Anda di halaman 1dari 19

VALUASI EKONOMI BERBASIS JASA LINGKUNGAN DI PERAIRAN

PANTAI PULAU JAWA MENGGUNAKAN TRAVEL COST METHOD

PAPER II

OLEH :
MOCHAMAD ZULHAM ADHI SYAHPUTRA AKTA
NRP: 55195112756

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN


2022
VALUASI EKONOMI BERBASIS JASA LINGKUNGAN DI PERAIRAN
PANTAI PULAU JAWA MENGGUNAKAN TRAVEL COST METHOD

OLEH :
MOCHAMAD ZULHAM ADHI SYAHPUTRA AKTA
NRP: 55195112756

Tugas ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk mengikuti Ujian Akhir Semester V
pada Politeknik Ahli Usaha Perikanan

PROGRAM SARJANA TERAPAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA
PERAIRAN
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Valuasi Ekonomi Berbasis Jasa Lingkungan Di Perairan Pantai Pulau


Jawa Menggunakan Travel Cost Method
Penyusun : Mochamad Zulham Adhi Syahputra Akta
NRP : 55195112756
Program Studi : Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan

Menyetujui,

Heri Triyono, A.Pi., M.Kom

Dosen Pembimbing

Tanggal Pengesahan :
VALUASI EKONOMI BERBASIS JASA LINGKUNGAN DI PERAIRAN
PANTAI PULAU JAWA MENGGUNAKAN TRAVEL COST METHOD

Mochamad Zulham A.S.A.1, Heri Triyono2

Politeknik Ahli Usaha Perikanan


JL. AUP, Jati Padang Pasar Minggu, RT.1/RW.9, Jati Padang,
Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Telepon: 021 7806874 Kode Pos: 12520
E-mail: zulhamasa@gmail.com

ABSTRAK

Industri pariwisata Indonesia memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Selain dapat
meningkatan perekonomian di Indonesia, juga dapat membantu daerah dengan tingkat
potensi wisata alam yang tinggi di Indonesia menjadi mandiri dari sektor ekonomi. Obyek
wisata alam diartikan sebgai suatu sumber daya alam yang di jadikan sebagai barang
publik tanpa harga pasar karena dianggap pemberian tuhan dan dapat dipergunakan tanpa
harus membayar. Analisis karakteristik jasa lingkungan non komersial sumber daya alam
dapat diproyeksikan menjadi daya tarik wisata pantai di Indonesia. Penyusunan paper
dilakukan dengan meriview hasil penelitian dari beberapa sumber literature seperti jurnal
ilmiah yang sesuai dengan topik yang akan menghasilkan satu kesimpulan atau
rekomendasi baru tentang valuasi ekonomi berbasis jasa lingkungan di perairan pantai
Pulau Jawa menggunakan Travel Cost Method. Kabupaten Pangandaran memiliki
destinasi wisata utama yaitu Pantai Batu Karas dengan potensi sumber daya alam yang
menjadi magnet wisatawan. Variabel biaya perjalanan menunjukkan hasil bahwa jarak
yang ditempuh serta lama kunjungan berpengaruh signifikan terhadap taraf kunjungan
wisatawan. Permintaan wisata Pantai Baru Karas sesuai biaya perjalanan yaitu Y = 1.766
– 0.000001887 X1 ketika Y merupakan taraf kunjungan serta X1 ialah biaya perjalanan.
Kapasitas nilai ekonomi objek wisata Pantai Batu Karas mencapai Rp 86,571,960,874.00
per tahun dengan taraf pemanfaatan nyata yaitu sebesar Rp 54,648,575,495.00 per tahun
(63% dari total potensi ekonomi yang tersedia) dengan nilai surplus konsumen sebesar
Rp 566,183.00.

KATA KUNCI: Indonesia, Valuasi Ekonomi, Objek Wisata, Biaya Perjalanan.

PENDAHULUAN retribusi parkir, pajak daerah, devisa dari


kunjungan wisatwan lokal maupun
Sektor pariwisata merupakan manca negara serta pertumbuhan
salah satu industri besar yang UMKM ekonomi yang menunjang
menyumbang 9,5% dari PDB global. kegiatan tersebut (Furohmah and
PDB didapat dari sumbangan sektor Setyadharma 2018). Rencana Induk
pariwisata yang bersumber pada
Pembangunan Pariwisata Nasional lingkungan khas untuk penggunaan
2010-2025 dalam PP No. 50 Tahun 2011 umum. Definisi dari barang publik, yaitu
sebagai regulasi yang mengatur sebagai suatu barang yang tidak
pertumbuhan sektor pariwisata di dikonsumsi, dapat didayagunakan, dan
Indonesia. Selain itu, Kementrian non-saingan (Rosminiati, Syahnur, and
Pariwisata Indonesia menargetkan pada Hamzah 2019).
2019 kunjungan wisatawan manca
negara sebanyak 20 juta kunjungan Barang umum biasanya tersedia
(Sugiharti, Islami, and Nurcahaya 2019). secara gratis atau berbayar. Model yang
Potensi wisata bahari dan budaya, meminimalkan permintaan pasar tidak
dapat diperkirakan nilainya. Metode
termasuk didalamnya kearifan lokal
pengukuran nilai non-pasar yang biasa
menjadi bagian jiwa dari diversitas
diaplikasikan oleh para ekonom
budaya yang menjadi potensi dan
lingkungan memiliki dua kategori, yaitu
prioritas utama dari industri pariwisata.
Ekspansi sektor pariwisata yang preferensi dan pengungkapan teknis
dilakukan sudah sesuai dengan pokok preferensi (Saptutyningsih and Ningrum
pembangunan pariwisata berkelanjutan 2017). Preferensi yang dinyatakan
menurut Kementrian Pariwisata sebagai teknologi perkiraan nilai alokasi
individu dengan memasok barang-
Indonesia.
barang non-pasar langsung.
Penurunan kualitas wilayah
pesisir di Indonesia yang sangat parah Pendekatan prosedur Travel Cost
Method (TCM) serta Contingent
terjadi karena aktivitas eksploitasi
Valuation Method (CVM) guna
perairan ataupun wilayah pesisir secara
mengetahui nilai WTP (Willingness To
berlebihan yang menyebabkan
Pay) yang diberikan demi
menurunnya guna serta utilitas area
dalam menyediakan bermacam jasa pengembangan wisata serta menghitung
lingkungan untuk aktivitas Total Economic Value (TEV) (Ismawati,
pembangunan, kehidupan, dan daya Subiyanto, and Amarrrohman 2019).
tahan ekosistem tersebut (Drakel 2021). Contingent Valuation Method disebut
metode penilaian dominan sedangkan
Menimbang besarnya potensi pariwisata
pendekatan Travel Cost Method adalah
Indonesia terutama wisata laut dan
konsep preferensi terungkap dalam
budaya sosialnya, dalam rangka
menetapkan nilai beban perjalanan
melestarikan keberadaan kedua potensi
tersebut serta membangun pariwisata seseorang untuk memanfaatkan barang
yang berkelanjutan. Memasukkan publik.
kearifan lokal sebagai salah satu Aturan pembayaran jasa
pengembangan pariwisata bahari dapat lingkungan seseorang yang
menjadi salah satu upaya alternatif. menggunakan manfaat dari jasa
Para pengamat lingkungan lingkungan tersebut menghasilkan suatu
menggunakan teknik penilaian non- nilai ekonomi. Beneficiary pays atau
pasar untuk mengevaluasi produk individu yang merasakan manfaat yang
membayar menjadi dasar penentuan dikatakan sebagai perlengkapan
teori ekonomi. Pembayaran jasa ekonomi (economic tool) yang
lingkungan diartikan suatu sistem yang diaplikasikan dengan prosedur evaluasi
dipergunakan untuk memulihkan dan tertentu guna menduga nilai ekonomi
melestarikan ketersediaan barang dan dari benda ataupun jasa yang dihasilkan
jasa lingkungan yang sustainable dan oleh suatu ekosistem (Zamdial et al.
menguntungkan dalam perlindungan 2019). Bersumber pada pemikiran
jangka panjang. Penurunan nilai neoklasikal yaitu pengukuran nilai
lingkungan disebabkan seiring menurun, seseorang terhadap barang dan jasa
rusak, dan hilangnya barang dan jasa dari merupakan jarak sentral hasrat
lingkungan (Kurniasih et al. 2020). membayar (Willingness To Pay = WTP),
Pengambilan keputusan didapat dari beban biaya yang didapat guna
informasi pengelolaan sumber daya yang menyediakan benda serta jasa tersebut.
memberikan manfaat ekonomi serta
sustainable secara lingkungan menjadi 2. Teknik Valuasi Ekonomi
salah satu manfaat yang bisa diperoleh Teknik valuasi ekonomi yang di
dari berbagai nilai jasa lingkungan gunakan dibedakan jadi dua, yaitu:
(Panjaitan, Saputra, and Rudiyanti
2019a). 1. Travel Cost Method
Travel Cost Method dikenal sebagai
METODELOGI metode tertua yang diaplikasikan dalam
Metode penyusunan paper ini menaksir non-exclusive value. Konsep
dilakukan dengan mereview hasil valuasi ini merupakan ide yang
penelitian dari beberapa sumber literatur dikembangkan pada tahun 1931 oleh
seperti jurnal ilmiah yang sesuai dengan Harold Hotelling dan dipublikasikan
tahun 1966 oleh Jack Clawson dan
topik yang akan menghasilkan satu
Marion Knetsch (Tsabiq, Subiyanto, and
kesimpulan atau rekomendasi baru
Amarrohman 2018). Konsep biaya
mengenai valuasi ekonomi berbasis jasa
perjalanan diartikan sebagai teknik
lingkungan di perairan pantai Pulau Jawa
menerapkan metode Travel Cost umum yang diaplikasikan untuk
Method. menaksir nilai wisata pada area terbuka
(outdoor recrational value) dari suatu
HASIL DAN PEMBAHASAN zona wisata (Lalenoh et al. 2021).

1. Valuasi Ekonomi Metode ini merupakan biaya


yang dibebankan untuk dibayarkan oleh
Valuasi ekonomi merupakan seseorang untuk berkunjung ke kawasan
teknik pemberian nilai terukur untuk rekreasi yang dituju terhadap benda
suatu benda serta jasa yang didapat dari ataupun jasa yang tidak memiliki non-
suatu ekosistem baik berupa market market value dengan pendugaan secara
value ataupun non-market value tidak langsung (Hardiyanti and Subari
(Hillary, Ekowati, and Setiawan 2019). 2020). Dengan asumsi, bentuk
Evaluasi ekonomi sumberdaya alam
pengeluaran berupa beban biaya bersumber dari sumber daya alam, dan
perjalanan serta waktu untuk berkunjung lingkungan hidup. Sedangkan nilai
ke suatu kawasan wisata menjadi ekonomi kawasan atau total ekonomi
tanggungan pengunjung dalam bentuk sumber daya dipecah menjadi dua, yaitu
biaya ekonomi. use value dan non-use value
(Pramudyono, Soebiyanto, dan
2. Contingent Valuation Method Amarrohman 2017).
Contingent Valuation Method
Pemaparan nilai ekologis
dipergunakan untuk menaksir nilai
sumber daya serta daerah yang tidak ekosistem dalam bentuk matriks untuk
dimanfaatkan atau disebut nilai selanjutnya di terjemahkan dengan
keberadaan (exsistence value) (Budi bentuk bahasa ekonomi dengan
Setyawan, Fahrudin, and Adi Susanto menaksir besaran financial barang serta
2020). Penerapan dilakukan dengan cara jasa serta posisi acuh tak acuh terhadap
mewawancarai secara langsung perubahan eksogen. Ekosistem utama
masyarakat yang bermukim di sekitar
yang terletak di suatu kawasan pesisir
obyek tentang nilai yang mereka
tetapkan untuk komoditas non market dapat dijadikan sebagai nilai ekologi
seperti barang dan lingkungan. kawasan tersebut (Ramadhan,
Suryawati, and Koeshendrajana 2017).
Secara singkat hal ini ditujukan Perubahan ini dapat terjadi karena
untuk memperoleh pendugaan
adanya perubahan harga, seperti imbas
keterkaitan antara WTP (nilai
keberadaan sumber daya) dengan ciri dari kelangkaan sumber daya atau karena
karakter responden. Kesediaan untuk transformasi mutu sumber daya. Oleh
membayar juga bisa diartikan sebagai karena itu, persepsi kesediaan untuk
angka maksimum yang bersedia membayar memiliki kaitan yang kuat
dikeluarkan individu guna menjauhi dengan konsep variasi kompensasi dan
terbentuknya degradasi mutu sumber variasi setara dalam teori permintaan.
daya alam dan lingkungan (Suryawati et
al. 2019). Willingness To Pay diartikan
standar pengukuran serta manfaat
3. Konsep Penilaian Ekonomi ekonomi, dengan kata lain hasrat
Kawasan membayar jumlah maksimum individu
untuk membayar, pengorbanan atau
Nilai ekonomi diartikan ukuran
pertukaran untuk memperoleh manfaat
maksimum nilai tukar yang rela
ataupun menghindari kerugiaan (D. K.
dikorbankan individu dalam bentuk
Putri, Subiyanto, and Awaluddin 2017).
suatu barang maupun jasa yang
selanjutnya ditukar kembali dengan Willingness To Pay berbeda
barang dan jasa lainnya (Khairunnisa, dengan Willingness To Accept, selain itu
Kusumastanto, and Fahrudin 2017). persepsi Willingness To Pay dan
Dengan kata lain kerelaan seseorang Willingness To Accept juga berbeda
untuk memberi kompensasi (Willingness dalam hubungan kurva permintaan serta
To Pay) atas benda dan jasa yang pendapatan. Konsep Willingness To Pay
mempunyai korelasi terhadap kurva characteristic) meliputi usia,
permintaan, sedangkan Willingness To pendidikan serta tingkat pemasukan,
Accept berhubungan erat dengan kurva (b) Ciri tingkah laku (behavioral
pendapatan (Rahmatika, Kusumastanto, characteristic) meliputi motivasi,
and Sadelie 2017). perilaku serta minat turis. Dengan
memperoleh profil wisatawan
Pendapatan merupakan faktor memudahkan untuk penetapan
kemampuan membayar (purchasing rekomendasi objek wisata (Fauzi,
power) utama dalam memastikan pilihan Rahmatulloh, and Nurachman 2021).
untuk pemanfaatan suatu barang dan jasa 2. Uraian dalam perjalanan ekspedisi
(Pancawati, Saifullah, and Indaryanto (travel awareness) yang meliputi data
2016). Pendapatan setiap individu tentang wilayah tujuan wisata serta
memiliki pengaruh yang cukup
ketersediaan sarana dan
signifikan terhadap intensitas pelayanannya.
kunjungan. Semakin besar pendapatan 3. Ciri perjalanan ekspedisi (trip
seseorang semakin besar juga tingkat features) yang meliputi jarak, waktu
kebutuhan untuk berlibur (Wairo, tinggal di wilayah tujuan, biaya dan
Pellokila, and Gimin, n.d.). waktu ekspedisi.
Selain itu pengukuran juga dapat 4. Sumber daya dan ciri wilayah tujuan
di ukur dari banyak faktor, yaitu besaran (resources and characteristic of
yang wajib diberi ganti rugi oleh suatu destination). Kualitas fasilitas
kelompok terhadap degradasi suatu berpengaruh secara signifikan
barang maupun jasa yang dihasilkan terhadap nilai biaya perjalanan
sumber daya serta lingkungan. (Marwulandari, Saputra, and Solichin
Rekomendasi perjalanan menjadi faktor 2019). Seperti keadaan lingkungan,
yang berpengaruh penting dalam upaya kualitas dan ketersediaan akomodasi
pengembangan pariwisata agar dapat jasa, jenis atraksi dan sebagainya.
dikembangkan secara optimal (Ananda Keragaman variasi pada ukuran
and Koswara 2018). Beberapa faktor Willingness To Pay, umumnya
primer yang bisa di jadikan rekomendasi dibutuhkan sampel yang besar. Standar
perjalanan wisata diantaranya: eror (error statistic standar) dari
1. Profil turis (tourist profile), profil Willingness To Pay ialah WTPse = σ/n
turis memiliki pengaruh besar ataupun deviasi standar dibagi akar
terhadap biaya kunjungan dan sampel. Oleh karena itu, pentingnya
intensitas kunjungan. Setiap individu menambah jumlah sampel untuk
memiliki karakteristik objek wisata meminimalisir kesalahan statistic
sendiri untuk dikunjungi (Handayani, (Lalenoh et al. 2021).
Warningsih, and Bathara 2021). Mempertimbangkan parameter sampel
Terdapat dua kategori profil sangat penting karena dua alasan.
wisatawan, ialah: (a) Ciri sosial Pertama, ketepatan perkiraan sangat
ekonomi turis (sosio-economic penting untuk pengkajian kebijakan.
Pertimbangan dengan margin of error 1. Zonal Travel Cost
yang besar kurang dapat diandalkan. Konsep dasarnya
Kedua, akurasi data statistik memaksimalkan pemanfaatan data
mengganggu kemampuan untuk melihat sekunder, dengan penggunaan data
variasi antara nilai dugaan, yang primer minimum dari wisatawan.
nantinya akan memperumit proses Memanfaatkan informasi data
verifikasi (Saptutyningsih and Ningrum wisatawan dari berbagai lokasi yang
2017). memiliki perbedaan jarak lalu di bagi
dalam lingkaran konsentris yang masuk
4. Konsep Travel Cost Method (TCM) akal (W. Putri 2019).
Travel Cost Method 2. Individual Travel Cost
diaplikasikan untuk mengkaji Mengumpulkan data lebih
permintaan terhadap outdoor recreation, spesifik dari wisatwan. Pendekatan
contohnya; memancing, berburu, utilitas acak, dengan memanfaatkan data
mendaki, dan aktivitas lainnya. Umumya survey dan data lainnya, dengan metode
metode pendekatan Travel Cost Method statistic yang lebih kompleks.
di aplikasikan dalam hal analisis dna Memanfaatkan data nilai beban yang
perhitungan terhadap besarnya dibayarkan oleh setiap wisatwan dalam
permintaan wisata dan lainnya. Nilai bentuk biaya perjalanan (Hillary,
beban yang di keluarkan oleh konsumen Ekowati, and Setiawan 2019).
dapat ditafsir sebagai nilai kompensasi
yang diberikan konsumen terhadap 5. Karakteristik Pantai Di Indonesia
lingkungan dan sumberdaya alam (Sari
Kepulauan Indonesia memiliki
2021). tata letak georgrafis yang dihimpit dua
Dua asumsi pengambilan metode bedua dan dua samudera menghasilkan
Travel Cost, yaitu: keunikan tersendiri karena dipengaruhi
gerakan monsoon dari Benua Asia ke
1. Lokasi memiliki magnet Australia dan sebaliknya (As-syakur et
tersendiri bagi wisatawan sebagai area al. 2016). Dataran rendah berada di
rekreasi. Tidak tersedianya spesies bagian pesisir bagian utara Pulau Jawa
langka atau kekhasan lain yang dapat dengan banyak delta yang dimiliki.
menyebabkan non-use value significant. Berbeda dengan pesisir bagaian selatan
2. Biaya perlindungan lokasi yang Pulau Jawa yang didominasi dengan
dikeluarkan untuk pemugaran relatif selingan pantai pasir, bertebing dan
murah. Sehingga penggunaan metode curam (Setyawan 2017). Wilayah
seperti Travel Cost Method menjadi pesisir Indonesia dianugrahi oleh
sangat menarik. tingginya produktivitas ekosistem
hayati seperti lamun, estuari, mangrove,
Terdapat beberapa pendekatan
dan terumbu karang, serta memiliki
masalah menggunakan variasi Travel
potensi pengembangan yang cukup
Cost Method, yaitu:
besar. Selain itu, daerah pesisir juga
memiliki nilai jasa lingkungan dengan besar menghasilkan kerusakan terhadap
nilai ekonomi yang mumpuni. perubahan ekowisata mangrove jika
tinggi muka air laut mengalami
Intesitas kenaikan muka laut kenaikan dengan pengukuran angka
yang kian meningkat tiap harinya Mean Sea Level (MSL) (Anurogo et al.
menjadi ancaman potensial bagi 2018).
kehidupan di wilayah pesisir
(Wahyudin 2020). Dampak nyata dari Beberapa kota besar yang
perubahan iklim adalah terjadi kenaikan terdapat di Indonesia terletak di daerah
permukaan laut. Mekanisme naiknya pesisir, yang dialifungsikan sebagai
permukaan air laut terbagi menjadi dua. tempat pemukiman, wilayah ekonomi,
Pertama, Fluktuasi suhu pada laut yang transportasi, pengembangan industri
menyebabkan pengembangan air laut dan banyak sektor lainnya. Dengan
yang menempati lebih banyak cekungan perkiraan 60% poupulasi penduduk dan
samudra. Mekanisme kedua adalah 80% lokasi industri terdapat di wilayah
penambahan air laut akibat meluruhnya pantai. Kehadiran ekowisata pantai
es di Kutub Utara (Wahyudin 2020). dalam pembangunan harus memberikan
Dampak negatifnya antara lain fluktuasi dampak yang positif (Isdarmanto and
frekuensi banjir, perembesan air laut, Soebyanto 2018). Sehingga melakukan
erosi pantai, dll. identifikasi dan menghitung nilai
ekonomi merupakan salah perencanaan
Perairan Indonesia terletak di yang penting dalam melakukan
daerah tropis yang menyebabkan suhu pencegahan guna menjaga keberadaan
permukaan yang relatif tinggi mulai dari
ekosistem tersebut (Rahman and
26oC hingga 30oC hampir sepanjang Risamasu 2020).
tahun. Dua sifat tadi menyebabkan
pembeda alami permanen antara lapisan 6. Nilai Ekonomi Wisata Pantai
permukaan dengan lapisan di a. Pantai Batu Karas, Kabupaten
bawahnya. Banyak faktor yang Pangandaran, Jawa Barat
memberi dampak seperti pasang surut,
angin, kecuraman tekanan atau gaya Model aplikasi objek wisata
coriolis, memberikan dampak terhadap didapat melalui analisis regresi untung
kekuatan dan arah arus terpaut terhadap mencari margin penikmat jasa. Nilai dari
jenis perairan (pesisir atau lautan margin penikmat jasa dihitung dengan
perhitungan integral terhadap beban
terbuka) dan kondisi geografis
biaya minimum yang dikeluarkan
(Yamanaka 2016).
sebagai batas bawah dan beban
Jenis pasang surut dipengaruhi maksimum yang dikeluarkan
kerapatan pasang naik dan surut setiap pengunjung sebagai batas atas saat
harinya. Pasang surut juga mengambil melakukan rekreasi menuju Pantai Batu
peran dalam memberikan dampak Karas. Output dari peninjauan yang
negatif terhadap wilayah peisisir. didapat bahwa biaya terendah yang
Dampak pasang surut akan semakin dikeluarkan sebesar Rp 50,000.00 dan
biaya tertinggi yang digunakan sebesar sebesar Rp. 54,648,575,495.00 per tahun
Rp 500,000.00 sehigga didapat rumus setara dengan 63% dari total potensi nilai
integral selaku berikut: ekonomi yang tersedia (Zulpikar et al.
500.000
2017b).
SK=∫50.000 1,776 − 0,000001887 𝑥 𝑑𝑥
Peningkatan pendapatan
Nilai surplus konsumen dari hasil masyarakat setempat menjadi impact
perhitungan integral didapat Rp positif yang dihasilkan dari industri
566,183.00 terhadap setiap wisatwan pariwisata Pantai Batu Karas.
dalam hitungan satu tahun. Rata-rata Pendapatan di dapat baik secara
taraf wisatawan yang berkunjung dengan langsung maupun tidak langsung,
jangka waktu satu tahun terakhir (12 dengan cara membuka lapangan
bulan) diketahui sebanyak 1.58 kali, pekerjaan dengan menyewakan sarana
maka dari itu nilai surplus konsumen penunjang seperti perahu, alat renang,
setiap individu menjadi Rp 311,734.00 toilet dan jasa akomodasi yang di
dalam hitungan satu tahun. butuhkan untuk kegiatan rekerasi. Untuk
meningkatkan kenyamanan pengunjung,
Nilai ini lebih tinggi dari biaya
pemerintah daerah perlu pengelolaan
asli rata-rata yang pengunjung keluarkan
yang terpadu serata peremajaan dan
yaitu hanya sebesar Rp 196,782.00
peningkatan fasilitas. Dengan kenaikan
setiap individu dalam hitungan satu
jumlah turis yang berkunjung dapat
tahun. Perbandingan terhadap kedua
membagikan subsidi serta impact positif
nilai tersebut dapat dikatakan bahwa
terhadap pemasukan regional dan
utilitas jasa lingkungan yang dirasakan
kenaikan taraf ekonomi masyarakat
oleh pengunjung lebih besar daripada
sekitar di Kabupaten Pangandaran
beban bayaran yang dibayarkan.
(Zulpikar et al. 2017a).
Bayaran yang dibebankan setiap orang
dalam mendatangi suatu zona wisata b. Pantai Karang Jahe, Kabupaten
mencerminkan batas dasar kesediaan Rembang, Jawa Tengah
seseorang guna tiba ke suatu zona
wisata. Fungsi permintaan yang
dihasilkan adalah:
Perhitungan dengan mengalikan
angka margin pengguna jasa dengan Jumlah Kunjungan = 6,770 –
total pelancong yang singgah dalam 0,00001385 Biaya – 0,0000002649
jangka waktu tertentu dapat Pendapatan + 0,019 Usia – 0,058 Jarak
menghasilkan nilai potensi ekonomi – 0,176 Pendidikan + e.
wisata (Zulpikar et al. 2017a). Pada Model analisis regresi dalam
tahun 2015 tercatat 277,711 orang permintaan wisata diaplikasikan dalam
wisatawan yang berlibur di Pantai Batu perhitungan surplus konsumen. Nilai
Karas, dengan nilai potensi ekonomi tersebut didapat dengan perhitungan
mencapai Rp. 86,571,960,874.00. integral dengan biaya terendah yang
Sedangkan nilai ekonomi aktual wisata dikeluarkan oleh pengunjung sebagai
batas minimum dan biaya tertinggi yang Kemudian untuk mencari nilai
dikeluarkan pengunjung sebagai batas ekonomi intangible, dengan mengalikan
maksimum. Berdasarkan hasil riset nilai surplus konsumen per individu
diperoleh bahwa biaya terendah yang dengan total wisatawan dalam negeri
dikeluarkan sebesar Rp 15.000,- dan dalam perhitungan per-tahun sebesar
bayaran maksimum sebanyak Rp 634.627 wisatawan, sehingga diperoleh
275.000,- sehingga didapatkan rumus nilai ekonomi potensial wisata Pantai
integral sebagai berikut: Karangjahe sebesar Rp
275.000
305.720.768.951,-/tahun (634.627 x
SK=∫15.000 6,770 − 0,00001385 𝑥 𝑑𝑥 481.733) . Sebaliknya nilai ekonomi
aktual wisata diperoleh sebesar Rp
Nilai surplus didapati dalam hasil
26.410.002.605,-/tahun (634.627 x
perhitungan integral sebesar Rp
41.615). setara dengan 8,6 % dari total
1.238.055,- per individu dalam satu
potensi nilai ekonomi yang tersedia
tahun. Dalam penelitian (Zulpikar et al.
(Panjaitan, Saputra, and Rudiyanti
2018) didapatkan Rp. 566,183.00 per
2019a).
individu per tahun sebagai nilai surplus
konsumen untuk objek wisata dengan c. Pantai Wediombo, Kabupaten
karakteristik yang sama yaitu Pantai Gunungkidul, Yogyakarta
Batu Karas di Kabupaten Pangandaran.
Dengan rata-rata tingkat kunjungan Esstimasi nilai ekonomi objek
wisatawan sebanyak 2,57 kali dalam wisata Pantai Wediombo dengan
dekade satu tahun terakhir dengan pendekatan upah ekspedisi (Travel
demikian terjadi perubahan nilai surplus Cost) yang dibayarkan oleh pengunjung
konsumen menjadi Rp 481.733 per dalam satu kali kunjungan. Nilai
wisatawan dalam satu kali kunjungan. ekonomi Pantai Wediombo berdasarkan
Tingginya nilai tersebut melampaui hasil penelitian didapat sebesar
rata-rata biaya aktual yang dibayarkan Rp.52.787.622.096,-/tahun. Dengan
sebesar Rp 41.615,- per wisatawan total pendapatan yang didapat pengelola
dalam satu kali kunjungan. sebesar Rp.1.267.130.000,- berasal dari
Perbandingan kedua nilai tersebut retribusi tiket masuk sebesar Rp.5.000,-
menghasilkan simpulan bahwa para /orang. Dengan demikian perolehan
turis memperoles utilitas jasa nilai total pendapatan yang diperoleh
lingkungan yang lebih besar daripada pengelola dikatakan melampaui sasaran
kompensasi yang dibayarkan (Zulpikar yang diperkirakan pertahun dengan
et al. 2017a). Bayaran yang rela besaran Rp.1.140.417.000,-.
dibayarkan pengunjung dalam Masing-masing kawasan wisata
mengunjungi suatu kawasan wisata memiliki nilai beban perjalanan yang
mencerminkan batasan minimum berbeda. Jarak objek wisata, sarana dan
kerelaan pengunjung guna berkunjung prasarana yang tersedia, aksesbilitas
ke kawasan wisata (Pramudyono, menuju lokasi, dan juga keindahan alam
Soebiyanto, and Amarrohman 2017). yang ditawarkan objek wisata
merupakan faktor yang berpengaruh menggunakan transportasi pribadi
terhadap nilai biaya perjalanan. dengan rombongan yang terdiri dari 5
Menurut (Khoirudin and Khasanah orang lebih berbanding terbalik dengan
2018) dalam hasil penelitian taksiran wisatawan berasal dari Surabaya.
nilai ekonomi di Pantai Parangtritis
dinyatakan nilai rata-rata ekonomi Pemilihan model transportasi
sebesar Rp14.605.101.491/tahun. seperti umum dan pribadi serta banyak
individu didalam rombongan wisata
Beban transportasi dalam memiliki pengaruh terhadap biaya
analisisa nilai upah perjalanan dikatakan perjalanan dengan asumsi banyaknya
sebagai biaya terebesar yang di individu dalam satu rombongan
keluarkan pengunjung. Berbagai alat wisatawan sehingga memberikan
transportasi sebagai akomodasi para asumsi mengecilnya upah perjalanan
pengunjung untuk mencapai lokasi yang dikeluarkan (Panjaitan, Saputra,
dengan perbandingan, pengunjung and Rudiyanti 2019a).
dengan alat transportasi roda dua
d. Pantai Sawarna, Kabupaten Lebak,
memiliki beban perjalanan relatif kecil
Banten
dibandingkan pengunjung dengan alat
transportasi roda empat (mobil, bus, dan Penggunaan Individual Travel
lainnya) (Panjaitan, Saputra, and Cost Method dalam analisis beban
Rudiyanti 2019b). perjalanan menggunaan informasi
Beban perjalanan yang harus primer yang didapat dari wawancara
dikeluarkan meliputi karcis, uang terhadap wisatawan digunakan sebagai
parkir, konsumsi, dokumentasi, nilai WTP, sehingga didapat nilai rata-
transportasi berupa bensin dan rata WTP dari semua responden sebesar
Rp. 93.672. Untuk menghitung nilai
kebutuhan lainnya. Oleh karena itu
WTP tersebut dengan menghitung rata-
biaya transportasi dikatakan sebagai
rata biaya yang pengeluaran dengan
beban perjalnan dengan nilai terbesar
jumlah 156 responden.
dan memiliki pengaruh terhadap
besaran nilai jumlah beaban perjalanan. Nilai ekonomi = jumlah pengunjung
Hasil rerata biaya perjalanan diukur dari dalam setahun x WTP
daerah asal wisatawan, didapat bahwa
𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
wisatawan yang berasal dari wilayah = 71.767 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑥 Rp. 93.672
Surabaya memiliki biaya perjalanan
tertinggi sedangkan wisawatan dari = 6.722.558.424 / tahun
wilayah Karanganyar memiliki biaya
Nilai ekonomi yang didapatkan
terendah. Dengan perbandingan
di Pantai Sawarna Rp. 6.722.558.424.
wisatawan dari Jakarta membayarkan
Perhitungan nilai ini diperoleh oleh
biaya perjalanan yang lebih kecil
pihak pegelola Pantai Sawarna dalam
dibandingkan wisatawan dari Surabaya,
satu tahun.
dikarenakan efisiensi biaya perjalanan
wisatawan dari Jakarta dengan
Surplus konsumen yang didapat terdahap variabel Y, sehingga dikatakan
dari hasil perhitungan sebesar Rp. gagal membuktikan ketertarikan.
71.956 per wisatawan, dengan nilai
Hasil analisa regresi mampu
surplus konsumen pertahun Pantai
dijadikan sebagai acuan terhadap
Sawarna berada pada angka Rp.
5.164.066.252.- (Armadinata and peningkatan taraf kualitas fasilitas
Pharmawati 2019a). Pengembangan pariwisata terutama di Pantai Sawarna.
kualitas fasilitas serta pengelolaan Pemilihan variabel bebas yang memiliki
oprasional di objek wisata Pantai signifikansi terhadap variable terikat.
Sawarna dapat menggunakan angka Variabel jarak yang di tempuh, usia, dan
jenis kendaraan serta fasilitas pariwisata
nilai surplus konsumen sebagai
sebagai magnet penarik wisatwan
acuannya.
terhadap variabel lain yang memiliki
Stardar eror yang digunkan pengaruh signifikan. Peningkatan
adalah 8% dengan nilai α=0,08. Apabila wisatawan sesuai target yang telah
nilai sig variabel bebas kurang atau ditetapkan dengan hasil peningkatan
berada dibawah nilai α maka dapat nilai WTP sehingga mempercepat biaya
dikatakan variabel bebas (X) memiliki pendapatan untuk pengembangan aspek
pengaruh terhaddap variabel terikat (Y). lingkungan (Armadinata and
Penetapan perbandingan variabel terkait Pharmawati 2019b).
terhadap hipotesa, hasil positif
ditunjukkan nilai B yang berarti e. Pantai Sigandu, Kabupaten Batang,
Jawa Tengah
berbanding lurus dengan hipotesa.
Apabila ditunjukkan hasil negatif maka Berdasarkan hasil analisis
nilai B berbanding terbalik terhadap menunjukkan bahwa estimasi nilai
hipotesa. Variabel jenis kendaraan, jarak ekonomi obejk wisata Pantai Sigandu
tempuh, dan usia dikatakan memiliki dengan metode biaya perjalanan yaitu
pengaruh yang signifikan terhadap nilai sebesar Rp. 31.038.289.140,00 per
WTP yang didapat dari hasil analisa tahun dengan biaya rata-rata Rp.
regresi. 120.140,00 per individu (Hanifah,
Prinsip signifikansi merupakan Solichin, and Ain 2019a). Berdasarkan
tujuan yang dicari dalam pengujian daerah asal, biaya perjalanan yang
hipotesis. Siginifikansi atau eror rate dikeluarkan oleh wisatawan dari dalam
wilayah Kabupaten Batang sebesar Rp.
merupakan hasil yang diperoleh dalam
9.620.939.570,00 per tahun, dengan
analisis sampel penelitian. Penaksiran
biaya rata-rata sebesar Rp. 71.615,00,
ukuran populasi didapatkan dari data
sedangkan dari luar wilayah Kabupaten
yang diperoleh lalu dikumpulkan dari
parameter sampel. Pembuktian Batang sebesar Rp. 21. 417.256.564,00
ketertarikan terhadap variabel X dan Y per tahun dengan biaya rata-rata sebesar
dapat di katakan tidak signifikan bila Rp. 172.708,00 per individu, dimana
variabel X tidak memiliki pengaruh biaya perjalanan yang paling besar
terdapat pada biaya konsumsi dan biaya
transportasi. Hal ini menunjukkan kunjungan wisata. (Hanifah, Solichin,
bahwa beban perjalanan dalam besaran and Ain 2019b).
angka yang dikeluarkan oleh
KESIMPULAN
pengunjung dipengaruhi oleh jarak dari
tempat asal menuju tempat wisata, Valuasi ekonomi adalah metode
sehingga berpengaruh terhadap penilaian kuantitatif baik atas market
besarnya biaya transportasi yang value ataupun non market value terhadap
dibutuhkan (Khoirudin and Khasanah manfaat dari sumber daya alam berupa
2018). barang maupun jasa. Valuasi ekonomi
Terdapat dua hal yang merupakan bagian Willingnes To Pay
berpengaruh terhadap nilai biaya atau kesedian individu untuk
perjalanan antara lain jarak asal mengeluarkan beban biaya sebagai
pengunjung menuju tempat wisata dan kompensasi terhadap lingkungan yang
diambil manfaatnya untuk menghindari
jumlah wisatawan yang berkunjung.
penurunan manfaat serta peningkatan
Semakin jauh jarak daerah asal menuju
pengelolaan yang berkelanjutan dari
wisata maka semakin berat beban yang
lingkungan tersebut.
harus ditanggung dan juga sebaliknya.
Menurut (Saptutyningsih and Ningrum Beberapa faktor seperti jarak,
2017) bahwa waktu serta beban biaya lama kunjungan, beban biaya memiliki
dalam perjalanan memilki hubungan pengaruh signifikan terhadap tingkat
terhadap jarak dari tempat awal ke kunjungan wisata. Tingkat kunjungan
tempat tujuan lalu kembali pulang. Bila tidak berpengaruh signifikan terhadap
waktu dan beban biaya dapat faktor banyak anggota kelompok
diminimalisirkan, dapat mempengaruhi wisatawan, tingkat pendidikan,
terhadap tingkat frekuensi kunjungan. pendapatan serta usia. Semakin besar
pendapatan yang dimiliki seseorang
Tingginya penolakan terhadap
maka kebutuhan akan liburan semakin
kunjungan objek wisata disebabkan
besar. Karakteristik objek wisata
pengaruh tingginya jarak ekonomi,
dampaknya menurunnya tingkat berpengaruh terhadap tingkat kunjungan
permintaan. Waktu serta beban yang karena setiap individu memiliki
diberatkan dalam perjalanan dari lokasi karakteristik masing-masing terhadap
awal menuju lokasi tujuan lalu kembali objek wisata yang ingin dikunjungi.
pulang berkaitan erat dengan jarak DAFTAR PUSTAKA
perjalanan. Kenaikan terhadap
permintaan dapat terjadi apabila waktu Ananda, Faricha Astri, and Arwi Yudhi
dan biaya perjalanan dapat lebih di Koswara. 2018. “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Integrasi
minimalisir. Akan tetapi tergantung
Daya Tarik Wisata (DTW) di
kembali dengan destinasi yang Kawasan Wisata Bulak
ditawarkan. Usia 21-40 merupakan usia Surabaya.” Jurnal Teknik ITS 7
produktif yang memiliki pengaruh (2).https://doi.org/10.12962/j233
terhadap meningkatnya frekuensi 73539.v7i2.34253.
Anurogo, Wenang, Muhammad Fishing Tourism in Tanjung Kait
Zainuddin Lubis, Nurul Coastal Water, Tangerang,
Khakhim, Wikan Jaya Banten: Contingent Valuation
Prihantarto, and Lingga Method and Travel Cost Method
Renggana Cannagia. 2018. Approach.” Journal of Regional
“Pengaruh Pasang Surut and Rural Development
Terhadap Dinamika Perubahan Planning 4 (3): 172–85.
Hutan Mangrove Di Kawasan https://doi.org/10.29244/jp2wd.2
Teluk Banten.” Jurnal Kelautan: 020.4.3.172-185.
Indonesian Journal of Marine Drakel, Anhar. 2021. “Valuasi Ekonomi
Science and Technology 11 (2): Sumberdaya Pesisir Kota Ternate
130.https://doi.org/10.21107/jk.v (Suatu Studi Nilai Ekonomi
11i2.3804. Pesisir sebagai Moral Suation
Armadinata, Rifki, and Kancitra Dalam Usaha Menjaga” 2 (2): 15.
Pharmawati. 2019a. “Valuasi Fauzi, Ivang Fahmi, Alam Rahmatulloh,
Nilai Ekonomi Wisata Pantai and Andi Nurachman. 2021.
Sawarna Dengan Menggunakan “Sistem Pendukung Keputusan
Travel Cost Method.” Journal of Untuk Menentukan
Community Based Rekomendasi Wisata Dengan
Environmental Engineering and Menggunakan Metode Profile
Management 3 (2): 49. Matching dan SMART.”
https://doi.org/10.23969/jcbeem. Informatics and Digital Expert
v3i2.1835. (INDEX) 2 (2).
As-syakur, Abd. Rahman, Takahiro https://doi.org/10.36423/index.v
Osawa, Fusanori Miura, I. 2i02.588.
Wayan Nuarsa, Ni Wayan Furohmah, Duyu, and Andryan
Ekayanti, I. Gusti Bagus Sila Setyadharma. 2018. “Analisis
Dharma, I. Wayan Sandi Permintaan Wisatawan
Adnyana, I. Wayan Arthana, and Nusantara pada Objek Wisata
Tasuku Tanaka. 2016. “Maritime Pantai Klayar Kabupaten
Continent Rainfall Variability Pacitan.” Economics
during the TRMM Era: The Role Development Analysis Journal 7
of Monsoon, Topography and El (4): 412–20.
Niño Modoki.” Dynamics of https://doi.org/10.15294/edaj.v7i
Atmospheres and Oceans 75 4.27722.
(September): 58–77. Handayani, Tri Dian, Trisla Warningsih,
https://doi.org/10.1016/j.dynatm and Lamun Bathara. 2021. “The
oce.2016.05.004. Economic Valuation of Marjoly
Budi Setyawan, Titan, Achmad Beach and Resort Tour with
Fahrudin, and Handoko Adi Travel Cost Method (Travel Cost
Susanto. 2020. “Valuasi Method) Bintan District, Riau
Ekonomi Wisata Memancing di Islands Province.” Jurnal
Perairan Laut Sekitar Tanjung Perikanan dan Kelautan 26 (2):
Kait, Tangerang, Banten: 115.https://doi.org/10.31258/jpk.
Pendekatan Contingent 26.2.115-124.
Valuation Method dan Travel Hanifah, Diah, Anhar Solichin, and
Cost Method: Economic Churun Ain. 2019a. “Valuasi
Valuation of Recreational Ekonomi Dan Analisis
Kesesuaian Wisata Di Pantai https://doi.org/10.21002/jepi.v18
Sigandu Desa Klidang Lor i1.672.
Kabupaten Batang Economic Khoirudin, Rifki, and Uswatun
Valuation and Tourism Khasanah. 2018. “Valuasi
Suitability Analysis in Sigandu Ekonomi Objek Wisata Pantai
Beach, Klidang Lor Village, Parangtritis, Bantul
Batang Regency.” Management Yogyakarta.” Jurnal Ekonomi
of Aquatic Resources Journal Dan Pembangunan Indonesia 18
(MAQUARES) 8 (3): 147–54. (2): 152–66.
https://doi.org/10.14710/marj.v8 https://doi.org/10.21002/jepi.v18
i3.24249. i2.785.
Hardiyanti, Nanin, and Slamet Subari. Kurniasih, Indah, Atikah Nurhayati,
2020. “Valuasi Ekonomi Objek Lantun Paradhita Dewanti, and
Wisata Alam Pantai Pasir Putih Achmad Rizal. 2020. “Marine
Dalegan Gresik” 1: 14. Tourism Potential in
Hillary, Janne, Titik Ekowati, and Pangandaran Regency.” Jurnal
Bambang Mulyanto Setiawan. Perikanan dan Kelautan 10 (1):
2019. “Development Strategy of 8.https://doi.org/10.33512/jpk.v1
Maroon Mangrove Edupark in 0i1.8011.
Semarang City, Central Java: Lalenoh, Anna Maria, Silverter B.
Strategi Pengembangan Maroon Pratasik, Unstain N. W. J.
Mangrove Edupark Di Kota Rembet, Siti Suhaeni, and Ruddy
Semarang, Jawa Tengah.” Media D. Moningkey. 2021. “Economic
Konservasi 24 (3): 269–77. Value of Tourism in Bunaken
https://doi.org/10.29244/medkon Island based on Travel Cost
.24.3.269-277. Method.” Jurnal Ilmiah PLATAX
Isdarmanto, Isdarmanto, and Oentoeng 9 (1): 41.
Soebyanto. 2018. “Analisis https://doi.org/10.35800/jip.9.1.
Potensi Pantai Glagah Sebagai 2021.32466.
Ekowisata Unggulan Di Marwulandari, Riyani, Suradi Wijaya
Kabupaten Kulonprogo.” Saputra, and Anhar Solichin.
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah 2019. “Valuasi Ekonomi
12 (02): 1–12. Kegiatan Pariwisata Di Pantai
https://doi.org/10.47256/kepariw Cahaya Dan Pantai Sendang
isataan.v12i02.82. Sikucing KendaL Economic
Ismawati, Kanti, Sawitri Subiyanto, and Valuation of Tourism Activities
Fauzi Janu Amarrrohman. 2019. in Cahaya Beach and Sendang
“Jurnal Geodesi Undip” 9: 10. Sikucing Beach Kendal.”
Khairunnisa, Khairunnisa, Tridoyo Management of Aquatic
Kusumastanto, and Achmad Resources Journal
Fahrudin. 2017. “Penilaian (MAQUARES) 8 (2): 63–69.
Ekonomi Wisata Pesisir https://doi.org/10.14710/marj.v8
Kawasan Carocok Painan, i2.24228.
Kabupaten Pesisir Selatan, Pancawati, Juwarin, Saifullah Saifullah,
Sumatera Barat.” Jurnal and Forcep Rio Indaryanto.
Ekonomi dan Pembangunan 2016. “Valuation of Recreational
Indonesia 18 (1): 1–21. Fishing in Situ Cipondoh Using
Travel Cost Approach.” Jurnal
Perikanan dan Kelautan 6 (1): Pantai Kuta.” Jurnal Manajemen
51.https://doi.org/10.33512/jpk.v 21 (3): 381.
6i1.1052. https://doi.org/10.24912/jm.v21i
Panjaitan, Theresia, Suradi Wijaya 3.258.
Saputra, and Siti Rudiyanti. Ramadhan, Andrian, Siti Hajar
2019a. “Valuasi Ekonomi Objek Suryawati, and Sonny
Wisata Pantai Wediombo Koeshendrajana. 2017.
Kabupaten Gunungkidul “Pendekatan Valuasi Ekonomi
Yogyakarta Dengan Pendekatan Untuk Menghitung Dampak
Travel Cost Economic Valuation Ekonomi Akibat Tumpahan
of Tourism Destination of Minyak Di Wilayah Pesisir Dan
Wediombo Beach Gunungkidul Laut.” Jurnal Sosial Ekonomi
Regency Yogyakarta with Travel Kelautan dan Perikanan 12 (1):
Cost Approach.” Management of 1.https://doi.org/10.15578/jsekp.
Aquatic Resources Journal v12i1.6283.
(MAQUARES) 8 (3): 203–10. Rosminiati, Rosminiati, Sofyan
https://doi.org/10.14710/marj.v8 Syahnur, and Abubakar Hamzah.
i3.24257. 2019. “Faktor-Faktor Permintaan
Pramudyono, Maharditya Yoga, Sawitri Dan Kesediaan Membayar
Soebiyanto, and Fauzi Janu Wisatawan Terhadap Objek
Amarrohman. 2017. “Jurnal Wisata Berdasarkan Travel Cost
Geodesi Undip Oktober 2017” 6: Method.” Jurnal Ekonomi dan
10. Kebijakan Publik Indonesia 6
Putri, Desita Khrisna, Sawitri Subiyanto, (1): 50–67.
and Moehammad Awaluddin. https://doi.org/10.24815/ekapi.v
2017. “Jurnal Geodesi Undip” 6: 6i1.14258.
10. Saptutyningsih, Endah, and Cahya
Putri, Wibiariksa. 2019. “Valuasi Musma Ningrum. 2017.
Ekonomi Objek Wisata Goa “Estimasi Nilai Ekonomi Objek
Pindul Kabupaten Gunungkidul Wisata Pantai Goa Cemara,” no.
Menggunakan Pendekatan 2: 15.
Travel Cost Method.” Jurnal Sari, Fines Indah. 2021. “Valuasi
Reka Lingkungan 7 (1): 1–11. Ekonomi Ekowisata Mangrove
https://doi.org/10.26760/rekaling Di Kelurahan Belawan
kungan.v7i1.1-11. Sicanang” 49 (2): 7.
Rahman, D Umar, and Fonny J L Setyawan, Wahyu Budi. 2017.
Risamasu. 2020. “Valuasi “Perbandingan Karakteristik
Ekonomi Terumbu Karang Pasca Oseanografi Pesisir Utara Dan
Penetapan Kawasan Konservasi Pantai Selatan,” 12.
Laut Sawu Di Kabupaten Sugiharti, Rr Retno Retno, Fitrah Sari
Kupang,” 5. Islami, and Yulida Army
Rahmatika, Alghisna, Tridoyo Nurcahaya. 2019. “Kajian
Kusumastanto, and Agus Valuasi Ekonomi Objek Wisata
Sadelie. 2017. “Manajemen Sekar Langit Kabupaten
Pengembangan Kebijakan Magelang dengan Pendekatan
Wisata Bahari Di Kawasan Travel Cost Method.” Jurnal
Ekonomi Khusus Mandalika Mandiri : Ilmu Pengetahuan,
Lombok Tengah: Studi Kasus Seni, dan Teknologi 3 (2): 221–
29.https://doi.org/10.33753/man Jurnal Enggano 4 (2): 160–73.
diri.v3i2.83. https://doi.org/10.31186/jenggan
Suryawati, Siti Hajar, Permana Ari o.4.2.160-173.
Soejarwo, Irwan Muliawan, and Zulpikar, Firman, Dandy E. Prasetiyo,
Maulana Firdaus. 2019. “Valuasi Titis Virgininda Shelvatis, Kinta
Ekonomi Sumberdaya Terumbu Karissa Komara, and Monica
Karang Dan Mangrove Di Pramudawardhani. 2017a.
Kawasan Taman Wisata Perairan “Valuasi Ekonomi Objek Wisata
(Twp) Gili Matra, Lombok Berbasis Jasa Lingkungan
Utara, Nusa Tenggara Barat.” Menggunakan Metode Biaya
Jurnal Kebijakan Sosial Perjalanan di Pantai Batu Karas
Ekonomi Kelautan dan Kabupaten Pangandaran.”
Perikanan 8 (2). Journal of Regional and Rural
https://doi.org/10.15578/jksekp. Development Planning 1 (1): 53.
v8i2.7245. https://doi.org/10.29244/jp2wd.2
Tsabiq, Akhmad Tsalist Nailuz, Sawitri 017.1.1.53-63.
Subiyanto, and Fauzi Janu Zulpikar, Firman, Leo Alexander
Amarrohman. 2018. “Jurnal Tambunan, Siti Rahmi Utami,
Geodesi Undip” 7: 10. and Warsono El Kiyat. 2018.
Wahyudin, Bayu. 2020. “Ancaman “Economic Valuation of Marine
Kenaikan Muka Air Laut Bagi Tourism in Small Island Using
Negara-Negara Di Kepulauan Travel Cost Method (Case Study:
Pasifik.” Review of International Untung Jawa Island, Indonesia).”
Relations 2 (1). Omni-Akuatika 14
https://doi.org/10.24252/rir.v2i1. (1).https://doi.org/10.20884/1.oa
15421. .2018.14.1.465.
Wairo, Caroline Mayadewi Chaniago,
Marthen R Pellokila, and Ricky
Gimin. n.d. “Analysis Of
Willingness To Pay For Coastal
Tourism Services Of Lasiana
Beach And Batunona Beach
With Travel Cost Method
Approach,” 28.
Yamanaka, Manabu D. 2016. “Physical
Climatology of Indonesian
Maritime Continent: An Outline
to Comprehend Observational
Studies.” Atmospheric Research
178–179 (September): 231–59.
https://doi.org/10.1016/j.atmosre
s.2016.03.017.
Zamdial, Zamdial, Dede Hartono, Ari
Anggoro, and Ali Muqsit. 2019.
“Valuasi Ekonomi Ekosistem
Terumbu Karang Di Pulau
Enggano, Kabupaten Bengkulu
Utara, Provinsi Bengkulu.”

Anda mungkin juga menyukai