PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Nur Salam
No. Mhs. 12/330939/GE/07301
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
DAFTAR ISI
ii
3.1.2 Bahan............................................................................................... 24
3.2 Pemilihan Daerah Penelitian .................................................................. 24
3.3 Data dan cara perolehan ......................................................................... 26
3.4 Tahap Penelitian ..................................................................................... 26
3.4.1 Tahap Persiapan .............................................................................. 26
3.4.1.1 Studi Pustaka............................................................................ 26
3.4.1.2 Perolehan Data Sekunder ......................................................... 27
3.4.2 Tahap Pelaksanaan .......................................................................... 27
3.4.2.1 Pengumpulan Data Pariwisata ................................................. 27
3.4.2.2 Analisis Potensi Wisata ........................................................... 28
3.4.2.3 Survei Lapangan ...................................................................... 30
3.4.3 Pembuatan Sistem Informasi Berbasis Web GIS ............................ 31
3.4.3.1 Klasifikasi Data........................................................................ 31
3.4.3.2 Pembuatan Basisdata Spasial ................................................... 31
3.4.3.3 Generalisasi .............................................................................. 32
3.4.3.4 Simbolisasi ............................................................................... 33
3.4.3.5 Pembagunan Web Service ....................................................... 35
3.4.3.6 Desain Antarmuka ................................................................... 36
3.4.4 Tahap Penyelesaian ......................................................................... 38
3.5 Hasil yang Diharapkan ........................................................................... 38
3.6 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 40
iii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu sub sektor pembangunan yang secara
terus menerus diupayakan pengembangannya secara efisien dan efektif agar
dapat menjadi salah satu andalan kegiatan perekonomian nasional dan daerah.
Karena pariwisata mendorong munculnya kesempatan kerja yang besar di
dalamnya menyangkut kegiatan usaha jasa transportasi, jasa perbankan,
industri dan kerajinan rakyat yang menghasilkan barang-barang cinderamata
serta keperluan hotel dan restoran yang memungkinkan untuk memperluas
jumlah mata pencaharian serta pendapatan berbagai golongan masyarakat.
World Tourism Organization (WTO) mencatat bahwa perkembangan industri
pariwisata lebih cepat 2,5 – 7 kali dibandingkan sektor – sektor lain di luar
industri wisata. Hal tersebut menunjukkan bahwa pariwisata telah menjadi
industri yang memberikan kontribusi besar.
Dewasa ini pengembangan sektor pariwisata kerap menjadi salah satu
tulang punggung perekonomian wilayah, begitu juga di Indonesia. Dalam skala
nasional, sejak tahun 2013 hingga 2015, sektor pariwisata menduduki posisi
keempat dalam daftar pemasok devisa negara dengan nilai mencapai 12 Milyar
USD. Jumlah wisatawan nasional tercatat mengalami pertumbuhan 1,97%
pada tahun 2016 dari jumlah di tahun 2015, sementara jumlah wisatawan asing
mengalami kenaikan dari 767 ribu kunjungan di tahun 2015 menjadi 860 ribu
kunjungan di tahun 2016, atau mengalami kenaikan sebesar 12,2%. (BPS
Pusat, 2017)
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi di
Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang sangat beragam. Provinsi
DIY terdiri dari 5 kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Gunungkidul, Sleman,
Bantul, Kulonprogo, dan Kota Yogyakarta. Kabupaten Gunungkidul memiliki
potensi wisata yang sangat besar untuk dilestarikan dan dipergunakan untuk
kemakmuran rakyat. Kabupaten yang terletak di sebelah Selatan Yogyakarta
ini sebagian besar wilayahnya termasuk ke dalam topografi karst. Kawasan
1
karst di Kabupaten Gunungkidul ini merupakan bagian dari Kawasan Karst
Gunungsewu.
Kawasan karst Gunungsewu merupakan kawasan paling istimewa di
Jawa. Kawasan itu berbentuk jajaran pegunungan yang terdiri dari sekitar
40.000 bukit karst. Panjang kawasan ini mencapai 85 kilometer dengan luasan
endapan gampingnya mencapai 1.300 kilometer persegi. Mencakup
Gunungkidul (DIY), Wonogiri (Jawa Tengah) dan Pacitan (Jawa Timur).
Gunungsewu akhirnya dinobatkan menjadi Global Geopark oleh UNESCO.
Dalam websitenya pada tanggal 21 September 2015 memberitakan bahwa ada
sembilan situs baru yang ditambahkan ke dalam Global Geoparks Network.
Ke-9 situs tersebut adalah Gunungsewu (Indonesia), Dunhuang (China),
Zhijindong Cave (China), Troodos (Siprus), Sitia (Yunani), Reykjanes
(Islandia), Pollino (Italia), Gunung Apoi (Jepang), dan Lanzarote dan
Kepulauan Chinijo (Spanyol). Masuknya sembilan situs baru tersebut
merupakan hasil keputusan Simposium Geoparks Network Asia-Pasifik yang
ke-4, di San’in Kaigan Geopark, Jepang, pada tanggal 15 hingga 20 September
2015.
2
Kabupaten Gunungkidul yang merupakan salah satu bagian dari Gunung
Sewu Global Geopark memiliki banyak potensi wisata, seperti wisata budaya,
wisata gua, wisata pantai, wisata air terjun, dan banyak wisata lainnya. Oleh
karena itu, pemerintah daerah menempatkan pariwisata sebagai prioritas utama
untuk pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dengan berwawasan
lingkungan sebagai modal pembangunan wilayah, sesuai dengan visi dan misi
Kabupaten Gunungkidul sendiri. Diharapkan, dengan mengajak masyarakat
berperan serta dalam pembangunan dan pengelolaan SDA, maka masyarakat
akan menjadi mandiri dan sejahtera. Karena sudah banyak lokasi wisata yang
sudah dikelola langsung oleh masyarakat lokal sekitar melalui kelompok sadar
wisata (Pokdarwis).
3
dari tahun ke tahun. Terlihat dari trend perkembangan wisatawan yang menuju
Gunungkidul mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hingga puncaknya
pada tahun 2015 terdapat 2.638.634 wisatawan domestik dan 4.125 wisatawan
mancanegara. Dari grafik (gambar 1.3) tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini telah terjadi kenaikan kunjungan wisata
rata-rata 12% per tahun (Dinas kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul).
4
Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) telah berkembang pesat.
SIG dibuat dengan menggunakan informasi yang berasal dari pengolahan
sejumlah data, yaitu data geografis atau data yang berkaitan dengan posisi
obyek di permukaan bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi
pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti
pengambilan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu
ditawarkan analisis geografis melalui gambar-gambar petanya. SIG dapat
disajikan dalam bentuk aplikasi desktop maupun aplikasi berbasis web. SIG
juga dapat memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat
peramalan kejadian, dan perencanaan strategis lainnya serta dapat membantu
menganalisis permasalahan umum seperti masalah ekonomi, penduduk, sosial
pemerintahan, pertahanan serta bidang pariwisata.
Perkembangan media informasi melalui internet selalu berkembang.
Informasi wisata sudah disampaikan secara massif oleh pemerintah daerah
Gunungkidul, namun informasi tersebut masih belum lengkap. Seperti halnya
peta wisata Gunungkidul yang telah dipublikasikan melalui halaman
www.exotic.gunungkidul.go.id oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul
masih kurang informatif.
Strategi pengembangan obyek wisata merupakan salah satu dari produk
wisata yang sangat penting dan mempunyai kedudukan yang sangat strategis
dalam pembangunan pariwisata sebagai penarik kunjungan wisatawan ke
daerah tujuan untuk lebih mengetahui dan menikmati keunikan maupun
keindahan yang terdapat pada obyek. Salah satu strategi tersebut diatantaranya
melalui promosi yang lengkap dan menarik. Melalui webGIS diharapkan dapat
menjadi alternatif baru dalam promosi wisata di Kabupaten Gunungkidul. Oleh
karena itu melalui perancangan dan pembuatan web-GIS pariwisata diharapkan
dapat menampilkan gambaran peta wisata Kabupaten Gunungkidul sehingga
lebih menarik dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Penyajian informasi
dalam bentuk web akan memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya.
5
1.2 Rumusan Masalah
Kabupaten Gunungkidul yang merupakan salah satu Kabupaten yang ada
di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki potensi wisata yang
sangat melimpah.. Sumberdaya tersebut perlu dikenalkan sekaligus
dikembangkan menjadi objek wisata yang dapat menjadikan pendapatan bagi
masyarakat maupun pemerintah. Berbagai informasi mengenai tempat wisata
dan rute wisata perlu dikumpulkan dan didata. Data ini sangat dibutuhkan
untuk kepentingan pengembangan kawasan wisata Gunungkidul.
Informasi pariwisata sangat dibutuhkan tidak hanya untuk keperluan
pengembangan, namun penting untuk promosi kepada wisatawan baik lokal
maupun internasional. Tidak adanya data informasi pariwisata dan rute wisata
yang lengkap sehingga membuat penulis untuk membuat alternatif agar
informasi wisata dapat tersampaikan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
dihasilkan pertanyaan untuk penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana melakukan analisis potensi wisata di Kabupaten
Gunungkidul?
2. Bagaimana menyusun media penyampaian informasi spasial berbasis
Web-GIS yang berperan sebagai visualisasi pemetaan pariwisata dan rute
wisata di Kabupaten Gunungkidul?
6
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis potensi wisata Kabupaten Gunungkidul.
2. Membuat aplikasi berbasis Web-GIS sebagai visualisasi potensi wisata di
Kabupaten Gunungkidul.
2. TELAAH PUSTAKA
2.1 Pariwisata
Istilah pariwisata dan kepariwisataan sering digunakan dalam
pengertian yang sama, ke-pariwisata-an lebih menyangkut pada hal-hal yang
berkaitan dengan pariwisata. Pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta. Kata
pari berarti berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata berarti
perjalanan atau bepergian. Pariwisata atau tourism atau turisme adalah
perpindahan sementara orang-orang ke daerah tujuan di luar tempat kerja dan
tempat tinggal sehari-harinya, kegiatan yang dilakukannya dan fasilitas yang
digunakan ditujukan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya (Effendi
dan Sujali, 1989).
7
Pariwisata pada dasarnya berhubungan dengan keberadaan orang atau
wisatawan yang sedang jauh dari tempat tinggalnya. Esensi atau hakikat
pariwisata dengan demikian mengandung makna tentang : perjalanan (bersifat
dinamis) dan lokasi yang bukan tempat tinggal atau domisili wisatawan
(bersifat statis).
Beberapa pengertian lain dari pariwisata, sebagai berikut :
a. Menurut World Tourism Organization (WTO), pariwisata adalah kegiatan
seseorang yang bepergian ke atau tinggal di suatu tempat di luar
lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara
terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya.
b. Menurut Burkart dan Medlik, pariwisata berarti perpindahan orang untuk
sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat
merekabiasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama
tinggal di tempat-tempat tujuan tersebut.
c. Mathieson dan Wall (1982), pariwisata adalah fenomena banyak bidang
yang meliputi perpindahan ke dan tinggal di tempat tujuan di luar tempat
tinggal sehari-hari.
d. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, kepariwisataan merupakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan
pengusahaan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata, usaha jasa
pariwisata, serta usaha-usaha lain yang terkait.
8
perencanaan pariwisata baik dari segi fisik, ekonomi, sosial dan budaya.
(Ludiro, 2001).
Burton (1995), menguraikan bahwa geografi pariwisata menggunakan
pendekatan secara holistic (integral) dengan melihat objek pariwisata sebagai
gejalagejala spatial yang bersifat multidimensi. Suatu sistem atau tatanan
(system spasial) dari kegiatan melakukan perjalanan wisata terdiri dari tiga
unsur spasial, yaitu :
a. Wilayah tempat tinggal wisatawan (region asal wisatawan);
b. Tempat-tempat tujuan perjalanan (region tujuan wisata); dan
c. Rute perjalanan yang ditempuh antara region asal wisatawan region tujuan
wisata.
Dengan demikian geografi pariwisata dapat diartikan sebagai
pengetahuan yang mempelajari semua (tiga) unsur spasial sistem pariwisata
pada semua skala spasialnya, baik pada skala wisata domestik dalam suatu desa
atau kota sampai pada tingkat perjalanan antar negara dan benua. (Ludiro,
2001).
1. Pada unsur spasial pertama yang dipelajari adalah tentang karakteristik
ekonomi dan fisik region asal wisatawan dan motivasi wisatawannya
sebagai faktor pendorong (push factor) melakukan perjalanan.
2. Dari unsur spasial kedua, dipelajari tentang karakteristik alam (fisik) dan
budaya region tujuan wisata sebagai faktor penarik (pull factor) yang
membuat orang tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu.
3. Unsur ketiga, dipelajari tentang berbagai rute dan sistem transportasi yang
memudahkan wisatawan meninggalkan rumahnya menuju ke tempat tujuan
wisata.
Dalam pengertian yang lebih sederhana geografi pariwisata
didefinisikan sebagai pengetahuan yang mempelajari gejala kepariwisataan di
permukaan bumi yang dapat dikaitkan dengan ruang (spatial). (Ludiro, 2001).
9
2.3 Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis adalah suatu sistem berbasis komputer
untuk menangkap, menyimpan, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,
dan mendisplay data dengan peta digital ( Turban, 2005 )
2.3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau juga dikenal sebagai
Geographic Information System (GIS) pertama pada tahun 1960 yang
bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografis. 40 tahun
kemudian GIS berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan
permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai bidang
seperti analisis penyakit epidemik (demam berdarah) dan analisis
kejahatan (kerusuhan) termasuk analisis kepariwisataan.
Kemampuan dasar dari SIG adalah mengintegrasikan berbagai
operasi basis data seperti query, menganalisisnya serta menampilkannya
dalam bentuk pemetaan berdasarkan letak geografisnya. Inilah yang
membedakan SIG dengan sistem informasi lain ( Prahasta, 2002)
10
sebagai antar muka. SIG tersusun atas konsep beberapa lapisan (layer)
dan relasi ( Prahasta, 2002).
11
2. Data Manajemen
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut
kedalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah
dipanggil, di-update dan di-edit.
3. Analisis dan Manipulasi Data
Subsistem ini menentukan informasi – informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.4 Peta
Peta merupakan gambaran wilayah geografis, bagian permukaan bumi
yang disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta
konvensionalyang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer.
Peta dapat digambarkan denganberbagai gaya, masingmasing menunjukkan
permukaan yang berbeda untuk subjek yang sama untuk men-visualisasikan
dunia dengan mudah, informatif dan fungsional.
12
Peta berbasis komputer (digital) lebih serba guna dan dinamis karena
bisa menunjukkan banyak view yang berbeda dengan subjek yang sama. Peta
ini juga memungkinkan perubahan skala, animasi gabungan, gambar, suara,
dan bisa terhubung ke sumber informasi tambahan melalui internet. Peta digital
dapat diupdate ke peta tematik baru dan bisa menambahkan detail informasi
geografi lainnya. (Denny Carter, Irma Agtrisari, 2003)
2.5 Kartografi
Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang
pembuatan peta-peta,sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen-dokumen
ilmiah dan hasil karya seni (ICA, 1973). Peta itu sendiri menurut ICA (1973)
adalah suatu representasi atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan-
kenampakan abstrak atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau
benda-benda angkasa, dan umumnya digambarkan.
Dari definisi tersebut dapat dimengerti bahwa tugas seorang kartografer
adalah membuat peta, yaitu merancang peta (map design) yang meliputi desain
simbol (symbol design), tata letak peta (map lay-out), isi peta (map content),
dan generalisasi (generalization). Peta adalah sutu media komunikasi grafis
yang berarti informasi yang diberikan dalam peta berupa suatu gambar atau
simbol.
Secara sederhana simbol dapat diartikan sebagai suatu gambar atau tanda
yang mempunyai arti atau makna tertentu. Simbol dalam peta memegang
peranan yang sangat penting, bahkan dalam peta-peta khusus atau peta-peta
tematik simbol merupakan informasi utama untuk menunjukkan tema suatu
peta. Menurut bentuknya simbol dapat dikelompokkan menjadi simbol titik,
simbol garis dan simbol area, sedangkan wujud simbol dalam kaitannya
dengan unsur yang digambarkan dapat dibedakan menjadi abstrak dan nyata
atau piktorial. Simbol piktorial adalah suatu simbol yang dalam kenampakan
wujudnya ada kemiripan dengan wujud unsur yang digambarkan, sedangkan
simbol geometrik adalah abstrak simbol yang wujudnya tidak ada kemiripan
dengan unsur yang digambarkan.
13
2.6 Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang
diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau
fenomena yang dikaji (Lillesand dan Keifer, 1999). Pada berbagai hal,
penginderaan jauh dapat diartikan sebagai proses membaca. Lindgren (1985,
dalam Sutanto, 1986) menyatakan penginderaan jauh adalah berbagai teknik
yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang
bumi.Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang
dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.Lindgren ini memandang
penginderaan jauh hanya sebagai teknik untuk perolehan dan analisis informasi
tentang bumi. Dengan menggunakan berbagai sensor kita mengumpulkan data
dari jarak jauh yang dapat dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang
objek, daerah atau fenomena yang diteliti.
Penginderaan jauh sekarang tidak hanya menjadi alat bantu dalam
menyelesaikan masalah. Begitu luas lingkup aplikasi penginderaan jauh
sehingga dewasa ini bidang tersebut telah menjadi semacam kerangka kerja
(framework) dalam menyelesaikan berbagai masalah terkait dengan aspek
ruang (lokasi, area), lingkungan (ekologis), dan kewilayahan (region)
(Danoedoro, 2012).
14
Perkembangan Web-GIS mulai pesat pada tahun 1993. Keunggulan ini
membuat proses perolehan informasi spasial menjadi sangat mudah. Awalnya
Web-GIS hanya memiliki kemampuan visualisasi saja. Oleh karena itu, kesan
Web-GIS dahulu hanya sebagai publikasi peta digital dalam media internet.
Kini Web-GIS memiliki kemampuan yang hampir sama seperti GIS desktop,
pengukuran, analisis, dan evaluasi. Kemampuan tersebut melibatkan
komponen web yang sangat kompleks, yaitu server database, web service,
alamat HTTP, dan berbagai bahasa pemrograman yang menghubungkan
seluruh komponen (Fu, 2011). Komponen-komponen tersebut terintegrasi
sebagai arsitektur Web GIS.
Contoh analisis spasial Web-GIS yang telah dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat luas adalah sistem pencarian dataset terhadap basisdata suatu objek
geospasial. Kemampuan tersebut bertujuan memperkenalkan karakteristik
suatu wilayah secara statistik pada lokasi sebenarnya. Dahulu hal itu menjadi
tantangan besar dalam pembangunan sistem Web-GIS namun tidak lagi pada
saat ini. Pembangunan Web-GIS saat ini telah berfokus kepada tantangan baru,
diantaranya adalah peningkatan kemampuan dari updating basis data secara
realtime, peningkatan kemampuan sharing antarbasisdata (deep web) dalam
infrastruktur data spasial (IDS), peningkatan kemampuan analisis logic query
dengan kombinasi data spasial dan nonspasial, dan peningkatan kemampuan
modeling (Hart, 2007; Kammersell, 2007).
15
Gambar 1. Arsitektur SIG Berbasis Web
(Sumber: Aziz Pujiono, 2006)
Keterangan:
a. Client (Browser) merupakan program aplikasi yang digunakan untuk
mengakses Web-GIS, seperti Internet Explorer, Opera, FireFox, dan lain-
lain.
b. Web Server SIG merupakan server web yang memproses file-file Web-GIS
agar bisa ditampilkan di browser. Web server juga bertugas menangani
komunikasi antara client dengan server, sehingga dalam waktu yang sama
memungkinkan paket informasi yang disajikan dapat diakses oleh banyak
user. Salah satu web server yang paling popular adalah Apache.
c. CGI (Common Gateway Interface) atau PHP merupakan bahasa
pemrograman server side yang digunakan untuk memproses request dari
client (browser) ke server.
d. Search Engine, WWW server, dan GIS Engine merupakan engine yang
digunakan untuk memproses data terstruktur (DBMS), data tidak
terstruktur (flat file), ataupun data geografis (spatial data) sesuai dengan
request dari client.
16
Tidak semua aplikasi dalam implementasinya menggunakan arsitektur di
atas. Ada beberapa teknik yang digunakan GIS Engine untuk memproses
query dan men-generate peta yang ditampilkan ke browser. Ada yang secara
langsung memproses data georafis, seperti Map X-treme, MapServer. Ada
pula yang memproses dari DBMS, seperti SVG Viewer dengan bantuan
bahasa pemrograman dan lain sebagainya.
17
Sistem informasi potensi wilayah dirancang dengan memanfaatkan data spasial
yang diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan data atribut
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pati. Data atribut disusun
menggunakan perangkat lunak PhpMyAdmin. Untuk membuat layout tampilan
halaman web digunakan perangkat lunak Joomla.
Penelitian berjudul Kajian Potensi Pariwisata Kepesisiran di Kabupaten
Gunungkidul Ditinjau dari Aspek Kebencanaan yang dilakukan oleh
Permatasari (2015) memiliki kesamaan metode analisis Potensi. Namun karena
jumlah objek kajian yang dipilih penulis berbeda dan bervariasi, maka
dilakukan modifikasi parameter agar lebih tepat. Daerah kajian di
Gunungkidul, namun yang dilakukan Permatasari hanya sebagian kecil saja,
sedangkan penulis secara keseluruhan satu Kabupaten Gunungkidul.
Perbedaan lain terletak pada analisis kebencanaan yang tidak dilakukan oleh
penulis. Diseminasi peta hasil analisis penulis menggunakan webGIS,
sedangnkan Permatasari tidak menggunakan webGIS.
Dhitama (2016) memiliki penelitian dengan tema pariwisata, namun
dengan tema lebih sempit yaitu pariwisata minat khusus. Daerah penelitian di
Kabupaten Berau berbeda dengan yang dilakukan penulis, namun skala
pemetaan sama yaitu Kabupaten. Analisis route yang dilakukan menggunakan
aplikasi Garmin dengan basemap dari navigasi.net. Sedangkan untuk tampilan
peta wisata menggunakan arcgis.com yang kemudian ditampilkan pada
halaman web menggunakan wordpress.com.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dijadikan sebagai
acuan untuk menentukan topik pada penelitian. Data dari penelitian tersebut
juga dikembangkan pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk
pengembangan informasi seputar lokasi geografis, detail wisata, dan
akomodasi yang mampu diakses dengan cepat dan mudah lewat webGIS.
Perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
akan menampilkan keaslian dari penelitian ini. Tabel 2.8. menyajikan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
18
Tabel 2.8. Perbandingan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan
Lokasi,
No Nama Judul Tujuan Metode Hasil
Tahun
1 Devina, skripsi Tingkat Daya Tarik Kabupaten 1. Mengetahui tingkat daya Objek Kajian, 1. Tingkat daya tarik objek
Objek Wisata Pantai Gunungkidul, tarik objek wisata pantai analisis data wisata pantai yang
di Wilayah Karst 2014 yang terdapat di wilayah deskriptif dan terdapat di wilayah karst
Kabupaten Gunungkidul karst Kabupaten pendekatan Kabupaten Gunungkidul
Gunungkidul keruangan 2. Semakin beragam
2. Menganalisis hubungan fasilitas dan mudahnya
antara tingkat daya tarik akses semakin tinggi
tersebut dengan fasilitas daya Tarik objek wisata.
wisata di wilayah karst
Kabupaten Gunungkidul.
2 Ady Mengkara, Pemetaan Objek Wisata Pulau Bangka, 1. Memetakan persebaran Daerah 1. Database objek wisata
skripsi Berbasis Web Dalam 2014 (lokasi) obyek wisata di Penelitian, Pulau Bangka
Rangka Promosi Pulau Bangka. analisis data 2. Peta objek wisata
Pariwisata Pulau Bangka 2. Memetakan obyek wisata deskriptif, andalan Pulau Bangka
andalan Pulau Bangka. aplikasi QGIS 3. Website pariwisata
3. Membuat website statis Pulau Bangka
guna mempublikasi dan
mempromosikan obyek
wisata di Pulau Bangka.
3 Nurul Rahma Pembuatan Aplikasi Kabupaten 1. Membuat sistem Daerah 1. Aplikasi Potensi
Putri Dika, Sistem Informasi Pati, 2014 informasi yang Penelitian, Kabupaten Pati berbasis
skripsi Geografis Berbasis Web menyajikan peta potensi analisis WebGIS, denga nisi
Untuk Menyajikan deskriptif dan mengenai deskripsi,
wilayah Kabupaten Pati
Potensi Wilayah grafik, Aplikasi grafik, dan peta tematik
beserta hasil potensinya PhpMyAdmin,
Kabupaten Pati yang berbasis web MapServer,
sebagai media informatif. Joomla
19
Lokasi,
No Nama Judul Tujuan Metode Hasil
Tahun
4 Niwang Sukma Kajian Potensi Pesisir 1. Mengetahui potensi Survei, skoring,
Permatasari, Kabupaten analisis
1. Analisis potensi pariwisata
Pariwisata Kepesisiran pariwisata yang ada di
skripsi Gunungkidul, deskriptif, yang ada di pesisir
di Kabupaten pesisir Ngobaran,
2015 SWOT, Ngobaran, Nguyahan , dan
Gunungkidul Ditinjau Nguyahan, dan Ngrenehan.
wawancara, Ngrenehan.
dari Aspek Kebencanaan 2. Mengetahui bencana
2. Analisis Potensi bahaya
kepesisiran apa saja yang
tsunami, Gelombang tinggi,
berpotensi terjadi dan dapat
longsor di pesisir Ngobaran,
mengancam kondisi
Nguyahan , dan Ngrenehan.
pariwisata.
5 Nur Aditya Penyusunan Peta Kabupaten 1. Menyajikan objek dan
Berau, 2016 Daerah 1. Visualiasi objek wisata
Wira Dhitama, Pariwisata Minat aksesbilitas wisata minat
Penelitian, minat khusus di
Skripsi Khusus Berbasis khusus di Kabupaten
Survei, analisis Kabupaten Berau.
Webmap di Kabupaten Berau dalam bentuk Peta. deskriptif, 2. Rute wisata minat
Berau Provinsi 2. Diseminasi peta Objek aplikasi khusus terdapat 54 rute
Kalimantan Timur Wisata Minat khusus webHTML di Kabupaten Berau.
memanfaatkan WebMap.
6 Nur Salam *) Sistem Informasi Kabupaten 1. Menganalisis potensi Survei, skoring, 1. Analisis potensi wisata
Geografis Potensi Gunungkidul, wisata di Kabupaten analisis di Kabupaten
Pariwisata di Kabupaten 2017 Gunungkidul. deskriptif, Gunungkidul.
Gunungkidul Berbasis 2. Membuat aplikasi berbasis wawancara, 2. Sistem informasi
Web-GIS Web-GIS sebagai Aplikasi arcgis berbasis Web-GIS yang
visualisasi potensi wisata online, menyediakan informasi
di Kabupaten webappbuilder, spasial pariwisata dan
Gunungkidul. javascript rute wisata
*) Penulis
Sumber: Berbagai Sumber 2016
20
2.9 Kerangka Penelitian
Alternatif
penyampaian informasi
pariwisata
Gunungkidul
WebGIS potensi
Wisata Gunungkidul
21
Promosi, adalah usaha untuk memperbesar daya tarik produk terhadap calon
konsumen (Soekadijo,1996).
Rute Wisata adalah sebuah rute dari jalan – jalan yang ada dan menunjukkan
rangkaian kunjungan dari berbagai obyek wisata (Soekadidjo, 1996).
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah alat yang dapat digunakan untuk
pengumpulan, penyimpanan, mendapatkan kembali, transformasi
dan menampilkan suatu data untuk tujuan tertentu. Data tersebut dapat
berupa data spasial maupun data atribut.Data spasial merupakan data
yang mencerminkan aspek keruangan, sedangkan data atribut merupakan
data yang menggambarkan suatu atribut tertentu (Barnough, 1986 dalam
Wikantadi, 2005).
Wisata adalah suatu kegiatan di dalam perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela dan yang bersifat sementara
untuk menikmatiobyek dan daya tarik wisata.(Undang – undang No.9
Tahun 1990).
Wisatawan adalah Seseorang yang sedang menjalankan satu kegiatan wisata
(Undangundang No.9 Tahun 1990).
Web Dianamis, adalah website yang mana terjadi interaksi antara pengguna dan
22
3. METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengumpulan data, metode
analisis, dan metode perancangan basis data. Data yang dikumpulkan berupa data
sekunder dan data primer mengenai data potensi destinasi wisata, data pendukung
wisata, data rute wisata, dan data dasar pendukung peta. Beberapa data tersebut
diperoleh dari instansi pemerintahan seperti Badan Pemerintahan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Gunungkidul. Data utama potensi wisata didapat dari survey lapangan
dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan untuk data destinasi pariwisata didapat
dari hasil observasi lapangan beserta analisis deskriptif data sekunder.
Pembangunan basis data spasial pariwisata menggunakan bantuan arcgis
online. Penggunaan arcgis online dalam pembuatan webGIS ini bertujuan agar
mudah dalam pengelolaan dan memiliki tools dan template yang bervariasi.
Analisis dalam diseminasi peta akan berupa generalisasi simbol destinasi wisata
yang akan ditampilkan dalam bentuk simbol warna dan angka pada skala kecil.
Sedangkan untuk skala besar simbol untuk destinasi wisata akan menggunakan
simbol piktorial.
23
3.1.2 Bahan
24
Gambar 3.2 Peta Administrasi Kabupaten Gunungkidul
25
3.3 Data dan cara perolehan
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Proses pengumpulan data pada penelitian ini melalui beberapa
metode. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di
lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari analisis dokumen instansi
terkait. Selengkapnya mengenai jenis dan sumber data penelitian disajikan
pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Data dan cara perolehan
No Data Format Data Jenis Data Sumber
Data Koordinat Destinasi
1 SHP Primer Survei Lapangan
Wisata
2 Data pendukung wisata SHP Primer Survei lapangan
3 Deskripsi Destinasi Wisata Deskripsi Sekunder Analisis Dokumen
4 Foto Destinasi Wisata JPG Primer Survei Lapangan
5 Rute Wisata SHP Primer Survei Lapangan
6 Video Destinasi Wisata MP4 Primer Survei Lapangan
Peta administrasi
Peta Batas Administrasi
7 SHP Sekunder BAPPEDA
Kabupaten Gunungkidul Gunungkidul
BAPPEDA
8 Peta Penggunaan Lahan SHP Sekunder Gunungkidul
BAPPEDA
9 Peta Jalan SHP Sekunder Gunungkidul
BAPPEDA
10 Peta Sungai SHP Sekunder Gunungkidul
26
dilakukan dengan mencari informasi di perpustakaan maupun melalui
media internet. Mencari informasi di perpustakaan dapat berupa buku,
literature cetak, maupun penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
penelitian ini. Informasi juga dapat diperloleh dari internet, dapat
berupa berkas penelitian atau buku yang diunduh dari website
terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
27
6 Kendaraan Berisi kendaraan yang dapat dilalui
menuju lokasi wisata
7 Deskripsi Singkat Deskripsi singkat mengenai lokasi
wisata
8 Website Dan Media Berisi alamat web dan media sosial
Sosial khusus lokasi wisata tersebut
9 Telepon Berisi nomor kantor/pengelola
10 Foto / Video Berisi foto dan video lokasi wisata
28
ii.Jarak sumber air dengan - > 7 km 1
lokasi kawasan - 5-7 km 2
- 3,5-5 km 3
- 0-3 km 4
iii. Debit sumber air - 0,5 1
(liter/detik) - 0,5 – 0,9 2
- 1–2 3
- >2 4
c. Tataguna tanah untuk - Tidak mendukung 1
perencanaan - Kurang 2
mendukung 3
- Mendukung
2. Kondisi A. Daya Tarik
Kawasan 1. Keindahan
Wisata a. Pemandangan - Hanya tersedia 1 1
lepas/variasi - Hanya tersedia 2
pemandangan - Tersedia 3
dalam kawasan
b. Pemandangan
lepas menuju
kawasan
c. Kesesuaian
suasana dalam
kawasan
2. Keunikan sumberdaya - Tidak ada 1
alam keunikan 2
- Ada keunikan
3.Keutuhan sumberdaya
alam - Hanya ada 1 1
a. Geologi - Hanya ada 2 2
b. Flora - Hanya ada 3 3
c. Fauna - Ada 4 4
d. Lingkungan
(ekosistem)
4. Kepekaan sumberdaya - Hanya ada 1 1
alam - Hanya ada 2 2
a. Ada nilai - Hanya ada 3 3
pengetahuan - Ada 4 4
b. Ada nilai
kebudayaan
c. Ada nilai
kepercayaan
5. Kebersihan udara dan
tidak ada pengaruh
dari: - Hanya ada 1 1
a. Alam - Hanya ada 2 - 3 2
b. Industri - Hanya ada 4 - 5 3
c. Jalan - Ada 6 – 7 4
d. Pemukiman
penduduk
29
e. Sampah
f. Binatang
3. Fasilitas a. Infrastruktur
Penunjang 1. Kondisi Jalan - Tidak ada jalan 1
menuju lokasi
- Jalan menuju 2
lokasi kurang baik
- Tersedia jalan 3
menuju lokasi
Keterangan:
K : Klasifikasi
a : Nilai Potensi Tertinggi
b : Nilai Potensi Terendah
u : Jumlah Kelas
30
Survei lapangan merupakan teknik penngumpulan data primer
dengan cara mengamati dan melakukan pengukuran pada parameter
yang diperlukan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dilapangan
antaralain data koordinat lokasi wisata, keadaan umum lokasi wisata,
sarana transportasi, fasilitas umum, atraksi wisata, pengambilan foto
dan video wisata. Data primer ini akan digabungkan dengan data
sekunder yang telah dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan
berdasarkan jenis data tersebut.
31
i Kemajuan dalam bentuk dan penggunaan, berwujud dalam suatu
sistem folder yang berisi data binner yang dapat memanajemen data
geospasial.
ii Bisa mengoptimalkan kemampuan pengguna data, sehingga
memungkinkan untuk menyimpan data yang banyak.
iii Mudah dalam pemindahan data, sehingga meminimalisir kesalahan
dalam pemindahan data.
iv Dapat memanajemen data raster dengan lebih baik, karena tersusun
dalam satu sistem folder
v Geogatabase memiliki fasilitas index data spatial, sehingga dapat
dengan lebih mudah dalam inventarisasi data, terutama untuk data
yang sangat banyak.
vi Menyediakan fasilitas kompresi data, sehingga lebih menghemat
kapasitas penyimpanan data.
3.4.3.3 Generalisasi
Generalisasi merupakan metode pembuatan peta pada skala
tertentu yang dihasilkan dari peta pada skala yang lebih besar.
Generalisasi terdiri dari pemilihan jenis kenampakan yang akan
ditampilkan, penyederhanaan kenampakan yang akan dipilih, dan
melestarikan corak wilayah yang dipetakan (Bakosurtanal, 2005). Pada
dasarnya kajian generalisasi merupakan penentuan unsur-unsur yang
dipertahankan maupun yang dilakukan generalisasi dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu seperti skala dan tujuan pembuatan
peta (Droppova, 2011). Generalisasi merupakan hal yang kompleks
karena mengandung subjektivitas, dimana hasil generalisasi dapat
berbeda antar kartografer maupun antar algoritma (Kraak dan Ferjan,
1996).
Terdapat dua tipe generalisasi yaitu generalisasi grafik dan
konseptual. Secara garis besar perbedaaan ada dalam proses generalisasi.
Generalisasi grafik terkarakterisasi oleh penyederhanaan, pembesaran,
32
pemindahan, penggabungan dan pemilihan. Dalam keseluruhan proses
ini tidak mempengaruhi penataan simbol. Sedangkan generalisasi
konseptual juga terkait dengan proses penggabungan dan pemilihan,
ditambah dengan simbolisasi dan penonjolan. Hal ini berakibat
perubahan simbol dalam peta. Perbedaan lain, pada generalisasi grafik
mayoritas berkaitan dengan komponen geometrik data geospasial dan
unruk generalisasi konseptual terutama pada pengaruh komponen atribut.
(Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007).
Proses generalisasi dalam proses webGIS menggunakan
template dari arcgis online. Proses Generaliasi dilakukan dengan
simbolisasi pada masing-masing skala. Dari skala kecil menunjukan
simbolisasi bulat dan nomor yang menandakan lokasi yang berdekatan
sedangkan pada skala besar menggunakan simbolisasi piktorial.
3.4.3.4 Simbolisasi
Diseminasi data dalam web-GIS akan dibedakan berdasarkan
skala. Dengan metode generalisasi. Untuk lokasi wisata web-GIS akan
mengelompokan secara otomatis jika ada destinasi wisata yang
33
berdekatan dengan simbol bertingkat sesuai dengan jumlah yang ada.
Desaminasi data dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4. Tabel Simbolisasi
Level Variabel Bentuk Variabel Hasil
No Objek
Data Visual Variabel Visual Eksplorasi Simbol
34
Gambar 3.4.2 Proses Generalisasi pada skala Besar
(Sumber: www.visitmaine.com)
35
3.4.3.6 Desain Antarmuka
Desain Antarmuka dalam peta webGIS pada dasarnya tidak ada
perbedaan dengan peta konvensional. Meskipun pada peta web pengguna
diuntungkan dengan tampilan yang lebih dinamis. Dengan kelebihan ini
maka pengguna dapat langsung menerima informasi lebih cepat. Desain
antarmuka pada webGIS potensi wisata Kabupaten Gunungkidul
dikelompokan pada 4 tab tema yang berbeda, dengan tampilan antarmuka
yang berbeda pula. Desain antarmuka tersebut yaitu:
a. Desain Antarmuka Halaman Utama Berisi Peta Potensi Wisata
Desain antarmuka utama ada webGIS ini berisi mengenai
peta potensi wisata Kabupaten Gunungkidul. Hasil analisis kelas
potensi wisata dari sampel destinasi wisata akan ditampilkan dalam
bentuk simbolisasi Tampilan halaman utama juga akan memuat
beberapa tools atau widget untuk mendukung pada tab selanjutnya.
Keterangan:
1. Judul webGIS 6. Muka peta
2. Widget menu website 7. Inset
3. Tools pencarian 8. Arah mata angina
4. Legenda 9. Zoom in/out
5. Pilihan satelit/map 10. Skala grafis
Gambar 3.6 Desain antarmuka halaman utama web
36
b. Desain Antarmuka Detail Wisata
Desain antarmuka detail wisata akan muncul jika lokasi
wisata dipilih (di klik detail) oleh pengguna peta. Desain antarmuka
ini akan menampilkan peta wisata dengan tampilan yang lebih
detail, dengan dilengkapi analisis lokasi terdekat dari wisata yang
dipilih. Pada tampilan ini aka ada penjelasan detail dari wisata yang
pada samping tampilan peta. Detail desain antarmuka akan
dijelaskan dengan gambar 3.8.
Keterangan:
1. Judul webGIS 7. Zoom in/out dana rah
2. Widget menu website mata angin
3. Muka peta 8. Skala grafis
4. Destinasi wisata utama 9. Detail lokasi wisata
5. Lokasi terdekat 10. Foto atau video
6. Pilihan rute ke lokasi
37
c. Desain Antarmuka Peta Destinasi Wisata
Desain antarmuka Peta destinasi wisata akan menampilkan
seluruh wisata di Kabupaten Gungungkidul dengan simbolisasi
piktorial. Namun, terdapat analisis Generalisasi dengan perubahan
simbol pada masing-masing skala, dengan ditunjukan simbol
pictorial pada skala besar, dan simbol angka pada skala kecil.
38
3.6 Diagram Alir Penelitian WEBGIS
Tujuan 1
Tujuan 2
39
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, M., Pujiono, S. (2006). Sistem Informasi Berbasis Desktop dan Web. Yogyakarta:
Gava Media.
Carter, Denny., Agtrisari, Irma. 2003. Desain dan Aplikasi SIG. Jakarta : PT Elex
Komputindo.
Devina. 2014. Tingkat Daya Tarik Objek Wisata Pantai di Wilayah Karst
Kabupaten Gunungkidul. Depok: Universitas Indonesia.
Dhitama, Nur Aditya. 2016. Penyusunan Peta Pariwisata Minat Khusus Berbasis
Webmap di Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Hart, G., Dolbear, C. (2007). What’s So Special about Spatial?: Chapter 4. The
Geospatial Web. London: Springer-Verlag.
Hart, P. E., Nilsson, N. J. and Raphael, B.,1968. A Formal Basis for the Heuristic
Determination of Minimum Cost Path. IEEE Transactions on Systems
Science and Cybernetics SSC4 4 (2): 100–107
Jan Kraak, Menmo dan Ormeling, Frejan. 2007. Kartografi, Visualisasi Data
Geospasial. (Terjemahan). Yogyakarta : UGM Press.
40
Jogiyanto, Hartono, H.M., 1999, Sistem Informasi. Bandung: PT. Wahana
Komputer.
Kadir, Abdul. 1999. Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data. Yogyakarta: Andi.
Lu, H., Nihong, W., Chang, W., Yujia, C. (2010). The Research on the WebGIS
Application Based on the J2EE Framework and ArcGIS Server.
International Conference on Intelligent Computation Technology and
Automation 2010 IEEE, 942-945.
Mengkara, Ady. 2014. Pemetaan Objek Wisata Berbasis Web Dalam Rangka
Promosi Pariwisata Pulau Bangka. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Nugroho, B. 2004. PHP & mySQL dengan editor Dreamweaver MX. Yogyakarta: Andi.
41
Pratiwi. Intan. N. P. 2003. Pemanfaatan foto udara Pankromatik dan Sistem
Informasi Geografis Untuk Pembuatan Jalur Wisata Berdasarkan
Potensi Obyek Wisata di Kota Denpasar dan Sekitarnya. Skripsi,
Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Praktis Lunak Pendekatan Praktisi (Buku I),
Yogyakarta: Andi.
Prihatna, H. 2005. Kiat Praktis Menjadi Webmaster Profesional. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Suryadi, M. 1995. Aplikasi Foto Udara Inframerah Berwarna Semu Untuk Kajian
Pengembangan Kepariwisataan di Kecamatan Tejokula, Kab. Buleleng,
Bali. Tesis Pasca Sarjana. Yogyakarta : Pogram Studi Penginderaan
Jauh, Universitas Gadjah Mada.
Turban, Efrain. 2009. Decision Support System and Intelligent Sysrem. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Waljiyanto. 2003. Sistem Basis Data: Analisis dan Pemodelan Data. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
42