Anda di halaman 1dari 19

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI ROPET DI PULAU

GILIYANG, KABUPATEN SUMENEP, MADURA, JAWA TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI

Oleh:

SYAHNAZ SABILA
NIM. 145080400111019

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI ROPET DI PULAU
GILIYANG, KABUPATEN SUMENEP, MADURA, JAWA TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan


di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya

Oleh:

SYAHNAZ SABILA
NIM. 145080400111019

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
PENGEMBANGAN WISATA PANTAI ROPET DI PULAU GILIYANG, KABUPATEN
SUMENEP, MADURA, JAWA TIMUR

(Syahnaz Sabila, Agus Tjahjono)

Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautaan
Universitas Brawijaya
Jl. Veteran No. 16 Malang, (0341) 553512
Email : syahnaz18@ymail.com

ABSTRAK
Saat ini, potensi pembangunan pada pulau-pulau kecil terbilang cukup besar dikarenakan
letaknya yang sangat strategis dari aspek ekonomi, keamanan dan pertahanan. Pariwisata merupakan
salah satu penggerak perekonomian yang penting di banyak negara khususnya di negara berkembang
yang sektor pariwisatanya secara aktif dipromosikan sebagai kunci pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui profil wisata Pantai Ropet yang ada di Pulau Giliyang, pengelolaan wisata
Pantai Ropet di Pulau Giliyang, faktor internal dan eksternal yang terdapat pada wisata Pantai Ropet di
Pulau Giliyang serta strategi pengembangan wisata Pantai Ropet berdasarkan analisis SWOT. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Mei 2018 dan berlokasi di Pantai Ropet, Pulang Giliyang, Madura, Jawa Timur.
Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
pemberian kuesioner dan wawancara dengan pihak terkait serta pengumpulan dokumentasi berupa
dokumen yang berkaitan dengan profil dari Pantai Ropet. Analisis data dilakukan untuk menelaah
seluruh data yang tersedia dari sumber-sumber terkait dengan analisis data deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif melalui analisis SWOT. Hasil dari analisis faktor internal dan eksternal yang
terdapat pada wisata Pantai Ropet dalam matriks IFAS didapatkan skor kekuatan (Strenghts) sebesar 1,82
sedangkan jumlah skor kelemahan (Weakness) sebesar 1,18 dan diperoleh total skor sebesar 3,00. Hasil
analisis matriks EFAS didapatkan skor peluang (Opportunities) sebesar 1,99 sedangkan jumlah skor
ancaman (Threats) sebesar 1,09 dan diperoleh total skor sebesar 3,09. Dalam diagram SWOT titik
koordinat (x) adalah 0,64 sedangkan titik koordinat (y) adalah sebesar 0,90. Wisata Pantai Ropet berada
pada posisi kuadran 1 yang berarti wisata tersebut memiliki kekuatan dan peluang untuk dilakukan
pengembangan.

Kata Kunci: Pengembangan Wisata, Pembangunan, SWOT, IFAS, EFAS

TOURISM DEVELOPMENT OF ROPET BEACH IN GILIYANG ISLAND, SUMENEP


DISTRICT, MADURA, EAST JAVA

ABSTRACT
At present, the potential for development in small islands is quite large due to its strategic location from economic,
security and defense aspects. Tourism is one of the important drivers of the economy in many countries, especially in
developing countries where the tourism sector is actively promoted as the key to economic growth. This study aims to
determine the tourism profile of Ropet Beach on Giliyang Island, Ropet Beach tourism management on Giliyang Island,
internal and external factors found on Ropet Beach tourism on Giliyang Island and Ropet Beach tourism development
strategy based on SWOT analysis. The study was conducted in May 2018 and is located at Ropet Beach, Pulang Giliyang,
Madura, East Java. The data used are primary and secondary data. Data collection is done by observation, giving
questionnaires and interviews with related parties and collecting documentation in the form of documents relating to the
profile of Ropet Beach. Data analysis was conducted to examine all available data from sources related to descriptive
qualitative and quantitative descriptive data analysis through SWOT analysis. The results of the analysis of internal and
external factors found on Pantai Ropet tourism in the IFAS matrix obtained strength scores (Strenghts) of 1.82 while
the number of weakness scores (Weakness) was 1.18 and obtained a total score of 3.00. The results of the EFAS matrix
analysis of Opportunities were 1.99 while the number of threat scores (Threats) was 1.09 and a total score of 3.09 was
obtained. In the SWOT diagram the coordinate point (x) is 0.64 while the coordinate point (y) is 0.90. Pantai Ropet
Tourism is in the position of quadrant 1, which means the tour has the strength and opportunity for development.

Keywords: Tourism Development, Construction, SWOT, IFAS, EFAS

1
PENDAHULUAN ialah menjual keragaman wisata dan budaya
Indonesia sebagai Negara Kepulauan Indonesia, hal ini terbukti telah mendapatkan
dengan jumlah 17.504 pulau dan panjang garis tanggapan yang positif dengan banyaknya
pantai mencapai 81.000 km memiliki potensi wisatawan dari mancanegara yang berkunjung
yang sangat besar bagi pengembangan ke Indonesia (Prasetya, 2014).
perikanan dan kelautannya, di mana kegiatan Pulau-Pulau Kecil (PPK) menurut
pengembangannya telah dilakukan di seluruh Undang-Undang 27 Tahun 2007 merupakan
perairan Indonesia mulai, dari Nangroe Aceh pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan
Darusalam sampai dengan Papua. Potensi 2.000 km2 beserta kesatuan ekosistemnya.
pembangunan pulau-pulau kecil cukup besar UNESCO 1991 menyatakan bahwa pulau
dikarenakan letaknya yang sangat strategis dari dengan ukuran tidak lebih dari 100 Km2 atau
aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan. lebarnya kurang dari atau sama dengan 3 km
Disamping itu pulau-pulau kecil tersebut dikategorikan sebagai Pulau-Pulau Kecil
memiliki ekosistem khas tropis dengan Terluar (PPKT) Pulau kecil memiliki ciri-ciri
produktivitas hayati yang sangat tinggi yaitu dimana secara ekologis terpisah dari pulau
terumbu karang, lamun, dan juga mangrove. induknya; memiliki batas fisik yang jelas dan
Pulau-pulau kecil ini memiliki potensi yang terpencil dari habitat pulau induk, sehingga
terbarukan dan tidak terbarukan, misalnya bersifat insular; mempunyai banyak jenis
pertambangan dan energi kelautan. Selai itu, endemik dan keanekaragaman yang tipikal dan
pulau-pulau kecil memiliki potensi jasa-jasa bernilai sangat tinggi; tidak mampu
lingkungan yang tinggi nilai ekonomisnya, yaitu mempengaruhi hidroklimat; memiliki daerah
sebagai kawasan berlangsungnya kegiatan tangkapan air relatif kecil sehingga sebagian
wisata, media komunikasi, media konservasi, besar aliran air dari permukaan dan sedimen
dan jenis-jenis pemanfaatan yang lainnya masuk ke laut. Ciri lainnya adalah dari segi
(DKP, 2008). ekonomi, sosial dan budaya masyarakat pulau-
Pariwisata merupakan salah satu pulau kecil bersifat khas dibandingkan dengan
penggerak perekonomian yang penting di pulau induknya (Bengen dan Retraubun, 2006).
banyak kawasan di dunia. Di negara-negara Potensi pembangunan di pulau-pulau
yang tingkat perekonomiannya dikategorikan kecil cukup besar karena letaknya strategis dari
masih berkembang, sektor pariwisata aspek ekonomi, pertahanan, dan juga dalam
merupakan sektor yang secara aktif segi keamanannya. Pulau-pulau kecil juga
dipromosikan sebagai kunci sebagai mesin memiliki ekosistem khas tropis dengan
pertumbuhan ekonomi. Saat ini Indonesia produktivitas hayati yang tinggi misalnya
sebagai salah satu negara berkembang mulai terumbu karang, lamun, dan mangrove. Ketiga
mempromosikan negaranya untuk menarik ekosistem tersebut berinteraksi secara fisik,
minat wisatawan dunia, hal ini dimaksudkan atau dalam bentuk bahan organik terlarut,
agar Indonesia semakin terkenal bagi bahan organik partikel, migrasi fauna, dan juga
warga/penduduk negara lain untuk berkunjung aktivitas manusia. Pulau-pulau kecil juga
ke Indonesia. Adapun promosi yang dilakukan mempunyai potensi-potensi terbarukan dan

2
tidak terbarukan, seperti pertambangan dan pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti
energi kelautan. Pulau-pulau kecil juga meggunakan empat teknik yaitu wawancara,
memiliki potensi dari segi jasa-jasa lingkngan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Jenis
yang nilai ekonomisnya tinggi, yaitu sebagai data yang digunakan adalah data primer dan
kawasan berlangsungnya kegiatan wisata, data sekunder. Data primer berupa informasi
media komunikasi, konservasi, dan jenis Kondisi umum Desa Banraas dan Desa
pemanfaatannya (Rangkuti et. al, 2017) Bancamara hingga saran dari masyarakat,
Pulau Giliyang mempunyai potensi pengelola dan juga pengunjung untuk
pariwisata yang tinggi, akan tetapi dalam pengembangan kawasan wisata Pantai Ropet.
pengelolaannya masih kurang memadai seperti Dalam penelitian ini, pertimbangan yang
sarana dan prasana yang masih sangat terbatas, digunakan dalam metode purposive sampling
salah satu ojek wisata tersebut adalah Pantai adalah responden pengelola dan atau
Ropet. Di pantai ini tarif tour guide belum masyarakat yang dianggap mengetahui tentang
memiliki standar yang pasti dan masih bersifat Pantai Ropet, serta wisatawan yang tertarik
tradisional yaitu dengan biaya “seiklhlasnya” dan terhadap Pantai Ropet dengan jumlah sampel
juga pemanfaatan kawasan yang masih belum total adalah sebanyak 36 orang.
maksimal sehingga pada penelitian ini perlu Analisis data yang digunakan dalam
adanya kajian mengenai pengembangan objek penelitian ini adalah analisis data deskriptif
wisata di pulau Giliyang khususnya di Pantai kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Ropet. 1. Analisis Deskriptif Kualitatif
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Menurut Sugiyono (2010), metode
mentetahui profil wisata Pantai Ropet yang ada penelitian kualitatif atau biasa disebut metode
di Pulau Giliyang, (2) mengetahui pengelolaan penelitian naturalistik adalah metode penelitian
wisata Pantai Ropet di Pulau Giliyang, (3) yang digunakan untuk meneliti pada objek yang
mengetahui faktor internal dan eksternal yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
terdapat pada wisata Pantai Ropet di Pulau instrumen kunci, sedangkan teknik
Giliyang, (4) mengetahui strategi pengumpulan data dilakukan dengan metode
pengembangan wisata Pantai Ropet wawancara, analisis data bersifat induktif, dan
berdasarkan analisis SWOT. hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi.
METODE PENELITIAN Analisa deskriptif kualitatif ditujukan
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei untuk mendapatkan informasi tentang berbagai
2018 dan berlokasi di Pantai Ropet, Pulang kondisi lapangan yang data-datanya bersifat
Giliyang, Madura, Jawa Timur. deskriptif berupa kata-kata, catatan lapang
Penelitian ini menggunakan Metode yang (pengamatan), foto/gambar, dokumen dan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejenisnya. Data kualitatif sesuai dengan
campuran (mix method) adalah metode yang perkataan subjek penelitian dengan bahasanya
mengkombinasikan antara metode kuantitatif sendiri. Dalam penelitian ini data kualitatif yang
dan kualitatif (Creswell, 2010). Teknik di analisis adalah terdiri atas deskripsi kegiatan

3
pengelolaan objek wisata, hasil wawancara yang akan memberikan arahan tentang sumber
dengan informan, profil dari objek wisata pembiayaan apa saja yang mampu
Pantai Ropet dan deskripsi potensi kawasan dikembangkan di masa mendatang.
wisata Pantai Ropet. a. Analisis Matriks IFE (Internal Factor
2. Analisis Deskriptif Kuantitatif Evaluation).
Penelitian kuantitatif merupakan metode Berdasarkan identifikasi faktor-faktor
penelitian yang menjelaskan fenomena dengan strategis internal dalam pengelolaan Pulau,
menggunakan data-data numerik yang diidentifikasi tabel IFAS untuk
kemudian dianalisis yang umumnya merumuskan faktor-faktor internal dalam
menggunakan statistik (Suharsaputa, 2012). kerangka kekuatan (strengths) dan
Dalam penelitian ini data - data kuantitatif kelemahan (weakness). Tahapannya adalah :
digunakan untuk gambaran dari strategi  Susunlah dalam kolom 1 (5-10 kekuatan
pengembangan wisata Pantai Ropet. Kemudian dan kelemahan).
di uji menggunakan analisis SWOT sehingga  Beri bobot masing-masing faktor dalam
menghasilkan data angka yang akan kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)
dideskripsikan yang akan dijelaskan pada bab sampai dengan 0,0 (tidak penting).
pembahasan. Alat analisis data yang dapat Faktor-faktor tersebut kemungkinan
digunakan dalam memutuskan strategi dapat memberikan dampak terhadap
pengembangan objek wisata di Pantai Ropet faktor strategis. Jumlah seluruh bobot
dapat dirumuskan dengan menggunakan harus sebesar 1,0 tidak boleh lebih atau
analisis SWOT. kurang dengan keterangan yaitu: 0,05
Analisis SWOT yang digunakan (tidak penting), 0,10 (cukup penting),
menggunakan analisis data deskriptif 0,15 (lebih penting), 0,20 (sangat
kuantitatif dan kualitatif dengan menganalisis penting).
lingkungan yang mempengaruhi  Hitung rating (dalam kolom 3) untuk
pengembangan dari objek wisata, yaitu meliputi masing-masing faktor antara 1 (poor) – 4
faktor internal dan eksternal pada kawasan (outstanding) berdasarkan pengaruh
wisata Pantai Ropet. Adapun faktor internal faktor tersebut terhadap kondisi
dalam analisis SWOT ini meliputi faktor kawasan wisata yang bersangkutan.
kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) Variable yang bersifat positif (semua
yang mempengaruhi pengembangannya. variable yang masuk kategori kekuatan)
Sedangkan faktor eksternalnya meliputi diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) +4 (sangat baik), dengan
yang dapat mempengaruhi pengembangannya membandingkan rata-rata industri atau
tersebut. dengan pesaing utama. Sedangkan
Dengan menggunakan matriks internal variable yang bersifat negatif adalah
dan eksternal maka dapat diberikan bobot dan kebalikannya. Dengan keterangan yaitu:
rating dengan parameter yang sudah ditentukan 1 (tidak berpengaruh), 2 (cukup
sehingga akan diperoleh nilai (skor). Nilai inilah

4
berpengaruh), 3 (lebih berpengaruh), 4  Beri bobot masing-masing faktor dalam
(sangat berpengaruh). kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)
 Kalikan bobot pada kolom 2 dengan sampai dengan 0,0 (tidak penting).
rating pada kolom 3, untuk memperoleh Faktor-faktor tersebut kemungkinan
faktor pembobotan dalam kolom 4. dapat memberikan dampak terhadap
Hasilnya berupa skor pembobotan faktor strategis. Jumlah seluruh bobot
untuk masing-masing faktor yang harus sebesar 1,0 tidak boleh lebih atau
nilainya bervariasi mulai dari 4,0 kurang dengan keterangan yaitu: 0,05
(outstanding) sampai 1,0 (poor). (tidak penting), 0,10 (cukup penting),
 Jumlahkan skor pembobotan (pada 0,15 (lebih penting), 0,20 (sangat
kolom 4), untuk memperoleh total skor penting).
pembobotan bagi objek wisata yang  Hitung rating (dalam kolom 3) untuk
diteliti. Nilai ini menunjukkan masing-masing faktor antara 1 (poor) – 4
bagaimana objek wisata tersebut (outstanding) berdasarkan pengaruh
bereaksi terhadap faktor-faktor faktor tersebut terhadap kondisi
internalnya, contoh tabel dapat dilihat kawasan wisata yang bersangkutan.
pada Tabel 1. Variable yang bersifat positif (semua
Tabel 1. Contoh Tabel Matriks IFAS variable yang masuk kategori kekuatan)
Faktor-Faktor diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan
Bobot Rating Skor
Strategi Internal
+4 (sangat baik), dengan
Kekuatan
membandingkan rata-rata industri atau
1.
2. dengan pesaing utama. Sedangkan
Dst variable yang bersifat negatif adalah
Kelemahan kebalikannya. Dengan keterangan yaitu:
1.
1 (tidak berpengaruh), 2 (cukup
2.
Dst
berpengaruh), 3 (lebih berpengaruh), 4
Jumlah 1,00 (sangat berpengaruh)Kalikan bobot

(Sumber: Rangkuti et. al., 2017) pada kolom 2 dengan rating pada kolom

b. Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor 3, untuk memperoleh faktor

Evaluation) pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya

Berdasarkan identifikasi faktor-faktor berupa skor pembobotan untuk masing-

strategis eksternal dalam pengelolaan masing faktor yang nilainya bervariasi

Pulau, diidentifikasi tabel EFAS untuk mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0

merumuskan faktor-faktor eksternal (poor).

dalam kerangka peluang (opportunities) dan  Jumlahkan skor pembobotan (pada

ancaman (threats). Tahapannya adalah : kolom 4), untuk memperoleh total skor

 Susunlah dalam kolom 1 (5-10 peluang pembobotan bagi objek wisata yang

dan ancaman). diteliti. Nilai ini menunjukkan


bagaimana objek wisata tersebut

5
bereaksi terhadap faktor-faktor merebut untuk
peluang memanfaatkan
eksternalnya, contoh tabel dapat dilihat peluang

pada Tabel 2.
ANCAMA STRATEGI STRATEGI
Tabel 2. Contoh Tabel Matriks EFAS N (T) (S-T) (W-T)
Faktor-Faktor Tentukan 5-10 Ciptakan Ciptakan
Bobot Rating Skor faktor strategi yang strategi yang
Strategi Eksternal ancaman menggunakan meminimalkan
Peluang eksternal semua kekuatan kelemahan
untuk untuk
1. mengatasi menghindari
ancaman ancaman
2.
(Sumber: Rangkuti et. al., 2017)
Dst
Ancaman Tahapan selanjutnya yaitu dengan mengkaji
1. dari empat strategi yang telah dirumuskan
2. dalam tahap analisis. Kemudian pengambilan
Dst
keputusan dilakukan dengan menggambarkan
Jumlah 1,00
suatu koordinat satu titik dimana titik itulah
(Sumber: Rangkuti et.al., 2017)
yang akan menentukan kuadran atau
Setelah matriks IFAS dan EFAS
kedudukan objek wisata dalam analisis SWOT.
dianalisis, selanjutnya unsur-unsur tersebut
Titik koordinat ini akan mementukan strategi
dihubungkan dalam matriks SWOT untuk
yang paling menguntungkan serta efektif dan
memperoleh beberapa alternatif strategi.
efisien. Penentuan koordinat dapat dilihat pada
Matriks ini adalah dengan menghubungkan
Gambar 1.
empat kemungkinan strategi, yaitu
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengambil peluang yang ada (strategi S-O),
menggunakan peluang yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman yang dihadapi (strategi S-
T), kemudian mendapatkan keuntungan dari
peluang dengan mengatasi kelemahan (strategi
W-O), dan meminimalkan kelemahan-
kelemahan yang ada untuk menghindari
ancaman (strategi W-T). Matriks SWOT dapat
Gambar 1. Contoh Posisi Strategis
dilihat pada Tabel 3.
Pengembangan (Rangkuti et.al., 2017).
Tabel 3. Penyusunan Matriks SWOT
KEKUATA KELEMAHA
 Kuadran 1 (SO), merupakan situasi yang
IFAS N (S) N (W) sangat menguntungkan.
Tentukan 5-10 Tentukan 5-10
faktor-faktor faktor-faktor Instansi/perusahaan/kegiatan tersebut
kekuatan kelemahan
EFAS internal internal memiliki kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
PELUAN STRATEGI STRATEGI
G (O) (S-O) (W-O) yang harus diterapkan dalam kondisi ini yaitu
Tentukan 5-10 Ciptakan Ciptakan
faktor peluang strategi strategi mendukung kebijakan pertumbuhan yang
eksternal menggunakan meminimalkan
kekuatan untuk kelemahan agresif (growth oriental strategy). Pada kuadran 1

6
strategi agresif mempunyai arti yaitu suatu pemerintah setempat di Pulau Giliyang, salah
strategi yang sangat menguntungkan karena satunya adalah Pantai Ropet. Pantai ropet
sebuah instansi/perusahaan/kegiatan merupakan bagian dari beberapa pantai yang
mengalami pertumbuhan yang bagus. Oleh ada di Banraas yang terletak di ujung timur desa
karena itu strateginya adalah melakukan Banraas. Nama Ropet memiliki arti yaitu
pengembangan kawasan wisata. sempit, diambil dari kondisi pelabuhan yang
 kuadran 2 (WT), pada kuadran ini meskipun sempit dan berbentuk teluk. Menurut sejarah,
menghadapi berbagai ancaman, instansi atau Giliyang diyakini telah dihuni saat Keraton
perusahaan atau kegiatan ini masih memiliki Sumenep dipimpin oleh Sultan Abdurrahman
kekuatan dari segi internal. Strategi yang (1811-1854). Pada masa itu, yang menemukan
harus diterapkan adalah menggunakan pulau Giliyang adalah seorang keterununan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang pelaut yang berasal dari Makassar bernama
jangka panjang dengan cara strategi Daeng Masalleh. Sejarah meyakini bahwa
diversifikasi (produk/pasar). Focus dari setelah Sultan Keraton mengijinkan Daeng
strategi kuadran 2 ialah memanfaatkan Masalleh membabat Giliyang, ia datang ke
kekuatan dalam perusahaan untuk Pulau Giliyang dengan diantarkan oleh ikan hiu
memunculkan peluang yang ada di luar yang hingga kini masih di fosilkan oleh
perusahaan. masyarakat setempat. Setelah pembabatan pada
 Kuadran 3 (WO), tahun 1920-an, keberadaan Pantai Ropet tidak
instansi/perushaan/kegiatan menghadapi lepas dari pengaruh dan perjuangan para ulama
peluang yang sangat besar, tetapi di lain sufi dan petapa karena Pantai Ropet pernah
pihak, ia menghadapi kendala atau ditempati oleh seorang petapa bernama Juk
kelemahan internal. Fokus strategi ini adalah Muhammad. Pantai Ropet merupakan cikal
meminimalkan masalah-masalah internal bakal tertulisnya Al-Qur’an Se Jimat yang
instansi/perusahaan/kegiatan sehingga ditulis oleh seorang Ulama’ Hafidz bernama
dapat merebut peluang yang lebih baik. Kiai Si’im bin Simati yang bertempat tinggal di

 Kuadran 4 (WT), merupakan situasi yang Pantai Ropet. Al Quran sejimat, ialah tulisan

sangat tidak menguntungkan, tangan yang menurut cerita penulisnya

instansi/perusahaan/kegiatan sedang merupakan Temu Gelam yang mengelilingi

menghadapi berbagai ancaman dan juga Pulau Giliyang dengan berkuda sehingga

berbagai macam kelemahan internal. tulisannya tidak sampai tuntas 30 juz hanya
sampai juz 15. Dijuluki Al-Qur’an sejimat

HASIL DAN PEMBAHASAN karena Al-Qur’an tersebut dijadikan sebagai


pedoman atau pegangan hidup oleh masyarakat
1. Profil Wisata Pantai Ropet
sekitar sebagaimana fungsi Al-Qur’an dalam
Pulau Giliyang memiliki berbagai macam
Islam. Masyarakat setempat meyakini bahwa
potensi wisata, diantaranya adalah wisata alam
Al-Qur’an Sejimat sebagai pusaka dan dianggap
dan wisata kesehatan. Adapun beberapa objek
langka karena memiliki nilai sejarah, bahkan
wisata yang sudah dikelola oleh masyarakat dan
dianggap sakti. Menurut cerita masyarakat, jika

7
ada keperluan atau hajat kemudian dibacakan sebesar Rp. 3000. Meskipun wisatawan tidak
Al-Quran ini maka hajat tersebut cepat terkabul. menginap di Pulau Giliyang dan melewatkan
Pada akhir tahun 2016 bertepatan dengan waktu matahari terbit, pemandangan di pantai
tahun baru 2017, atas inisiatif dan perjuangan pada siang hari tetaplah mengagumkan.
seorang penggerak wisata Giliyang yaitu Ahyak Pemandangan ini sangat cocok untuk
Ulumuddin yang biasa dipanggil Kiageng wisatawan yang suka berswafoto.
Ropet, Pantai Ropet dibuka dan diresmikan Adapun dampak yang dirasakan saat
dijadikan wisata alam sebagai menu wisata kawasan Pantai Ropet sudah berubah fungsi
oksigen Giliyang. Pantai ropet memiliki menjadi kawasan wisata dalam segi
keunikan-keunikan tersendiri yang sangat perekonomian masyarakat yaitu cukup
mengagumkan dan tidak ada dipantai-pantai signifikan, masyarakat yang tadinya hanya
lainnya sehingga hal ini menjadi salah satu mengandalkan hasil perkebunan atau pertanian
atraksi wisata yang dapat dijadikan kekuatan dan juga perikanan, saat ini bisa turut serta
tersendiri, karena pantai ropet memiliki laut mengelola kegiatan wisata di Pantai Ropet.
yang biru bersih, bibir pantainya berkarang Masyarakat dapat ikut serta menjadi pengelola,
yang terhias oleh pohon pandan, memiliki membuka warung atau kios makanan,
banyak rumput laut dan terumbu karang yang minuman dan suvenir disekitar kawasan pantai.
indah, Pantai Ropet merupakan pantai yang Selain itu, masyarakat dapat membuka jasa
didominasi oleh karang dan sedang transportasi seperti odong-odong dan juga
berkembang di Pulau Giliyang. Meski tidak transportasi kapal untuk menyebrang menuju
berpasir seperti pantai pada umumnya, Pelabuhan Dungkek. Dampak dari segi sosial
keindahan panorama yang disuguhkan tidak karena dibukanya Pulau Giliyang sebagai pulau
bisa diragukan lagi. Bentuk pantai yang wisata maka masyarakat yang sebelumnya
melengkung seperti teluk dan diapit oleh tebing masih jarang bahkan belum pernah keluar dari
tinggi menjadikan pantai ini semakin elok. pulau Giliyang, sekarang sudah bisa
Jika wisatawan menginap di Pulau menyebrang keluar pulau selain itu mereka juga
Giliyang, wisatawan bisa menikmati keindahan sudah mulai sering bersosialisi dengan
sunrise dengan pemandangan yang indah di wisatawan sehingga wawasan mereka lebih
pantai ini. Pantai Ropet juga memiliki beberapa terbuka dan menerima banyak sekali informasi
spot untuk wisatawan berfoto salah satunya baik dari wisatawan maupun pemerintah.
adalah spot berfoto sunrise. Ekosistem bawah Kegiatan wisata tidak jauh dari masalah
lautnya juga masih terjaga dan air lautnya yang kebersihan, salah satu dampak dibukanya
jernih membuat siapapun bisa melihat terumbu Pantai Ropet sebagai objek wisata adalah
karang yang mempesona maka tak jarang banyaknya volume sampah karena kegiatan
wisatawan pecinta snorkeling datang kesana. wisata yang berlangsung. Wisatawan yang
Untuk kelengkapan fasilitas di Pantai Ropet datang tak luput dari sampah-sampah plastik
saat ini terdapatnya beberapa gazebo, warung yang mereka bawa bersama dengan kunjungan
kecil, toilet umum, dan spot berfoto. Untuk mereka ke pantai ini. Hal ini membuat pantai
harga tiket masuk di Pantai Ropet adalah menjadi kotor serta tidak menutup

8
kemungkinan dapat terjadi degradasi ekosistem objek wisata terutama Pantai Ropet hanya satu,
terumbu karang yang ada pada perairan Pantai yaitu “odong-odong” dengan biaya sewa adalah
Ropet karena sampah yang terbuang langsung seharga Rp. 150.000,- dengan kapasitas 5 orang,
ke perairan. sehingga apabila wisatawan tidak mampu
Adapun hambatan-hambatan yang membayar seharga tersebut maka pilihan
mungkin saja dialami oleh wisatawan saat lainnya adalah dengan berjalan kaki. Hal ini
berkunjung ke Pantai Ropet dari pusat kota mungkin saja dilakukan untuk wisatawan yang
Kabupaten Sumenep yaitu masih jarangnya suka berjalan kaki atau masih tergolong muda,
transportasi yang digunakan dari Terminal akan tetapi untuk wisatawan yang sudah
Arya Wiraraja menuju Pelabuhan Dungkek. tergolong berusia lanjut tidak mungkin
Meski saat ini sudah ada transportasi online, dilakukan karena jaran objek wisata satu
akan tetapi volume yang tersedia masih sangat dengan lainnya cukup jauh.
sedikit. Selain itu untuk kapal penyebrangan 2. Sarana dan Prasarana
yang tersedia dari Pelabuhan Dungkek menuju Di Pulau Giliyang sarana dan prasarana
dermaga Giliyang sangat terbatas, yaitu hanya terdiri dari empat yaitu aksesibilitas, fasilitas,
beroperasi pukul 11.00 WIB dengan tarif transportasi dan kemudahan komunikasi dan
Rp.11.000,- sampai Rp. 15.000,-. Jadwal untuk penerangan, sebagai berikut:
kembali ke Pelabuhan Dungkek dari Giliyang, a. Aksesibilitas
penyebrangan terakhirnya adalah pukul 15.00 Akses yang dapat dicapai oleh wisatawan
WIB atau tergantung dengan cuaca, apabila untuk menuju Pulau Giliyang saat ini cukup
cuaca buruk maka penyebrangan tidak mudah, karena fasilitas jalan raya yang sangat
dilakukan dalam satu hari tersebut atau bahkan baik dan banyak penunjuk jalan dari pusat kota
bisa berhari-hari. Maka opsi yang bisa di pilih menuju Pelabuhan Dungkek. Selain itu, jalanan
oleh wisatawan saat mereka tertinggal jadwal di Pulau Giliyang sendiri sudah sangat baik
penyebrangan untuk kembali ke Pelabuhan yaitu berupa blok beton (paving block) dari
Dungkek adalah menginap di homestay yang pelabuhan menuju tiap-tiap objek wisata, salah
disediakan oleh pengelola setempat. Bagi satunya ialah jalan menuju Pantai Ropet yang
wisatawan yang berkunjung dan memutuskan sudah cukup baik. Akses jalanan di pulau
untuk bermalam di Pantai Ropet, Giliyang merupakan salah satu sarana yang
kekurangannya adalah penginapan yang dibangun oleh pemerintah setempat dibantu
disediakan di kawasan Pantai Ropet masih oleh masyarakat dan pengelola kawasan wisata.
belum ada, maka penginapan berupa homestay Jalanan yang dibangun merupakan jalanan yang
masih terpusat di desa sebelah yaitu di Desa terbuat dari paving block sehingga tidak terlalu
Bancamara dekat dengan titik oksigen atau merusak kondisi sekitar kawasan wisata.
menginap di rumah warga lokal di sekitar b. Fasilitas
Pantai Ropet. Harga untuk satu malam adalah Fasilitas yang terdapat pada objek wisata
sekitar Rp. 50.000 sampai Rp. 100.000 per Pantai Ropet adalah toilet, tempat sampah,
malam. Pilihan transportasi yang di tawarkan di gazebo untuk wisatawan beristirahat atau
Pulau Giliyang untuk mengelilingi tiap-tiap bersantai, spot berfoto, dan kis makanan atau

9
minuman serta suvenir. Untuk fasilitas yang saja. Mekanisme kerjanya adalah listrik akan
terdapat di Pantai Ropet ini dibangun oleh dialirkan pukul 17.00 WIB dan akan diakhiri
Pokdarwis Andang Taruna selalu pengelola pada pukul 05.00 WIB.
dengan dana dari Pemerintah Dinas Pariwisata 3. Pengelolaan Setempat
Kabupaten Sumenep. Kawasan wisata Pantai Ropet
c. Transportasi merupakan kawasan yang telah dikelola oleh
Transportasi yang digunakan untuk Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS)
mencapai Pulau Giliyang yaitu wisatawan yang merupakan kelompok swadaya dan
dapat menggunakan fasilitas umum dari swakarsa yang tumbuh dari, oleh dan untuk
Teminal Arya Wiraraja menuju Pelabuhan masyarakat dan bertujuan guna meningkatkan
Dungkek berupa ojek di terminal atau pengembangan pariwisata daerah dan juga
sekarang bisa menggunakan transportasi mensukseskan pembangunan pariwisata
online. Jarak dari pusat kota ke pelabuhan nasional. POKDARWIS yang ada di Pantai
lebih kurang sejauh 28 Km. Kemudian di Ropet desa Banraas ini adalah POKDARWIS
Pelabuhan Dungkek, wisatawan dapat menaiki Andang Taruna. Pengelola mendapatkan
kapal penyebrangan menuju Pulau Giliyang, pelatihan yang dilakukan oleh Dinas
untuk tarif satu kali penyebrangan adalah Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga
seharga Rp. 11.000,- sampai Rp. 15.000,-. Kabupaten Sumenep yang dilakukan setiap
Setelah sampai di dermaga Giliyang, pemerintah melaksanakan kegiatan pelatihan
wisatawan dapat berkeliling ke seluruh objek di Kabupaten Sumenep. Pelatihan tersebut
wisata di Pulau Giliyang dengan menggunakan diikuti oleh berapa delegasi masing-masing
transportasi khasnya yang biasa disebut sebanyak dua orang. Apabila kegiatan
“Odong-odong” yaitu berupa motor roda tiga dilakukan di Giliyang maka seluruh pengurus
yang dapat memuat lima sampai dengan atau anggota pengelola akan dilibatkan
delapan orang penumpang dengan harga sewa sehingga seluruh pengelola dapat dikatakan
adalah seharga Rp. 150.000,-. telah mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh
d. Komunikasi dan Penerangan dinas tersebut.
Pada akhir tahun 2017 yang lalu, telah Para pengelola kawasan wisata Pantai
dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Ropet memiliki semangat dan kemauan yang
(PLTD) yang menjadikan komunikasi dan besar untuk menerapkan hasil dari pelatihan
listrik sudah sampai pada pulau ini yang yang telah diikuti. Salah satu bentuk
berupa komunikasi elektronik sehingga para pengaplikasiannya adalah dengan menerapkan
wisatawan dapat melakukan komunikasi manajerial yang bagus dan juga pelaksanaan
dengan mudah melalui media elektronik. teknis dari kegiatan pariwisata. Manajerial dari
Selain itu, listrik yang digunakan di pulau ini POKDARWIS Andang Taruna sendiri terdiri
adalah listrik tenaga diesel. PLN membangun dari manajemen administrasi, manajemen
PLTD di Desa Banraas, meski sekarang sudah kepegawaian, manajemen keuangan,
ada PLTD, listrik yang dapat digunakan oleh manajemen kesekretariatan, dan juga segala
masyarakat hanya berlangsung selama 12 jam

10
hal yang mengatur tentang kelengkapan hal menaikkan atau menambah devisa negara.
legalitas lembaga. Terkait dengan hal tersebut maka pemerintah
4. Pemerintah Setempat diharuskan untuk mendukung dan juga
Pemerintah Kabupaten Sumenep sangat memperhatikan tiap-tiap objek wisata yang ada
mendukung adanya kegiatan wisata yang ada dalam daerahnya, seperti halnya wisata Pantai
di Kawasan Wisata Pantai Ropet. Salah satu Ropet. Dalam menganalisis strategi-strategi
bentuk dari dukungan pemerintah daerah ini yang dapat diterapkan untuk mengembangkan
adalah pengesahan lembaga pengelola yaitu kawasan WIsata Pantai Ropet, diperlukan
Kelompok Sadar Wisata Andang Taruna, variabel-variabel kekuatan, kelemahan, peluang
pembinaan pengelola melalui pelatihan yang dan juga ancaman.
dilaksanakan di Kabupaten Sumenep maupun
di Giliyang secara langsung, serta pemberian a. Faktor Kekuatan (Strenght)
bantuan guna pembangunan fasilitas dan akses Faktor-faktor kekuatan yang
menuju kawasan wisata. Pengelolaan kawasan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah
wisata diberikan kepada POKDARWIS sebagai berikut ini:
Andang Taruna akan tetapi pemerintah 1) Tingginya potensi dan estetika kawasan
setempat tetap mengawasi jalannya kegiatan Pantai Ropet
wisata. 2) Harga tiket masuk di kawasan Pantai
Selain itu pemerintah daerah juga Ropet yang murah
membuat program Visit Sumenep 2018, 3) Pengelolaan kawasan yang baik oleh
program ini adalah salah satu program POKDARWIS Andang Wisata
pendukung pengembangan wisata yang ada di 4) Masyarakat di sekitar kawasan wisata
Kabupaten Sumenep secara menyeluruh, salah Pantai Ropet yang ramah
satunya di Pulau Giliyang. Pemerintah
Kabupaten Sumenep bersama dengan b. Faktor Kelemahan (Weakness)
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Faktor-faktor kelemahan yang
Rakyat Republik Indonesia, serta Badan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah
Pengembangan Wilayah Surabaya – Madura sebagai berikut:
juga telah membuat program Sistem 1) Fasilitas di kawasan wisata Pantai Ropet
Penyediaan Air Minum (SPAM) melalui yang masih kurang memadai dan tertata
pipanisasi bawah laut dari Kecamatan 2) Kurangnya variasi transportasi yang
Dungkek ke Pulau Giliyang sepanjang enam digunakan dari dermaga Giliyang menuju
kilometre pada tahun 2016. Pantai Ropet
5. Faktor Internal dan Faktor 3) Kurang terjaganya kebersihan Pantai
Eksternal Ropet
Pengembangan wisata adalah salah satu 4) Kurangnya toko suvenir yang terdapat
kegiatan atau faktor yang penting untuk pada kawasan wisata Pantai Ropet
diperhatikan pemerintah dalam menunjang
kehidupan perekonomian negara yaitu dalam c. Faktor Peluang (Opportunity)

11
Faktor-faktor peluang yang diidentifikasi Tabel 4. Analisis Matriks IFAS
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Faktor-Faktor
Bobot
Rati
Skor
Strategi Internal ng
1) Tingginya minat wisatawan terhadap Kekuatan
1. Tingginya 0,15 4 0,6
wisata Pantai Ropet potensi dan
estetika kawasan
2) Tingginya penyerapan tenaga kerja untuk Pantai Ropet
masyarakat di sekitar kawasan wisata 2. Harga tiket 0,11 4 0,44
masuk di
Pantai Ropet kawasan Pantai
Ropet yang
3) Terbukanya peluang investasi di Pulau murah
Giliyang dalam rangka pengembangan 3. Pengelolaan 0,15 3 0,45
kawasan yang
wisata baik oleh
POKDARWIS
Andang Taruna
d. Faktor Ancaman (Threat) 4. Masyarakat yang 0,11 3 0,33
ramah
Faktor-faktor ancaman yang Jumlah 0,52 1,82
Kelemahan
diidentifikasi dalam penelitian ini adalah 1. Fasilitas yang 0,15 2 0,3
masih kurang
sebagai berikut: memadai dan
tertata
1) Pengawasan oleh pengelola di kawasan
2. Kurangnya 0,11 3 0,33
wisata Pantai Ropet yang kurang disiplin variasi
transportasi yang
2) Pembangunan fasilitas yang kurang digunakan dari
dermaga menuju
tertata Pantai Ropet
3) Degradasi ekosistem di perairan pantai 3. Kurang 0,11 3 0,33
terjaganya
kebersihan
pantai
6. Strategi Pengembangan
4. Kurangnya toko 0,11 3 0,33
Menggunakan Analisis SWOT suvenir yang
terdapat pada
a. Analisis IFE (Internal Factor kawasan wisata
Pantai Ropet
Evaluation) Jumlah 0,48 1,18

Faktor-faktor internal yang telah Total 1,00 3,00


didapatkan dalam penelitian kemudian di
identifikasi dan dimasukkan kedalam data tabel
Berdasarkan tabel 4 diatas didapatkan
analisis faktor strategi internal (IFAS) yang
hasil analisis strategi internal (IFAS) pada
kemudian dilakukan pembobotan dan
kawasan wisata Pantai Ropet dengan perolehan
pemberian skor matriks dapat dilihat pada
jumlah skor kekuatan (Strenghts) sebesar 1,82
tabel 4 berikut:
sedangkan jumlah skor kelemahan (Weakness)
sebesar 1,18 dan diperoleh total skor sebesar
3,00. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dalam analisis internal ini lebih mengarah
kepada faktor-faktor kekuatan daripada faktor
kelemahannya. Hal ini menjadi salah satu
indikasi bahwa wisata Pantai Ropet dapat

12
berkembang karena beberapa kekuatannya, sedangkan jumlah skor ancaman (Threats)
akan tetapi tetap dapat memperbaiki faktor- sebesar 1,09 dan diperoleh total skor sebesar
faktor kelemahannya. 3,09. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa
b. Analisis EFE (External Factor dalam analisis eksternal ini lebih mengarah
Evaluation) kepada faktor-faktor peluang wisata daripada
Faktor-faktor eksternal yang telah faktor ancaman yang ada. Hal ini menjadi salah
didapatkan dalam penelitian kemudian di satu indikasi bahwa wisata Pantai Ropet dapat
identifikasi dan dimasukkan kedalam data tabel berkembang karena beberapa peluangnya, akan
analisis faktor strategi eksternal (EFAS) yang tetapi tetap dapat memperhatikan faktor-faktor
kemudian dilakukan pembobotan dan ancaman yang ada.
pemberian skor matriks dapat dilihat pada 7. Analisis Diagram SWOT
tabel 5 berikut: Dari hasil analisa peneliti mengolah data
Tabel 5. Analisis Matriks EFAS faktor-faktor internal dan eksternal pada
Faktor-Faktor Strategi B
Rating Skor kawasan wisata Pantai Ropet, diperoleh
Eksternal obot
Peluang masing-masing faktor sebagai berikut:
1. Tingginya minat 0,20 4 0,8
wisatawan terhadap a. Skor untuk faktor kekuatan = 1,82
wisata Pantai Ropet
b. Skor untuk faktor kekurangan = 1,18
2. Tingginya
penyerapan tenaga 0,20 4 0,8
c. Skor untuk faktor peluang = 1,99
kerja untuk d. Skor untuk faktor ancaman = 1,09
masyarakat di sekitar
kawasan wisata Untuk menentukan titik koordinat
Pantai Ropet
strategi pengembangan wisata Pantai Ropet
3. Terbukanya peluang
investasi di Pulau dilakukan perhitungan terhadap faktor internal
Giliyang daam rangka
pengembangan 0,13 3 0,39 dan faktor eksternal dengan analisis SWOT
wisata di kawasan
Pantai Ropet sebagai berikut:
Jumlah 0,53 1,99
Ancaman
a. Sumbu horizontal (x) sebagai faktor
1. Pengawasan oleh 0,17 2 0,34 internal dan diperoleh nilai koordinat (x)
pengelola di kawasan
wisata yang kurang sebesar: (x) = 1,82 – 1,18 = 0,64
disiplin
b. Sumbu vertical (y) sebagai faktor
2. Pembangunan
fasilitas yang kurang 0,15 2 0,30 eksternal dan diperoleh nilai koordinat (y)
tertata
sebesar: (y) = 1,99 – 1,09 = 0,90
3. Degradasi ekosistem
di perairan Pantai 0,15 3 0,45 Perhitungan diatas memberikan nilai
Ropet
Jumlah 0,47 1,09
koordinat pada diagram SWOT yang bernilai
positif pada sumbu horizontal (x) sebesar 0,643
Total 1,00 3,08
dan juga sumbu vertical (y) sebesar 0,90.
Gambar diagram analisis SWOT dapat dilihat
Berdasarkan tabel diatas didapatkan
pada gambar 6 berikut:
hasil analisis strategi eksternal (EFAS) pada
kawasan wisata Pantai Ropet dengan perolehan
jumlah skor peluang (Opportunities) sebesar 1,99

13
9. Alternatif Strategi
Berdasarkan perhitungan analisis faktor-
faktor internal dan eksternal serta penyusunan
matriks SWOT, dapat ditentukan skala
prioritas dari alternatif strategi pengembangan
wisata Pantai Ropet. Berdasarkan penilaian dan
penyusunan matriks SWOT diatas, didapatkan
rekomendasi alternatif strategi untuk
pengelolaan kawasan wisata Pantai Ropet
Gambar 6. Diagram SWOT
sebagai berikut:
8. Analisis Matriks SWOT
a. Meningkatkan dan memelihara fasilitas
Dari hasil analisis menggunakan diagram
dan layanan dan kerjasama masyarakat di
SWOT, dapat diketahui bahwa Pantai Ropet
Pantai Ropet
berada pada kuadran 1, hal ini menunjukkan
b. Meningkatkan kegiatan promosi oleh
bahwa kawasan wisata tersebut memiliki
pengelola dan pemerintah tentang wisata
kekuatan dan peluang yang besar untuk
di Pantai Ropet
dilakukan pengembangan wisata. Untuk
c. Menjaga serta mengembangkan atau
menentukan strategi harus dilakukan
menambahkan atraksi wisata di Pantai
penyusunan matriks SWOT. Matriks ini
Ropet
merupakan perpaduan antara faktor-faktor
d. Menambah sarana transportasi ramah
internal dan eksternal yang dimiliki oleh wisata
lingkungan yang dikelola oleh masyarakat
Pantai Ropet. Matriks SWOT dapat dilihat
setempat atau pengelola
pada tabel 6.
e. Peningkatan kebersihan dan pemberian
Tabel 6. Matriks SWOT
peraturan kepada pengunjung oleh
pengelola wisata dalam hal kebersihan
untuk menjaga kelestarian lingkungan
f. Meningkatkan pengawasan pengelola
terhadap kegiatan wisata dengan tujuan
untuk menjaga kelestarian kawasan wisata
g. Meningkat kerjasama oleh
POKDARWIS dengan masyarakat dalam
hal wisata berkelanjutan
h. Merencanakan tata ruang kawasan wisata
Pantai Ropet
i. Peningkatan mutu SDM pengelola
terhadap kegiatan wisata di kawasan

14
KESIMPULAN Hasil dari analisis faktor internal dan
Profil wisata Pantai Ropet di Desa eksternal yang terdapat pada wisata Pantai
Banraas, Pulau Giiyang, Kabupaten Sumenep Ropet dalam matriks IFAS didapatkan skor
merupakan pantai yang melengkung seperti kekuatan (Strenghts) sebesar 1,82 sedangkan
teluk dan diapit oleh tebing tinggi. Pada akhir jumlah skor kelemahan (Weakness) sebesar 1,18
tahun 2016 bertepatan dengan tahun baru 2017 dan diperoleh total skor sebesar 3,00. Hasil
atas inisiatif dan perjuangan seorang pengerak analisis matriks EFAS didapatkan skor peluang
wisata Oksigen Giliyang yaitu Ahyak (Opportunities) sebesar 1,99 sedangkan jumlah
Ulumuddin yang biasa dipanggil Kiageng skor ancaman (Threats) sebesar 1,09 dan
Ropet, Pantai Ropet dibuka dan diresmikan diperoleh total skor sebesar 3,09. Dalam
menjadi wisata alam sebagai menu wisata diagram SWOT titik koordinat (x) adalah 0,64
oksigen Giliyang. Pantai Ropet dapat dicapai sedangkan titik koordinat (y) adalah sebesar
dengan menggunakan kendaraan roda dua atau 0,90. Hasil analisis faktor internal dan eksternal
empat, kapal penyebrangan, dan odong-odong. ini digunakan dalam menentukan strategi
Fasilitas yang terdapat di Pantai adalah toilet pengembangan wisata Pantai Ropet.
umum, kios makanan atau minuman dan Wisata Pantai Ropet berada pada posisi
suvenir, gazebo, dan spot berfoto. Harga tiket kuadran 1 yang berarti wisata tersebut memiliki
masuk kawasan Pantai Ropet adalah sebesar Rp. kekuatan dan peluang untuk dilakukan
3.000,-. Keindahan yang ditawarkan adalah pengembangan. Strategi yang telah disusun
panorama yang indah dan dapat menikmati kemudian disusun sesuai dengan peringkat
sunrise serta keindahan terumbu karang di alternatif strateginya. Ada Sembilan peringkat
perairan pantai yang masih bagus. dalam strategi alternatif yaitu meningkatkan
Pengelolaan kawasan wisata Pantai Ropet serta memelihara fasilitas dan layanan dengan
dipegang oleh Kelompok Sadar WIsata kerjasama masyarakat di Pantai Ropet,
(POKDARWIS) Andang Taruna yang meningkatkan kegiatan promosi oleh pengelola
merupakan kelompok swadaya dan swakarsa dan pemerintah tentang wisata di Pantai Ropet,
yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat menambah sarana transportasi yang ramah
dan bertujuan guna meningkatkan lingkungan yang dikelola oleh masyarakat
pengembangan pariwisata daerah dan juga setempat atau pengelola, menjaga serta
mensukseskan pembangunan pariwisata mengembangkan atau menambahkan atraksi
nasional. Pokdarwis ini sudah memiliki wisata di Pantai Ropet, peningkatan kebersihan
manajemen yang baik dalam hal administrasi, dan pemberian peraturan kepada pengunjung
tenaga kerja dan juga keuangan. Dalam oleh pengelola wisata dalam hal kebersihan
pengelolaannya, semua uang tiket yang untuk menjaga kelestarian lingkungan,
didapatkan akan disalurkan sebanyak 25% meningkatkan pengawasan pengelola terhadap
kepada anggota dari tiap-tiap kelompok kerja kegiatan wisata dengan tujuan untuk menjaga
dan 75% dari keseluruhan digunakan untuk kelestarian kawasan wisata, meningkat
kegiatan pengelolaan kawasan yang konservatif. kerjasama oleh POKDARWIS dengan
masyarakat dalam hal keberlangsungan wisata,

15
merencanaan tata ruang kawasan wisata Pantai itu, masyarakat diharapkan dapat
Ropet, peningkatan mutu SDM pengelola memanfaatkan kegiatan wisata yang ada di
terhadap kegiatan wisata di kawasan. Pantai Ropet ini sebagai ladang penghasilan
misalnya saja membuka kios makanan atau
SARAN
minuman dan juga membuka kios kerajinan
Pengelola yaitu Kelompok Sadar Wisata
tangan yang dapat dijadikan sebagai buah
Andang Taruna diharapkan dapat
tangan oleh wisatawan yang berkunjung.
meningkatkan kinerjanya dalam pengelolaan
dan pengawasan terhadap kegiatan wisata yang DAFTAR PUSTAKA
ada di kawasan Pantai Ropet serta dapat lebih
memperhatikan perbaikan-perbaikan akan Bengen, D.G. dan A. Retraubun. 2006.
Menguak Realitas dan Urgensi
fasilitas yang sudah ada di Pantai Ropet.
Pengelolaan Berbasis Eko-sosio
Pengelola diharapkan untuk mampu Sistem Pulau-Pulau Kecil. Pusat
Pembelajaran dan Pengembangan
meningkatkan variasi atraksi wisata dan juga
Pesisir dan Laut. Bogor.
menambah pilihan untuk alat transportasi di
kawasan wisata. Selain itu, pengelola juga harus Creswell, & John. W. 2010. Research Design
Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka
mampu meningkatkan kegiatan promosi
Pelajar.
dengan menonjolkan kekuatan dan peluang
Daft, Richard L, 2010, Era Baru
yang ada di kawasan wisata Pantai Ropet
Manajemen,Edward Tanujaya,
sehingga dapat meningkatkan minat wisatawan Edisi 9,Salemba Empat.
untuk datang berkunjung.
Departemen Kelautan dan Perikanan [DKP].
Pemerintah diharapkan lebih
2008. Studi Pengembangan
memperhatikan penataan ruang fasilitas sarana Kebijakan Perikanan Berbasis
Kawasan. Program Kerjasama
dan prasaran yang ada di Giliyang khususnya di
Ditjen KP3K-DKP. Jakarta.
Pantai Ropet. Pemerintah juga diharapkan Prasetya, D. M. R. 2014. Pengembangan
Potensi Pariwisata Kabupaten
dapat mengedukasi pengelola dan masyarakat
Sumenep, Madura, Jawa Timur
yang ada di sekitar kawasan wisata Pantai Ropet (Studi Kasus: Pantai Lombang).
Jurnal Politik Muda. 3 (2) 412-421
untuk lebih memperhatikan kegiatan wisata
yang berkelanjutan yang mengutamakan Rangkuti, Ahmad Muhtadi, Muhammad Reza
Cordova, Ani Rahmawati, Yulma,
kelestarian ekosistem dan dapat memanfaatkan Hasan Eldin Adimu. 2017.
sumberdaya alam yang ada dengan cara-cara Ekosistem Pesisir dan Laut
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
yang tidak merusak kawasan wisata Pantai
Ropet.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
Masyarakat diharapkan dapat Kualitatif dan R&D. Bandung : CV
berpartisipasi dalam pengelolaan dan juga Alfabeta.
pengawasan terhadap kegiatan wisata yang ada
di Pantai Ropet, serta dapat melaksanakan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 yang
telah diubah dengan
kegiatan wisata yang berkelanjutan dan UndangUndang Nomor 1 Tahun
mengutamakan kelestarian ekosistem. Selain 2014 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir Dan Pulau-Pulau kecil.

16

Anda mungkin juga menyukai