PENDAHULUAN
Klor (berasal dari bahasa Yunani Chloros, yaitu berarti (”hijau pucat”),
adalah unsur kimia dengan nomor atom 17 dan simbol Cl. Termasuk dalam
golongan halogen (Novita, 2009). Klorin adalah bahan kimia yang biasanya
untuk bahan pakaian dan kertas saja, tetapi telah digunakan sebagai bahan
Klorin sudah umum digunakan oleh masyarakat kita dengan sebutan klor
atau kapur klor karena banyak digunakan sebagai bahan pemutih bleaching agent
yang mengandung sodium hipoklorit atau kalsium hipoklorit dan dikenal dengan
Senyawa kaporit ini menghasilkan gas klorin yang cukup beracun, sehingga dapat
dipergunakan sebagai desinfektan dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan
Iritasi adalah kulit meradang, merah, terasa gatal, panas, perih dan
bengkak. Peradangan ini dapat terjadi karena banyak keringat, terlambat mandi,
bentuk gas maupun cairan mampu mengakibatkan luka yang permanen. Pada
umumnya luka permanen terjadi disebabkan oleh asap gas klorin. Klorin sangat
1
2
sistem pernafasan terutama bagi anak-anak dan orang dewasa. Dalam wujud gas,
klor merusak membran mukus dan dalam wujud cair dapat mnghancurkan kulit.
Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium.Ini karena
sesak nafas. Tingkat klorin yang ditemukan di sebagian besar kolam adalah antara
bahwa fungsi paru menurun ketika subjek terkena 1,0 ppm, tetapi tidak ada efek
digunakan di kolam dapat meningkatkan risiko anak asma hingga enam kali lipat.
paparan jangka panjang untuk kolam diklorinasi dapat menyebabkan gejala asma
pada perenang. Hal ini dapat mempengaruhi atlet yang sebelumnya sehat,
terutama remaja. Selain itu, iritasi kulit dan iritasi mata perenang telah di duga
kolam renang Tirta Krida (51,6%) dan GOR Sendang Delta (74,2%) menyatakan
kesehatan ini berupa adanya iritasi mata, iritasi kulit dan terjadinya kecelakaan
saat berenang. Iritasi mata yang terjadi pada kedua kolam renang disebabkan
sehingga mata mudah menjadi merah,pedih, dan terasa gatal setelah berenang
klor pada air kolam renang hotel terhadap keluhan iritasi kulit dan mata
mata serta dari 6 sampel air kolam renang diambil ditemukan 4 diantaranya
(Permana, 2013).
kualitas air yang telah ditetapkan secara fisik, kimia, bakteriologis. Air kolam
renang secara bakteriologis (koliform total) yang diperbolehkan adalah nihil (0)
per 100 ml air, sedangkan secara kimia (sisa klor) yang dianjurkan 0,2 – 0,5 mg/l,
Maka dari referensi di atas peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul
Hubungan Sisa Klor dengan Keluhan Iritasi Kulit dan Mata Pada Pemakai Kolam
Adakah hubungan sisa klor dengan keluhan iritasi kulit dan mata pada
sebagai berikut :