Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

ARTUR (Augmented Reality For Tourism Promotion) Inovasi


Teknologi Promosi Pariwisata Yogyakarta Untuk Menghadapi
ASEAN Economic Community 2015

Bidang Kegiatan :
PKM PENERAPAN TEKNOLOGI

Diusulkan oleh:
MUHAMMAD HIKAM HIDAYAT 13/355925/SV/05299 (2013)
NAILI NAHRIYATUL ULYA 13/355438/SV/05115 (2013)
RIZQI PRASETIAWAN 13/352289/SA/17173 (2013)
SWAKRESNA EDITYOMURTI 14/370252/SV/07759 (2014)
WAKHID RAHMANING NUGROHO 13/350992/SV/04057 (2013)

UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA
2014

i
ii
RINGKASAN
Pada tahun 2015 akan terselenggara ASEAN Economic Community (AEC), yaitu
kebijakan multilateral antarnegara ASEAN untuk membentuk pasar tunggal.
Bentuk implikasi atas kebijakan tersebut adalah meningkatkan aktivitas sosial dan
ekonomi, termasuk mobilisasi dan investasi. Jika melihat dari perspektif positif,
kebijakan ini tentu akan membawa peluang yang dapat memberi keuntungan jika
dapat dimanfaatkan secara optimal.
Salah satu sektor yang dianggap potensial memberikan keuntungan adalah
pariwisata nasional, karena aktivitas ekonomi secara tidak langsung akan
mendorong motivasi orang untuk berwisata dan memahami lapangan. Sayangnya,
meskipun Indonesia memiliki potensi alam dan budaya yang melimpah pada
faktanya ia masih belum mampu bersaing di kancah internasional bahkan ASEAN.
Permasalahan utama yang dihadapi tentu saja ketersediaan aspek fisik meliputi
amenitas, dan aksesibilitas. Selain itu, teknis manajemen destinasi wisata
khususnya bagian promosi dan pemasaran masih dianggap kurang masif karena
mahalnya anggaran yang harus dikeluarkan. Oleh karena itu, inovasi bidang
promosi perlu digalakkan sebagai salah satu upaya strategi pemasaran yang atraktif,
efektif dan efisien dalam hal biaya dan usaha dengan cara menerapkan teknologi
modern.
Berdasarkan permasalahan di atas, kami menawarkan suatu solusi, yaitu dengan
membuat aplikasi pada smartphone yang bisa membantu mempromosikan
pariwisata dengan menerapkan teknologi virtual 3 dimensi (3D) atau Augmented
Reality (AR). Teknologi tersebut bisa membuat objek yang semula diam dengan
proses pemindaian melalui kamera smartphone, menjadi objek yang seolah-olah
bergerak sesuai keinginan penggunanya. Selain itu, objek tersebut juga bisa
menghasilkan efek visual. Aplikasi tersebut kami beri nama ARTUR (Augmented
Reality for Tourism Promotion).
Kelebihan utama dari Augmented Reality adalah pengembangannya yang lebih
mudah dan murah (Kauffman,2002:4). Dalam teknologi Augmented Reality ada
tiga karakteristik yang menjadi dasar diantaranya adalah kombinasi pada dunia
nyata dan virtual, interaksi yang berjalan secara real-time, dan karakteristik
terakhir adalah bentuk obyek yang berupa model 3 dimensi atau 3D. Bentuk data
kontekstual dalam sistem augmented reality ini dapat berupa data lokasi, audio,
video ataupun dalam bentuk data model 3D.

Kata kunci : Augmented Reality, promosi pariwisata, AEC 2015.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
RINGKASAN ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3. Tujuan Program ......................................................................... 3
1.4. Luaran yang Diharapkan ........................................................... 3
1.5. Kegunaan Program .................................................................... 4
1.6. Gambaran Umum Mitra ............................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Potensi-potensi Pengembangan Yogyakarta ............................. 5
2.2. Teknologi Augmented Reality .................................................. 6
2.3. ASEAN Economic Community (AEC) .................................... 6

BAB III METODE PENULISAN


3.1. Tahap Persiapan ........................................................................ 7
3.2. Tahap Pelaksanaan .................................................................... 7
3.3. Tahap Akhir .............................................................................. 8

BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Ringkasan Anggaran ................................................................. 9
4.2. Jadwal Kegiatan ........................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10


LAMPIRAN ........................................................................................................ 11

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ringkasan Anggaran ............................................................................. 10


Tabel 2. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 10

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


ASEAN Economic Community (AEC) telah sejak 2011 menjadi topik
yang menarik untuk didiskusikan. Di tiap sesi akhir diskusi kebijakan AEC
selalu diposisikan ibarat pisau bermata dua, dimana dalam perspektif tertentu
dianggap memberi pengaruh positif, namun di sisi lain dianggap ancaman.
Jika ditinjau dari sisi positif, kebijakan AEC akan menjadi pasar yang
potensial untuk mengudarakan berbagai sektor strategis.
Salah satu sektor yang dianggap potensial adalah pariwisata, dimana
sektor yang sedang menunjukan tren positif ini akan mendapat banyak
pengaruh dan peluang dari aktivitas ekonomi dan sosial yang lebih masif.
Sebagai bukti, dalam laporan akhir Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif (Kemenparekraf) 2013 disebutkan bahwa target wisatawan
mancanegara Indonesia telah mencapai angka 8,8 juta dengan pertumbuhan
sebesar 8,39% per tahun, atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan
pariwisata dunia sebesar 5% per tahun. Kondisi ini mengindikasikan kuatnya
pertumbuhan sektor pariwisata nasional bahkan sebelum AEC bergulir awal
tahun 2015 mendatang.
Meskipun pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia dalam lima tahun
terakhir telah menunjukan tren positif. Namun, pada faktanya dalam konteks
persaingan global sektor pariwisata Indonesia masih berada jauh di bawah
negara lain, seperti Malaysia, Thailand dan Singapore. Data tahun 2012 yang
dirilis oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO)
menunjukan bahwa sektor pariwisata Indonesia masih menempati peringkat
86 dari total 137 negara dunia, sedangkan jika dibandingkan dengan negara
tetangga, Malaysia sudah berada lebih depan di peringkat 32, dan Thailand di
peringkat 42.
Ketertinggalan sektor pariwisata di kancah internasional disebabkan
banyak hal, selain karena ketertinggalan aspek fisik seperti amenitas
(infrastruktur dan surprastruktur) dan aksesibilitas (kualitas dan akses jalan,
alat transportasi) hal itu juga disebabkan karena hal-hal teknis di dalam
manajemen destinasi pariwisata seperti promosi yang kurang optimal.
Pariwisata seharusnya dapat dipromosi dengan cara-cara baru yang lebih
unik, efektif dan atraktif dengan menerapkan teknologi modern. Modernisasi
teknologi dalam segala bidang pariwisata dapat dikatakan sangat perlu untuk
diwujudkan, selain untuk mempermudah wisatawan menerima informasi,
teknologi yang dikemas sedemikian rupa ternyata dapat menjadi first
impression menarik yang dapat diinterpretasikan sebagai gambaran
2

pariwisata nasional secara umum. Sebagai contoh, jika dilihat dari perspektif
pariwisata maka efektifitas modal transportasi menjadi salah satu indikator
kemajuan kepariwisataan suatu negara. Kesan modern yang erat dengan unsur
efektif, aman dan efisien seperti itulah yang menjadi langkah awal pemasaran
produk-produk wisata.
Di Indonesia, dalam hal media promosi wisata –lebih jauh lagi,
penggunaan teknologi- selama ini masih sampai pada tataran konvensional.
Artinya, masih menggunakan media spanduk, poster, website, dan buku
panduan wisata mini. Metode semacam itu di era yang makin modern cepat
atau lambat akan ditinggalkan oleh wisatawan. Perkembangan teknologi yang
semakin pesat, hendaknya dapat mendorong pemanfaatkan kecanggihan
teknologi itu sebagai media promosi yang menarik sekaligus kekuatan untuk
bersaing secara global.
Dari penjelasan di atas, kami berusaha membuat sebuah aplikasi pada
smartphone yang bisa membantu mempromosikan pariwisata dengan
menerapkan teknologi virtual 3 dimensi (3D) atau Augmented Reality (AR).
Teknologi tersebut bisa membuat objek yang semula diam dengan proses
pemindaian melalui kamera smartphone, menjadi objek yang seolah-olah
bergerak sesuai keinginan penggunanya. Selain itu, objek tersebut juga bisa
menghasilkan efek visual.
Untuk sampai pada fase pemanfaatan tentu ada banyak langkah yang
harus dilewati, salah satunya adalah membuat role model. Dengan berbagai
pertimbangan kami sepakat untuk menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagai role model pengembangan gagasan kami.
Kami berharap teknologi yang diberi nama ARTUR (Augmented
Reality for Tourism Promotion) ini dapat menjadi solusi dan strategi promosi
pariwisata baru yang mampu meningkatkan antusiasme wisatawan untuk
berwisata.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dihadapi sektor
pariwisata adalah minimnya penerapan teknologi untuk mempromosikan
produk wisata yang unik, efektif, dan atraktif. Sedangkan hal itu menjadi
kunci penting bagi perkembangan pariwisata yang selalu dinamis menuntut
modernisasi di segala teknis. Solusi yang dapat ditawarkan atas permasalahan
tersebut adalah ARTUR (Augmented Reality for Tourism Promotion), yaitu
aplikasi pada smartphone yang menerapkan teknologi augmented reality
yang dapat memvisualisasikan kode barkot ke bentuk 3D melalui pemindaian
kamera. ARTUR akan menampilkan informasi pariwisata yang lengkap,
atraktif, dan lebih suistainable jika dibandingkan dengan brosur, laflet, atau
buku wisata yang mahal tiap produksinya.
3

1.3. Tujuan Program


Tujuan dari ARTUR adalah untuk menciptakan strategi promosi
pariwisata yang baru, modern, efektif, atraktif, dan efisien dalam hal biaya
dan usaha. Aplikasi yang bisa dijalankan melalui smartphone ini, diharapkan
mampu memperluas promosi wisata dan menjadi daya tarik atau magnet
wisata secara umum.
Aplikasi media promosi berbasis teknologi augmented reality ini apabila
mampu dikembangkan secara optimal besar kemungkinan dapat diterapkan
di provinsi-provinsi lain, khususnya daerah yang memiliki potensi wisata.
Tujuannya akhirnya agar semua daerah di Indoensia dapat mengoptimalkan
potensi wisata untuk menunjang kesejahteraan masyarakat lokal secara
khusus.
1.4. Luaran yang Diharapkan
Adapun parameter keberhasilan dari produk inovasi ini secara
keseluruhan adalah:
a. Bentuk
Bentuk dari sistem yang dibuat yaitu berupa aplikasi yang dapat
dioperasikan pada smartphone yang memiliki ekstensi *apk.
b. Pengoperasian
 Membuka aplikasi ARTUR (Augmented Reality For Tourism
Promotion) yang sudah diinstal sebelumnya pada smartphone.
 Menunggu hingga halaman splash selesai.
 Mengarahkan kamera smartphone ke Marker yang dalam hal ini
memanfaatkan poster maupun leaflat agar kamera mampu
mendeteksi marker yang telah ditentukan dan akan memunculkan
bentuk 3 dimensi ke dalam layar smartphone.
 Interaksi dapat dilakukan dengan menyentuh virtual button yang ada
telah disediakan pada poster maupun leaflat atau dengan menyentuh
button yang ada pada layar smartphone.
c. Fitur
 Aplikasi ini mampu menampilkan gambar 3 dimensi yang lebih
menarik jika dibandingkan dengan gambar 2 dimensi pada brosur atau
poster yang selama ini ada.
 Aplikasi ini juga dapat menampilkan rute dari posisi keberadaan
menuju tempat wisata.
4

 Aplikasi ini mampu menampilkan modal transportasi menuju tempat


wisata sekaligus perkiraan biaya menuju ke lokasi.
 Aplikasi ini mampu menampilkan harga tiket masuk sekaligus
informasi penting mengenai tempat wisata yang akan dikunjungi.
1.5. Kegunaan Program
Produk ini memiliki manfaat sebagai media promosi wisata yang ada di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, dari aplikasi ini diharapkan
memiliki kegunaan diantaranya :
Bagi mahasiswa
 Program ini diharapkan dapat menjadi upaya bagi mahasiswa untuk
mengembangkan inovasi dan menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh
dari bangku perkuliahan.
 Tumbuhnya kepedulian untuk membangun bangsa melalui sektor
strategis.
Bagi Mitra
 Menjadi media promosi yang unik, atraktif, interaktif dan aktual yang
mampu menyentuh wisatawan lokal maupun internasional
 Menghemat anggaran promosi pariwisata di DI Yogyakarta karena
suistainabe.
 Menjadi first impression dan kesan bagi wisatawan terhadap sektor
pariwisata di Yogyakarta secara umum.
 Menyajikan informasi wisata yang lebih dinamis dan efektif, seperti
informasi dasar destinasi wisata, lokasi, retribusi, dan transportasi yang
dapat digunakan wisatawan.
 Menjadi pendorong bagi pengembangan teknologi yang spesifik di bidang
pariwisata.
1.6. Gambaran Umum Mitra
Mitra yang kami ajak bekerja sama adalah Dinas Pariwisata Daerah
Istimewa Yogyakarta. Sebagai instansi strategis yang memahami
permasalahan dan kondisi pariwisata, dinas pariwisata mendukung penuh
langkah kami untuk memberi inovasi promosi pariwisata secara umum.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Potensi-potensi Pengembangan Yogyakarta


Otonomi yang dilakukan di negara kita akan mendorong setiap daerah
untuk mengeksploitasi sumber-sumber pendapatan daerahnya semaksimal
mungkin. Hal ini juga dilakukan oleh Yogyakarta. Terdapat empat potensi
daerah yang cukup menarik untuk terus dikembangkan.
Pertama, Yogyakarta sebagai kota pendidikan. Sebutan Yogyakarta
sebagai kota pendidikan mengacu pada jumlah lembaga pendidikan dan
kualitas pendidikan di Yogyakarta. Kedatangan para pelajar dan mahasiswa
tentu saja memunculkan kegiatan bisnis seperti rumah makan, tempat tinggal,
perdagangan buku, rental, alat-alat kost, dan tempat hiburan. Jika terkelola
dengan baik, predikat kota pendidikan akan mampu memberikan kontribusi
terhadap pendapatan daerah, yang pada akhirnya mampu meningkatkan
kesejahteraan penduduk Yogyakarta.
Kedua, Yogyakarta sebagai kota budaya. Predikat kota budaya yang
diberikan pada Yogyakarta mengacu pada keberadaan Keraton Yogyakarta
yang dipandang sebagai pusat kebudayaan Jawa. Di samping itu banyak
sekali budayawan dan sastrawan yang bertempat tinggal di Yogyakarta.
Predikat kota budaya juga didukung oleh berbagai kegiatan kebudayaan
seperti sekatenan dan labuhan. Potensi-potensi budaya ini jika dikelola
dengan baik akan menjadi aset pariwisata yang cukup handal dan mampu
menarik wisatawan untuk datang ke Yogyakarta.
Ketiga, Yogyakarta sebagai kota pariwisata. Predikat kota pariwisata
diberikan pada Yogyakarta karena sudah lama kota Yogyakarta menjadi
daerah tujuan pariwisata baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Hampir setiap hari terutama pada saat musim liburan, banyak sekali
wisatawan yang mengunjungi Prambanan, Keraton, Pantai Parangtritis, dan
Malioboro untuk melakukan perjalanan wisata baik wisata umum maupun
studi wisata. Jika predikat kota pariwisata ini tetap dipertahankan dan
ditambah lagi dengan penyempurnaan berbagai sektor pariwisata, dapat
dipastikan bahwa Yogyakarta akan mampu bersaing dengan daerah-daerah
lain dalam upaya pembangunan daerah.
Keempat, Yogyakarta sebagai kota perjuangan. Predikat kota perjuangan
diberikan pada Yogyakarta dengan mengacu pada berbagai peristiwa sejarah
perjuangan bangsa Indonesia yang terjadi di Yogyakarta. Sejumlah peristiwa
sejarah pada akhirnya meninggalkan kenangan berupa tempat-tempat
bersejarah, museum perjuangan, rute perjalanan gerilya, dan makam para
pahlawan. Jika aset ini bisa dikelola dengan baik, Yogyakarta dapat
menjadikan peninggalan-peninggalan tersebut sebagai sarana pengembangan
Yogyakarta terutama untuk pengembangan sektor pariwisata.
6

2.2. Teknologi Augmented Reality


Teknologi Augmented Reality merupakan salah satu trobosan yang
digunakan pada akhir-akhir ini di dibidang interaksi. Penggunaan teknologi
ini akan sangat membantu dalam menyampaikan suatu informasi kepada
pengguna. Augmented Reality merupakan teknologi interaksi yang
menggabungkan antara dunia nyata (real world) dan dunia maya (virtual
world). Tujuan dalam penggunaan teknologi Augmented Reality ini adalah
menambahkan pengertian dan informasi pada dunia nyata dimana sistem
Augmented Reality mengambil dunia nyata sebagai dasar dan
menggabungkan beberapa teknologi dengan menambahkan data kontekstual
agar pemahaman seseorang menjadi jelas. Prinsipnya secara umum menurut
Ronald T. Azuma (1997:2) masih sama dengan virtual reality, yaitu bersifat
interaktif, immersion (membenamkan/ memasukkan), realtime, dan objek
virtual biasanya berbentuk 3 dimensi. Namun kebalikan dari Virtual Reality
yang menggabungkan objek nyata (user) kedalam lingkungan virtual,
Augmented Reality menggabungkan objek virtual pada lingkungan nyata.
Perbedaan utama antara dua teknologi ini adalah bahwa Virtual Reality tidak
menggunakan umpan kamera. Semua hal yang ditampilkan dalam Virtual
Reality yang baik animasi atau bit direkam sebelumnya dari film.
Kelebihan utama dari Augmented Reality dibandingkan Virtual Reality
adalah pengembangannya yang lebih mudah dan murah (Kauffman,2002:4).
Dalam teknologi Augmented Reality ada tiga karakteristik yang menjadi
dasar diantaranya adalah kombinasi pada dunia nyata dan virtual, interaksi
yang berjalan secara real-time, dan karakteristik terakhir adalah bentuk
obyek yang berupa model 3 dimensi atau 3D. Bentuk data kontekstual dalam
sistem augmented reality ini dapat berupa data lokasi, audio, video ataupun
dalam bentuk data model 3D.
2.3. ASEAN Economic Community (AEC)
ASEAN Economic Community merupakan sebuah komunitas negara-
negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN demi
terwujudnya ekonomi yang terintegrasi. Negara – negara yang tergabung
dalam AEC memberlakukan system single market dalam artian terbuka untuk
melakukan perdagangan barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja. AEC
direncakan terbentuk pada tahun 2015.
Yang menjadi latar belakang terbentuknya AEC tersebut adalah
membentuk ASEAN menjadi kawasan yang stabil, sejahtera, dan kompetitif
dengan pembangunan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan disparitas sosial
ekonomi antar negara di ASEAN (ASEAN Vision 2020). Selain itu
diharapkan kedepannya ASEAN dapat menjadi penyedia factor produksi bagi
negara – negara di seluruh dunia. ASEAN tidak hanya sebagai pasar untuk
produk – produk dari negara – negara Eropa, Amerika maupun Asia Timur.
Dengan diberlakukannya AEC tiap – tiap negara akan terintegrasi
dalam bidang produksi untuk meningkatkan efisiensi. Kerjasama pelaku
produksi antar negara akan semakin berkembang untuk menciptakan efisiensi
dengan nilai tinggi. Pelaku produksi tidak perlu untuk memproduksi semua
jenis barang untuk kebutuhannya sendiri.
7

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Tahap Persiapan


1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah penting sebagai dasar pelaksanaan suatu program.
Permasalahan yang kami identifikasi adalah bagaimana mengoptimalkan
media promosi destinasi pariwisata yang atraktif, interaktif dan aktual
bagi wisatawan. Selain itu juga dilakukan identifikasi kebutuhan
wisatawan melalui kuesioner yang akan dibagikan sehingga akan
didapatkan data yang valid untuk bahan perancangan produk.
2. Menentukan Tujuan dan Sasaran
Setelah masalah teridentifikasi, kemudian dirumuskan tujuan dan
sasaran. Tujuan dari produk kami adalah membuat iklan destinasi
pariwisata menggunakan teknologi software Augmented Reality yang
memuat informasi-informasi iklan destinasi pariwisata secara lengkap
dan visualisasinya dalam bentuk 3 dimensi. Dan tujuan selanjutnya
adalah menyosialisasikan agar produk ini dapat digunakan oleh
wisatawan pada tempat-tempat strategis.
3. Analisis Kebutuhan
Dalam merumuskan kebutuhan, tim bekerja sama dengan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta guna
mengumpulkan informasi-informasi destinasi pariwisata dan juga
perijinan untuk mengakses tempat-tempat strategis wisatawan yang
dijadikan tempat observasi. Kebutuhan lain adalah software pembuat
teknologi Augmented Reality.
3.2. Tahap Pelaksanaan
4. Perancangan Produk
Dari hasil analisis kebutuhan, kami membuat rancangan produk. Hasil
keluaran dari produk yang kami buat adalah dihasilkannya media
promosi destinasi pariwisata yang interaktif, atraktif, dan mudah diakses
oleh wisatawan.
5. Pembuatan Produk
Pembuatan produk dikerjakan secara bertahap dan bersama dalam sebuah
tim. Pembuatan dilakukan dengan menerapkan konsep-konsep dalam
suatu perancangan perangkat lunak.
6. Testing, Survei dan Perbaikan Produk
Testing dari produk dilakukan di tempat-tempat strategis wisatawan. Ini
dimaksudkan agar produk mendapatkan bentuk terbaik serta memenuhi
tujuan. Hal-hal yang diuji antara lain sisi kemudahan, kenyamanan, dan
keefisienan antara interaksi produk dengan manusia. Hal ini juga
8

dilakukan untuk mengetahu animo masyarakat mengenai ARTUR


(Augmented Reality For Tourism Promotion).
7. Implemetasi dan Publikasi Produk
Untuk implementasi kami menggunakan sampel data destinasi pariwisata
Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami juga menetapkan butir-butir yang
akan menjadi indikator keberhasilan program ini. Untuk Publikasi,
sementara ini kami akan menggunakan dua metode, yaitu publikasi fisik
dan non fisik. Publikasi fisik berupa leaflet dan poster. Poster maupun
leaflat selain digunakan sebagai bahan publikasi juga terdapat QR Code
digunakan sebagai marker yang apabila di scan akan muncul alamat
untuk mendownload aplikasi ARTUR (Augmented Reality For Tourism
Promotion). Publikasi non fisik antara lain berupa video pemasaran di
social media dan juga melalui web resmi Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
3.3. Tahap Akhir
8. Pengamatan Hasil dan Pengembangan Produk
Setelah semua proses berjalan, maka selanjutnya adalah analisa produk.
Produk yang baik adalah produk yang terus dapat melakukan perubahan
dan pengembangan, maka dari itu, kami akan melakukan perubahan dan
pengembangan dari kekurangan-kekurangan produk. Pengembangan
dilakukan guna memenuhi kebutuhan pengguna, hal ini dikarenakan
kebutuhan pengguna yang semakin bertambah.
9. Evaluasi
Adapun pada akhir kegiatan, kami akan menyimpulkan hasil-hasil
kegiatan dan implementasi program yang telah kami lakukan.
Kesimpulan ini akan merujuk pada fakta-fakta yang terjadi di lapangan
berupa kondisi sebelum dan setelah produk ini diimplementasikan. Kami
juga akan memberikan saran-saran untuk peningkatan mutu kualitas
produk sejenis.
9

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Biaya
Tabel 1. Ringkasan Angaran
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
Peralatan penunjang: webcam, Sewa
1 1.300.000,00
Kamera, Sewa Sound+Wireless
Bahan habis pakai: kesekettariatan,
2 6.426.000,00
publikasi, pembuatan alat, dll.
Perjalanan: transportasi peneliti +
3 490.000,00
pembicara
Lain-lain: fee pembicara, cinderamata
4 pembicara, konsumsi pembicara, dana 2.280.000,00
tak terduga
Jumlah 10.496.000,00

4.2. Jadwal Kegiatan


Tabel 2. Jadwal Kegiatan
Bulan
No Kegiatan Indikator
1 2 3 4 5
1 Identifikasi Masalah Masalah Terumuskan
2 Menentukan Tujuan Tujuan merupakan solusi dari
dan Sasaran masalah
3 Analisa Kebutuhan Mengetahui kebutuhan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan
4 Perancangan Produk Perancangan dari sistem yang akan
diimplementasikan
5 Pembuatan Produk Pembuatan software, dan sistem
yang akan siap digunakan
6 Testing, Survei, dan Pengujian kualitas produk
Perbaikan produk
7 Implementasi dan Menemukan metode publikasi yang
publikasi Produk tepat
8 Pengamatan Hasil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Pengembangan yang menjadi mitra mulai
Produk mengetahui produk dan berminat
untuk memanfaatkan
9 Evaluasi Memperoleh evaluasi hasil produk
10

DAFTAR PUSTAKA

Andria Kusuma Wahyudi, Ridi Ferdiana, Rudy Hartanto.2014. Pengujian dan


Evaluasi Buku Interaktif Augmented Reality ARca 3D. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.

Azuma, R.T. 1997. A Survey of Augmented Reality. Presence : Teleoperators


and Virtual Environments

Pranando, Yas. 2010. Pembuatan Marker Lokasi Rumah Sakit, Mall, Kantor
Polisi,Bengkel, Pom Bensin, Bank, Stasiun, Dan Universitas Di Wilayah
Depok Pada Aplikasi Armap Dengan Menggunakan Android. Jakarta :
Universitas Gunadarma

R.Lyu, Michael.2012. Digital Interactive Game Interface Table Apps. Hongkong :


Chinese University of Hongkong

Sood, Raghav.2013. Pro Android Augmented Reality. New Delhi : Apress

Hasibuan, Frida Handayani.2005. Optimalisasi Pelayanan Pariwisata Propinsi Di


Yogyakarta Saat Weekend-Weekdays Berdasarkan Segmentasi
Wisatawan Nusantara.Semarang : Universitas Diponegoro

Sylva, R., et al. 2005. Introduction to Augmented Reality. Brazil : National


Laboratory of Scientific Computation.

UNWTO. 2014. International Tourism Up by 5% In The First Half of The Year.


15 September 2014.

Wirga, E.W., et al. 2012. Pembuatan Aplikasi Augmented Book Berbasis Android
Menggunakan Unity3D. Jakarta : Universitas Gunadarma
11
12
13
14
15
16
17

LAMPIRAN II : Justifikasi Anggaran Pelaksanaan

1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian (Rp)

Sewa Kamera Dokumentasi 1 buah 200.000,00 200.000,00

Sewa Sound Sosialisasi 1 buah 200.000,00 200.000,00


Modem Pengembangan
1 buah 600.000,00 600.000,00
Wireless Alat
Sewa Google
Publikasi 1 tahun 300.000,00 300.000,00
Playstore
SUB TOTAL 1.300.000,00
2. Bahan Habis Pakai

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian (Rp)

Jilid proposal Kesekretariatan 4 buah 7.500,00 30.000,00


Kertas Kesekretariatan 5 rim 40.000,00 200.000,00
Tinta printer Kesekretariatan 5 botol 30.000,00 150.000,00
Alat Tulis Kesekertariatan 5 set 15.000,00 75.000,00
Spidol Presentasi 5 buah 6.000,00 30.000,00
Tinta spidol Presentasi 10 botol 5.000,00 50.000,00
Quesioner Pendataan 100 orang 1.000,00 100.000,00
Sewa Google
Publikasi 1 tahun 300.000,00 300.000,00
Playstore
Publikasi dan
Internet 5 bulan 120.000,00 600.000,00
Pengembangan
Cetak X-Banner Sosialisasi 4 buah 150.000,00 600.000,00
Cetak Poster A3 Sosialisasi 10 lembar 7.000,00 70.000,00
Cetak Stiker A3 Sosialisasi 3 lembar 7.000,00 21.000,00
Pengembangan 200.000,00
WebCam 1 buah 200.000,00
Alat
Komputer Pengembangan
1 buah 4.000.000,00 4.000.000,00
Dekstop Alat
SUB TOTAL 6.426.000,00
18

3. Perjalanan
Justifikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian (Rp)
Transportasi
Survei 4 orang 6.500,00 200.000,00
Survei
Transportasi
Publikasi 4 orang 6.500,00 200.000,00
Publikasi
Transportasi
Sosialisasi 3 orang 6.500,00 90.000,00
pembicara
SUB TOTAL 490.000,00
4. Lain-lain

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian (Rp)
Pembicara Sosialisasi 3 orang 100.000,00 300.000,00
Cinderamata
Cinderamata 3 buah 30.000,00 90.000,00
pembicara
Konsumsi
Sosialisasi 3 orang 30.000,00 90.000,00
Pembicara
Sewa Tempat Sosialisasi 1 hari 1.000.000,00 1.000.000,00
Dana tak terduga 800.000,00 800.000,00
SUB TOTAL 2.280.000,00
19

Lampiran III : Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Program Alokasi Waktu


No Nama/NIM Uraian Tugas
Studi (jam/minggu)
Muhammad Hikam Hidayat D4 Teknologi 28 jam / Ketua
1
13/355925/SV/05299 Jaringan minggu Kegiatan
Survey
Rizqi Prasetiawan 28 jam /
2 Pariwisata Lapangan dan
13/352289/SA/17173 minggu
Lobi Mitra

Wakhid Rahmaning Nugroho D4 Teknologi 28 jam / Konsep


3
13/350992/SV/04057 Jaringan minggu Kegiatan

Naili Nahriyatul Ulya D4 Teknologi 20 jam / Konsep


4
13/355438/SV/05115 Jaringan minggu Kegiatan
Perancangan
Swakresna Edityomurti D4 Teknologi 28 jam /
5 dan Pembuatan
14/370252/SV/07759 Jaringan minggu
alat
20

Lampiran IV : Surat Pernyataan Ketua Kegiatan


21

Lampiran V : Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra


22

Lampiran VI : Gambaran Pelaksanaan Kegiatan


23

lampiran VII : Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan


24

Lampiran VIII : Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

Anda mungkin juga menyukai