Anda di halaman 1dari 13

VALUASI EKONOMI MELALUI PENDEKATAN

TRAVEL COST METHOD


DI TAMAN WISATA ALAM CAMP 91
(Tugas Responsi Ekonomi Sumberdaya Alam Dan Lingkungan)

Oleh

Arsendi Rifki Adipaty 1514131070


Priya Irawan 1514131074
Wangga Sastra Wijaya 1514131078
Susanto 1514131090

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang
besar sehingga dapat dimanfaat untuk berbagai sektor, salah satunya adalah
sektor pariwisata. Pariwisata saat ini telah berkembang pesat menjadi sebuah
industri besar yang dapat menghasilkan pendapatan dalam jumlah sangat besar
hampir di berbagai pelosok dunia. Selain itu, pariwisata adalah penyedia
kesempatan kerja yang sangat dominan yakni sepuluh persen dari lapangan
kerja di Indonesia.

Provinsi-provinsi di Indonesia mempunyai potensi untuk meningkatkan


kepariwisataan di Indonesia, salah satunya adalah provinsi Lampung. Provinsi
Lampung mulai banyak dilirik oleh warga DKI Jakarta dan sekitarnya untuk
berlibur di akhir pekan ataupun hari libur panjang lainnya karena Lampung
menawarkan banyak tempat keindahan alam yang memukau.
Sebagai salah satu destinasi pariwisata Indonesia, Lampung dapat dikatakan
memiliki segalanya, maka banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang
berkunjung ke Lampung untuk berekreasi.

Selain pantai, wisata alam yang tak kalah penting di Provinsi Lampung
khususnya kota Bandar Lampung adalah Wisata Alam Camp 91 yang terletak
di Desa Kedaung, Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung. Wisata alam mini
menawarkan berbagai keindahan alam mulai dari hutan yang masih
menyajikan udara yang segar dan asri, taman bermain anak dan keluarga,
flying fox dan destinasi spot foto yang menarik dengan back ground
pemandangan alam gunung betung. Oleh karena itu, untuk mengetahui nilai
ekonmomi wisata alam Camp 91 di kotaBandar Lampung ini, maka dilakukan
penelitian valuasi ekonomi dengan menggunakan metode travel cost method
untuk mengetahui nilai ekonomi wisata alam Camp 91 di Desa Kedaung,
Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diambil perumusan masalah sebagai


bereikut:

1) Bagaimanakah kesediaan pengunjung membayar tiket masuk ke Wisata


Alam Camp 91?
2) Bagaimanakah biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung Wisata Alam
Camp 91?
3. Bagaimanakah nilai ekonomi Wisata Alam Camp 91 berdasarkan analisis
biaya perjalanan (travel cost method)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini beretujuan untuk:

1) Mengetahui kesediaan pengunjung untuk membayar tiket masuk ke Wisata


Alam Camp 91.
2) Mengetahui biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung Wisata Alam
Camp 91.
3) Mengetahui nilai ekonomi Wisata Alam Camp 91 berdasarkan analisis
biaya perjalanan (travel cost method).

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pariwisata

Menurut Undang-undang N0. 10 Tahun 2009 Pasal 1, pariwisata adalah


berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
Pemerintah Daerah. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu
untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Daerah
tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Usaha pariwisata adalah usaha
yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

2. Wisata Alam

Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang


memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun
setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan
memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah, mendapatkan pengetahuan
dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam
(Anonymous, 1982 dalam Saragih, 1993). Wisata alam merupakan kegiatan
rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi alam untuk menikmati
keindahan alam baik yang masih alami atau sudah ada usaha budidaya, agar
ada daya tarik wisata ke tempat tersebut. Wisata alam digunakan sebagai
penyeimbang hidup setelah melakukan aktivitas yang sangat padat, dan
suasana keramian karena dengan wisata alam memungkinkan kita
memperoleh kesenangan jasmani dan rohani. Dalam melakukan wisata alam
kita harus melestarikan area yang masih alami, memberi manfaat secara
ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya masyarakat setempat
sehinga bisa menjadi Desa wisata, agar desa tersebut memiliki potensi
wisata yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti alat transportasi
atau penginapan.

3. Permintaan Pariwisata

Menurut Mill dan Morrison (1985), ada beberapa variabel sosioekonomi


yang mempengaruhi permintaan pariwisata, yaitu:

a. Umur

Hubungan antara pariwisata dan umur mempunyai dua komponen, yaitu


besarnya waktu luang dan aktivitas yang berhubungan dengan tingkatan
umur tersebut. Terdapat beberapa perbedaan pola konsumsi antara
kelompok yang lebih tua dengan kelompok muda.

b. Pendapatan

Pendapatan merupakan faktor penting dalam membentuk Permintaan


untuk mengadakan perjalanan wisata. Bukan hanya perjalanan itu sendiri
yang memakan biaya, namun wisatawan juga harus mengeluarkan uang
untuk jasa yang terdapat ditempat tujuan wisata dan di semua aktivitas
yang dilakukan selama mengadakan perjalanan.

5
c. Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi tipe dari waktu luang yang digunakan


dalam perjalanan yang dipilih. Selain itu, pendidikan merupakan
motivasi untuk melakukan perjalanan wisata, atau dapat disimpulkan
bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pandangan seseorang dan
memberikan lebih banyak pilihan yang dapat diambil seseorang.

4. Valuasi Ekonomi

Valuasi ekonomi merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk


memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh
sumber daya alam (SDA) dan lingkungan baik atas nilai pasar (Market
Value) maupun nilai non pasar (Non Market Value).

Valuasi ekonomi penggunaan sumber daya alam hingga saat ini telah
berkembang pesat. Di dalam konteks ilmu ekonomi sumber daya dan
lingkungan, perhitungan-perhitungan tentang biaya lingkungan sudah cukup
banyak berkembang. Menurut Hufscmidt dalam Djijono (2000) secara garis
besar metode penilaian manfaat ekonomi (biaya lingkungan) suatu sumber
daya alam dan lingkungan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam dua
kelompok besar, yaitu berdasarkan pendekatan yang berorientasi pasar dan
pendekatan yang berorientasi survei.

1) Pendekatan Orientasi Pasar

a. Penilaian manfaat menggunakan harga pasar actual barang jasa :

1) Perubahan dalam nilai hasil produksi (change in productivity)


2) Metode kehilangan penghasilan (loss or earning method)

b. Penilaian biaya dengan menggunakan harga pasar aktual terhadap


masukan berupa perlindungan lingkungan:

1) Pengeluaran pencegahan (averted defensive expenditure methods)

6
2) Biaya penggantian (replacement cost methods)
3) Proyek bayangan (shadow project methods)
4) Analisa keefektifan biaya.

c. Penggunaan metode pasar pengganti (surrogate market based


methods):

1) Barang yang dapat dipasarkan sebagai pengganti lingkungan

2) Pendekatan nilai kepemilikan


3) Pendekatan lain terhadap nilai tanah
4) Biaya perjalanan (travel cost)
5) Pendekatan perbedaan upah (wage differential methods)
6) Penerimaan kompensasi

2) Pendekatan Orientasi Survei

a. Pernyataan langsung terhadap kemauan membayar (willingness to


pay)
b. Pernyataan langsung terhadap kemauan dibayar (willingness to
accept) (Sulilowati, 2009).

5. TCM (Travel Cost Method)

Menurut Wooddan Trice serta Clawson dan Knetsch (dalam Fauzi, 2006).
Metode ini kebanyakan digunakan untuk menganalisis permintaan terhadap
rekreasi dan sebagainya. Secara prinsip, metode ini mengkaji biaya yang
dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi tempat-tempat rekreasi.
Dengan mengkaji pola ekspenditur dari konsumen, kita bisa mengkaji
berapa nilai (value) yang diberikan konsumen kepada sumber daya alam dan
lingkungan. TCM dapat dipakai untuk estimasi manfaat atau biaya ekonomi
yang dihasilkan dari:

1) Perubahan biaya akses untuk suatu lokasi wisata

7
2) Eliminasi lokasi wisata yang ada
3) Penambahan lokasi wisata baru
4) Perubahan kualitas lingkungan pada suatu lokasi wisata

Premis dasar dari TCM adalah bahwa waktu dan biaya perjalanan yang
dibelanjakan oleh individu untuk mengunjungi suatu lokasi mencerminkan
“harga” bagi akses ke lokasi itu. Dengan demikian, kesediaan membayar
(willingness to pay) orang-orang untuk mengunjungi lokasi itu dapat
diestimasi berdasarkan banyaknya perjalanan yang mereka lakukan dengan
beragam biaya perjalanan. Hal ini analog dengan estimasi kesediaan-
membayar (WTP) orang-orang itu untuk suatu barang yang dipasarkan
berdasarkan kuantitas barang yang diminta pada beragam harga.

1) Kelebihan TCM (Travel cost method)

Adapun kelebihan dari metode TCM adalah sebagai berikut :

a. Hasil perhitungan manfaat berdasarkan tingkah laku pasar yang diteliti


b. Metode ini dapat mengestimasi besarnya surplus konsumen

2) Kelemahan TCM (Travel cost method)

Adapun kelemahan dari metode TCM adalah sebagai berikut :

a. Biaya perjalanan yang dipakai harus valid sedangkan dalam


kenyataannya susah untuk mengestimasi dengan tepat.
b. Opportunity cost harus dimasukkan dalam perhitungan
c. Teori ekonomi gagal untuk menjelaskan hubungan jumlah kunjungan
dengan biaya perjalanan.

Metode ini hanya berdasarkan pada ketegasan (fitting) garis regresi pada
satu set data yang dikumpulkan karena dibatasi pada nilai yang
memanfaatkan lokasi tersebut, sehingga jika pelestarian lingkungan pada
lokasi tersebut penting bagi non pengguna, maka manfaat yang diestimasi
jauh lebih kecil dari yang sebenarnya.

8
III. METODOLGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk menganalisis nilai ekonomi wisata alam camp
91 di Desa Kedaung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung adalah
dengan menggunakan metode survey. Metode survey adalah penyelidikan yang
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan
mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial,
ekonomi, atau politik dari suatu daerah (Masyuri & Zainudin, 2008).

Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok
(Singarimbun dan Effendi, 1995).

B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wisata alam Camp 91, Desa Kedaung, Kecamatan
Kemiling, Kota Bandar Lampung. Lokasi ini dipilih secara purposive. Waktu
pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2018. Proses pengambilan data
diambil cenderung pada waktu peak season atau pada masa musim liburan dan
akhir pekan. Hal ini dilakukan relatif untuk tidak memilih responden yang
berasal dari daerah setempat karena dikhawatirkan akan memiliki potensi total
TCM yang rendah jika dibandingkan dengan waktu libur. Syarat layak atau
tidaknya responden adalah responden tidak melakukan multitrip atau
responden hanya melakukan perjalanan tunggal di wisata alam Camp 91.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung wisata alam Camp 91 yang
melakukan rekreasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa
populasi yang ada tidak diketahui jumlahnya secara pasti. Peneentuan sampel
dilakukan dengan cara accidental sampling yaitu mengambil sampel secara
sembaranng (kapanpun dan dimanapun menemukan responden) asal memenuhi
syarat sebagai sampel dari populasi tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan 20
sampel yaitu pengunjung wisata alam Camp 91 sehingga responden yang kami
wawancarai secara accidental sampling dapat memberikan penilaian terhadap
wisata alam Camp 91.

C. Jenis Data Dan Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data skunder. Data primer
adalah data yang didapatkan dari sumber data penelitian yang secara langsung
dari sumber asli atau tidak melalui perantara. Data primer secara khusus
diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden yang
melakukan kunjungan di wisata alam Camp 91. Data skunder merupakan data
yang sudah dipublikasikan, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
diambil dari internet, serta berbagai literatur dan studi kepustakaan baik buku
maupun jurnal-jurnal yang relevan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data kuantitatif yaitu data yang
berbentuk angka-angka seperti data mengenai jumlah biaya perjalanan,
pendapatan individu, jumlah kunjungan individu. Selain itu digunakan juga
data kualitatif yaitu data yang dapat digunakan untuk melengkapi dan
menjelaskan serta memperkuat data kuantitatif sehingga dapat memberikan
kemudahan dalam menganalisa data yang diteliti.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi
kepustakaan, dokumentasi, wawancara menggunkan kuisioner, dan obeservasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik accindental
sampling (responden merupakan seseorang yang kebetulan dijumpai atau
bantuan kuesioner (Arikunto, 2002).

10
IV. PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum

Wisata alam Camp 91 terletak tidak jauh dari Sekolah Polisi Negara (SPN)
di Desa Kedaung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung. Wisata
alam Camp 91 merupakan wisata alam yang menyajikan tempat liburan
yang menyatu dengan alam (hutan Kemiling) dengan dilengkapi berbagai
fasilitas dan wahana untuk kenyaman dan kepuasan pengunjung.

Terdapat dua belas wahana fasilitas yang ditawarkan oleh pengurus dan
pengembang wisata alam Camp 91 untuk memuaskan pengunjung,
diantaranya adalah wahana flying fox, flying fox mini untuk anak-anak,
arena outbond untuk semua umur, rumah pohon Camp 91, Motor ATV, villa
penginapan Camp 91, Pondokan, kursi-kursi outdor, toilet, warung, tempat
foto, ayunan anak-anak dan mushola yang disediakan oleh wisata alam
Camp 91 demi pelayanan yang optimal dan menarik pengunjung.

2. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan keseluruhan insfrastruktur transpotasi yang


menghubungkan wisatawan dari, ke, selama berada di lokasi wisata.
Aksesibilitas menuju wisata alam Camp 91 tergolong cukup mudah, untuk
mencapai lokasi hanya bisa dilakukan dengan transportasi jalur darat baik
menggunakan motor atau mobil. Akses jalan untuk menuju lokasi wisata
Camp 91 relatif mudah kecuali skitar 2-3 Km mendekati lokasi Camp 91
akses jalan mulai sedikit rusak dan masih under-lah (jalan berbatu) dan
sedikit banyak berlubang. Selain jalanan yang kurang bagus, penunjuk arah
menuju lokasi juga relative terlalu kecil.

3. Daya Tarik Wisata Alam Camp 91

Daya tarik yang dimiliki oleh wisata alam Camp 91 adalah penampakan
panorama hutan alam yang masih alami dan tergolong masih bebas polusi di
tengah tengah kota dengan berlatar belakang Gunung Betung menambah
daya tarik pengunjung untuk melakukan liburan di wisata alam Camp 91.
Selain Menyajikan view alam yang masih alami, wisata alam Camp 91 juga
menyediakan berbagai tempat berfoto untuk mengabadikan momen dan
wahana permainan mulai dari anak anak sampai dewasa serta penginapan
untuk wisatawan yang ingin menginap di wisata alam Camp 91.

B. Karakteristik Responden

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Pengertian Wisata Alam Dan Pariwisata Menurut Para Ahli.
http://atobasahona.com/2016/07/pengertian-wisata-alam-dan-
pariwisata.html?m=1. diakses pada 30 Mei 2018 pukul 19.07 WIB

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka


Cipta. Jakarta

Djijono. 2002. Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Cost Taman


Wisata Hutan di Taman Hutan Wan Abdul Rahman, Provinsi Lampung.
Makalah Pengantar Falsafah Sains. Institute pertanian Bogor. Bogor.

Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Gramedia. Jakarta

Masyhuri, dan Zainudin, m. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Praktis Dan


Aplikatif. Pt. Refika Aditama. Bandung

Mill, R.C., dan Morinson. 1985. The tourism system: an introductorytext. Prentice
hall international, inc. new jersey

Singarimbun. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta

Susilowati, M. 2009. Valuasi Ekonomi Manfaat Rekreasi faman Hutan Raya Ir.
H. Juanda dengan Menggunakan Pendekatan Travel Cost Methode.
Skripsi. Institute Pertanian Bogor. Bogor

Anda mungkin juga menyukai