Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

GAGASAN : Pelayanan informasi pariwisata Tana Toraja berbasis


kecerdasan buatan (AI) yang memberikan informasi
pariwisata
PENGGAGAS : Muhammad Sofwan Adha, S.Kom, M.Eng

SISTEM INFORMASI BERBASIS KECERDASAN BUATAN “CHATBOT


MEBALI” UNTUK PELAYANAN INFORMASI PARIWISATA TANA TORAJA

PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian
suatu negara. Keindahan alam, warisan budaya dan keragaman destinasi
pariwisata, menarik jutaan wisatawan dari berbagai penjuru dunia setiap
tahunnya untuk bepergian berwisata ke negara-negara yang memiliki destinasi
wisata. Menurut United Nation World Tourism Organization (UNWTO), pariwisata
adalah aktivitas perjalanan dan tinggal seseorang atau kelompok di luar tempat
tinggal dan lingkungannya selama lebih dari satu tahun berurutan untuk
berwisata, bisnis atau tujuan lain dengan tidak untuk bekerja di tempat yang
dikunjunginya tersebut (UNWTO, 2013).
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator utama untuk mengukur
kesejahteraan suatu negara. Industry pariwisata memiliki dampak yang
signnfikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut UNWTO (UNWTO, 2019)
kontribusi langsung sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
global mencapai sekitar 3,3% dan total kontribusi, termasuk dampak yang
terkait dengan investasi dan pengeluaran wisatawan, mencapai lebih dari
10,4%.
Melihat peran vital pariwisata dalam pertumbuhan ekonomi negara,
perlu adanya pengelolaan pariwisata yang bijak agar tetap tercipta
keberberlanjutan dalam jangka panjang dan memberikan dampak positif
bagi masyarakat.
Seluruh stakeholder perlu hadir dalam langkah melestarikan pariwisata dengan
cara mengelola pariwisata secara kolaboratif.
Pemerintah Daerah bersama dengan Pemerintah Pusat merupakan
bagian dari stakeholder industri pariwisata. Peranan Pemerintah Daerah
dalam pariwisata menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Pariwisata adalah memfasilitasi, mendorong penanaman modal,
pengembangan pariwisata, mengelola pariwisata dan mengalokasikan
anggaran untuk peningkatan potensi pariwisata. Pengelolaan pariwisata
sangat penting dalam menjaga industri pariwisata agar tetap berlanjut.
Industri pariwisata yang berkelanjutan bukan hanya tentang meningkatkan
kunjungan wisatawan, tetapi lebih daripada itu memastikan bahwa destinasi
pariwisata dan sumber daya yang ada dapat dipertahankan untuk generasi
mendatang.
Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja dalam mengelola pariwisata
sebagai amanat Undang-Undang perlu meningkatkan kualitas pengalaman
(experience) ketika wisatawan mengunjungi destinasi suatu wisata.
Pengalaman positif wisatawan merupakan kunci kesuksesan industri
pariwisata karena wisatawan merasa diberi perhatian dan merasa senang
ketika berkunjung yang pada akhirnya wisatawan tersebut berkeinginan untuk
datang kembali (repeat order) dan berpotensi mempromosikan kepada
wisatawan lainnya tentang pengalamannya. Peningkatan kualitas
pengalaman mencakup penyediaan pelayanan informasi yang berkualitas,
fasilitas yang aman, dan aksesibilitas yang baik. Untuk meningkatkan kualitas
pengalaman wisatawan dalam berkunjung, adanya Tourism Information
Center (TIC) menjadi sangat penting atau urgent. TIC bertugas memberikan
informasi yang dibutuhkan kepada wisatawan, seperti tempat wisata,
akomodasi, kuliner, transportasi dan memastikan pengalaman perjalanan
wisata dapat berjalan lancar dan menyenangkan.
Perkembangan teknologi informasi yang pesat dalam dekade terakhir
telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan
manusia, termasuk sektor pariwisata. Salah satu inovasi teknologi terkini yang
menonjol adalah chatbot yang dapat memberikan layanan informasi secara
cepat dan interaktif kepada pengguna. Chatbot adalah sebuah sistem
otomatisasi percakapan yang menggunakan kecerdasan buatan (Artificial
Inteligent) untuk berinteraksi dengan manusia melalui antarmuka teks atau
suara. Penerapan chatbot dalam TIC dapat memiliki berbagai keuntungan dan
alternatif solusi mengatasi keterbatasan TIC dalam melayanan informasi
kepada wisatawan.

ANALISIS MASALAH
1. Belum adanya spot permanen yang dijadikan TIC menjadikan wisatawan
kesulitan mencari lokasi TIC. Saat ini TIC yang ada di Tana Toraja hanya
satu dan berada di Bandara.
2. Salah satu masalah utama dalam pelaksanaan layanan TIC di Tana Toraja
adalah keterbatasan jumlah petugas atau staf yang dapat memberikan
informasi kepada wisatawan. Pada kondisi tertentu atau masa liburan,
wisatawan yang mengunjungi TIC dapat meningkat dari hari biasa, ketika
jumlah pelayanan informasi terbatas, akan mengakibatkan antrian
panjang yang menumpuk, waktu tunggu lama dan berujung kepada
frustasi yang membuat pengalaman kunjungan menjadi negatif.
3. Pengalaman positif bagi wisatawan sangat penting untuk menjaga
reputasi daerah wisata termasuk Tana Toraja. Kurangnya kualitas
pelayanan dan informasi yang diberikan dapat menyebabkan wisatawan
tidak puas.

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH


1. Membangun sistem informasi pariwisata menggunakan platform mobile
(chatbot) dengan tampilan chat otomatis yang memungkinkan
wisatawan mengakses informasi dengan cara bertanya secara interaktif
dengan mudah, cepat dan tersedia 24/7.
2. Melakukan training Chatbot agar memiliki pengetahuan seperti layaknya
seorang pemandu wisata dengan wawasan luas dan berpengalaman.
Chatbot ini juga perlu memiliki pengetahuan dari penduduk lokal dalam
menceritakan sejarah, penunjuk jalan, lokasi menarik yang tersembunyi
dan keramahan khas masyarakat Tana Toraja.
3. Melakukan implementasi Chatbot diberbagai platform lain seperti
website, kontak whatsapp dan telegram.
4. Melakukan publikasi layanan Chatbot kepada masyarakat luas agar
banyak yang mengetahui.

PEMETAAN SIKAP PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN RENCANA STRATEGI


PENGEMBANGAN POTENSI DIRI
1. Membentuk tim kerja dengan mengutamakan kepemimpinan
transformasional untuk mengajak anggota tim dalam mengembangkan
aksi perubahan ini untuk kepentingan yang lebih besar.
2. Membangun budaya teknologi dalam organisasi sebagai bagian dalam
menciptakan organisasi digital karena aksi perubahan ini memanfaatkan
teknologi sebagai solusi mengatasi permasalahan.
3. Dalam membangun kerjasama dengan stakeholder internal maupun
eksternal, mengembangan kerjasama, kemitraan dan jejaring kerja perlu
dilakukan agar stakeholder dapat berkolaborasi.
4. Melakukan implementasi aksi perubahan dengan menganalisis
berdasarkan manajemen resiko yang telah disusun.

Anda mungkin juga menyukai