Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pariwisata, Vol. 5 No.

2 September 2018

Maksimalisasi Potensi Geowisata dalam Meningkatkan


Kunjungan Wisatawan
Ari Riswanto¹, Rian Andriani²
¹STKIP PGRI Sukabumi, aririswanto@stkippgrisukabumi.ac.id
²AKPAR BSI Bandung, rian.rrn@bsi.ac.id

ABSTRAK
Meningkatkan kunjungan wisatawan dengan potensi geo-wisata adalah salah satu cara
menghasilkan potensi alam berupa objek wisata yang belum maksimal. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan bagaimana Kabupaten Bandung meningkatkan kunjungan wisatawan
dengan sumberdaya geo-wisatanya serta untuk mengetahui apa potensi yang ada di objek wisata
yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Pendekatan kualitatif atau desain penelitian
deskriptif yang digunakan dalam metode penelitian ini dengan memaksimalkan pada penemuan,
verifikasi dan pengembangan pengetahuan sehingga hasilnya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
potensi tempat wisata, terutama geo-wisata dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
Kata kunci: Kunjungan Wisatawan, Potensi Geowisata

ABSTRACT
Increasing tourist visits with geo-tourism potential is one way to produce natural
potential in the form of tourism objects that have not been maximized. This study aims
to describe how Bandung Regency increases tourist visits with its geo-tourism resources
and to find out what potentials exist in tourist's objects that can increase tourist visits.
Qualitative approach or descriptive research design used this research method by
maximizing the discovery, verification and development of knowledge so that the results
can be used to understand, solve and anticipate problems. The results showed that the
potential of tourist attractions, especially geo-tourism can increase tourist visits..
Keyword: Tourist Visits, Geo-tourism Potential

Naskah diterima : 18 Juli 2018, Naskah dipublikasikan : 15 September 2018

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 147
Jurnal Pariwisata, Vol. 5 No. 2 September 2018

PENDAHULUAN prasarana untuk dijadikan sebagai salah satu


Kampung Batu Malakasari salah satu objek penunjang aktifitas yang dapat dilakukan oleh
wisata yang mempunyai daya tarik wisata wisatawan maka para wisatawan akan merasa
yang berkonsep daya dukung lingkungan yang nyaman dan puas terhadap pelayanan yang
tinggi bagi lingkungan hidup, tidak hanya dari diberikan dan mungkin dapat menjadi daya
segi lingkungan saja objek wisata Kampung tarik tambahan (Awuah & Reinert, 2011; Gu,
Batu Malakasari ini mempunyai berbagai Zhang, Chen, & Chang, 2016). Akan tetapi,
macam fasilitas wahana lainnya, wahana yeng dengan banyaknya jumlah wisatawan yang
menjadi paling favorite di kawasan ini adalah meningkat, menimbulkan permasalahan yaitu
Wahana Taman Air yang bernama Tektona dari segi kebersihan contohnya toilet yang
Waterpark yang dilengkapi dengan berbagai tidak terawat, bau limbah pabrik yang masih
macam permainan air yang menarik, sama tercium di sekitar kawasan objek wisata,
halnya bahwa wahana air menjadi wahana berbagai potensi dan daya tarik wisata di
yang sangat digemari oleh wisatawan di kawasan objek wisata ini masih harus
beberapa tempat objek wisata (Getz & Brown, dikembangkan dan ditingkatkan lagi (Ganesh
2006; Liu & Zhenhua, 2003; Okrant et al., & Chockalingam, 2010; OA, 2017a, 2017b).
2001). Objek wisata Kampung Batu Dalam mengembangkan suatu kawasan pihak
Malakasari memiliki daya tarik yang meliputi pengelola harus lebih memperhatikan daya
wahana yang terdiri berbagai macam aktivitas tarik wisata apa saja yang ditawarkan kepada
wisata. para wisatawan sehingga para wisatawan
Kampung Batu Malakasari merupakan merasa nyaman berada di kawasan objek
kawasan wisata alam seluas 50.000 meter wisata tersebut. Salah satu icon dari objek
yang sudah dieksploitasi secara tradisional wisata ini yaitu dari segi daya tarik
oleh masyarakat setempat sejak tahun 1900, Geowisatanya.
kemudian pada tahun 2002 mulai dilakukan Beragam macam destinasi dengan berbagai
reklamasi sehingga membentuk format tema mulai bermunculan. Persaingan di
geologi yang indah dan unik sebagai kawasan industri pariwisata semakin ketat. Berbagai
geowisata. Berikut data kunjungan di perusahaan gencar untuk mencari keuntungan
Kampung Batu Malakasari, pada tahun 2015 lebih dari setiap kunjungan wisatawan yang
berjumlah 26.988 (17.745 siswa dan 9.243 datang. Maka dari itu pihak perusahaan
Dewasa); tahun 2016 berjumlah 59.612 maupun para pengusaha harus lebih
(28.674 siswa dan 30.938 Dewasa). dari tahun meningkatkan lagi inovasi (Riswanto, 2016)
2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan 2 potensi yang dimiliki objek wisata yang
kali lipat, hal tersebut menjadi tugas pihak nantinya akan menjadikan salah satu
manajemen Kampung Batu Malakasari untuk keunggulan tersendiri yang dimiliki objek
lebih menjaga dan meningkatkan agar wisata tersebut untuk menarik para
wisatawan dapat terus meningkat ditahun pengunjung yang datang.
berikutnya, hal ini sesuai dengan teori Potensi dan daya tarik wisata merupakan
manajemen yang diungkapkan oleh Kotler dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya
yang menuntut manajemen agar dapat tarik di suatu daerah atau tempat tertentu
memaksimalkan kinerja pemasaran agar dapat kepariwisataan sulit untuk dikembangkan.
diperoleh hasil yang maksimal (Kotler, 2016), Daya tarik yang belum dikembangankan
selain itu untuk meningkatkan kunjungan merupakan sumber daya potensial dan belum
perlu kiranya diadakan pengenalan berupa dapat disebut daya tarik wisata, sampai
pembelajaran yang dapat meningkatkan adanya suatu jenis pengembangan tertentu.
motivasi (Riswanto & Aryani, 2017) untuk Dalam hal ini, daya tarik wisata merupakan
berjunjung ke objek wisata. sasaran dari wisatawan untuk melakukan
Namun apabila daya tarik wisata di suatu kegiatan kepariwisatanya (Awuah & Reinert,
tempat tidak dikembangkan lagi, jika potensi 2011; Gu et al., 2016).
tidak ditingkatkan lagi maka para wisatawan Potensi yang harus dikembangkan di kawasan
akan merasa bosan berkunjung di kawasan objek wisata Kampung Batu Malakasari ini
tersebut. Jika suatu tempat memfasilitasi seperti potensi di kawasan objek wisata lebih
berbagai macam fasilitas maupun sarana atau ditingkatkan lagi, menciptakan kegiatan atau

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 148
Jurnal Pariwisata, Vol. 5 No. 2 September 2018

aktivitas yang baru, merancang paket wisata dimaksudkan agar semua kelebihan dan
yang unik, mengembangkan sarana dan potensi yang bisa dikembangkan dapat
fasilitas yang lebih menarik maka tidak sedikit memaksimalkan secara sempurna. Tentu
pula para pengunjung yang berkunjung ke semuanya itu tidak lepas dari peran, semua
kawasan wisata tersebut (Awuah & Reinert, pihak yang berkaitan, baik secara langsung
2011; Gu et al., 2016). Tentunya hal ini maupun tidak langsung. Potensi suatu daerah
menjadi suatu pertanyaan bagaimana potensi dan kepariwisataan merupakan dua hal yang
daya tarik wisata yang dapat menarik tingkat memiliki kaitan erat, keduanya dapat bergerak
kunjungan wisatawan di Kampung Batu maju untuk melakukan pengembangan dan
Malakasari. Berdasarkan uraian di atas maka pertumbuhan perekonomian daerah” (Paat,
dirasa perlu untuk dilakukan penelitian 2014; Tompodung, Poluan, & Van Rate,
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan 2017)
potensi di kawasan geowisata dan daya tarik Pengertian Daya Tarik Wisata
wisata di sekitar kawasan objek wisata Daya tarik wisata merupakan fokus utama
Kampung Batu Malakasari. penggerak pariwisata di sebuah destinasi
(Hanafiah, Hemdi, & Ahmad, 2016; Haneef,
KAJIAN LITERATUR 2017; Ngwira, 2018). Dalam arti, daya tarik
Berdasarkan landasan empiris terlihat wisata sebagai penggerak utama yang
beberapa hasil penelitian terdahulu yang memotivasi wisatawan untuk mengunjungi
berhubungan dengan penelitian yang suatu tempat (McGrath et al., 2017; Vuuren &
dilakukan oleh peneliti saat ini, untuk Slabbert, 2011; Yiamjanya et al., 2010).
penelitian yang dilakukan oleh Shandra Rama Dalam kegiatan wisata, ada pergerakan
Panji Wulung menyatakan bahwa Potensi manusia dari tempat tinggalnya menuju ke
geowisata di Cekungan Bandung sangat destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata,
dipengaruhi oleh sumber daya geologi pada merupakan kawasan geografis yang berada
kawasan tersebut. Cekungan Bandung dalam satu atau lebih wilayah administratif
dikarunia keragaman bumi yang sangat kaya, yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata,
berikutnya pada penelitian yang dilakukan fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
oleh Inna Septiatik menyatakan bahwa Goa aksesibilitas serta masyarakat yang saling
Lawa adalah salah satu obyek wisata alam terkait dan melengkapi terwujudnya
yang diunggulkan oleh pemerintah daerah kepariwisataan (CSD, 1999; Kreag, 2001;
setempat. Dilihat dari aspek ilmu geologi, UN-World Tourism Organization, 2015) .
daerah kabupaten Purbalingga ini memiliki Dengan demikian, faktor daya tarik wisata
tatanan geologi tersendiri, yang jarang merupakan salah satu unsur yang membentuk
dimiliki oleh daerah lainya, yaitu tidak dan menentukan suatu daerah menjadi
memiliki stalagtit maupun stalagmit. destinasi pariwisata. Setiap destinasi
Geowisata merupakan wisata alam berbasis pariwisata memiliki daya tarik berbeda-beda
geologi, yang tidak hanya melihat keindahan sesuai dengan kemampuan atau potensi yang
suatu tempat namun juga mempelajari geologi dimiliki. Di bawah ini adalah jenis daya tarik
di daerah tersebut. Sementara Roni Mustofa wisata yang biasanya di tampilkan di destinasi
dalam tulisannya menyebutkan bahwa objek pariwisata:
dan daya tarik wisata merupakan salah satu 1. Daya tarik wisata alam (natural tourist
unsur penting dalam dunia kepariwisataan attractions), segala bentuk daya tarik yang
(SUN, 2009). dan Rindianti Amanda dimiliki oleh alam, misalnya : laut, pantai,
Permitasari dalam penelitiannya membahas gunung, danau, lembah, bukit, air terjun,
mengenai Pengaruh Daya Tarik Wisata sungai, hutan (Deng, King, & Bauer, 2002;
terhadap Keputusan Berkunjung di Kawasan Yang, n.d.).
Wisata (Darsiharjo, Supriatna, & Saputra, 2. Daya tarik wisata buatan manusia (man-
2016; Hardiyono et al., 2015; Permitasari, made tourist attractions), meliputi: daya
2015). tarik wisata budaya (cultural tourist
Pengertian Potensi attractions), misalnya : tarian, wayang,
“Potensi menjadi hal yang harus diperhatikan upacara adat, lagu, upacara ritual, dan daya
dan dilihat lebih jauh lagi, hal ini tarik wisata yang merupakan hasil karya

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 149
Jurnal Pariwisata, Vol. 5 No. 2 September 2018

cipta, misalnya : bangunan seni, seni pahat, jawab terhadap suatu kawasan yang
ukir, lukis (Beckendorff, 2001; Marek dilindungi dengan memanfaatkan informasi
Nowacki, 2013; Peters & Weiermair, geologi (Indah Andini Poetri, Muh Bahruddin,
2000). 2016). Kegiatan ini bertujuan untuk
3. Daya tarik wisata memiliki kekuatan menjelaskan proses pembentukan suatu
tersendiri sebagai komponen produk keindahan, keunikan dan kelangkaan objek
pariwisata karena dapat memunculkan wisata alam. Agar dapat dipahami oleh
motivasi bagi wisatawan dan menarik masyarakat umum, maka informasi geologi
wisatawan untuk melakukan perjalanan dikemas secara sederhana dalam bahasa
wisata. (Atiko et al., 2016; Suryadana, populer. Pola Geowisata Dalam
2014) perkembangannya, geowisata memiliki pola
Pengertian Geowisata khusus yang berbeda dengan jenis wisata lain.
Pengembangan geowisata di Indonesia harus Pola tersebut belum pernah dideskripsikan
segera dilakukan untuk meningkatkan daya secara rinci, tetapi dengan berpedoman pada
tarik wisatawan domestik maupun wisatawan ekowisata, maka dapat disimpulkan bahwa
mancanegara. Wisata kebumian (geowisata) pola pada geowisata terdiri dari :
dapat dijadikan jembatan dalam rangka 1. Geowisata merupakan salah satu segmen
sosialisasi ilmu pengetahuan alam, pendidikan dari wisata alam yang mengutamakan
lingkungan dan pelestarian alam dan pada komponen geologi sebagai atraksi utama.
akhirnya diharapkan akan terwujud 2. Geowisata merupakan wisata minat
pembangunan pariwisata yang berkelanjutan khusus, berupa wisata petualangan di
berbasis kearifan local. Geowisata daerah terpencil, dengan memanfaatkan
(geotourism) adalah salah satu bentuk kondisi alam sebagai atraksi wisata.
pariwisata yang menonjolkan aspek-aspek 3. Aktivitas pengunjung dibatasi dan
kebumian serta memiliki daya tarik wisata dikendalikan dengan peraturan kunjungan,
(Escorihuela, 2017; Hermawan, 2017; sehingga dampak dari geowisata kecil.
Hermawan, 2018). 4. Geowisata membutuhkan sarana dan
Geowisata merupakan aktivitas yang prasarana wisata yang didesain dan
dilakukan di kawasan geopark yang dalam dibangun sesuai dengan kondisi
perkembangan produk-produknya, lingkungan dan sosial setempat.
karakteristik utama geowisata dimunculkan 5. Geowisata membutuhkan pemandu pakar
lebih komprehensif berkaitan dengan unsur- sesuai dengan tingkat kebutuhan
unsur dan proses geologi (lanskap, karst, pengunjung (Lingkungan & Indonesia,
mineral, aktivitas tektonik, pegunungan, 2013).
lembah sungai dll), akomodasi (geolodge, Geowisata berlangsung kegiatan sinergis
georesort), aktivitas (geotour/ geotrack, antara semua elemen alam dan karakter
geokayaking) daya tarik (geo-museum yang geografis, untuk menciptakan pengalaman
dilengkapi cinderamata yang disebut dengan wisata dengan melibatkan masyarakat dan
geo- souvenir, serta geo-interpretation yang perekonomian lokal. Di samping itu,
merupakan fasilitas dan pelayanan yang dapat kelompok - kelompok masyarakat bergabung
memberikan informasi dan edukasi kepada untuk memberikan pengalaman yang berkesan
pengunjung mengenai bentukan dan proses dan berbeda bagi wisatawan, memberikan
geologi dan lanskap yang terdapat ditempat manfaat ekonomis bagi penduduk karena
tersebut). Geowisata merupakan aktivitas mempekerjakan pekerja lokal, menggunakan
menuju berbagai tempat di permukaan bumi layanan, produk, dan sumber daya alam di
untuk menikmati dan mempelajari keindahan sekitarnya (Indah Andini Poetri, Muh
dan keajaiban alam serta budaya setempat. Bahruddin, 2016).
Hal tersebut dapat berupa bentangan alam Secara umum geowisata adalah objek wisata
(gunung, danau, sungai, gua dan hutan) dan alam yang dikemas secara khusus. Awal mula
kebudayaan (bahasa, ada istiadat, cara hidup) suatu objek wisata alam merupakan suatu hal
(Sutikno & Udi, 2006) yang akan menciptakan dialog batin antara
Geowisata adalah suatu kegiatan wisata alam wisatawan dengan lingkungan alam
yang diselenggarakan secara bertanggung sekitarnya. Berawal dengan menghargai nilai

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 150
Jurnal Pariwisata, Vol. 5 No. 2 September 2018

estetika objek yang dikemudian hari akan ataupun kereta api yang terpaksa singgah pada
menumbuhkan rasa menghormati, memiliki suatu pelabuhan/ airport/ stasiun bukan atas
dan kepedulian untuk melestarikan bumi ini kemauannya sendiri (Gitapati, 2012; Quach,
(Septiatik, 2008). 2013; Vugrin, 2017).
Kunjungan Wisatawan Business Tourism adalah orang yang
Minat berkunjung wisatawan ke suatu objek mengadakan perjalanan untuk tujuan lain
wisata, merupakan satu bentuk atau wujud bukan wisata, tetapi perjalanan wisata itu
dari perilaku wisatawan. Perilaku seseorang dilakukan setelah tujuan utamanya selesai.
dipengaruhi oleh banyak hal. Minat adalah Jadi perjalanan wisata merupakan perjalanan
sikap konsumen dan kecenderungan yang sekunder setelah tujuan primernya (Kubeka,
muncul dalam diri setelah melalui beberapa 2015; Nice & Pennington-Gray, 2004).
penelitian pribadi terhadap suatu objek yang
kemudian dilanjutkan dengan tindakan seperti METODE PENELITIAN
keputusan membeli atau keputusan untuk Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
berkunjung (Sopyan, 2015). metode penelitian kualitatif atau desain
Motif-motif wisata dibagi menjadi empat penelitian deskriptif. Metode untuk
kelompok yaitu : 1) Motif fisik. Motif ini mendapatkan data yang valid dengan tujuan
berhubungan dengan kebutuhan yang bersifat penemuan, pembuktian dan
badaniah/fisik seperti olahrga, istirahat, pengembangan suatu pengetahuan sehingga
kesehatan, dan sebagainya; 2). Motif budaya. hasilnya dapat digunakan untuk memahami,
Motif ini adalah sifat dari wisatawan, bahwa memecahkan dan mengantisipasi masalah
mereka ingin mempelajari atau memahami (Sugiyono, 2013). Instrumen berupa pedoman
tata cara dan kebudayaan bangsa atau daerah wawancara yang berisi pertanyaan-
lain seperti kebiasaan, kehidupan sehari-hari, pertanyaam yang disesuaikan dengan teori
musik, tarian, dan sebagainya; 3) Motif yang digunakan dalam penelitian ini yang
interpersonal. Motif ini terlahir dari keinginan disesuaikan dengan pokok permasalahan
wisatwan untuk bertemu dengan keluarga, dalam penelitian ini (Sugiyono, 2015a).
teman, tetangga, atau orang-orang tertentu Analisa data dilakukan dengan cara
seperti artis atau tokoh politik; 4) Motif status mengorganisasikan data ke dalam kategori,
atau prestise. Motif ini didasari atas anggapan menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
bahwa orang yang pernah mengunjungi sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
tempat/daerah lain melebihi sesamanya yang mana yang penting dan yang akan dipelajari,
tidak pernah bepergian akan menaikkan dan membuat kesimpulan. Dan data disajikan
gengsi bahkan statusnya (Gitapati, 2012) dalam bentuk naratif (Sugiyono, 2015b).
Berdasarkan sifat perjalanan, lokasi dimana Setelah semua informasi telah terkumpul
perjalanan dilakukan, wisatawan dapat maka, penulis menyajikan data tentang
diklarifikasikan: 1) Foreign Tourism, istilah potensi daya tarik geowisata dalam
wisatawan asing saat ini populer dengan meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan di
sebutan Wisatawan Mancanegara; 2) Kampung Batu Malakasari dengan
Domestic Foreign Tourist orang asing yang menggunakan teks naratif.
berdim atau bertempat tinggal pada suatu
negara yang melakukan perjalanan wisata di PEMBAHASAN
wilayah negara di mana dia tinggal.; 3) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
Domestic Tourist, adalah Wisatawan Dalam peneliti maka dapat diperoleh sebagai berikut
Negeri (WDN); 4) Indigenous Foreign :
Tourist adalah warga suatu negara tertentu Potensi kawasan meningkatkan kunjungan
yang karena tugas atau jabatannya berada di wisatawan
luar negeri dan pulang ke negara asalnya Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat
untuk melakukan perjalanan wisata di wilayah bahwa potensi dapat meningkatkan pada
negaranya sendiri; 5) Transit Tourist adalah kunjungan wisatawan, maka dari itu potensi
wisatawan yang sedang melakukan perjalanan yang sudah ada mesti di kembangkan lebih
wisata ke suatu negara tertentu yang baik lagi agar dapat mempertahankan atau
menumpang kapal udara atau kapal laut meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 151
Jurnal Pariwisata, Vol. 5 No. 2 September 2018

dalam berkunjung ke suatu tempat. Sesuai dengan temuan Purnomo, bahwa Produk
dengan hasil temuan Paat bahwa potensi pariwisata adalah berupa jasa atau layanan.
adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah Konsumen akan mengkonsumsi produk ini
tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar dengan memperoleh pengalaman dari
orang-orang mau datang berkunjung ke perjalanan yang dilakukannya (Purnomo,
tersebut. (Paat, 2014) 2008, 2009).
Daya tarik geowisata dalam meningkatkan Pihak perusahaan mempunyai berbagai cara
kunjungan wisatawan alternatif untuk meningkatkan tingkat
Berdasarkan hasil penelitian bahwa apabila di kunjungan wisatawan yaitu dengan cara
kawasan tersebut memiliki daya tarik yang mengembangkan kembali potensi wisata yang
unik seperti daya tarik geowisata maka akan ada di kawasan, memperbaharui jenis paket
menjadi suatu hal pendorong untuk wisata, memberikan pelayanan yang baik,
meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan, mengadakan evaluasi lapangan, mengadakan
karena wisatawan disini akan memahami pada kegiatan door to door kepada setiap pelajar,
lingkungan hidup, dan alam.Sesuai dengan kawasan industri (PT) untuk menawarkan
temuan Suryadana & Octavia, bahwa Daya paket wisata Kampung Batu Malakasari, dan
tarik wisata memiliki kekuatan tersendiri kawasan ini memiliki berbagai macam daya
sebagai komponen produk pariwisata karena tarik untuk menarik para pengunjung
dapat memunculkan motivasi bagi wisatawan diantaranya wisata taman air Tektona
dan menarik wisatawan untuk melakukan Waterpark, wahana danau dan bukit batu,
perjalanan wisata (Suryadana, 2014) wahana peternakan, wahana perikanan,
Faktor penghambat internal dan eksternal wahana perkebunan, wahana outbound dan
dalam meningkatkan kunjungan flying fox, dan berbagai macam jenis wisata
wisatawan lainnya. Disini para pengunjung tidak hanya
Berdasarkan hasil penelitian faktor menikmati alam saja, akan tetapi para
penghambat di suatu kawasan baik itu internal pengunjung dapat mempelajari dan
maupun eksternal sangat berperan penting mengetahui tentang alam. Selain itu, beberapa
sekali bagi kunjungan wisatawan, jika suatu faktor penghambat baik dari segi internal
kawasan memiliki beberapa faktor maupun eksternal di sekitar kawasan objek
penghambat maka perusahaan harus yaitu faktor internal dari segi kebersihan
mempunyai beberapa strategi untuk memang masih kurang diperhatikan,
meminimalisir suatu keadaan penghambat sedangkan dari faktor eksternal yaitu bau
dalam meningkatkan tingkat kunjungan limbah pabrik yang menjadi penghambat
wisatawan. Sesuai dengan temuan Gitapati, kegiatan di sekitar kawasan objek wisata.
seluruh fasilitas itu dibangun dengan tujuan Akan tetapi pihak perusahaan mempunyai
untuk menimbulkan rasa betah dan nyaman cara untuk menangani berbagai kendala
kepada wisatawan untuk tinggal lebih lama di diantara dengan cara meningkatkan tingkat
objek wisata tersebut dan berniat untuk kebersihan kepada setiap staff dan para
kembali lagi kesana dalam lain kesempatan pengunjung, serta menyediakan beberapa titik
(Gitapati, 2012). tempat untuk membuang sampah, menambah
Produk wisata dalam meningkatkan beberapa jenis tanaman untuk menyamarkan
kunjungan wisatawan bau limbah dan Kampung Batu Malakasari ini
Berdasarkan hasil penelitian bahwa produk memiliki produk wisata yang dikemas dengan
wisata berperan penting pada tingkat kegiatan yang unik untuk menarik para
kunjungan wisatawan di Kampung Batu pengunjung, tidak hanya unik namun harga
Malakasari. Kampung Batu Malakasari ini paket wisatanya pun terbilang relatif
mempunyai beberapa produk daya tarik untuk terjangkau. Rata-rata para pengunjung banyak
menarik para pengunjung yang datang, salah menikmati jenis produk wisata tektona
satunya dari produk jenis wahana danau dan waterpark, wahana bukit batu dan jenis paket
bukit batu memang pada umumnya wahana wisata lainnya yang telah disajikan oleh pihak
ini menjadi salah satu icon dari kawasan ini perusahaan
sehingga dijadikan kawasan daya tarik
geowisata di Kabupaten Bandung. Sesuai

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 152
Jurnal Pariwisata, Vol. 5 No. 2 September 2018

PENUTUP Sukabumi. Jurnal Manajemen Resort Dan


Kampung Batu Malakasari memiliki kriteria Leisure, 13(1), 55–60.
pembentuk potensi daya tarik wisata yang https://doi.org/10.17509/jurel.v13i1.2036
berupa keindahan alam, wisata berbasis
edukasi, dan wisata berbasis geowisata dari Deng, J., King, B., & Bauer, T. (2002).
Evaluating natural attractions for tourism.
hasil eksploitasi secara tradisional oleh
Annals of Tourism Research, 29(2), 422–
masyarakat setempat dan dilakukan reklamasi
438. https://doi.org/10.1016/S0160-
sehingga membentuk format geologi yang 7383(01)00068-8
indah sebagai kawasan geowisata di
Kabupaten Bandung, hal ini membuktikan Escorihuela, J. (2017). The Contribution of the
yang menyebabkan meningkatnya kunjungan Geotourism to the Sustainable Development :
wisatawan adalah memaksimalkan potensi The Role of Geoethics, (Figure 1), 1–3.
yang dimiliki oleh objek wisata. https://doi.org/10.31031/AAOA.2017.01.000
Saran untuk penelitian selanjutnya, di lakukan 511
penelitian dengan variabel yang lebih variatif
dan menggunakan analisis kuantitatif, selain Ganesh, A., & Chockalingam, M. (2010).
itu baiknya dilakukan penelitian dibeberapa Problems encountered by tourists. Business
tempat, sehingga penelitian akan and Economic Horizons, 68–72. Retrieved
mendapatkan perbandingan antara beberapa from
http://www.ceeol.com/aspx/getdocument.asp
objek wisata pada suatu kota atau wilayah.
x?logid=5&id=318e67c9bbab4084a27929faa
200d8d1
REFERENSI
Atiko, G., Sudrajat, R. H., Prodi, K. N., Getz, D., & Brown, G. (2006). Critical success
Komunikasi, I., Komunikasi, F., & Bisnis, D. factors for wine tourism regions: A demand
(2016). Analisis Strategi Promosi Pariwisata analysis. Tourism Management, 27(1), 146–
Melalui Media Sosial Oleh Kementerian 158.
Pariwisata Ri (Studi Deskriptif Pada Akun https://doi.org/10.1016/j.tourman.2004.08.00
Instagram @Indtravel) Atourism Promotion 2
Strategy Through Social Media By Tourism
Ministry of Republic Indonesia (a Gitapati, D. (2012). Analisis kunjungan
Descriptive Study on I. Jurnal wisatawan objek wisata nglimut kecamatan
Sosioteknologi, 15, 378–389. Retrieved from limbangan kabupaten kendal. Universitas
http://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/artic Diponogoro - Semarang.
le/viewFile/2428/1814
Gu, Z., Zhang, Y., Chen, Y., & Chang, X.
Awuah, G. B., & Reinert, V. (2011). Potential (2016). Analysis of Attraction Features of
tourists ’ image of a tourist destination : The Tourism Destinations in a Mega-City Based
case of, (2007), 135–148. on Check-in Data Mining—A Case Study of
Shenzhen, China. ISPRS International
Beckendorff, P. (2001). Planning for the future: Journal of Geo-Information, 5(11), 210.
a profile of australian tourist attractions, https://doi.org/10.3390/ijgi5110210
(12.11.2003). Retrieved from
http://homes.jcu.edu.au/~coe- Hanafiah, M. H., Hemdi, M. A., & Ahmad, I.
pjb/attproposal.html%5Cnhttp://homes.jcu.e (2016). Does tourism destination
du.au/~coe-pjb/attractionstudy1.pdf competitiveness lead to performance? A case
of ASEAN region. Tourism, 64(3), 251–260.
CSD. (1999). Sustainable Tourism: A Non-
Governmental Organization Perspective. Haneef, S. K. (2017). A Model to Explore the
Commission on Sustainable Development, Impact of Tourism Infrastructure on
Background(April), 15. Destination Image for Effective Tourism
Marketing, (April), 1–316.
Darsiharjo, Supriatna, U., & Saputra, I. M.
(2016). Pengembangan Geopark Ciletuh Hardiyono, A., Syafri, I., Rosana, M. F.,
Berbasis Partisipasi Masyarakat sebagai Yuningsih, E. Y., Herry, & Andriany, S. S.
Kawasan Geowisata di Kabupaten (2015). Potensi geowisata di kawasan teluk

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 153
Jurnal Pariwisata, Vol. 5 No. 2 September 2018

ciletuh, sukabumi, jawa barat. Bulletin of OA, A. (2017a). Impact of Safety Issues and
Scientific Contribution, 13, 119–127. Hygiene Perceptions on Customer
Satisfaction: A Case Study of Four and Five
Hermawan, H. (2017). GEOWISATA : Star Hotels in Aqaba, Jordan. Journal of
Perencanaan Pariwisata Berbasis Tourism Research & Hospitality, 06(01).
Konservasi dan Edukasi. Bandung. https://doi.org/10.4172/2324-8807.1000161
Hermawan, H., & Ghani, Y. A. (2018, May 4). OA, A. (2017b). Impact of Safety Issues and
Geowisata: Solusi Pemanfaatan Kekayaan Hygiene Perceptions on Customer
Geologi yang Berwawasan Lingkungan. Satisfaction: A Case Study of Four and Five
https://doi.org/10.31227/osf.io/a5xd6 Star Hotels in Aqaba, Jordan. Journal of
Tourism Research & Hospitality, 06(01), 1–
Indah Andini Poetri, Muh Bahruddin, A. K. R. 7. https://doi.org/10.4172/2324-
(2016). Perancangan Media Promosi 8807.1000161
Geomorfologi Karst Rammang-rammang
Berbasis alam Sebagai Identitas Kabupaten Okrant, M. J., Andereck, K., Meis, S., Norman,
Maros Sulawesi Selatan, 5(2). W. C., Nadler, R., Erkkila, D., … Nickerson,
N. (2001). Chairman of the Board. Journal
Kotler, P. dan K. L. K. (2016). Marketing of Sustainable Tourism, 40(2), 124–131.
Management (16th ed.). New Jersey: https://doi.org/10.1177/00472875010400020
Pearson. 2
Kreag, G. (2001). The Impacts of Tourism. Paat, F. C. L. (2014). Analisis Potensi dan
Minnesota Sea Grant, (T 13), 1–20. Pengembangan Pariwisata di Kota Tomohon.
Retrieved from www.seagrant.umn.edu
Permitasari, R. A. (2015). Pengaruh Daya Tarik
Kubeka, N. (2015). Business tourism sector, 8– Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung Di
26. Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari
Kabupaten Bandung.
Lingkungan, I. P., & Indonesia, B. (2013).
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI. In Temu Peters, M., & Weiermair, K. (2000). Tourist
Ilmiah IPLBI. Makasar: Universitas attractions and attracted tourists: how to
Hasanuddin. satisfy today’s “fickle” tourist clientele? The
Journal of Tourism Studies, 11(1), 22–29.
Liu, & Zhenhua, M. (2003). Sustainable
Tourism Development: A Critique. Journal Purnomo, C. (2008). Efektifitas Strategi
of Sustainable Tourism, 11(April), 459–475. Pemasaran Produk Wisata Minat Khusus
https://doi.org/10.1080/09669580308667216 Goa cerme, Imogiri, Bantul. Siasat Bisnis,
12(3), 187–197.
Marek Nowacki. (2013). The determinants of
satisfaction of tourist attractions’ visitors. Purnomo, C. (2009). Strategi Pemasaran Produk
The Determinants of Satisfaction of Tourist Wisata Minat Khusus Goa cerme, Imogiri,
Attractions’ Visitors, 140. Bantul. Kharisma, 3(2), 99–112.
McGrath et al. (2017). Tourist Motivations for Quach, P. G. (2013). Examining International
Visiting Heritage Attractions: New insights Tourists’ Satisfaction with Hanoi Tourism.
from a large U.S. study. International Tourism Researc, EMACIM Studies.
Journal of Leisure and Tourism Marketing, University of Lapland.
5(2), TBD.
Riswanto, A. (2016). The Role of the
Ngwira, C. (2018). What attracts tourists to a Entrepreneur in Innovation and in Economic
destination ? Is it attractions ?, 7(1), 1–19. Development. In Proceedings of the 2016
Global Conference on Business,
Nice, B., & Pennington-Gray, L. (2004).
Management and Entrepreneurship (Vol. 15,
Examining the business tourist. Proceedings
pp. 729–732). Paris, France: Atlantis Press.
of the 2004 Northeastern Recreation
https://doi.org/10.2991/gcbme-16.2016.137
Research Symposium, 326(1978), 209–214.

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 154
Jurnal Pariwisata, Vol. 5 No. 2 September 2018

Riswanto, A., & Aryani, S. (2017). Learning Vuuren, C. Van, & Slabbert, E. (2011). Travel
motivation and student achievement: Motivation and Behaviour of Tourists to a
description analysis and relationships both. South African Resort. International
International Journal of Counseling and Conference on Tourism and Management
Education, 2(21), 42–47. Studies - Algarve 2011, I, 295–304.
https://doi.org/10.23916/002017026010 https://doi.org/http://tmstudies.net/index.php/
ectms/article/view/196
Septiatik, I. (2008). Potensi Dan Pengembangan
Obyek Wisata Alam Goa Lawa Kabupaten Yang, F. F. (n.d.). Faktor Faktor Yang ….. (
Purbalingga Jawa Tengah. Kalebos) 489, 489–502.

Sopyan. (2015). Analisi Pengaruh Daya Tarik Yiamjanya, S., Wongleedee, K., Valencia, U. P.
Wisata dan Kualitas Pelayanan Terhadap D. E., Politecnica, E., Gandia, S. D. E.,
Minat Berkunjung Ulang Pengunjung Justicia, D. S., … Arrival, I. (2010). TOurist
dengan Kepuasan Pengunjung Sebagai Motivation and Activities A Case Study of
Variabel Intervening. Universitas Nha Trang, Vietnam. Journal of Chemical
Diponogoro. Information and Modeling, 53(3), 160.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian .004
Manajemen. Bandung: Alfabeta.
BIODATA PENULIS
Sugiyono. (2015a). Metode Penelitian dan Ari Riswanto lahir di Sukabumi tanggal 19
Pengembangan. Research and Development
Juli 1981, Lulus S1 2005 di STKIP PGRI
/R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukabumi Jurusan Pendidikan Ekonomi,
Sugiyono. (2015b). Metode penelitian Lulus S2 2009 di STIE Tridharma Widya
kombinasi (mixed methods). Bandung: Jakarta Jurusan Manajemen Marketing, Lulus
Alfabeta.
S2 2018 UPI Bandung Jurusan Pendidikan
SUN, J. (2009). Kebijakan Pemerintah Daerah Ekonomi, Mahasiswa S3 UPI Bandung
Terhadap Kepariwisataan Festival Tahunan Angkatan 2017 Jurusan Doktor Ilmu
Cap Go Meh Sebagai Upaya Pariwisata. Manajemen Konsentrasi Marketing. Bidang
Suryadana, M. L. (2014). Analisis Sikap Keahlian : Pendidikan, Ekonomi, Manajemen.
Wisatawan Terhadap Beberapa Objek
Wisata Alam Unggulan di Provinsi Jawa Rian Andriani lahir di Bandung tanggal 3
Barat. Jurnal Manajemen Resort & Leisure, Februari 1982, lulusan dari Universitas
11(1), 1–5. Pendidikan Indonesia (UPI) jurusan
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Sutikno, B., & Udi, H. (2006). Potensi sumber Spesialisasi Pendidikan Tata Boga pada tahun
daya geologi di daerah Cekungan Bandung 2005. September 2010 mulai bekerja di Bina
dan sekitarnya. Indonesian Journal on Sarana Informatika cabang Bandung,
Geoscience, 1(1), 9–18. mengajar di jurusan Akademi Pariwisata
https://doi.org/10.17014/ijog.vol1no1.20062 (AKPAR). Tahun 2011 melanjutkan studi S2
a jurusan Manajemen di Universitas BSI
Bandung dan lulus pada tahun 2013.
Tompodung, A. S., Poluan, R. J., & Van Rate, J.
Mahasiswa S3 UPI Bandung Angkatan 2017
(2017). Pengembangan Kawasan Agrowisata
di Kecamatan Tomohon Timur, 11. Jurusan Doktor Ilmu Manajemen Konsentrasi
MS
UN-World Tourism Organization. (2015).
Tourism and the Sustainable Development.
https://doi.org/10.18111/9789284417254

Vugrin, V. (2017). TYPES OF TOURISM IN


AUSTRALIA FINAL PAPER.

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 155

Anda mungkin juga menyukai