Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
Agriekonomika Volume 8, Nomor 1, 2019

Pengembangan Potensi Wisata di Kawasan Pantai Selatan Kabupaten


Gunung Kidul, Yogyakarta
Heri Sudarsono & Indah Susantun

Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia


Received: Februari 2019; Accepted: April 2019; Published: April 2019
DOI: http://doi.org/10.21107/agriekonomika.v8i1.5011

ABSTRACT
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui potensi wisata di pantai Baron, Kukup,
sepanjang, Drini dan Sadranan. Penelitian ini mengunakan teknik wawancara, observasi
dan studi dokumentasi. Tahapan penelitian adalah mengetahui potensi wisata, sarana
dan prasarana, sosialisasi potensi wisata, sarana layanan wisata, jenis lapangan kerja
dan pengembangan potensi wisata bagi perekonomian masyarakat di kawasan pantai.
Dari hasil olah data menunjukkan bahwa pengembangan potensi wisata dipengaruhi
oleh penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan potensi wisata, serta
layanan pendukung wisata. Kemudian, potensi wisata yang berbeda di setiap pantai
mempengengaruhi jenis lapangan kerja masyarakat yang ada disekitar kawasan pantai.
Akhirnya, dalam jangka panjang beberapa jenis lapangan kerja, seperti pedagang
makanan dan minuman, pengkrajin souvenir dan seniman akan menjadi andalan bagi
pengembangan potensi wisata di pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini dan Sadranan.
Kata kunci: Kawasan Pantai, Potensi Wisata, Sarana, Infrastruktur

Development of Tourism Potential in the Southern Coast Region of Gunungkidul


District, Yogyakarta
ABSTRACT
This study aims to determine the tourism potential on the beaches of Baron, Kukup,
Sepanjang, Drini and Sadranan. This research uses interview techniques, observation
and documentation studies. The stages of research are knowing tourism potential,
facilities and infrastructure, developing tourism potential, tourism support services, profile
of community work and potential tourism prospects for the economy of the people in the
coastal area. The results of the data show that the development of tourism potential is
influenced by the provision of facilities and infrastructure, the development of tourism
potential, and tourism support services. Then, the different tourism potentials on each
coast affect the type of community employment that surrounds the coastal area. Finally,
in the long run several types of employment, such as food and beverage traders, souvenir
artisans and artists will be a mainstay for the development of tourism potential on the
coast of Baron, Kukup, Sepanjang, Drini and Sadranan.
Keywords: coastal area, tourism potential, facilities, infrastructure

Cite this as:


Sudarsono, H., & Susantun, I. (2019). Pengembangan Potensi Wisata di Kawasan Pantai Selatan Kabupaten
Gunung Kidul, Yogyakarta. Agriekonomika, 8(1), 81-92. http://doi.org/10.21107/agriekonomika.
v8i1.5011

Corresponding author : © 2019 Universitas Trunojoyo Madura
Address : Jalan Kaliurang km. 14,5 Sleman Yogyakarta
p-ISSN 2301-9948 | e-ISSN 2407-6260
55584
Email : heri.sudarsono@uii.ac.id
Phone : -
82 | Heri Sudarsono & Indah Susantun, Potensi Wisata di Kawasan Pantai Selatan

PENDAHULUAN domestik dari tahun 2011 sampai 2016.


Kabupaten Gunungkidul memiliki sejumlah Kenaikan jumlah wisatawan seiring dengan
sektor unggulan ekonomi yang berasal meningkatnya penyediaan infrastruktur
dari keberadaan faktor alami. Faktor alami pendukung wisata, seperti; jalan, jembatan,
menjadi sumber pendapatan yang sangat hotel, restoran dan tranportasi.
masyarakat karena hampir semua kegiatan Gunungkidul memiliki panjang
ekonomi masyarakat berhubungan garis pantai sampai ±65 km. Kawasan
dengan faktor alami tersebut. Faktor pantai yang banyak mendapat perhatian
alami menjadi sektor wisata yang memiliki wisatawan adalah pantai Baron, Kukup,
keunggulan karena besarnya peranan Sepanjang, Drini, Krakal dan Sadranan.
sektor tersebut dalam meningkatkan Lima pantai ini memiliki karakter berbeda
perekonomian daerah. Sektor wisata ini terletak di Kecamatan Tepus dan
menjadi sektor unggulan dikarena sektor Tanjungsari. Masing-masing pantai me-
tersebut memiliki kontribusi bagi tingkat miliki potensi alam yang sama pasir putih
pertumbuhan daerah yang tinggi. Sektor dan pulau karang. Namun, yang memiliki
tersebut penyerapan tenaga kerja yang biota laut hanya pantai Kukup, Drini dan
relatif tinggi dibanding sektor yang lain. Sepanjang. (Damayanti & Ayuningtyas,
(Rahayu & Santoso, 2014) 2008).
Pembangunan ekonomi yang ber- Pantai-pantai tersebut sebagai
dasarkan pada sektor unggulan akan kawasan potensial untuk meningkatkan
mempengaruhi percepatan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat melalui sektor
ekonomi dan perubahan mendasar pariwisata. Keberadaan pantai tersebut
dalam struktur ekonomi. Suatu sektor memenuhi ketentuan sebagai tujuan
ekonomi dapat dikategorikan sebagai wisata karena memiiliki sejumlah atraksi,
sektor unggulan apabila sektor di tersebut aksesibilitas, fasilitas, harga dan brand
mampu bersaing dengan sektor yang image (Gunawan, 2010). Kesediaan
sama yang dihasilkan oleh wilayah lain. fasilitas, seperti tempat parkir, kamar
(Dahuri dkk., 2004). Sektor unggulan yang mandi, mushola, warung,dan penginapan.
memiliki Gunungkidul adalah wisata alam Demikian juga fasilitas pendukung seperti
di kawasan pantai. tempat sampah, papan informasi, papan
Kunjungan wisatawan di Gunung- petunjuk, dan petugas keamanan/SAR.
kidul menunjukkan peningkatan dari tahun Akses menujuk kawasan wisata yang
ke tahun. Kenaikan jumlah wisatawan yang aman dan nyaman perlu disediakan dalam
berkunjung tidak lepas dari meningkatnya usaha meningkat jumlah kunjungan wisata
jumlah obyek wisata diberbagai tempat di kawasan pantai (Juniati & Dwitasari,
di Gunungkidul. Tabel 1 menunjukkan 2015; dan Adinugroho, 2017).
kenaikan wisatawan manacanegara dan

Tabel 1
Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik
Wisatawan
Tahun Jumlah
Mancanegara Domestic
2011 1,299 615,397 616,696
2012 1,800 998,587 1,000,387
2013 3,751 1,333,687 1,337,438
2014 3,060 1,952,757 1,955,817
2015 4,125 2,638,634 2,642,759
2016 3,891 2,989,006 2,992,897
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, 2017
Agriekonomika, 8(1) 2019: 81-92 | 83

Beberapa penelitian tentang Ritohardoyo (2012), mengungkap


potensi ekonomi di kawasan Pantai Selatan peningkatan keberagaman obyek
Gunungkidul telah dilakukan oleh beberapa wisata di kawasan pantai menyebakan
peneliti. Dalam penelitian Adinugroho perkembangan permukiman di daerah
(2016) menemukan bahwa pantai Selatan pesisir. Hasil penelitian menunjukkan
memiliki potesi dalam mengembangkan adanya peningkatan luas lahan per-
kegiatan perikanan walaupun masing- mukiman, jumlah bangunan rumah, dan
masing kawasan pantai memiliki potensi peningkatan kualitas bangunan rumah,.
pengembangan yang berbeda. Penelitian Keadaan ini terjadi karena meningkatnya
ini selaras dengan penelitia Sahubawa kesejahteraraan masyarakat yang di-
dkk. (2015), yang menunjukkan bahwa sebabkan oleh optimalisasi potensi wisata
kawasan pesisir Selatan DIY yang di kawasan pantai. Sehingga, menjadikan
memiliki sumber daya kelautan bernilai masyarakat cenderung tinggal didekat
ekonomis penting yaitu: Kulon Progo, yaitu pantai.
Congot dan Galagah-Karangwuni; Bantul, Damayanti & Ayuningtyas (2008),
yaitu Pandansimo, Kuwaru, Depok dan menemukan karakteristik lingkungan
Parantritis; Gunungkidul, yaitu Sadeng, pantai kars Gunungkidul berbeda-beda
Wediombo, Siung, Sundak/Indrayanti, menyebabkan perbedaan pemanfaatan
Drini, Baron, Ngerenehan, Gesing dan masing-masing pantai. Hasil penelitian ini
Purwosari. Dari penelitian tersebur di- sama dengan penelitian Nugroho (2005),
temukan bahwa komoditi unggulan Pantai yang menemukan bahwa karakter non fisik
Selatan Gunungkidul lebih beragam yang dikaji meliputi; fasilitas, aksesibilitas
seperti tuna, cakalang, tongkol, marlin, atraksi wisata dan jumlah pengujung.
dan lemadang, ikan pelagis dan demersal Pantai yang memiliki keunggulan
kecil, seperti layur, kakap, manyung dan karakteristik fisik adalah pantai Kukup
lobster. dan pantai Krakal. Pantai yang memiliki
Yuliandi (2014), menunjukkan keunggulan karakteristik non fisik adalah
nelayan memiliki peran strategis untuk pantai Glagah, Parangtritis, Baron, Kukup
mendorong pertumbuhan ekonomi meski- dan Sadeng dan pantai yang memiliki
pun kondisi nelayan rata-rata masih memiliki keunggulan fisik dan non fisik adalah pantai
pendapatan yang rendah. Keadaan ini Kukup. Dan, pantai wisata yang memiliki
disebabkan pengelolaan sektor unggulan karakteristik fisik ideal lebih banyak
masyarakat di daerah pantai belum optimal dikunjungi wisatawan dibandingkan pantai
sebagai sumber pendapatan masyarakat. lainnya adalah Kukup dan Krakal.
Masyarakat masih memiliki pemahaman Penelitian ini memiliki tujuan untuk
pengelolaan sektor unggulan berdasarkan mengetahui potensi wisata, sarana dan
tradisi atau turun temurun. Disamping itu, prasarana, sosialisasi potensi, sarana
upaya pemerintah untuk terlibat dalam layanan, jenis lapangan kerja di pantai
pengelola diperlukan dalam memberikan Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal,
pemahaman terhadap potensi ekonomi Ngandong, dan Sundak. Kemudian, potensi
di lautan. Sumber kekayaan laut menjadi wisata yang dapat dikembangkan untuk
daya tarik investor dalam membantu meningkatkan pendapatan masyarakat di
penyediaan sarana dan prasarana untuk kawasan lima pantai tersebut.
membantu masyarakat yang dibutuhkan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi METODE PENELITIAN
masyarakat kawasan pesisir selatan Obyek penelitian ini adalah pantai Baron,
propinsi DIY. Keterlibatan masyarakat Kukup, Sepanjang, Drini dan Sadranan.
dalam mengoptimalkan sektor unggulan Alasan pemilihan lima pantai ini karena
kawasan pantai menjadi bagian penting kelima pantai tersebut terletak berdekatan
dalam meningkatkan pendapatan ma- kurang lebih 1 km dari satu pantai dengan
syarakat (Denia & Suryanti 2017). pantai yang lain di wilayah Kemadang,
84 | Heri Sudarsono & Indah Susantun, Potensi Wisata di Kawasan Pantai Selatan

Tanjung Sari, Gunung Kidul. Disamping kegiatan layanan, seperti keberadaan


itu, masing-masing pantai memiliki leaflet, papan informasi, papan penunjukan
karakater yang berbeda dari sisi usia arah, pemandu wisata, pos keamanan dan
pengembangan, wisatawan yang datang, penjaga pantai.
fasilitas yang dimiliki dan potensi ekonomi Tahap kelima adalah mengetahui
yang dikembangkan. jenis lapangan kerja masyarakat di kawasan
Responden penelitian ini adalah pantai. Adapun pertanyaan diajukan
perangkat desa, masyarakat yang bekerja berhubungan dengan jenis pekerjaan,
di kawasan pantai dan wisatawan pantai pendapatan, pekerjaan sampingan, jumlah
Baron, Kukup, Sepanjang, Drini dan keluarga dan rencana tindak lanjut.
Sadranan. Data diperoleh melalui teknik Tahap keenam adalah mengetahui
wawancara dan kajian dokumen. Adapun pengembangan potensi wisata. Adapun
survai dilakukan di lokasi, sedangkan pertanyaan yang diberikan adalah tentang
kajian dokumen diperoleh dari laporan keberlanjutan jenis pekerjaan masyarakat
tahunan pemerintah daerah Gunungkidul, dengan harus mempertimbangkan potensi
Badan Pusat Statistik (BPS) Gunungkidul wisata yang dimiliki pantai Baron, Kukup,
dan penelitian-penelitian tentang potensi Sepanjang, Drini, dan Sadranan.
ekonomi di kawasan pantai Gunugkidul.
Tahap awal penelitian ini adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
meindentifikasi potensi ekonomi Adapun Potensi wisata yang ada di pantai pantai
pertanyaan yang diajukan adalah Baron, Kukup, sepanjang, Drini, Krakal,
berhubungan dengan potensi ekonomi Ngandong, dan Sundak belum berpengaruh
pantai. Potensi wisata terdiri dari potensi terhadap pendapatan masyarakat.
alam, budaya, dan aksesibilitas. Untuk Hal ini dikarenakan masyarakat belum
potensi alam, seperti pasir putih, mampu optimalkan potensi wisata di
pulau karang, snorkeling, biota laut, kawasan pantai. Masyarakat belum
rumput laut, sungai bawah tanah dan memahami memanfaatan ekonomi
mecusuar. Sedangkan potensi budaya dari potensi wisata yang dimiliki pantai
seperti, aktraksi tradisi, atraksi seni dan setiap pantai. Rendahnya memampuan
aksesibilitas menuju kawasan pantai. masyarakat dalam memahami potensi
Tahap kedua adalah mengetahui wisata di kawasan pantai dipengaruhi
sarana dan prasarana yang tersedia di oleh rendahnya intensitas sosialisasi
kawasan pantai. Adapun pertanyaan pemerintah untuk memanfaatkan potensi
adalah berhubungan sarana dan prasaran wisata secara optimal. Sosialisasi dalam
yang sudah tersedia untuk kepentingan bentuk diskusi, workshop dan pelatihan
wisatawan, seperti tempat parkir, kamar diperlukan untuk mendukung masyakarat
mandi, mushola, warung, gazebo, lebih mampu memanfaatkan potensi di
penginapan, sarana informasi dan tempat kawasan pantai.
sampah. Potensi wisata di pantai Baron,
Tahap ketiga adalah mengetahui Kukup, Sepanjang, Drini dan Sandaran
model sosialisasi potensi wisata di yang bisa di optimalkan menjadi sumber
kawasan pantai. Adapun pertanyaan pendapatan masyarakat antara lain melalui
diberikan berkaitan keberadaan kegiatan- pengembangan antraksi alam, atraksi
kegiatan yang pernah dilakukan untuk tradisi, atraksi seni dan aksebilitas. Pantai
menarik wisatawan, seperti; olah raga, Sadranan memiliki atraksi alam yang
wibesite, kerjasama dengan penginapan, lebih banyak dibanding pantai lain, seperti
pemasangan baliho dan lain sebagainya keberadaan pasar putih, pulau karang,
Tahap keempat adalah berhubungan snorkeling dan biota laut. Pantai Kukup,
dengan ketersediaan layanan yang telah Sepanjang, Drini dan Sandranan memiliki
dilakukan untuk wisatawan. Adapaun kesamaan atraksi alam seperti pasar
pertanyaan adalah berhubungan dengan putih, dan pulau karang. Sedangkan pantai
Agriekonomika, 8(1) 2019: 81-92 | 85

Baron termasuk memiliki atraksi alam yang Masing-masing pantai memiliki


relatif lebih sedikit dibanding empat pantai masalah aksebilitas yang berbeda, untuk
yang lain namun pengembangan pantai pantai Baron, Kukup dan Drini relatif lebih
Baron sebagai tempat kunjungan wisatan baik sarana transpostasnya dibanding
relatif maju dengan didirikannya Mercu dengan pantai Sepanjang dan Sadranan.
Suar dan Technopark. Keadaan ini disebabkan pantai yang sudah
Atraksi tradisi dan seni yang lama dikenal masayarakat cenderung
berupa larungan, labuhan, nyadaran dan memiliki aksesibilitas yang lebih baik
sedekah laut yang dilakukan pada bulan dibanding pantai yang baru dikenal. Pantai
Muharam menjadi daya tarik wisatawan di yang mudah dan nyaman dijangkau
lima pantai. Setiap pantai memiliki nama oleh kendaraan pribadi dan umum akan
yang berbeda tetapi kelima kegiatan tradisi meningkatkan kunjungan wisatawan ke
tersebut memiliki kesamaan. Atraksi tradisi daerah tersebut. Pantai Sepanjang belum
cenderung sebagai kegiatan rutin setiap nyaman digunakan wisatawan dikarena
tahun yang belum mampu mengoptimalkan jalan menuju tempat atraksi alam belum
kedatangan wisatawan. Pengelolaan beraspal sehingga mengurangi daya tarik
tradisi tahunan belum di kemas dengan wisatawan datang di pantai tersebut.
menarik untuk wisatawan. Atraksi seni Apabila wisatawan mudah menjangkau
yang diselengarakan pada waktu larungan, kawasan pantai maka meningkatkan
labuhan, nyadaran dan sedekah laut pendapatan masyarakat.
harus mengakomodasi seni masyarakat
daerah untuk mengurangi penampilan seni Sarana dan Prasarana Wisata
yang hanya mengexploitasi sensualitas. Keberadaan sarana dan prasarana pantai
Sosialiasasi atraksi tradisi dan seni perlu belum dianggap memberikan pengaruh
dilakukan secara terbuka melalui media terhadap pendapatan karena sarana dan
on line yang bisa diakses oleh berbagai prasarana belum cukup memadai dalam
kalangan. mendukung meningkatnya pendapatan

Tabel 2
Potensi Ekonomi
Atraksi Jenis Baron Kukup Sepanjang Drini Sadranan
Atraksi Alam Pasir putih - ν Ν ν ν
Pulau karang - ν ν ν ν
Snorkeling - - - - ν
Biota laut - ν - ν ν
Rumput laut - - - ν -
Sungai bawah tanah ν - - - -
Situs bersejarah - - ν - -
Mercusuar ν - - - -
Tecnopart ν - - - -
Aktraksi Tradisi Larungan - - - ν -
Labuhan - ν - - -
Nyadran - - - - ν
Sedekah Laut ν - - - -
Atraksi Seni Seni music ν ν ν ν ν
Seni tari ν ν ν ν ν
Aksesibilitas Mudah di jangkau ν ν ν ν ν
Jalan beraspal ν ν - ν ν
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
86 | Heri Sudarsono & Indah Susantun, Potensi Wisata di Kawasan Pantai Selatan

masyarakat. Penyediaan sarana dan umum dan warung makan. Pantai Drini
prasarana di pantai Kukup, Drini dan memiliki kesamaan sarana dan prasarana
Sadranan sudah memenuhi kebutuhan dengan pantai Baron dan pantai Kukup.
dasar wisatawan. Masing-masing pantai Pantai Drini terdapat fasilitas area parkir
memilik sarana dan prasarana seperti yang cukup luas, kamar mandi, tempat
tempat parkir, kamar mandi dan toilet, ibadah atau mushola, warung makan yang
mushola, warung/lapak, sarana informasi terletak di sekitar pantai, terdapat gazebo
dan spot foto. Namun setiap pantai memiliki dan penginapan. Terdapat beberapa
sarana dan prasarana dengan kwalitas warung makan yang menyediakan aneka
dan kwantitas berbeda. hidangan seafood.
Pantai Baron, Kukup, Drini dan Pantai Sepanjang terdapat kamar
Sadranan memiliki sarana dan prasarana mandi, tempat parkir masih sangat sempit,
relatif lebih lengkap dengan kwalitas yang masjid, serta warung untuk berjualan.
lebih baik. Sedangkan Pantai Sepanjang Pantai Sepanjang untuk pedagang yang
dan Sandranan sebagai pantai walaupun menjual hasil kerajinan dan cinderamata
memiliki fasilitas lengkap namun belum belum ada dikarenakan wisatawan yang
memenuhi kebutuhan wisatawan. Ke- berkunjung ke obyek ini masih minim.
beradaan pantai Sepanjang dan Sadranan Kondisi pantai Sepanjang yang relatif
yang relatif baru menyebabkan penyediaan baru tidak jauh beda dengan pantai
sarana seperti parkir, jalan dan penginapan Sadranan. Pantai Sadranan terdapat
belum cukup baik. Parkir masih sempit rumah makan yang menyediakan menu
dan belum tertata dengan baik sedangkan seafood sampai toilet dan kamar mandi
jalan menunjuk pantai Sepanjang dan juga sudah tersedia. Pantai Sadranan
Sadranan belum nyaman untuk digunakan relatif lebih ramai dikunjungi wisatawan
untuk angkutan umum. Demikian pula daripada pantai Sepanjang dikarenakan
dengan penyediaan penginapan untuk terdapat atraksi alam biota laut yang dapat
mengunjung belum cukup tersedia. disaksikan melalui snorkeling.
Pantai Baron terdapat tempat parkir Sarana dan prasarana perlu pemeliharaan
yang cukup luas, kamar mandi, dan mushola dan dikelola secara ber-kesinambungan
untuk beribadah. Tersedia pula restoran sehingga visualisasi potensi pantai bisa
dan warung-warung kecil yang menyajikan ditangkap wisatawan secara langsung.
berbagai sajian. Sarana dan prasarana Pemeliharaan sarana dan prasarana di
pantai Baron tidak beda jauh dengan beberapa pantai cenderung belum baik,
pantai Kukup. Pantai Kukup terdapat seperti tempat parkir yang belum tertata
banyak sekali warung atau pedagang kaki dan memadai, kamar mandi yang kotor
lima yang menjual cenderamata. Tempat dan aroma yang tidak enak, mushola
parkir yang luas, musolla, kamar mandi yang kotor dan sempit, warung lapak yang
Tabel 3
Sarana dan Prasarana Pantai
Sarana dan Prasarana Baron Kukup Sepanjang Drini Sadranan
Tempat parkir ν ν ν ν Ν
Kamar mandi/WC ν ν ν ν Ν
Mushola/masjid ν ν ν ν Ν
Warung/lapak ν ν ν ν Ν
Gazebo/gubuk/saung - ν ν ν Ν
Penginapan ν ν ν ν Ν
Tempat sarana informasi ν ν ν ν Ν
Tempat sampah ν ν ν ν Ν
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Agriekonomika, 8(1) 2019: 81-92 | 87

dibuat seadanya, gazebo yang didirikan Kegiatan tersebut diinisiasi oleh pemerintah
sembarangan, penginapan dengan dan masyarakat setempat Berbagai
fasilitas yang kurang memadai, sarana macam kegiatan untuk memperkenalkan
informasi yang tidak lengkap dan tidak ada pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini
dan spot foto yang tidak tepat. Sarana dan dan Sadranan kepada wisatawan dari
prasarana yang baik akan meningkatkan berbagai daerah, seperti kegiatan olah
kenyamanan wisatawan untuk berkunjung raga, pembuatan wibesite dan jejaring
tetapi apabila sarana dan prasarana tidak sosial, kerjasama dengan penginapan dan
terkelola dengan baik akan menghalangi pemasangan baliho/reklame.
keindahan atraksi alam, tradisi dan seni Kegiatan olah raga dan hiburan
yang terdapat di kawasan pantai. dilakukan setiap waktu oleh pengelola
Penyediaan dan pengelolaan pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini
sarana dan prasarana yang baik perlu dan Sadranan. Kegiatan olah raga dibuat
dilakukan untuk meningkatkan wisatawan semacam festival atau lomba untuk
dari berbagai daerah. Sarana dan menarik berbagai kalangan untuk terlibat.
prasarana yang lengkap, bersih, aman dan Kegiatan olah raga seperti festival layang-
nyaman akan menarik wisatawan bukan layang, lomba voli pantai dan sebagainya.
hanya wisatawan lokal maupun nasional Kegiatan tersebut biasa dilakukan di pantai
tetapi juga internasional. Penyediaan yang memiliki area pantai yang cukup
sarana dan prasarana setiap pantai luas seperti pantai Sepanjang. Kegiatan
perlu dibuat standar yang sama untuk promosi lewat seni yang dilakukan untuk
menjaga kwalitas pelayanan setiap pantai menarik perhatian wisatawan untuk
pada wisatawan. Peningkatan kunjungan berkunjung di pantai. Kegiatan seni
wisatawan akan meningkatkan permintaan bisanya dilakukan pada hari libur atau
terhadap barang dan jasa yang dijual oleh pada waktu-waktu tertentu. kegiatan seni
masyarakat setempat sehingga mampu yang dimaksud seperti jatilan, campursari
meningkatkan pendapatan masyarakat. dan menari.
Pantai Baron Kukup, Sepanjang,
Sosialisasi Potensi Wisata Drini dan Sadrana memanfaatkan internet
Promosi sebagai usaha untuk mem- untuk mempromosikan atraksi pada
perkenalkan pantai Baron, Kukup, masing-masing pantai. Promosi melalui
Sepanjang, Drini dan Sadranan kepada internet melalui pembuatan wibesite
masyarakat daerah maupun luar daerah dan jejaring sosial dimanfaatkan oleh
mampu meningkatkan pendapatan kun- lima pantai karena dianggap efektif dan
jungan wisatawan. Banyaknya wisatawan efisien dalam menyampaikan pesan
yang datang ke pantai dikarenakan menyampaikan pesan kepada orang lain
mendapatkan informasi dari berbagai dan khalayak. Pemanfaataan internet
kegiatan. Walaupun setiap pantai men- untuk mempromosikan potensi pantai
gunakan cara yang berbeda untuk mem- memiliki posisi strategis dikarenakan
perkenalkan potensi pantai yang dimiliki. pemanfaatan internet memiliki beberapa

Tabel 4
Sosialisasi Potensi Wisata
Bentuk Kegiatan Baron Kukup Sepanjang Drini Sadranan
Kegiatan olah raga dan seni ν ν ν ν Ν
Wibesite dan jejaring sosial ν ν ν ν Ν
Kerjasama dengan pengina- ν ν ν ν Ν
pan
Pemasangan baliho/reklame, ν ν ν ν Ν
Sumber: info media, FGD dan survei tempat 2017
88 | Heri Sudarsono & Indah Susantun, Potensi Wisata di Kawasan Pantai Selatan

kelebihan seperti internet lebih murah terhadap obyek wisata pantai. Promosi
dibanding dengan media promosi lain, dilakukan dengan berbagai cara dengan
internet lebih cepat memberi informasi media yang berbeda sebagai cara
kepada khalayak, tampilan internet dalam untuk memenuhi keingian wisatawan.
menyampaikan informasi bisa beragam Dengan meningkatnya promosi maka
dan bisa disesuaikan dengan segmen jumlah wisatawan akan bertambah
pasar, dan internet bisa diakses oleh dan bertambahnya wisatwasn menjadi
semua masyarakat tidak terbatas oleh potensi untuk meningkatnya pendapatan
wilayah tertentu. masyarakat.
Bekerjasama dengan penginapan,
restoran, perusahaan penyedia jasa Sarana Layanan Wisata
pariwisata dan transportasi. Pemilik pe- Pelayanan bagi wisatawan diperlukan
nginapan, restoran, perusahaan jasa untuk memberikan kenyamanan dan
pariwisata merupakan mitra bagi pengelola keamanan bagi wisatawan. Wisatawan
pantai untuk meningkatkan pengetahuan yang merasa nyaman dan aman pada saat
dan pemahaman masyarakat terhadap berkunjung akan membuat wisatawan
potensi pantai melalui program promosi lebih lama berkunjung di pantai,
yang dibuat. Program promosi yang wisatawan akan kembali berkunjung di
dilakukan penginapan melalui diskon pantai di lain waktu dan wisatawan akan
harga paket menginap di kawasan pantai. menginformasikan kepada keluarga,
Program yang ditawarkan penyedia kerabat dan temanya untuk berkunjung
jasa pariwisata dan transportasi berupa ke pantai. Bentuk pelayanan yang
diskon paket perjalanan menuju pantai. dibutuhkan wisatawan yaitu leaflet/pamlet
Dengan program promosi tersebut informasi tentang pantai yang dikunjungi,
akan meningkatkan jumlah wisatawan papan informasi atau pengumuman bagi
berkunjung ke pantai sehingga me- wisatawan, tersedia papan menunjuk arah
ningkatkan pendapatan mitra dan atau tempat, pemandu wisata pantai, pos
masyaraka. keamanan, kesehatan dan tim SAR.
Pemasangan baliho dan reklame Pantai Baron, Kukup, Sepanjang,
di tempat-tempat strategis di luar kawasan Drinia dan Sandranan memiliki sarana
pantai. Baliho dan reklame merupakan pelayanan yang relatif lengkap. Walaupun
model konvensional yang bisa digunakan setiap pantai memiliki model pelayanan
untuk mempengaruhi masyarakat. Namun, kepada wisatawan yang berbeda antara
tidak semua pengelola pantai mengunakan satu dengan yang lain. Untuk leaflet atau
baliho dan reklame karena di anggap pamflet, papan informasi dan papan
mahal dan dianggap belum perlu. Baliho menunjuk arah ada disetiap plantai dan
dan reklame untuk beberapa pantai bukan sifat sarana layanan tersebut bersifat
media pokok untuk mempromosikan permanen. Sedangkan layanan pemandu
potensi pantai karena dianggap kurang wisata, keamanan dan SAR tidak setiap
efektif dibanding promosi melalui internet. hari ada di tempat. Pemadu wisata,
Pengunaan baliho dan reklame biasanya keamaan dan SAR ada dikawasan pantai
dilakukan pada saat ada kegiatan-kegiatan biasanya pada waktu hari libur atau pada
tertentu dan penempatan baliho dan waktu banyak wisatawan yang berkunjung
reklame tidak jauh dari kawasan pantai. Namun keberadaan sarana yang
Usaha tersebut perlu dilakukan digunakan untuk melayani kebutuhan
semua pantai untuk meningkatkan wisatawan tidak akan membuat wisatawan
pengetahuan dan pemahaman wisatawan aman dan nyaman jika tidak sesuai
perlunya pengunjungi pantai tersebut. dikelola dengan baik. Informasi leaflet dan
Promosi yang dilakukan secara pamflet, papan informasi, papan penunjuk
terus menerus sebagai usaha untuk arah yang kurang terpelihara dengan baik
mempengaruhi pandangan masyarakat menjadikan kawasan pantai kurang indah.
Agriekonomika, 8(1) 2019: 81-92 | 89

Beberapa informasi yang kurang update di sendiri. Di sampng itu, wisatawan jarang
papan pengumuman dan papan menunjuk mengalami masalah keamanan ketika
arah dan tempat dan cenderung kurang berkunjung sehingga menjadi petugas
dipedulikan membuat wisatawan kurang keamaan tidak begitu diperlukan. Tim SAR
nyaman. Setiap pantai hampir memiliki juga belum banyak memiliki peran untuk
masalah yang sama dalam penyediaan membantu wisatawan karena wisatawan
sarana layanan kepada wisatawan, jarang menghadapi masalah, seperti
baik dalam hal pemeliharaan saran dan terseret ombak dan lannya.
infomasi. Penyediaan sarana pelayanan
Pemadu wisata, keamanan dan yang lengkap akan membangun citra baik
SAR tidak setiap saat ada di tempat dan bagi pantai. Namun demikian, kurang
jumlah pemadu wisata, keamanan dan terpeliharan sarana layanan disebabkan
jumlah SAR sering kali kurang memadai. penyediaan sarana layanan diserahkan oleh
Keberadan pemadu wisata, keamanan masyarakat setempat, peran pemerintah
dan SAR tidak banyak diperlukan bagi belum optimal dalam mengelolaa kawasan
wisatawan dikarenakan tidak banyak pantai, minim bantuan sponsor berkaitan
masalah yang dihadapi wisatawan. dengan penyediaan sarana layanan dan
Pemadu wisata kurang dimanfaatkan butuh biaya yang tidak sedikit berkaitan
wisatawan dikarenakan wisatawan lebih dengan pemeliharaan sarana pelayanan
nyaman menikmati pemandangan pantai tersebut.

Tabel 5
Sarana Layanan
Bentuk Layanan Baron Kukup Sepanjang Drini Sadranan
Leaflet/pamlet pantai ν ν ν Ν ν
Papan informasi/pengumuman ν ν ν Ν ν
Papan penunjukan arah ν ν ν Ν ν
Pemandu wisata/guide ν ν ν Ν ν
Pos keamanan - ν ν Ν ν
Penjaga pantai/SAR ν ν ν Ν ν
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Tabel 6
Jenis Lapangan Kerja
Pekerjaan Baron Kukup Sepanjang Drini Sadranan
Nelayan ν - - - -
Pedagang ν ν ν ν Ν
Petugas TPI ν - - - -
Penjaga parkir ν ν ν ν Ν
Penjaga kamar mandi/wc ν ν ν ν Ν
Menyewa payung/tikar ν ν ν ν Ν
Menyewa snorkeling - - - - Ν
Pemandu snorkeling - - - - Ν
Menyewa gazebo/inapan ν ν ν ν Ν
Petugas kebersihan ν ν ν ν Ν
Petugas pantai/keamanan ν ν ν ν Ν
Fotografer - ν - Ν
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
90 | Heri Sudarsono & Indah Susantun, Potensi Wisata di Kawasan Pantai Selatan

Jenis Lapangan Kerja persewaan gazebo menjadi pekerjaan


Perkembangan kegiatan wisata pantai yang dipilih oleh masyarakat di pantai
Baron, Kukup, Sepanjang, Drini dan Baron, Kukup, Sepanjang, Drini dan
Sandranan membawa pengaruh terhadap Sadranan.
mata pencaharian penduduk setempat. Seiring dengan berkembangnya
Pekerjaan sebagai pedagang lebih kawasan pantai membuat sebagian
mendominasi dibandingkan dengan masyarakat yang bekerja sebagai buruh
pekerjaan yang lainnya. Munculnya jenis di luar daerah kembali ke daerahnya untuk
pekerjaan baru seperti penyedia jasa membuka usaha. Berkembangnya sarana
payung, pemandu snorkeling, petugas dan prasarana dan berbagai jenis layanan
kebersihan, petugas TPI, dan penjaga menjadikan masyarakat memiliki peluang
parkir juga diakibatkan oleh perkembangan mendapat penghasilan dari berbagai jenis
kawasan wisata pantai. Adanya penyedia pekerjaan di kawasan pantai. Pedagang
jasa payung dan pemandu snorkeling makanan dan minuman menjadi pilihan
diakibatkan oleh berkembangnya pantai utama di pantai Baron, Kukup, Sepanjang,
Sadranan sehingga memberikan peluang Drini dan Sadranan. Pedagang merupakan
usaha bagi masyarakat. Jenis pekerjaan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh
penjaga parkir juga mengindikasikan siapapun tanpa memandang gender atau
berkembangnya kawasan wisata pantai jenis kelamin, dan tidak membutuhkan
Baron, Kukup dan Drini dan saat ini sudah pendidikan yang tinggi serta keterampilan
dibangun fasilitas parkir yang cukup luas khusus sehingga sesuai dengan tingkat
sehingga memberikan peluang kerja pada pendidikan masyarakat. (Nafisah &
masyarakat sekitar untuk menjadi penjaga Sukarniati, 2015).
parkir.
Sama halnya dengan petugas Pengembangan Potensi Wisata
kebersihan, berkembangnya kawasan Kegiatan ekonomi masyarakat kawasan
pantai mengakibatkan dibutuhkannya pantai lebih didominasi sebagai pedagang
petugas kebersihan. Begitu juga dengan makanan dan minuman. Kegiatan ekono-
petugas TPI dikawasan wisata pantai mi yang lain berupa penyedia jasa untuk
Baron dikembangkan oleh Pemda sebagai parkir dan kamar mandi umum. Setiap
kawasan wisata berbasis penangkapan kegiatan ekonomi di kawasan pantai
ikan sehingga memunculkan pekerjaan dipengaruhi oleh waktu, seperti mencari
baru bagi masyarakat untuk menjadi ikan dipengaruhi oleh musim. Untuk
petugas TPI. Persewaan kamar mandi kegiatan jualan biota laut, jualan makanan-
dan toilet, persewaan paying, tikar dan minuman, jasa parkir, persewaan
Table 7
Prospek Lapangan Kerja
Pekerjaan Baron Kukup Sepanjang Drini Sadranan
Nelayan/mancing ν - - - -
Pedagang makanaan/minuman ν ν ν ν ν
Pengkrajin cinderamata ν ν ν ν ν
Persewaan gazebo/penginapam - ν ν ν ν
Persewaan Diving/snorkeling - - ν - ν
Seniman/penyanyi/penari ν ν ν ν ν
Penyewa Kamar mandiri/toilet - - - - ν
Petugas parkir - - - - ν
Petani/peladang/peternak - - ν - -
Petugas tiket - - - - -
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Agriekonomika, 8(1) 2019: 81-92 | 91

tikar payung, dan kamar mandi umum SIMPULAN


dipengaruhi oleh hari. Pada musim libur Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini
terutama hari sabtu-minggu, hari libur dan Sadranan memiliki potensi wisata
sekolah dan hari libur nasional pendapatan yang tidak jauh berbeda. Masyarakat di
masyarakat meningkat. Namun, pada kawasan pantai memiliki peluang untuk
saat hari senin sampai jumat penghasilan lebih sejahtera dengan memanfaat potensi
masyarakat menurun karena pengunjung wisata di setiap pantai. Optimalisasi
pantai relatif sedikit. pengelolaan kawasan pantai harus di-
Pada saat pengunjung pantai dukung oleh penyediaan sarana dan pra-
sedikit sebagian masyarakat yang memiliki sarana yang sesuai dengan kebutuhan
tanah dan hewan akan mengalihkan wisatawan sehingga wisatawan akan me-
perhatian pada mengelola tanah dan rasa aman dan nyaman. Sosialisasi wisata
hewan yang dimiliki. Pertanian yang dilakukan oleh setiap pantai dilakukan
dikelola oleh masyarakat kelima pantai melalui berbagai kegiatan, seperti
seperti padi, jagung, ketela dan kedelai. olahraga dan seni, informasi melalui
Sedangkan jenis hewan yang dimiliki wibesite, kerjasama penginapan dan
masyarakat di lima pantai tersebut seperti hotel, pemasangan baliho dilakukan oleh
kambing dan sapi. setiap pantai cukup berpengaruh terhadap
Produksi pertanian belum dikelola peningkatan jumlah wisatawan. Sarana
secara optimal karena pengelolaan layanan disediakan membuat wisatawan
pertanian didasarkan hanya untuk lebih nyaman, seperti penyediakan leaflet,
memanfaatkan tanah yang sudah ada papan informasi, papan menunjuk jalan,
sehingga hasil pertanian tidak maksimal. pemandu wisata dan pos keamanan.
Dan para petani ini hanya menanam pada Jenis pekerjaan yang berhubungan
musim penghujan karena pada saat musim dengan potensi alam, tradisi dan seni di
kemarau tumbuhan-tumbuhan disekitar setiap kawasan pantai memiliki potensi
pantai kebanyakan mati kekeriangan menjadi sumber pendapatan utama
karena tidak ada air dan terkena udara dalam jangka panjang. Masyarakat di
panas dari pantai. Maka kebanyakan kawasan pantai Baron, Kukup, sepanjang,
petani di pantai kalau musim kemarau Drini, Krakal, Ngandong, dan Sundak
mereka mencari rumput laut untuk dijual memiliki potensi untuk mengembangkan
ke pabrik untuk pembuatan tali raffia dan pekerja sebagai pedagang makanan
senar. dan minuman, pengrajin souvenir dan
Dari kelima pantai menunjukkan seniman. Sementara itu, Pantai Sadranan,
kegiatan ekonomi di kawasan pantai kemudian Sepanjang dan disusul Baron,
yang cukup potensial di masa depan Kukup dan Drini merupakan pantai yang
adalah pedagang makanan dan minuman, paling banyak jenis peluang pekerjaan
pengkrajin cinderamata, persewaan dalam jangka panjang di banding dengan
penginapan, seniman penyanyi dan pantai lain. Pantai Sandranan dan
penari. Pekerjaan tersebut memiliki potensi Sepanjang merupakan pantai yang relatif
besar dalam meningkatkan pendapatan baru dan memiliki banyak potensi wisata
masyarakat di masa depan. Sedangkan yang belum dikelola dengan baik.
pekerjaan seperti persewaan kamar mandi
dan toilet, petugas parkir dan petugas DAFTAR PUSTAKA
tiket walaupun bisa bertahan lama tetapi Adinugroho, G. (2017). Hubungan
kesejahteraan masyarakat pada pekerjaan Perkembangan Wisata terhadap
tersebut relatif stagnan. Sedangkan Ekonomi Wilayah di Gunungkidul
masyarakat yang bekerja sebagai petani Selatan. Journal of Regional and
dan peternak cenderung akan menurun di Rural Development Planning, 1(1),
masa depan dan masyarakat lebih banyak 16-27.
bekerja di kawasan pantai.
92 | Heri Sudarsono & Indah Susantun, Potensi Wisata di Kawasan Pantai Selatan

Adinugroho, G. (2016). Potensi Sub-Sektor Nugroho, M. T. (2005). Karakteristik Pantai


Perikanan untuk Pengembangan Pariwisata D.I Yogyakarta. Skripsi
Ekonomi di bagian Selatan Departemen Geografi, Fakultas
Gunungkidul. J. Sosek KP, 11(2), Matematika dan Ilmu Pengetahuan
173-183. Alam, Universitas Indonesia.
Dahuri, R. J., Rais, S. P., Ginting., dan Rahayu, E., & Santoso, E. B. (2014).
M. J. Sitepu. (2004). Pengelolaan Penentuan Pusat-pusat Per-
Sumberdaya Wilayah Pesisir dan tumbuhan dalam Pengembangan
Laut Secara Terpadu. Edisi Revisi. Wilayah di Kabupaten Gunungkidul.
Jakarta: Pradya Paramita. Jurnal Teknik Pomits, 3(2), 290-295.
Damayanti, A., & Ayuningtyas, R. (2008). Ritohardoyo, S. (2012). Perkembangan
Karakteristik Fisik dan Pemanfaatan Permukiman Perdesaan Kepesisiran
Pantai Karst Kabupaten Gunungkidul. Kabupaten Gunungkidul Daerah
Makara Teknologi, 12(2), 91-98. istimewa Yogyakarta. Patrawidya, 15
(4), 505-530.
Denia, M. F., & Suryanti, A. G. (2017).
Partisipasi Masyarakat dalam Sahubawa, l., Khakim. N., & Lasingdrang,
Pengembangan Wisata Bahari M, (2015). Kajian Sebarang
di Pantai Sadranan Kabupaten Potensi Ekonomi Sumber Daya
Gunungkidul Yogyakarta. Journal of kelautan di Pantai Selatan Daerah
Maquares, 6(4), 449-454. Istimewa Yogyakarta sebagai
Upaya Percepatan Investasi. Jurnal
Juniati, H., & Dwitasai, R., (2015).
Teknosains, 4(2), 101-198.
Pengembangan Angkutan Shuttle
Destinasi Wisata di kabupaten Yuliandi, I. (2014). Potensi Pembangunan
Guungkidul. Jurnal Penelitian Masyarakat Pesisir Selatan DIY
Transportasi Multimoda, 13(3), 147- Masalah dan Tantangannya.
158. Inferensi, 8(2), 479-500.
Nafisah, E. F., & Sukarniati. (2015).
Dampak Perkembangan Pariwisata
Kabupaten Gunungkidul terhadap
Kondisi Ekonomi Masyarakat
Sekitar. Jurnal Bisnis & Ekonomi, 13
(2), 105-115.

Anda mungkin juga menyukai