Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok Mata Kuliah Diklat

Rencana Kebijakan dan Program Ruang Wilayah dan Kota

Oleh
Yustian, SP, M.Si
Andi Kusworo, ST

Potensi wisata Pulau Samalona

1. Pendahuluan
Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik ke Makassar, Sulawesi
Selatan, pada 2016 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Mengutip data yang diolah Dinas
Pariwisata Sulawesi Selatan maupun Makassar, tingkat kunjungan pada triwulan pertama di tahun
2015 maupun 2016 hampir dua kali lipat. Pada triwulan pertama tahun 2015, jumlah wisatawan
mancanegara yang datang sebanyak 24 ribu orang dan setahun kemudian pada waktu yang sama
sudah mengalami peningkatan pada angka 48 ribu orang. Lonjakan kunjungan wisman ini hampir
dua kali lipat. Di triwulan pertama tahun lalu itu cuma sekitar 24 ribu orang dan sekarang di triwulan
2016 ini sudah 48 ribu orang. Selain pada lonjakan jumlah wisman, wisatawan domestik yang
berkunjung ke Makassar juga mengalami kenaikan dari 1,7 juta di tahun 2015 menjadi 2,1 juta di
2016. Dua destinasi andalan para wisatawan asing di Makassar, yaitu di Pulau Samalona dan
Kawasan Kuliner di Anjungan Pantai Losari Makassar. Bahkan data dari Dinas Pariwisata Ekonomi
Kreatif (Disparekraf), dua obyek destinasi ini mengikat para wisatawan untuk datang lagi ke
Makassar sesuai dengan hasil wawancara kepada wisman. Untuk negara Eropa, wisatawan asal
Belanda mendominasi kunjungan wisata di Makassar serta wisatawan Malaysia yang berasal dari
Asia Tenggara. Data tersebut diperoleh dari survei yang dilakukan di Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin, Pelabuhan Soekarno-Hatta dan sejumlah hotel di Makassar.

Pulau Samalona
2. Identifikasi Potensi Pengembangan
a. Potensi Pantai
Potensi daya tarik alam yang dimiliki Pulau Samalona berupa; Pantai dengan pasir putih, laut
dengan biota laut dan karangnya serta panorama matahari terbit (sunrise) dan terbenam (sunset).
Tampak pantai yang indah dengan pasir putihnya yang bagus untuk wisatawan yang senang berjemur,
voli pantai dan berbagai olahraga dan aktivitas di pantai lainnya, atau wisatawan yang senang
menikmati mandi matahari (sunbathing) dengan pemandangan laut (Nurdin, 2015).

Pantai berpasi putih Pulau Samalona

Selain potensi pantai terdapat pula potensi laut yang masih alami dengan berbagai
aktivitas wisata yang bisa dilakukan oleh para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Samalona.
Laut biru dengan beraneka biota lautnya yang potensial untuk atraksi wisata memancing (fishing),
keindahan pemandangan bawah laut seperti terumbu karangnya sangat cocok untuk wisatawan
yang senang snorkeling maupun diving. Beragamnya potensi daya tarik wisata di Pulau Samalona
merupakan suatu kekuatan untuk pengembangan pariwisata. keindahan saat matahari terbit
(sunrise) dan terbenam (sunset) menjadi momen yang menarik bagi para wisatawan terutama bagi
wisatawan yang memiliki hobi pemotretan (photography).

b. Potensi Terumbu Karang


Pulau Samalona hampir seluruhnya dikelilingi oleh terumbu karang kecuali pada bagian
selatan yang sebagian besar hanya terdiri dari pasir putih. Lifeform karang hidup yang ditemukan
di Pulau Samalona adalah coral massive (CM), acropora digitate (ACD), acropora tubulate
(ACT), acropora submassive (ACS), coral encrusting (CE), acropora branching (ACB), soft coral.
Sedangkan biota yang ditemukan adalah Linckia, Diadema sp, Halimeda sp.
Terumbu Karang Bawah Laut Pulau Samalona

Hasil penelitian Saruni (2010) berdasarkan kondisi sumberdaya terumbu karang di Pulau
Samalona, masyarakat sekitar berpendapat dapat bahwa 43% kondisi terumbu karang yang ada di
Pulau Samalona masih baik, 38% baik dan 19% mengaku tidak tahu. Pada umumnya masyarakat
mempunyai persepsi bahwa Pulau Samalona masih dikelilingi oleh terumbu karang yang masih
dalam kondisi baik, namun pada kenyataannya terdapat wilayah-wilayah di sekitar Pulau
Samalona yang terumbu karangnya rusak akibat penambatan jangkar kapal nelayan maupun kapal
transportasi sewaan secara sembarangan.
Dari penelitian Awaludinnoer (2008) disebutkan sumberdaya ikan karang yang
ditemukan di sebelah barat dan selatan pulau sebanyak 13 famili. Famili yang paling banyak
ditemukan adalah Pomacentridae sebanyak 16 spesies dan yang paling sedikit ditemukan adalah
famili Nemipteridae, Zanclinidae, Pomacanthidae, Ostraciidae, Balistidae, Apogonidae,
Caesionidae, Siganidae dan Lutjanidae dengan masing-masing 1 spesies. Sumberdaya ikan
karang yang ditemukan disebelah utara dan timur Pulau Samalona sebanyak 9 famili. Jenis yang
paling banyak ditemukan berasal dari famili Pomacentridae sebanyak 15 spesies dan paling
sedikit berasal dari famili Balistidae, Nemipteridae, Ephippidae, Scorpaenidae, Zanclinidae,
Caesionidae, Chaetodontidae.

3. Alternatif Pengembangan
Banyak penelitian yang dilakukan akademis hanya meneliti tentang potensi kelautan dan
perikanan Pulau Samalona dan sekitarnya yang terfokus pada jenis-jenis karang dan biota-biota
laut yang ada di sekitar pulau, namun hanya sedikit yang memberikan alternative strategi
pengelolaan yang tepat serta penelitian yang khusus fokus pada pengembangan sektor
kepariwisataan dan yang berpihak kepada kepentingan masyarakat lokal.
Berdasarkan penelitian oleh Nurdin (2015), partisipasi masyarakat menjadi penunjang
utama dalam penyusunan perencanaan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, karena
tujuan utama dari pengembangan itu lebih menitikberatkan pada kepentingan masyarakat lokal
sehingga program yang dibuat tepat sasaran dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat setempat. Dari bentuk partisipasi masyarakat yang ada, ditemukan dua bentuk
partisipasi masyarakat di Pulau Samalona, yaitu partisipasi langsung (aktif) dan partisipasi tidak
langsung (pasif). Bentuk partisipasi langsung (aktif) masyarakat antara lain: penyediaan sarana
transportasi, penyediaan jasa akomodasi, penyewaan alat diving dan snorkeling, menyediakan
makan dan minum. Partisipasi masyarakat secara langsung dalam setiap proses pembangunan dan
pengembangan pariwisata suatu daerah atau pulau mutlak bagi tercapainya tujuan pembangunan.
Idealnya partisipasi masyarakat yaitu usaha untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk
berpartisipasi, sehingga proses pembangunan dapat meringangkan beban dan akhirnya
pembangunan itu dapat dirasakan secara adil dan merata. Merujuk pada tingkat partisipasi yang
dikemukakan Arnstein (1969) yang menjelaskan bahwa tingkat partisipasi yang paling kuat dan
dikatakan tinggi apabila tingkat partisipasi tersebut berada pada tingkat kontrol masyarakat yang
artinya kekuasaan akan pembangunan dan pengelolaan sepenuhnya berada di tangan masyarakat.
Selain partisipasi langsung yang bersentuhan dengan aktivitas kepariwisataan masyarakat juga
secara tidak sadar ikut berpartisipasi. Bentuk partisipasi masyarakat secara tidak langsung dalam
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Pulau Samalona terwujud dalam bentuk
menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan Pulau serta menjaga kebersihan dan
melestarikan lingkungan pulau.

Sumber:
1. Arnstein, Sherry R. 1969. “A Ladder of Citizen Participation” dalam Journal of the
American Planning Association, Vol. 35, No. 4, Juli, Hal. 216-224.
2. Awaludinnoer. 2008. Analisis Kesesuaian Wisata Bahari di Pulau Samalona [skripsi]. Program
Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas
Hasanuddin.
3. Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kota Makassar, 2016.
4. Nurdin, 2015, Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat Di Pulau Samalona,
Makassar, Universitas Udayana, Bali.
5. Saruni, Zulkifli, 2010, Kajian Pemanfaatan Sumberdaya Terumbu Karang Bagi Wisata Snorkling
Di Pulau Samalona Kota Makassar, Sulawesi Selatan, IPB, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai