Anda di halaman 1dari 2

Nama : Putri Nadia Rahmawati

Kelas : 1B
NIM : P1337433120095
Prodi : D3 Sanitasi

Materi yang dianalisis : Permenkes No.32 Tahun 2017


Tugas Kelompok Toksikologi
Menelusuri dan menelaah standar bahan kimia di lingkungan dan tempat kerja
1. Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 tentang standar baku mutu kesling dan persyaratan
kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam renang, spa, dan pemandian umum
2. Peraturan pemerintah RI No. 66 tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan
3. Keputusan menteri tenaga kerja No. 187/Menteri/Men/1999 tentang pengendalian bahan
kimia berbahaya di tempat kerja
Ada 3 poin:
1. Dibaca kemudian disimpulkan bagian" yang paling kritis/berisiko/berbahaya dari bahan"
kimia yang ada di tempat kerja.
2. Bahan" tsb masuk ke dalam tubuh melalui apa?
3. Dampak apa yang akan terjadi apabila bahan" tsb masuk ke dalam tubuh?
Deadline: 15 feb jam 12 siang
Format: ppt
Dikumpulkan ke pj masing-masing kelas

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017tentang standar baku
mutu Kesehatan lingkungan dan persyaratan Kesehatan Air untuk keperluan Higiene Sanitasi,
kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum.
1.) Bahan-bahan yang paling kritis/berisiko/berbahaya dari bahan" kimia yang ada di
tempat kerja sesuai Permenkes No.32 Tahun 2017 :
 Disenfektan, Menurut Kemenkes, disinfektan adalah bahan yang digunakan untuk
menghilangkan sebagian besar atau semua mikroorganisme patogen pada permukaan
benda mati, bukan untuk tubuh manusia.
Bahan yang banyak digunakan di lapangan seperti pemutih, klorin, etanol 70 persen,
amonium kuartener dan hidrogen peroksida yang berbahaya. Bahan tersebut hanya
cocok untuk permukaan lantai, dinding, peralatan, ruangan, pakaian, dan alat
pelindung diri.
 Klorin atau Klor (Cl2) adalah salah satu dari sepuluh bahan kimia yang paling banyak
diproduksi di seluruh dunia. Klorin diproduksi secara komersial untuk digunakan
dalam industri dan produk pembersih rumah tangga. Klorin juga merupakan gas racun
pertama yang digunakan sebagai senjata selama Perang Dunia I. Kepadatan gas klorin
kira-kira 2,5 kali lebih besar dari udara, yang akan menyebabkannya tetap berada di
dekat permukaan tanah di daerah-daerah dengan sedikit pergerakan udara. Klorin
tidak mudah terbakar, tetapi dapat bereaksi secara eksplosif atau membentuk senyawa
eksplosif dengan banyak zat kimia lain seperti asetilena, eter, terpentin, amonia, gas
alam, hidrogen, dan logam halus.
2.) Cara bahan kimia tersebut masuk kedalam tubuh

 Disenfektan, menyemprot cairan disinfektan ke sekujur tubuh tak akan membunuh


virus corona. Karena virus tersebut telah masuk ke dalam tubuh, sementara cairan
disinfektan hanya sampai di luar tubuh. Disinfektan hanya membunuh virus yang
berada di permukaan benda.,Justru, menyemprot bahan-bahan kimia itu dapat
membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir seperti mata atau mulut.
Bahkan, cairan disinfektan yang mengandung klorin ke tubuh bisa berakibat buruk
bagi kesehatan. Penggunaan alkohol dan klorin bisa berguna sebagai disinfektan pada
permukaan, tetapi hanya digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaannya.

 Klorin, Mengingat keberadaan dan volume klorin di industri maupun produk


komersial rumah tangga cukup banyak, sudah pasti kita sering kena paparan klorin
yang tidak disengaja. Karena klorin berbentuk gas pada suhu kamar, paparan
umumnya terjadi melalui inhalasi atau dengan cara dihirup. Orang juga dapat terkena
klorin melalui kontak kulit atau mata, atau melalui konsumsi makanan atau air yang
terkontaminasi klorin.

3.) Dampak yang akan terjadi

 Disenfektan, Kontak disinfektan dengan tubuh sangat berbahaya karena berdampak


pada membran mukosa seperti mata dan mulut sehingga berisiko bagi kesehatan.
Pemakaian berulang juga menyebabkan iritasi pada kulit, rasa kulit terbakar, dan
mengganggu saluran pernapasan. Masalahnya ternyata tak hanya selesai dengan surat
edaran tersebut.
 Efek kesehatan dari klorin terutama karena sifat korosifnya. Efek oksidasi klorin yang
kuat menyebabkan partikel hidrogen pada air terpecah, menghasilkan pelepasan
oksigen dan terbentuk zat baru yaitu hidrogen klorida yang bersifat korosif sehingga
berpotensi merusak jaringan. Oksidasi klorin juga dapat membentuk asam hipoklorit,
yang akan menembus sel dan bereaksi dengan protein sitoplasma untuk
menghancurkan struktur sel.

Anda mungkin juga menyukai