Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri perjalanan wisata pasca pandemi covid-19 bergerak dengan cepat


kemudian berdampak pada munculnya berbagai atraksi wisata yang baru serta dengan
sekejap menjadi sebuah destinasi wisata. Hal ini sejalan dengan munculnya berbgai
produk wisata yang telah dikemas dan disesuiakan dengan apa yang menjadi minat
dari wisatawan.
Kebiasaan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata bukan lagi hanya sebatas
keinginan saja melainkan sudah menjadi gaya hidup yang memiliki ketertarikan yang
berbeda-beda mulai dari yang tertarik dengan wisata alam seperti pegunungan dan
pantai, wisata budaya hingga pada wisata yang menantang (adventure).
Sejalan dengan munculnya berbagai produk wisata, pengemasan pada produk
tersebut juga semakin beragam sehingga wisatawan dapat memilih banyak paket
wisata yang ditawarkan oleh Travel Agent (TA) atau pun pada Biro Perjalanan Wisata
(BPW) dengan rute yang telah disusun dengan baik.
Menurut Abdullah & Prihastuti, (2022) saat ini industri pariwisata sudah mulai
melakukan peningkatan pada kualitas dalam memberikan pelayanan dengan
mengidentifikasi lebih awal pada keinginan wisatawan sebelum dan sesudah mereka
melakukan perjalanan. Dengan melakukan identifikasi pada aspek pergerkan
wisatawan tentu saja akan lebih mudah untuk memenuhi keinginan maupun kebutuhan
wisatawan khususnya dalam memilih produk wisata yang mereka inginkan.
Karena pada prinsipnya wisatawan kerap melakukan perbandingan pada kualitas
produk wisata yang mereka pilih tidak lain untuk memenuhi kepuasan yang mereka
akan dapatkan (Munawar, 2022).
Ada berbagai pilihan produk wisata yang dikemas dalam bentuk paket wisata yang
memuat berbagai komponen mulai dari atraksi, fasilitas, aksesibilitas hingga pada
pelayanan tambahan terutama pada wisatawan yang membeli paket wisata minat
khusus. Menurut Aini et al., (2019) paket wisata yang telah dikemas serta diberikan
harga akan lebih memudahkan para wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata ke
tempat tujuan.
Beragam pilihan destinasi wisata di Indonesia yang telah memiliki reputasi yang
cukup tinggi dengan memadukan antara wisata alam dan budaya dengan aksesibilitas
dan infrastruktur yang memadai. Tersedianya akomodasi, restoran hingga layanan
penunjang dengan berbagai kemudahan untuk dapat di akses langsung oleh
wisatawan.
Tidak dapat dipungkiri, pasca pandemi covid-19 tren perjalanan secara simultan
berubah dengan cepat dengan berbagai istilah yang baru seperti Healing, Staycation
hingga Revenge Tourism (Wisata Balas Dendam) yang merupakan wujud dari
keinginan wisatawan untuk melampiaskan hasrat perjalanan mereka yang tertahan
(Sudjana et al., 2021).
Sejalan dengan hal tersebut, fenomena dalam tren perjalanan wisata merujuk pada
konsep alam, konservasi dan peningkatan kesejahteraan sebagaimana yang telah
disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Bapak Sandiaga Salahuddin Uno dalam Bisnis News.id bahwa ada 3P
untuk mendukung pariwisata yang berbasis pada Alam (Planet) Orang (People) dan
Kesejahteraan (Prosperity) (Helmi, 2021).
Ketertarikan wisatawan untuk berkunjung ke destinasi pariwisata yang berbasis
alam sangat besar terbukti dengan ingginya minat wisatawan melakukan perjalanan ke
daerah-daerah yang diketahui memiliki keindahan alam yang mengagumkan serta
memiliki variasi kegiatan yang juga turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Terlibat dalam keidupan sosial, budaya, konservasi hingga pada pendidikan juga
kerap dilakukan oleh wisatawan terutama pada destinasi wisata alam yang dinilai
memiliki nilai untuk terus dijaga kelestariannya. Alam yang terdiri dari pegunungan,
wilayah perairan serta garis pantai memiliki keindahan tersendiri bagi wisatawan
terutama bagi mereka yang menyukai olahraga dan petualangan (Sport & Adventure).
Hasmida & Sudhartono, (2020) berpendapat bahwa wisata alam cenderung
dikategorikan pada petualangan didalam hutan (rimba), penelusuran gua hingga
penyelaman di samudera (diving). Setiap kegitan tersebut memiliki pengemasan dalam
bentuk paket wisata seperti jungle trekking dan paket wisata yang berbasis
kemaritiman.
Indonesia yang sejak dahulu diakui sebagai negara dengan gugusan pulau yang
indah, keanekaragaman budaya serta kehidupan masyarakat yang majemuk ditambah
sejarah terkait penjelajahan pelaut-pelaut dari suku bugis yang mengarungi samudera
meninggalkan berbagai jejak kebangaan yang melekat di tanah nusanatara.
Seperti halnya Sulawesi Selatan yang memiliki keindahan alam dan budaya tidak
lekang dengan nilai-nilai kemaritiman yang sejak dahulu menjadi kebangaan oleh
masyarakat dan terus dijaga melalui pelestarian kemaritiman dengan metode
konservasi dan pemetaan sejarah terkait kemaritiman yang juga dikelompokkan pada
destinasi wisata maritim atau destinasi wisata bahari.
Potensi berkembangnya destinasi wisata bahari di Sulawesi Selatan memiliki
peluang yang cukup besar apalagi tren perjalanan pasca pandemi covid-19
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kebutuhan wisatawan untuk berlibur
sekaligus memberikan kontribusi pada destinasi yang dikunjunginya. Salah satu tren
dalam perjalanan saat ini yakni wisatawan banyak tertarik pada kegiatan-kegiatan
wisata yang memiliki nilai tidak hanya pada kepuasan jasmani tetapi juga pada
pemenuhan kepuasan rohani sehingga perjalanan wisata tidak perlu identik dengan
kemewahan tetapi lebih kepada bagaimana pemenuhan hasrat didalam diri.
Eksistensi wisata bahari memberikan harapan dalam penguatan sosial serta
peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama pada masyarakat yang tinggal di
pesisir dan pulau-pulau yang ada di beberapa daerah di Sulawsi Selatan. Potensi
wisata bahari yang tersebar hampir di setiap kabupaten /kota di Sulawsi Selatan
memiliki ciri khas tersendiri baik dari struktur pulau hingga pada ragam budaya
masyarakatnya.
Setiap daerah yang memilki gugusan pulau dengan keindahan bawah laut serta
cerita dari kehidupan masyarakat diyakini menggugah semangat wisatawan untuk
menjelajahi setiap sudut keindahan alam bahari Sulawesi Selatan. Acmad Gani (2020)
dalam penelitianya terkait kepuasan wisatawan yang melakukan perjalanan wisata
bahari mendapat hasil yang maksimal dengan kepuasan dari wisatan terutama wisata
bahari. Penelitian tersebut dilakukan di Kota Makassar dengan beberapa sampel
wisatawan secara acak.
Selain penelitian yang dilakukan oleh Achmad Gani (2020) penelitian terkait wisata
bahari juga telah banyak di publikasikan dengan berbagai model dan pendekatan yang
sebahagian besar mengacu pada pengembangan pariwisata secara fisikal (Andian &
Aida, 2023; Handayani, 2021; Rote & Timur, 2020).
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk meneliti terkait model perencanaan
sebuah produk wisata bahari yang akan fokus pada destinasi wisata bahari di Sulawesi
Selatan meskipun penelitian terkait produk wisata juga telah banyak diteliti (Ariadi et al.,
2018; Arya Astina & Muliadiasa, 2018; Juliana & Sitorus, 2022; Sasongko et al., 2020).
Akan tetapi, fokus pada penelitian ini yakni merencanakan model produk wisata bahari
yang mengacu pada konsep N.E.W.A (Nature. Eco.Wellness. Adventure).
Pendekatan dengan konsep N.E.W.A (Nature. Eco.Wellness. Adventure) diayakini
dapat memberikan sebuah nuansa baru pada produk wisata bahari yang ada di
Sulawesi Selatan mengingat bahwa potensi kekayaan maritim yang dimilki sangat
besar. Konsep N.E.W.A (Nature. Eco.Wellness. Adventure) ini pertama kali di
kampanyekan memalui arahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bapak Sandiaga Salahuddin Uno dalam wawancara
ekslusif yang dilansir oleh Kompasiana.com. Beliau mengatakan bahwa konsep ini tidak
lain untuk menjaga keberlanjutan dan keseimbangan alam (Fadhilah, 2021).
Sejatinya konsep ini sudah diterapkan di berbagai destinasi di Indonesia sejak di
kampanyekannya di tahun 2021. Akan tetapi konsep ini hanya terbatas pada hotel dan
resort saja belum diterpakan secara menyeluruh pada aspek produk wisata yang
nantinya akan dikemas menjadi sebuah informasi dan pola perjalanan wisata, bahari di
Sulawesi. Sehingga harapan dari hasil penelitian ini nantinya dapat menciptakan produk
wisata bahari yang mengususng tema N.E.W.A (Nature. Eco.Wellness. Adventure) di
Sulawesi Selatan dan menjadi penciri yang berbeda dari destinasi wisata yang ada di
daerah yang lain.
1.2 Rumusan Masalah
Fenomena pada latar belakang menemukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pola perjalanan wisata saat ini di Sulawesi Selatan ?
2. Bagaimana potensi pengembangan pola perjalanan wisata di Sulawesi Selatan ?
3. Bagiamana model perencanaan produk wisata bahari dengan pendekatan
N.E.W.A (Nature. Eco.Wellness. Adventure) ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun secara terperinci tujuan penelitian dijabarkan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi pola perjalan yang selama ini dibuat Biro Perjalanan dalam
paket wisata yang ditawarkan kepada wisatawan.
2. Memetakan potensi pengembangan pola perjalanan wisata pada gugusan
kepulauan Spermonde di Kabupaten Pangkajene Kepulauan.
3. Merencanakan model produk wisata bahari sesuai dengan pendekatan N.E.W.A
( Nature. Eco.Wellness. Adventure)

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) dalam
memperkenalkan potensi pariwisata baharinya di sepanjang gugusan kepulauan
Spermonde.
2. Industri Biro Perjalanan Wisata di Sulawesi Selatan dalam mengembangkan
produk paket wisata yang lebih bervariasi memiliki kebaharuan.
3. Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan khususnya Dinas Pariwisata dalam
meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sulawesi Selatan.
4. Pengembangan ilmu pengetahuan pariwisata, khususnya bagi program studi
Usaha Perjalanan Wisata dalam meningkatkan perannya sebagai lembaga
pendidikan yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.
1.5. Definisi Istilah
1. Paket wisata adalah suatu rancangan perjalanan wisata yang sudah tersusun
secara tetap, dengan harga tertentu yang di dalamnya termasuk biaya-biaya untuk
akomodasi, pengangkutan, dan lain sebagainya. Namun pada penelitian ini
perencanaan paket wisata hanya sampai pada tahap penyusunan itinerary.
2. Pola perjalanan adalah struktur, kerangka dan alur perjalanan wisata dari satu titik
destinasi ke titik destinasi lainnya yang saling terkait, berisi informasi tentang
fasilitas, aktifitas, dan pelayanan yang memberikan berbagai pilihan perjalanan.
3. N.E.W.A kepanjangan dari Nature (alam), Ecotourism (ekowisata), Wellness
(kesehatan) dan Adventure (petualangan) adalah sebuah strategi yang digunakan
pada jasa hotel dan resort pada masa pandemik. Penelitian ini mencoba
mengimlementasikan strategi tersebut pada produk paket wisata
4. Potensi adalah kemampuan atau kualitas yang dimiliki seseorang atau sesuatu dan
belum dimanfaatkan secara maksimal. Pada penelitian yang dimaksudkan adalah
potensi daya tarik wisata di Kabupaten Pangkep.

Anda mungkin juga menyukai