Anda di halaman 1dari 8

AKSELERASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA


DI JAWA BARAT

KARYA TULIS ILMIAH

UNTUK MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS
KEBIJAKAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Oleh:
RISSA RAMDHIANI

BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN


2022
ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze how the acceleration implementation of


bureaucratic reform in districts and cities government in West Java. Since the
enactment of Presidential Regulation No. 81 on the Grand Design of Bureaucratic
Reform, the West Java Provincial Government has provided assistance to improve the
implementation of bureaucratic reform in districts and cities in West Java. The research
was conducted by using qualitative methods using data such as interviews,
documentation and theoretical studies.
Based on the results of the study, the assistance carried out by the Regional
Government of West Java Province was quite successful in accelerating the
implementation of district and city bureaucratic reform in West Java, marked by an
optimal increase in the results of the bureaucratic reform assessment carried out
annually by the Ministry of Administrative Reform and Bureaucratic Reform of the
Republic of Indonesia.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akselerasi pelaksanaan reformasi


birokrasi di pemerintah daerah kabupaten dan kota di Jawa Barat. Sejak
ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 81 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat telah melakukan pendampingan
untuk meningkatkan implementasi reformasi birorkasi di kabupaten dan kota di Jawa
Barat. Penelitian yang dilakukan yaitu dengan metode kualitatif yang menggunakan
data seperti wawancara, dokumentasi dan kajian teori.
Berdasarkan hasil penelitian, pendampingan yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat ini cukup berhasil dalam akselerasi pelaksanaan
reformasi birokrasi kabupaten dan kota di Jawa Barat dengan ditandai peningkatan
yang optimal dari hasil penilaian reformasi birokrasi yang dilaksanakan setiap tahun
oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan


penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan
efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional.
Dalam perjalanannya, banyak kendala yang dihadapi, diantaranya adalah
penyalahgunaan wewenang, praktek KKN, dan lemahnya pengawasan. Sejalan
dengan hal tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 tahun
2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 yang menjadi tindak lanjut
dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design reformasi birokrasi 2010-2025. Kemudian agar pelaksanaan reformasi
birokrasi dapat berjalan sesuai dengan arah yang telah ditetapkan, maka perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan
dari hasil pelaksanaannya. Disamping itu monitoring dan evaluasi juga dimaksudkan
untuk memberikan masukan dalam menyusun rencana aksi perbaikan berkelanjutan
bagi pelaksanaan reformasi birokrasi tahun berikutnya.
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang selanjutnya
disingkat PMPRB adalah model penilaian mandiri yang berbasis prinsip Total Quality
Management dan digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta
analisis yang menyeluruh terhadap kinerja instansi pemerintah. Model PMPRB yang
digunakan saat ini disusun atas dasar Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 26 tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Dalam peraturan ini digunakan program-program
reformasi birokrasi sebagai unsur komponen pengungkit dan sasaran reformasi
birokrasi sebagai hasil. Melalui model tersebut dapat diuraikan bahwa program-
program yang ditetapkan dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024
merupakan proses yang menjadi pengungkit yang diharapkan dapat menghasilkan
sasaran pemerintah yang bersih dan akuntabel, pemerintahan yang kapabel, serta
pelayanan publik yang prima.
Indeks Reformasi Birokrasi pemerintah daerah kabupaten dan kota di
Jawa Barat belum merata, masih ada kebupaten kota yang berpredikat CC. Dalam
pencapaian peningkatan Indeks Reformasi Birokrasi kabupaten dan kota di Jawa
Barat tersebut diperlukan upaya-upaya yang optimal untuk mengakselerasi
implementasi reformasi birokrasi di pemerintah daerah kabupaten kota.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam
dalam pendampingan peningkatan Indeks Reformasi Birokrasi pemerintah
daerah kabupaten dan kota di jawa barat?

2. Apa saja hambatan dalam implementasi reformasi birokrasi di Pemerintah


Daerah kabupaten dan kota di Jawa Barat?

C. Tujuan

Adapun tujuan dilakukan penelitian terhadap Akselerasi Pelaksanaan


Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat,
sebagai berikut:

1. Memperoleh informasi tentang strategi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa


Barat dalam dalam pendampingan peningkatan Indeks Reformasi Birokrasi
pemerintah daerah kabupaten dan kota di Jawa Barat;

2. Mengetahui saja hambatan dalam implementasi reformasi birokrasi di


pemerintah daerah kabupaten dan kota di Jawa Barat?

D. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini yaitu kualitatif yang dilaksanakan dengan melakukan
pengamatan, wawancara mendalam (in-depth interview) serta menelusuri, mengkaji
dan meneliti data sekunder yang berkaitan dengan materi penelitian.

HASIL

Menurut Dewandaru Sigit (2013:332) reformasi birokrasi merupakan salah


satu upaya pemerintah untuk mencapai good governance. Reformasi birokrasi
merupakan langkah awal untuk mencapai kemajuan sebuah negara. Dapat
disimpulkan bahwa reformasi birokrasi adalah perubahan pola pikir (mindset) dan
budaya kerja (culture set) aparatur negara dan merupakan suatu upaya untuk
melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan
(organisasi), ketatalaksanaan (business process) dan sumber daya manusia
aparatur. Reformasi Birokrasi adalah penyelenggaraan pelayanan publik yang
merupakan suatu proses yang bertujuan untuk memberikan berbagai jenis layanan
yang mengurusi segala hal yang diperlukan oleh masyarakat baik itu pemenuhan
hak-hak sipil dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Dalam
penyelenggaraan pelayanan publik tentunya banyak kendala yang dihadapi
pemerintah, baik itu menyangkut aspek sumber daya manusia, kebijakan tentang
pelayanan serta ketersediaan fasilitas yang masih kurang untuk menunjang
terselenggaranya proses pelayanan publik kepada masyarakat. Untuk itulah
dilakukan berbagai strategi maupun upaya untuk mengatasi permasalahan itu
sekaligus mampu menciptakan kepemerintahan yang baik dan bersih.
Penyelenggaraan pelayanan publik juga tidak semata-mata ditujukan pada
pemenuhan hak-hak sipil warga negara dan pemenuhan kebutuhan dasarnya,
akan tetapi juga dilakukan dengan seoptimal mungkin untuk mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik, yang memberikan pelayanan secara efektif, efeisien
dan akuntabel kepada masyarakat sebagai bagian dari paradigma baru administrasi
publik.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mewakili Gubernur se-Indonesia
menandatangani komitmen bersama implementasi reformasi birokrasi di
lingkungan pemerintah daerah, dengan membacakan lima butir pernyataan yang
didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wakil Gubernur Jambi
Abdullah Sani. Adapun butir pertama dalam komitmen bersama tersebut adalah
mendorong percepatan reformasi birokrasi di seluruh kabupaten/kota sebagai
bentuk pelaksanaan peran perwakilan pemerintah pusat di daerah. Melalui
perubahan dan pembaruan peningkatan budaya kerja yang lebih melayani,
akuntabel, efektif efisien, dan pelayanan prima. Butir kedua, memperbaiki
perencanaan program dan kegiatan birokrasi melalui penyusunan peta jalan
reformasi birokrasi. Selanjutnya diakomodasi dalam dokumen perencanaan dan
keuangan pemerintah daerah, mulai dari rencana pembangunan jangka menengah
daerah, rencana strategis, rencana kerja perangkat daerah, rencana kerja, dan
APBD. Butir ketiga, menyediakan sumber daya anggaran, manusia, dan sarana
yang diperlukan dalam mempercepat reformasi birokrasi di lingkungan pemerintah
daerah, sementara butir keempat memastikan reformasi birokrasi di semua unit
daerah berjalan sesuai dokumen perencanaan, juga mendorong keterlibatan aktif
pimpinan unit. Adapun butir terakhir melakukan pengendalian, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi dalam rangka perbaikan di tahun
berikutnya. Penandatanganan disaksikan langsung Menko Polhukam RI Mahfud
MD dan Menpan RB Tjahyo Kumolo, dalam seminar nasional reformasi birokrasi, di
Hotel Bidakara Jakarta pada tanggal 1 Desember 2022. Tak hanya Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat, komitmen bersama ini pun ditandatangani dan
dibacakan oleh semua pemerintah daerah kabupaten dan kota yang diwakili oleh
Bupati Wajo, Bupati Sambas, dan Wali Kota Sukabumi.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat memiliki kewajiban dan tanggung
jawab atas peningkatan implementasi reformasi birokrasi pemerintah daerah
kabupaten dan kota di Jawa Barat. Indeks Reformasi Birokrasi pemerintah daerah
kabupaten dan kota di Jawa Barat dari tahun 2018-2021 mengalami peningkatan,
sebagai berikut:

Tabel 1
INDEKS REFORMASI BIROKRASI PROVINSI JAWA BARAT DAN KABUPATEN/KOTA

2018 2019 2020 2021


NO KAB/KOTA
POIN PREDIKAT POIN PREDIKAT POIN PREDIKAT POIN PREDIKAT

1 KOTA BANDUNG 68,99 B 70,01 BB 71,75 BB 72,66 BB

5 KABUPATEN SUMEDANG 56,05 CC 60,01 B 66,74 B 68,75 B

3 KABUPATEN BOGOR - - 64,9 B 67,03 B 67,97 B

2 KOTA SUKABUMI 68,78 B 68,83 B 68,25 B 67,91 B

4 KOTA BOGOR 61 B 66,1 B 67,01 B 67,67 B

7 KABUPATEN GARUT 62,73 B 65,22 B 66,25 B 66,65 B

6 KOTA BEKASI 64,36 B 66,05 B 66,65 B 64,75 B

10 KOTA CIREBON 57,29 CC 60,86 B 62,84 B 63,53 B

8 KABUPATEN BANDUNG 61,35 B 62,75 B 64,33 B 63,25 B

9 KOTA DEPOK 58,74 CC 62,41 B 62,9 B 63,13 B

12 KABUPATEN SUKABUMI - - 61,06 B 61,11 B 62,45 B


KABUPATEN
13 PURWAKARTA 59,19 CC 60,01 B 60,06 B 61,41 B

15 KABUPATEN CIANJUR 56,09 CC 56,66 CC 59,65 CC 60,25 B

11 KABUPATEN KARAWANG 56,19 CC 60,08 B 62,2 B 60,16 B

19 KOTA TASIKMALAYA 54,4 CC 57,81 CC 57,58 CC 60,04 B

16 KOTA CIMAHI - - 60,01 B 59,22 CC 60,01 B

20 KABUPATEN CIAMIS - - 53,57 CC 57,47 CC 59,26 CC

17 KABUPATEN INDRAMAYU - - 55 CC 57,99 CC 58,7 CC

14 KABUPATEN BEKASI 56,3 CC 59,36 CC 59,66 CC 58,33 CC

21 KABUPATEN SUBANG 55,12 CC 56,78 CC 57,2 CC 58,33 CC


KABUPATEN BANDUNG
18 BARAT 54,22 CC 56,79 CC 57,6 CC 57,81 CC

23 KOTA BANJAR 50,06 CC 55,34 CC 55,93 CC 57,07 CC


KABUPATEN
25 MAJALENGKA - - 51,79 CC 53,88 CC 56,84 CC

22 KABUPATEN CIREBON - - 56 CC 56,18 CC 56,81 CC

26 KABUPATEN KUNINGAN - - 52,53 CC 53,03 CC 54,75 CC


KABUPATEN
24 TASIKMALAYA - - 53,73 CC 54,05 CC 53,86 CC
KABUPATEN
27 PANGANDARAN - - 51,6 CC 52,06 CC 53,64 CC

;
PEMBAHASAN, SIMPULAN DAN SARAN

Peningkatan Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah kabupaten dan


kota di Jawa Barat melalui pendampingan implementasi reformasi birokrasi dinilai
cukup membuahkan hasil yang optimal, terlihat dari Laporan Hasil Evaluasi
Reformasi Birokrasi Tahun 2021 yang disampaikan oleh Kementerian PAN dan RB
pada kabupaten dan kota, terdapat 1 (satu) kota berpredikat “BB”, 15 (lima belas)
kabupaten/kota berpredikat “B” dan 11 (sebelas) kabupaten/kota berpredikat “CC”.
Capaian realisasi ini merupakan realisasi pertama yang melebihi target rencana
aksi reformasi birokrasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Selain itu, selaras
dengan bertambahnya unit kerja di kabupaten/kota yang melakukan pembangunan
Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBBM). Terdapat beberapa hambatan dalam akselerasi
pelaksanaan reformasi birokrasi di Pemerintah Daerah kabupaten/kota di Jawa
Barat, sebagai berikut:
a. Masih rendahnya komitmen dari pimpinan mulai instansi sampai unit kerja
terkecil dalam upaya untuk peningkatan implementasi reformasi birokrasi;
b. Pembagian tugas tim reformasi birokrasi yang belum efektif;

c. Inovasi pelayanan publik belum berjalan dengan optimal;

d. Agen Perubahan belum menunjukan eksistensinya dalam perbaikan reformasi


birokrasi pada unit kerja;

e. Roadmap reformasi birokrasi masih bersifat formalitas sehingga masih ada


rencana kerja yang belum terlaksana sesuai timeline yang ditentukan.
f. Masih ada 11 (sebelas) kabupaten/kota berpredikat “CC”. Hal ini menjadi dasar
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat untuk melakukan peningkatan
pembinaan dan pendampingan impklementasi reformasi birokrasi.
Berdasarkan kesimpulan tersebut peneliti menyarankan pada pihak-pihak terkait
dan memiliki tanggung jawab terhadap peningkatan Indeks Reformasi Birokrasi
pemerintah daerah kabupaten dan kota di Jawa Barat yaitu:
1. Memastikan rekomendasi Laporan Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi telah
ditindaklanjuti oleh seluruh perangkat daerah, sehingga memiliki dampak nyata
pada peningkatan kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi di kabupaten dan
kota.
2. Meningkatkan kualitas pembangunan Zona Integritas di Pemerintah daerah
kabupaten dan kota melalui pembinaan yang intensif oleh Inspektorat.
3. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan publik baik pelayanan langsung maupun
tidak langsung.
4. Meningkatkan pembinaan dan pendampingan implementasi reformasi birokrasi
pada perangkat daerah kabupaten dan kota.
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat,
tauhid, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan artikel ilmiah tentang “AKSELERASI
PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN
KOTA DI JAWA BARAT” hingga selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.Penulis ingin berterima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Davidescu Christiana Victoria, M., MA. Selaku pembimbing penulisan artikel
ilmiah.
2. Orang tua, suami dan anak-anak tercinta, karena berkat semangat dan dukungan
mereka penulis dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini.
3. Keluarga besar Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.

4. Teman-teman yang selalu mendukung saya.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah
membantu dan menjadi sumber informasi selama pengerjaan artikel ilmiah ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan artuikel ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa artikel ilmiah ini masih
belum sempurna. Karena penulis juga masih dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat. Maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan artikel ilmiah ini dan harap maklum. Semoga isi dari artikel ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Dewandaru sigit. (2013). Pemanfaatan Aplikasi e-office untuk mendukung


reformasi: Bandung
Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2020 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025
Peraturan MenterI Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2020 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2020-2024
Peraturan MenterI Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi
Birokras.

Anda mungkin juga menyukai