Anda di halaman 1dari 53

Strategi Pemanfaatan Inovasi Pemasaran Digital kbupten

mlng Untuk Wisata Lokal Di Kecamatan Lawang


Untuk Memenuhi Sebagian persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (SI) Pada
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya

DISUSUN OLEH :
MAYCHEL FERRY H. (185020200111085)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020

1
ABSTARK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan wisata di Malang khususnya


wisata alam Kecamatan Lawang yang kurang mendapatkan perhatian namun
memiliki banyak potensi. Dengan mengetahui potensi potensi setiap wisata maka
dapat dengan mudah merancang strategi pemasaran atau penyebaran guna masyarakat
luas dapat menegenal lebih jauh tentang Kecamatan Lawang. Dalam penerapan
strategi tersebut memerlukaan beberapa tahapan yaitu yang 1. Observasi, memehami
letak geografis dan keadaan wilayah tersebut. 2. Perancangan, merencanakan apa saja
yang diperlukan guna memfasilitasi wisatawan 3. Pengembangan, melakukan
beberapa perubahan yang dirasa diperlukan guna kemajuan wisata tersebut. 4.
Penyebaran, setelah fasilitas tersedia dengan baik maka diperlukan penyebaran
informasi yang tepat dan singkat agar mencapai masyarakat secara luas.
Metode yang digunakan untuk menganalisis strategi inovasi pemasaran adalah
teknik analisis deskriptif kuantitatif yang diungkap dalam distribusi skor dan skala
katagori penilaian yang telah ditentukan. Dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif
dapat diperhitungkan tingkat ketertarikan wisatawan terhadap tujuan wisata baik yang
telah dikunjungi atau akan menjadi rencana kunjungan. Setelah dilakukan rekap data
hasil analisis deskriptif maka dapat dilakukan prioritas berurutan dalam
pengembangan fasilitas gr kedepannya priorits wl dipilih berdsrkn jumlh kunjungn
yng terbanyak yang mana kunjungan terbanyak akan menjadi prioritas awal.

Kata kunci: Motivasi Wisata,Digital Marketing

2
DAFTAR ISI
BAB 1......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................7
1.3 Tujuan...........................................................................................................................8
1.4 Manfaat.........................................................................................................................8
BAB II.....................................................................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................................9
2.1 Penelitian Terdahulu....................................................................................................9
Tabel 2.1........................................................................................................................11
Penelitian Terdahulu...................................................................................................11
2.2 Landasan Teori..........................................................................................................13
2.2.1 Pengembangan Pariwisata..................................................................................14
2.2.2 Tourism/Pariwisata/Wisatawan.........................................................................15
2.2.3 Digital Marketing................................................................................................18
2.2.4 Public Relation....................................................................................................27
2.2.5 Motivasi Wisata...................................................................................................28
2.3 Kerangka Pikir Penelitian.........................................................................................31
2.4 Kerangka Konseptual................................................................................................33
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual.................................................................................33
= Pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y........................................................34
2.5 Konsep Hipotesis........................................................................................................34
BAB III.................................................................................................................................36
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................................36
3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................................36
3.2 Sifat Penelitian............................................................................................................37
3.3 Lokasi dan Periode Penelitian...................................................................................37
3.5 Sumber Data...............................................................................................................39
3.6 Metode Pengumpulan Data.......................................................................................39

3
3.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian.................................................................40
3.7.3 Faktor-faktor pendorong dan penghambat pengembangan obyek wisata
Dengan Indikator :.......................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................51

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki berbagai keragaman suku,
agama, budaya dan bahasa, selain dari beberapa hal tersebut Indonesia juga dikenal
sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya yang melimpah. Sumber daya
alam yang di miliki oleh Indonesia jika dikelola dengan baik akan memberikan
kemakmuran rakyat dan kemajuan negara. Sumber daya alam yang dapat
dikembangkan salah satunya adalah pariwisata. Pariwisata yang ada di Indonesia
pada saat ini menunjukan kemajuan.
Sektor pariwisata merupakan pemasukan bagi pendapatan daerah maupun
negara, negara maju pun juga mengembangkan sektor pariwisata untuk menambah
pemasukan negara. Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2009 Pasal 3, menyatakan bahwa Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan
jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta
meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat..
Mewujudkan kemajuan pariwisata lokal yang ada saat ini sudah menjadi visi
misi kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif, hal tersebut tidak lepas dari cara
mempromosikan wisata di berbagai daerah, promosi tersebut dapat mempengaruhi
beberapa aspek seperti ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Pada era ini untuk
mempromosikan suatu wisata yang menarik cukuplah mudah, adanya internet
membuat promosi wisata semaikin mulus. Faktanya, Internet memberikan
kesempatan bagi pengguna untuk berpartisipasi, mengembangkan dan memperbarui
informasi apa pun. Didalam teori pemasaran, itu disebut konten yang dibuat
pengguna di mana pengguna menghasilkan konten informasi oleh diri mereka sendiri.
Beberapa situs yang diklasifikasikan sebagai konten yang dibuat pengguna adalah
5
Facebook, Twitter, MySpace, dan Instagram. Aplikasi ini menyediakan fitur seperti
pembaruan status, check-in, retweet, suka, pesan langsung, dan merekomendasikan
bagi pengguna untuk memperbarui informasi. Dalam konteks industri pariwisata,
Internet telah mengubah perilaku konsumen menjadi lebik aktif.
Salah satu wilayah potensial di Indonesia adalah Wisata di Kabupaten Malang
jumlahnya sangat banyak sekali khususnya wisata lokal seperti di Kecamatan Lawang
yang menyuguhkan kenyamanan alamnya yang sejuk. karena wilayahnya yang
cukup sulit untuk dijangkau, dan saling berjauhan antara tempat wisata satu dengan
lainnya.sehingga membuat keinginan wisatawan berkurang ditambah lagi kurangnya
penyampaian informasi yang detail tentang wisata tersebut membuat sulit
memastikan apakah layak untuk didatangi atau tidak
Padahal dari segi keindahan alam sangatlah bagus dan tidak kalah menarik
dengan wisata wisata mancanegara lainnya, namun kurangnya perhatian dari
pemerintah dan pengembang membuat potensi tersebut tidaklah berkembang ke level
yang di harapkan dari kementrian saat ini. Sehingga hanya masyarakat setempat saja
yang menjalankan dengan fasilitas seadanya. Masyarakat yang tidak memiliki
pendidikan tentang menejemen pariwisata dan komponen komponen yang diperlukan
dalam wisata membuat prospek wisata tidak berjalan menuju kearah standar standar
yang dibutuhkan yang bertujuan untuk menambah ketertarikan wisatawan. Faktanya
wisata Kecamatan Lawang memiliki potensi dari mulai pengembangan fasilitas
wisata yang berdampak pada bertambahnya jumlah wisatawan yang tertarik untuk
datang, selanjutnya akan menambah lapangan pekerjaan dengan adanya tempat bisnis
kecil kecilan. Mulai dari bisnis rumah makan,marchandise khas daerah tersebut dan
lain lain. Dengan berkembangnya setiap wisata lokal yang ada di Kecamatan Lawang
maka terbentuk susunan wisata yang nantinya akan membuat rantai Industri
pariwisata lokal. Dengan majunya setiap aspek bisnis di Kabupaten Malang
khususnya di Kecamatan Lawang maka akan menambah pendapatan devisa. Bagi
pemerintah daerah pastinya hal ini adalah keuntungan yang sangat berpotensi dalam

6
jangka panjang. Wisata akan terus berinovasi baik dari segi fasilitas yang
diberikan ,interior bangunan, pelayanan yang disajikan, dan kenyamanan wisata.
Untuk wisatawan lokal yang paling sering berkunjung rata-rata berasal dari Surabaya
dan Kota Malang dikarenkan mereka ingin merasakan suasana alam yang sejuk
terlebih masyarakat Surabaya yang terbiasa hidup dalam cuaca panas maka Lawang
adalah destinasi wisata yang cukup dekat dan memiliki suasana yang sejuk. Namun
diharapkan wisata Lawang bisa lebih dikenal masyarakat luas dan menjadi salah satu
destinasy bertaraf Nasional hingga Internasional agar wisatawan yang berkunjung
semakin banyak dan mampu mengembangkan pariwisata lokal ke arah yang jauh
lebih baik.
Dalam proses mencapai tujuan wisata yang sesuai dengan standar parawisata,
dibutuhkan teknik pemasaran yang baik. Dengan kemudahan penyampaian informasi
yang cepat dan akurat membuka peluang untuk mempromosikan wisata lokal yang
belum diketahui banyak orang. Dengan melakukan analisis jenis wisata, letak wisata
dan lain lain. Dapat mengelompokan apa saja yang menjadi daya tarik para
wisatawan. Dengan melakukan penyampaian informasi yang baik dan persuasif
ditambah dengan gambar gambar lokasi yang indah mampu membuat wisatawan
tertarik. Tinggal bagaiamana caranya informasi informasi yang telah disediakan
tersebut sampai kepada masyarakat secara luas sehingga siapapun dapat melihat dan
berbagi kepada orang lain. Dengan kemudahan pengiklanan segala jenis hal,
mempromosikan sebuah media berbasis aplikasi yang berisi list tujuan wisata dirasa
cukup mudah untuk disampaikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana inovsi pemsrn digitl yng idel digunkn di kecmtn lwng?Inovasi
pemasaran digital apa yang ideal untuk keadaan pasca pandemi?

7
2. Strategi pemsrn ap yng perlu dikembngkn gr msyrkt lebih tertrik berwist di
kecmtn lwng?

1.3 Tujuan
1. mendiskripsikn inovsi pemsrn digitl yng idel di kecmtn lwng
2. mendiskripsikn strtegi pemsrn yng perlu dilkukn msyrkt gr lebih tertrik
berwist di kecmtn lwng.

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoris Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kompetensi dan mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang manajemen
pemasaran saat ini maupun dimasa yang akan datang pada sektor pariwisata
daerah yang kurang dijangkau oleh masyarakat.
2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
penulis dalam praktek bidang manajemen khususnya manajemen pemasaran
digital, lalu menambah pengalaman dalam menganalisis dan menyelesaikan
permasalahan kasus dibidang pemasaran, memperluas pengetahuan mengenai
variabel-variabel pemasaran, serta dapat berguna bagi Kabupaten Malang
dalam meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan ke Malang.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Pada penelitian ini menggunakan studi kasus sebagai metode penelitian.
Tujuan penggunaan studi kasus menurut Yin (2011:2) adalah untuk menjelaskan
bagaimana suatu keberadaan dan mengapa kasus tersebut bisa terjadi. Dengan itu
peneliti memilih Kota Batu sebagai objek penelitian karena Kota Batu merupakan
satu satunya daerah yang berani membuat branding dirinya sebagai Kota Wisata Batu
sejak tahun 2010. Kota Batu juga menjadi contoh sukses bagi pengembangan wisata
daerah yang sudah terbukti di tingkat nasional. Selama ini Kota Batu menjadi contoh
nyata pengembangan wisata yang berangkat dari daerah (malangtime.com, 2017).
Selain itu, Kota Batu menempatkan teknologi komunikasi Internet dengan
penggunaan media sosial dan aplikasi yang berbeda dengan di beberapa kota lain
yang berada di Jawa Timur. Informan penelitian merupakan orang yang menjadi

9
kunci untuk memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan
penelitian ini. Dalam hal ini, informan yang diambil harus memiliki banyak
pengetahuan tentang topik penelitian ini. Dari beberapa informan seperti Kepala
Bidang Promosi dan Pemasaran, Kepala Bidang Informasi dan Pelayanan, tim media
sosial, masyarakat Kota Batu. Informan-informan tersebut dianggap mengetahui
mengenai topik yang akan dibahas, sehingga dapat memberikan informasi mendalam
terkait pertanyaan-pertanyaan yang akan ditujukan. Setelah data yang diperoleh
berupa hasil wawancara (rekaman), dokumen tertulis, maupun melakukan observasi
secara langsung. Dalam penelitian ini menggunakan jenis triangulasi yang merupakan
cara berbagai sumber dan melakukan perbandingan antara data yang didapatkan dari
hasil wawancara dari berbagai informan dengan data observasi melalui akun-akun
media digital dari Kota Batu, kemudian data berupa dokumen yang berbentuk file
maupun dari penelusuran melalui media internet.
Hasil dari pengumpulan data, Pariwisata merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perekonomian Kota Batu. Berbagai jenis wisata yang ditawarkan
menjadi kekayaan tersendiri bagi daerah ini. Pemerintah Kota Batu berperan sebagai
pemerintah daerah yang memiliki fungsi untuk mengembangkan potensi daerahnya,
sekaligus menyelesaikan permasalahan yang berada di masyarakat Kota Batu. Untuk
mengetahui permasalahan yang ada di masyarakat Kota Batu perlu diadakanya
sebuah assessment yaitu pemahaman atau pengungkapan dari sebuah persoalan, dari
proses assessment tersebut dapat diungkapkan bahwa Kota Batu ini potensinya ialah
sektor pariwisata. Dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu sendiri melihat
bahwa saat ini perkembangan teknologi bisa dimanfaatkan untuk membangun
pariwisata Kota Batu menjadi lebih dikenal dikalangan masyarakat mancanegara,
dengan terbentuknya Dinas Komunikasi dan Informatika di pemerintahan Kota Batu
2017 lalu telah membentuk sebuah Tim Media Sosial sebagai salah satu program
yang digunakan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu sebagai sarana untuk
mempromosikan Kota Batu sebagai Kota Wisata. Selain dari Dinas Komunikasi dan

10
Informatika, pemerintah daerah seperti Dinas Pariwisata Kota Batu juga
memanfaatkan media digital sebagai salah satu sarana promosi sejak tahun 2016.
Kota Wisata Batu memiliki tiga elemen penting dalam mengembangkan
pariwisatanya, yaitu peran pemerintah, pihak swasta dan masyarakat. Ketiga sektor
ini dapat bersinergi antara satu dengan yang lain menghasilkan fungsi masing masing
yang menjadi implementasi komunikasi pemasaran digital Kota Wisata Batu.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti dan Judul Penelitian Variabel yang Alat Analisis Hasil
Tahun Penelitian Diteliti Penelitian

1. Moh Zainal Pemilihan Komunikasi metode


Abiddin, Ilyas Strategi Pemasaran, penelitian
Mas’udin, dan Dana Pemasaran Motivasi deskriptif
Marsetiya Utama. Dengan Metode Wisata,Daur kuantitatif
(2017) SWOT Dan siklus
TOPSIS Pariwisata

2. Nur Wening, Strategi Bauran metode skala terdapat


Muhammad Al Pemasaran Pemasaran likert, metode pengaruh
Hasny, dan Ridha Untuk Pariwisata, kausal yang
Fitryana. Meningkatkan Keputusan signifikan
(2017) Jumlah Berkunjung secara
Kunjungan Pada bersama –
Obyek Wisata sama dari
Kebun Raya Dan variabel
Kebun Binatang Bauran
(KRKB) Pemasaran

11
Gembira Loka Pariwisata
Di Kota terhadap
Yogyakarta Keputusan
Berkunjung
dengan
tingkat
keyakinan.

3. I Gede Agus Krisna Pemanfaatan Digital Metode Pemanfaatan


Warmayana Digital Marketing, penelitian digital
Marketing dalam Industry 4.0, deskriptif marketing di
Promosi tourism kuantitatif industry 4.0
Pariwisata pada sangat
Era Industri 4.0 berperan
dalam
meningkatkan
promosi
pariwisata
pada generasi
Y dan Z.
Digital
marketing
merupakan
suatu
keharusan
karena
generasi ini
yang sering
digunakan
baik disadari
maupun tidak.

4. Mardhiyah Strategi Marketing metode Strategi


Azzahrani Komunikasi Communicati penelitian komunikasi
Pemasaran on, Public deskriptif pemasaran
Kementerian Relations, kuantitatif Kementerian
Pariwisata Youtube, Pariwisata
Indonesia dalam New Media, Indonesia
Pesona Indonesia Tourism dalam men-
melalui Youtube sosialisasikan
branding
Pesona

12
Indonesia
yang
ditujukan bagi
wisatawan
nusantara
sesuai dengan
bauran
komunikasi

5. Kresna Pengembangan Kawasan Kualitatif Perlunya


Dewangkara,Naufal Pariwisata Wisata eksploratif. perbaikan
(2020) Baturaden Baturraden, dalam sarana
Tata Ruang prasarana
Baturraden, tempat wisata
Identifikasi walaupun
4A tempat sudah
memenuhi
standar
namun masih
banyak
kurang,

6. Lelu Sabon, Strategi pariwisata Metode Perbaikan


Victoria (2017) Peningkatan Indonesia, Penelitian Aksesbilitas
Kinerja Sektor masyarakat Kualitatif dan
Pariwisata ekonomi Deskriptif Insfratuktur
Indonesia Pada ASEAN, ke daerah
Asean Economic kebijakan wisata agar
Community pemerintah, mempermuda
pendanaan h wisatawan
infrastruktur dikarenakan
pariwisata potensi
Indonsia
cukuplah
besar.

7. Hermawan,Herry Dampak Dampak


(2016) Pengembangan ekonomi
Desa Wisata pengembanga
Nglanggeran n desa wisata,
Terhadap pengembanga
Eekonomi n desa wisata

13
Masyrakat Lokal

8. Oktari Susetyarini, Pengukuran Tingkat analisis Secara fisik


Jussac M Masjhoer Tingkat kepuasan Importance kualitas dan
Kepuasan wisatawan,rev Performance kuantitas
Wisatawan italisasi Analysis fasilitas
Terhadap Maioboro umum,
Fasilitas Umum, prasarana
Prasarana umum, dan
Umum, dan fasilitas
Fasilitas pariwisata di
Pariwisata di kawasan
Malioboro Malioboro
pasca
revitalisasi
mengalami
peningkatan
akan tetapi
belum
memenuhi
tingkat
harapan
wisatawan.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengembangan Pariwisata

Saat ini pengembangan branding regional berkembang pesat melalui


media sosial dengan penekanan pada proposisi inti pada kompetensi
produk regional (sumber daya regional), yang memiliki dampak tinggi
pada output, pendapatan, ketenagakerjaan dan teknologidan membawa

14
pengembangan area spillover ke area sekitarnya. Todaro & Michael P,
(2000) menyatakan bahwa faktor utama dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi adalah pertumbuhan investasi yang dapat meningkatkan
kualitas modal atau sumber daya manusia dan keadaan fisik, untuk
berhasil meningkatkan kuantitas sumber daya produktif dapat
meningkatkan produktivitas semua sumber melalui pengembangan
jejaring sosial, inovasi dan kemajuan teknologi digital IT. (Ferdinand, 2005)
menyatakan bahwa portofolio modal sosial dibangun dari jejaring
sosial (multi media), kepercayaan, kepatuhan terhadap norma sosial
dan norma timbal balik serta berbagai kohesi sosial dan kerja
sama sinergis yang dibangun akan menghasilkan sumber daya spesifik
perusahaan, yang memiliki potensi. untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan. Semenetara Xu, Castro, & Nurjanah, (2009)
menyatakan bahwa pengembangan bisnis pariwisata melalui inovasi
pengembangan branding lebih ditekankan pada proses inovasi dalam
organisasi seperti: proses sosial yang menghasilkan inovasi sebagai
individu kreatif (konteks kreativitas individu), budaya organisasi (konteks
budaya organisasi), lingkungan (konteks lingkungan), dan faktor sosial
ekonomi (konteks sosial ekonomi). Beerli. & Martin., (2004) menyatakan
bahwa persepsi terhadap tujuan wisata mempengaruhi kepuasan dan niat
untuk mengunjungi situs terkait di masa depan, yang tentu saja tergantung
pada kemampuan SDM pariwisata layanan wisata untuk memberikan
pengalaman positif yang tak terlupakan yang diperoleh turis selama wisata
di Indonesia.
Menururt (Adhiatma, & Reza, 2015) menyatakan bahwa membangun
strategi branding yang melibatkan masyarakat perkotaan di dalamnya tidak
bisa menjadi tugas organisasi. Semua pemangku kepentingan harus dilibatkan
baik Pemerintah Kota, pelaku usaha, media, universitas lokal, lembaga

15
budaya dan warisan, pelaku pariwisata, tokoh masyarakat dan lainnya.
Keterlibatan semua pemangku kepentingan memastikan berbagai perspektif
dan pemetaan semua masalah kota sehingga membuat implementasi proses
branding sedikit lebih ringan.

2.2.2 Tourism/Pariwisata/Wisatawan

Pariwisata adalah "Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung


fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat setempat, sesama
wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha. Menurut
Ketetapan MPRS No. I-II Tahun 1960: Kepariwisataan dalam dunia modern
pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia
dalam memberi hiburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja
setelah mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah atau negara lain.,
disebut pariwisata dalam dan pariwisata luar negeri . Menurut Hunziker and
Krapf tahun 1942: Tourism is the totality of the relationship and phenomena
arising from the travel and stay of strangers, provided that they stay does not
imply the establishment of a permanent residence and is not connected with a
remunerative activities. Menurut Yoeti, 1985: Pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari
suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (bisnis)
atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk
menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk
memenuhi keinginan yang beranekaragam Direktorat Jenderal Pariwisata
1990 mengatakan : Pariwisata diartikan sebagai segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik
wisata serta usaha - usaha yang terkait di bidang tersebut. Wisata diartikan
sebagai kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
16
dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan
daya tarik wisata. Menurut Suryadana (2013) seseorang bisa dikatakan
wisatawan, jika dia melakukan perjalanan dengan mengunjungi tempat-tempat
tertentu dengan tujuan berlibur, berbisnis, berolahraga, berobat, dan bahkan
menuntut ilmu. Berbanding lurus dengan pernyataan sebelumnya, Yoeti
(2006) mendefinisikan wisatawan sebagai siapapun yang melakukan
perjalanan ke destinasi yang bukan merupakan tempat tinggalnya untuk
sementara waktu dengan alasan apapun tanpa memiliki jabatan atau pekerjaan
di tempat yang ia kunjungi
Kegiatan pariwisata mengalami perkembangan, di antaranya adalah
adanya wisatawan yang melakukan kegiatan bisnis pada saat melakukan
kegiatan wisata. Oleh karena itu point d., mengalami perubahan.Menurut
Internasional Union of Official Travel Organizations (IUOTO), para
wisatawan diartikan sebagai orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan
dalam jangka waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan di dalam suatu
negeri yang bukan merupakan negri dimana biasanya ia tinggal. Mereka yang
termasuk kategori wisata meliputi:
A. Orang-orang yang sedang mengadakan perjanalan untuk bersenang-
senang, untuk keperluan pribadi, kesehatan, dan sebagainya,
B. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk maksud
menghadiri pertemuan, mengikuti konferensi atau sebagai utusan
berbagai macam badan atau organisasi,
C. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk kegiatan
bisnis.
Menurut Saleh Wahab (1989), dalam kegiatan pariwisata terdiri dari
tiga unsur yaitu manusia, tempat dan waktu. Manusia yaitu yang melakukan
kegiatan pariwisata, ruang/tempat kegiatan pariwisata berlangsung dan waktu

17
yaitu unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan dan selama berdiam di
daerah tujuan dalam kegiatan pariwisata

Menurut Spilane dalam Soebagyo (2012: 154) pariwisata adalah


“perkawasanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan
perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau
keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,
budaya, alam dan ilmu”. Ditambah pula bahwa pariwisata terbagi atas
beberapa jenis, yaitu: 1). Pariwisata untuk menikmati perkawasanan (pleasure
tourism), 2). Pariwisata untuk berekreasi (recreation tourism), 3). Pariwisata
untuk budaya (culture tourism), 4). Pariwisata untuk olah raga (sport tourism),
5). Pariwisata untuk urusan rumah tangga (business tourism) dan 6).
Pariwisata untuk berkonvensi (conventional tourism). Dikutip dari Salman
(2014) mengatakan bahwa menurut Mariotti (1999:43), daerah tujuan wisata
harus memiliki hal menarik yang dapat ditawarkan kepada para wisatawan.
Destinasi Pariwisata harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Harus memiliki something to see, yaitu di tempat tersebut harus ada
obyek dan atraksi wisata khusus, yang berbeda dengan apa yang dimiliki
daerah lain untuk dilihat.
2. Harus menyediakan something to do, yaitu di tempat tersebut harus
disediakan fasilitas untuk melakukan kegiatan rekreasi yang dapat membuat
betah wisatawan.
3. Harus menyediakan something to buy, yaitu di tempat tersebut
harus tersedia fasillitas untuk berbelanja, terutama oleh-oleh dan barang
kerajinan khas yang dapat dibawa pulang ke tempat asal oleh wisatawan.
Moratti juga berpendapat bahwa terdapat tiga hal yang dapat menarik
wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Ketiga hal tersebut adalah
benda – benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta

18
(contoh: pemandangan, iklim, flora dan fauna), benda – benda hasil
ciptaan manusia (contoh: monumen dan museum), dan tata cara hidup
masyarakat setempat.

2.2.3 Digital Marketing

Pemasaran adalah mengelola hubungan pelanggan dengan


menguntungkan. Tujuan ganda dari pemasaran adalah untuk menarik
pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan
pelanggan saat ini dan tumbuh dengan memberikan kepuasan (Gary, Wong,
Philip Kotler, & John Saunders, 2008). E-Marketing atau Digital
Marketing menurut (Chaffey & Mayer, 2009) adalah pemasaran yang
memiliki lingkup lebih luas karena mengacu pada media digital seperti web,
e-mail dan media nirkabel, tetapi juga meliputi pengelolaan data pelanggan
digital, dan juga bagaimana Internet dapat digunakan bersama dengan media
tradisional untuk memperoleh dan memberikan layanan kepada pelanggan.
Kotler dan Armstrong (2009) juga berpendapat bahwa pemasaran
digital merupakan bentuk pemasaran langsung yang menghubungkan entitas
bisnis dan pelanggan secara elektronik dengan menerapkan teknologi
interaktif seperti situs web, email, situs web, newsgroup dan forum online,
televisi interaktif, dan juga komunikasi seluler. Selanjutnya, karena koneksi
fleksibilitasnya, pemasaran digital digunakan untuk komunikasi dan
mempromosikan produk dan layanan secara tepat waktu, relevan, pribadi, dan
hemat biaya (Baines et al., 2011). Untuk tujuan penelitian, pemasaran digital
terdiri dari pemasaran media sosial dan pemasaran konten. Ini hanya karena
kita hidup di dunia yang terus terhubung dan oleh karena itu, hal itu

19
mendorong media sosial dan kontennya untuk menentukan aktivitas
pemasaran (Lamberton dan Stephen, 2016).
Digital marketing merupakan kegiatan dibidang pemasaran yang
memanfaatkan platform yang ada di internet dalam menjangkau para target
konsumen, selain itu digital marketing diartikan sebagai pemasaran produk
atau jasa melalui internet atau disebut dengan pemasaran-i, web marketing,
online marketing, e-marketing, atau e-commerce (Hermawan , 2012).
Kegiatan digital marketing dimanfaatkan oleh pelaku bisnis sehingga
penerapan media internet dipasaran meningkat.Adapun dua manfaat digital
marketing (Hermawan , 2012): 8
1. Biayanya relatif murah adalah pemasaran menggunakan digital
marketing jauh lebih murah dan mudah menjangkau calon konsumen begitu
luas dibandingkan periklanan konvensional. Sifat digital marketing
memungkinkan konsumen memeriksa dan membandingkan produk satu
dengan yang lainnya lebih nyaman.
2. Muatan informasi yang besar adalah penggunaan digital marketing
menyediakan sejumlah informasi yang besar dan begitu luas dibandingkan
dengan media konvensional seperti media cetak, radio dan televisi. Digital
marketing juga mampu menyimpan data secara akurat yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
Menurut Yazer Nasdini (2012:32) indikator Digital Marketing yaitu:
1. Accessibility (aksessibilitas). Accessibility adalah kemampuan
pengguna untuk mengakses informasi dan layanan yang disediakan
secara online periklanan. istilah Accessibility umumnya terkait dengan
cara pengguna dapat mengakses situs Sosial media.
2. Interactivity (interaktivitas). Interactivity adalah Tingkat
komunikasi dua arah yang mengacu pada kemampuan timbal balik

20
komunikasi antara pengiklan dan konsumen, dan menanggapi input
yang mereka terima.
3. Entertainment (hiburan). Entertainment adalah kemampuan beriklan
untuk memberi kesenangan atau hiburan kepada konsumen. Secara
umum memang banyak iklan yang memberikan hiburan sambil
menyisipkan informasi-informasi.
4. Credibility (kepercayaan). Credibility adalah bagaimana tingkat
kepercayaan konsumen online iklan yang muncul, atau sejauh mana
iklan memberikan informasi tentang mereka dapat dipercaya, tidak
memihak, kompeten, kredibel dan spesifik.
5. Irritation (kejengkelan). Irritation adalah gangguan yang terjadi
dalam iklan online, seperti manipulasi iklan sehingga mengarah pada
penipuan atau pengalaman buruk konsumen tentang periklanan online.
6. Informativeness (informative). Kemampuan iklan untuk menyuplai
informasi kepada konsumen adalah hakekat dari sebuah iklan. Iklan
juga harus memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai sebuah
produk sehingga bisa memberikan keuntungan ekonomis bagi
konsumen.
Dimensi Digital Marketing penjualan sebagai bagian dari bauran
pemasaran 4P menurut Kotler dan Keller (2012:25) yaitu product, price,
place, promotion yaitu :
1. Product (produk). Suatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk
mendapatkan perhatian, agar produk yang dijual mau dibeli,
digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan
atau kebutuhan dari konsumen.
2. Price (harga). Sejumlah nilai yang ditukarkan kosumen dengan
manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang
nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar,

21
atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap
semua pembeli.
3. Place (tempat). Tempat diasosiasikan sebagai saluran distribusi
yang ditujukan untuk mencapai target konsumen. Sistem distribusi ini
mencakup lokasi, transportasi, pergudangan dan sebagainya.
4. Promotion (promosi). Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan
manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya.

Dalam pelaksanaan digital marketing pelaku bisnis pariwisata harus


mengkaji berbagai teknik komunikasi digital yang merupakan bagian dari
strategi komunikasi bisnis online yang bertujuan untuk melaksanakan
perencanaan pemasaran secara digital oleh suatu perusahaan. Saluran media
digital merupakan salah satu teknik komunikasi digital yang dimanfaatkan
perusahaan untuk mempromosikan produk melalui media internet melalui
situs web dengan tujuan untuk menarik dan mempengaruhi pelanggan untuk
melakukan transaksi pembelian. Adapun saluran media digital diantaranya
(Chaffey, 2015) :
1. Search engine marketing (SEM), pemanfaatan iklan online yang ada
dihalaman hasil mesin pencari berguna untuk membantu pengunjung
menemukan website produk pasar yang ditawarkan. Teknik pemasaran
penelusuran terbagi 2 yaitu ialah tautan bersponsor yang menggunakan
system bayar per klik dan penempatan dalam daftar untuk
menggunakan pengoptimalan mesin pencari (SEO) search engine
optimation ialah proses pengaturan konten di website supaya dapat
ditemukan oleh 11 pengguna internet yang dalam proses pencarian
konten serta menyajikan konten agar dapat dengan mudah ditemukan
oleh mesin-mesin pencari lainnya.

22
2. Online PR, mengoptimalkan sebutan dan interaksi yang
menguntungkan produk dan situs web perusahaan dengan
menggunakan media sosial atau blog yang sedang dikunjungi oleh
calon pelanggan.
3. Online partnerships, menciptakan serta mengelola pengaturan dalam
jangka waktu yang lama untuk mempromosikan layanan online suatu
perusahaan yang berada disitus web pihak ketiga atau melalui
komunikasi email
4. Interactive advertising, penggunaan iklan berbasis online seperti
spanduk dan iklan multimedia untuk mencapai kesadaran merek dan
mendorong clickthrough ( melalui klik dari audiens) kesitus target.
5. Opt-In emil marketing,penggunaan daftar internal untuk aktivitas
dan mempertahankan pelanggan. Cara ini menambah daftar kontak dalam
email marketing melalui konsumen yang sudah melakukan registrasi yang
telah disetujui dan mengetahui bahwa konsumen akan mndapatkan email rutin
yang berisi iklan pemasar.
6. Sosial media marketing, ialah kategori penting dalam pemasaran
digital yang melibatkan dan mendorong komunikasi pelanggan disitus
perusahaan yang dimiliki atau munculnya media sosial lainnya seperti
facebook, twitter, instagram, youtube, situs penerbit, blog dan forum. Social
media marketing merupakan strategi dalam aktivitas pemaran yang 12
memanfaatkan berbagai situs mediasosial. Media sosial dapat diartikan
sebagai metode dalam kegiatan pemasaran yang selalu berhasil dalam
mempromosikan barang atau jasa yang dimiliki melalui internet marketing.
Penting bagi pelaku bisnis untuk menerapkan platform media sosial yang saat
ini berpengaruh dalam meningkatkan jumlah penjualan. Adapun platform
media sosial yang digunakan oleh pelaku bisnis diantaranya :

23
1. Facebook marketing yaitu kegiatan pemasaran dengan
menanfaatkan facebook. Adapun tujuan facebook marketing ialah
(Helianthusonfri, 2012) :
a. Membangun komunikasi, komunitas merupakan hal terpenting
dalam facebook marketing karena melalui komunitas akan terbentuk
kelompok yang nantinya akan membeli produk perusahaan

b. Membuat saling terhubung, dalam dunia bisnis hubungan antara


penjual dan konsumen sangat diperlukan meelalui facebook marketing
perusahaan dapat membuat media yang bisa menghubungkan antara
keduanya sehingga interaksi bisa terjadi.

c. Menciptakan kredibilitas, kredibilitas ialah kualitas atau kekuatan


untuk menciptakan kepercayaan pelanggan dalam facebook marketing,
tak hanya penjualan perusahaan juga harus membangun kredibilitas
yang baik agar bisa dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai
kemampuan disuatu bidang. 13

d. Komunikasi, komunikasi diperlukan dalam pemasaran oleh


operasional suatu bisnis dengan melalui fitur yang tersedia di facebook
perusahaan dengan mudah berkomunikasi dengan konsumen.

e. Menjual, dengan menggunakan facebook kita bisa menjadi produk


melalui fitur yang sudah tersedia yaitu dengan membangun took
online dalam fanspage facebook.

f. Mendatangkan pengunjung, tujuan facebook marketing ialah untuk


mendatangkan pengunjung ke website perusahaan yang nantinya

24
kegiatan bisnis bia semakin meningkat. Kelebihan menggunakan
facebook marketing dibanding bentuk kegiatan promosi lainnya ialah
dengan biaya promosi begitu murah, bertemu sambil promosi, sarana
pasar yang tertarget dan cocok untuk membangun kredibilitas dan
branding (Helianthusonfri, 2012).

2. Instagram marketing, instagram adalah aplikasi yang digunakan


untuk membagikan foto maupun video, yang membuat banyak
penggunanya mulai mencoba bisnis online dengan mempromosikan
produk-produknya melalui instagram (Nisrina, 2015). Sistem dalam
instagram ialah dengan menjadi pengikut akun pengguna lainnya atau
memiliki pengikut instagram. Sehingga komunikasi antara pengguan
instagram bisa terjalin dengan memberikan tanda like dan
mengomentari foto yang diunggah oleh pengguna lainnya. Instagram
juga mempunyai fitur khusus alat bisnis untuk membantu perusahaan
memahami pengikutnya dengan lebih baik 14 dalam mengembangkan
bisnisnya. Dengan fitur bisnis perusahaan memperoleh wawasan
mengenai pengikut dan kiriman serta mempromosikan kiriman untuk
mendukung tujuan bisnis diaplikasi instagram. Sehingga pelanggan
dapat melihat informasi penting diprofil akun instagram sebuah
perusahaan. Selain itu instagram memiliki keuntungan yang sangat
banyak salah satunya beriklan melalui instagram.

3. Twitter marketing, merupakan salah satu media sosial yang


dimanfaatkan perusahaan sebagai sarana promosi dan memperluas
jangkaun dan dapat berinteraksi dengan pelanggan secara efektif dan
praktis. Sarana marketing dalam twitter dengan melalui tweet. Tweet

25
yang telah diposting dapat dilihat oleh pengikut dari suatu perusahaan
(Helianthusonfri, 2012).

4. Youtube marketing, youtube salah satu diantara media social yang


digunakan pelaku bisnis sebagai sarana pemasaran. Model pemasaran
yang disajikan oleh youtube berupa video yang mana lebih menarik
serta menghibur (Helianthusonfri, 2016). Adapun manfaat dari
youtube marketing ialah (Helianthusonfri, 2016).:

a. Membangun brand awareness, sebagai sebuah media sosial yang


dapat dimanfaatkan untuk saran interaksi dengan target pasar melalui
konten visual. Dengan memanfaatkan youtube, perusahaan dapat
memasarkan produk secara lebih murah dengan daya jangka yang luas.

b. Dapat digunakan untuk presentasi produk dengan cara mengenalkan


dan menwarkan produk tersebut melalui video. 15

c. Mendatangkan trafik ke website, selain sebagai alat promosi produk,


youtube juga dapat dimanfaatkan untuk sumber trafik web dengan kata
lain bisa mempromosikan website.
Ada 6 kategori yang terbagi didalam media sosial diantaranya
(Chaffey, 2015) :
a. Sosial networking,jejaring sosial adalah mendengarkan ppelanggan
dan berbagi konten yang menarik. Disini facebook dan twitter
cenderung paling penting untuk konsumen

b. Sosial knowledgeatau pengetahuan sosial ialah media sosial


informasi seperti Yahoo! Answers, dimana pelaku bisnis bisa

26
membantu khalayak dalam memecahkan masalah serta menunjukkan
bahwa produk tersebut telah membantu orang lain.

c. Sosial sharing,ini adalah situs bookmark social seperti pinterest


yang berguna dalam memahami konen yang menarik bisa dalam
bentuk gambar, video yang diberi judul untuk mempermudah
pengguna lain menemukannya.

d. Sosial news,twitter ialah bagian yang paling popular dala berbagai


persoalan berita.

e. Social steaming, situs social media yang dapat mengirim foto, video
dan podcast secara terus menerus dan real time seperti youtube.

f. Company use-generted content and community, berbeda dengan


yang lain dari kehadiran sosial media yang independen dari
perusahaan, ini adalah ruang sosial perusahaan yang bisa
diintegrasikan ke dalam 16 konten produk, komunitas dukungan
pelanggan atu blog yang berisi ulasan dari pengguna.

Faktor yang mempengaruhi efektifitas Digital Marketing Dalam


(Goel et al., 2017)
1. Sasaran pasar. Ini merupakan faktor terpenting dalam memilih
target pasar. Ini akan melibatkan biaya besar jika ingin
mempromosikan produk anda di setiap platform di internet dan ingin
fokus pada jutaan pengguna internet sebagai target pasar anda.

27
2. Teknologi. Seperti kita ketahui, teknologi adalah tulang punggung
pemasaran digital, jadi untuk pemasar sangat penting untuk tetap
diperbarui tentang teknologi.
3. Konten. Konten adalah tempat dimana anda akan dapat berdiri
terpisah dari pemain lain di industry. Situs dan pesan anda harus
memiliki bahasa yang relatable dan rasional Konten
4. Anggaran. Pemasaran digital lebih murah dari pemasaran
tradisional, namun demikian tentu tidak gratis. Dengan demikian
muncul kebutuhan untuk menyiapkan anggara yang sangat khusus
untuk itu.
5. Media sosial. banyak bisnis yang terlibat dalam media sosial.
Organisasi hari ini tetap dinamis dan catatan jaringan online yang
sehat. organisasi juga meminta pekerja mereka melalakukan hal yang
sama untuk terhubung dengan klien mereka. Banyak organisasi
melakukan promosi melalui jejaring sosial berbasis web.

2.2.4 Public Relation

Secara universal public memiliki arti sekelompk orang yang memiliki


dan minat perhatian yang sama terhadap suatu hal. Sedangkan istilah Relation
dalam bahasa Indonesia yakni hubungan hubungan yang artinya memiliki
banyak hubungan. Public relation adalah proses interaksi dimana public
relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua
belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling
adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya

28
Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu
membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan
kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen,
membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik,
menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani
minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan
awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan
teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002).
Menururt Frank Jefkins (1995) “Public Relations adalah sesuatu yang
merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam
maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian”.. Widjaja,2001, Public Opinion menyebutkan bahwa public
relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan
publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu. Sebuah survei yang
diadakan oleh American Advertising Federation (AFF) tentang 1.800
eksekutif bisnis. Para eksekutif diberi pertanyaan departemen mana yang
paling penting bagi keberhasilan perusahaan mereka. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa PR menduduki tingkat tiga teratas setelah
pengembangan produk dan perencanaan strategis, kemudian disusul oleh
periklanan, penelitian dan pengembangan (Litbang), dan hukum

2.2.5 Motivasi Wisata

Motivasi artinya seseorang yang menyebabkan orang bertindak


melalui dorongan untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar seseorang
itu tergerak hatinya dan bertindak sesuatu yang tanpa disadari guna
29
melakukan sesuatu sehingga mencapai tujuan atau hasil tertentu. (Sudirman,
2001). Motivasi segala sesuatu dalam melakukan sesuatu atas dasar dorongan
(Purwanto, 2007). Menurut Hurryati (2010) motivasi yakni keaadan
(Aktivitas) dimana seseorang mengarah berdasarkan tujuan. Motivasi
termasuk dalam dorongan, keinginan dan hasrat menurut Mowen (2006).
Menurut Winardi (2000) Motivasi menyatakannya secara amat sederhana
yang berkenaan selaras gerakan, motif disebutnya hal yang menggerakan atau
mendorong orang untuk berperilaku dengan cara tertentu. Menurut Hasibuan
(2005) Motivasi adalah penggerak sekaligus transfer energi yang dapat
membuat kesemangatan kerja seseorang guna mereka berminat bekerjasama,
bekerja secara efisien, dan tergabung dengan seluruh kecakapan usaha dengan
tujuan mencapai kepuasan yang diinginkan.
Dari teori yang didapat, dapat ditarik intisari arti motivasi yaitu segala
sesuatu yang mendorong seseorang karena tampak dari dalam diri seseorang
yang mengakibatkan orang tersebut bertindak melakukan sesuatu tanpa
disadari bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan.Dari teori yang didapat, dapat ditarik intisari arti motivasi yaitu segala
sesuatu yang mendorong seseorang karena tampak dari dalam diri seseorang
yang mengakibatkan orang tersebut bertindak melakukan sesuatu tanpa
disadari bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan.
Faktor Pendorong umumnya bersifat sosial-psikologis, atau
merupakan person specific motivation, sedangkan dengan adanya faktor
pendorong, maka seseorang ingin melakukan perjalanan wisata, tapi belum
jelas daerah mana yang akan dituju. Berbagai faktor pendorong bagi
seseorang untuk melakukan perjalanan wisata misalnya seperti di bawah ini.
A. Escape Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan
menjemukan atau melepaskan kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.

30
B. Relaxation Keinginan untuk penyegaran yang juga berhubungan dengan
motivasi untuk escape di atas.
C. Play Ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai permainan yang
merupakan pemunculan kembali sifat kekanak-kanakan dan melepaskan
diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.
D. Strengthening Family Bonds Ingin mempererat hubungan kekerabatan,
khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relations).
E. Pretige Untuk menunjukkan gengsi dengan mengunjungi destinasi yang
menunjukkan kelas dan gaya hidup yang merupakan dorongan untuk
menaikkan status dan derajat sosial.
F. Social Interaction Untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat
atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.
G. Romance Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa
memberikan suasana romantis untuk memenuhi kebutuhan seksual
khususnya dalam pariwisata seks.
H. Educational Opportunity Keinginan untuk melihat sesuatu yang baru,
mempelajari orang lain atau daerah lain, atau kebudayaan etnis lain. Hal
ini pendorong yang dominan dalam pariwisata.
I. Self-Fulfilment Keinginan untuk menemukan jati diri sendiri karena diri
sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau
orang baru.
J. Wish Fulfillment Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang
dicita-citakan sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat agar bisa
melakukan perjalanan.
K. Financial Security Kemampuan financial masyarakat.
L. Leisure Time Menggunakan waktu senggang yang dimiliki
Sedangkan Faktor Penarik merupakan destination specific attributes.
Berbagai faktor penarik yang seharusnya dimiliki oleh daerah tujuan wisata

31
untuk menjadi destinasi pilihan adalah yang memenuhi “needs dan wants”
yaitu:
A. Cuaca / Iklim Destinasi.
B. Transportasi, Akses. Akses yang dimaksudkan agar wisatawan dapat
dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata baik secara
internasional maupun akses ke tempat-tempat wisata pada sebuah
destinasi.
C. Atraksi Pariwisata Aspek daya tarik suatu destinasi untuk berkatifitas dan
mempunyai nilai rekreasi. Setiap destinasi pasti memiliki daya tarik baik
daya tarik alam, masyarakat juga budayanya.
D. Amenities Fasilitas utama dan pendukung.. Amenities menjadi salah satu
syarat daerah tujuan wisata agar wisatawan dapat dengan kerasan tinggal
lebih lama pada sebuah destinasi. Di dalamnya termasuk akomodasi,
makanan dan minuman.
E. Adanya keterlibatan lembaga pariwisata yang akan mendukung sebuah
destinasi layak untuk dikunjungi. Aspek kelembagaan ini dapat berupa
dukungan lembaga keamanan, lembaga pariwisata sebagai pengelola
destinasi dan lembaga pendukung lainnya yang dapat menciptakan
kenyamanan wisatawan.
F. Lingkungan hidup yang alami juga yang buatan.

2.3 Kerangka Pikir Penelitian


Menurut Sugiyono (2017:60) mengemukakan bahwa, kerangka
berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Gambar Kerangka Pikiran 2.3

32
Banyaknya wisata lokal potensial di
Kecamatan Lawang

Latar Belakang

Landasan Teori Penelitian

Pengembangan Wisata

Public Relation
Motivasi Digital Marketing

Tourism

Analisis Kuantitatif

Temuan Hasil

Implikasi Hasil Penelitian

33 Kesimpulan dan Saran


2.4 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori, maka terdapat
kerangka konseptual penelitian yang akan dikembangkan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual

X1=Motivasi
Wisata Y=Wisatawan

X2=Digital
Marketing

= Pengaruh antar variabel

= Pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y

2.5 Konsep Hipotesis


Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penelitian dapat memberikan
beberapa hipotesis dalam penelitian ini,yaitu :
2.5.1 Pengaruh Motivasi Wisata terhadap Wisatawan
Pitana dan Gayatri (2005:58), menyatakan bahwa motivasi merupakan faktor
penting bagi calon wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan
wisata yang akan dikunjungi. Motivasi wisatawan merupakan salah satu faktor yang
harus diperhatikan dalam meningkatkan industri pariwisata suatu daerah.
Mempelajari motivasi wisatawan sangat penting, karena setiap wisatawan yang akan
berkunjung ke suatu destinasi memiliki motivasi yang berbeda dan motivasi yang
dimilikipun beragam, maka dari itu, setiap pengelola destinasi suatu daerah harus
mampu memahami motivasi dari seorang wisatawan karena hal tersebut berguna

34
untuk peningkatan industri dan menjadi pemicu wisatawan dalam melakukan
keputusan pembelian atau keputusan kunjungan ke tempat pariwisata. Berdasarkan
kajian empiris yang telah dibahas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini
yaitu:
H1: Motivasi Wisata berpengaruh signifikan terhadap Wisatawan
2.5.2 Pengaruh Digital Marketing terhadap Wisatwan
Digital Marketing sangat berpengaruh terhadap tujuan berkunjung wisatawan.
Dengan menilai dari media wisatawan dapat memutuskan kemana ia akan
berkunjung.Hal ini dikuatkan dengan adanya penelitian terdahulu,“Peran Digital
Marketing Terhadap Brand Equity Produk Pariwisata” oleh Nur Latifa Isnaini, Salma
Fauziyyah, dan Rizky Trisna Firman H. tahun 2017. Berdasarkan hasil penelitiannya
dengan studi literatur ditemukan bahwa kemajuan teknologi, perubahan perilaku
konsumen, dan inovasi perusahaan sangat mempengaruhi brand equity suatu produk
khususnya di bidang pariwisata. Penelitian “Pengaruh Sistem Pemasaran Digital
Marketing Terhadapat Peningkatan Volumen Penjualan Hasil Industri Rumahan oleh
Theresia Pradiani tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Digital marketing
dipandang sebagai media yang paling baik sebagai sarana promosi yang paling efektif
dan efisien serta mampu meningkatkan volume penjualan yang signifikan.
Berdasarkan kajian empiris yang telah dibahas maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian ini yaitu:
H2: Digital Marketing berpengaruh signifikan terhadap wisatawan
.
2.5.3 Pengaruh Motivasi Wisata dan Digital Marketing terhadap Wisatwan.
Dengan adanya digital marketing yang dibuat dengan baik melalui berbagai
platform seperti Instatagram,Tiktok dan Facebook mampu meningkatkan pengaruh
motivasi wisatawan untuk berkunjung, disamping itu dengan memaksimlkan kinerja
kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi psikologis seseorang dan memaksimlakn
volume penjualan di daerah tempat wisata.

35
Lambet al.(2005) menyatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan
pendorong yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan untuk memenuhi
kebutuhannya. Abrahan Maslow, seorang psikolog, mengembangkan teori hirarki
kebutuhan (hierarcy of needs) dengan memperingkat kebutuhan seseorang menjadi
lima tingkatan :physiological needs, safety needs, social needs,esteem needs dan
self-actualization needs(Kotler dan Keller, 2012).Berdasarkan uraian dari motivasi
dan tingkatan kebutuhan seseorang, dapat dijelaskan bahwa seorang akan terdorong
melakukan pembelian pada suatu produk bila produk tersebut dapat memenuhi
kebutuhannya. Dengan demikian pelaku pemasaran dapat menawarkan dan
mengiklankan produknya berdasarkan tingkatan kebutuhan seorang wisatawan.
Berdasarkan kajian empiris yang telah dibahas maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian ini yaitu: H3: Motivasi Wisata dan Digital Marketing
berpengaruh secara simultan terhadap wisatawan.

36
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya hingga dideskripsikan secara deduksi yang berangkat dari
teori-teori umum, lalu dengan observasi untuk menguji validitas keberlakuan teori
tersebut ditariklah kesimpulan. Kemudian di jabarkan secara deskriptif, karena
hasilnya akan di arahkan untuk mendiskripsikan data yang diperoleh dan untuk
menjawab rumusan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan
penyebaran angket (kuesioner). Kuesioner diberikan kepada pengelola Wisata di
Kabupaten Malang. Di sini peneliti bermaksud menarik kesimpulan untuk
memberikan inovasi strategi pemasaran di sektor pariwisata daerah di Kecamatan
Lawang beserta faktor penghambatnya dalam pengembangan pariwisata di
daerahnya.

3.2 Sifat Penelitian


Penelitian ini bersifat pengembangan yang mana merupkan bentuk penelitian
yang memberikan penambahan variabel atau indikator baru. Menurut Wayan (2009)
ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara lain Masalah yang ingin
dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau
penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional
dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas.

37
3.3 Lokasi dan Periode Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di wilayah kabupaten Malang, khususnya
wilayah Kecamatan Lawang yang memiliki beberapa wisata seperti Wonosari,
Tlogoland, Coban Supit Urang, dan Wisata Air Krabyakan. Untuk periode penelitian
untuk data time series sesuai dengan pengamatan selama 10 tahun dan cross section
sesuai waktu pengambilan data selama 1 bulan.

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2017, p. 117) merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulan. Sehingga
populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan di beberapa tempat wisata yang sudah
terpillih di Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.

3.4.2 Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2017, p. 118) merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik populasi. Menurut Sugiyono (2017, p. 82) probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sehingga setiap anggota
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Jenis probability
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling.
Menurut Sugiyono (2017, p. 82) Simple random sampling adalah pengambilan
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu.

38
Dalam menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik Slovin dengan tingkat kesalahan 10%, tingkat
kesalahan 10% digunakan karena jumlah populasi yang digunakan oleh peneliti
cukup banyak dan keterbatasan peneliti dari segi sumber dana, waktu dan tenaga
yang tersedia. Maka perhitungan ukuran sampel dari suatu populasi menggunakan
teknik Slovin yang dikutip dari Siregar (2015, p. 34) didapati jumlah sampel sebagai
berikut:
𝑛 = N/1+(Ne2)

Keterangan:
𝑛 = Jumlah sampel
𝑁 = Jumlah populasi
𝑒 = Tingkat kesalahan / Error level
𝑛 = 𝑁 /1 + (𝑁𝑒2)
𝑛 = 100 / 1 + (100𝑥0.12)
𝑛 = 100 /2
𝑛 = 50
Dengan demikian jumlah sampel penelitian ini berjumlah 50 orang wisatawan lokal
Kecamatan Lawang

3.5 Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan sumber
data sekunder.
3.5.1 Data primer
Data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber-sumber primer
yakni yang asli, informasi dari tangan pertama atau responden (Wardiyanta, 2006 :
28). Data primer diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh
responden, observasi langsung dan wawancara.

39
3.5.2 Data sekunder
Data sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari
responden, tetapi dari pihak ketiga (Wardiyanta, 2006 : 28). Data sekunder ini
diperoleh dari kantor Dinas Budparpora Kabupaten Malang, BPS, dan kepustakaan
lain yang terkait seperti dari buku, jurnal dan internet mengenai pengembangan
pariwisata.

3.6 Metode Pengumpulan Data


Suatu penelitian pasti memerlukan metode pengumpulan data yang tepat
untuk mendapatkan data yang akurat. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Sugiyono (2017, p. 199), kuesioner
adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dengan mengajukan seperangkat pernyataan
tertulis yang telah disusun dan akan disebarkan kepada wisatawan yang berkunjung
ke beberapa tempat wisata Kecamatan Lawang. Skala pengukuran data yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut
Sugiyono (2017, p. 93) skala likert merupakan skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena yang telah ditetapkan peneliti secara spesifik. Dalam penelitian ini skala
Likert yang digunakan adalah menggunakan skor untuk setiap item pada kuesioner,
yaitu:

Tabel 3.1 Keterangan Skala


Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu - Ragu 3
Tidak Setuju 2

40
Sangat Tidak Setuju 1

3.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian


Menurut Sugiyono (2017, p. 60), variabel penelitian merupakan segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang suatu hal, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel – variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.7.1 Variabel Independen (X)
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel
terikat).
1. Motivasi Wisata (X1)
Menurut Hurryati (2010) motivasi yakni keaadan (Aktivitas) dimana
seseorang mengarah berdasarkan tujuan. Motivasi termasuk dalam dorongan,
keinginan dan hasrat menurut Mowen (2006). Menurut Winardi (2000) Motivasi
menyatakannya secara amat sederhana yang berkenaan selaras gerakan, motif
disebutnya hal yang menggerakan atau mendorong orang untuk berperilaku dengan
cara tertentu.
2. Digital Marketing (X2)
Kotler dan Armstrong (2009) juga berpendapat bahwa pemasaran digital
merupakan bentuk pemasaran langsung yang menghubungkan entitas bisnis dan
pelanggan secara elektronik dengan menerapkan teknologi interaktif seperti situs
web, email, situs web, newsgroup dan forum online, televisi interaktif, dan juga
komunikasi seluler. Selanjutnya, karena koneksi fleksibilitasnya, pemasaran digital
digunakan untuk komunikasi dan mempromosikan produk dan layanan secara tepat
waktu, relevan, pribadi, dan hemat biaya (Baines et al., 2011)

3.7.2 Variabel Dependen (Y)


Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat dari adanya variabel independen (variabel bebas).

1. Wisatawan

41
Menurut Suryadana (2013) seseorang bisa dikatakan wisatawan, jika dia
melakukan perjalanan dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan tujuan
berlibur, berbisnis, berolahraga, berobat, dan bahkan menuntut ilmu. Berbanding
lurus dengan pernyataan sebelumnya, Yoeti (2006) mendefinisikan wisatawan
sebagai siapapun yang melakukan perjalanan ke destinasi yang bukan merupakan
tempat tinggalnya untuk sementara waktu dengan alasan apapun tanpa memiliki
jabatan atau pekerjaan di tempat yang ia kunjungi
Lanjutan Tabel 3.7 Variabel, Indikator dan Item dari Penelitian
No Variabel Indikator Item
1. Motivasi Dorongan Psikologis 1.Ingin melepaskan diri dari lingkungan
Wisata (X1) yang menjemukan.
2.Relaxation Keinginan untuk
penyegaran
3.Play Ingin menikmati kegembiraan.
4.Strengthening Family Bonds Ingin
mempererat hubungan kekerabatan.
5.Pretige Untuk menunjukkan gengsi.
6.Social Interaction Untuk melakukan
interaksi sosial.
7.Romance Keinginan untuk bertemu
dengan orang-orang yang bisa
memberikan suasana romantic.
8.Educational Opportunity Keinginan
untuk melihat sesuatu yang baru.
9.Self-Fulfilment Keinginan untuk
menemukan jati diri sendiri.
10.Wish Fulfillment Keinginan untuk
merealisasikan mimpi.
11.Financial Security Kemampuan
financial masyarakat.
12.Leisure Time Menggunakan waktu
senggang yang dimiliki

Daya Tarik 1.Cuaca / Iklim Destinasi.


2.Transportasi Akses
3.Atraksi Pariwisata
4.Amenities
5.Adanya keterlibatan lembaga

42
pariwisata.
6.Lingkungan hidup yang alami juga
yang buatan.

2. Digital Dimensi Digital 1. Product (produk). Suatu yang dapat


Marketing( Marketing
ditawarkan.
X2)
2. Price (harga). Sejumlah nilai yang
ditukarkan kosumen dengan manfaat
dari memiliki atau menggunakan produk
atau jasa.
3. Place (tempat). Tempat diasosiasikan
sebagai saluran distribusi yang
ditujukan untuk mencapai target
konsumen
4. Promotion (promosi). Promosi berarti
aktivitas yang menyampaikan manfaat
produk dan membujuk pelanggan
membelinya
Saluran Media Digital 1. Search engine marketing (SEM),
pemanfaatan iklan online yang ada
dihalaman hasil mesin.
2. Online PR, mengoptimalkan sebutan
dan interaksi yang menguntungkan
produk dan situs web perusahaan
dengan menggunakan media sosial atau
blog yang sedang dikunjungi oleh calon
pelanggan.
3. Online partnerships, pengaturan
dalam jangka waktu yang lama untuk
43
mempromosikan layanan online.
4. Interactive advertising, penggunaan
iklan berbasis online seperti spanduk
dan iklan multimedia.
5. Opt-In emil marketing,penggunaan
daftar internal untuk aktivitas dan
mempertahankan pelanggan
6. Sosial media marketing, pemasaran
digital yang melibatkan dan mendorong
komunikasi pelanggan disitus
perusahaan.
Efektifitas 1. Sasaran pasar.
2. Teknologi.
3. Konten tempat dimana anda akan
dapat berdiri terpisah dari pemain lain di
industry
4. Anggaran. Pemasaran digital lebih
murah dari pemasaran tradisional.
5. Media sosial. banyak bisnis yang
terlibat dalam media sosial berbasis
web.

3. Wisatawan( Manusia 1.Nilai Budaya dalam masyarakat


Y) 2.Norma atau aturan yang berlaku di
Lingkungan Pariwisata
3.Pelayanan yang baik terhadap
wisatwan

44
Tempat 1.Jarak tempuh ke daerah wisata.
2.Akses jalan yang memadai.
3.Fasilitas yang disediakan berstandar
4.Daya tarik yang ditawarkan.
5.Kebersihan lokasi wisata

Waktu 1.Kebebasan waktu untuk melakukan


kegiatan wisata
2.Hari Libur Nasional atau Cuti
pekerjaan
3.Adanya kegiatan liburan bersama
organisasi
4.

3.7.3 Faktor-faktor pendorong dan penghambat pengembangan obyek wisata


Dengan Indikator :
1) Faktor pendorong pengembangan obyek wisata lokal Kecamatan
Lawang Faktor pendorong adalah hal atau kondisi yang dapat
mendorong atau menumbuhkan suatu kegiatan, usaha atau produksi
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam usaha pembangunan daerah
menjadi daerah tujuan pariwisata perlu diperlukan daya tarik dari
obyek wisata. Dalam usahanya tesebut diperlukan suatu pemasaran
untuk mempromosikan dan mengenalkan potensi wisata yang
dimilikinya (Heri, 2011 : 7). Faktor pendorong pada Obyek Wisata
lokal Kecamatan Lawang antara lain panorama alam yang indah, sejuk
dan masih asli, Sumber air yang melimpah, Kondisi keamanan yang
baik, Suasana obyek wisata yang memberikan kenyamanan.
2) Faktor penghambat pengembangan obyek wisata lokal Kecamatan
Lawang Pengembangan obyek wisata pastilah tidak lepas dengan
adanya faktor-faktor penghambat. Beberapa permasalahan yang
menyebabkan kurangnya daya tarik wisata obyek wisata yang ada di

45
Kabupaten Malang adalah belum tertatanya dengan baik berbagai
macam potensi wisata maupun sarana dan prasarana obyek wisata di
Kabupaten (Heri, 2011 : 24). Faktor penghambat pengembangan
Obyek Wisata lokal Kecamatan Lawang antara promosi obyek wisata
yang kurang baik, program pengembangan obyek wisata yang masih
sederhana, keterbatasan anggaran untuk biaya sarana dan prasarana
obyek wisata, keadaan jalan yang kurang baik, kurangnya tenaga
professional dalam pengelola obyek wisata.
3.8 Uji Instrumen
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas menurut Ghozali (2018, p. 51) digunakan untuk mengukur valid
atau sah tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner dapat mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Uji validitas ini berguna untuk mengetahui apakah terdapat
pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner yang harus dibuang/diganti karena
dianggap tidak relevan. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikansinya
<5% (level of significance) menunjukkan bahwa pertanyaan atau pernyataan tersebut
sudah sah atau valid sebagai pembentuk indikator. Untuk mengukur skor tersebut
valid atau tidak, dapat menggunakan kriteria pengujian validitas berikut:
a. Jika r dihitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pernyataan atau
pertanyaan tersebut valid
b. Jika r dihitung negatif atau r hitung < r tabel maka butir pernyataan atau
pertanyaan tersebut tidak valid

3.8.2 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas menurut Ghozali (2018, p. 45) merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu
kuesioner dapat dikatakan reliabel jika jawaban seseorang tersebut konsisten atau

46
stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan 41 dengan satu
kali pengukuran (one shot), yaitu dengan membandingkan hasil dari satu pertanyaan
dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Uji
reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS dengan
mengukur reliabilitas menggunakan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu variabel
dapat dikatakan reliabel apabila memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,7.

3.9 Metode Analisis Data


Data yang diperoleh peneliti melalui penyebaran kuesioner, kemudian
dilakukan analisis data. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier
berganda. Untuk melakukan analisis regresi linier berganda diperlukan uji asumsi
klasik sebagai berikut:

3.9.1 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Uji
Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Multikoliniearitas.
1. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2018, p. 161) uji normalitas digunakan
untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini digunakan uji
Kolmogorof-Smirnov terhadap masing–masing variabel dan suatu data dapat
dikatakan terdistribusi secara normal jika nilai signifikansinya > 0,05,
sebaliknya jika nilai signifikansinya < 0,05 maka data tersebut tidak
berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2018, p. 137) uji
heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya

47
tetap maka disebut homoskedastisitas jika berbeda maka disebut
heteroskedastisitas.
Suatu model regresi yang baik adalah dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu (ZPRED) dengan residual
(SRESID). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola –
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Sedangkan dalam uji
Glejser, apabila variabel independen signifikan secara statistik dalam
mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Sebaliknya apabila variabel independen tidak signifikan
secara statistik dalam mempengaruhi variabel dependen maka tidak ada
indikasi heteroskedastisitas. Hal tersebut diamati dari probabilitas
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2018).

3. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2018, p. 107) uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukannya adanya kolerasi antar
variabel bebas atau variabel independen. Uji multikolinieritas dapat dilakukan
dengan melihat nilai toleransi dan Variance Inflation Faktor (VIF), dengan
dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika nilai Tolerance >0.10 dan nilai VIF <10 maka tidak terjadi
multikolinieritas dalam model regresi.
2. Jika nilai Tolerance <0,10 dan nilai VIF >10 maka terjadi
multikolinieritas dalam model regresi.

4. Uji Linieritas

48
Menurut Ghozali (2018, p. 167) uji linieritas bertujuan untuk menguji
apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dalam
penelitian ini uji linieritas dilakukan dengan melihat nilai signifikan dari
Deviation from Linearity, jika nilai probabilitas > 0,05 maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang linier antara variabel independen dengan
variabel dependen.

3.9.2 Analisis Regresi Linier Berganda


Menurut Ghozali (2018, p. 95), analisis regresi dapat digunakan untuk
mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga dapat
menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dan independen. Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yaitu
analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan Kesehatan
kerja (K3) dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja. Formula dari regresi linier
berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝑒
Keterangan:
α = Konstanta
Y = Kinerja
𝛽1 = koefisien regresi X1
X1 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja
𝛽2 = koefisien regresi X2
X2 = Disiplin Kerja
𝑒 = Tingkat kesalahan (error of term)

3.9.3 Uji Koefisien Determinasi (R2 )


Menurut Ghozali (2018) Uji koefisien regresi (R2 ) digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

49
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil
menunjukkan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat minim atau terbatas. Nilai dari R2 yang mendekati angka 1
menunjukkan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Banyak peneliti yang
menyarankan menggunakan nilai Adjusted R2 untuk mengevaluasi mana model
regresi terbaik.

3.10 Uji Hipotesis


3.10.1 Uji Kelayakan Model (Uji F)
Menurut Ghozali (2018, p. 98), Uji F digunakan bertujuan untuk mengetahui
apakah secara simultan atau bersama-sama variabel independen mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilakukan dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan menggunakan ketentuan sebagai
berikut:
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.

3.10.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)


Menurut Ghozali (2018, p. 98), Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual menerangkan variasi
variabel dependen. Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan
ttabel dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen (variabel bebas)
terhadap variabel dependen (variabel terikat) secara parsial.

50
2. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen (variabel bebas)
terhadap variabel dependen (variabel terikat) secara parsial.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rosyidi Syahid , (2015), Arti Kata Tourism dan Pariwisata Ternyata Tidak
Sama, (Retrifed from :https://studipariwisata.com/serba-serbi/arti-kata-tourism-dan-
pariwisata-ternyata-tidak-sama/ 5/4/2019)

Alif, (2015), Pengertian Tourism , (Retrifed from:


http://alifeduca.blogspot.com/2015/06/pengertian-pariwisata-tourism.html /5/4/2019

Badan Riset Statistik , (2019), Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional


Februari 2019, No. 29/04/Th.XXII, 01 April 2019 ( Retrifed from :
https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/04/01/1610/jumlah-kunjungan-wisman-ke-
indonesia-februari-2019-mencapai-1-27-juta-kunjungan.html 5/4/2019)

Morissan, 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta : Kencana

Alif, (2015), Pengertian Tourism , (Retrifed from:


http://alifeduca.blogspot.com/2015/06/pengertianpariwisata-tourism.html /5/4/201

Aminudin, M. 2016. Beautiful Malang Branding City Kota Menjual Keindahan .


[News] detiknews. Tersedia di: <http://news.detik.com/berita - jawa -

51
timur/3207407/beautiful - malang - branding - city - kota - menjual - keindah an>
[Diakses 17 Mei 2017].

Antinasari, P., Perdana, R. & Fauzi, M. 2017. Analisis Sentimen Tentang Opini Film
pada Dokumen Twitter Berbahasa Indonesia Menggunakan Naive Bayes dengan
Perbaikan Kata Tidak Baku. Jurnal Pengembangan Teknlogi Informasi dan Ilmu
Komputer (J - PTIIK)

Fauzi, M.A., Arifin, A.Z., Gosaria, S.C. & Prabowo, I.S. 2017. Indonesian News
Classification Using Naïve Bayes and Two - Phase Feature Selection Model.
Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science , 8(3 ): 610 –
615.,

Firmansyah, R.F.N., Fauzi, M. & Afirianto, T. 2016. SENTIMENT ANALYSIS


PADA REVIEW APLIKASI MOBILE MENGGUNAKAN METODE NAÏVE
BAYES DAN QUERY EXPANSION. DORO PTIIK , 8.\

Mahardika, R. D., & Farida, F. (2019). Pengungkapan Diri pada Instagram Instastory.
Jurnal Studi Komunikasi (Indonesian Journal of Communications Studies).
https://doi.org/10.25139/jsk.v3i1.774

Gilmore, J. H., & Pine, B. J. (2002). Customer experience places: The new offering
frontier. Strategy & Leadership. https://doi.org/10.1108/10878570210435306

Hudson, S., & Thal, K. (2013). The Impact of Social Media on the Consumer
Decision Process: Implications for Tourism Marketing. Journal of Travel and
Tourism Marketing. https://doi.org/10.1080/10548408.2013.751276

Dt pendukung berup dt setiap daerah di kabupaten malang, data kunjungan wisata

52
Pengaruh bauran promosi terhadap minat berwisata di kabupaten maalang studi pada
kecamatan lawang
Kotler 8,

53

Anda mungkin juga menyukai