BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang penting bagi Indonesia karena Keindahan
alamnya yang beragam dan penduduknya yang terdiri dari ratusan suku Bangsa, dimana
Indonesia sebenarnya memiliki potensi wisata alam, sosial dan budaya Yang besar. Peluang dan
sumber daya alam tersebut dapat dikembangkan menjadi Destinasi wisata yang menarik.
Sebagian besar sumber daya alam tersebut telah Dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi
beberapa tempat wisata. Mengingat daya tarik Utama wisatawan yang berkunjung ke Indonesia
adalah keindahan alam dan kekayaan Seni budayanya, maka tidak heran potensi tersebut menarik
untuk dikembangkan (Pendit, 2002:66).
2) Pertumbuhan Pembangunan infrastruktur dan konektivitas jaringan antar daerah dan destinasi,
4) perhatian dan sikap masyarakat Terhadap pariwisata dan potensi pedesaan (Basri, 2020).
Akumulasi modal manusia ini yang akan membuat suatu siklus producing knowladge
yang berlangsug terus menurus sehingga terjadi akumulasi kapabilitas knowladge sebagai
sumber keunggukan daya saing yang yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage).
Dalam ekonomi kreatif knowladge sumber daya manusia memiliki peran yang dominan, karena
pengetahuan adalah bentuk dasar dari kapital, upaya pengembangan teknologi baru, sehingga
dapat menciptakan technical platfom untuk inovasi, teknologi dapat meningkatkan nilai
pengembalian investasi yang tidak dapat dilakukan bila hanya menambah tenaga kerja dan
sumber daya material. (Moelyono 2010:219).
Oleh karena itu dalam membangun keunggulan dalam sektor pariwisata, sumber daya manusia
pada sektor pariwisata harus memahami dan memiliki kompetensi dalam persaingan dunia kerja,
pada era ini permintaan industry pariwisata semakin meningkat yaitu dengan siapnya SDM
dibekali dengan kompetensi sebab standar kompetensi sangant dibutuhkan perusahaan, kriteria
tersebut sudah menjadi suatu syarat untuk mencari kerja pada lowongan atau posisi tertentu
Pekerja SDM harus memahami teknologi terkini yang digunakan dalam industri
pariwisata dan terus meningkatkan keterampilan mereka untuk tetap relevan dan mampu
memanfaatkannya dengan baik. Selain itu, karyawan di sektor pariwisata harus memahami
bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan layanan yang diberikan kepada
pengunjung. Untuk meningkatkan pengalaman pengunjung, mereka harus mampu memasukkan
teknologi ke dalam proses kerja mereka. Keterampilan interpersonal dan komunikasi penting
dalam pariwisata, meskipun teknologi menjadi penting. Kemampuan untuk berinteraksi secara
langsung dengan pengunjung, memberikan pelayanan yang ramah, dan mempertahankan
hubungan yang baik dengan wisatawan merupakan kompetensi pekerja pariwisata. Memahami
dampak teknologi juga penting. Orang-orang yang bekerja di industri pariwisata harus
memahami bagaimana teknologi dapat mempengaruhi industri dan masyarakat secara
keseluruhan. Mereka harus dapat mengidentifikasi bahaya dan masalah yang mungkin muncul
ketika menggunakan teknologi tersebut, dan kemudian mengambil tindakan yang diperlukan
untuk mengurangi efek negatifnya. (Nurul Rochmah Pramadika et al., 2021)
Salah satu dampak terbesar Revolusi Industri 4.0 pada pariwisata adalah perubahan
dalam perilaku dan Preferensi wisatawan. Teknologi memungkinkan wisatawan untuk
mengakses informasi tentang destinasi wisata, Memesan tiket dan akomodasi secara online, dan
berbagi pengalaman mereka melalui media sosial. Hal ini Mempengaruhi cara destinasi wisata
memasarkan diri dan berinteraksi dengan pengunjung. Destinasi wisata harus Beradaptasi
dengan kebutuhan dan harapan wisatawan yang semakin digital-savvy. Teknologi juga
mempengaruhi Pengalaman wisatawan selama perjalanan mereka. Misalnya, penggunaan
augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) dapat meningkatkan pengalaman pengunjung di
destinasi wisata dengan memberikan konten interaktif, tur Virtual, atau simulasi yang realistis.
Selain itu, penggunaan aplikasi perjalanan, panduan digital, dan peta interaktif Memudahkan
wisatawan untuk menjelajahi dan mengenal destinasi yang mereka kunjungi. (Wiweka et al.,
2019) Revolusi Industri 4.0 juga berdampak pada pengelolaan destinasi wisata. Penggunaan big
data dan analisis Data memungkinkan pengelola destinasi untuk memahami preferensi
wisatawan, memprediksi tren perjalanan, dan Mengambil keputusan yang lebih cerdas dalam
pengembangan dan pemasaran destinasi. Selain itu, teknologi digital Juga digunakan untuk
meningkatkan keamanan dan keamanan di destinasi wisata melalui pengawasan video,
Pengenalan wajah, atau penggunaan sistem pintar. Namun, ada juga tantangan yang muncul
dengan berkembangnya Pariwisata di era Revolusi Industri 4.0. Salah satunya adalah persoalan
privasi dan keamanan data. Dengan Pengumpulan data yang semakin luas, perlu adanya
kebijakan dan regulasi yang memastikan perlindungan data pribadi Wisatawan dan menjaga
kerahasiaan informasi yang dikumpulkan. Selain itu, keberlanjutan pariwisata juga menjadi
Perhatian penting di era ini. Penggunaan teknologi harus dilakukan dengan bijaksana untuk
mengurangi dampak Negatif terhadap lingkungan dan budaya lokal. Industri pariwisata perlu
berinovasi dengan mempertimbangkan aspek Keberlanjutan, seperti penggunaan energi
terbarukan, pengelolaan limbah, dan perlindungan ekosistem. Dalam menghadapi perubahan ini,
SDM di sektor pariwisata perlu mengembangkan keterampilan yang Relevan dengan era
Revolusi Industri 4.0. Kemampuan adaptasi, pemahaman teknologi, keterampilan komunikasi
Digital, dan analisis data menjadi penting bagi mereka yang ingin sukses di industri pariwisata
yang semakin digital ini.
Pariwisata di era Revolusi Industri 4.0 menawarkan peluang yang besar untuk
meningkatkan pengalaman wisatawan, Efisiensi operasional, dan keberlanjutan industri. Namun,
kesuksesan sektor pariwisata dalam menghadapi tantangan Ini bergantung pada kemampuan
industri untuk mengintegrasikan teknologi dengan bijaksana, menjaga keseimbangan Antara
inovasi dan pelestarian, serta mengutamakan kepentingan wisatawan dan masyarakat setempat.
Keterampilan teknologi semakin penting di era Revolusi Industri 4.0. Orang-orang dalam
industri pariwisata Harus memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi, seperti manajemen data, Pemasaran digital, AI, dan aplikasi dan perangkat lunak
yang berkaitan dengan industri pariwisata (Saepudin et al., 2022). Sangat penting bagi karyawan
pariwisata untuk memahami praktik pariwisata berkelanjutan dan kesadaran Lingkungan, karena
mereka harus mendorong dan menerapkan kegiatan pariwisata yang bertanggung jawab secara
Sosial, ekonomi, dan lingkungan. SDM di industri pariwisata harus memiliki kompetensi teknis,
sikap profesional, Integritas, kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, dan semangat
untuk belajar dan mengembangkan diri. Mereka harus terus menerima pelatihan dan
pengembangan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan mereka.Industri pariwisata dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi, melestarikan budaya dan lingkungan, memberikan
Pengalaman wisata yang unggul, dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat
setempat.(Nurpribadi Et al., 2021).
Keberadaan revolusi industri 4.0 harus dimanfaatkan dan disikapi dengan baik, walaupun
banyak industri Yang telah melakukan komputerisasi sebagai ganti tenaga manusia yang
menimbulkan kecemasan pada sumber daya Manusia yang tidak dapat mengikuti perkembangan
teknologi dan zaman. Namun disisi lain, teknologi sangatMembantu segala pekerjaan manusia.
Oleh sebab itu, dalam bidang pariwisata industri 4.0 tidak dapat dkatakan negatif Secara
seluruhnya tetapi merupakan sebuah peluang untuk bisa berinovasi menciptakan kekreatifitasan
baru untuk Sumber daya manusia pariwisata. Sebagai SDM pariwisata harus memiliki
kompetensi dan etika dalam soft skill (kompetensi perilaku yang baik) maupun hard skill
(kompetensi teknis) yang tidak dimiliki oleh mesin ataupun robot. Dengan memiliki etika dan
kompetensi tersebut maka kepuasan konsumen akan lebih nyata dirasakan ketika dilayani Oleh
sumber daya manusia dibandingkan dilayani oleh teknologi. Oleh sebab itu, teknologi bukanlah
sebuah ancaman Lagi bagi sumber daya manusia melainkan sumber daya manusia pariwisata
harus memanfaatkan teknologi digital Supaya dapat bekerja lebih efektif dan brkembang.
Berdasarkan hasil artikel ini menunjukkan bahwa sumber daya Manusia yang berkompeten dan
beretika adalah faktor kunci keberhasilan dalam mewujudkan SDM yang berkualitas Melebihi
teknologi atau robot.
B .RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang yang ada, maka penulis membuat rumusan masalah sebgai
berikut:
C.TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber daya manusia dapat diartikan sebagai suatu usaha yang menggambarkan kualitas
sumber daya Manusia dalam menghasilkan suatu barang maupun jasa (Sonny Sumarsono 2003,H
4). Pariwisata dapat disebut sebagai Industri yang memerlukan keberadaan manusia dalam
melayani jasa, pariwisata dapat terwujud ketika adanya interaksi Dari manusia kepada konsumen
yaitu orang-orang yang melakukan perjalanan wisata. Dapat dikatakan bahwa manusia Sebagai
motor penggerak bagi kelangsungan pariwisata (Setiawan, 2016: 24).
Pekerja sumber daya manusia harus memiliki Pemahaman dan kemampuan untuk menggunakan
teknologi terbaru yang digunakan di tempat kerja mereka. Mereka Juga harus terampil dalam
menggunakan perangkat lunak, platform digital, dan teknologi lain yang relevan dengan Industri
mereka. Selain itu, karyawan harus memiliki kemampuan untuk berpikir kritis. Mereka harus
mampu Menganalisis, mengevaluasi, dan menginterpretasikan informasi dengan bijaksana di era
informasi yang melimpah. Sangat penting untuk memiliki kemampuan untuk membuat
keputusan berdasarkan pemikiran objektif dan logis.(Raharja, 2019)
Di tengah Revolusi Industri 4.0, teknologi telah mengalami kemajuan yang luar biasa, yang
berdampak pada Banyak industri, termasuk sektor pariwisata. Sumber Daya Manusia (SDM) di
industri pariwisata harus Mengembangkan etika profesi yang kuat untuk menghadapi perubahan
ini. Salah satu hal yang paling penting adalah Memperbarui keterampilan teknologi (Faizal,
2020). Pekerja SDM harus memahami teknologi terkini yang digunakan Dalam industri
pariwisata dan terus meningkatkan keterampilan mereka untuk tetap relevan dan mampu
Memanfaatkannya dengan baik. Selain itu, karyawan di sektor pariwisata harus memahami
bagaimana teknologi dapat Digunakan untuk meningkatkan layanan yang diberikan kepada
pengunjung. Untuk meningkatkan pengalaman Pengunjung, mereka harus mampu memasukkan
teknologi ke dalam proses kerja mereka. Keterampilan interpersonal dan komunikasi penting
dalam pariwisata, meskipun teknologi menjadi penting. Kemampuan untuk berinteraksi secara
Langsung dengan pengunjung, memberikan pelayanan yang ramah, dan mempertahankan
hubungan yang baik dengan Wisatawan merupakan kompetensi pekerja pariwisata. Memahami
dampak teknologi juga penting.
Relevan dengan era Revolusi Industri 4.0. Kemampuan adaptasi, pemahaman teknologi,
keterampilan komunikasi Digital, dan analisis data menjadi penting bagi mereka yang ingin
sukses di industri pariwisata yang semakin digital ini. Pariwisata di era Revolusi Industri 4.0
menawarkan peluang yang besar untuk meningkatkan pengalaman wisatawan, Efisiensi
operasional, dan keberlanjutan industri. Namun, kesuksesan sektor pariwisata dalam menghadapi
tantangan bergantung pada kemampuan industri untuk mengintegrasikan teknologi dengan
bijaksana, menjaga keseimbangan Antara inovasi dan pelestarian, serta mengutamakan
kepentingan wisatawan dan masyarakat setempat
Era revolusi industri 4.0 adalah sebuah istilah yang digunakan pertama kali di Jerman pada tahun
2011 diikuti Dengan adanya tanda revolusi digital (Satya,2018). Kehadiran revolusi industri 4.0
membuat banyak pekerjaan dapat Dilakukan dari rumah karena terhubung dengan internet.
Cukup dengan via telepon ataupun email, manusia dapat Berkoordinasi dengan atasan mereka
dan melakukan pekerjaannya. Lalu mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dari Rumah karena
memiliki akses internet tanpa perlu datang ke kantor. Perkembangan teknologi yang pesat akan
Berpengaruh terhadap tenaga kerja di masa yang akan datang (Nogroho, 2018). Hal ini
dikarenakan industri akan lebihMemilih tenaga kerja yang lebih terampil dibandingkan dengan
tenaga kerja yang kurang terampil karena jika tidak Terampil maka perannya akan digantikan
oleh robot. Terbukti saat ini banyak industri yang sudah mengandalkan Komputer daripada
manusia dalam melakukan pekerjaannya, contoh nya seperti penggunaan uang elektronik pada
Pembayaran di tol, lalu dengan mengand.alkan scan barcode ketika menggunakan transportasi
umum di Indonesia (Rumi, 2018). Tidak dapat dihindari dan dipungkiri bahwa telah terjadi
pemutusan hubungan kerja karena karyawan Yang tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi,
akhirnya tergantikan oleh robot yang lebih berkompeten.
2.2 Pariwisata
2.3 Teknologi
Menurut Bodnar dan Hopwood (1995), Teknologi Informasi (TI) merupakan segala cara atau alat
yang Terintegrasi yang digunakan menjaring, mengolah, dan Mengirimkan atau menyajikan data
secara elektronik Menjadi informasi dalam berbagai format yang Bermanfaat bagi pemakainya
Sedangkan Haag dan Keen (1996) mendefinisikan TI Sebagai seperangkat alat yang membantu
anda untuk Bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas Yang berhubungan dengan
pemrosesan informasi. Dalam hal ini TI dianggap alat yang digunakan untuk Pekerjaan yang
berkaitan dengan informasi
Keterampilan teknologi semakin penting di era Revolusi Industri 4.0. Orang-orang dalam
industri pariwisata Harus memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi, seperti manajemen data, Pemasaran digital, AI, dan aplikasi dan perangkat lunak
yang berkaitan dengan industri pariwisata (Saepudin et al., 2022). Sangat penting bagi karyawan
pariwisata untuk memahami praktik pariwisata berkelanjutan dan kesadaran Lingkungan, karena
mereka harus mendorong dan menerapkan kegiatan pariwisata yang bertanggung jawab secara
Sosial, ekonomi, dan lingkungan. SDM di industri pariwisata harus memiliki kompetensi teknis,
sikap profesional, Integritas, kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, dan semangat
untuk belajar dan mengembangkan diri. Mereka harus terus menerima pelatihan dan
pengembangan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan mereka.Menghadapi perubahan
tersebut. Kemampuan teknologi sangat penting.
Kehadiran era digitalisasi membawa perubahan pada sistem kerja yang artinya teknologi dapat
membantu semua aspek pekerjaan manusia. Saat ini, Sebagian besar tingkat hunian kamar hotel
berbintang banyakdibantu oleh online travel agent. Bahkan industri penerbangan juga dapat
melakukan booking secara daring. Tingginya minat masyarakat dalam membeli tiket pesawat,
tiket kereta api maupun reservasi hotel secara daring membuat banyaknya pihak perusahaan e-
commerce menciptakan toko daring yang berfokus pada bidang pariwisata (Goeltom, 2017).
Menurut McClelland dalam Rivai (2017: 299) bahwa Kompetensi (competency) yaitu Bentuk
keistimewaan yang dimiliki oleh seseorang dan berpengaruh langsung dan dapat
Memprediksikan bentuk kerja yang baik. Sedangkan menurut Mangkunegara (2017: 4) bahwa :
Kompetensi adalah salah satu kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan, Keterampilan,
dan karakteristik kepribadian dan mempengaruhi secara langsung pada kinerja“. Pendapat
Priansa (2016: 258), mendefinisikan bahwa : “Kompetensi keterampilan dan Pengetahuan
cenderung dapat dilihat, karena berada di permukaan”.
Pariwisata adalah ujung tombak bagi suatu daerah, untuk menarik investor ke daerah tersebut.
Dalam membangun suatu daerah, untuk menarik investor, perlu membangun potensi pariwisata
terlebih dahulu daripada menawarkan konsep baru kepada investor baru untuk membangun
membangun Kawasan industri (Darmono,2015).Indikator kinerja utama pada sektor pariwisata
adalah jumlah tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Menurut laporan kinerja kementrian
pariwisata pada tahun 2017, yang dimaksud dengan tenaga kerja langsung untuk sector
pariwisata mencakup antara lain; tenaga kerja dibidang akomodasi ,travela agent,airlines dan
pelayan penumpang lainnya, termasuk juga tenaga kerja di sector usaha restoran dan tempat –
tempat rekreasi yang langsung melayani wisatawan. Tenaga kerja tidak langsung mencakup
antara lain tenaga kerja di sector promosi pariwisata, persewaan kendaraan,manufaktur
transportasi.