PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
JULIANI
17.22.0295
DESEMBER 2020
1. Latar Belakang
Kabupaten Asahan memiliki sumber daya alam yang dapat
dijadikan objek wisata di beberapa kecamatan dan desa yang dapat
berperan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat lokal. Fenomena yang
harus diperhatikan dalam tata pengelolaan tempat wisata antara lain daya
tarik baik keindahan alam yang alami maupun yang buatan serta
masyarakat dan budayanya karena hal ini merupaan paket yang tidak bisa
terpisahkan sehingga wisatawan tertarik untuk berkunjung ke tempat
wisata tersebut (Marpaung et al., 2020).
Namun dalam beberapa bulan terakhir ini, tepatnya di tahun 2020
para wisatawan yang datang untuk berkunjung dalam menikmati
keindahan panorama yang disajikan di Kabupaten Asahan mengalami
angka penurunan kunjungan wisata yang tidak stabil hal ini telah ditinjau
langsung dari data yang telah di-input dan dihimpun selama bulan januari
hingga november pada tahun 2020 (Sumber: Data Dinas Pariwisata Kab.
Asahan).
Maka perlu dilakukannya proses revitalisasi atau lebih dikenal
dengan tata kelola, yaitu merupakan suatu bentuk dan upaya mendorong
pertumbuhan dengan mengaitkan organisasi kepada lingkungannya.
Revitalisasi mencakup perubahan yang dilaksanakan secara quantum leap
yaitu lompatan besar yang tidak hanya mencakup perubahan bertahap,
melainkan langsung menuju sasaran yang jauh berbeda dengan kondisi
awal. Mengacu dari kedua konsep tersebut, revitalisasi dalam penelitian ini
merupakan upaya perubahan yang dilakukan pada suatu kawasan dengan
menganalisis faktor-faktor permasalahan yang tengah dialami di kawasan
tersebut (Yuliana & Suryawan, 2016).
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakstabilan tingkat
kunjungan wisatawan, antara lain: faktor transportasi yang disediakan,
faktor waktu kunjungan, faktor keindahan panorama objek wisata dan
faktor fasilitas wisata yang ditawarkan dan disediakan Dinas Pariwisata.
Dalam menangani solusi terkait masalah tersebut dibutuhkan suatu sistem
dalam proses penentuan keputusan untuk memudahkan sistem tata kelola
yang dapat dijadikan pengambilan solusi keputusan untuk dapat menarik
kembali minat para wisatawan untuk dapat berkunjung kembali menikmati
objek wisata di Kabupaten Asahan.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dijadikan sebagai alternatif
dalam aplikasi sistem yang akan memudahkan dan membantu dalam
mengambil keputusan dalam melakukan tahap-tahap implementasi untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang tak terstruktur. Dalam metode
Multifactor Evaluation Process (MFEP) memerlukan beberapa kriteria
yang nantinya akan diberikan bobot (weighting) yang sesuai dan kemudian
alternatif setiap kasus dievaluasi berdasarkan faktor- faktor pertimbangan
tersebut. Sehingga kemudian didapatkan solusi terbaik dari setiap kasus
ujinya (Ikhlas, 2019).
Maka dari itu berdasarkan uraian diatas serta analisis dari penulis
memang diperlukan sebuah program sistem pendukung keputusan untuk
membantu terlaksananya proses revitalisasi (revitalization) terhadap objek
wisata agar menjadi lebih baik ke depannya. Selanjutnya dituangkan
dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul “Implementasi Revitalisasi
Objek Wisata Dengan Metode Multifactor Evaluation Process (MFEP)
Pada Dinas Pariwisata di Kabupaten Asahan”.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut ini:
a. Tata kelola (revitalisasi) pada objek wisata di Kabupaten Asahan
belum mendapatkan perhatian yang serius sehingga berdampak
pada ketidakstabilan jumlah kunjungan wisatawan dalam beberapa
bulan terakhir di tahun 2020.
b. Belum terdapatnya sistem pendukung keputusan untuk
memudahkan Dinas Pariwisata dalam mengembangkan tata kelola
(revitalisasi) pada beberapa objek wisata di Kabupaten Asahan
yang dapat dijadikan alternatif keputusan dalam mengembangkan
pengelolaan objek wisata.
3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang akan
dibahas hanya pada:
a. Data jumlah kunjungan wisatawan nasional (dalam negeri) yang
berkunjung ke Kabupaten Asahan dalam beberapa bulan terakhir.
b. Metode yang akan digunakan Multifactor Evaluation Process
(MFEP) dalam menentukan keputusan.
c. Sistem hanya menampilkan hasil skenario keputusan dalam
penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi minat kunjungan
wisatawan yang akan diimplementasikan dalam bentuk aplikasi
sistem berbasis web.
4. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat
ditemukan permasalahan yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pengambilan keputusan dalam meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan khususnya dalam negeri (nasional) pada
objek wisata di Kab. Asahan ?
b. Bagaimana merancang sistem pendukung keputusan menggunakan
metode Multifactor Evaluation Process (MFEP) ?
5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Ingin merancang dan membuat sebuah sistem pendukung
keputusan dengan menggunakan metode Multifactor Evaluation
Process (MFEP) yang diterapkan pada sistem pendukung
keputusan dalam menentukan implementasi tata kelola
(revitalisasi) untuk meningkatkan minat kunjungan para wisatawan
khususnya target wisatawan dalam negeri (nasional).
b. Menjelaskan faktor-faktor atau kriteria yang mempengaruhi proses
tata kelola (revitalisasi) objek wisata dalam menarik minat
pengunjung atau wisatawan nasional.
6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Perguruan Tinggi
Dijadikan sebagai tambahan referensi khususnya mengenai
perkembangan teknologi informasi dalam peningkatan mutu
kegiatan belajar dan mengajar di lembaga pendidikan khususnya
perguruan tinggi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
memerlukan serta mampu menghasilkan sarjana-sarjana yang
handal dan berkualitas dalam menentukan dan mengambil
kesimpulan dari setiap permasalahan yang ada.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam dan
mendetail gambaran tentang sistem penunjang keputusan sehingga
diharapkan nantinya mampu menerapkan atau mengaplikasikan
ilmu yang telah didapat dalam aktivitas yang ada dilingkungan
masyarakat.
c. Bagi Dinas Pariwisata
Dapat dimanfaatkan untuk merumuskan arahan dan skenario
pengembangan tata kelola (revitalisasi) pada objek wisata dalam
menarik minat kunjungan para wisatawan.
7. Perhitungan MFEP
Proses perhitungan weight evaluation dapat direalisasikan:
𝑊𝑒 = 𝐹𝑊 x 𝑒........................................................................................(1)
∑ 𝑊𝑒 = ∑ 𝐹𝑊 x 𝑒................................................................................(2)
Keterangan:
We = Weighted Evaluation
FW = Factor Weight
e = Evaluation
∑We = Total Weighted Evaluation
8. Analisis Kebutuhan
Faktor – faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biaya
Wisata, Akses Transportasi, Panorama Wisata dan Jarak Tempuh Lokasi
Wisata. Berdasarkan ketentuan dari Dinas Pariwisata di Kabupaten
Asahan, Sumatera Utara saat dilakukan wawancara maka faktor – faktor
tersebut memiliki nilai bobot sebagai berikut:
A. Akses Transportasi Wisatawan = 60%
B. Panorama Wisata = 25%
C. Waktu Kunjungan = 15%
D. Biaya Wisata = 10%
Faktor A B C D
No
Nilai Bobot 0,60 0,25 0,15 0,10
Data sampel objek wisata pada tabel diatas termasuk jumlah kunjungan
yang memiliki jumlah wisatawan diatas >1.000 orang pada periode bulan
Januari 2020 hingga September 2020.
10. Jadwal Penelitian (Timeline)
Proses penelitian ini akan dilakukan selama hampir 4 bulan lamanya
dalam proses verifikasi data yang akan diujikan. Untuk agenda kegiatan dapat
dilihat pada timeline sebagai berikut.
Bulan I II III IV
No. KEGIATAN
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2 Pengajuan Proposal
3 Penyusunan Bab
4 Analisis Data
5 Perancangan Sistem
6 Pengujian Sistem
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi penjelasan tentang latar belakangg penelitian,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan peneliti yang
dilakukan yang telah disajikan pada bab-bab sebelumnya yang telah dibuat
oleh penulis sekaligus sebagai penutup dari penelitian.