Anda di halaman 1dari 12

PERAN STAKEHOLDERS DALAM PENGELOLAAN OBJEK WISATA ALAM

SIWANG PARADISE DI DESA SIWANG KOTA AMBON

THE ROLE OF STAKEHOLDERS IN THE MANAGEMENT OF THE SIWANG PARADISE


NATURAL TOURISM OBJECT IN SIWANG VILLAGE, AMBON CITY

Oleh
Fanny Soselissa1*) dan Billy Seipalla2)
1,2 )
Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura
Jl.Ir.M.Putuhena, Kampus Poka Ambon
Email:fanny.kace@gmail.com
Diterima : 3 Februari 2021 Disetujui: 20 Maret 2021

Abstrak
Potensi objek daya tarik wisata alam siwang paradise akan memiliki nilai daya tarik yang tinggi jika ditunjang oleh
peran stakeholders dalam pengelolaan dan pengembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis peran
stakeholders dalam pengelolaan dan pengembangan objek daya tarik wisata alam siwang paradise,dan apa saja
kendala yang dialami stakeholders dalam melakukan pengelolaan dan pengembangan secara optimal terhadap objek
tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, penentuan responden berdasarkan teknik snowball
sampling, analisis dilakukan secara induktif berdasarkan fakta dan hasil wawancara dengan responden dan actor
kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan objek siwang paradise
adalah actor kunci (pemilik kawasan) dan aktor utama (masyarakat sekitar). Kendala dalam pengelolaan di objek
siwang adalah karena belum adanya trust dalam diri pemilik kawasan untuk melibatkan stakeholders pendukung
yang dalam hal ini adalah swasta, LSM, dan akademisi. Sehingga pengelolaan objek dalam mengembangkan
berbagai kesiapan produk daya tarik wisata menjadi lambat dan berjalan tidak optimal. Dampak yang terlihat dari
adanya pengelolaan adalah dampak ekonomi, melalui peningkatan pendapatan keluarga, dampak social, terjadinya
pengurangan pengangguran, terbukanya akses jalan, semakin lancar moda transportasi ojek sehingga memudahkan
masyarakat untuk beraktifitas. Sedangkan dampak ekologis adalah pengelolaan dilakukan dengan memperhatikan
kebersihan lingkungan dari sampah, dan berbasis pada daya dukung kawasan objek.

Kata kunci : stakeholders, pengelolaan siwang paradise,

Abstract
The potential of the natural tourist attraction of Siwang Paradise will have a high attractiveness value if it is
supported by the role of stakeholders in management and development. The purpose of this study is to analyze the
role of stakeholders in the management and development of the natural tourist attraction of Siwang Paradise, and
what obstacles are experienced by stakeholders in optimally managing and developing these objects. The method
used is descriptive qualitative, the determination of respondents is based on snowball sampling technique, the
analysis is carried out inductively based on facts and the results of interviews with respondents and key actors. The
results showed that the stakeholders involved in the management of the Siwang Paradise object were the key actors
(area owners) and the main actors (surrounding communities). Constraints in the management of the Siwang object
are due to the lack of trust within the area owner to involve supporting stakeholders, in this case the private sector,
NGOs, and academics. So that the management of objects in developing various readiness of tourist attraction
products becomes slow and runs not optimally. The visible impact of the management is the economic impact,
through increasing family income, social impact, reducing unemployment, opening up road access, making
motorcycle taxis easier to use, making it easier for people to do their activities. While the ecological impact is the
management is carried out by paying attention to the cleanliness of the environment from waste, and based on the
carrying capacity of the object area.

Keywords: stakeholders, management of siwang paradise,

DOI:1030598/jhppk.2021.5.1.28
ISSN ONLINE: 2621-8798 Page 28
PENDAHULUAN suara burung yang menambah pesona daya tarik
Indonesia merupakan negara seribu pulau
alam pegunungan (Tribunnews, 2020)..
besar dan kecil yang memiliki seribu potensi daya
Potensi yang ada dalam upaya
tarik baik dalam bentuk keanekaragaman flora
pengembangan objek daya tarik wisata
fauna, landscape alam, serta keragaman budaya
membutuhkan berbagai peran dari seluruh
lokal dan adat istiadat. Keanekaragaman hayati
stakeholders, baik pemerintah, swata maupun
dan keanekaragaman etnik budaya yang berlimpah
masyarakat Pengembangan supply dan demand
tentu berpotensi untuk dijadikan objek daya tarik
wisata menjadi indicator penting dari
wisata yang potensial untuk menciptakan minat
pembangunan pariwisata nasional yang
kunjungan wisnus dan wisman (Latupapua, 2015;
berkelanjutan (sustainable tourism development),
Wahyono dan Rahmawati, 2017). Potensi supply
untuk itu perlu adanya keterpaduan secara optimal
dan demand yang ada merupakan salah satu asset
dan terintegrasi dalam kesatuan sector dalam
penting bagi negera untuk dijadikan sebagai
mendukung pembangunan pariwisata
destinasi wisata alam (nature tourism), wisata
berkelanjutan dan mampu memberdayakan
budaya (culture tourism), maupun wisata
masyarakat (Andi,2004). Selain itu, pembangunan
petualangan yang menantang (adventure tourism)
pariwisata berkelanjutan diharapkan mampu
(Widodo et al 2018).
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam
Karakteristik Pulau Ambon sebagai pulau-
bentuk PAD, serta adanya perubahan
pulau kecil yang terdiri dari 90 persen laut,
kesejahteraan melalui peningkatan taraf hidup
tentunya memiliki ragam potensi daya tarik wisata
masyarakat dan peningkatan usaha kecil
pantai dengan pasir putih halus seperti di Pantai
menengah. .Pendapat serupa juga dikemukakan
Natsepa, pantai berbatu karang pencakar langit di
dalam hasil penelitian (Rahim, 2012; Amsyari,
Pantai Larike, Batu Suanggi di Wakasihu, pesona
2018) bahwa pembangunan destinasi wisata di
karang yang berbentuk seperti pintu di Pintu Kota,
berbagai daerah di Indonesia membutuhkan
dan air laut yang biru dan jernih seperti di Pantai
berbagai kontribusi dari semua pihak (actor
Liang. Namun selain itu ada juga destinasi wisata
pembangunan) secara aktif dalam mempersiapkan
alam bernama Siwang Paradise yang letaknya di
supply dan demand yang memiliki nilai jual
perbukitan Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe,
tinggi, dan memiliki tingkat keunikan tinggi.
Kota Ambon, yang juga tak kalah menawan.
Sedangkan dalam penelitian Berliandaldo et
Berada di ketinggian 500 m dpl membuat Siwang
al.,(2021) dikemukakan bahwa sinergitas dalam
Paradise menjadi objek potensial yang menyajikan
berbagai peran actor pembangunan mampu
pesona keindahan alam dipadu dengan udara yang
menciptakan pembangunan destinasi wisata yang
segar, pepohonan yang rindang, serta kicauan
memiliki nilai daya saing tinggi, karena didukung

DOI:1030598/jhppk.2021.5.1.28
ISSN ONLINE: 2621-8798 Page 29
dengan ketersedian sarana prasarana wisata yang dan saat penelitian (Maret 2021) jumlah
optimal. kunjungan hanya sekitar 100-150 orang (jumlah
Berlakunya Undang-Undang No. 23 ini hanya saat weekend), sedangkan hari kerja
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, (senin-jumat) hanya sekitar 20-50 orang.
menjadikan. Pemerintah Kota Ambon memiliki Permasalahan yang terjadi saat ini menjadi
kewenangan dalam melakukan pengembangan indikator untuk melakukan penelitian lebih
destinasi wisata melali kesiapan supply dan mendalam, apakah factor terjadinya penurunan
demand yang optimal di daerahnya. jumlah kunjungan dipengaruhi karena belum
Siwang Paradise merupakan objek daya adanya keterlibatan stakeholders dalam
tarik wisata alam pegunungan yang menawarkan pengelolaan, ataukah ada faktor lainnya. Karena
pesona view alam pegunungan, pantai dan kota Kondisi tinggi rendahnya minat pengunjung
yang memanjang sekitar 1 km yang terletak di sangat ditentukan oleh ketersediaan jumlah objek
Desa Siwang Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. daya tarik yang dapat dinikmati saat berwisata, di
Objek Siwang Paradise memiliki nilai samping kelengkapan amenitas dan aksesibilitas di
daya tarik tersendiri jika dibandingkan dengan daerah tujuan wisata tersebut (Damanik dan
objek pegunungan yang ada di sekitarnya. Weber 2006). Pendapat serupa juga dikemukakan
Kealamian kawasan objek yang masih asri, dalam (Fuqoha, 2021) bahwa bentuk pengelolaan
ditumbuhi dengan berbagai jenis pohon dan suatu destinasi wisata yang tidak dilakukan secara
pesona view alam sekitar dengan pemandangan optimal dan tanpa keterlibatan dan peran aktif
lepas ke laut dan kota, menambah kesan indah atas stakeholders, akan mempengaruhi dan berkorelasi
pesona alam Kota Ambon sebagai berkat Tuhan terhadap minat kunjungan pengunjung ke objek
Yang Maha kuasa. tersebut. Berdasarkan uraian masalah yang
Pesona alam dan keindahan objek Siwang dikemukakan di atas maka kajian secara
Paradise ternyata masih belum mampu komprehensif terhadap keterlibatan stakeholders
memberikan nilai daya tarik yang potensial dalam dalam pengelolaan objek Siwang Paradise perlu
menarik demand wisnus, dan wisman, hal ini dilakukan.
terlihat dari hasil wawancara dengan salah satu Adapun tujuan penellitian yang ingin
pengelola objek, didapatkan informasi bahwa, dicapai adalah mengidentifikasi stakeholders yang
telah terjadi penurunan jumlah kunjungan yang terlibat dalam pengelolaan; menganalisis peran
sangat signifikan. Hasil wawancara menjelaskan stakeholders; dan dampak yang terjadi atas
bahwa sejak dibuka Januari 2020 jumlah pelaksanaan kolaborasi dan sinergitas antar
kunjungan sekitar 1000-3000 pengunjung per hari, stakeholders.

DOI:1030598/jhppk.2021.5.1.28
ISSN ONLINE: 2621-8798 Page 30
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian maksud adalah semua pihak yang memiliki
deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Desa wewenang dalam pengelolaan dan dipandang
Siwang Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. potensial untuk bisa mengembangkan objek daya
Pemilihan lokasi secara purposive sampling tarik alam dan budaya yang memiliki nilai jual
Penentuan informan didasarkan pada teknik tinggi sebagai destinasi wisata. (Nurkhalis, et al.,
purposive sampling yaitu teknik pemilihan 2018).
informan untuk mendapatkan sumber data Data sekunder yaitu data yang mendukung
berdasarkan orang yang dianggap paling tahu data primer berupa yang merupakan hasil
tentang apa yang diharapkan oleh peneliti. Selain penelitian sebelumnya, referensi dari buku,
itu, didukung dengan menggunakan teknik internet, dokumen atau arsip. Teknik analisis data
snowball sampling yaitu apabila informan belum menggunakan model Miles and Huberman
memberikan data yang lengkap, maka akan (Sugiono, 2011) terdiri dari mereduksi data,
menggunakan informan-informan lain sehingga menyajikan data dan menyimpulkan data. Metode
informan semakin banyak dan informasi akan analisis data yang dilakukan bersifat induktif
semakin lengkap (Sugiyono, 2011) berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di
Jenis data penelitian ini meliputi data lapangan dan kemudian disusun menjadi sebuah
primer dan data sekunder.Data primer yaitu data konsep pengembangan (Sugiono, 2011). Dalam
yang diperoleh secara langsung dari sumbernya penelitian ini dibatasi pada empat focus penelitian
melalui observasi lapangan, wawancara dengan yaitu: 1) melakukan identifikasi para stakeholders
para informan dan dokumentasi. Data stakeholder yang terlibat dalam pengembangan wisata di
diperoleh dengan menggunakan kuesioner tertutup siwang paradise, 2) menganalis bentuk
untuk memastikan kepentingan dan pengaruh para keterlibatan dari para stakeholders, dan 3) melihat
pihak terhadap pengolaan dan pengembangan dampak yang terjadi dari adanya kolaborasi dan
objek siwang paradise. Stakeholders yang di sinergitas antar stakeholders.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Identifikasi Stakeholers stakeholder pendukung. Stakeholder Primer
Identifikasi stakeholder dalam penelitian (utama).merupakan stakeholder yang terkena
ini mengacu pada Maryono (2005), di mana dalam dampak secara langsung baik dampak positif
hasil analisis terhadap stakeholders yang selama maupun negatif dari suatu rencana atau proyek
ini terlibat dalam pengelolaan objek wisata siwang serta mempunyai kaitan kepentingan langsung
paradise dibedakan menurut tiga kelompok yaitu; dengan kegiatan tersebut (Maryono et al, 2005).
stakeholder primer, stakeholder kunci, dan Berdasarkan definisi di atas masyarakat

DOI:1030598/jhppk.2021.5.1.28
ISSN ONLINE: 2621-8798 Page 31
sekitar merupakan stakeholder primer, karena bersama masyarakat sekitar objek, tanpa adanya
kegiatan wisata yang dikembangkan nantinya akan keterlibatan stakehlders pendukung.
berdampak bagi masyarakat sekitar daerah tujuan ;Pemilik objek menyiapkan berbagai
wisata. Sedangkan Stakeholder kunci adalah fasilitas dalam menunjang daya tarik wisata
mereka yang memiliki kewenangan legal dalam siwang paradise secara swadaya,baik dana maupun
hal pengambilan keputusan (Maryono et al., tenaga. Bentuk aktifitas yang dilakukan adalah
2005). Dalam penelitian ini stakeholders kunci menyiapkan tempat bersantai, panggung foto, spot
diidentifikasikan berdasarkan kewenangannya selfie, food and beverage. Semua fasilitas yang
dalam mengambil keputusan terkait dengan proses ada menjadi tanggungjawab pemilik kawasan
penetapan pengelolaan dan pengembangan objek dengan dibantu oleh masyarakat sekitar tanpa
wisata Siwang Paradise. yaitu pemilik kawasan melibatkan adanya kontribusi pemerintah, LSM
objek (keluarga Wattimena). Sedangkan atau swasta. Kondisi ini tentunya memberikan
stakeholders pendukung adalah stakeholder yang dampak secara langsung terhadap pengelolaan dan
tidak memiliki kepentingan langsung terhadap pengembangan objek itu sendiri.
proyek tetapi memiliki kepedulian yang besar Dalam penelitian Wakka, (2014)
terhadap proses pengembangan (Maryono et al., dikemukakan bahwa kontribusi stakeholders
2005). Stakeholders ini dapat menjadi utama atau primer sangat berkaitan dengan
intermediaries atau fasilitator dalam proses pengelolaan secara teknis terkait penetapan aturan
pengembangan dan cukup berpengaruh terhadap atau kebijakan dalam pengelolaan, pengembangan
pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini objek daya tarik wisata dan pengembangan yang
yang dapat dikategorikan stakeholder pendukung berbasis pada masyarakat.
yaitu pemerintah, LSM, akademisi/peneliti, serta Stakeholder kunci merupakan actor kunci
pihak swasta. dalam pengelolaan dan pengembangan suatu
Berdasarkan hasil observasi dan destinasi wisata alam siwang paradise. Sedangkan
wawancara diperoleh informasi bahwa objek stakeholder pendukung adalah pihak yang tidak
wisata alam siwang paradise merupakan destinasi berkaitan langsung terhadap keputusan dalam
wisata yang secara legal, merupakan kawasan pengelolaan dan pengembangan siwang paradise,
milik keluarga (milik pribadi) yang dikelola namun memiliki keprihatinan dan kepedulian
bersama-sama dengan keluarga dan masyarakat sehingga ikut menyuarakan pendapat yang bisa
sekitar, sehingga stakeholder kunci dalam mempengaruhi sikap stakeholder kunci. Dalam
penelitian ini adalah pemilik objek siwang pengelolaan dan pengembangan objek wisata
paradise yaitu keluarga Wattimena (bapak Wem siwang paradise stakeholders pendukung yang
Wattimena). Pengelolaan kawasan objek siwang terlibat hanya kelompok pemuda dan organisasi
paradise sejak awal dibuka banyak dilakukan lokal yang memberikan saran dan masukan dalam

DOI:1030598/jhppk.2021.5.1.28
ISSN ONLINE: 2621-8798 Page 32
pengelolaan dan pengembangan, sedangkan belum secara optimal terlibat dalam pengelolaan di
pemerintah, peneliti/akademisi,LSM dan swasta siwang paradise.

2. Mengidentifikasi Peran Stakeholders pelaksanaan peran stakeholders di lokasi amatan,


Berdasarkan identifikasi stakeholders dengan menggunakan metode realisasi peran
yang selama ini terlibat dalam pengelolaan dan stakeholders dalam pengembangan wisata di
pengembangan objek daya tarik Siwang Paradise, siwang paradise analisis peran dalam bentuk
selanjutnya dilakukan identifikasi implementasi implementasi pelaksanaan kegiatan ekowisata
disajikan pada Tabel.1.

Tabel.1. Hasil Identifikasi dan Peran Stakeholders Dalam Pengelolaan Objek Siwang Paradise
Stakehol der Kontribusi bagi pengelolaan wisata objek siwang paradise Analisis penilaian
Kunci
Pemilik 1. Pemantapan status hukum kawasan sebagai Destinasi Peran actor kunci sudah
Objek Objek Wisata Alam dilakukan dan butuh
Siwang 2. Pemanfataan secara optimal SDA berdasarkan kerjasama dengan actor
Paradise prinsip kelestarian; pendukung lainnya.
3. Mengembangkan pengelolaan, dan pemanfaatan
SDA;
4. Peningkatan fasilitas dan sarana pendukung objek;
5. Memberikan ruang bagi masyarakat untuk turut
terlibat dalam bentuk partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan kawasan;
6. Melakukan pelestarian lingkungan objek;
7. Melakukan promosi; dan
8. Pengawasan dan pencegahan kerusakan sarana
prasarana objek
Stakeholders Kontribusi Analisis Penilaian
Pendukung
Akademisi 1. Melakukan kajian-kajian ilmiah terkait pengelolaan dan Belum dilakukan
/peneliti konservasi kawasan objek
2. Menentukan kelayakan suatu kegiatan/proyek dari sisi
keilmuan yang relevan.
3. Menemukan solusi-solusi pengelolaan yang inovatif
pada kelestarian keanekaragaman hayati dan budaya
lokal masyarakat.
4. Melakukan riset dalam menunjang konservasi kawasan
melalui kapasitas kawasan (daya dukung kawasan).
Swasta 1. Penyedia fasilitas amenitas, dan aksesibilitas Belum terlibat
2. Sumber donasi.
LSM 1.Sebagai pendamping bagi masyarakat: Belum terlibat
2. membangun pemahaman masyarakat tentang supply dan
demand;
3.membangun kelembagaan lokal yang kreatif dalam
pengelolaan objek wisata;
4. menyiapkan tourism attraction;mengantarkan masyarakat
pada network wisata.
5. promosi gagasan ekowisata berbasis masyarakat,
dan pemasaran produk ekowisata.

DOI:1030598/jhppk.2021.5.1.28
ISSN ONLINE: 2621-8798 Page 33
Stakeholder Kontribusi Analisis Penilaian
Utama
Masyarakat 1. Terlibat dalam penyedian fasilitas dan sarana wisata Kontribusi sudah dilakukan,
namun belum optimal
2. Turut terlibat dalam kegiatan menunjang keamanan
kawasan.
3. Terlibat menyiapkan makan dan minuman bersama pihak
pemilik kawasan.
4. menunjang moda transportasi angkutan (ojek).
5. Menunjang dalam menyiapkan area parker.
Sumber Data Primer 2021.

Berdasarkan pada hasil analisis peran yang baik. Selain itu sarana pendukung seperti
stakeholders pada Tabel.1, dapat dijelaskan bahwa kamar mandi,dan WC juga masih dalam bentuk
keterlibatan masing-masing stakeholders belum yang sederhana (bukan dalam bentuk permanen).
berjalan sesuai dengan fungsinya. Masih adanya Kebutuhan air bersih juga masih disupply oleh
gab yang besar antara stakeholder kunci dengan mobil air, karena di area tersebut belum difasilitasi
kedua stakeholder lainnya, sehingga implementasi dengan adanya PAMD. Dari kondisi fasilitas dan
dari peran masing-masing tidak terealisasi secara sarana pendukung yang ada, menunjukkan bahwa
sinergis dan maksimal dalam pengelolaan dan objek siwang paradise dengan kondisi alam yang
pengembangan wisata siwang paradise. Hal ini indah, dan menarik sebagai potensi objek yang
terindikasi selama proses wawancara dan mampu menarik minat kunjungan pengunjung,
observasi dengan pemilik objek bahwa perlu juga dilengkapi dengan kesiapan fasilitas dan
pengelolaan siwang paradise sejak dibuka pada sarana pendukung yang memadai.
tahun 2020 memang belum ada keterlibatan Kendala utama belum adanya keterlibatan
dengan stakeholders lainnya. (pemerintah, LSM, dengan pihak pemerintah dan LSM atau swasta
akademisi/peneliti dan swasta). sangat dipengaruhi juga oleh kepercayaan (trust)
Pengelolaan dilakukan oleh pemilik objek dari pemilik objek. Pemilik kawasan siwang
dengan beberapa teman dan masyarakat dalam paradise sering diliputi perasaan bimbang dan ragu
menyiapkan fasilitas wisata, seperti spot tempat jika harus melibatkan stakeholder pendukung
duduk, tempat selvie, warung makanan dan dalam pengelolaan dan pengembangan. Hal ini
minuman (sarimi dan beberapa jenis minum ternyata dipicu oleh pemikiran bahwa ketika
kaleng dan aqua), serta tempat bersantai. bentuk kerjasama yang dilakukan dengan pihak-
Kondisi Jalan menuju kawasan objek pihak pemerintah maupun swasta, akan berdampak
siwang paradise masih berbatu dan belum pada hilangnya hak kepemilikan kawasan (ada
beraspal. Beberapa pengunjung yang tidak pembagian hak atas kawasan).
memiliki kendaraan harus berjalan kaki menaiki Dari hasil wawancara tersebut dapat
area yang berbukit dengan tipe jalan yang belum dijelaskan bahwa pemahaman pemilik kawasan
aspal, becek, dan belum ditata dengan area parkir tentang networking belum terbentuk. Sehingga

DOI:1030598/jhppk.2021.5.1.28
ISSN ONLINE: 2621-8798 Page 34
dalam pengelolaan dan pengembangan hanya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.
dilakukan dalam kapasitas diri sendiri tanpa mau Partisipasi pemangku kepentingan atau
melibatkan pihak lainnya. Sedangkan dalam stakeholder erat kaitannya dengan kapasitas yang
pengelolaan dan pengembangan suatu destinasi dimiliki stakeholder sebagai salah satu modal
wisata baik objek alam, budaya maupun man made dalam pengelolaan ekowisata. Kapasitas ini
tidak mungkin dapat berjalan maksimal jika tidak khususnya adalah kapasitas pengembangan
melibatkan peran dan partisipasi aktif stakeholders jejaring stakeholder yang mutlak dibutuhkan
lainnya (Mahfud et al.,2015).. dalam pengelolaan wisata yang bersifat
Pendapat yang sama dikemukakan dalam multisektoral (Pamungkas, 2013).
Berliandaldo (2021), tentang peran stakeholders Pendapat lainnya yang mendukung hasil
dalam pengelolaan kebun raya Cibinong yang penelitian dinyatakan dalam hasil penelitian
menyatakan keberhasilan dalam pengembangan Hijriati dan Mardiana (2017), bahwa partisipasi
wisata perlu adanya peran stakeholders yang stakeholders perlu dilibatkan secara aktif dalam
saling bekerjasama, bersinergi, dan berkolaborasi menunjang optimalisasi pengelolaan wisata.
untuk mencapai keberlanjutan pengembangan. Wahyono dan Rahmawati (2017) menyatakan
CIFOR (2004), menyatakan bahwa pengelolaan bahwa preferensi stakeholder menjadi esensial
dan pengembangan wisata berbasis masyarakat ketika pengelolaan dan pengembangan objek
menggunakan pendekatan multipihak agar dapat wisata perlu dikembangkan. Karena keikutsertaan
menyelaraskan persepsi tentang tujuan stakeholders akan membawa pengelolaan dengan
pengelolaan dan pengembangan wisata serta tanggungjawab dan peran sesuai dengan
mendukung tercegahnya dampak dari kompetensi dari masing-masing stakeholders.
pembangunan sektor pariwisata yang tidak Pelaksanaan penggelolaan wisata tentunya tidak
diinginkan dan menjadi landasan untuk mengatasi dapat terlaksana apabila para stakeholder yang
masalah terlibat ini tidak memiliki kemampuan untuk
. Pendekatan kolaborasi antar stakeholder melaksanakan dan mengembangkannya. Dengan
mulai muncul sebagai respons atas tuntutan banyaknya kepentingan yang dimiliki oleh
kebutuhan akan manajemen pengelolaan sumber stakeholder yang terlibat, maka diperlukan
daya yang baru untuk meraih hasil yang maksimal kerjasama yang kuat yang dilandasi dengan rasa
dan sesuai yang diharapkan. Dalam hal ini, semua saling percaya antara para stakeholder tersebut
pihak yang terlibat memposisikan dirinya sama (Pamungkas, 2013). Peran aktif stakeholders
atau sesuai dengan perannya masing-masing, merupakan modal utama yang sangat penting
sehingga saling menghormati dan menghargai dan dalam pengelolaan destinasi wisata alam. Karena
tidak akan mucul konflik dikemudian hari. dalam pengelolaan objek wisata tidak lagi bersifat
Pengelolaan dan pengembangan wisata terpusat hanya pada satu actor, namun dibutuhkan

DOI:1030598/jhppk.2021.5.1.28
ISSN ONLINE: 2621-8798 Page 35
keterlibatan aktif secara kolaboratif bersama pengelolaan (bukan hanya pemerintah namun
masyarakat sekitar objek sebagai bagian dari seluruh aspek masyarakat) Oktami (2018).

Dampak dari Kolaborasi Stakeholder


Dampak yang muncul dari adanya objek daya tarik memberikan peluang kerja
kolaborasi dan sinergitas antar stakeholder dalam sampingan bagi masyarakat sekitar objek, serta
pengelolaan dan pengembangan siwang paradise mengurangi pengangguran. Pendapat yang sama
dapat terlihat pada tiga aspek yaitu juga dikemukakan dalam Rizal et al., (2017)
a. Dampak Ekonomi bahwa pengelolaan dan pengembangan objek
Dampak ekonomi yang akan timbul dari wisata dengan melibatkan berbagai stakeholders
adanya keterlibatan stakeholders dalam akan memunculkan banyak usaha kecil menengah
pengelolaan dan pengembangan, salah satunya (UKM), Selain itu juga, secara tidak langsung
menambah pemasukan ekonomi keluarga. Adanya akan bermunculan para pedagang baik itu yang
pengelolaan dan pengembangan akan memberikan nantinya akan dikelola langsung oleh pihak mitra
peluang hadirnya kunjungan pengunjung untuk maupun yang tumbuh secara tidak sengaja di
datang dan menikmati segala aktifitas wisata yang sekitar kawasan objek Siwang Paradise.
disediakan oleh objek tersebut. Kehadiran Pertumbuhan usaha ini tentunya
pengunjung akan memberikan dampak ekonomi berkorelasi dengan adanya pengunjung ke
melalui keterlibatan masyarakat dalam kawasan. Untuk itu kesiapan dalam mengelola
menyiapkan fasilitas makanan dan minuman, objek agar dapat tampil menarik dan memiliki
moda tarnsportasi, bensin, parkiran, dan tiket banyak objek untuk dinikmati harus dikemas lebih
masuk dalam objek. optimal oleh pengelola dan stakeholders. Karena
Dampak ekonomi ini secara langsung melalui kontribusi stakeholders dalam pengelolaan
akan dirasakan oleh stakeholder, karena pada saat dan pengembangan akan meningkatkan
menikmati objek tersebut, pengunjung akan kesejahteraan masyarakat sekitar, sehingga
membayar semua hospitality yang dinikmati kedepannya perlu adanya penataan terkait para
kepada pengelola dan masyarakat. Penerimaan pedagang, UKM, yang akan mencari nafkah dari
manfaat ekonomi secara langsung tentunya akan pengembangan.
memberikan minat peduli terhadap konservasi Pemerintah Kota Ambon dalam hal ini
lingkungan objek, karena asset daya tarik selaku regulator, dapat menyusun suatu strategi
lingkungan mampu menciptakan tambahan pengembangan UKM dan pemberdayaan
pendapatan bagi pengelola objek dan masyarakat masyarakat sehingga dapat meningkatkan
sekitar kawasan. Khomzi et al, (2000) perekonomian daerah secara tidak langsung.. para
mengemukakan bahwa adanya pengembangan aktor yang terlibat tentunya memiliki peran

DOI:1030598/jhppk.2021.5.1.28
ISSN ONLINE: 2621-8798 Page 36
masing-masing dalam berbagai bentuk sehingga mengurangi tingkat pengangguran.
pengelolaan, mulai dari tahapan perencanaan Pengembangan dan pengelolaan siwang paradise
hingga pengembangan dan promosi, sehingga akan memberikan efek positif bagi masyarakat
harus dapat dipahami bahhwa bentuk pengelolaan dilingkungan terdekat, hal ini dikarenakan akan
secara kolaboratif akan mampu mengoptimalkan menyerap tenaga kerja sebagai penopang SDM
pengelolaan dan pengembangan objek daya tarik Pembangunan infrastruktur pendukung pun akan
wisata (Mahfud et al 2015; Redyanto et al., 2018). dinikmati oleh masyarakat sekitar dalam
b.Dampak Sosial memanfaatkan jalan yang telah dikembangkan
Dampak sosial yang timbul dari adanya sebagai penunjang akses ke objek
pengelolaan siwang paradise bersama stakeholders c. Dampak Ekologis
adalah Dampak lingkungan yang timbul dari
1) Menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat adanya pengelolaan objek siwang paradise adalah
sekitar untuk menata lingkungan sosialnya agar terkait kepedulian lingkungan dalam menjaga
dapat terjaga dengan baik (tidak terjadi kenakalan, kebersihan. Jumlah kunjungan yang meningkat
mabuk mabukan, tidak ada aksi pemerasan kepada akan menciptakan kondisi lingkungan yang
pengunjung, dan pencurian milik pegunjung). Hal banyak sampah. Namun msayarakat sekitar objek
ini dapat terjadi karena pemuda diberdayakan berusaha untuk bisa menanggulangi kondisi
dalam pengelolaan objek wisata siwang. sekitar dari adanya sampah yang berserakan,
2)Terbukanya akses bagi masyarakat, dengan menyiapkan tempat sampah, dan
3)Terbukanya peluang kerja sehingga mengurangi mengelola sampah melalui proses dibakar.
pengangguran, Pendapat yang sama juga dikemukakan dalam
4) Tersedianya infrastuktur sarana pendukung hasil penelitian Hijriati & Mardiana, (2015),
yang secara langsung juga dapat dinikmati oleh bahwa masyarakat selaku pengelola objek mulai
masyarakat sekitar. menyadari pentingnya kebersihan lingkungan,
Berdasarkan hasil wawancara dengan sehingga masyarakat melakukan pengelolaan
pengelola, dapat dijelaskan bahwa dampak terhadap sampah yang ada di dalam dan sekitar
ekonomi dan social ini sudah terjadi sejak objek objek.
siwang paradise dibuka, yaitu dengan adanya Selain peduli sampah, pengelola kawasan
kunjungan maka terjadi peningkatan pendapatan juga melakukan pengelolaan dengan
yang langsung dirasakan, pendapatan dari memperhatikan daya dukung kawasan objek. Baik
pengelolaan objek ini malah melebihi pendapatan kemampuan daya dukung fisik, social, maupun
rutin dari pihak pengelola sebagai staf pemancar. ekologis. Pengelolaan dan pengembangan yang
Selain itu, melalui keterlibatan dalam penyiapan berorientasi pada pengelolaan berbasis daya
sarana dan fasilitas para pemuda ikut terlibat dukung tentunya akan menciptakan pengelolaan

DOI:1030598/jhppk.2021.5.1.28
ISSN ONLINE: 2621-8798 Page 37
yang memperhatikan kemampuan alam dalam suatu destinasi tidak tersedia secara optimal dan
mendukung sarana prasarana wisata, aksesibilitas pengembangan berjalan sangat lambat.
yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
alam itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan di objek siwang paradise, Amsyari, F. (2018). Kolaborasi antar Stakeholder
dalam Pengembangan Pariwisata Religi
dalam mempersiapkan berbagai fasilitas dan
Sunan Ampel di Kota Surabaya.
sarana bagi wisatawan/pengunjung, tidak Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Publik,
6(1), pp.10–21.
melakukan perubahan alam, dengan menebang
pohon atau merubah kondisi ekologis lahan, hanya Berliandaldo M, Chodiq, a., Fryantoni d.,2021.
Kolaborasi dan Sinergitas Antar
memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan area
Stakeholder dalam Pembangunan
fasilitas tempat bersantai, spot foto, dan tempat Berkelanjutan Sektor Pariwisata Di
Kebun Raya Cibinong. INOBIS: Jurnal
makan. Namun pengelolaan limbah sampah
Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia
plastic belum terlihat selama proses 4 (2).pp.221-234.
penelitian.sehingga pengelola kawasan objek
CIFOR. 2004. Pembangunan Pariwisata Berbasis
siwang paradise perlu mengikut sertakan para Masyarakat. CIFOR. Bogor.
stakeholders dalam menunjang pengelolaan
Damanik J, dan Weber H, 2006. Perencanaan
lingkungan yang bersifat green produk. Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi.
Diterbitkan atas kerjasama dengan Pusat
Studi Pariwisata (PUSPAR) UGM dengan
KESIMPULAN Penerbit Andi.Yogjakarta.
Hasil identifikasi stakeholder
Fuqoha, 2021. Analisis Kebijakan Pemerintah
menunjukkan bahwa stakeholders yang terlibat Daerah Kota Cilegon Dalam Penetapan
Desa Wisata Watu Lawang. Jurnal
dalam pengelolaan hanya stakeholder kunci
Administrasi Negara (AsIAN) Vol 9 (1).
(pemilik objek) dan stakeholders utama
Hijriati, E., & Mardiana, R. (2015). Pengaruh
(masyarakat sekitar). Sedangkan stakeholdedrs
Ekowisata Berbasis Masyarakat Terhadap
pendukung seperti pemerintah, akademisi, swasta Perubahan Kondisi Ekologi,
Sosial Dan Ekonomi Di Kampung
dan LSM belum memberikan kontribusi terhadap
Batusuhunan, Sukabumi. Sodality: Jurnal
pengelolaan dan pengembangan di objek wisata Sosiologi Pedesaan, 2(3), 146–159.
https://doi.org/10.22500/sodality.v2i3.94
alam Siwang Paradise. Hasil analisis dengan
22.
belum optimalnya peran stakeholders dalam
Khomzi, I. R., Handono, S. Y., & Trianawati, A.
pengelolaan mengakibatkan belum adanya
(2020). Sinergisitas Stakeholder Dalam
pembagian peran dan tanggungjawab dalam Pengembangan Desa Wisata Pujon Kidul
Kabupaten Malang. Agribusiness
mengoptimalkan pengelolaan siwang paradise.
Journal, 13(2), 25–35.
Sehingga optimalisasi objek daya tarik dalam https://doi.org/10.15408/aj.v13i2.13948.
bentuk atraksi, amenitas dan aksesibilitas dari

DOI:1030598/jhppk.2021.5.1.28
ISSN ONLINE: 2621-8798 Page 38
Latupapua, Y. Th.,2015. Implementasi Peran Stakeholders Dalam Pengembangan
Stakeholder dalam Pengembangan Wisata Budaya Dusun Sejo Kabupaten
Ekowisata di Taman Nasional Pasuruan. LOGOS Journal of Local
Manusela (TNM) di Kabupaten Maluku Government Issues, 1–24.
Tengah. Jurnal Agroforestri X Nomor 1
ISSN 1907-7556. Wakka, Kadir. 2014. Analisis Stakeholders
Pengelolaan Kawasan Hutan dengan
Nurkhalis, H.Arief, T.Sunarminto. 2018. Analisis Tujuan Khusus (KHDTK) Mengkendek,
Stakeholders dalam Pengembangan Kabupaten Tana Toraja, Provinsi
Ekowisata di Hutan Adat Ammatoa Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian
Kajang Sulawesi Selatan. Jurnal Kehutanan Wallacea Vol.3 No.1, April
Pariwisata, Vol. 5 No. 2 September 2018. 2014 : 47-55.

Mahfud, M. (2015). Peran Dan Koordinasi Wahyono. W.H, Rahmawati D., 2017. Preferensi
Stakeholder Dalam Pengembangan Stakeholder dalam Pengembangan
Kawasan Minapolitan Di Kecamatan Ekowisata Mangrove Gunung Anyar
Nglegok, Kabupaten Blitar. Jurnal Surabaya. Jurnal Teknik ITS Vol. 6, No.
Administrasi Publik Mahasiswa 2 (2017), 2337-3520 (2301-928X Print).
Universitas Brawijaya, 3(12), 2070–
2076. https://www.tribunnews.com/regional/2020/09/20
/menikmati-siwang-paradise
Oktami A.E, Tutut S, dan Harios. A., 2018.
Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengembangan Ekowisata Taman
Hutan Raya Ir H Djuanda. Jurnal Media
Konservasi Vol. 23 No. 3 Desember
2018: 236-243.

Rizal, A., Sumartik, & Zulfikar. (2017). Analisa


Dampak Ekonomi, Sosial, Lingkungan
Terhadap Pengembangan Objek
Wisata Banyu Biru Di Desa Sumberejo,
Winong, Pasuruan Jatim. Forum
Manajemen Indonesia (FMI) KE-9 ,
November 2017, ISBN : 978- 602-8557-
31-3, 1–14.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan


Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D.Bandung: Alfabeta.

Pamungkas, G. (2013). Ekowisata Belum Milik


Bersama: Kapasitas Jejaring Stakeholder
dalam Pengelolaan Ekowisata (Studi
Kasus: Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango). Journal of Regional and
City Planning, 24(1), 49.
https://doi.org/10.5614/jpwk.2013.24.1.4.

Redyanto, F. W., Salahudin, S., & Salviana, V.


(2018). Model Kerjasama Antar

DOI:1030598/jhppk.2021.5.1.28
ISSN ONLINE: 2621-8798 Page 39

Anda mungkin juga menyukai