Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KESESUAIAN EKOSISTEM MANGROVE UNTUK

PENGEMBANGAN EKOWISATA

(Studi Kasus Sungai Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kepulauan Riau)

MANGROVE ECOSYSTEM SUITABILITY ANALYSIS FOR ECOTOURISM


DEVELOPMENT

(Case Study River Pengudang Teluk Sebong Riau Island)

Eko Triyadi1, Andi Zulfikar S.Pi, MP2, Fadhliyah Idris S.Pi, M.Si2

Mahasiswa1, Dosen Pembimbing2

Jurusan Ilmu Kelautan


Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
e-mail : triadkoe@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pengudang, Kabupaten Bintan, Provinsi


Kepulauan Riau, pada bulan Agustus sampai November 2014. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk: 1). Menganalisis kesesuaian pengembangan ekowisata
mangrove yang terdapat di Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten
Bintan, 2). Mengetahui daya dukung kawasan ekosistem mangrove untuk
pengembangan ekowisata di Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong
Kabupaten Bintan. Metode yang digunakan adalah metode survey. Metode
Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang di peroleh pada
setiap parameter, terdiri dari 5 parameter : Ketebalan, Kerapatan, Jenis Mangrove,
Pasang Surut, Obyek Biota.

Berdasarkan dari hasil pengamatan di lapangan , kategori ekosistem


mangrove di Desa Pengudang memiliki kategori kelayakan sesuai dengan nilai
60% - <80% dengan Indeks Kesesuaian Wisata 73%. Berdasarkan penilaian
indeks kesesuaian wisata Desa Pengudang sesuai untuk dijadikan kawasan
ekowisata, dengan daya dukung kawasan ini mampu menampung sebanyak
16.000 orang dengan asumsi waktu yang disediakan dalam pengembangan
kawasan selama 8 jam / harinya.

Kata Kunci: Ekowisata Mangrove, Ekosistem Mangrove, Desa Pengudang


ABSTRACK

This research was conducted in the village of Pengudang , Bintan regency , Riau
Islands Province , from August to November 2014. The objective of this study
was to : 1 ) . Analyze the suitability of mangrove ecotourism development located
in the village of Teluk Sebong Pengudang Bintan regency , 2 ) . Knowing the
mangrove ecosystem carrying capacity for tourism development in the village of
Teluk Sebong Pengudang Bintan regency . The method used is a survey method .
The determination of the suitability of the method is based on multiplication of
scores and weights were obtained for each parameter , consists of 5 parameters:
thickness , density , type Mangrove , Tidal , Object Biota .
Based on observations in the field, mangrove ecosystem in the village
category Pengudang have eligibility category according to the value of 60 % - <
80 % with 73 % Travel Suitability Index . Based on the assessment of conformity
index Pengudang tourist village in accordance to be ecotourism , with a carrying
capacity of the region is able to accommodate as many as 16,000 people assuming
the time provided in the development of the region for 8 hours / day.

Keywords : Ecotourism Mangrove, Mangrove Ecosystems ,Pengudang Village

PENDAHULUAN

Hutan mangrove adalah mangrove juga memiliki fungsi


hutan yang tumbuh di muara sungai hutan mangrove dapat menjaga
daerah yang mengalami pasang kesetabilan pantai, melindungi pantai
surut. Hutan mangrove merupakan dari abrasi, menahan angin langsung
salah satu ekosistem pesisir yang dari pantai. Hutan mangrove sangat
memiliki krakteristik khas. besar manfaatnya bagi kehidupan,
Keberadaan hutan mangrove di terutama bagi kehidupan disekitar
kawasan pesisir secara ekologi dapat pantai.
berfungsi sebagai penahan lumpur,
Desa Pengudang memiliki
dan bermacam-macam biota
berbagai sumberdaya perairan salah
perairan sebagai daerah asuhan dan
satunya adalah ekosistem hutan
tempat mencari makan, daerah
mangrove dengan luas kurang lebih
pemijahan dan pembesaran. Hutan
100 Ha (BAPPEDA, 2009) dengan
pemanfaatan oleh masyarakat Penelitian dilaksanakan pada
setempat sebagai tempat bulan Agustus 2014 - November
pemancingan tradisional, 2014. Berlokasi di Desa Pengudang
pemasanagan bubu, tempat rekreasi, Kecamatan Teluk Sebong,
mencari nafkah, selain hutan Kabupaten Bintan.
mangrove pantai yang ada di Desa
Pengudang tidak kalah cantiknya Alat dan Bahan
dengan pantai-pantai yang ada di Adapun bahan yang
daerah lain. Untuk mengetahui
digunakan dalam penelitian ini dapat
kawasan ini sesuai atau tidaknya
dilihat pada Tabel 1.
untuk di jadikan kawasan ekowisata
perlu di kaji : Kesesuaian Ekowisata Tabel 1. Bahan yang digunakan
dalam penelitian
mangrove, bagaimana daya dukung
No. Bahan
kawasan ekosistem mangrove dan 1. Mangrove
2. Data Sheet
dapat memberikan informasi tentang
3. Tinta
pengembangan ekowisata mangrove 4. Literatur literatur
bagi masyarakat setempat, yang mendukung
penelitian
Pemerintah Daerah dalam rangka GPS
pengembangan ekonomi kreatif 5. Tali Rafia
6. Kamera
berbasis ekosistem. 7. Rol Meter
8. Parang
METODE PENELITIAN 9. Kayu
10. Buku Identifikasi
Waktu dan Tempat Sumber : Data Primer

Metode Penelitian

Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode

survey yaitu dimana pengukuran

secara langsung di lapangan melalui

pendekatan kualitatif dan kuantitatif.


Analisis Data N Max = Nilai Maksimum dari Suatu
kategori wisata
Analisis Kesessuaian Ekowisata
Nilai maksimum = 76
Mangrove
S1 = Sangat sesuai, dengan nilai
Kegiatan wisata yang akan 80%-100%
dikembangkan hendaknya S2 = Sesuai, dengan nilai 60%-<80%
disesuaikan dengan potensi S3 = Sesuai bersyarat, dengan nilai
sumberdaya dan peruntukannya. 35%-<60%
Setiap kegiatan wisata mempunyai N = Tidak sesuai, dengan nilai <35%
persyaratan sumberdaya dan Penentuan kesesuaian berdasarkan
lingkungan yang sesuai objek wisata perkalian skor dan bobot yang
yang akan dikembangkan. Rumus diperoleh dari setiap parameter.
yang digunakan untuk kesesuaian Kesesuaian kawasan dilihat dari
wisata mangrove adalah (Yulianda, tingkat persentase kesesuaian yang
2007):
No Parameter Bobot Kategori Skor Kategori Skor Kategori skor Kategori Skor
S1 S2 S3 N

1. Ketebalan 5 > 500 4 > 200 - 3 50 200 2 < 50 1


mangrove 500
(m)
2. Kerapatan 4 > 15 -25 4 >10 15 3 5-10 2 <5 1
mangrove
2
(100 m )
3. Jenis 4 >5 4 35 3 12 2 0 1
mangrove
4. Pasang 3 01 4 >12 3 >25 2 >5 1
surut (m)
5. Obyek 3 Ikan, 4 Ikan, 3 Ikan, 2 Salah 1
biota udang, udang, moluska satu
kepiting, kepiting, biota
moluska, moluska air
reptil,
burung
IKW= ( Ni ) x 100 % diperoleh penjumlah nilai dari
Nmax seluruh parameter. Kesesuaian
IKW = Indeks Kesesuaian Wisata wisata pantai kategori wisata
Ni = Nilai Parameter ke I (bobot x mangrove mempertimbangkan 5
skor) parameter dengan 4 klasifikasi
penilaian. Parameter kesesuaian Wp = Waktu yang dihabiskan
wisata pantai kategori wisata oleh pengunjung untuk setiap
mangrove antara lain: ketebalan kegiatan tertentu.
mangrove, kerapatan mangrove, jenis Tabel 5. Potensi ekologis
pengunjung (K) dan luas area
mangrove, pasang surut, dan obyek
kegiatan (Lt)
biota. Jenis K Unit Keterangan
Kegiatan (Orang) Area
Analsis Daya Dukung (LT)
Wisata 1 50 m2 Di hitung
Daya dukung kawasan adalah Mangrove panjang
jumlah maksimum pengunjung yang Track,
setiap 1
secara fisik dapat di tampung oleh orng
sepanjang
kawasan yang di sediakan pada 50 m

waktu tertentu tanpa menimbulkan Sumber: Yulianda (2007)

gangguan pada alam dan manusia. Tabel 6. Waktu yang dibutuhkan

Perhitungan daya dukung dalam untuk setiap kegiatan wisata


Jenis Kegiatan Waktu yang total
bentuk rumus adalah sebagai berikut dibutukan Wp Waktu 1
(Yulianda, 2007). (jam) hari Wt
(jam)
Wt Wisata 1 50 m2
=
Mangrove

Keterangan: Sumber: Yulianda (2007)


DDK = Daya Dukung Kawasan.
K = Potensi ekologis HASIL DAN PEMBAHASAN
pengunjung per satuan unit area.
Kondisi Ekosistem Mangrove
Lp = Luas area atau panjang area
Jenis mangrove yang tumbuh
yang dapat dimanfaatkan.
pada Desa Pengudang yaitu: jenis
Lt = Unit area untuk kategori
Rhizophora mucronata, Bruguiera
tertentu.
gymnorhiza, Xylocarpus
Wt = Waktu yang disediakan oleh
moluccensis, Lumnitzera littorea,
kawasan untuk kegiatan
Rhizophora stylosa, Rhizophora
wisata dalam satu
apiculata, Bruguiera cilindrica,
hari.
Avecenia alba, Avecenia lannata,
Thespesia populnea, Hibiscus
tiliaceus. Ekosistem mangrove ini Rhizophora apiculata, Rhizophora
juga di tumbuhi oleh beberapa jenis mucronata, Bruguiera gymnorrhiza,
angrek dari genus Dendrobium dan Bruguiera cilindrica, Xylocarpus
Phalaenopsis. moluccensis, Lumnitzera littorea,
Thespesia populnea, Hibiscus
Ketebalan
tiliaceu, Nypa fruticans, Pandanus
Daerah penelitian yaitu pada
odoratissima.
Stasiun I, Stasiun II dan Stasiun III
Tabel.10 Spesies mangrove
merupakan daerah yang terlindung No Spesies Stasiun
I II III
dari pengaruh ombak dan angin.
1 Avicennia alba - - +
Pengukuran ketebalan mangrove 2 Avicennia lanata - - +
3 Rhizophora - + -
diambil secara manual menggunakan stylosa
4 Rhizophora - + -
roll meter. Roll meter ditarik dari apiculata
bibir pantai hingga kedaratan. 5 Rhizophora + + +
mucronata
Stasiun 1 ketebalan mangrove 133 6 Bruguiera + + +
gymnorrhiza
m, stasiun 2 ketebalan mangrove 7 Bruguiera - + -
cilindrica
150, stasiun 3 ketebalan mangrove 8 Xylocarpus + + -
moluccensis
163 m dengan nilai ketebalan rata- 9 Lumnitzera + - -
rata 149 m. littorea
10 Thespesia - - +
populnea
Jenis Mangrove 11 Hibiscus tiliaceus - - +
12 Nypa fruticans - - +
Hasil penelitian yang 13 Pandanus - - +
dilakukan di Desa Pengudang odoratissima
Sumber : Data Primer (2014)
ditemukan jenis mangrove dari 7 Keterangan : + = Ditemukan, - =
famili, yaitu famili Aviceniaceae, Tidak ditemukan

Rhizophoraceae, Meliaceae, Kerapatan


Combretaceae, Areaceae, Dari hasil yang dijumpai di
Pandanaceae Asclepiadaceae. lokasi penelitian jenis Bruguiera
Berdasarkan hasil pengamatan gymnorhiza yang mendominasi pada

bahwa jenis mangrove yang didapat semua stasiun di banding jenis-jenis


yaitu: Avicennia alba, Avicennia lainnya , hal ini di karenakan jenis

lanata, Rhizophora stylosa, Bruguiera gymnorhiza


pertumbuhannya mengarah kedarat tegakan pohon yang berada dalam
sehingga sangat mendukung
kawasan tersebut. Dengan demikian
pertumbuhan dari jenis mangrove
Desa Pengudang dapat menyuplai
tersebut dan sesuai dengan zona dari
jenis Bruguiera gymnorhiza. oksigen sehingga para pengunjung
Tabel 11. Kerapatan mangrove di
yang datang dapat menikmati udara
Desa Pengudang

(ind/100m2)
No Species St.1 St.2 St.3
1 Avecenia alba - - 4.32
2 Avecenia lannata - - 2.53
3 Bruguiera Cilindrica - 4.67 -
4 Bruguiera gymnorhiza 21.34 15.68 9.02
5 Hibiscus tiliaceus - - 1.5
6 Lumnitzera littorea 2.2 - -
7 Nypa Fruticans - - 2.06
8 Pandanus odoratissima - - 1.82
9 Rhizopora Apiculata - 7.79 -
10 Rhizopora Mucronata 20.34 5.83 5.06
11 Rhizopora stylosa - 5.81 -
12 Thespesia populnea - - 1.79
13 Xylocarpus moluccensis 3.47 1.56 -

47.36/3=15.78 41.34/3=13.78 26.6/3=8.86

Sumber : Data Primer (2014) segar bebas dari polusi.

Hasil pengukuran kerapatan jenis Pasang Surut

mangrove Desa Pengudang Tipe pasang surut di Desa


Pengudang adalah campuran
memiliki kerapatan mangrove yang
condong ke harian tunggal (mixed
cukup tinggi. Tingginya kerapatan diurnal tide) dengan tinggi pasang

mangrove menunjukan banyaknya surut yang diperoleh pada bulan


agustus 2014 berkisar 0,8 m sampai
dengan 1,6 dengan rata rata Umang Bakau (Bakau Clibanarius)
Siput Laut ( DostiaVioalacea)
ketinggian 1,21. Wisatawan dapat
Siput laut (Telecopium Telescopium)
memanfaatkan data pasang surut Biawak (Varanus Savator)
Kadal ( Emoia Atrocostata)
untuk kepentingan meraka saat
Ular Bakau (Chrysopelea sp)
kapan waktunya mereka ingin ikut Udang Putih (Panaeus Merguensis)
berpartisipasi memancing ikan, Sumber: Data Primer (2014)

kerang. Pada saat surut wisatawan Keberadaan biota berpengaruh

mampu melakukan aktifitas wisata terhadap kegiatan ekowisata karena

untuk dilaluinya sedangkan pada saat biota menjadi daya tarik untuk

pasang wisatawan akan sulit untuk wisatawan selain menjadi daya tarik,

dilakukan kegiatan ekowisatanya pengunjung juga dapat menjadi

karena akan sulit untuk dilalui, akan potensi pengembangan alternative

tetapi ada opsi lain yaitu dengan wisata dalam ekositem mangrove

melihat biota perairan yang tidak (Maulida, 2013).

bisa dilihat pada saat surut.


Analisis Kesesuaian Ekowisata

Biota Mangrove

Jenis-jenis biota yang Stasiun 1


N Parameter Bob Hasil Skor BxS
ditemukan di Desa Pengudang yaitu o ot

Tabel 12. Jenis Biota yang 1 Ketebalan 5 133 2 10

ditemukan di Ekosistem Mangrove 2 Kearapatan 4 15.8 4 16

Elang gondol (Haliastur Indus) 3 Jenis 4 4 Jenis, Rhizophora 3 12


Burung bangau (Bubulcus ibis Mangrove mucronata,
kuntul) Bruguiera
Burung Wallet (Collucalia) gymnorhiza,
Ikan gelodok (Periophthalmodon Xylocarpus
Scholosseri) moluccensis,
Ikan Bawal (Pampus Argenteus) Lumnitzera littorea
Ikan Belanak(mugil sp) 4 Pasang Surut 3 1.21 3 9
Kepiting bakau (Scylla Serata)
Kepiting Batu(Myomerippedangan) 5 Objek Biota 3 Ikan, 4 12
moluska,udang,kepiti
Kerang bakau (Polymesoda ng,reptile,burung,
Bengalensis) Nilai Skor Hasil evaluasi (%) 78
Kerang bulu (Anadra Antiquata) Sumber: Data Primer (2004)
Kerang darah (Anadra Granosa)
Siput Laut (Cerithidea cingulata)
Stasiun 2
N Parameter B Hasil Skor Bx
o ob S Indeks Kesesuaian Wisata (%)
ot

1 Ketebalan 5 150 2 10 No Stasiun IKW Kategori Nilai


2 Kearapatan 4 13.8 3 12 1 I (%) Kelayakan
78 S2 (sesuai) 60 %
3 Jenis 4 6 jenis, 3 16
Mangrove Rhizophora
stylosa, 2 II 73 <80
S2 (sesuai) 60 %
Rhizophora
apiculata,
Rhizophora 3 III 68 S2(sesuai) 60%% <
mucronata.
Bruguiera
gymnorrhiza, Rata-rata 73 S2(sesuai) < 80
60 %
Bruguiera
cilindrica,
Xylocarpus %
80 8
moluccensis
4 Pasang 3 1.21 3 9 Sumber: Data Primer (2004)
Surut % 0
Berdasarkan matriks
5 Objek Biota 3 kepiting,reptile,bur 3 9
ung,moluska kesesuaian untuk kategori ekowisata
Nilai Skor Hasil evaluasi (%) 73 ekosistem mangrove dari setiap %
Sumber: Data Primer (2004) parameter yang di ukur di lapangan
maka Desa Pengudang tergolong
Stasiun 3
N Parameter B Hasil Skor Bx
sesuai untuk dijadikan ekowisata
o ob S
ot mangrove. Perlu adanya perhatian
1 Ketebalan 5 163 2 10 pemerintah dalam pengembangan
2 Kearapatan 4 8.8 2 8
sarana dan prasarana yang dapat
3 Jenis 4 avecenia 4 16
Mangrove alba,avecenia menunjang pengembangan kegiatan
lanata,rhizopora
mucronata,brugue
ra ekowisata mangrove dan perlu
gymnorhiza,thespe
sia adanya keterlibatan masyarakat di
populnea,hibiscus
tiliaceus,nypa dalam mengelolah, menjaga dan
frutican,pandanus
4 Pasang 3 1.21 3 9 melindungi ekosistem mangrove
Surut
yang ada agar terjaga kelestarian
5 Objek Biota 3 kepiting,reptile,bur 3 9
ung,moluska
ekosistem mangrove sehingga
Nilai Skor Hasil evaluasi (%) 68
masyarakat dapat hidup dengan
sejatera.
Sumber: Data Primer (2004)
Daya Dukung Kawasan dilapangan maka Desa Pengudang
masuk kategori kelayakan S2
Kawasan dibuka 8 jam
(sesuai) dengan nilai 60% - <80%
Luas Area 20 ha dengan Indeks Kesesuaian Wisata
73%. Desa Pengudang sesuai untukdi
Luas Area untuk kegiatan wisata
jadikan kawasan ekowisata.
mangrove 50m2
Waktu yang dibutuhkan untuk Daya dukung ekowisata
Wisata mangrove 2 jam mangrove di Desa Pengudang
Daya dukung = Luas Area atau mampu menampung pengunjung
panjang yang dimanfaatkan/unit area 4000 orang perjamnya dan dalam
untuk kategori ekowisata mangrove satu harinya kurang lebih 16.000
= 200.000/50=4000 pengunjung perhari.
Koefisien perputaran = 8jam/2jam
Saran
=4
Penelitian ini hanya mengkaji
Total pengunjung / hari = 4.000x4
akan kesesuian ekowisata mangrove
= 16.000
yang ada di Desa Pengudang, perlu
Dalam setiap jamnya ekowisata
adanya penelitian lanjutan tentang
mangrove didesa pengudang mampu
alternative-alternatif ekowisata
menampung pengunjung 4000 orang
lainya. Adanya pembangunan
perjamnya dan dalam satu harinya
infrastruktur secara terencana untuk
mampu menampung sebanyak
menunjang dalam kegiatan
16.000 pengunjung perhari.
ekowisata. Perlunya pelibatan
masyarakat dalam menjaga
KESIMPULAN DAN SARAN
ekosistem mangrove yang ada di
Kesimpulan
Desa Pengudang serta pelibatan
Berdasarkan hasil kesesuaian pemerintah daerah dalam berbagai
untuk kategori Ekosistem Mangrove perencanaan pelaksanaan
untuk Pengembangan Ekowisata pengembangan ekowisata mangrove
Mangrove di Desa Pengudang dari di Desa Pengudang.
setiap parameter yang diukur
DAFTAR PUSTAKA Tuwo, A., A. Faizal, Amaluddin, M.
Yunus, M. Alimin. 2006.
Potensi dan Prospek
Pengembangan Pulau-
Dishidros. 2014. Daftar Pasang Pulau Kecil dan Pesisir di
Surut Tide Tables Pantai Timur Sulawesi
Kepulauan Indonesia. Selatan. Balitbangda
Jakarta. TNI AL Sulawasi Selatan. Makassar
Feronika F.R. 2011. Studi Yoeti, O.A. 2000. Ekowisata
Kesesuaian Ekosistem Pariwisata Berwawasan
Mangrove Sebagai Objek Lingkungan Hidup. P.t.
Ekowisata Di Pulau Kapota Pertja. Jakarta
Taman Nasional Wakatobi
Sulawesi Tenggara. Yulianda, F. 2007. Ekowisata
Universitas Hasanuddin. Bahari Sebagai Alternatif
Pemanfaatan Sumberdaya
Maulida, S. 2014. Kesesuaian Pesisir Berbasis
Pengembangan Ekowisata Konservasi.. Makalah
Mangrove Berbasis Seminar Sehari
Masyarakat di Desa Pengelolaan Sumberdaya
Malang. Universitas Pesisir dan Laut, Institut
Maritim Raja Ali Haji. Pertanian Bogor.
Mukhtasor.2007. Pencemaran Wetland. 2009. Lahan Basah
pesisir dan laut. Spesies Mangrove.
Jakarta:Pradnya Paramit http://indonesia.wetlands.org
PPSL 2010. Kajian Pengembangan
Ekowisata Bahari Sebagai
Mata Pencaharian
Alternatif bagi Masyarakat
di Kabupaten Bintan.
UMRAH
Romimohtarto. K dan Juwana. S.
2001. Biologi Laut, Ilmu
Pengetahuan Tentang
Bilogi Laut. Djambatan.
Jakarta.
Supriharyono. 2000. Pelestarian dan
Pongelolaan Sumberdaya
Alam di Wilayah Pesisir
Tropis. Gramedia. Pustaka
Utama. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai