Anda di halaman 1dari 20

JURNAL PENELITIAN KEAGAMAAN DAN KEMASYARAKATAN

Volume 28, Nomor 3, Oktober - Desember 2015


Halaman 351 - 532

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------- i - ii

DARI MEJA REDAKSI -------------------------------------------------------------- iii-iv

LEMBAR ABSTRAK ----------------------------------------------------------------- 351 - 360

MODERASI TEOLOGIS DAN SUFISTIK DI NUSANTARA DALAM NASKAH-


NASKAH PUISI KEAGAMAAN ULAMA MINANGKABAU

Syofyan Hadi ---------------------------------------------------------------------- 361 - 374

MERAWAT TRADISI, MENJAWAB TANTANGAN: UPAYA KONTEKSTUALISASI


DALAM KAJIAN DAN PEMBELAJARAN KITAB DI SUMATERA BARAT

Agus Iswanto ---------------------------------------------------------------------- 375 - 394

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PENDIDIKAN AGAMA


PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI PERBATASAN NEGARA: IMPLEMENTASI
DI SMAN 1 JAGOIBABANG KABUPATEN BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN
BARAT

A.M. Wibowo ---------------------------------------------------------------------- 395 - 412

EFEKTIFITAS PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI MELALUI REKAYASA ULANG


PROSES BISNIS

Achmad Nidjam ------------------------------------------------------------------- 413 - 426

Jurnal PENAMAS Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015, Halaman i - iv i


SENI SHARAF AL-ANĀM DAN RODAT DI PALEMBANG SEBAGAI SENI
BERNUANSA KEAGAMAAN

Zulkarnain Yani -------------------------------------------------------------------- 427 - 444

MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DALAM PERSPEKTIF STANDAR PELAYANAN


MINIMAL DI KABUPATEN CIREBON

Abdul Basid ------------------------------------------------------------------------ 445 - 462

SHAIKH KEMAS MUḤAMMAD AZHARI (1856-1932): KARYA-KARYA DAN


PEMIKIRAN ULAMA PALEMBANG

Muhamad Rosadi ------------------------------------------------------------------ 463 - 472

MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DI KOTA BANDUNG: MENUJU PENCAPAIAN


STANDAR PELAYANAN MINIMUM

Mulyana --------------------------------------------------------------------------- 473 - 492

POTRET KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK OLEH PEMBANTU PEGAWAI


PENCATAT NIKAH (P3N) DI KABUPATEN TANGERANG: KASUS KUA KECAMATAN
CIKUPA, CURUG, TELUK NAGA, DAN KOSAMBI

Ismail - ----------------------------------------------------------------------------- 493 - 504

PENYELENGGARAAN KURSUS PRA NIKAH DI KABUPATEN PURWAKARTA:


KASUS KUA PURWAKARTA, CIBATU, DAN BABAKAN CIKAO

Daniel Rabitha --------------------------------------------------------------------- 505 - 524

INDEKS PENULIS ------------------------------------------------------------------ 525 - 528

PANDUAN MENULIS JURNAL PENELITIAN KEAGAMAAN DAN

KEMASYARAKATAN ---------------------------------------------------------------- 529 - 532

ii Jurnal PENAMAS Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015, Halaman i - iv


DARI MEJA REDAKSI

Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa—Allah SWT., Jurnal PENAMAS (Penelitian Keagamaan
dan Kemasyarakatan) Volume 28 Nomor 3, Oktober-Desember Tahun 2015 dapat diterbitkan
dan hadir di hadapan pembaca. Jurnal PENAMAS edisi kali menyajikan sebanyak 10 artikel,
yang kesemuanya terkait dengan kehidupan keagamaan, pendidikan agama dan keagamaan,
serta lektur dan khazanah keagamaan. Ketiga bidang penelitian atau kajian ini tetap menjadi
fokus Jurnal PENAMAS, karena sesuai dengan Tugas dan Fungsi (TUSI) kami sebagai lembaga
penelitian dan pengembangan di lingkungan Kementerian Agama.
Segenap Dewan Redaksi Jurnal PENAMAS (Penelitian Keagamaan dan Kemasyarakatan)
mengucapkan terima kasih kepada para Mitra Bestari Jurnal PENAMAS (Penelitian Keagamaan
dan Kemasyarakatan), terutama mereka yang memberikan koreksi dan saran perbaikan
(review) untuk artikel-artikel Volume 28 Nomor 3 Tahun 2015 ini, yakni: Prof. Dr. M. Bambang
Pranowo (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof. Dr. Achmad Fedyani Syaifuddin (Departemen
Antropologi Universitas Indonesia Depok), dan Dr. Arief Subhan (UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta).
Kami berharap, artikel-artikel yang disajikan pada edisi kali ini dapat memberikan
kontribusi, baik sebagai bahan/dasar pertimbangan kebijakan di bidang pembangunan
agama maupun pengembangan ilmu pengetahuan agama dan masyarakat secara umum.
Selamat membaca!

Jakarta, Oktober 2015


Dewan Redaksi

Jurnal PENAMAS Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015, Halaman i - iv iii


iv Jurnal PENAMAS Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015, Halaman i - iv
EFEKTIFITAS PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI MELALUI REKAYASA ULANG
PROSES BISNIS

THE EFFECTIVENESS OF HAJJ REGISTRATION PROCEDURE THROUGH


BUSINESS PROCESS RE-ENGINEERING

ACHMAD NIDJAM

Achmad Nidjam Abstract


Pusdiklat Tenaga Administrasi This study is conducted to discover the effectiveness of the implementation of
Badan Litbang dan Diklat hajj registration procedures and its constraints that frequently arise through
Kementerian Agama business process re-engineering. The study of business process engineering is
Jl. Ir. H. Djuanda No. 37, intended to improve the quality of public services through the simplification
Ciputat, Tangerang Selatan, of pilgrim registration procedures. Then, pilgrim registration service can be
Banten done effectively and efficiently. This study uses interviews, document study
email: achmad.nidjam@gmail. and observation techniques. The subject of this study is the policy of the
com hajj registration procedures applied by Ministry of Religious Affairs since
Naskah Diterima: its enactment until today. The analysis result shows that the process of re-
Tanggal 28 Oktober 2015. engineering and new design of hajj registration procedures is better than the old
Revisi 1-30 November 2015. one associated with some service aspects of hajj implementation. Accordingly,
Disetujui 1 Desember 2015. this research is important related to the implementation of hajj as a whole.

Keywords: Business process re-engineering, hajj registration, implementation


of hajj, Ministry of Religious Affairs.

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan efektivitas pelaksanaan prosedur
pendaftaran haji dan kendala-kendala yang seringkali dan mungkin muncul
melalui rekayasa ulang proses bisnis (business process reengineering). Kajian
Rekayasa Proses Bisnis dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik melalui penyederhanaan prosedur pendaftaran haji, sehingga pelayanan
pendaftaran calon haji dapat dilakukan secara efektif dan efesien. Penelitian
ini menggunakan metode wawancara, studi dokumen, dan observasi. Subjek
penelitian dalam kajian ini adalah kebijakan prosedur pendaftaran haji yang
diterapkan oleh Kementerian Agama sejak diberlakukannya sampai dengan
saat ini. Hasil analisis menunjukkan, bahwa proses rekayasa ulang serta
rancangan baru prosedur pendaftaran haji lebih baik dari sistem lama terkait
dengan beberapa aspek pelayanan dalam penyelenggaraan haji. Karenanya,
hasil penelitian ini memiliki signifikansi penting terkait penyelenggaraan
ibadah haji secara keseluruhan.

Kata Kunci: Rekayasa ulang proses bisnis, pendaftaran haji, penyelenggaraan


ibadah haji, Kementerian Agama.

413 413
Jurnal PENAMAS Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015, Halaman 413 - 426

PENDAHULUAN Keberadaan setoran awal ini merupakan


Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 satu rangkaian dalam prosedur pendaftaran
menegaskan, bahwa penyelenggaraan haji, bahkan menjadi syarat wajib untuk
ibadah haji merupakan tugas nasional dan mendapatkan nomor porsi sebagai bukti
menjadi tanggung jawab pemerintah di antrian keberangkatan.
bawah koordinasi Menteri Agama. Sebagai Dalam implementasinya, prosedur
bentuk layanan publik, penyelenggaraan pendaftaran haji sebagaimana ditetapkan
ibadah haji menuntut transparansi, dalam Peraturan Menteri Agama Nomor
keterbukaan dan akuntabilitas. Namun 14 Tahun 2012, masih dijumpai kekurangan
dalam kenyataannya, senantiasa dihadapkan dan kelemahan, terkesan rumit dan berbelit-
pada berbagai permasalahan yang menjadi belit, sehingga dirasakan menyulitkan
sorotan serta kritikan masyarakat. Kondisi ini masyarakat. Karenanya, tuntutan terhadap
terjadi sejak tahap pandaftaran, penyelesaian perbaikan pelayanan pendaftaran sesuai
dokumen dan pembuatan visa, transportasi, dengan perkembangan kebutuhan
akomodasi dan konsumsi, pemberangkatan, masyarakat dan memenuhi prinsip-prinsip
pelayanan di Arab Saudi sampai pada saat pelayanan publik yang mendekatkan dan
pemulangan jemaah haji, yang memerlukan memperpendek proses pelayanan perlu
perbaikan dan penyempurnaan pelayanan. dilakukan, sebagai wujud nyata program
Kajian terhadap perbaikan pencepatan pelayanan publik (quick wins)
penyelenggaraan haji telah dilakukan yang dicanangkan oleh Kementerian Agama.
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Dengan demikian, maka akan terwujud
salah satunya adalah mengenai sistem proses pelayanan pendaftaran haji yang
pendaftaran haji, khususnya yang berkaitan cepat, mudah, murah, transparan, pasti, dan
dengan salah satu tahapan dalam proses terjangkau sebagaimana ditegaskan dalam
pendaftaran, yaitu pembayaran setoran awal Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
biaya haji. Pengelolaan setoran awal Biaya tentang Pelayanan Publik.
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) calon Didasarkan pada analisis, signifikansi
jemaah haji yang mencapai sekitar 66 triliun serta urgensinya terhadap berbagai kondisi
rupiah sampai dengan tanggal 31 Oktober yang saling terkait dengan persoalan
2014,1 dinilai belum transparan, sehingga penyelenggaraan ibadah haji, maka
diprediksi dan/atau dicurigai rawan pendaftaran haji merupakan ‘kunci-masalah’
penyimpangan atau penyelewengan. Selain (key problems), khususnya jika ditinjau
itu, juga ditenggarai adanya ketidakadilan dari sisi jemaah calon haji. Karena itu,
distribusi subsidi kepada calon jemaah haji memerlukan kajian untuk disederhanakan
yang belum sesuai dengan lamanya masa prosedurnya, sehingga lebih memudahkan
tunggu dibandingkan dengan besaran dan mendekatkan pelayanan kepada
optimalisasi dana setoran awal BPIH. masyarakat.
Data ini merujuk pada Laporan Posisi Saldo
1
Meninjau pada signifikansi permasalah-
Keuangan Dana BPIH 1435H/2014M per 31 Oktober an dan latar belakang masalah di atas serta
2014 melalui http://haji.kemenag.go.id/v2/content/
laporan-posisi-saldo-keuangan-haji-bulan-oktober- tuntutan perbaikan sistem pendaftaran
tahun-2014, diakses tanggal 9 Januari 2015.

414
Efektifitas Prosedur Pendaftaran Haji Melalui Rekayasa Ulang Proses Bisnis ... (Achmad Nidjam)

haji dari pemangku kepentingan, salah pelayanan pada tiap kelompok pasien
satu langkah yang perlu dilakukan adalah dengan penambahan aktivitas, continuous
melakukan kajian rekayasa ulang terhadap process improvement dilakukan dengan
prosedur pendaftaran haji. Oleh karena itu, menciptakan program-program baru secara
rumusan permasalahan dalam penelitian berkelanjutan sesuai dengan target yang
ini difokuskan pada satu pertanyaan, ditetapkan manajemen.
bagaimana merancang mekanisme prosedur
Berbeda dengan dua penelitian
pendaftaran haji yang efektif sebagai upaya
di atas, penelitian ini bertujuan untuk
penyempurnaan sistem pendaftaran haji?
merancang suatu mekanisme prosedur
Penelitian tentang penyelenggaraan pendaftaran haji dengan menggunakan
haji pernah dilakukan Puslitbang Kehidupan analisis Business Process Reengineering,
Keagamaan Badan Litbang dan Diklat sehingga pelayanan pendaftaran calon haji
Kementerian Agama RI, namun dengan dapat dilakukan secara efektif, efesien, dan
topik manajemen pelayanan haji yang mudah. Penelitian ini diharapkan dapat
memotret dan memfokuskan pada: digunakan sebagai bahan pertimbangan
Pertama, bagaimana organisasi pelaksana dalam rangka menentukan strategi rekayasa
dalam melaksanakan manajemen pelayanan ulang mekanisme pendaftaran haji dan
haji, yang meliputi: aspek perencanaan, memberikan saran serta masukan untuk
pengorganisasian, pengarahan, pengkoor- peningkatan kualitas pelayanan publik
dinasian dan pengawasan yang terkait dalam pendaftaran calon haji.
dengan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan pelaksanaan ibadah
haji. Kedua, mengetahui apakah faktor Kerangka Konsep
pendukung dan penghambat pelaksanaan Istilah Business Process Reengineering atau
manajemen pelayanan haji (Syaukani 2009, Rekayasa Ulang Proses Bisnis memuat dua
3-4). frase, yakni: rekayasa ulang dan proses
Penelitian lainnya tentang rekayasa bisnis. Secara sederhana, istilah ini berusaha
ulang proses bisnis (business process mengajukan konsep rekayasa ulang
reengineering) yang dilakukan oleh terhadap proses bisnis, yaitu proses bisnis
Endang Setyowati (2009) adalah mengenai merupakan objek rekayasa ulang. Hammer
gambaran implementasi business process dan Champy (1993) mengemukakan, bahwa
reengineering dan evaluasi implementasi rekayasa ulang adalah pemikiran ulang
continuous process improvement di unit mendasar dan perancangan ulang radikal
rawat jalan instalasi farmasi Rumah Sakit atas proses-proses bisnis guna memperoleh
PKU Muḥammadiyah Yogyakarta. Hasil perbaikan dramatis dari situasi kritis
penelitian menunjukkan, penerapan Business dalam takaran kinerja yang penting dan
Process Reengineering di farmasi unit rawat berkelanjutan, seperti [menyangkut] biaya,
jalan dilakukan dengan menetapkan visi kualitas, pelayanan, dan kecepatan.
dan misi serta membuat struktur organisasi Pengertian ini mengimplikasikan empat
untuk pertama kalinya. Selain itu, juga kata kunci (keywords) konsep business
menyatukan standard operating procedure

415
Jurnal PENAMAS Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015, Halaman 413 - 426

process reengineering, yaitu: Pertama, Pendaftaran Haji


‘mendasar’, yang mengimplikasikan
Pendaftaran haji adalah rangkaian
pertanyaan-pertanyaan paling mendasar
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
suatu organisasi dan bagaimana cara
secara terus-menerus, berkesinambungan
kerjanya. Kedua, ‘radikal’, yaitu perancangan
dan teratur, meliputi: pencatatan
ulang mulai dari akar permasalahan hingga
identitas, pengumpulan dan pengolahan
penciptaan cara-cara yang sama sekali baru
data, pembukuan dan penyajian serta
dalam menyelesaikan pekerjaan. Ketiga,
pemeliharaan data jemaah calon haji,
‘dramatis’, artinya perbaikan yang akan
termasuk pemberian nomor porsi sebagai
dicapai dengan rekayasa ulang merupakan
tanda bukti hak dan kewajibannya sebagai
suatu lompatan yang bersifat futuristik,
jemaah calon haji setelah memenuhi
melihat jauh ke depan. Keempat, ‘proses’
syarat dan prosedur yang ditetapkan oleh
sekumpulan aktifitas yang mencakup satu
pemerintah. Dalam konteks pelayanan publik
jenis input atau lebih dan menciptakan
merupakan bentuk layanan administratif
output yang bernilai bagi organisasi.
yang diberikan oleh orang lain selaku
Davenport dan Short (1990) anggota organisasi (organisasi massa) atau
mengedepankan ‘proses’ dalam rekayasa organisasi negara sebagaimana kategorisasi
ulang proses bisnis, dengan memaparkan Moenir (1992).
tahapan-tahapan yang harus dilalui. Dalam
Prosedur pendaftaran yang berjalan
melakukan proses rekayasa ulang proses
saat ini berlangsung dalam enam tahap
bisnis diperlukan tahapan melalui enam
dengan dua lokasi yang berbeda,
pendekatan, yaitu: pengembangan visi
sehingga menimbulkan biaya tinggi dan
bisnis dan tujuan; mengidentifikasikan
pemborosan waktu yang melelahkan dan
proses untuk direkayasa ulang; mengerti
membebani calon jemaah haji. Kajian
dan melakukan pengukuran terhadap proses
business process reengineering terhadap
yang sekarang terjadi; mengidentifikasikan
prosedur pendaftaran haji terutama untuk
kemampuan teknologi informasi; mendesain
melakukan penyederhanaan prosedur yang
dan merancang prototipe proses baru.
disesuaikan dengan infrastruktur yang telah
Dalam konteks siklus penyelenggaraan dimiliki Kementerian Agama dan peraturan
ibadah haji, pendaftaran haji merupakan perundang-undang yang berlaku dalam
titik awal atau dalam istilah yang digunakan penyelenggaraan ibadah haji.
Nidjam dan Hanan (2006) “fase pertama dari
Kajian Business Process Reengineering
keseluruhan penyelenggaraan haji di mana
terhadap prosedur pendaftaran haji
calon haji terlibat langsung dan proaktif
dilakukan melalui lima tahapan dengan
dengan pemerintah sebagai penyelenggara
mengacu kepada tahapan Davenport dan
haji melalui Departemen Agama [sic] di
Short (1990), yang operasionalisasinya
daerah”.
dijabarkan dalam tabel 1.

416
Efektifitas Prosedur Pendaftaran Haji Melalui Rekayasa Ulang Proses Bisnis ... (Achmad Nidjam)

Gambar 1 unsur Kementerian Agama dan masyarakat


Tahapan Kajian Business Process Reengineering
Analisis Kajian pendaftar haji serta telaah dokumen pada
Prosedur
Kelemahan dan Business Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
Pendaftaran
Kelebihan Process
Haji Existing
Reengineering dan Umrah. Adapun observasi melalui
pengamatan langsung terhadap proses
Rancangan
Prosedur pendaftaran untuk mendapatkan data dan
Penyempurnaan
Pendaftaran Haji
Proses informasi yang akurat dilakukan di Kantor
Hasil Business
Process Pendaftaran Haji Kementerian Agama Kabupaten Lebak
Reengineering
dan Kota Serang yang berada di bawah
koordinasi Kantor Wilayah Kementerian
Metode Penelitian Agama Provinsi Banten.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan Observasi dengan sampel untuk wilayah
deskriptif-kualitatif, yaitu melakukan terjauh dilakukan terhadap pendaftar calon
pencarian fakta dengan mempelajari haji yang berasal dari Kampung Citorek,
masalah-masalah dalam penyelenggaraan Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak yang
ibadah haji yang menyangkut prosedur berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan
pendaftaran haji, termasuk di dalamnya Kabupaten Sukabumi, di mana aktivitas
menyangkut hubungan antar instansi, dimulai sejak keberangkatan dari tempat
kegiatan-kegiatan pelayanan, sikap-sikap, tinggal pukul 04.00 WIB sampai dengan
dan pandangan-pandangan stakeholders, selesai proses pendaftaran, yaitu pukul
serta proses-proses yang sedang 15.30 WIB. Sedangkan untuk wilayah
berlangsung sesuai dengan peraturan terdekat dalam kota, observasi dilakukan
perundang-undangan yang diberlakukan terhadap pendaftar calon haji yang berasal
saat ini. Tahapan penelitian dilakukan sejak dari wilayah di dalam Kota Serang, di mana
pengumpulan data, analisa data-data, dan aktivitas dimulai sejak keberangkatan dari
pada akhirnya menghasilkan rancangan tempat tinggal pukul 08.00 WIB sampai
penyempurnaan prosedur pendaftaran haji dengan selesai proses pendaftaran, yaitu
yang efektif dan efisien. pukul 14.00 WIB. Sistem pendaftaran yang
Teknik pengumpulan data dilakukan diberlakukan saat ini adalah sampai calon
dengan observasi dan wawancara mendalam jemaah haji mendapatkan nomor porsi.
terhadap sejumlah informan dan key person.
Informan dipilih dengan menekankan pada
aspek kualitas, yaitu Direktur Pelayanan HASIL PENELITIAN DAN
Haji Dalam Negeri Direktorat Jenderal PEMBAHASAN
(Ditjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Ketentuan tentang pendaftaran haji diatur
Kepala Seksi (Kasi) Perjalanan pada Bidang dalam Peraturan Menteri Agama Nomor
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil 14 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri
Kementerian Agama Provinsi Banten serta Agama Nomor 15 Tahun 2012. Pendaftaran
dari unsur masyarakat, yaitu pendaftar haji. haji dibedakan atas dua kegiatan, yaitu:
pendaftaran haji reguler dan pendaftaran
Pengumpulan data dilakukan dengan haji khusus, yang alur prosesnya memiliki
wawancara terhadap stakeholders, yaitu

417
Jurnal PENAMAS Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015, Halaman 413 - 426

kesamaan. Perbedaannya terletak pada Tahap 2, Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota


lokasi tempat melakukan pendaftaran, yaitu di Kankemenag Kab/Kota dilakukan proses registrasi yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
haji reguler dilakukan di Kantor Kementerian 1. Pada tiap hari kerja, petugas Kankemenag kabupaten/
kota melayani pendaftaran calon jamaah haji dengan
Agama Kabupaten/Kota domisili, sedangkan persyaratan administrasi sebagai berikut:
haji khusus dapat dilaksanakan di Direktorat a. Pas Foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak
10 lembar dengan latar belakang putih dan tampak
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah wajah 70% – 80%;
b. Buku tabungan haji pada BPS BPIH minimal 25 juta
atau Kantor Wilayah Kementerian Agama ripiah;
Provinsi. c. Surat keterangan sehat dari Puskesmas;
d. Fotokopi KTP dan KK yang masih berlaku.
Tahapan aktivitas pendaftaran haji e. Ijazah/Akte Kelahiran/Akte Nikah
2. Meneliti kelengkapan administratif dan selanjutnya
berlangsung dalam enam tahapan yang memberikan formulir pendaftaran kepada pendaftar
haji.
dimulai dari Bank Penerima Setoran BPIH 3. Pendaftar haji mengisi formulir pendaftaran dengan
(pembukaan tabungan), Kantor Kementerian data diri yang benar sesuai dengan KTP domisili yang
masih berlaku;
Agama Kabupaten/Kota (registrasi dan 4. Meneliti akurasi isian formulir pendaftaran.
penyerahan persyaratan pendaftaran), Bank 5. Menginput data ke dalam SISKOHAT
6. Mencetak SPPH secara sistem;
Penerima Setoran BPIH (pembayaran setoran 7. Melakukan pemotretan dan mengambil sidik jari calon
jamaah haji serta menyimpannya dalam database
awal BPIH), berakhir di Kantor Kementerian SISKOHAT;
Agama Kabupaten/Kota (pelaporan dan 8. Menandatangani dan mensyahkan SPPH
9. Menyerahkan SPPH kepada pendaftar haji.
penyerahan bukti setoran awal).
Tahap 3, Bank Penerima Setoran BPIH
Setiap hari kerja, petugas BPS BPIH melayani penerimaan
Untuk mengetahui serta memahami pembayaran setoran awal BPIH sebesar 25 juta rupiah
permasalahan yang menjadi objek dari pendaftar calon jamaah haji, dengan mekanisme:
1. Menerima SPPH
penelitian ini, dimulai dengan mengurai 2. Menginput nomor SPPH dan meneliti kesesuaian
database pendaftar haji dengan SPPH
permasalahan prosedur pendaftaran haji 3. Menerima setoran awal dengan memindahbukukan
dan menganalisis business process yang tabungan pendaftar haji ke rekening Menteri Agama
4. CJH mendapatkan Nomor Porsi dari system setelah
berjalan saat ini (existing) berdasarkan data dana masuk ke rekening Menteri Agama
yang telah diperoleh dari hasil observasi 5. Mencetak bukti setoran awal BPIH lima rangkap
6. Menyerahkan bukti setoran awal BPIH kepada
pendaftar calon haji yang berasal dari pendaftar haji
Kampung Citorek, Kecamatan Cibeber Tahap 4, Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota
CJH melapor ke Kantor Kementerian Agama kabupaten/
Kabupaten Lebak (KB) dan wilayah di dalam kota domisili dan menyerahkan bukti setoran awal lembar
Kota Serang (KS). warna merah, biru dan kuning.
Tahap 5
Calon jamaah haji menunggu waktu pelunasan
Tabel 1 BPIH sesuai dengan urutan Nomor Porsi dan tahun
Tahapan Aktivitas Pendaftaran Haji keberangkatan sesuai domisilinya.
Lokasi dan Aktifitas Tahap 6, Bank Penerima Setoran BPIH
Tahap 1, Bank Penerima Setoran BPIH Pelunasan BPIH tahun berjalan bagi calon haji yang telah
Calon jamaah haji membuka tabungan pada BPS BPIH masuk dalam alokasi kuota provinsi atau kabupaten/kota
yang telah ditunjuk Menteri Agama sebesar minimal 25
juta rupiah. Masing-masing BPS BPIH melakukan proses
pencatatan dan mengeluarkan buku tabungan yang
diberikan kepada calon jamaah haji. Buku tabungan ini
menjadi salah satu syarat untuk melakukan registrasi
pendaftaran haji di Kankemenag kabupaten/kota.
Bersambung ke kolom berikut

418
Efektifitas Prosedur Pendaftaran Haji Melalui Rekayasa Ulang Proses Bisnis ... (Achmad Nidjam)

Tabel 2 Analisis Efektivitas Prosedur


Prosedur Pendaftaran Haji yang Berjalan Saat ini
Waktu Waktu
Pendaftaran Haji
No Objek Pengamatan Proses Proses
(Lebak) (Serang) Berdasarkan business process existing di
Aktivitas 1 atas terlihat, bahwa prosedur pendaftaran
1 Berangkat dari rumah 04.00**) 08.00**) haji yang diberlakukan selama ini dapat
2 Sampai di Bank 11.00**) 09.30**) dikaji dalam beberapa aspek, yaitu:
3
Membuka tabungan dan 11.00 – 09.30 – Pertama, efisiensi dan efektivitas pelayanan
menerima buku tabungan 12.00**) 10.00**)
Aktivitas 2
publik memperlihatkan rantai kegiatan
4 Sampai di Kankemenag 12.30 11.00 yang berulang, yaitu: BPS BPIH – Kantor
a. Menyerahkan Kementerian Agama (Kemenag) kabupaten/
persyaratan pendaftaran
b. Menulis biodata pada
kota - BPS BPIH memakan waktu yang cukup
5
SPPH
12.35 11.05
lama karena calon jamaah haji kemungkinan
c. Input data kedalam
SISKOHAT tidak dapat langsung ke Kantor Kemenag
d. Pengambilan foto kabupaten/kota atau BPS BPIH pada hari
e. Pengambilan sidik jari
Calon haji menerima SPPH
yang sama, karena bervariasinya jarak
6 13.00 12.00
yang ditandatangani tempuh sesuai domisili. Dari rantai kegiatan
Aktivitas 3 pendaftaran akan memakan waktu lebih
7 Sampai di BPS BPIH 13.30**) 12.30**)
lama apabila terjadi ketidaklengkapan
a. Menyerahkan SPPH dan
Buku Tabungan untuk persyaratan atau kendala lain, misalnya
membayar setoran awal jaringan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu
8 b. Konfirmasi data kedalam
SISKOHAT Kementerian Agama (SISKOHAT) tidak
c. Pencetakan Bukti
Setoran Awal BPIH
berfungsi sebagaimana mestinya. Alur
Menerima Bukti Setoran proses pendaftaran dirasakan berbelit-
9 14.00*) 13.00*)
Awal BPIH belit: registrasi dan buka tabungan di bank,
Aktivitas 4 registrasi di Kemenag, membayar setoran
10 Sampai di Kankemenag 15.00 13.30
awal di bank, melaporkan diri di Kemenag.
a. Proses verifikasi dan
penyerahan Bukti Kondisi ini diungkapkan oleh Hartono,
Setoran Awal 15.00 – 13.30 –
11
b. Menerima tanda 15.15 13.45 calon jemaah haji dengan nomor porsi
pendaftaran dari
Kankemenag
2800069523:
Aktivitas 5 “Cape bolak balik pak, kalau nggak salah
12 Kembali ke tempat tinggal 15.30**) 14.00**) tadi sampai empat kali bolak balik, kayak
Aktivitas 6 gangsing aja, tapi ya bagaimana lagi wong
saya sudah niat bulat, jadi ya saya jalani saja”
Menunggu pelunasan
sesuai tahun Pernyataan senada disampaikan oleh
13 pemberangkatan dan PM PM
mengikuti bimbingan Kepala Seksi Perjalanan dan Sarana pada
manasik haji Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten,
Chuzaemi Abidin:
“Secara umum, selama ini berjalan lancar,
meskipun kami juga menerima keluhan
karena prosesnya yang menurut calon
haji “mondar mandir”, melelahkan dan

419
Jurnal PENAMAS Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015, Halaman 413 - 426

mengeluarkan biaya tambahan untuk 25 juta rupiah dan mendapat nomor porsi,
ongkos perjalanan dari Bank ke Kankemenag sementara kekurangannya dapat dicicil
kemudian ke Bank lagi dan terakhir lapor ke
Kankemenag” dengan jumlah dan waktu tertentu sesuai
Hal demikian juga dirasakan oleh kesepakatan. Karena cicilan dengan pihak
Direktur Pelayanan Haji, Sri Ilham Lubis yang bank banyak yang belum lunas, hal ini
menyampaikan: berimplikasi pada semakin banyaknya
calon jamaah haji yang tidak mampu
“Sebagaimana dimaklumi, bahwa prosedur
pendaftaran yang berjalan sekarang ini melunasi BPIH, sementara mereka sudah
dirasakan oleh masyarakat rumit sekali dan masuk ke dalam kuota berangkat. Hal ini
tidak efektif. Pendaftar calon haji harus bolak mengakibatkan terjadinya pembengkakan
balik ke BPS BPIH, Kankemenag kabupaten/
kota, BPS BPIH dan kembali ke Kankemenag jumlah pendaftar calon haji yang masuk
kabupaten/kota. Saat ini sedang dikaji dalam daftar tunggu (waiting list) dalam
prosedur tersebut dapat dipersingkat, varian rentang waktu yang rata-rata
misalnya kalau saat ini empat kali bolak-
cukup panjang antara 5-14 tahun. Kondisi
balik ke depan bagaimana bisa hanya satu
atau dua kali saja bolak-baliknya”. demikian menghilangkan unsur kepastian
Kedua, aspek organisasi, dalam aktifitas keberangkatan calon haji, karena ketika
sistem birokrasi internal terdapat kegiatan pelunasan BPIH berlangsung banyak yang
pembayaran setoran awal BPIH sebesar tidak dapat melunasi BPIH disebabkan belum
25 juta rupiah yang dalam praktiknya terpenuhinya pembayaran dana talangan
menimbulkan beberapa permasalahan, kepada bank pemberi dana talangan.
yaitu: pengelolaan setoran awal BPIH yang
telah dibayarkan oleh calon jemaah haji
dinilai belum transparan, sehingga diprediksi Rancangan Prosedur Pendaftaran
dan/atau dicurigai rawan penyimpangan Haji dengan Business Process
atau penyelewengan; munculnya opini Reengineering
publik terjadinya penyimpangan terhadap Secara garis besar, prosedur pendaftaran
pengelolaan dana setoran awal yang hingga calon haji meliputi: registrasi dan
saat ini telah mencapai sekitar Rp 44 triliun; pendataan, pemberian nomor porsi dan
serta adanya ketidakadilan distribusi subsidi pengelompokan, serta pembayaran BPIH.
kepada calon jamaah haji yang belum sesuai Berkaitan dengan pembayaran BPIH,
dengan lamanya masa tunggu berbanding terdapat permasalahan yang memiliki
dengan besaran optimalisasi dana setoran implikasi yang beragam serta memungkinkan
awal BPIH. munculnya permasalahan-permasalahan
Ketiga, aspek kepastian, adanya setoran dalam penyelenggaraan ibadah haji secara
awal memunculkan sistem dana talangan keseluruhan. Berbagai permasalahan yang
yang diberikan oleh pihak bank penerima timbul berkaitan dengan pendaftaran dan
setoran biaya perjalanan ibadah haji (BPIH), terkait erat dengan penerapan setoran awal
dengan jumlah setoran tertentu (antara dalam pembayaran BPIH adalah satu orang
500 ribu rupiah hingga 5 juta rupiah). Dana pendaftar haji dapat memperoleh lebih dari
talangan diberikan kepada calon jamaah haji satu nomor porsi, sehingga menimbulkan
yang menyerahkan setoran awal sebesar waiting list semu. Masalah lainnya adalah

420
Efektifitas Prosedur Pendaftaran Haji Melalui Rekayasa Ulang Proses Bisnis ... (Achmad Nidjam)

maraknya dana talangan yang diberikan Rancangan baru prosedur pendaftaran


oleh bank yang dapat merugikan jemaah haji ini dapat mempercepat pelayanan,
haji, karena dalam kondisi calon jemaah haji memperpendek proses, dan mempermudah
yang telah mendapat hak untuk berangkat masyarakat untuk mendaftar haji, dengan
apabila belum menyelesaikan kewajibannya memperbaiki cara kerja dalam keseluruhan
kepada pihak bank, maka pihak bank akan proses pendaftaran haji yang senantiasa
menghambat proses pelunasan biaya haji, tak lepas dari berbagai permasalahan. Oleh
sehingga kembali menjadi waiting list. karena itu, penting sekali peran rekayasa
ulang prosedur pendaftaran haji yang
Di sisi lain, pemberian “subsidi” kepada
hingga saat ini masih diterapkan melalui
jemaah haji dirasakan tidak adil, karena
pengoptimalan infrastruktur teknologi
subsidi yang diberikan kepada jemaah
SISKOHAT, sebagai komponen utama
haji sama besarnya, tanpa memperhatikan
teknologi informasi (IT).
lamanya pengendapan setoran awal.
“Kehalalan” subsidi ini pun sering Tahapan dalam rancangan rekayasa
dipertanyakan oleh jemaah haji, karena ulang prosedur pendaftaran haji dapat
subsidi yang diberikan merupakan bagi dijelaskan dalam tabel di bawah ini.
hasil dari penyimpanan setoran awal yang
diinvestasikan oleh pemerintah dalam Tabel 3
Rancangan Baru Business Process
bentuk tabungan, deposito dan sukuk. Prosedur Pendaftaran Haji
Lokasi dan Aktifitas
Penetapan prosedur pendaftaran calon
Tahap 1, Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota
haji pada dasarnya untuk mempermudah Di Kankemenag kabupaten/kota dilakukan proses
serta memperlancar proses pendaftaran registrasi yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pada tiap hari kerja, petugas Kankemenag kabupaten/
calon haji secara keseluruhan. Proses kota melayani pendaftaran calon jamaah haji dengan
persyaratan administrasi sebagai berikut:
pendaftaran haji meliputi: prosedur registrasi a. Fotokopi KTP dan KK yang masih berlaku.
dan pendataan calon jamaah haji yang telah b. Ijazah/Akte Kelahiran/Akte Nikah
2. Meneliti kelengkapan administrastif dan selanjutnya
memenuhi persyaratan administratif, untuk memberikan formulir pendaftaran kepada pendaftar
selanjutnya dimasukkan ke dalam database haji.
3. Pendaftar haji mengisi formulir pendaftaran dengan
SISKOHAT; pemberian nomor porsi sebagai data diri yang benar sesuai dengan KTP domisili yang
masih berlaku;
nomor urut antrian pemberangkatan calon 4. Meneliti akurasi isian formulir pendaftaran.
haji ke Tanah Suci dan pengelompokan 5. Menginput data ke dalam SISKOHAT
6. Mencetak SPPH secara sistem;
jemaah calon haji berdasarkan tempat 7. Melakukan pemotretan dan mengambil sidik jari calon
jamaah haji serta menyimpannya dalam database
tinggal asal atau domisili calon haji yang SISKOHAT;
dikelompokan per provinsi atau kabupaten/ 8. Memberikan Nomor Porsi melalui sistem.
9. Mencetak SPPH yang telah berisi Nomor Porsi.
kota. Tahapan selanjutnya, dalam proses 10.Menandatangani dan mensyahkan SPPH.
pendaftaran calon haji adalah pembayaran 11.Menyerahkan SPPH kepada pendaftar haji.
Tahap 2
biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) Calon jamaah haji menunggu waktu pelunasan
sebagai tanda bukti hak untuk berangkat BPIH sesuai dengan urutan Nomor Porsi dan tahun
keberangkatan sesuai domisilinya.
pada musim haji tahun berjalan. Pembayaran
Tahap 3, Bank Penerima Setoran BPIH
BPIH ini merupakan proses akhir dalam Pelunasan BPIH tahun berjalan bagi calon haji yang telah
masuk dalam alokasi kuota provinsi atau kabupaten/kota
prosedur pendaftaran calon haji secara
keseluruhan.

421
Jurnal PENAMAS Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015, Halaman 413 - 426

Berdasarkan tahapan prosedur yang Aktivitas 3


berlaku sekarang dan rancangan prosedur 7
Sampai di BPS
13.30**)
BPIH
baru, maka perbandingan kegiatan
1) Menyerah-
pelayanan dan rincian waktu penyelesaian kan SPPH
rata-rata setiap kegiatan berdasarkan data dan Buku
Tabungan
hasil observasi pendaftar haji Kampung untuk
membayar
Citorek, Kabupaten Lebak dapat dilihat pada setoran
tabel di bawah ini. 8
awal
2) Konfirmasi
data ke
Tabel 4 dalam
Rancangan Baru Business Process SISKOHAT
Prosedur Pendaftaran Haji 3) Pencetak-
an Bukti
Waktu Setoran
Objek Waktu Aktifitas Proses Awal BPIH
No Pengamatan Proses Rancangan Ran-
Existing Existing Baru cangan Menerima
Baru Bukti Setoran
9 14.00*)
Awal BPIH dan
Aktivitas 1 Nomor Porsi
Berangkat dari Berangkat dari Aktivitas 4
1 04.00**) 04.00**)
rumah rumah
Sampai di
Sampai di Sampai di 10 15.00
2 11.00**) Kankemenag
Bank Bank
1) Proses
Membuka Membuka verifikasi
tabungan dan tabungan dan dan
11.00 –
3 menerima menerima penyerah-
12.00**)
buku buku an Bukti
tabungan tabungan Setoran
15.00 –
Aktivitas 2 Awal
15.15
2) Menerima
Sampai di Sampai di tanda
4 12.30 11.00**)
Kankemenag Kankemenag pendaftar-
1) Menyerah- 1) Menyerah- an dari
kan kan Kan-
persyaratan persyaratan kemenag
pendaf- pendaf- Aktivitas 5 Aktivitas 3
taran taran
2) Menulis 2) Menulis Kembali Kembali
biodata biodata 11 ke tempat 15.30**) ke tempat
pada SPPH pada SPPH tinggal tinggal
5 12.35 11.05
3) Input data 3) Input data Aktivitas 6 Aktivitas 4
kedalam kedalam
SISKOHAT SISKOHAT Menunggu Menunggu
4) Pengam- 4) Pengam- pelunasan pelunasan
bilan foto bilan foto sesuai tahun sesuai tahun
5) Pengam- 5) Pengam- pemberang- pemberang-
12 PM PM
bilan sidik bilan sidik katan dan katan dan
jari jari mengikuti mengikuti
bombingan bombingan
Calon haji manasik haji manasik haji
Calon haji menerima
menerima Tanda
6 SPPH yang 13.00 Pendaftar- 11.30
ditanda- an Haji dan
tangani mendapat
Nomor Porsi
Bersambung pada kolom berikut

422
Efektifitas Prosedur Pendaftaran Haji Melalui Rekayasa Ulang Proses Bisnis ... (Achmad Nidjam)

Tabel 5 3) Pencetak-
Perbandingan Prosedur Pendaftaran Haji Existing an Bukti
dengan Rancangan Baru Setoran
Waktu Awal BPIH
Objek Waktu Aktifitas Proses Menerima
No Pengamatan Proses Rancangan Ran- Bukti Setoran
Existing Existing Baru cangan 9 13.00*)
Awal BPIH dan
Baru Nomor Porsi
Aktivitas 1 Aktivitas 4
Berangkat dari Berangkat dari Sampai di
1 08.00**) 08.00**) 10 13.30
rumah rumah Kankemenag
Sampai di Sampai di 1) Proses
2 09.30**)
Bank Bank verifikasi
Membuka Membuka dan
tabungan dan tabungan dan penyerah-
09.30 – an Bukti
3 menerima menerima
10.00**) Setoran
buku buku 13.30 –
tabungan tabungan Awal
13.45
2) Menerima
Aktivitas 2 tanda
Sampai di Sampai di pendaftar-
4 11.00 09.30**) an dari
Kankemenag Kankemenag
Kan-
1) Menyerah- 1) Menyerah- kemenag
kan kan
persyaratan persyaratan Aktivitas 5 Aktivitas 3
pendaf- pendaf- Kembali Kembali
taran taran 11 ke tempat 14.00**) ke tempat 10.00
2) Menulis 2) Menulis tinggal tinggal
biodata biodata
pada SPPH pada SPPH Aktivitas 6 Aktivitas 4
5 11.05 09.35
3) Input data 3) Input data Menunggu Menunggu
kedalam kedalam pelunasan pelunasan
SISKOHAT SISKOHAT sesuai tahun sesuai tahun
4) Pengam- 4) Pengam- pemberang- pemberang-
bilan foto bilan foto 12 PM PM
katan dan katan dan
5) Pengam- 5) Pengam- mengikuti mengikuti
bilan sidik bilan sidik bombingan bombingan
jari jari manasik haji manasik haji
Calon haji
Calon haji menerima
menerima Tanda
6 SPPH yang 12.00 Pendaftar- 10.00
Secara keseluruhan, perbandingan
ditanda- an Haji dan tahapan prosedur pendaftaran haji existing
tangani mendapat
Nomor Porsi dengan rancangan baru hasil analisis
Aktivitas 3 business process reengineering dapat dilihat
7
Sampai di BPS
12.30**) dalam tabel di bawah ini.
BPIH
1) Menyerah-
kan SPPH
dan Buku
Tabungan
untuk
membayar
8
setoran
awal
2) Konfirmasi
data ke
dalam
SISKOHAT
Bersambung pada kolom berikut

423
Jurnal PENAMAS Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015, Halaman 413 - 426

Tabel 6 Sementara untuk membayar setoran lunas


Perbandingan Tahapan Prosedur Pendaftaran
Existing dengan Rancangan Baru Business Process
tetap dilakukan di BPS BPIH manakala sudah
Reengineering masuk dalam kuota tahun berjalan.
Tahapan Proses
Pendaftar- Kedua, aspek organisasi, dalam aktifitas
Tahapan Proses an setelah sistem birokrasi internal hanya terdapat
Tahap- Tahap-
Pendaftaran yang dilakukan
an an
Berjalan Saat ini Business kegiatan pembayaran setoran lunas BPIH,
Process
Reengineering sehingga Kementerian Agama hanya
Bank Penerima berfungsi sebagai kasir (merujuk tugas
Setoran BPIH dan fungsi Ditjen Pajak) dan kemudian
Pembukaan 1
Rekening mendistribusikan BPIH yang disetorkan
Tabungan)
oleh calon haji melalui bank ke rekening
Kantor
Kementerian Kementerian Agama untuk keperluan
Agama pembayaran biaya penerbangan, akomodasi
Kantor Kementerian
Kabupaten/
Agama Kabupaten/
Kota 2
Kota
1
di Arab Saudi, general service, dan kebutuhan
Registrasi,
Registrasi dan
Pengelom- lainnya yang memang harus dibayar oleh
Pengelompokan
pokan dan calon haji.
Pemberian
Nomor Porsi
Ketiga, aspek kepastian, calon jemaah
Bank Penerima
Setoran BPIH haji tidak perlu lagi membayar setoran awal
Pembayaran
3 yang menimbulkan permasalahan, seperti
Setoran Awal dan
Pemberian Nomor dana talangan yang diberikan oleh pihak
Porsi
BPS BPIH untuk membayar setoran awal
Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/ dan menimbulkan berbagai permasalahan,
Kota
4 sebagaimana diuraikan pada bahasan
Lapor Diri setelah
Mendapat Bukti sebelumnya akan dapat dihapuskan. Hal
Setoran Awal)
ini karena, calon haji sudah mendapat
Masa Tunggu Masa Tunggu
Pelunasan BPIH
5
Pelunasan BPIH
2 kepastian nomor porsi dari Kementerian
Bank Penerima Bank Penerima Agama tanpa perlu membayar setoran awal,
Setoran BPIH 6 Setoran BPIH 3
Pelunasan BPIH Pelunasan BPIH
dan manakala pada saat harus melakukan
pelunasan BPIH akan sangat ditentukan
Rancangan baru prosedur pendaftaran oleh kemampuan calon jemaah haji untuk
haji memiliki beberapa kelebihan yang tidak membayar BPIH sesuai dengan jumlah yang
dapat dijumpai dalam prosedur pendaftaran ditetapkan pemerintah.
haji yang diterapkan selama ini, antara lain:
Pertama, aspek efisiensi dan efektivitas
pelayanan publik, alur proses pendaftaran PENUTUP
lebih disederhanakan dan tidak merepotkan Prosedur pendaftaran haji yang berjalan saat
karena proses registrasi, pengelompokan ini dirasakan berbelit-belit, tidak efektif, dan
dan pemberian nomor porsi sebagai urut tidak efisien, di mana alur proses pendaftaran
antrian pendaftaran dilakukan dalam satu calon haji dilakukan secara berulang yang
kali datang dan diselesaikan di Kantor memerlukan waktu dan biaya. Dimulai dari
Kementerian Agama kabupaten/kota. pembukaan tabungan di Bank Penerima

424
Efektifitas Prosedur Pendaftaran Haji Melalui Rekayasa Ulang Proses Bisnis ... (Achmad Nidjam)

Setoran BPIH, menyerahkan persyaratan bertumpu pada kekinian atau kebutuhan


dan registrasi di Kantor Kementerian Agama perubahan akan meningkatkan kinerja
kabupaten/kota, membayar setoran awal penyelenggaraan haji, sehingga lebih efektif
BPIH di Bank Penerima Setoran BPIH, dan dan efisien. Untuk implementasi rancangan
berakhir dengan melaporkan diri di Kantor baru prosedur pendaftaran haji perlu
Kementerian Agama kabupaten/kota. Itulah dilakukan langkah-langkah, yaitu:
sebabnya, mengapa penyederhanaan
Pertama, penyempurnaan regulasi untuk
prosedur pendaftaran haji perlu dilakukan.
kepastian pendaftaran dan pemberangkatan
Rancangan baru prosedur pendaftaran menunaikan ibadah haji yang lebih efektif,
haji adalah mempersingkat dan efisien, dan memudahkan masyarakat.
menyederhanakan proses pelayanan, Kedua, pendaftar haji yang nomor porsinya
yaitu seluruhnya diselesaikan di Kantor masuk dalam kuota tahun berjalan, apabila
Kementerian Agama kabupaten/kota, tidak melunasi BPIH, maka datanya langsung
sejak penyerahan persyaratan, registrasi dihapus, apabila berminat untuk mendaftar
sampai dengan pemberian nomor porsi. lagi, maka akan mendapat nomor porsi
Penyempurnaan sistem pendaftaran baru sesuai dengan urutan dalam database.
haji meliputi: penyederhanaan prosedur Ketiga, BPIH disusun secara riil cost yang
adminitratif dan teknis-operasional yang dapat menyebabkan BPIH sesuai dengan
berimplikasi pada pembiayaan (anggaran kebutuhan penyelenggaraan ibadah haji
biaya operasional), perombakan pada setiap tahunnya, sangat terpengaruh
sistem pembayaran biaya perjalanan ibadah dengan fluktuasi kurs rupiah, karena seluruh
haji (BPIH) yang semula menerapkan sistem pembiayaan haji menggunakan mata
setoran awal, selanjutnya menggunakan uang US Dollar dan Saudi Riyal. Keempat,
sistem lunas. penerapan sistem secara konsisten, sehingga
dapat dihapuskan produk dana talangan
Dalam kaitan dengan pelayanan publik,
yang menjadikan daftar tunggu menjadi
Kementerian Agama perlu melakukan
panjang seperti yang terjadi sekarang ini.
penyempurnaan prosedur pendaftaran
haji dengan mengedepankan sistem yang

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Davenport, T.H. & Short, J.E. 1990. “The New Industrial Engineering: Information Technology and Business
Process Redesign.” Sloan Management Review, Summer: 11-27.

Hammer, Michael and James Champy. 1993. Reengineering the Corporation: A Manifesto for Business
Revolution. New York: Harper Collins.

Moenir, HAS. 1992. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Nidjam, Achmad dan Alatief Hanan. Manajemen Haji. Edisi revisi. Jakarta: Media Cita, 2006.

Syaukani, Imam. (Ed). Manajemen Pelayanan Haji di Indonesia. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Departemen Agama RI, 2009.

425
Jurnal PENAMAS Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015, Halaman 413 - 426

Setyowati, Endang, Wakhid Slamet Ciptono. 2009. Gambaran Implementasi Business Process
Reengineering dan Evaluasi Implementasi Continuous Process Improvement di Unit Rawat Jalan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit PKU Muḥammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Peraturan Menteri Agama tentang 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler.

Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama.

Peraturan Menteri Agama Nomor 6 Tahun 2010 tentang Prosedur dan Persyaratan Pendaftaran Calon
Jemaah Haji.

Peraturan Menteri Agama Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pendaftaran Haji.

Internet
http://haji.kemenag.go.id/v2/content/laporan-posisi-saldo-keuangan-haji-bulan-oktober-
tahun-2014, diakses tanggal 9 Januari 2015.

http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=223414, diakses tanggal 12 Januari 2015.

426
Pedoman Menulis Jurnal Penelitian Keagamaan dan Kemasyarakatan

427
Jurnal PENAMAS Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015, Halaman 529 - 532

428

Anda mungkin juga menyukai