Anda di halaman 1dari 9

YgLaporan Praktikum Jasa Lingkungan Medan, April 2023

VALUASI EKONOMI JASA LINGKUNGAN MENGGUNAKAN


METODE REPLACEMENT COST METHOD - TRAVEL COST
METHOD BUKIT LAWANG

Dosen Penanggung Jawab


Moehar Maraghiy Harahap, S.Hut, M.Sc

Oleh:
Kamsyahria Siregar
221201034
HUT 2B

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Istilah pariwisata sering kali dikenal dengan istilah tourism, yang diartikan
sebagai suatu kegiatan untuk melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan
kenikmatan atau kepuasan dan bisa jadi untuk mengetahui sesuatu. Pariwisata di
sisi lain memiliki arti yang luas, yaitu perjalanan dari suatu tempat ketempat lain,
bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
demensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Bryden, 2008).
Dalam menyusun perencanaan, pengelolaan dan pembangunan diperlukan
adanya suatu pergeseran paradigma dari strategi import substitution industry
menjadi resource based industry. Upaya mewujudkan keberhasilan pelaksanaan
pembangunan di suatu daerah sangat terkait erat dengan kualitas perencanaan
pembangunan daerah dalam upaya memanfaatkan serta mengelola sumber daya
yang dimiliki, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi (Begen, 2011).
Kabupaten Langkat merupakan salah satu tujuan daerah wisata Provinsi
Sumatera Utara. Selama periode tahun 2014-2016 jumlah wisatawan yang datang
ke Kabupaten Langkat mengalami penurunan yang cukup signifikan baik yang
berasal dari wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Langkat mencatat bahwa jumlah wisatawan domestik tahun
2014 mencapai 40.433 orang menurun menjadi 13.715 Tahun 2016, sedangkan
wisatawan mancanegara dari 8 567 orang Tahun 2014 turun menjadi 4.855 orang
tahun 2016. Jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten Langkat mengalami
penurunan dari tahun 2014 sebesar 62% sampai tahun 2016 (Surna, 2017).

Tujuan
Tujuan dari Praktikum Jasa Lingkungan yang berjudul “Metode Perhitungan
Biomassa dan Karbon Hutan” ini adalah untuk mengetahui cara penghitungan
valuasi ekonomi jasa lingkungan dengan metode replacement cost method.
TINJAUAN PUSTAKA

Valuasi ekonomi merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk


memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh
sumber daya alam (SDA) dan lingkungan baik atas nilai pasar (Market Value),
maupun nilai non pasar (Non Market Value). Valuasi ekonomi sumberdaya alam
dan lingkungan berdasarkan manfaat (Benefit Based Valuation), salah satu
diantaranya yaitu Effect on Production (EOP) atau pendekatan Produktivitas.
Pendekatan ini menggunakan perubahan produktivitas dengan menggunakan nilai
pasar yang ada dari suatu komoditi. Dengan mengetahui berapa kuantitas dan
harga komoditi yang diperoleh dari sumber daya alam, maka bisa diketahui nilai
dari sumberdaya alam tersebut (Subardin, 2014).
Teknik valuasi ekonomi sumber daya alam yang tidak dapat dipasarkan
(non-market valuation) dapat digolongkan ke dalam dua kelompok. Kelompok
pertama adalah teknik valuasi yang mengandalkan harga implisit di mana
Willingness To Pay (WTP) terungkap melalui model yang dikembangkan atau
mengandalkan revealed WTP (keinginan membayar yang terungkap). Beberapa
teknik yang termasuk kelompok pertama ini adalah travel cost dan hedonic
pricing. Kelompok kedua adalah teknik valuasi yang didasarkan pada survei di
mana WTP diperoleh langsung dari responden, yang langsung diungkapkannya
secara lisan maupun tertulis. Salah satu teknik yang cukup populer dalam
kelompok kedua ini adalah Contingent Valuation Method (CVM) dan Continget
Choice (Fauzi, 2010).
Metode Travel Cost telah diterapkan secara luas di negara maju, terutama
untuk menganalisis permintaan terhadap rekreasi di alam terbuka. Pendekatan ini
didasarkan pada konsep sederhana Harold Hotelling (1931) yang menyebutkan
kebiasaan yang diamati dapat digunakan untuk membuat kurva permintaan dan
menentukan nilai dari sumber daya alam dan lingkungan. Juga dapat digunakan
untuk menghitung surplus konsumen dari sumber daya alam dan lingkungan yang
tidak mempunyai pasar melalui pertanyaan yang difokuskan pada peningkatan
biaya perjalanan sebagai pasar pengganti (Purwanto, 2013).
Asumsi dasar pertama Metode Travel Cost adalah bahwa kunjungan ke
tempat rekreasi alam dipengaruhi oleh biaya bepergian ke tempat rekreasi di mana
perjalanan merupakan perjalanan tunggal. Fungsi permintaannya adalah: V₁ = f(C
X1 X2, XNI). (1) Di mana V, adalah kunjungan oleh individu ke i, C, adalah
biaya kunjungan oleh individu ke i, XNi adalah variabel faktor lain yang relevan.
Asumsi kedua, bahwa semua individu akan memberikan reaksi yang sama
terhadap peningkatan ataupun penurunan biaya perjalanan dan juga terhadap
peningkatan atau penurunan tarif masuk untuk mengunjung tempat rekreasi
tersebut (Perman et al., 2007).
Total surplus konsumen adalah bidang di bawah kurva permintaan dan di
atas garis harga. Konsumen mengonsumsikan sejumlah barang M. seseorang akan
mau membayar harga yang mencerminkan faedah marginal pada tingkat konsumsi
itu. Dengan melihat perbedaan dalam jumlah yang dikonsumsikan, kemauan
seseorang akan membayar, berdasarkan fungsi faedah marginal dapat ditentukan.
Hasilnya adalah kurva permintaan individu. Karena faedah berlereng turun ke
kanan (negatif), maka demikian pula kurva permintaannya. Kurva permintaan ini
dikenal dengan nama kurva permintaan Marshal. Digunakannya kurva permintaan
Marshal, karena kurva permintaan tersebut dapat di estimasi secara langsung dan
mengukur kesejahteraan melalui surplus konsumen, sedangkan kurva permintaan
Hicks mengukur kesejahteraan melalui pendapat (Djajadiningrat., 2006).
WTP lebih tepat diukur berdasarkan permintaan Hicks karena harga daerah
dibawah kurva permintaan Hicks relevan untuk pengukuran kompensasi (Teknik
valuasi ekonomi sumber daya alam yang tidak dapat dipasarkan (non-market
valuation) dapat digolongkan ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah
teknik valuasi yang mengandalkan harga implisit di mana Willingness To Pay
(WTP) terungkap melalui model yang dikembangkan atau mengandalkan revealed
WTP (keinginan membayar yang terungkap). Beberapa teknik yang termasuk
kelompok pertama ini adalah travel cost dan hedonic pricing. Kelompok kedua
adalah teknik valuasi yang didasarkan pada survei di mana WTP diperoleh dari
responden, yang diungkapkan secara lisan maupun tertulis. Teknik yang cukup
populer yaitu Contingent Valuation Method (CVM) (Sasmitawijdaja, 2008).
METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum Jasa Lingkungan yang berjudul “Evaluasi Ekonomi Jasa
Lingkungan Hutan Dengan Metode Replacment Cost” ini dilaksanakan pada hari
Jumat 24 Maret 2023 pada pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai. Praktikum ini
dilaksanakan secara luring di Kampus 2 Universitas Sumatera Utara.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Handphone.
Bahan yang digunakan pada paktikum ini adalah pengisian kuisioner
pengunjung wisata Bukit Lawang.
Prosedur Praktikum
1. Dibuat kuisioner untuk survey ke responden 2. Ditentukan responden
2. Dilakukan survey responden dengan menentukan zona asal, biaya perjalanan,
biaya ekonomi dan biaya lainnya
3. Dihitung total biaya perjalanan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BPT=BTr+BD+ (BKr-BKH) + L
Keterangan:
BPT : Biaya Perjalanan Total
Btr : Biaya Transportasi
BD : Biaya Dokumentasi
BKr : Biaya Konsumsi Rekreasi
BKh : Biaya Konsumsi Tidak Rekreasi
L : Biaya Lainnya
Contoh Tabel
Tabel 1. Data Pengeluaran Biaya Pengunjung Wisata Bukit Lawang
Nama Asal Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
Transportasi Konsumsi Konsumsi Lainnya doku-
Rekreasi tidak mentasi
rekreasi
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari Praktikum Jasa Lingkungan yang berjudul
“Valuasi Ekonomi Jasa Lingkungan Menggunakan Metode Replacement cost –
Travel “adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Data Pengeluaran Biaya Pengunjung Wisata Bukit Lawang
Nama Asal Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
Transportasi Konsumsi Konsumsi Lainnya doku-
Rekreasi tidak mentasi
rekreasi
Kamsyah Sipirok 450.000 50.000 100.000 200.000 0

Tabel 1. Data
Pengeluaran Biaya Pengunjung Wisata Bukit Lawang
Nama Asal Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
Transportasi Konsumsi Konsumsi Lainnya doku-
Rekreasi tidak mentasi
rekreasi
Silvia Johor 150.000 100.000 50.000 200.000 0
Rekha Berastagi 175.000 150.000 100.000 200.000 0
Elisa Medan 200.000 100.000 50.000 200.000 0
Rodo Sidikalang 175.000 50.000 75.000 100.000 0
Rahul Amplas 150.000 50.000 75.000 100.000 0

Penghitungan Biaya Perjalanan Total (BPT) Saya dan 5 Responden Dengan Metode
Travel Cost Ke Lokasi Wisata Bukit Lawang.
1. Kamsyahria Siregar, Asal Sipirok
• BPT = BTr + BD + (BKr - BKH) + L
= 450.000 + 0 + (50.000 – 100.000) + 200.000
= 600.000
2. Silvia (Responden 1), Asal Medan Johor
• BPT = BTr + BD + (BKr – BKH) + L
= 150.000 + 0 + (100.000 – 50.000) + 200.000
= 400.000
3. Rekha (Responden 2), Asal Berastagi
• BPT = BTr + BD + (BKr - BKH) + L
= 175.000 + 0 + (150.000 – 100.000) + 200.000
= 425.000
4. Elisa (Responden 3), Asal Medan
• BPT = BTr + BD + (BKr - BKH) + L
= 200.000 + 0 + (100.000 – 50.000) + 200.000
= 600.000
5. Rodo (Responden 4), Asal Sidikalang
• BPT = BTr + BD + (BKr - BKH) + L
= 175.000 + 0 + (50.000 – 75.000) + 100.000
= 250.000
6. Rahul (Responden ke-5), Asal Amplas
• BPT = BTr + BD + (BKr - BKH) + L
= 150.000 + 0 + (50.000 – 75.000) + 100.000
= 225.000

Pembahasan
Bukit Lawang adalah tempat wisata di Kecamatan Bohorok, Kabupaten
Langkat, Provinsi Sumatra Utara yang terletak 68 km sebelah barat laut Kota
Binjai dan sekitar 80 km di sebelah barat laut kota Medan. Bukit Lawang
termasuk dalam lingkup Taman Nasional Gunung Leuser yang merupakan daerah
konservasi terhadap mawas orang utan. Pusat rehabilitasi orangutan Bukit Lawang
didirikan pada tahun 1973. Konservasi orangutan di Bukit Lawang ini merupakan
konservasi nasional yang berada di kawasan hutan lindung Taman Nasional
Gunung Leuseur Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dan telah menjadi salah
satu obyek alam yang sangat menarik. Konservasi ini memiliki karakteristik
khusus yaitu dihuni oleh Orangutan Sumatera (Pongo abelii).
Dengan harga Tiket Masuk Bukit Lawang Langkat diantaranya Canopi Trail
Rp15.000 - Rp25.000, Outbond Training (Rp75.000 - Rp150.000) dan Parkir
Motor (Rp2.000 - Rp5.000), para responden merasa sesuai dan puas dengan
suasananya yang diberikan oleh Bukit Lawang ini, keindahannya, kenyamanan
serta kebersihan lingkungan wisata alamnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Ridwan (2013) yang menyatakan bahwa tempat wisata merupakan segala sesuatu
yang memiliki keunikan, keindahan, yang berupa kekayaan-kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang memiliki suatu nilai ekonomis yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

DAFTAR PUSTAKA

Bengen D.G. 2011. Sinopsis Ekosistem Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Pusat
Kajian Sumber daya Pesisir dan Lautan. IPB. Bogor.

Bryden J. 2008. Tourism and Development: a Case Study of the Commonwealth


Carribean, Cambridge University Press, Cambridge.

Djajadiningrat T. 2006. Pengantar Ekonomi Lingkungan, Penerbit PT Pustaka


LP3ES . Indonesia, Jakarta.

Fauzi A. 2010. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan : Teori dan Aplikasi,
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Perman R, Yue Ma, McGilvray J. 2007. Natural Resourses and Environmental


Economics, Longman, Singapore.

Sasmitawidjaja. 2008. Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Method),


“Modul Pelatihan valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan”,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Subardin M. 2014. Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Cost Pada


Taman Wisata Alam Bukit Lawang. Journal Of Economic And
Development, 9 (2) : 81 -89.

Surna T. 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, Kabupaten Langkat


Dalam Angka 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat

LAMPIRAN
Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Anda mungkin juga menyukai