Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

VALUASI EKONOMI WISTA PANTAI TANJUNG AAN KECAMATAN PUJUT


KABUPATEN LOMBOK TENGAH DENGAN PENDEKATAN BIAYA PERJALANAN

Aenaul Istiharah

A1A018003

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wisata adalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman keindahan alam. Banyak
tempat tempat di Indonesia yang memiliki keindahan yang menakjubkan akan tetapi masih
belum terjamah. Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman keindahan alam tidak jarang
jika Indonesia mengelolanya sebagai suatu objek yang bernilai ekonomi. Salah satunya
adalah objek wisata pantai.
Indonesia memiliki banyak sekali pantai-pantai yang indah diberbagai daerah yang menjadi
objek wisata terkenal hingga mancanegara. Salah satunya yaitu daerah provinsi Nusa
Tenggara Barat, tepatnya di pulau Lombok.
Pulau Lombok merupakan pulau yang terkenal dengan keindahan pantainya. Salah satunya
yaitu pantai tanjung aan. Pantai tanjung aan terletak di desa pengembur kecamatan pujut
kabupaten lombok tengah. Pantai tanjung aan merupakan pantai yang masuk ke dalam
kawasan ekonomi khusus mandalika. Ciri khas dari pantai tanjung aan yaitu dari tekstur
pasirnya yang bulat seperti biji merica. Pantai tanjung aan merupakan suatu sumber daya
alam sebagai barang publik yang tidak memiliki harga pasar yang dianggap sebagai
pemberian Tuhan, sehingga masyarakat tidak perlu membayar ketika memanfaatkannya.
Pandangan tersebut mengakibatkan pengambilan sumber daya alam secara berlebih tanpa
adanya biaya untuk perbaikan atau pemeliharaan. Maka dari itu perlu adanya konsep
ekonomi untuk memberikan nilai atau harga dari suatu sumber daya.
Pantai tanjung aan memiliki nilai sumberdaya yang tinggi akan tetapi nilai tersebut terkadang
tidak diperhitungkan oleh masyarakat menjadi suatu nilai ekonomi. Keindahan pantai tanjung
aan merupakan keunggulan dari objek wisata pantai tanjung aan yang tidak memiliki harga
pasar, sehingga perlu adanya valuasi ekonomi dari barang dan jasa yang tidak memiliki nilai
pasar.
Metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai ekonomi dari objek wisata pantai tanjung aan
yaitu dengan metode pendekatan biaya perjalanan individu atau Individual Travel Cost
Method (ITCM).
1.2 Rumusan Masalah
1. Seberapa besar valuasi ekonomi wisata pantai tanjung aan kecamatan pujut kabupaten
lombok tengah berdasarkan perhitungan biaya perjalanan?
2. Seberapa besar surplus konsumen wisata pantai tanjung aan kecamatan pujut kabupaten
lombok tengah?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kunjungan ke wisata pantai tanjung aan desa
pengembur kecamatan pujut kabupaten lombok tengah?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Menganalisis valuasi ekonomi wisata pantai tanjung aan kecamatan pujut kabupaten
lombok tengah dengan pendekatan biaya perjalanan
2. Menghitung besarnya surplus konsumen yang diterima oleh pengunjung wisata pantai
tanjung aan kecamatan pujut kabupaten lombok tengah
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke wisata pantai tanjung aan
kecamatan pujut kabupaten lombok tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 penelitian terdahulu


Terdapat beberapa studi mengenai penilaian manfaat sumberdaya alam dan lingkungan dalam
bentuk nilai ekonomi. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukur manfaat yang diterima oleh
seseorang yang melakukan kegiatan wisata. Metode yang dipakai dalam penelitian in adalah
metode biaya perjalanan. Terdapat dua pendekatan yang dipakai dalam menerapan metode
tersebut yaitu pendekatan zonasi wilayah dan pendekatan individual.

No Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian


Penelitian Analisis
1 abdul haris 1. Mengetahui faktor- analisis hasil dari penelitian
hidayatullah faktor yang linear iniadalah nilai
(2020) valuasi mempengaruhi berganda ekonomi total yang
ekonomi kunjungan log-log. diperoleh dari
wisata pantai wisatawan terhadap metode analisisbiaya
balekambang pantai balekambang pendekata perjalanan selama
kabupaten 2. Mengkaji nilai n travel tahun 2019 adalah
malang ekonomi pantai cost sebesar Rp.
dengan balekambang method 175.426.002.964,32.
metode biaya berdasarkan metode Dengan surplus
perjalanan biaya perjalanan konsumen
(travel cost perindividu selama
method) tahun 2019 sebesar
Rp. 341.785,13.
Selain itu faktor-
faktor yang
mempengaruhi
minat wisatawan
terhadap kunjungan
ke pantai
balekembang adalah
biaya perjalanan,
pendapatan
wisatawan, serta
jarak pantai
balekembang
dengan tempat
tinggal mereka.
2 ni made dwi s 1. Mengestimasi besar
yuniartini nilai ekonomi
(2016) kawasan wisata
penerapan budaya
travel cost pengelipuran,
method dalam kelurahan kugu,
valuasi kecamatan bangli,
ekonomi kab. Bangli
kawasan berdasarkan metode
wisata budaya biaya perjalanan
desa (travel cost method)
pengelipuran tcm
kkabupaten 2. Mengetahui faktor-
bangli faktor yang
berpengaruh
terhadap
permintaan
kunjungan wisata
ke kawasan wisata
budaya desa
pengelipuran,
kelurahan kugu,
kecamatan bangli,
kab. Bangli
3 dewi mufidah 1. Menganalisis hasil penelitian
(2019) valuasi pengaruh dan menunjukan bahwa
ekonomi besarnya pengaruh biaya perjalanan ke
dengan biaya perjalanan bukit cikunir, umur
pendekatan bukit cikunir pengunjung dan
biaya terhadap jumlah tujuan kunjungan
perjalanan kunjungan wisata berpengaruh
individual dan alam bukit cikunir. terhadap jumlah
faktor-faktor 2. Menganalisis kunjungan
yang pengaruh dan wisatawan ke wisata
mempengaruh besarnya pengaruh alam bukit cikunir,
i jumlah pendapatan pendapatan dan
kunjungan terhadap jumlah jarak tidak
wisata di bukit kunjungan wisata berpengaruh
sikunir dieng alam bukit cikunir. terhadap jumlah
kabupaten 3. Menganalisis kunjungan
wonosobo pengaruh dan wisatawan ke wisata
besarnya pengaruh alam bukit cikunir.
jarak terhadap Berdasarkan hasil
jumlah kunjungan perhitungan maka
wisata alam bukit diketahui bahwa
cikunir. nilai ekonomi wisata
4. Menganalisis alam bukit cikunir
pengaruh dan dengan pendekatan
besarnya pengaruh biaya perjalanan
umur terhadap individu sebesar Rp.
jumlah kunjungan 595.873.244.970
wisata alam bukit pertahun.
cikunir.
5. Menganalisis
pengaruh dan
besarnya pengaruh
tujuan terhadap
jumlah kunjungan
wisata alam bukit
cikunir.
6. Mengetahui
besarnya nilai
ekonomi bukit
cikunir sebagai
wisata alam yang
ditunjukan dengan
biaya perjalanan.
4 aditya agung 1. Mengetahui analisis berdasarkan hasil
pratama pengaruh variabel, regresi analisis biaya
(2016) dengan jarak, akses, logistik perjalanan, diketahui
judul valuasi keindahan, fasilitas, bahwa nilai ekonomi
ekonomi usia, dan frekuensi objek wisata pantai
pariwisata kunjungan terhadap nglambor dengan
dengan minat kunjungan di pendekatan biaya
metode biaya pantai ngelambor. perjalanan terbesar
perjalanan 2. Mengetahui berasal dari
(travel cost besarnya penilaian kabupaten
method) di ekonomi wisata temanggung.
pantai pantai nglambor Berdasarkan hasil
nglamor yang ditunjukan analisis regresi
gunung kidul dengan biaya logistik, diketahui
perjalanan. bahwa minat
wisatawan secara
signifikan
dipengaruhi oleh
pendapatan, jarak,
akses, dan frekuensi
kunjungan.
5 rani handayani 1. Untuk mengetahui regresi hasil penelitian
(2017) valuasi faktor-faktor yang linear menunjukkan bahwa
ekonomi berpengaruh berganda hanya satu variabel
obyek wisata terhadap jumlah yang berpengaruh
pantai amal di kunjungan di obyek signifikan terhadap
kota tarakan wisata pantai amal variabel jumlah
kota tarakan kunjungan yaitu
2. Untuk mengetahui variabel biaya
nilai ekonomi perjalanan dengan
pantai amal dengan signifikan (0,000) <
menggunakan (0,05) dengan
metode biaya koefisien sebesar
perjalanan (travel -0,000014087.
cost method) dan Surplus konsumen
metode valuasi obyek wisata pantai
kontigensi amal sebesar Rp.
(contigent valuation 453.898,592 per
method) individu per bulan
dan Rp. 151.299,
531 per individu tiap
satu kali kunjungan,
sehingga diperoleh
nilai ekonomi total
sebesar Rp.
2.314.882.819 per
bulan. Melalui
pendekatan CVM
diketahui nilai rata-
rata WTP
pengunjung pantai
amal yaitu sebesar
Rp. 8.916,67 per
pengunjung dengan
nilai total WTP
sebesar Rp.
27.285.000 per
bulan.

2.2 landasan teori


2.2.1 pariwisata
Pariwisata memiliki makna yaitu perjalanan (Yoeti, 1996). Pariwisata di sisi lain
memiliki arti yang luas, yaitu suatu perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang
bersifat sementara, dilakukan oleh perorangan atau kelompok dan sebagai usaha untuk
mencari keseimbangan atau kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,
alam, budaya dan ilmu pengetahuan (Spillane, 2001). Pariwisata juga merupakan suatu
keseluruhan elemen – elemen yang didalamnya terdiri atas wisatawan, daerah tujuan
wisata, perjalanan, industri dan lain sebagainya yang didalamnya mengandung kegiatan
perjalanan (Devy, 2017).
Pariwisata adalah industri dengan pertumbuhan tercpat di dunia (WTO, 2000 dalam
Rejeki, 2005). Pariwisata adalah salah satu industri yang mampu menyediakan
pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dalam hal lapangan kerja, pendapatan, taraf
hidup, dan sektor produksi lain di negara – negara yang menerima wisatawan (Ermayanti,
2012). Sedangkan menurut Spillane (1989) dalam Salma & Indah (2004) definisi
pariwisata yaitu suatu kegiatan perjalanan dengan tujuan mencari kepuasan, memperbaki
kesehatan, menikmati olahraga, menunaikan tugas, berziarah, dan lain sebagianya.
Wahab (1975 : 55) dalam Triana (2010) mengemukakan bahwa pariwisata merupakan jenis
industri baru yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan dapat digunakan sebagai
penyedia lapangan kerja, meningkatkan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor –
sektor lain. Selain sebagai sektor kompleks pariwisata juga merealisasi industri – industri klasik
seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi (Ermayanti,
2012).
Jadi dapat digambarkan pariwisata memilik beberapa faktor penting yang membatasi definisi
dari pariwisata adalah sebagai berikut:
1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.

2. Perjalanan dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain.

3. Perjalanan selalu dikaitkan dengan rekresasi.

4. Orang yang melakukan perjalanan tidak selalu mencari nafkah dan semata – mata hanya
sebagi konsumen di tempat tersebut.

2.1.2 jenis pariwisata

Adapun jenis – jenis pariwisata adalah sebagai berikut :


a. Pariwata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang – orang yang meninggalkan tempat tinggalnya
untuk berlibur, mencari udara segar, untuk memenuhi kehendak ingin tahu, untuk
mengendorkan ketengangan pada saraf, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk
menikmati keindahan alam, untuk mengetahui sosial budaya rakyat setempat, untuk
mendapatkan kedamaian di luar kota, atau bahkan sebaliknya untuk mendapatkan hiburan
di kota – kota besar serta ikut dalam keraiman pusat – pusat wisatawan.

b. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)


Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang – orang yang memanfaatkan hari liburnya untuk
beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya. Biasanya orang – orang ini
lebih memilih tinggal ditempat – tempat yang dianggap benar – benar menjamin tujuan rekreasi
tersebut, seperti tinggal di tepi pantai, pegunungan, pusat – pusat peristirahatan, objek – objek
wisata yang menyewakan penginapan serta wisata alam lainnya.
c. Pariwasata untuk kebudayaan (Cultural Tourism)

Jenis pariwasata ini dilakukan oleh orang – orang yang ingin mengtahui sejarah – sejarah atau
biasanya ditandai dengan rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat – pusat
pengajaran untuk mempelajari adat istiadat, kelembagaan, monumen bersejarah serta
peninggalan peradaban masa lalu.
d. Pariwasata untuk olahraga (Sports Tourism)

Jenis pariwisata ini biasanya dilakukan oleh orang – orang yang memiliki tujuan untuk
berolahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta
ditujukan kepada mereka yang ingin mempraktikan sendiri.
e. Pariwisata untuk urusan dagang (business Tourism)

Jenis pariwisata ini biasanya dilakukan orang – orang untuk menggunakan kesempatan
dalam perjalanan bisnis. Biasanya pelaku perjalanan menggunakan waktu – waktu bebas
untuk menikmati dirinya sebagai wisatawan yang mengunjungi berbagai objek wisata.

f. Pariwisata untuk urusan konferensi (Convention Tourism)


Jenis pariwisata ini biasanya mencakup kegiatan konferensi pertemuan baik nasional atau
internasional. Banyak negara – negara yang tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini.

2.1.3 wisatawan

Kepariwisataan selalu dihubungkan dengan keperluan stastistik sebagai alur untuk mengetahui
keputusan dalam menentukan kebijaksanaan mengenai pengembangan kepariwisataan, dan kita
perlu memberikan pengelompokkan terhadap orang – orang yang melakukan perjalanan dengan
bermacam – macam motivasi (Putri K. A., 2017). Beberapa pengertian terhadap pengunjung itu
sendiri adalah sebagai berikut :
a. Wisatawan (tourist) merupakan pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal sementara
selama 24 jam di tempat tujuan atau negara yang dikunjungi. Adapun sifat perjalanan dimana
perjalanan tersebut dilakukan, maka dapat dikelompokkan wisatawan adalah sebagai berikut :

1. Wisatawan asing (foreign tourist) adalah seseorang yang melakukan perjalanan wisata, yang
datang memasuki negara lain yang bukan merupakan negara dimana dia tinggal biasanya.

2. Wisatawan nusantara (domestic tourist) adalah wisatawan dalam negeri yang melakukan
perjalanan wisata masih dalam batasan wilayah negaranya sendiri.

3. Domestic foreign merupakan orang asing yang bertempat tinggal di suatu negara, tetapi dia
melakukan perjalanan wisata di wilayah dimana dia tinggal.

4. Indegenous tourist foreign merupakan seseorang warga negara dimana karena tugasnya atau
jabatannya berada di luar negeri, maka ketika pulang kenegaranya dan melakukan perjalanan
wisata di negaranya sendiri.

5. Transit tourist merupakan seseorang yang melakukan perjalanan wisata ke suatu negara
tersebut menggunakan kapal udara ataupun kapal laut.

6. Bussiness tourist merupakan seseorang yang melakukan perjalanan wisata untuk tujuan
wisata, tetapi perjalanan wisata akan dilakukan ketika tujuan utamanya (bisnis atau bekerja)
selesai.

b. Pelancong (exurcionist) merupakan pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di
negara atau tujuan wisata yang akan dikunjungi.

2.1.4 permintaan pariwisata

Hukum dari permintaan sendiri menyatakan bahwa jumlah barang yang diminta dalam suatu
periode waktu akan berubah berlawanan dengan harganya, jika hal yang lain diasumsikan tetap
( Samuelson, 1998 dalam Putri, 2017). Ketika harga semakin tinggi maka semakin kecil jumlah
barang yang diminta atau sebaliknya jika hargan seaikin kecil, maka permintaan barang akan
semakin tinggi.
Permintaan rekreasi akan semakin meningkat apabila sejalan dengan meningkatnya jumlah
penduduk dan kemajuan dari teknologi. Berkembangnya teknologi membuat kebutuhan akan
rekreasi semakin meningkat. Perubahan kebutuhan rekreasi yang terjadi mengakibatkan
perubahan dari pola hidup, kenaikan standar hidup, penambahan waktu luang sebagai akibat
efisiensi kerja, serta kemajuan transportasi.
Triana (2010) dalam Ermayanti (2012), menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi
permintaan pariwisata adalah sebagai berikut :
a. Harga

Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau timbal balik
pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisata akan berkurang begitu juga
sebaliknya.
b. Pendapatan

Jika pendapatan suatu negara tinggi, kecenderungan untuk memilih daerah tujuan sebagai tempat
wisata akan semakin tinggi dan biasanya calon wisatawan membuat sebuah usaha pada daerah
tujuan wisata yang dianggap menguntungankan.
c. Sosial Budaya

Sosial budaya yang unik dan mencirikan kekhasan dari apa yang ada di negara tersebut maka,
peningkatan permintaan terhadap wisata akan tinggi. Hal ini membuat keingintahuan
pengetahuan wisatawan untuk mengetahui sosial budaya dari negara lain.
d. Intensitas Keluarga

Keluarga sangat berperan dalam permintaan wisata. Hal ini dapat dilihat dari jumlah keluarga
yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari satu keluarga tersebut akan semakin meningkat.
e. Harga Barang Substitusi
Harga barang pengganti juga termasuk aspek permintaan, dimana barang – barang pengganti
dimisalkan sebagai pengganti daerah tujuan wisata yang dijadikan cadangan dalam berwisata
f. Harga Barang Komplementer

Barang komplementer merupakan barang yang saling melengkapi, dimana apabila dikaitkan
dengan pariwisata barang komplementer dapat diibaratakan objek wisata yang saling melengkapi
objek wisata lainnya.
Menurut Lieber (1983), terdapat lima unsur penting dari permintaan terhadap rekreasi adalah
sebagi berikut :
1. Dapat dirasakan manfaatnya.

2. Kegiatan sesuai dengan gambaran yang diinginkan oleh pemakai.

3. Keaadaan harus memungkinkan pengindentifikasian gambaran tersebut.

4. Terdapat kesempatan untuk mendemonstrasikan.

5. Memungkinkan penggunakan terlihat senang dan terlihat efisien


Apabila unsur – unsur tersebut dapat dipenuhi maka kegaiatan rekreasi atau objek wisata
tersebut akan menjadi populer, sehingga permintaan masyarakat dapat diukur.

2.1.5 penawaran pariwisata

Menurut Medlik (1980) dalam Ariyanto (2005),terdapat empat aspek yang harus diperhatikan
dalam penawaran pariwisata. Aspek – aspek tersebut adalah sebagai berikut :
a. Daya tarik (attraction) : daerah tujuan wisata harus memiliki daya tarik yang pasti untuk
menarik wisatawan, baik daya tarik berupa alam, masyarakat ataupun budaya.

b. Transportasi (accesable) : accesable dimasukkan agar wisatawan domestik maupun


mancanegara dapat dengan mudah mengunjungi tujuan ke tempat wisata tersebut.

c. Fasilitas (amenities) : amenities menjadi salah satu syarat pada daerah tujuan wisata agar
wisatawan dapat lebih lama tinggal di objek wisata tersebut. Contoh dari fasilitas wisatawan
yaitu hotel atau penginapan, food court atau penyedia makanan.
d. Kelembagaan (ancillary) : adanya kelembagaan yang jelas di objek wisata akan memberikan
wisatawan merasakan keamanaan (khususnya wisatawan mancanegara) dan terlindungi.

Sedangkan menurut Pitana (2005) dalam Dr.I Gusti Bagus Rai Utama, M.A (2017),
mengklasifikasikan barang dan jasa yang harus terdapat di daerah tujuan wisata menjadi
enak aspek, yaitu (1) Transportation, (2) Travel Service, (3) Accommodation, (4) Food
services, (5) Activities and attractions, dan yang terakhir (6) Retail goods.
Dapat diambil kesimpulan dalam kedua aspek tersebut yaitu aspek penawaran harus
dapat menjelaskan apa yang akan ditawarkan. Selain itu atraksinya, jenis transportasi apa
saja yang dapat digunakan, fasilitas apa saja yang disediakan, serta siapa saja yang dapat
dihubungi sebagai perantara ketika ingin melakukan pembelian paket wisata yang akan
dibeli (Dr.I Gusti Bagus Rai Utama, M.A, 2017).

2.1.6 valuasi ekonomi

Menurut Salma dan Indah (2004) dalam Ermayanti (2012), valuasi ekonomi adalah suatu upaya
untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya
alam dan lingkungan baik dalam nilai pasar (Market Value) maupun nilai non pasar (Non
Marker Value). Dalam ilmu ekonomi valuasi ekonomi dalam penggunaan untuk menghitung
nilai dari sumber daya alam saat ini sangat berkembang pesat. Secara garis besar metode
penilaian biaya lingkungan dalam suatu sumber daya alam dan lingkungan pada dasarnya dibagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu pendekatan berorientasi pasar dan berorientasi survei
(Djijono, 2002).
Secara umum, penilaian valuasi sumberdaya alam yang tidak dapat dipasarkan dapat
digolongkan menjadi dua kelompok (Gambar 2.1). Kelompok yang pertama merupakan metode
valuasi yang mengandalkan harga implisit dimana Willingness To Pay terlihat melalui model
yang dikembangkan atau digunakan. Beberapa metode yang termasuk kelompok ini yaitu Travel
Cost, Hedonic Pricing, dan Random Utility Model (Susuilowati, 2009).
Sedangkan untuk kelompok yang kedua merupakan metode valuasi yang didasarkan pada
survey dimana WTP dapat diperoleh langsung dari responden. Salah satu metode yang
cukup populer ini yaitu Contingent Valuation Method, dan Discrete Choise Method dan
Random Utility Model. Pada umumnya, metode yang biasa digunakan untuk menghitung
nilai ekonomi adalah menggunakan Contingent Valuation Method, Hedonic Pricing, dan
Travel Cost Method (Susuilowati, 2009).
2.1.7 nilai ekonomi total
2.1.8 TCM

Travel Cost Method (TCM) digunakan untuk menilai dari barang non-market, daerah yang letak
geografisnya khusus dan lokasi yang dipergunakan untuk rekreasi. Alam yang biasanya
digunakan untuk rekreasi seperti kebun raya, hutan, danau, pantai, dan lain sebagainya. Alam
khususnya tidak memiliki nilai harga dalam pasar sehingga kita harus menemukan alternatif
yang dapat memperkiran nilainya (Pierce, 2006).
Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method / TCM) adalah metode yang menggunakan
waktu dan pengeluaran biaya perjalanan yang harus dibayarkan oleh para pengunjung
untuk mengunjungi tempat wisata tersebut dan yang merupakan harga akses untuk masuk
ke tempat wisata tersebut (Salma & Indah, 2004). Metode biaya perjalanan digunakan
untuk mengetahui jumlah waktu dan uang yang dihabiskan oleh pengunjung untuk
melakukan perjalanan ke suau tempat sebagai proksi atau pengganti harga, bersama –
sama dengan tingkat partisipasi dan karakteristik pengunjung untuk menilai nilai
ekonomi wisata tersebut.

Nilai ekonomi wisata dengan menggunakan metode biaya perjalanan meliputi biaya transportasi
pulang pergi dan pengeluaran lain selama melakukan perjalanan wisata dalam satu hari
kunjungan tersebut (Sihombing, 2011). Sehingga biaya perjalanan dapat dirumuskan sebagai
berikut: Bpt = BTr + BDk + BKr + BP + BSv + BL
Keterangan :
Bpt = Biaya Perjalanan (Rp/orang/hari)
BTr = Biaya Transportasi (Rp/orang/hari)
BDk = Biaya Dokumentasi (Rp)
BKr = Biaya Konsumsi Selama Rekrasi (Rp/orang/hari)
BP = Biaya Parkir (Rp)
BSv = Biaya Souvenir (Rp)
BL = Biaya Lain – Lain (Rp)
Menurut Salma dan Indah (2004), terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan melalui metode travel cost method (TCM) adalah sebagai berikut :
1) Pendekatan dengan Zona Biaya Perjalanan (A simple zona travel cost approach)

Pendekatan ini menggunakan data sekunder dan pengumpulan data dari para pengunjung
menurut daerah asal. Data yang dibutuhkan dalam pendekatan ZTCM adalah zona asal
pengunjung, tingkat kunjungan, baiaya perjalanan, dan berbagai karakteristik sosial
ekonomi. Informasi dari para pengunjung dianalisis dan data yang dihasilkan digunakan
untuk meregresi jumlah kunjungan yang dipengaruhi oleh biaya perjalanan dan variabel
sosial ekonomi. Persamaan model regresi tersebut secara umum dituliskan sebagai
berikut :

𝑄𝑖 = 𝑇𝐶, 𝑋1, 𝑋2, … 𝑋𝑛


Keterangan :
Qi =Tingkat kunjungan (banyaknya pengunjung dari zona I tiap 1000 penduduk pada zona i)
TCi = Biaya Perjalanan
Xn = Variabel sosial ekonomi
2) Pendekatan dengan Biaya Perjalanan Individu (An individual travel cost approach)

Pendekatan ini dengan menggunakan survei data dari para pengunjung secara individu. Metode
ini memerlukan pengumpulan data yang lebih banyak dan analisis yang lebih sulit tetapi akan
memberikan hasil yang lebih tepat. Data yang digunakan hampir sama dengan ZTCM, dengan
memperkirakan hubungan antara jumlah kunjungan dengan biaya perjalanan dan variabel yang
relevan lainnya dengan analisis regresi linear. Persamaan regresi memberikan fungsi permintaan
untuk rata – rata pengunjung yang datang, dan area dibawah kurva permintaan merupakan rata –
rata dari surplus konsumen.
Persamaan model regresi tersebut secara umum dituliskan sebagai berikut : 𝑉𝑖𝑗 = 𝑓 (𝐶𝑖𝑗, 𝑋𝑖)
Keterangan :
Vij = Jumlah kunjungan per tahun dari individu i ke tempat rekreasi j
Cij = Biaya perjalanan individu i ke tempat rekreasi j
Xi = Faktor – faktor yang menentukan kunjungan individu i
Suatu penelitian yang dengan menggunakan metode tavel cost method (TCM) individu biayanya
dilakukan melalui survei kuisioner pengunjung mengenai biaya perjalanan yang harus
dikeluarkan dalam menuju lokasi wisata tersebut, kunjungan ke lokasi wisata yang lain dan
faktor – faktor sosial lainnya. Data tersebut digunkan untuk menurunkan kurva permintaan
dimana surplus konsumen dihitung.
Salma dan Indah (2004) menyatakan bahwa metode Travel Cost Method (TCM) sudah banyak
digunakan dalam memperkirakan nilai dari suatu taman rekreasi dengan berbagai variabel.
Pertama kali yang harus dilakukan yaitu mengumpulkan data mengenai jumlah pengunjung
wisata tersebut, mengetahui biaya perjalanan yang dilkeluarkan, serta mengetahui faktor – faktor
yang lain seperti tingkat pendapatan, usia, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya. Data tersebut
didapatkan dengan cara wawancara kepada para pengunjung objek wisata mengenai jarak
tempuh para pengunjung untuk mengunjungi tempat wisata tersebut, lamanya waktu yang
digunakan, tujuan perjalanan, tingkat pendapatan, dan faktor sosial ekonomi lainnya.
Pada dasarnya semua metode dapat digunakan untuk mengetahui nilai ekonomi dari suatu
kawasan, Namun seseorang hanya perlu melakukan kegaiatan wisata atau rekreasi yang
pasti melakukan mobilitas atau perjanlan dari rumah menuju ke objek wisata dan dalam
melakukan kegiatan tersebut memerlukan biaya dan waktu untuk mencapai objek wisata
tersebut sehingga biaya perjalanan (tavel cost method / TCM) dapat memberikan korelasi
posistif dalam menghitung nilai ekonomi kawasan objek wisata yang sudah berjalan
maupun masih dalam tahap perkembangan (Igunawati, 2010)
2.1.9 Regresi linear berganda

Regresi digunakan untuk melihat hubungan antara dua varibel yang menunjukkan pola
keseluruhan dari variabel terikat (Y) dengan beberapa variabel bebas (X) (Lind & et, 2008).
Sedangkan menurut Gurajati (1998), analisis regresi merupakan suatu hubungan antara satu
variabel yang disebut variabel yang diterangkan (the explained variable) dengan satu atau dua
variabel yang menerangkan (the explanatory).
Pada regresi terdapat hubungan sebab akibat antara dua variabel yaitu variabel terikat (Y)
dan variabel bebas (X). Variabel bebas atau variabel independen merupakan variabel
penjelas sedangkan variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang
nilainya dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Jika variabel bebas
hanya satu maka bisa disebut regersi sederhana, sedangkan jika variabel bebasnya lebih
dari satu maka disebut regersi linier berganda (Sihombing, 2011).

Persamaan model regresi linier berganda secara umum dapat dituliskan sebagai berikut : 𝑌𝑖 = 𝛽1
+ 𝛽1𝑋1𝑖 + 𝛽2𝑋2𝑖 + 𝛽3𝑋3𝑖 + ⋯ + 𝛽𝑛𝑋𝑛 + ∈𝑖
Keterangan :
Y = fungsi linier dari beberapa peubah bebas X1, X2, ......., X3 dan komponen sisaan  (error)
i = nomor pengamatan dari 1 sampai N untuk data populasi atau sampai nuntuk data contoh
(sample)
Xni = pengamatan ke-i untuk peubah bebas Xn
Bn = intersep model regresi
Menurut Juanda (2009), model regresi linier didasarkan pada asumsi – asumsi sebagai berikut :
a) Spesifikasi model ditetapkan dalam persamaan umum regresi linier berganda

b) Peubah Xn merupakan peubah non statistik (fixed) yang artinya sudah ditentukan bukan
peubah acak. Selain itu, tidak ada hubungan linier sempurna antar peubah bebas Xn

c) Komponen sisaan i mempunyai nilai harapan sama dengan nol, dan ragam konstanta untuk
semua pengamatan

d) Tidak ada hubungan atau tidak adanya korelasi antar sisaan sehingga Cov(i, j) = 0, ujtuk i
 j.

2.2 penelitian terdahulu


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Kuantitatif deskriptif
3.2 Tempat dan waktu penelitian
Pantai tanjung aan pada hari sabtu dan minggu
3.3 Populasi
3.4 Metode pengumpulan data
3.5 Sampel dan teknik sampling
3.6 Teknik dan alat pengumpulan data
3.7 Jenis dan sumber data
3.8 Variabel penelitian
3.8.1 identifikasi dan klasifikasi variabel
3.8.2 definisi operasional variabel
3.9 prosedur pengambilan dan pengumpulan data
3.10 prosedur analisis data

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai