Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KLORIN

PADA IKAN NILA

Dosen Pengampu : Dr.Yuliati Sipahutar, S.Pi.,M.M.

Disusun oleh :
Anjellita Divya Ningrum
56203213400

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL


PERIKANANPOLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN KAMPUS
LAMPUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Klorin merupakan disinfektan pada pengolahan air bersih yang berfungsi untuk memusnahka
mikroorganisme yang terdapat dalam air. Klorin bertindak sebagai pengoksidasi yang kuat, dan
beracun bagi ikan pada konsentrasi kurang dari 0,05 mg/L. Residu klorin dalam persediaan air
daerah biasanya antara 0,5 dan 2,0 mg/L Terdapat tiga metode dalam penetralan kadar klorin
yang direkomendasikan. Pada proses penetralan yang pertama, yaitu melakukan pengendapan
air semalaman untuk menguapkan kandungan klorin di dalam air. Akan tetapi metode ini sangat
tidak efektif untuk menetralkan kadar klorin karena penggunaan waktu yang terlalu lama.
Untuk proses penetralan yang kedua yaitu menggunakan Vitamin C sebagai metode kimia
yang baru. Dua kandungan dari Vitamin C seperti asam askorbat dan natrium askorbat yang akan
menetralkan kadar klorin. Metode ini mempunyai kelebihan seperti halnya tidak menurunkan
kandungan oksigen, tidak beracun bagi biota yang ada dalam air.
Untuk proses penetralan yang ketiga yaitu dengan menggunakan bahan karbon aktif atau
arang aktif yang biasanya digunakan sebagai penyaring pada suatu sistem sirkulasi air. Karbon
aktif ini memiliki kapasitas adsorpsi yang sangat baik.
Klorin sudah umum digunakan oleh masyarakat kita dengan sebutan klor atau kapur klor
karena banyak digunakan sebagai bahan pemutih bleaching agent yang mengandung sodium
hipoklorit atau kalsium hipoklorit dan dikenal dengan nama kaporit. Kaporit dipergunakan juga
untuk campuran dalam detergen. Senyawa kaporit ini menghasilkan gas klorin yang cukup
beracun, sehingga dapat dipergunakan sebagai desinfektan dan dapat menyebabkan iritasi pada
kulit dan lapisan mukosa (Permana, 2013). Iritasi adalah kulit meradang, merah, terasa gatal,
panas, perih dan bengkak. Peradangan ini dapat terjadi karena banyak keringat, terlambat mandi,
gesekan baju ketat, dan garukan kuku (Dwikarya, 2004).
Klorin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Klorin, baik dalam bentuk gas maupun
cairan mampu mengakibatkan luka yang permanen. Pada umumnya luka permanen terjadi
disebabkan oleh asap gas klorin. Klorin sangat potensial untuk terjadinya penyakit di
kerongkongan, hidung dan tract respiratory 2 (saluran kerongkongan di dekat paru-paru). Klorin
juga dapat membahayakan sistem pernafasan terutama bagi anak-anak dan orang dewasa.
Dalam wujud gas, klor merusak membran mukus dan dalam wujud cair dapat mnghancurkan
kulit. Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium.Ini karena natrium klorida
atau garam, adalah bagian utama dalam darah.
1.2 Tujuan
1. Menhgetahui metode pengujian klorin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Klorin


Klorin adalah unsur kimia dengan simbol Cl yang mempunyai nomor atom 17 dan
merupakan gas halogen. Klorin termasuk dalam unsur yang secara normal banyak dan sangat
diperlukan dalam kehidupan manusia. Pada suhu kamar, klorin tampak berwarna kuning-hijau
dan memiliki kerapatan lebih besar daripada udara, sehingga cenderung melayang dekat
dengan permukaan tanah. Klorin memiliki sifat reaktif, beracun dan merupakan oksidator kuat.
Gas klorin ini dapat diubah ke wujud cair untuk dimanfaatkan.
Dalam kehidupan manusia, klorin sering digunakan sebagai disinfektan dan penjernih air
kolam. Fungsi utama klorin adalah menghambat pertumbuhan serta membasmi bakteri dan
berbagai jenis mikroba. Dalam kehidupan sehari-sehari, klorin cair berfungsi sebagai bahan
campuran pestisida. Selain itu, klorin cair juga berguna dalam produksi sepatu olahraga, suku
cadang otomotif, pemutar musik MP3, dan rompi anti peluru.
Klor berasal dari bahasa Yunani adalah unsur kimia dengan nomor atom 17 dan simbol
Cl termasuk dalam golongan halogen. Klorin merupakan unsur kedua dari keluarga halogen,
terletak pada halogen VII A periode III. Sifat kimia klorin sangat ditentukan oleh konfigurasi
elektron pada kulit terluarnya. Keadaan ini membuatnya tidak stabil dan sangat reaktif. Hal ini
disebabkan karena struktuk electron gas mulia. Disamping itu, klorin juga bersifat sebagai
oksidator. Seperti halnya oksigen, klorin juga membantu reaksi pembakaran dengan
mengahasilkan panas cahaya. Dalam air laut maupaun sungai, klorin akan terhidrolisa
membentuk asam hipoklorit (HClO) yang merupakan suatu oksidator (Edward dalam Sinuhaji,
2009). Klorin tidak terbakar di udara, melainkan bereaksi secara kimia. Klorin ialah unsur yang
sangat aktif hampir dengan setiap unsur dapat langsung bersenyawa dan reaksinya besar
sekali (Adiwasastra, 1987).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Pratikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 5 Desember 2022 bertempat di
Laboratorium Albacore Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jakarta.

3.2. Alat dan Bahan

• Alat
- Bekker glas
- Erlenmeyer
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Corong
- Kertas sring
- Plastic sampel
- Timbangan
- Stomacher

• Bahan
- Ikan nila
- Larutan klorin
- Larutan aquades
- Larutan AgNO3

3.3. Alur Proses


Persiapan alat dan bahan

Penimbangan sampel

Penambahan aquades pada sampel

Pencampuran sampel
Penyaringan

BAB IV
HASIL
4.1 Perhitungan uji klorin
Berdasarkan praktikum yang dilakukan yaitu kadar klorin pada sampel ikan nila
yang kita amati menggunakan sampel air Aquadest dan AgNO3, air yang
merupakan kebutuhan atau sumber utama kehidupan sehari-hari untuk menjaga
Kesehatan maka air harus higienis atau bersih keberadaan air sekarang yang tercemar
sudah bercampur dengan beberapa unsur atau spora ,dengan demikian klorin banyak
digunakan sebagai desinfeksi karena klorin sangat efektif membasmi spora dan untuk
menghancurkan bakteri yang disebebkan oleh mikroorganise,pada bagian hasil
pengamatan praktikum untuk sampel ikan nila pertama yaitu klorin yang memakai AgNO3
lebih pekat dibandung yang tidak memakai AgNO3.

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
pengujian klorin pada ikan nila dapat disimpulkan bahwa penambahan AgNO3
lebih pekat dibanding yang tidak memakai AgNO3

Anda mungkin juga menyukai