Mandonga adalah Rp.
perlengkapan rata-rata responden pengunjung 127.000/orang, sedangkan biaya perjalanan
obyek wisata Tracking Mangrove Bungkutoko rata-rata responden dari Kecamatan Kendari
adalah Rp. 45.345/orang. Nilai tersebut Barat adalah Rp. 144.000/orang.
merupakan nilai rata-rata biaya perlengkapan Lebih lanjut Tabel 6 juga menjelaskan
responden dari masing-masing wilayah. bahwa biaya perjalanan rata-rata responden
Selanjutnya dijelaskan bahwa biaya yang berasal dari Kecamatan Poasia, Baruga dan
perlengkapan rata-rata responden tertinggi Kecamatan Wua-wua masing-masing berturut-
adalah pengunjung dari Kecamatan Kendari turut sebesar Rp.95.000/orang, Rp.
Barat dan Kecamatan Kendari Barat dan 104.000/orang dan Rp. 111.000/orang.
Kecamatan Kambu dengan nilai rata-rata Ratarata biaya perjalanan responden yang
sebesar Rp. 55.000/orang, sedangkan nilai berasal dari Kecamatan Kambu dan Kecamatan
terendah adalah pengunjung dari Kecamatan Kadia masing-masing berturut-turur sebesar
Kadia yakni Rp. 25.000/orang. Sementara itu Rp. 105.000/orang dan Rp.95.000/orang.
nilai biaya perlengkapan yang dileuarkan oleh Hasil perhitungan menggunakan
pengunjung dari Kecamatan Wua-wua dan persamaan (2) menunjukkan bahwa biaya
Kecamatan Baruga masing-masing sebesar Rp. perjalanan rata-rata pengunjung di obyek
50.000/orang dan Rp. 40.000/orang. Perbedaan wisata Tracking Mangrove Bungkutoko adalah
nilai tersebut disebabkan oleh perbedaan Rp. 107.845/orang. Nilai tersebut
kondisi sosial ekonomi pengunjung dan mencerminkan nilai kesediaan membayar
perbedaan preferensi responden terhadap jasa ratarata pengunjung pada obyek wisata
lingkungan yang tersedia di kawasan wisata Tracking Mangrove Bungkutoko. Besar atau
Tracking Mangrove Bungkutoko (Field, 1994; kecilnya nilai tersebut akan mempengaruhi nilai
Gregory, 1972 dalam La Baco, 2012). ekonomi total obyek wisata Tracking Mangrove
Lebih lanjut dijelaskan bahwa hasil Bungkutoko. Total nilai ekonomi obyek wisata
perhitungan seluruh komponen biaya tersebut tergantung dari jumlah pengunjung,
perjalanan menunjukkan bahwa rata-rata biaya ketersediaan sarana dan prasarama dan kondisi

45
sosial ekonomi masyarakat khususnya La Baco. 2012. Analisis Alternatif Penggunaan
masyarakat Kota Kendari. Lahan untuk Menjamin Ketersediaan
Kenyataan di atas sejalan dengan Sumberdaya Air di Daerah Aliran
pendapat Soeparmoko (1997) dan Soeparmoko Sungai Konaweha Provinsi Sulawesi
(2006) bahwa nilai biaya perjalanan Tenggara. Disertasi Doktor, Sekolah
menggambarkan preferensi seseorang terhadap Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
jasa lingkungan dari sumberdaya alam. Nilai La Baco. 2015. Handout Mata Kuliah: Ekonomi
preferensi terhadap lingkungan tersebut Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
merupakan gambaran kesediaan membayar Jurusan Ilmu Lingkungan Fakultas
(willingness to pay) dari individu atau Kehutanan dan Ilmu Lingkungan
kelompok. Walaupun nilai preferensi tersebut (FHIL), Universitas Haluoleo (Tidak
masih sangat umum, namun dapat dijadikan Diterbitkan).
dasar untuk menentukan penilaian terhadap Loomis, J., T. Brown, B. Lucero, and G.
jasa lingkungan tertentu. Peterson. 1996. Improving Validity
Experiments of Contingent Valuation
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Methods: Results of Efforts to Reduce
Biaya perjalanan rata-rata responden the Disparity of Hypothetical and
dari Kecamatan Mandonga, Kendari Barat, Actual Willingness to Pay. Journal of
Poasia, Baruga, Wua-wua, Kambu dan Land Economics 72(4):450-461.
Kecamatan Kadia Kota Kendari masing-masing Pearce, D., and D. Moran. 1994. The Economic
sebesar Rp. 127.000/orang, Rp. 144.000/orang, Value of Biodiversity. IUCN Earthscan
Rp.95.000/orang, Rp. 104.000/orang, Rp. Publications Ltd. London.
111.000/orang, Rp. 105.000/orang dan Ramdan, H., Yusran, dan D. Darusman. 2003.
Rp.95.000/orang. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Biaya perjalanan rata-rata pengunjung Otonomi Daerah : Perspektif Kebijakan
dari Kecamatan Kendari Barat mencapai angka dan Valuasi Ekonomi. Cetakan
tertinggi yakni Rp. 144.000/orang. Nilai Pertama. Penerbit Alqaprint
ratarata biaya perjalanan pengunjung obyek Jatinangor, Bandung.
wisata Tracking Mangrove Bungkutoko adalah Randal, A. 1987. Resource Economic. John
Rp. Wiley & Sons, Inc.
107.845/orang. New York, Chichester,
Saran Brisbane, Singapore, Toronto.
Nilai ekonomi obyek wisata Tracking Sanim, B. 2005. Handout Mata Kuliah :
Mangrove Bungkutoko dapat dikaji lebih detail Ekonomi Lingkungan dan
agar diperoleh gambaran tentang nilai ekonomi Analisis Kebijakan.
jasa lingkungan obyek wisata tersebut yang Fakultas Ekonomi Manajemen
sesungguhnya. Oleh karena itu diperlukan (FEM), Institut Pertanian Bogor.
penelitian mendalam dengan menggunakan Soeparmoko, M. 1997. Ekonomi Sumberdaya
berbagai metode valuasi. Alam dan Lingkungan
(Suatu
DAFTAR PUSTAKA Pendekatan Teoritis). Edisi Ketiga.
Champ, P.A. 1997. Using Donation Mechanisms Penerbit: BPFE Yogyakarta. Anggota
to Value Nonuse Benefit from Public IKAPI No. 008.
Goods. Journal of Environmental Soeparmoko, M. 2006. Panduan dan Analisis
Economics and Management 33: Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan
155162. Lingkungan (Konsep, Metode
Duerr, A.W. 1960. Fundamental of Forestry Penghitungan dan Aplikasi). Edisi
Economics. McGraw-Hill, Pertama. Penerbit: BPFE Yogyakarta.
Book Anggota IKAPI No. 008.
Company. New York, Toronto, London.
Freeman, A.M. 1993. The Measurement of
Environmental and Resource Value,
Theory and Methods. Washington, D.C.

46
47

Anda mungkin juga menyukai