DISUSUN OLEH :
MAYCHEL FERRY H. (185020200111085)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
1
ABSTARK
2
DAFTAR ISI
BAB 1......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................7
1.3 Tujuan...........................................................................................................................8
1.4 Manfaat.........................................................................................................................8
BAB II.....................................................................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................................9
2.1 Penelitian Terdahulu....................................................................................................9
Tabel 2.1........................................................................................................................11
Penelitian Terdahulu...................................................................................................11
2.2 Landasan Teori..........................................................................................................13
2.2.1 Pengembangan Pariwisata..................................................................................14
2.2.2 Tourism/Pariwisata/Wisatawan.........................................................................15
2.2.3 Digital Marketing................................................................................................18
2.2.4 Public Relation....................................................................................................27
2.2.5 Motivasi Wisata...................................................................................................28
2.3 Kerangka Pikir Penelitian.........................................................................................31
2.4 Kerangka Konseptual................................................................................................33
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual.................................................................................33
= Pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y........................................................34
2.5 Konsep Hipotesis........................................................................................................34
BAB III.................................................................................................................................36
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................................36
3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................................36
3.2 Sifat Penelitian............................................................................................................37
3.3 Lokasi dan Periode Penelitian...................................................................................37
3.5 Sumber Data...............................................................................................................39
3.6 Metode Pengumpulan Data.......................................................................................39
3
3.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian.................................................................40
3.7.3 Faktor-faktor pendorong dan penghambat pengembangan obyek wisata
Dengan Indikator :.......................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................51
4
BAB 1
PENDAHULUAN
6
jangka panjang. Wisata akan terus berinovasi baik dari segi fasilitas yang
diberikan ,interior bangunan, pelayanan yang disajikan, dan kenyamanan wisata.
Untuk wisatawan lokal yang paling sering berkunjung rata-rata berasal dari Surabaya
dan Kota Malang dikarenkan mereka ingin merasakan suasana alam yang sejuk
terlebih masyarakat Surabaya yang terbiasa hidup dalam cuaca panas maka Lawang
adalah destinasi wisata yang cukup dekat dan memiliki suasana yang sejuk. Namun
diharapkan wisata Lawang bisa lebih dikenal masyarakat luas dan menjadi salah satu
destinasy bertaraf Nasional hingga Internasional agar wisatawan yang berkunjung
semakin banyak dan mampu mengembangkan pariwisata lokal ke arah yang jauh
lebih baik.
Dalam proses mencapai tujuan wisata yang sesuai dengan standar parawisata,
dibutuhkan teknik pemasaran yang baik. Dengan kemudahan penyampaian informasi
yang cepat dan akurat membuka peluang untuk mempromosikan wisata lokal yang
belum diketahui banyak orang. Dengan melakukan analisis jenis wisata, letak wisata
dan lain lain. Dapat mengelompokan apa saja yang menjadi daya tarik para
wisatawan. Dengan melakukan penyampaian informasi yang baik dan persuasif
ditambah dengan gambar gambar lokasi yang indah mampu membuat wisatawan
tertarik. Tinggal bagaiamana caranya informasi informasi yang telah disediakan
tersebut sampai kepada masyarakat secara luas sehingga siapapun dapat melihat dan
berbagi kepada orang lain. Dengan kemudahan pengiklanan segala jenis hal,
mempromosikan sebuah media berbasis aplikasi yang berisi list tujuan wisata dirasa
cukup mudah untuk disampaikan.
7
2. Strategi pemsrn ap yng perlu dikembngkn gr msyrkt lebih tertrik berwist di
kecmtn lwng?
1.3 Tujuan
1. mendiskripsikn inovsi pemsrn digitl yng idel di kecmtn lwng
2. mendiskripsikn strtegi pemsrn yng perlu dilkukn msyrkt gr lebih tertrik
berwist di kecmtn lwng.
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoris Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kompetensi dan mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang manajemen
pemasaran saat ini maupun dimasa yang akan datang pada sektor pariwisata
daerah yang kurang dijangkau oleh masyarakat.
2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
penulis dalam praktek bidang manajemen khususnya manajemen pemasaran
digital, lalu menambah pengalaman dalam menganalisis dan menyelesaikan
permasalahan kasus dibidang pemasaran, memperluas pengetahuan mengenai
variabel-variabel pemasaran, serta dapat berguna bagi Kabupaten Malang
dalam meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan ke Malang.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
9
kunci untuk memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan
penelitian ini. Dalam hal ini, informan yang diambil harus memiliki banyak
pengetahuan tentang topik penelitian ini. Dari beberapa informan seperti Kepala
Bidang Promosi dan Pemasaran, Kepala Bidang Informasi dan Pelayanan, tim media
sosial, masyarakat Kota Batu. Informan-informan tersebut dianggap mengetahui
mengenai topik yang akan dibahas, sehingga dapat memberikan informasi mendalam
terkait pertanyaan-pertanyaan yang akan ditujukan. Setelah data yang diperoleh
berupa hasil wawancara (rekaman), dokumen tertulis, maupun melakukan observasi
secara langsung. Dalam penelitian ini menggunakan jenis triangulasi yang merupakan
cara berbagai sumber dan melakukan perbandingan antara data yang didapatkan dari
hasil wawancara dari berbagai informan dengan data observasi melalui akun-akun
media digital dari Kota Batu, kemudian data berupa dokumen yang berbentuk file
maupun dari penelusuran melalui media internet.
Hasil dari pengumpulan data, Pariwisata merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perekonomian Kota Batu. Berbagai jenis wisata yang ditawarkan
menjadi kekayaan tersendiri bagi daerah ini. Pemerintah Kota Batu berperan sebagai
pemerintah daerah yang memiliki fungsi untuk mengembangkan potensi daerahnya,
sekaligus menyelesaikan permasalahan yang berada di masyarakat Kota Batu. Untuk
mengetahui permasalahan yang ada di masyarakat Kota Batu perlu diadakanya
sebuah assessment yaitu pemahaman atau pengungkapan dari sebuah persoalan, dari
proses assessment tersebut dapat diungkapkan bahwa Kota Batu ini potensinya ialah
sektor pariwisata. Dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu sendiri melihat
bahwa saat ini perkembangan teknologi bisa dimanfaatkan untuk membangun
pariwisata Kota Batu menjadi lebih dikenal dikalangan masyarakat mancanegara,
dengan terbentuknya Dinas Komunikasi dan Informatika di pemerintahan Kota Batu
2017 lalu telah membentuk sebuah Tim Media Sosial sebagai salah satu program
yang digunakan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu sebagai sarana untuk
mempromosikan Kota Batu sebagai Kota Wisata. Selain dari Dinas Komunikasi dan
10
Informatika, pemerintah daerah seperti Dinas Pariwisata Kota Batu juga
memanfaatkan media digital sebagai salah satu sarana promosi sejak tahun 2016.
Kota Wisata Batu memiliki tiga elemen penting dalam mengembangkan
pariwisatanya, yaitu peran pemerintah, pihak swasta dan masyarakat. Ketiga sektor
ini dapat bersinergi antara satu dengan yang lain menghasilkan fungsi masing masing
yang menjadi implementasi komunikasi pemasaran digital Kota Wisata Batu.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti dan Judul Penelitian Variabel yang Alat Analisis Hasil
Tahun Penelitian Diteliti Penelitian
11
Gembira Loka Pariwisata
Di Kota terhadap
Yogyakarta Keputusan
Berkunjung
dengan
tingkat
keyakinan.
12
Indonesia
yang
ditujukan bagi
wisatawan
nusantara
sesuai dengan
bauran
komunikasi
13
Masyrakat Lokal
14
pengembangan area spillover ke area sekitarnya. Todaro & Michael P,
(2000) menyatakan bahwa faktor utama dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi adalah pertumbuhan investasi yang dapat meningkatkan
kualitas modal atau sumber daya manusia dan keadaan fisik, untuk
berhasil meningkatkan kuantitas sumber daya produktif dapat
meningkatkan produktivitas semua sumber melalui pengembangan
jejaring sosial, inovasi dan kemajuan teknologi digital IT. (Ferdinand, 2005)
menyatakan bahwa portofolio modal sosial dibangun dari jejaring
sosial (multi media), kepercayaan, kepatuhan terhadap norma sosial
dan norma timbal balik serta berbagai kohesi sosial dan kerja
sama sinergis yang dibangun akan menghasilkan sumber daya spesifik
perusahaan, yang memiliki potensi. untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan. Semenetara Xu, Castro, & Nurjanah, (2009)
menyatakan bahwa pengembangan bisnis pariwisata melalui inovasi
pengembangan branding lebih ditekankan pada proses inovasi dalam
organisasi seperti: proses sosial yang menghasilkan inovasi sebagai
individu kreatif (konteks kreativitas individu), budaya organisasi (konteks
budaya organisasi), lingkungan (konteks lingkungan), dan faktor sosial
ekonomi (konteks sosial ekonomi). Beerli. & Martin., (2004) menyatakan
bahwa persepsi terhadap tujuan wisata mempengaruhi kepuasan dan niat
untuk mengunjungi situs terkait di masa depan, yang tentu saja tergantung
pada kemampuan SDM pariwisata layanan wisata untuk memberikan
pengalaman positif yang tak terlupakan yang diperoleh turis selama wisata
di Indonesia.
Menururt (Adhiatma, & Reza, 2015) menyatakan bahwa membangun
strategi branding yang melibatkan masyarakat perkotaan di dalamnya tidak
bisa menjadi tugas organisasi. Semua pemangku kepentingan harus dilibatkan
baik Pemerintah Kota, pelaku usaha, media, universitas lokal, lembaga
15
budaya dan warisan, pelaku pariwisata, tokoh masyarakat dan lainnya.
Keterlibatan semua pemangku kepentingan memastikan berbagai perspektif
dan pemetaan semua masalah kota sehingga membuat implementasi proses
branding sedikit lebih ringan.
2.2.2 Tourism/Pariwisata/Wisatawan
17
yaitu unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan dan selama berdiam di
daerah tujuan dalam kegiatan pariwisata
18
(contoh: pemandangan, iklim, flora dan fauna), benda – benda hasil
ciptaan manusia (contoh: monumen dan museum), dan tata cara hidup
masyarakat setempat.
19
mendorong media sosial dan kontennya untuk menentukan aktivitas
pemasaran (Lamberton dan Stephen, 2016).
Digital marketing merupakan kegiatan dibidang pemasaran yang
memanfaatkan platform yang ada di internet dalam menjangkau para target
konsumen, selain itu digital marketing diartikan sebagai pemasaran produk
atau jasa melalui internet atau disebut dengan pemasaran-i, web marketing,
online marketing, e-marketing, atau e-commerce (Hermawan , 2012).
Kegiatan digital marketing dimanfaatkan oleh pelaku bisnis sehingga
penerapan media internet dipasaran meningkat.Adapun dua manfaat digital
marketing (Hermawan , 2012): 8
1. Biayanya relatif murah adalah pemasaran menggunakan digital
marketing jauh lebih murah dan mudah menjangkau calon konsumen begitu
luas dibandingkan periklanan konvensional. Sifat digital marketing
memungkinkan konsumen memeriksa dan membandingkan produk satu
dengan yang lainnya lebih nyaman.
2. Muatan informasi yang besar adalah penggunaan digital marketing
menyediakan sejumlah informasi yang besar dan begitu luas dibandingkan
dengan media konvensional seperti media cetak, radio dan televisi. Digital
marketing juga mampu menyimpan data secara akurat yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
Menurut Yazer Nasdini (2012:32) indikator Digital Marketing yaitu:
1. Accessibility (aksessibilitas). Accessibility adalah kemampuan
pengguna untuk mengakses informasi dan layanan yang disediakan
secara online periklanan. istilah Accessibility umumnya terkait dengan
cara pengguna dapat mengakses situs Sosial media.
2. Interactivity (interaktivitas). Interactivity adalah Tingkat
komunikasi dua arah yang mengacu pada kemampuan timbal balik
20
komunikasi antara pengiklan dan konsumen, dan menanggapi input
yang mereka terima.
3. Entertainment (hiburan). Entertainment adalah kemampuan beriklan
untuk memberi kesenangan atau hiburan kepada konsumen. Secara
umum memang banyak iklan yang memberikan hiburan sambil
menyisipkan informasi-informasi.
4. Credibility (kepercayaan). Credibility adalah bagaimana tingkat
kepercayaan konsumen online iklan yang muncul, atau sejauh mana
iklan memberikan informasi tentang mereka dapat dipercaya, tidak
memihak, kompeten, kredibel dan spesifik.
5. Irritation (kejengkelan). Irritation adalah gangguan yang terjadi
dalam iklan online, seperti manipulasi iklan sehingga mengarah pada
penipuan atau pengalaman buruk konsumen tentang periklanan online.
6. Informativeness (informative). Kemampuan iklan untuk menyuplai
informasi kepada konsumen adalah hakekat dari sebuah iklan. Iklan
juga harus memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai sebuah
produk sehingga bisa memberikan keuntungan ekonomis bagi
konsumen.
Dimensi Digital Marketing penjualan sebagai bagian dari bauran
pemasaran 4P menurut Kotler dan Keller (2012:25) yaitu product, price,
place, promotion yaitu :
1. Product (produk). Suatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk
mendapatkan perhatian, agar produk yang dijual mau dibeli,
digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan
atau kebutuhan dari konsumen.
2. Price (harga). Sejumlah nilai yang ditukarkan kosumen dengan
manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang
nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar,
21
atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap
semua pembeli.
3. Place (tempat). Tempat diasosiasikan sebagai saluran distribusi
yang ditujukan untuk mencapai target konsumen. Sistem distribusi ini
mencakup lokasi, transportasi, pergudangan dan sebagainya.
4. Promotion (promosi). Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan
manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya.
22
2. Online PR, mengoptimalkan sebutan dan interaksi yang
menguntungkan produk dan situs web perusahaan dengan
menggunakan media sosial atau blog yang sedang dikunjungi oleh
calon pelanggan.
3. Online partnerships, menciptakan serta mengelola pengaturan dalam
jangka waktu yang lama untuk mempromosikan layanan online suatu
perusahaan yang berada disitus web pihak ketiga atau melalui
komunikasi email
4. Interactive advertising, penggunaan iklan berbasis online seperti
spanduk dan iklan multimedia untuk mencapai kesadaran merek dan
mendorong clickthrough ( melalui klik dari audiens) kesitus target.
5. Opt-In emil marketing,penggunaan daftar internal untuk aktivitas
dan mempertahankan pelanggan. Cara ini menambah daftar kontak dalam
email marketing melalui konsumen yang sudah melakukan registrasi yang
telah disetujui dan mengetahui bahwa konsumen akan mndapatkan email rutin
yang berisi iklan pemasar.
6. Sosial media marketing, ialah kategori penting dalam pemasaran
digital yang melibatkan dan mendorong komunikasi pelanggan disitus
perusahaan yang dimiliki atau munculnya media sosial lainnya seperti
facebook, twitter, instagram, youtube, situs penerbit, blog dan forum. Social
media marketing merupakan strategi dalam aktivitas pemaran yang 12
memanfaatkan berbagai situs mediasosial. Media sosial dapat diartikan
sebagai metode dalam kegiatan pemasaran yang selalu berhasil dalam
mempromosikan barang atau jasa yang dimiliki melalui internet marketing.
Penting bagi pelaku bisnis untuk menerapkan platform media sosial yang saat
ini berpengaruh dalam meningkatkan jumlah penjualan. Adapun platform
media sosial yang digunakan oleh pelaku bisnis diantaranya :
23
1. Facebook marketing yaitu kegiatan pemasaran dengan
menanfaatkan facebook. Adapun tujuan facebook marketing ialah
(Helianthusonfri, 2012) :
a. Membangun komunikasi, komunitas merupakan hal terpenting
dalam facebook marketing karena melalui komunitas akan terbentuk
kelompok yang nantinya akan membeli produk perusahaan
24
kegiatan bisnis bia semakin meningkat. Kelebihan menggunakan
facebook marketing dibanding bentuk kegiatan promosi lainnya ialah
dengan biaya promosi begitu murah, bertemu sambil promosi, sarana
pasar yang tertarget dan cocok untuk membangun kredibilitas dan
branding (Helianthusonfri, 2012).
25
yang telah diposting dapat dilihat oleh pengikut dari suatu perusahaan
(Helianthusonfri, 2012).
26
membantu khalayak dalam memecahkan masalah serta menunjukkan
bahwa produk tersebut telah membantu orang lain.
e. Social steaming, situs social media yang dapat mengirim foto, video
dan podcast secara terus menerus dan real time seperti youtube.
27
2. Teknologi. Seperti kita ketahui, teknologi adalah tulang punggung
pemasaran digital, jadi untuk pemasar sangat penting untuk tetap
diperbarui tentang teknologi.
3. Konten. Konten adalah tempat dimana anda akan dapat berdiri
terpisah dari pemain lain di industry. Situs dan pesan anda harus
memiliki bahasa yang relatable dan rasional Konten
4. Anggaran. Pemasaran digital lebih murah dari pemasaran
tradisional, namun demikian tentu tidak gratis. Dengan demikian
muncul kebutuhan untuk menyiapkan anggara yang sangat khusus
untuk itu.
5. Media sosial. banyak bisnis yang terlibat dalam media sosial.
Organisasi hari ini tetap dinamis dan catatan jaringan online yang
sehat. organisasi juga meminta pekerja mereka melalakukan hal yang
sama untuk terhubung dengan klien mereka. Banyak organisasi
melakukan promosi melalui jejaring sosial berbasis web.
28
Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu
membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan
kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen,
membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik,
menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani
minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan
awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan
teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002).
Menururt Frank Jefkins (1995) “Public Relations adalah sesuatu yang
merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam
maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian”.. Widjaja,2001, Public Opinion menyebutkan bahwa public
relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan
publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu. Sebuah survei yang
diadakan oleh American Advertising Federation (AFF) tentang 1.800
eksekutif bisnis. Para eksekutif diberi pertanyaan departemen mana yang
paling penting bagi keberhasilan perusahaan mereka. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa PR menduduki tingkat tiga teratas setelah
pengembangan produk dan perencanaan strategis, kemudian disusul oleh
periklanan, penelitian dan pengembangan (Litbang), dan hukum
30
B. Relaxation Keinginan untuk penyegaran yang juga berhubungan dengan
motivasi untuk escape di atas.
C. Play Ingin menikmati kegembiraan melalui berbagai permainan yang
merupakan pemunculan kembali sifat kekanak-kanakan dan melepaskan
diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.
D. Strengthening Family Bonds Ingin mempererat hubungan kekerabatan,
khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relations).
E. Pretige Untuk menunjukkan gengsi dengan mengunjungi destinasi yang
menunjukkan kelas dan gaya hidup yang merupakan dorongan untuk
menaikkan status dan derajat sosial.
F. Social Interaction Untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat
atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.
G. Romance Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa
memberikan suasana romantis untuk memenuhi kebutuhan seksual
khususnya dalam pariwisata seks.
H. Educational Opportunity Keinginan untuk melihat sesuatu yang baru,
mempelajari orang lain atau daerah lain, atau kebudayaan etnis lain. Hal
ini pendorong yang dominan dalam pariwisata.
I. Self-Fulfilment Keinginan untuk menemukan jati diri sendiri karena diri
sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau
orang baru.
J. Wish Fulfillment Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang
dicita-citakan sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat agar bisa
melakukan perjalanan.
K. Financial Security Kemampuan financial masyarakat.
L. Leisure Time Menggunakan waktu senggang yang dimiliki
Sedangkan Faktor Penarik merupakan destination specific attributes.
Berbagai faktor penarik yang seharusnya dimiliki oleh daerah tujuan wisata
31
untuk menjadi destinasi pilihan adalah yang memenuhi “needs dan wants”
yaitu:
A. Cuaca / Iklim Destinasi.
B. Transportasi, Akses. Akses yang dimaksudkan agar wisatawan dapat
dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata baik secara
internasional maupun akses ke tempat-tempat wisata pada sebuah
destinasi.
C. Atraksi Pariwisata Aspek daya tarik suatu destinasi untuk berkatifitas dan
mempunyai nilai rekreasi. Setiap destinasi pasti memiliki daya tarik baik
daya tarik alam, masyarakat juga budayanya.
D. Amenities Fasilitas utama dan pendukung.. Amenities menjadi salah satu
syarat daerah tujuan wisata agar wisatawan dapat dengan kerasan tinggal
lebih lama pada sebuah destinasi. Di dalamnya termasuk akomodasi,
makanan dan minuman.
E. Adanya keterlibatan lembaga pariwisata yang akan mendukung sebuah
destinasi layak untuk dikunjungi. Aspek kelembagaan ini dapat berupa
dukungan lembaga keamanan, lembaga pariwisata sebagai pengelola
destinasi dan lembaga pendukung lainnya yang dapat menciptakan
kenyamanan wisatawan.
F. Lingkungan hidup yang alami juga yang buatan.
32
Banyaknya wisata lokal potensial di
Kecamatan Lawang
Latar Belakang
Pengembangan Wisata
Public Relation
Motivasi Digital Marketing
Tourism
Analisis Kuantitatif
Temuan Hasil
X1=Motivasi
Wisata Y=Wisatawan
X2=Digital
Marketing
34
untuk peningkatan industri dan menjadi pemicu wisatawan dalam melakukan
keputusan pembelian atau keputusan kunjungan ke tempat pariwisata. Berdasarkan
kajian empiris yang telah dibahas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini
yaitu:
H1: Motivasi Wisata berpengaruh signifikan terhadap Wisatawan
2.5.2 Pengaruh Digital Marketing terhadap Wisatwan
Digital Marketing sangat berpengaruh terhadap tujuan berkunjung wisatawan.
Dengan menilai dari media wisatawan dapat memutuskan kemana ia akan
berkunjung.Hal ini dikuatkan dengan adanya penelitian terdahulu,“Peran Digital
Marketing Terhadap Brand Equity Produk Pariwisata” oleh Nur Latifa Isnaini, Salma
Fauziyyah, dan Rizky Trisna Firman H. tahun 2017. Berdasarkan hasil penelitiannya
dengan studi literatur ditemukan bahwa kemajuan teknologi, perubahan perilaku
konsumen, dan inovasi perusahaan sangat mempengaruhi brand equity suatu produk
khususnya di bidang pariwisata. Penelitian “Pengaruh Sistem Pemasaran Digital
Marketing Terhadapat Peningkatan Volumen Penjualan Hasil Industri Rumahan oleh
Theresia Pradiani tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Digital marketing
dipandang sebagai media yang paling baik sebagai sarana promosi yang paling efektif
dan efisien serta mampu meningkatkan volume penjualan yang signifikan.
Berdasarkan kajian empiris yang telah dibahas maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian ini yaitu:
H2: Digital Marketing berpengaruh signifikan terhadap wisatawan
.
2.5.3 Pengaruh Motivasi Wisata dan Digital Marketing terhadap Wisatwan.
Dengan adanya digital marketing yang dibuat dengan baik melalui berbagai
platform seperti Instatagram,Tiktok dan Facebook mampu meningkatkan pengaruh
motivasi wisatawan untuk berkunjung, disamping itu dengan memaksimlkan kinerja
kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi psikologis seseorang dan memaksimlakn
volume penjualan di daerah tempat wisata.
35
Lambet al.(2005) menyatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan
pendorong yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan untuk memenuhi
kebutuhannya. Abrahan Maslow, seorang psikolog, mengembangkan teori hirarki
kebutuhan (hierarcy of needs) dengan memperingkat kebutuhan seseorang menjadi
lima tingkatan :physiological needs, safety needs, social needs,esteem needs dan
self-actualization needs(Kotler dan Keller, 2012).Berdasarkan uraian dari motivasi
dan tingkatan kebutuhan seseorang, dapat dijelaskan bahwa seorang akan terdorong
melakukan pembelian pada suatu produk bila produk tersebut dapat memenuhi
kebutuhannya. Dengan demikian pelaku pemasaran dapat menawarkan dan
mengiklankan produknya berdasarkan tingkatan kebutuhan seorang wisatawan.
Berdasarkan kajian empiris yang telah dibahas maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian ini yaitu: H3: Motivasi Wisata dan Digital Marketing
berpengaruh secara simultan terhadap wisatawan.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
37
3.3 Lokasi dan Periode Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di wilayah kabupaten Malang, khususnya
wilayah Kecamatan Lawang yang memiliki beberapa wisata seperti Wonosari,
Tlogoland, Coban Supit Urang, dan Wisata Air Krabyakan. Untuk periode penelitian
untuk data time series sesuai dengan pengamatan selama 10 tahun dan cross section
sesuai waktu pengambilan data selama 1 bulan.
3.4.2 Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2017, p. 118) merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik populasi. Menurut Sugiyono (2017, p. 82) probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sehingga setiap anggota
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Jenis probability
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling.
Menurut Sugiyono (2017, p. 82) Simple random sampling adalah pengambilan
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu.
38
Dalam menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik Slovin dengan tingkat kesalahan 10%, tingkat
kesalahan 10% digunakan karena jumlah populasi yang digunakan oleh peneliti
cukup banyak dan keterbatasan peneliti dari segi sumber dana, waktu dan tenaga
yang tersedia. Maka perhitungan ukuran sampel dari suatu populasi menggunakan
teknik Slovin yang dikutip dari Siregar (2015, p. 34) didapati jumlah sampel sebagai
berikut:
𝑛 = N/1+(Ne2)
Keterangan:
𝑛 = Jumlah sampel
𝑁 = Jumlah populasi
𝑒 = Tingkat kesalahan / Error level
𝑛 = 𝑁 /1 + (𝑁𝑒2)
𝑛 = 100 / 1 + (100𝑥0.12)
𝑛 = 100 /2
𝑛 = 50
Dengan demikian jumlah sampel penelitian ini berjumlah 50 orang wisatawan lokal
Kecamatan Lawang
39
3.5.2 Data sekunder
Data sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari
responden, tetapi dari pihak ketiga (Wardiyanta, 2006 : 28). Data sekunder ini
diperoleh dari kantor Dinas Budparpora Kabupaten Malang, BPS, dan kepustakaan
lain yang terkait seperti dari buku, jurnal dan internet mengenai pengembangan
pariwisata.
40
Sangat Tidak Setuju 1
1. Wisatawan
41
Menurut Suryadana (2013) seseorang bisa dikatakan wisatawan, jika dia
melakukan perjalanan dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan tujuan
berlibur, berbisnis, berolahraga, berobat, dan bahkan menuntut ilmu. Berbanding
lurus dengan pernyataan sebelumnya, Yoeti (2006) mendefinisikan wisatawan
sebagai siapapun yang melakukan perjalanan ke destinasi yang bukan merupakan
tempat tinggalnya untuk sementara waktu dengan alasan apapun tanpa memiliki
jabatan atau pekerjaan di tempat yang ia kunjungi
Lanjutan Tabel 3.7 Variabel, Indikator dan Item dari Penelitian
No Variabel Indikator Item
1. Motivasi Dorongan Psikologis 1.Ingin melepaskan diri dari lingkungan
Wisata (X1) yang menjemukan.
2.Relaxation Keinginan untuk
penyegaran
3.Play Ingin menikmati kegembiraan.
4.Strengthening Family Bonds Ingin
mempererat hubungan kekerabatan.
5.Pretige Untuk menunjukkan gengsi.
6.Social Interaction Untuk melakukan
interaksi sosial.
7.Romance Keinginan untuk bertemu
dengan orang-orang yang bisa
memberikan suasana romantic.
8.Educational Opportunity Keinginan
untuk melihat sesuatu yang baru.
9.Self-Fulfilment Keinginan untuk
menemukan jati diri sendiri.
10.Wish Fulfillment Keinginan untuk
merealisasikan mimpi.
11.Financial Security Kemampuan
financial masyarakat.
12.Leisure Time Menggunakan waktu
senggang yang dimiliki
42
pariwisata.
6.Lingkungan hidup yang alami juga
yang buatan.
44
Tempat 1.Jarak tempuh ke daerah wisata.
2.Akses jalan yang memadai.
3.Fasilitas yang disediakan berstandar
4.Daya tarik yang ditawarkan.
5.Kebersihan lokasi wisata
45
Kabupaten Malang adalah belum tertatanya dengan baik berbagai
macam potensi wisata maupun sarana dan prasarana obyek wisata di
Kabupaten (Heri, 2011 : 24). Faktor penghambat pengembangan
Obyek Wisata lokal Kecamatan Lawang antara promosi obyek wisata
yang kurang baik, program pengembangan obyek wisata yang masih
sederhana, keterbatasan anggaran untuk biaya sarana dan prasarana
obyek wisata, keadaan jalan yang kurang baik, kurangnya tenaga
professional dalam pengelola obyek wisata.
3.8 Uji Instrumen
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas menurut Ghozali (2018, p. 51) digunakan untuk mengukur valid
atau sah tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner dapat mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Uji validitas ini berguna untuk mengetahui apakah terdapat
pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner yang harus dibuang/diganti karena
dianggap tidak relevan. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikansinya
<5% (level of significance) menunjukkan bahwa pertanyaan atau pernyataan tersebut
sudah sah atau valid sebagai pembentuk indikator. Untuk mengukur skor tersebut
valid atau tidak, dapat menggunakan kriteria pengujian validitas berikut:
a. Jika r dihitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pernyataan atau
pertanyaan tersebut valid
b. Jika r dihitung negatif atau r hitung < r tabel maka butir pernyataan atau
pertanyaan tersebut tidak valid
46
stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan 41 dengan satu
kali pengukuran (one shot), yaitu dengan membandingkan hasil dari satu pertanyaan
dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Uji
reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS dengan
mengukur reliabilitas menggunakan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu variabel
dapat dikatakan reliabel apabila memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,7.
47
tetap maka disebut homoskedastisitas jika berbeda maka disebut
heteroskedastisitas.
Suatu model regresi yang baik adalah dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu (ZPRED) dengan residual
(SRESID). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola –
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Sedangkan dalam uji
Glejser, apabila variabel independen signifikan secara statistik dalam
mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Sebaliknya apabila variabel independen tidak signifikan
secara statistik dalam mempengaruhi variabel dependen maka tidak ada
indikasi heteroskedastisitas. Hal tersebut diamati dari probabilitas
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2018).
3. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2018, p. 107) uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukannya adanya kolerasi antar
variabel bebas atau variabel independen. Uji multikolinieritas dapat dilakukan
dengan melihat nilai toleransi dan Variance Inflation Faktor (VIF), dengan
dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika nilai Tolerance >0.10 dan nilai VIF <10 maka tidak terjadi
multikolinieritas dalam model regresi.
2. Jika nilai Tolerance <0,10 dan nilai VIF >10 maka terjadi
multikolinieritas dalam model regresi.
4. Uji Linieritas
48
Menurut Ghozali (2018, p. 167) uji linieritas bertujuan untuk menguji
apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dalam
penelitian ini uji linieritas dilakukan dengan melihat nilai signifikan dari
Deviation from Linearity, jika nilai probabilitas > 0,05 maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang linier antara variabel independen dengan
variabel dependen.
49
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil
menunjukkan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat minim atau terbatas. Nilai dari R2 yang mendekati angka 1
menunjukkan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Banyak peneliti yang
menyarankan menggunakan nilai Adjusted R2 untuk mengevaluasi mana model
regresi terbaik.
50
2. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen (variabel bebas)
terhadap variabel dependen (variabel terikat) secara parsial.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rosyidi Syahid , (2015), Arti Kata Tourism dan Pariwisata Ternyata Tidak
Sama, (Retrifed from :https://studipariwisata.com/serba-serbi/arti-kata-tourism-dan-
pariwisata-ternyata-tidak-sama/ 5/4/2019)
51
timur/3207407/beautiful - malang - branding - city - kota - menjual - keindah an>
[Diakses 17 Mei 2017].
Antinasari, P., Perdana, R. & Fauzi, M. 2017. Analisis Sentimen Tentang Opini Film
pada Dokumen Twitter Berbahasa Indonesia Menggunakan Naive Bayes dengan
Perbaikan Kata Tidak Baku. Jurnal Pengembangan Teknlogi Informasi dan Ilmu
Komputer (J - PTIIK)
Fauzi, M.A., Arifin, A.Z., Gosaria, S.C. & Prabowo, I.S. 2017. Indonesian News
Classification Using Naïve Bayes and Two - Phase Feature Selection Model.
Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science , 8(3 ): 610 –
615.,
Mahardika, R. D., & Farida, F. (2019). Pengungkapan Diri pada Instagram Instastory.
Jurnal Studi Komunikasi (Indonesian Journal of Communications Studies).
https://doi.org/10.25139/jsk.v3i1.774
Gilmore, J. H., & Pine, B. J. (2002). Customer experience places: The new offering
frontier. Strategy & Leadership. https://doi.org/10.1108/10878570210435306
Hudson, S., & Thal, K. (2013). The Impact of Social Media on the Consumer
Decision Process: Implications for Tourism Marketing. Journal of Travel and
Tourism Marketing. https://doi.org/10.1080/10548408.2013.751276
52
Pengaruh bauran promosi terhadap minat berwisata di kabupaten maalang studi pada
kecamatan lawang
Kotler 8,
53