Anda di halaman 1dari 16

Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

Strategi Pengembangan Destinasi


Pariwisata di Kepulauan Togean
Provinsi Sulawesi Tengah
Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana
Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung
fitriahbadarab90@gmail.com, tyas_ent@yahoo.com, mliga_suryadana@yahoo.com

Abstract— This research aims to know the menyulitkan atau bahkan merugikan
strategy of development of Tourism Destinations in masyarakat.
the Togian Islands, Regency Tojo Una-Una,
Central Sulawesi Province. The island has become Dari sudut sosial, kegiatan pariwisata akan
a major national tourist's destination in Indonesia memperluas kesempatan kerja baik dari
between 50 regions in Indonesia. However, the kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
number of tourists visited the island were fluctuated maupun dari berbagai sektor usaha yang
for the last three years. This research examined the langsung maupun yang tidak langsung
tourism strategy formulation based on internal and berkaitan dengan kepariwisataan. Dari sudut
external factor analysis at the destination. The ekonomi bahwa kegiatan pariwisata dapat
research used some instruments to compile data, memberikan sumbangan terhadap penerimaan
such as observation, interview, questionnaires, and daerah bersumber dari pajak, retribusi parkir dan
documentation. The research result indicated that karcis atau dapat mendatangkan devisa dari
there were several strategies that could be wisatawan mancanegara yang berkunjung.
implemented in developing the Togian island. The
strategies were as follows: 1) developing cultural Sejalan dengan kebijakan pengembangan
and natural tours, such as bird watching, beach pariwisata secara nasional serta dengan
activities and Bajeu village visits; 2) establishing memperhatikan potensi daya tarik wisata yang
close relationship and cooperation between public dimiliki, maka sektor pariwisata di Sulawesi
and private sectors; 3) attracting foreign investors; Tengah khususnya Kabupaten Tojo Una-Una,
4) building and maintaining the tourist facilities in Kepulauan Togean mendapatkan perhatian yang
some strategic locations; 5) increasing community besar dari Pemerintah Daerah untuk dijadikan
awareness for developing tourism; 6) developing sebagai salah satu destinasi wisata unggulan
ethnic-based tour packages. Therefore, some yang memiliki daya tarik wisata sebagaimana
recommendations for the destination are on yang diatur dalam PP No. 50 Tahun 2011
developing cultural, natural, and culinary tourism;
tentang RIPPARNAS 2010-2025, menetapkan
improving the public facilities; developing
accessibility; and strengthening cooperation among
kepulauan Togean masuk dalam 50 destinasi
stakeholders. pariwisata nasional.
Kepulauan Togean memiliki potensi wisata
Keywords— strategy development; tourism alam terutama wisata bahari yang sangat
destinations; togian islands; qualitative; internal; mempesona, seperti yang kita ketahui bahwa
external; SWOT. atraksi wisata sangat mempengaruhi keputusan
wisatawan untuk berkunjung ke Kepulauan
I. PENDAHULUAN Togean dimana keindahan, keunikan suatu
Pariwisata adalah salah satu dari objek wisata merupakan daya tarik wisata
industri gaya baru, yang mampu menyediakan tersendiri dan dapat memberikan rasa nyaman,
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam aman, kesenangan serta kepuasan pada
hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup wisatawan yang berkunjung di Kepulauan
dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di Togean. Berbagai aktivitas yang dapat dinikmati
dalam negara penerima wisatawan (Wahab, oleh para wisatawan di Kepulauan Togean ini
2003: 5). Berkembangnya pariwisata di suatu adalah menyelam, selancar, memancing,
daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi berenang, berjemur dan lain sebagainya.
masyarakat, yakni secara ekonomis, sosial dan Kepulauan Togean merupakan salah satu bagian
budaya. Namun, jika pengembangannya tidak ekosistem terumbu karang penting dari coral
dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru triangle yang meliputi wilayah Indonesia,
akan menimbulkan berbagai permasalahan yang Philipina, Malaysia, Papua Nugini, Jepang dan
Australia. Terumbu karang di Kepulauan

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 97


Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

Togean kaya akan keanekaragaman hayati laut Sektor pariwisata memerlukan suatu pola
dengan 4 tipe terumbu karang : karang tepi perencanaan pengembangan destinasi wisata
(fringing reef), karang penghalang (barrier yang tersusun agar potensi yang dimiliki oleh
reef), karang tompok (patch reef), dan karang destinasi wisata dapat dengan optimal
cincin (atoll) serta biota laut yang beragam dikembangkan. Untuk memajukan sektor
menjadi potensi wisata bahari untuk menarik pariwisata suatu destinasi maka dibutuhkan
perhatian para wisatawan baik domestik peran dari Pemerintah Daerah sebagai leading
maupun mancanegara untuk berkunjung ke sector dalam menentukan perencanaan
Kepulauan Togean sembari menikmati pembangunan dan pengembangan
keindahan bawah laut dengan berbagai aktifitas kepariwisataan daerah. Dengan pemahaman
yang ditawarkan. yang baik mengenai aspek lingkungan internal
dan lingkungan eksternal di Kepulauan Togean
Selain itu Masyarakat yang berada di yang bertujuan untuk mengidentifikasi,
wilayah Kepulauan Togean bersifat terbuka, menganalisis serta menentukan strategi
bersahabat dan tidak eksklusif, sehingga dapat pengembangan destinasi wisata yang
menerima dan memiliki rasa kepedulian dibutuhkan untuk jangka waktu panjang.
terhadap masyarakat pendatang di Kepulauan Strategi yang dapat diterapkan dalam penelitian
Togean dan dijumpai komunitas Togean, ini mengacu pada konsep Wheelen dan Hanger
Babongko dan Bajau yang memiliki budaya, (2000:8) yang mengemukakan bahwa langkah-
kearifan lokal dan adat istiadat yang masih langkah dalam proses strategi pengembangan
terpelihara hingga saat ini. Akan tetapi, kearifan suatu destinasi diantaranya mengidentifikasikan
lokal dan budaya belum menjadi daya tarik faktor-faktor lingkungan internal maupun
wisata living culture yang diminati oleh eksternal, formulasi strategi, implementasi
wisatawan.
strategi dan evaluasi strategi.
Ketersediaan amenitas yang terdapat di Manajemen strategis merupakan proses
Kabupaten Tojo Una-Una khususnya di yang dinamik karena ia berlangsung secara terus
Kepulauan Togean diantaranya akomodasi, menerus dalam suatu organisasi. Dimana yang
rumah makan, money changer, biro perjalanan, dimaksud dengan manajemen strategis disini
toko souvenir, pusat informasi dan fasilitas agar organisasi menjadi satuan yang mampu
kenyamanan lainnya yang menjadi faktor menampilkan kinerja tinggi karena organisasi
pendukung wisata (Cooper at all dalam Sunaryo, yang berhasil ialah organisasi yang tingkat
2013:150) akan tetapi beberapa komponen efektivitas dan produktivitasnya makin lama
kapasitasnya belum memadai dalam membantu makin tinggi (Siagian, 2007:27) Selanjutnya
pengembangan destinasi pariwisata di Djuaeny (2005:2) memberikan definisi
Kepulauan Togean manajemen strategis sebagai berikut:
Dari beberapa dan hambatan yang dihadapi 1. Manajemen strategis merupakan suatu
terutama jika masyarakat lokal tidak proses untuk menempatkan posisi organisasi
mendukung kegiatan kepariwisataan tersebut pada titik strategis agar perkembangannya
maka disinilah pentingnya kesadaran serta senantiasa memperoleh
regulasi dari pihak Pemerintah Daerah yang keuntungan/kemakmuran.
melaksanakan pembangunan dan 2. Manajemen strategis merupakan upaya
pengembangan pariwisata di Kabupaten Tojo untuk mengintegrasikan antara perencanaan
Una-Una khususnya di Kepuluan Togean. strategis dengan upaya meningkatkan
Sektor pariwisata memerlukan suatu pola kualitas organisasi, efisiensi anggaran,
perencanaan pengembangan destinasi wisata optimasi penggunaan sumber daya, evaluasi
yang tersusun agar potensi yang dimiliki oleh program kinerja dan pelaporan.
destinasi wisata dapat dengan optimal
dikembangkan. Untuk memajukan sektor Proses manajemen strategis dapat
pariwisata suatu destinasi maka dibutuhkan dideskritifkan sebagai sebuah pendekatan yang
peran dari Pemerintah Daerah sebagai leading objektif, logis, dan sistematis untuk membuat
sector dalam menentukan perencanaan keputusan-keputusan besar dalam organisasi.
pembangunan dan pengembangan Manajemen strategis berusaha mengorganisasi
kepariwisataan daerah. Dengan pemahaman informasi kualitatif dan kuantitatif sedemikian
yang baik mengenai aspek lingkungan internal rupa sehingga memungkinkan diambilnya
dan lingkungan eksternal di Kepulauan Togean keputusan yang efektif dalam kondisi
yang bertujuan untuk mengidentifikasi, ketidakpastian yang melingkupnya. Dengan
menganalisis serta menentukan strategi demikian manajemen strategis dapat
pengembangan destinasi wisata yang didefinisikan sebegai berikut “Manajemen
dibutuhkan untuk jangka waktu panjang. strategis ialah proses mengelola strategi yang
terdiri dari tahapan rumusan, implementasi,

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 98


Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

evaluasi/pengendalian, perbaikan strategi, maupun diarahkan untuk mengunjungi tempat


dengan tujuan agar strategi dapat tersebut. Hal terpenting dalam suatu destinasi
diimplementasikan sehingga mewarnai dan harus memiliki suatu atraksi atau daya tarik
mengintegrasikan semua keputusan dan yang dapat menarik perhatian wisatawan, baik
tindakan dalam organisasi”. Perumusan strategi secara psikologi maupun nyata oleh Hermantoro
dapat menghasilkan keunggulan kompetitif (2011:77) selanjutnya pengertian destinasi
hanya bila prosesnya memberikan makna pariwisata kemudian diperjelas kembali oleh
kepada para pekerja seluruhnya yang World Tourism Organization (2006) dalam
diungkapkan oleh Hurst dalam David (2011:2). Puslitbang Kepariwisataan-Kemenparekraf RI
Melengkapi pernyataan sebelumnya Lincoln (2001:22) menjelaskan bahwa destinasi
dalam David (2011:2) menyatakan bahwa pariwisata ialah suatu entitas yang mencakup
“tanpa strategi suatu organisasi adalah seperti wilayah geografis tertentu yang didalamnya
kapal tanpa haluan, berputar-putar tak kenal terdapat komponen produk wisata seperti atraksi
arah, ia seperti gelandangan, tidak punya tempat wisata, amenitas dan aksesbilitas serta layanan
yang dituju”. maupun pendukung lainnya seperti masyarakat,
pelaku industri pariwisata dan institusi
Pengembangan potensi pariwisata pengembangan yang membentuk sinergis dalam
mengandung makna upaya dalam meningkatkan menciptakan suatu motivasi kunjungan serta
sumber daya yang dimiliki oleh suatu daerah totalitas pengalaman berkunjung wisatawan.
tujuan wisata dengan cara melakukan
pembangunan baik itu berupa unsur-unsur fisik Adapun pengertian menurut Kamra (2001:7)
hingga non fisik dari sistem pariwisata sehingga dimana komponen suatu destinasi pariwisata
dapat meningkatkan produktivitas. Sejalan sebagai berikut: A destination comprises a core
dengan itu menurut Nuryanti 1994 dalam facilities, amenities, and services fashioned to
Jayanthie (2010:15) pada dasarnya cater the needs of the tourists, generally
pengembangan pariwisata merupakan suatu represented as four A’s. Nevertheless, all the
proses yang berkesinambungan untuk elements: Attractions, Access, Amenities
melakukan matching and adjustment yang terus (Accomodation, food amd beverage outlets,
menerus antara sisi supply and demand entertainment, retailing and other services),
kepariwisataan yang tersedia sehingga dapat Ancillary services (local organization).
tercapai misi yang telah ditentukan.
Untuk melengkapi pernyataan di atas
Pengembangan pariwisata, terutama Cooper at all dalam Sunaryo (2013:159)
pengembangan destinasi pariwisata merupakan mengemukakan bahwa kerangka
suatu bagian dari sebuah rencana dalam upaya pengembangan destinasi pariwisata
memajukan, memperbaiki serta meningkatkan mengandung tujuan yang sama yang mencakup
kondisi nyata daerah setempat sehingga dapat unsur-unsur seperti dibawah ini:
memberikan nilai tambah maupun dapat
bermanfaat bagi masyarakat lokal yang ada 1. Attraction: atraksi wisata yang berbasis
disekitar kawasan wisata, wisatawan dan utama pada kekayaan alam maupun budaya
pemerintah daerah. Kaiser dan Helber dalam serta artificial atau atraksi buatan seperti
Yoeti (2008:71) menjelaskan bahwa tingkat- event atau yang biasanya digolongkan dalam
tingkat perencanaan pariwisata itu dimulai dari minat khusus.
pengembangan pariwisata daerah atau regional 2. Accessbilities, yang mencakup dukungan
tourism development yang mencakup sistem transportasi diantaranya: fasilitas
pembangunan fisik objek dan atraksi wisata terminal, bandara, pelabuhan, jalur
yang akan dijual, pelayanan umum, angkutan transportasi/rute serta model transportasi
wisata, fasilitas akomodasi, restoran dan lainnya.
perencanaan promosi yang akan dilakukan. 3. Amenities, yang mencakup fasilitas
Adapun tahap-tahap selanjutnya akan banyak penunjang maupun pendukung wisata
bergantung pada kondisi suatu destinasi yang diantaranya: akomodasi, rumah makan (food
mana ada kecenderungan kunjungan wisatawan and beverage), toko cendramata, biro
meningkat atau berkurang atau tidak ada yang perjalanan, retail, pusat informasi wisata,
berkunjung sama sekali. Bila ternyata fasilitas penukaran uang (money changer)
serta fasilitas kenyamanan lainnya.
meningkat maka perlu dipikirkan
pengembangan selanjutnya dengan system 4. Ancillary Services, yang mencakup seperti
prioritas dalam artian yakni pengembangan rumah sakit, bank, pos, telekomunikasi dan
dapat didahulukan dengan kebutuhan maupun lainnya. Ini merupakan fasilitas pendukung
permintaan dari pasar wisata. yang digunakan oleh wisatawan.
5. Institutions atau biasanya disebut dengan
Destinasi merupakan tempat dimana kelembagaan yang terkait dengan
seseorang berkeinginan untuk bepergian keberadaan serta peran dari masing-masing

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 99


Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

unsur dalam mendukung terlaksananya suatu Dari penjelasan beberapa unsur-unsur


kegiatan pariwisata yang termasuk kerangka pengembangan destinasi menurut
masyarakat setempat. Cooper at all dalam Sunaryo (2013:159) dapat
di gambarkan sebagai berikut:

Attraction

Institutions Accessbilities

Destinasi
Pariwisata

Ancillary Amenities
Services

Sumber: Cooper at all dalam Sunaryo (2013:159)

GAMBAR 1. ILUSTRASI KONSTRUKSI SISTEM DESTINASI PARIWISATA

Berdasarkan penelaan atas produk wisata, mempertahankan, dan menumbuhkan


maka strategi pengembangan pariwisata terlebih pelanggan melalui penciptaan, penyampaian,
dahulu harus direncanakan untuk perbaikan dan pengkomunikasian nilai yang unggul
produk yang ada, mencari peluang untuk kepada pelanggan” (Kolter dan Keller,
ekspansi pasar yang baru dan menetapkan 2009:62). Definisi ini adalah definisi luas dan
prioritas jangka panjang bagi industri lokal umum dari pemasaran terutama karena Kotler
(Godfrey & Clarke, 2000:9). Selain itu sebagai (1969:112) berkeyakinan bahwa prinsip-prinsip
kerangka dalam pengambilan keputusan, umum dalam pemasaran akan berlaku untuk
strategi pengembangan juga merupakan produk, jasa, orang, dan tempat (destinasi
panduan bagi seluruh kegiatan pembangunan wisata). Akan tetapi, walaupun secara umum
dimasa depan. Mengidentifikasi kekuatan dan definisi tersebut bisa diterima dalam rangka
kelemahan suatu produk wisata, mendefinisikan tujuan pemasaran wisata, ada beberapa area
serangkaian tujuan (goals) dan sasaran dimana perencanaan dan pengelolaan
(objectives) dalam mengatasi masalah dan pemasaran pariwisata perlu mendapatkan
menguraikan rencana aksi untuk mencapai nuansa dan penekanan khusus. Strategi
tujuan. Pengembangan destinasi pariwisata pemasaran yang dapat dibuat meliputi
meliputi to plan for improvements in existing pengembangan tempat dan aktivitas wisata,
products (merencanakan perbaikan produk yang akomodasi, akses ke tujuan-tujuan wisata,
ada) , dalam hal ini ialah peningkatan potensi sarana-sarana pendukung pariwisata, dan juga
wisaata daerah secara keseluruhan melalui komunikasi pemasaran pariwisata yang efektif
pengembangan potensi daerah yang akan dan efisien. Selain itu dalam menentukan
dijadikan sebagai destinasi wisata. kebutuhan dan keinginan pasar dan sasaran serta
Mengidentifikasi strengths, weaknesses, memberikan kepuasan yang diinginkan secara
opportunities and threats in the local product, lebih efektif dan efisien merupakan kunci utama
yang mana dalam hal ini faktor internal dan dalam mencapai sasaran dan tujuan dari sebuah
eksternal pada destinasi dalam menentukan organisasi, maka kepentingan atau kebutuhan
rumusan alternative strategi yang akan pasar yang paling diutamakan bukan
digunakan dalam pengembangan destinasi kepentingan atau kebutuhan dari penjual.
pariwisata. Maka, hal ini yang didapatkan akan Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran
sesuai dengan strategi pengembangan berlandaskan diantaranya pada pasar sasaran
kepariwisataan yang bertujuan untuk dan kebutuhan pelanggan sehingga dapat
mengembangkan produk dan pelayanan yang menghasilkan keuntungan melalui kepuasan
berkualitas, bertahap dan seimbang. pelanggan yang di ungkapkan dalam Suryadana
dan Octavia (2015:4).
Untuk aspek pemasaran dapat diartikan
sebagai suatu seni dan ilmu untuk dapat memilih
pasar sasaran, dan mendapatkan,

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 100
Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

II. METODE PENELITIAN tersebut antara lain ialah perwakilan dari Dinas
Dalam penelitian ini menggunakan motode Pariwisata dan Kebudayaan Tojo Una-Una,
penelitian kualitatif yang mana penelitian ini Tokoh Masyarakat, Pelaku Usaha Pariwisata
didasarkan pada pengumpulan, analisis dan dan Wisatawan.
interpretasi daya yang berbentuk narasi visual Untuk penelitian ini peneliti menggunakan
(bukan angka) untuk memperoleh pemahaman tiga metode analisis diantaranya analisis data
mendalam dari fenomena tertentu yang diminati kualitatif, analisis EFAS dan IFAS serta
(Gay at al.., dalam Leo, 2013:100). Selanjutnya menggunakan matriks SWOT.
Leo (2013:100) menjelaskan bahwa dalam
penelitian kualitatif, peneliti sebelumnya hanya A. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFAS)
mengetahui secara kasar apa yang dicari. Alat formulasi strategi ini meringkas dan
Rancangan penelitian muncul begitu penelitian mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama
mulai dilaksanakan yang mana data kualitatif dalam area fungsional bisnis, dan juga
bersifat subyektif karena peneliti memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan
mengutamakan interpretasi individu terhadap mengevaluasi hubungan antara area-area
fenomena yang ada dengan melakukan tersebut (David dalam Hendrayana, 2011:46).
observasi partisipan, wawancara mendalam dan Tabel IFAS disusun untuk merumuskan faktor-
sebagainya. Peneliti sendiri merupakan alat faktor strategis internal. Matriks IFAS
pengumpul data yang berbentuk kata-kata, digunakan untuk mengetahui faktor – faktor
gambar maupun benda. Dimana prosedur yang berkaitan dengan kekuatan serta
penelitian yang menghasilkan data deskriptif kelemahan yang dianggap penting. Data dan
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku informasi aspek internal perusahaan dapat digali
yang diamati untuk mendapatkan semua fakta dari beberapa fungsional perusahaan. Setelah
yang terkait dengan pengembangan destinasi faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan
pariwisata dan menerapkan berbagai teori yang diidentifikasi, suatu tabel IFAS disusun untuk
relevan untuk membantu menjawab masalah merumuskan faktor-faktor strategis internal
penelitian. tersebut dalam kerangka kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Tahapnya adalah:
Penelitian kualitatif menurut Sugiyono
(2013:298) tidak menggunakan populasi 1. Menyusun dalam sebuah kolom (kolom 1)
dikarenakan penelitian kualitatif berangkat dari yang terdiri dari faktor-faktor yang menjadi
kasus tertentu yang ada pada situasi sosial kekuatan serta kelemahan perusahaan.
tertentu dan hasil kajiannya tidak akan 2. Memberi bobot masing-masing faktor dalam
diberlakukan ke populasi akan tetapi di kolom tersebut (kolom 2). Faktor-faktor
transferkan ke tempat lain pada situasi sosial tersebut kemungkinan dapat memberikan
yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial dampak terhadap faktor strategis. (Semua
pada kasus yang dipelajari. bobot tersebut jumlahnya tidak boleh
melebihi skor total 1,00)
Menurut Spradley dalam Sugiyono
3. Menghitung rating didalam kolom tersebut
(2013:297) dinamakan situasi sosial atau social
(kolom 3) untuk masing-masing faktor
situation yang terdiri dari tiga elemen yakni
dengan memberikan skala mulai dari 4
place, actors and activity (tempat, pelaku dan
(sangat kuat) sampai dengan 1 (sangat
aktivitas). Dalam hal ini ialah situasi sosial di
lemah) berdasarkan pengaruh faktor tersebut
Kepulauan Togean provinsi Sulawesi Tengah
terhadap kondisi perusahaan yang
yang melibatkan keseluruhan unit dalam ruang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif
lingkup yang diteliti ialah pengelola maupun
(semua variabel yang masuk kategori
masyarakat yang memanfaatkan obyek-obyek
kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai
wisata yang berada dilokasi tersebut.
dengan 4 (sangat kuat) dengan
Selanjutnya Sugiyono (2013:299) membandingkannya dengan rata-rata
menambahkan sampel dipilih dari sejumlah industri atau dengan pesaing utama.
kecil individu atau informan kunci. Penentuan Sedangkan variabel yang bersifat negatif,
informan atau narasumber yang diwawancarai kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan
dilakukan secara purposive yakni dipilih dengan perusahaan besar sekali dibandingkan
pertimbangan dan tujuan tertentu. Beberapa dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1,
pertimbangan dalam menetapkan sampel sedangkan jika kelemahan perusahaan di
diantaranya seperti (1) mereka yang tahu bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.
kedalaman informasi sehubungan dengan Rating mengacu pada kondisi destinasi
masalah yang diteliti, (2) mereka yang diterima pariwisata di Kepulauan Togean, sedangkan
oleh berbagai kelompok yang terkait dengan bobot mengacu pada industri lainnya di
penentuan kebijakan, (3) mereka yang memiliki mana destinasi pariwisata Kepulauan
pengetahuan tentang pariwisata. Narasumber Togean berada.

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 101
Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

4. Mengkalikan bobot pada kolom 2 dengan secara langsung maupun tidak langsung
rating pada kolom 3, untuk memperoleh terhadap perusahaan. Berikut tahapan kerja yang
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya dilakukan dalam matriks EFAS, yakni:
berupa skor pembobotan untuk masing-
masing faktor yang nilainya bervariasi mulai a) Membuat daftar faktor-faktor utama yang
dari 4 sampai dengan 1. mempunyai dampak yang signifikan
5. Menggunakan kolom 5 untuk memberikan terhadap kesuksesan maupun kegagalan
komentar atau catatan mengapa faktor- usaha untuk aspek eksternal mencakup
faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor peluang dan ancaman.
pembobotannya dihitung. b) Tentukan bobot dari faktor tersebut dengan
6. Menjumlahkan skor pembobotan (pada skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi
kolom 4), untuk memperoleh total skor tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah
pembobotan bagi perusahaan yang seluruh bobot harus sebesar 1. Nilai bobot
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan dinilai dan dihitung berdasarkan rata-rata.
bagaimana perusahaan bereaksi terhadap c) Tentukan rating setiap faktor tersebut
faktor strategis internalnya. Total skor ini dengan skala 1 – 4, dimana:
dapat digunakan untuk membandingkan 1 = sangat lemah
perusahaan lainnya dalam kelompok 2 = tidak begitu
industri yang sama. 3 = cukup kuat
4 = sangat kuat
B. Matrik Evaluasi Faktor External (EFAS) d) Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya
Matriks evaluasi faktor eksternal (EFAS) guna mendapatkan skor semua faktor
memungkinkan para penyusun strategi untuk tersebut.
merangkum dan mengevaluasi informasi e) Jumlahkan skor guna mendapatkan skor
ekonomi, sosial, budaya, demografi, total bagi subyek yang dinilai. Skor total 4.0
lingkungan, politik, pemerintah, hukum, mengindikasikan bahwa subyek merespon
teknologi, dan persaingan (David dalam dengan cara yang luar biasa pada peluang-
Hendrayana, 2011:47). Penafsiran atas peluang yang ada dan menghindari ancaman
keterangan responden menjadi hasil identifikasi di pasar industri. Sementara itu, skor total
peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman sebesar 1.0 mengindikasikan bahwa subyek
tersebut kemudian dianalisis eksternal dengan tidak memanfaatkan peluang yang ada atau
menggunakan Matrik EFAS. Matriks EFAS tidak menghindari ancaman eksternal.
digunakan peneliti guna mengevaluasi faktor- Matriks IE (Internal-Eksternal) (Rangkuti,
faktor yang berasal dari eksternal perusahaan. 2006:301) sering juga disebut dengan Matriks
Data eksternal tersebut kemudian dikumpulkan Portofolio yang terdiri dari sembilan sel seperti
untuk menganalisa hal-hal yang menyangkut yang tertera pada gambar dibawah ini.
persoalan eksternal relevan perusahaan. Hal ini
penting, karena faktor eksternal berpengaruh

Sumber: Rangkuti (2006:301)

GAMBAR 2. MATRIKS IE (INTERNAL-EKSTERNAL)

Dari diagram di atas diperoleh sembilan sel a) Sel I, II, IV strategi yang seharusnya
dengan tiga implikasi perencanaan yang berbeda diterapkan adalah strategi Tumbuh dan
(Rangkuti, 2006:301), yakni: Kembangkan (Growth and Build) yang

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 102
Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

terdiri dari strategi penetrasi pasar, perusahaan serta peluang dan ancaman yang
pengembangan pasar, dan pengembangan dipengaruhi faktor-faktor eksternal yang tidak
produk. bisa dikontrol oleh perusahaan. Teknik analisis
b) Sel III, V, VII strategi yang tepat diterapkan SWOT digunakan untuk mengidentifikasi
dalam sel ini adalah strategi Jaga dan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan,
Pertahankan (Hold and Maintain) yang peluang-peluang yang dimiliki dan ancaman-
terdiri dari penetrasi pasar dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam
pengembangan produk. persaingan bisnis. Namun hal ini dapat
c) Sel VI, VIII dan IX, strategi yang sebaiknya menyebabkan sejumlah anomali. Masalah
dilakukan adalah strategi Tuai atau dengan analisis SWOT dasar dapat diatasi
Divestasikan (Harvest or Divest). dengan menggunakan lebih kritis POWER
SWOT. POWER adalah singkatan dari personal
C. Analisis Matriks SWOT experience (pengalaman pribadi), order
Analisis SWOT adalah alat untuk mengenali (permintaan) strengths or weaknesses,
situasi, yang jika dilakukan dengan benar maka opportunities or threats, weighting
akan menghasilkan pondasi yang kuat untuk (pembobotan), emphasize detail (penekanan
merumuskan atau memformulasikan suatu pada yang lebih detail), dan rank and prioritize
strategi (Bozac and Tipuric dalam Hendrayana, (peringkat dan prioritas). POWER SWOT pada
2011:51). Analisis SWOT juga digunakan dasarnya merupakan perpanjangan dari SWOT
sebagai alat untuk mengetahui kekuatan, dasar dan jauh lebih berguna untuk perencanaan
kelemahan yang dipengaruhi kebijakan internal strategis.

Faktor Internal Kekuatan / Strength (S) Kelemahan/Weaknesses (W)


Mengidentifikasi Faktor-faktor Mengidentifikasi Faktor-faktor
Kekuatan Internal Kelemahan Internal
Faktor Eksternal
Peluang/Opportunities Strategi SO Strategi WO
(O) Sel 1 Sel 3
Mengidentifikasi Faktor Ciptakan strategi yang menggunakan Ciptakan strategi yang meminimalkan
Peluang Eksternal kekuatan untukmemanfaatkan peluang kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Ancaman / Threats (T) Strategi ST Strategi WT
Mengidentifikasi Faktor
Sel 2 Sel 4
Ancaman Eksternal
Ciptakan strategi yang menggunakan Ciptakan strategi yang meminimalkan
kekuatan untuk mengatasi ancaman kelemahan untuk menghindari ancaman
Sumber: Rangkuti (2006:31)

GAMBAR 3. MATRIKS SWOT PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DI KEPULAUAN TOGEAN

Alasan yang mendasari menggunakan dengan cara menganalisis dan memilah hal-hal
metode ini dikarenakan analisis SWOT yang mempengaruhi keempat faktor SWOT,
mengarahkan analisis strategi dengan cara kemudian diterapkan dalam gambar matrik
memfokuskan perhatian pada kekuatan SWOT. Dalam matrik tersebut dapat
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang dibandingkan bagaimana kekuatan (strengths)
(opportunities) dan ancaman (threats) yang mampu mengambil keuntungan (advantage)
merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan dari peluang (opportunities) yang ada,
pengembangan suatu destinasi wisata. Maka bagaimana cara mengatasi) kelemahan
perlunya identifikasi terhadap peluang dan (weaknesses yang mencegah keuntungan
ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan (advantage) dari peluang (opportunities) yang
kelemahan yang dimiliki destinasi wisata ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
melalui telaah terhadap faktor internal dan mampu menghadapi ancaman (threats) yang
faktor eksternal dalam menetapkan strategi ada, dan bagaimana cara mengatasi kelemahan
pengembangan suatu destinasi wisata yang (weaknesses) yang mampu membuat ancaman
realistis dalam mewujudkan misi dan visinya. (threats) menjadi nyata atau menciptakan
Dimana analisis SWOT merupakan cara sebuah ancaman baru.
sederhana untuk memperkirakan cara terbaik
untuk melakukan strategi. Implementasi SWOT Tujuan utama dari analisis SWOT adalah
sangat bergantung dengan situasi dan kondisi, untuk mengotimalkan kekuatan dan
meminimalkan kelemahan, serta memanfaatkan
baik itu situasi kondisi internal maupun
eksternal. Agar mencapai hasil yang maksimal peluang yang muncul dan mengatasi ancaman
dalam analisis SWOT, peneliti harus mampu yang datang. Manfaat dari analisis SWOT
merangkum berbagai indikasi yang digunakan adalah merupakan strategi bagi para stakeholder
untuk menghitung analisis SWOT itu sendiri untuk menetapkan sarana-sarana saat ini atau

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 103
Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

kedepan terhadap kualitas internal maupun Kecamatan Walea Kepulauan dan Kecamatan
eksternal. Walea Besar.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Secara geografis, Kabupaten Tojo Una-una
terletak antara 0o20’ Lintang Utara sampai
Kabupaten Tojo Una-una merupakan salah dengan 01o60’ Lintang Selatan dan 120o09’
satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah Bujur Timur sampai dengan 121o75’ Bujur
yang secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Timur di bagian Timur Pulau Sulawesi, dengan
UU No. 32 tahun 2003 dengan ibukota batas-batas sebagai berikut:
kabupaten yang berkedudukan di Ampana.
Jumlah kecamatan di Kabupaten Tojo Una-una ▪ Sebelah Utara : berbatasan dengan
ialah sembilan kecamatan yang terdiri dari lima Teluk Tomini dan Provinsi Gorontalo
kecamatan di wilayah daratan, yaitu Kecamatan ▪ Sebelah Timur : berbatasan dengan
Tojo, Kecamatan Tojo Barat, Kecamatan Tojo Kabupaten Banggai
Ulubongka, Kecamatan Ampana dan ▪ Sebelah Selatan : berbatasan dengan
Kecamatan Ampana Tete serta empat Kabupaten Morowali
kecamatan di wilayah kepulauan yang terdiri ▪ Sebelah Barat : berbatasan dengan
dari Kecamatan Una-una, Kecamatan Togean, Kabupaten Poso

Sumber: Disbudpar Kabupaten TOUNA (2016)

GAMBAR 4. PETA LOKASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

Luas wilayah Kabupaten Tojo Una-Una dalam zona transisi garis Wallace dan Weber
kurang lebih 9.292,36 km2 dengan luas daratan yang merupakan gugusan dari pulau-pulau kecil
kurang lebih 5.721,53 km2 dan luas lautan yang melintang ditengah Teluk Tomini yang
kurang lebih 3.570,83 km2. Iklim di Kabupaten mana Taman Nasional Kepulauan Togean
Tojo Una-una yakni iklim tropis dan terdiri dari terletak pada koordinar 00o 07’ 43” - 00o 65’ 06”
dua musim yaitu musim Barat (Juli-Desember) LS dan 121o 51’ 63” – 1220 44’ 00” BT,
dan musim Timur (Januari-Juni). Curah hujan memanjang kurang lebih 102,7 km. Secara
berkisar antara 1200-4100 mm/tahun dan geografis Kepulauan Togean terletak di tengah-
temperaturnya berkisar 17-330C, sedangkan tengah Teluk Tomini dengan daerah seluas
kelembaban udara antara 74%-82% dan 755,4 km2. . Kepulauan Togean berbatasan
kecepatan angin berkisar 3-6 knot (mil/jam). sebelah utara dengan Teluk Tomini dan Provinsi
Gorontalo, sebelah selatan berbatasan dengan
Kepulauan Togean merupakan bagian dari daratan pulau Sulawesi dan Lautan dalam
Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi selanjutnya disebelah timur berbatasan langsung
Tengah yang terbentang sepanjang 90 km. dengan Laut Maluku dan sebelah barat
Kepulauan Togean terdiri dari pulau-pulau kecil berbatasan dengan Teluk Tomini dan Lautan
yang jumlahnya mencapai 60 pulau dan 6 pulau dalam.
besar. Dimana Kepulauan Togean termasuk
dalam bagian Taman Nasional yang terletak

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 104
Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

Sumber: Disbudpar Kabupaten TOUNA (2016)

GAMBAR 5. PETA LOKASI KEPULAUAN TOGEAN ANALISIS FAKTOR INTERNAL

1. Kondisi Aktual Atraksi Wisata pemberangkatan yang tidak setiap hari,


informasi dan jadwal keberangkatan tidak tentu,
Kepulauan Togean merupakan destinasi dan sarana transportasi yang belum memberikan
wisata yang sangat diunggulkan karena kenyamanan perjalanan bagi wisatawan menuju
memiliki potensi sumber daya perikanan, ke destinasi wisata. Permasalahan aksesbilitas
keanekaragaman hayati, biota laut dan darat, transportasi diatas dikarenakan oleh belum
kekayaan budaya lokal (adat istiadat) serta berkembangnya usaha angkutan wisata baik
keterbukaan masyarakat dalam menerima para oleh swasta maupun masyarakat, sebagaimana
pendatang. Objek wisata unggulan hingga saat yang sudah ada pada destinasi-destinasi wisata
ini yakni pesona alam dan keindahan bawah laut yang telah maju. Permasalahan aksesbilitas
perairan gugusan Kepulauan Togean yang dapat diatasi dengan pengembangan sistem
menarik simpatik wisatawan untuk berkunjung transportasi wisata yang memuaskan bagi
ke Kepulauan Togean. Selanjutnya, potensi wisatawan.
wisata yang dimiliki oleh Kepulauan Togean
yakni makanan khas seperti: Du’I atau Papeda 3. Kondisi Aktual Amenitas
dan Sinole yang merupakan hasil olahan dari
Sagu. Selain itu, pengamatan burung Allo yang Usaha-usaha kepariwisataan di Kepulauan
menjadi fauna khas Kabupaten Tojo Una-Una Togean belum terintegrasi dalam mata rantai
juga diminati yang dapat di lihat disekitaran industri pariwisata, sehingga belum memiliki
desa Tumbulawak (watching bird), trakking ke hirarki yang dapat meningkatkan jumlah
dalam hutan pulau Malenge untuk melihat kunjungan wisatawan. Masalah ini disebabkan
Tarsius maupun Kera khas Kepulauan Togean oleh lemahnya keahlian pelaku usaha dan
dan juga dapat terdapat danau Ubur-Ubur yang aparatur pemerintah dalam jaringan mata rantai
tidak menyengat sehingga aman bagi wisatawan bisnis pariwisata. Lemahnya jaringan usaha
yang ingin berenang/snorkeling. membatasi penciptaan paket wisata, kurangnya
perhatian terhadap ekonomi lokal. Di destinasi
2. Kondisi Aktual Atraksi Wisata Kepulauan Togean usaha pariwisata masih
terbatas pada akomodasi dan usaha transportasi
Wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan yang disediakan oleh pengelola objek wisata.
Togean pada umummnya dapat ditempuh
dengan dua jalur yang berbeda seperti jalur Kota 4. Kondisi Aktual Ancillary Service
Ampana - Wakai dan Gorontalo - Wakai.
Di kawasan wisata Kepulauan Togean,
Wisatawan yang berkunjung diperhadapkan
pada dua masalah aksesbilitas yakni kemudahan fasilitas pendukung pariwisata masih terbatas
mencapai destinasi dan pergerakan dalam pada akomodasi dan pendukungnya serta
destinasi. Dari Wakai wisatawan menggunakan fasilitas diving yang disediakan oleh pengelola
perahu kecil untuk mencapai tempat wisata objek wisata. Berbagai fasilitas pendukung yang
lainnya, terkait dengan transportasi wisatawan dijumpai di destinasi, namun belum tersedia di
sering diperhadapkan dengan kendala frekuensi Kepulauan Togean seperti: ATM, Money

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 105
Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

changer, fasilitas olahraga pantai, tempat pembinaan terhadap usaha kecil menengah
sampah, toilet umum maupun klinik kesehatan. maupun koperasi. Sejalan dengan hal tersebut
dari hasil wawancara bersama Bapak Ude
5. Kondisi Aktual Kelembagaan selaku pengelola usaha kepariwisataan yang ada
Kepulauan Togean sebagai taman wisata di Kepulauan Togean mengungkapkan bahwa
laut telah nyata menjadi salah satu destinasi masyarakat lokal belum memanfaatkan kegiatan
wisata bahari di Indonesia dan telah menjadi pariwisata yang ada disekitar desa mereka untuk
tujuan wisatawan mancanegara. Dalam kawasan membuat suatu ketrampilan seperti souvenir
Sulawesi, Kepulauan Togean berada dalam khas daerah yang dapat bernilai ekonomi untuk
jaringan keterkaitan wisata dengan Bunaken dan ditawarkan pada wisatawan.
Toraja. Berdasarkan fakta ini, konsep 3. Kondisi Aktual Pasar Wisata
pembangunan perwilayahan kepariwisataan
Tojo Una-Una bersifat lintas sektoral yang Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una
berorientasi pada keterkaitan antar-wilayah, hingga saat ini berupaya mempromosikan daya
baik regional maupun nasional. Jaringan wisata tarik wisata, misalnya melalui website dan
yang terbangun antar wilayah mengharuskan berbagai even wisata. Beberapa usaha
lahirnya senergitas pembangunan pariwisata memasarkan daya tarik wisata
Kepulauan Togean melalui website, event
A. Analisis Faktor Eksternal nasional maupun internasional serta melalui
1. Kondisi Aktual Teknologi biro-biro perjalanan nasional dan internasional.
Teknologi di bidang pariwisata tidak hanya Tantangan bagi Kabupaten Tojo Una-Una ialah
dimanfaatkan sebagai media promosi, namun menciptakan rencana pemasaran yang efektif
teknologi juga dapat menjadi media untuk diimplementasikan di dalam dan luar
pembelajaran bagi para investor/pengusaha di negeri. Berdasarkan hasil wawancara dengan
bidang pariwisata. Dunia pariwisata menjadi bapak Zainal bidang Pemasaran Pariwisata
salah satu bidang garapan pemerintah daerah Kabupaten Tojo Una-Una, menyatakan bahwa
dalam mengimplementasikan e-government sebelumnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
untuk mempublikasikan atau memasarkan Kabupaten Tojo Una-Una telah mengadakan
potensi wisata di daerah, sehingga dapat penelitian mengenai pasar wisata pada bulan
disimpulkan bahwa adanya suatu sistem April 2012, yang mana wisatawan wisatawan
informasi manajemen yang berbasis pada Eropa masih mendominasi untuk berkunjung ke
pengolahan data elektronik di bidang pariwisata. Kepulauan Togean, sejalan dengan hasil
Akan tetapi, dilihat dari kondisi tersebut dari observasi peneliti dilapangan. Sementara pasar
pihak Pemerintah Daerah belum secara potensial meliputi wisatawan Amerika Serikat,
maksimal dalam memanfaatkan teknologi Timur Tengah, India, dan negara-negara Asia.
berbasis E-Tourism untuk mendatangkan 4. Kondisi Aktual Pesaing Bisnis
wisatawan maka perlu dilakukan suatu upaya Kepariwisataan
penyususnan rencana pengembangan pariwisata
yang berbasis pada sistem teknoligi informasi Kepulauan Togean merupakan destinasi
yang memperkenalkan segala potensi wisata, pariwisata unggulan yang ada di Sulawesi
sarana-prasarana pendukung, kemudahan akses Tengah yang menawarkan keindahan alam baik
dan transportasi, paket wisata yang ditawarkan, underwater, landscape maupun budayanya.
iklim, biaya, rute dan jarak serta hal-hal yang Aktifitas diving dan snorkeling menjadi andalan
berkaitan dengan kegiatan wisata di Kabupaten di destinasi ini karena memiliki ±79 spot dive
Tojo una-Una khususnya di Kepulauan Togean. dengan kedalaman yang berbeda maupun
Informasi yang ditampilkan bukan sekedar keunikan spot tersebut. Kepulauan Togean
jumlah dan jenis objek wisata saja melainkan termasuk dalam triangle coral yang
dengan visualisasi objek dan fasilitas, peta citra menghubungkannya dengan wilayah Indonesia,
satelit sehingga informasi ini dapat Philipina, Malaysia, Papua Nugini, Jepang dan
dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk Australia. Sedangkan Pulau Bunaken termasuk
menentukan objek wisata yang akan dikunjungi, dalam wilayah “segi tiga emas” yang
jadwal kegiatan wisata, waktu dibutuhkan merupakan jalur perairan laut yang
hingga pada kemudahan transaksi lainnya. menghubungkan laut Filipina, Papua dan
Indonesia karena kekayaan alam yang berada di
2. Kondisi Aktual Perekonomian Bunaken, organisasi nasional dan internasional
Ekonomi rakyat merupakan ekonomi non pemerintah saling bekerjasama dalam
mandiri yang tidak tergantung modal asing, menjalankan konservasi terumbu karang dan
sehingga pemberdayaan ekonomi perlu mangrove. Akan tetapi, disisi lain Kepulauan
dilakukan dengan terus meningkatkan Togean lebih unggul pada lokasi - lokasi yang
perekonomian rakyat melalui perlindungan dan dijadikan tempat penyelaman dimana aktivitas

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 106
Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

diving and snorkeling menjadi unggulan kemasyarakatan dengan konsep daya tarik
ditempat ini. wisata living culture yang berbeda dengan
produk wisata para pesaing karena
B. Strategi Pengembangan Destinasi mengembangkan jejaring desa wisata
Pariwisata di Kepulauan Togean dengan keunikan lokal yang dimilikinya
1. Dari hasil analisis EFAS dan IFAS sehingga wisatawan mendapatkan
perencanaan dari SO merupakan hal yang penguatan unsur memory/kenangan khas dan
dianggap mememiliki prioritas yang tinggi life style dari komunitas suku yang berada di
dan mendesak untuk dilaksanakan. destinasi pariwisata Kepulauan Togean serta
Perencanaan tersebut ialah: Pengembangan mempublikasikan melalui media sosial.
sistem transportasi multi moda (darat, laut
dan udara) dengan menata manajemen moda 4. Dari hasil analisis EFAS dan IFAS
transportasi yang memudahkan pergerakan perencanaan WT merupakan hal yang dapat
wisatawan mencapai destinasi wisata di untuk dilaksanakan. Perencanaan tersebut
Kepulauan Togean demi merangkul ialah: Memperkuat kerjasama antar
wisatawan mancanegara terlebih pada pasar stakeholder dan para investor dalam
potensial dari negara-negara ASIA. menciptakan iklim investasi pariwisata yang
kondusif dengan sistem dan mekanisme
2. Dari hasil analisis EFAS dan IFAS pelayanan dan perizinan investasi dibidang
perencanaan WO merupakan hal yang pariwisata yang mudah, cepat dan murah
seharusnya dianggap mememiliki prioritas agar pengadaan fasilitas-fasilitas pariwisata
yang tinggi untuk dilaksanakan. dapat meningkat sejalan dengan
Perencanaan tersebut ialah: Menetapkan pengembangan usaha-usaha pariwisata yang
regulasi perencanaan jalur transportasi dikelola oleh para investor dengan
menuju destinasi pariwisata Kepulauan berkembangnya industri pariwisata di
Togean dengan mengoptimalkan rute dan Kepulauan Togean memungkinkan untuk
jadwal penerbangan serta pelayaran menuju memadainya fasilitas-fasilitas umum
ke Kepulauan Togean demi meraih pangsa pariwisata seperti ATM, Toilet Umum,
pasar yang potensial dari negara-negara Money Changer, bahkan infrastruktur
ASIA dan sekaligus mempermudah akses berupa air bersih, listrik dan alat
masuk para wisatawan asing dengan tingkat telekomunikasi dapat terpenuhi.
keamanan yang terjaga sehingga Kepulauan
Togean dapat menjadi destinasi pariwisata Sesuai dengan perhitungan skor posisi
berskala internasional. internal dan eksternal pada matriks IFAS dan
EFAS yang menunjukkan skor 3,81 pada
3. Dari hasil analisis EFAS dan IFAS internal dan 3,23 pada eksternal maka kawasan
perencanaan ST merupakan hal yang wisata Kepulauan Togean menurut IE Matriks
sebaiknya untuk dilaksanakan. Perencanaan berada pada kuadran I yang berarti berada pada
tersebut ialah: Mengembangkan potensi posisi sedang dan bertumbuh sesuai dengan
sumber daya lokal sebagai daya tarik wisata gambar berikut:
yang khas berbasis budaya, adat istiadat dan

GAMBAR 6. IE MATRIKS

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 107
Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

Pada posisi diatas dapat dijelaskan bahwa dan pengoptimalan aksesibilitas karena image
destinasi pariwisata Kepulauan Togean berada dasar yang terbentuk adalah keindahan bawah
pada posisi kuadran I yaitu bertumbuh dengan laut Kepulauan Togean dan pemandangan alam
asumsi untuk dikembangkan, melihat posisi yang menarik. Penguatan image tersebut
yang strategis dianjurkan untuk menggunakan diwujudkan dalam penganekaragaman berbagai
salah satu strategi diversifikasi produk, yang sarana dan prasarana penunjang kegiatan
dimana menurut Fandy Tjiptono (1997) terdapat berwisata dan peristirahatan bagi para
3 strategi diversifikasi produk, salah satunya wisatawan. Selain pembedaan dan variasi,
adalah Diversifikasi konsentris, dimana produk- strategi lain yang dijadiin fokus adalah penetrasi
produk baru yang diperkenalkan memiliki pasar atau yang lebih mudah diartikan sebagai
kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran, usaha aktif pengelola dalam mencari dan
teknologi dengan produk yang sudah ada, atau melebarkan cakupan pengunjung. Melakukan
dengan kata lain yaitu pengembangan produk Re-orientasi pengunjung dapat dilakukan
serta menggunakan strategi penetrasi pasar yang dengan menambah youth market sebagai pasar
dapat ditafsirkan sebagai promosi yang gencar sasaran yang berimplikasi ditambahkannya
untuk menarik minat berwisata. Fokus produk wisata budaya untuk mengakomodasi
diversifikasi produk lebih kepada tuntutan segmen pasar tersebut.
pemberagaman aktivitas, pengadaan fasilitas

GAMBAR 7. POTENSI WISATA KABUPATEN TOJO UNA-UNA

IV. METODE PENELITIAN pengembangan destinasi pariwisata di


Strategi pengembangan destinasi pariwisata Kepulauan Togean selain itu belum adanya
di Kepulauan Togean diarahkan pada upaya kerjasama dengan investor baik dalam negeri
untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan maupun luar negeri dalam pengembangan
menjadi destinasi yang berdaya saing kepariwisataan daerah.
internasional, sesuai dengan kondisi aktual Menyangkut faktor-faktor yang menjadi
perkembangan pariwisata di Kepulauan Togean penghambat dalam pengembangan destinasi
yang masih berada pada tahap eksplorasi. antara lain yakni kesadaran akan sebagian besar
Strategi pengembangan destinasi di Kepulauan masyarakat akan lingkungan masih sangat
Togean yang dihasilkan pada penelitian ini yang rendah, hal ini dapat dilihat seperti: pembuangan
menjadi prioritas dalam pengembangan sampah sembarangan di laut, penangkapan ikan
destinasi yakni produk wisata khususnya pada dengan menggunakan bom ikan. Sifat
aksesibilitas, melengkapi amenitas dan keterbukaan masyarakat lokal terhadap
kerjasama antar stakeholder yang ada di wilayah wisatawan khususnya mancanegara dapat
Kabupaten Tojo Una-Una dan Gorontalo. Yang menimbulkan terkikisnya budaya lokal dengan
menyebabkan kondisi produk wisata yang budaya asing yang dibawa oleh wisatawan
belum terkemas dengan baik disebabkan oleh mancanegara. Masih tertanamnya image
kurangnya tenaga profesional di bidang Indonesia sebagai negara dengan keamanan
kepariwisataan (SDM) yang tersedia baik itu yang kurang kondusif dibenak wisatawan
dalam lingkup masyarakat, pengusaha maupun khususnya mancanegara. Adanya potensi
pemerintah itu sendiri dalam mengelola

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 108
Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

perubahan wisata special interest menjadi mass Buchari, Alma. (2007). Manajemen Pemasaran
tourism dalam pengembangan pariwisata di dan Pemasaran Jasa. Bandung: PT.
Kepulauan Togean dimana hal ini dapat Alfabeta.
berdampak pada kerusakan ekosistem laut dan ______________. (2009). Manajemen
terumbu karang yang merupakan produk Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan
unggulan Kepulauan Togean Ke delapan. Bandung: Alfabeta.
Strategi pengembangan destinasi pariwisata Butler. R.W. (1980). The Concept of Tourism
di Kepulauan Togean diarahkan pada upaya Area Cycle of Evolution: Implicationsfor
untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan the Management of resources. The
menjadi destinasi yang berdaya saing Canadian Geographer.
internasional, sesuai dengan kondisi aktual Charles R. Goeldner, J.R Brent Ritchie &
perkembangan pariwisata di Kepulauan Togean Robert W. McIntosh. (2000). Tourism
yang masih berada pada tahap eksplorasi. Principles, Practices, Philosophies. Eight
Berdasarkan hasil pembahasan dan Edition. Penerbit Simultaneously in
kesimpulan dalam penelitian ini mengenai Canada.
strategi pengembangan destinasi di Kepulauan Cooper, C.P., Fletcher, J Fyall, A., Gilbert D
Togean Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi and Wanhill, S. (2005). Tourism:
Sulawesi Tengah, maka rekomendasi yang perlu Principles and Practice. Harlow.
disampaikan dalam pengembangan produk England: Financial Times Prentice Hall.
wisata yang ada, memaksimalkan pasar wisata Damanik, Janianton dan Helmut F. Weber.
serta potensi lain yang mendukung strategi (2006). Perencanaan Ekowisata Dari
tersebut dengan cara mengembangkan destinasi Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Andi
pariwisata dengan prinsip berkelanjutan dari Offset.
aspek lingkungan, sosio kultural dan ekonomi, David, Fred, R. (2011). Strategic Management
serta mudah dicapai dan menarik bagi Manajemen Strategi Konsep, Edisi 12,
wisatawan, mengembangkan pemasaran Salemba Empat, Jakarta.
pariwisata yang dapat meningkatkan kujungan Djafar Suaib. (2014). Pulau Togean Kabupaten
wisatawan, mengembangkan industri pariwisata Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah.
dan ekonomi kreatif yang berdaya saing, Yogyakarta: Penerbit Ombak.
mengembangkan organisasi, sumber daya
Djaelani I. Ridwan. (2008). Strategic Tourism
manusia, regulasi dan mekanisme operasional
Development the Sea Garden Togean
yang efektif dan efisien.
Island in The Tojo Una-Una Regency of
DAFTAR RUJUKAN the Central Sulawesi. Thesis. Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung.
Anonymous. Informasi Obyek dan Daya Tarik
Djuaeni, Achmad. (2006). Manajemen
Wisata. Dinas Kebudayaan dan
Strategis. Bandung: Lembaga
Pariwisata, Kabupaten Tojo Una-Una.
Administrasi Negara Republik Indonesia.
__________. Informasi data kunjungan
Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan
wisatawan 2013 – 2015.
Kepariwisataan Alam. Yogyakarta:
DinasKebudayaan dan Pariwisata,
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah
Kabupaten Tojo Una-Una.
Mada, Bulaksumur.
__________. (2016). Tojo Una-Una Dalam
Griffin, R.W, and Ronald J. Elbert (2008).
Angka 2012. Dinas Kebudayaan dan
Business 8th edition. New Jersey: Prentice
Pariwisata, Kabupaten Tojo Una-Una.
Hall
__________. Togean Islands Travel Guide
Gunn, Clare A. (1994). Tourism Planning:
Book Central Sulawesi Indonesia 2016.
Basic, Concepts and Cases. Washington
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
DC: Taylor and Francis:
Kabupaten Tojo Una-Una.
Gunn, Clare A and Turgut Var. (2002). Tourism
__________. Togean Islands the Tojo Una-Una
Planning: Basics, Concepts, Cases. New
Regency. Dinas Kebudayaan dan
York, US.
Pariwisata, Kabupaten Tojo Una-Una.
Goeldner, Charles A and J.R. Brent Ritchie,
Ali, Hasan. (2009). Marketing Edisi Baru.
(2006). Tourism Principles, Practices,
Yogyakarta: Media Pressindo
Philosophies (10th ed). New Jersey:
Arsyad A. (2003). Pokok-pokok Manajemen
Wiley.
Pengetahuan Praktis Bagi Pimpinan dan
Goodfrey, K and Clarke, J. 2000. The Tourism
Eksekutif, Yogyakarta: Penerbit Buku
Development Handbook. London:
Pustaka Pelajar
Continum.

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 109
Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

Godfrey, K., & Clarke, J. (2000). The Tourism Marsongko, E. Pramita. (2014). Pengembangan
Development Handbook: A Practical Produk Destinasi Wisata. Bandung:
Approach to Planning and Marketing. Diklat Peningkatan Kapasitas Aparatur
London: Continuum. Pariwisata Daerah Provinsi Jawa Timur.
Hainim. B. (2008). Pengantar Pariwisata, Middleton, Victor T.C. (2001). Marketing in
Bandung: Penerbit STPB. Travel and Tourism 3nd Edition. Bodmin:
Hadinoto, Kusudianto. (1996). Perencanaan MPG Books Ltd.
Pengembangan Destinasi Pariwisata. Muljadi, A.J. (2010). Kepariwisataan dan
Jakarta: UI Press Perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Hall, Colin Michael. (2000). Tourism Planning, Persada.
Policies, Processes and Relationship. Maimunah Nur. (2015). Strategi
Singapore: Pearson Education Limited. Pengembangan Destinasi Pariwisata
___________________. (2003). Introduction Kota Kupang Provinsi NTB. (Thesis).
to Tourism, Dimensions and Issues 4th Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Edition. New South Wales: Pearson Nitisusastro, Mulyadi. (2012). Perilaku
Education Australia Pty Ltd. Konsumen dalam Perspektif
Hakim Lukman. (2014). Strategi Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta
Pengembangan Dan Pengelolaan Daya Novianti Sisca, (2013). Strategi Pengembangan
Tarik Wisata Alam. Atraksi Wisata Guna Meningkatkan
http://luchmanhakim.lecture.ub.ac.id/files Kunjungan Wisatawan Di Kawasan
/2012/11/ Wisata Kampung Cikidang Di Kabupaten
Hunger, J. David. (1995). Strategic Bandung Barat. Bandung, Program studi
Management and Business Policy. Manajemen Resort & Leisure, UPI.
Boston: Addison-Wesley. Novianti T. Diana. (2014). Pemanfaatan
Hermantoro, Hengky. (2011). Creatif – Based Teknologi di Bidang Pariwisata.
Tourism (Dari Wisata Rekreatif Menuju http://repository.library.uksw.edu/handle/
Wisata Kreatif). Yogyakarta: Galang 123456789/2435
Press. Novitasari Ninda. (2013). Pengembangan
Kamra, Krishan K. (2001). Managing Tourist Atraksi Wisata di Goa Jatijajar
Destination. New Delhi-India: Kanishka Kabupaten Kebumen. Bandung: Program
Publisher Distributors. studi Manajemen Resort & Leisure, UPI.
Kartadimaja, Muh Fadel. (2015). Pengaruh Pitana I Gede dan Gayatri Putu G. (2005).
Atraksi Wisata Terhadap Motivasi Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:
Berkunjung Wisatawan Ke Braga Penerbit Andi.
Culinary Night Dan Cibadak Culinary Pitana I Gede dan Diarta I Ketut Surya. (2009).
Night. Bandung: Program studi Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:
Manajemen Resort & Leisure, UPI. Penerbit Andi.
Kotler dan Keller. (2009). Manajemen Puslitbang Kepariwisataan Kemenparekraf RI.
Pemasaran, Jilid I, Edisi ke 13. Jakarta: (2001).
Erlangga Pendit S. Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata.
Kotler, Philip, and Amstrong, Gary, (2012). Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Principles of Marketing 14 edition. New ________________. 2003. Ilmu Pariwisata.
Jersey: Pearson Hall. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Kotler, Philip, and Keller, Kevin Lane. (2012). PERDA No 1 Tahun 2006, Tentang Kebijakan
Marketing Management 14 edition. New Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una
Jersey: Pretice Hall. dalam Pengembangan Pariwisata.
Kustanti, A. (2011). Manajemen Hutan Poerwadarminton. (2002). Kasus Umum
Mangrove. Bogor: Institut Pertanian Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Bogor. Ponulele. A. (2004). Guide Book to Central
Maharani, Deddy Prasetya. (2014). Sulawesi. Central Sulawesi Cultural and
Pengembangan Potensi Pariwisata Tourism Office
Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Pradikta Angga. (2014). Strategi
Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang). Pengembangan Obyek Wisata Waduk
Jurnal Politik Muda. 3(3). Gunungrowo Indah Dalam Upaya
Marpaung H. (2002). Pengetahuan Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Kepariwisataan. Bandung: Penerbit Alfa (PAD) Kabupaten Pati. Jurnal Fakultas
Beta. Ekonomi. Universitas Negeri Semarang
(UNNES)

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 110
Strategi Pengembangan Destinasi pariwisata di Kepulauan Togean Provinsi Sulawesi Tengah

Prasetyo, Putro. (2013). Strategi Dinas Virna, Ervi N. (2012). Pengembangan Daya
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Tarik Pariwisata Budaya. Bandung, Pusat
Olahraga Dalam Mengembangkan Potensi Perencanaan dan Pengembangan
Objek Wisata Kota Tarakan. Ejournal Kepariwisataan (P2Par) Institut Teknologi
Ilmu Pemerintahan. Bandung.
Rangkuti F. (2008). Analisa SWOT Teknik Wulandari, et al. (2015). Strategi
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Penerbit Pengembangan Pariwisata Kecamatan
PT. Gramedia Pustaka Utama. Badau Kabupaten Belitung. Jurnal.
Raymond, F. (2012). Manado Indo Universitas Islam Bandung.
Kepariwisataan Blog. Wirawan Saktria. (2013). Pengembangan
http://www.indonesia-tourism.com/ Sektor Pariwisata Berbasis Teknologi
central-sulawesi/map/index.html, diakses Informasi.http://wwwperadabanpecinta.bl
11 Januari 2016 ogspot.co.id/2013/02/pariwisata-berbasis-
Richardson, I. J. dan Fluker, Martin. (2004). teknologi-informasi.html.
Understanding and Managing Tourism. Yoeti, Oka A. (2002). Perencanaan Strategis
Australia: Pearson Education. Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.
Sammeng, Andi Mapi. (2001). Cakrawala Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka ___________. (2005). Perencanaan Strategis
Siagian, Sondang P. (2007). Manajemen Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.
Strategi. Jakarta, Bumi Aksara Jakarta: PT. Pradnya Pramita.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. ___________. (2008). Perencanaan dan
Penerbit Alfabeta. Pengembangan Pariwisata, cetakan
________. (2009). Metode Penelitian kedua. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Warpani, Suwardjoko P & Warpani, Indira P.
Penerbit Alfabeta. (2007). Pariwisata dalam Tata Ruang
________. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Wilayah. Bandung: ITB
Bandung: Penerbit Alfabeta. Wahab, Salah. (2003). Manajemen
________. (2011). Metodologi Penelitian Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya
Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta. Paramitha.
________. (2012). Metode Penelitian. Wardiyanta, M. (2006). Metode Penelitian
Bandung: Penerbit Alfabeta Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.
Sunaryo Bambang. (2013). Kebijakan Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian
Pembangunan Destinasi Pariwisata Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Rosdakarya.
Yogyakarta. Wheelen, T. dan Hunger. J. (2000). Strategic
Suwantoro Gamal. (2004). Dasar-Dasar Management and Business Policy, 6th
Pariwisata. Yogyakarta. edition, Reading: Addison-Wesley
________________. (2009). Dasar-Dasar World Tourism Organization. (2004). Indicator
Pariwisata. Yogyakarta: Andi of Sustainable Development for Tourism
Suryadana, Moh Liga dan Vanny Octavia. Destination-A Guidebook, Madrid-Spain,
(2015). Pengantar Pemasaran World Tourism Organization.
Pariwisata. Bandung: Alfabeta.
Soebagyo. (2012). Strategi Pengembangan
Pariwisata Di Indonesia. Jurnal Liquidity, Peraturan Perundangan
1(2). Undang-Undang No. 29 Tahun 1959 tentang
Soekadijo, R.G. (2000). Anatomi Pariwisata Daerah Sulawesi Tengah dibagi Menjadi 4
Memahami Pariwisata Sebagai Kabupaten Dengan Memekarkan
Systematic Linkage. Jakarta: PT. Sebagian Wilayah Kabupaten Donggala
Gramedia Pustaka Utama. dan Kabupaten Poso.
warbrooke John. (2002). The Development and Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang
Management of Visitor Attractions, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
2ndedn. Butterworth-Heinemann. Ekosistem.
Tjiptono, Fandy. (1997). Strategi Pemasaran, Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
Edisi Ke-3. Yogyakarta: ANDI Pelaksanaan Pemerintah Daerah
________________. (2004). Strategi Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang
Pemasaran, Edisi 2. Yogyakarta: Penerbit Perimbangan Keuangan Pusat dan
Andi. Daerah.

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 111
Fitriah Badarab, Endah Trihayuningtyas, dan M. Liga Suryadana

Undang-Undang No. 32 Tahun 2003 tentang Website


Pembentukan Kabupaten Tojo Una-Una http://www.bps.go.id/brs/view/id/1104, diakses
di Provinsi Sulawesi Tengah. pada 11 Januari 2016
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang http://disbudpar.sulteng.go.id/, diakses 11
kepariwisataan Januari 2016
Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2011 http://tojounakab.bps.go.id/linkTabelStatis/vie
tentang Rencana Induk Pembangunan w/id/27, diakses pada 11 Januari 2016
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – http://sulteng.bps.go.id/frontend/, diakses pada
2025 (Lembaran Negara RI Tahun 2011 11 januari 2016
No.125). http://www.kemenpar.go.id/asp/index.asp,
Peraturam Daerah Kabupaten Tojo Una-Una diakses pada 11 Januari 2016
No. 8 Tahun 2012 tentang RTRW http://eprints.ung.ac.id/932/5/2013-2-93403-
Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2011 – 331310028-bab2-10012014091805.pdf,
2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Tojo diakses pada 1 September 2016
Una-Una Tahun 2012 No. 8) https://caretourism.wordpress.com/2013/09/20/
Peraturan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una pariwisata-massal-dan-implikasinya/
No. 7 Tahun 2013 tentang Rencana Induk https://elissanindia.wordpress.com/2012/12/03/
Pembangunan Kepariwisataan Daerah keadaan-kepariwisataan-indonesia
Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2010 –
2025.

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 7, No. 2, 2017 - 112

Anda mungkin juga menyukai