PENDAHULUAN
1
BAB II
URAIAN KAJIAN
Dalam pengolahan air minum, perlu diperhatikan jumlah konsentrasi atau dosis klorin yang
tepat. Perhitungan dosis klorin dipengaruhi oleh jumlah mikroorganisme yang akan di inaktivasi
dam disisakan dalam jumlah tertentu dalam sistem distribusi air yang dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme yang terdapat atau masuk selama mengalir dalam sistem distribusi
air minum tersebut.
3
Bahaya keracunan oleh gas klor dapat terjadi. yaitu (Adiwisastra 1989) :
1. Keracuan Akut
Disebabkan karma menghisap gas klor dalam konsentrasi tinggi dan penghisapan terjadi
untuk pertama kalinya. Menghisap gas klor dalam 15 ppm menimbulkan pengaruh
rangsangan/iritasi pada selaput lendir tenggorokan dan dalam 30 ppm menyebabkan
batuk-batuk, dalam konsentrasi tinggi (1000 ppm) mengakibatkan kematian mendadak .
Gejala-gejala keracunan oleh gas klor, yaitu (Adiwisastra 1989) :
a. tenggorok terasa gatal, pedih atau panas
b. Batuk terus menerus disebabkan pengaruh rangsangan terhadap refleks alat
pernapasan yang menyebabkan orang tidak menahan batuk.
c. Pernapasan (kalau menarik napas) terasa sakit dan sesak.
d. Muka kelihatan kemerah-merahan.
e. Mata terasa pedih akibat rangsangan terhadap selaput lendir conjungtiva.
f. Batuk kadang-kadang disertai darah dan muntah-muntah hebat.
g. Pengisapan gas klor dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan terhentinya
pernapasan (asphyxia).
2. Keracunan Kronis
Disebabkan karena menghirup gas klor dalam konsentrasi rendah tetapi terjadi berulang-
ulang, sehingga dapat menyebabkan hilangnya rasa pada indra penciuman, merusak gigi
atau gigi keropos (Adiwisastra 1989).
2.4 Penggunaan dan MSDS Klorin
Klorin terutama dalam bentuk gas klorin bersifat sangat toksik, untuk itu dalam
menggunakan klorin harus mengikuti standar prosedur kesehatan dan keselematan kerja, selain
itu setiap unit kegiatan yang menggunakan klorin harus menyedikan fasilitas kesehatan dan
keselamatan kerja termasuk alarm untuk peralatan pernapasan dan detector klorin (USEPA,
1999).
Setiap produk produk yang bersifat bahan berbahaya dan beracun (B3) dilengkapi
dengan Material Safety Data Sheet (MSDS) yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
menggunakan produk tersebut beserta dampak yang ditimbulkan oleh paparan serta langkah
langkah jika terjadi paparan tersebut.
4
Berikut salah satu contoh MSDS dari klorin dalam bentuk gas klorin (Cl2) yang dijual
dipasaran yang dikeluarkan oleh OLTCHIM, informasi informasi penting yang terdapat dalam
MSDS tersebut adalah (OLTCHIM, 2006):
Sifat Klorin
Barang tersebut bersifat toksik dan korosif, bisa terlihat dari symbol B3 yang terdapat
dalam MSDS seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
5
- Kontak mata: bisa menyebabkan terbakarnya kornea mata, jika klorin dalam
konsentrasi tinggi mengenai mata segera bilas mata dengan air mengalir selama 15
menit.
Penanganan dan penyimpanan:
Karena efek yang ditimbulkan dapat membahayakan kesehatan maka perlu diperhatikan
dalam menangani dan menyimpan klorin yaitu:
- Gunakan klorin pada ruangan dengan ventilasi yang baik
- Simpan bak penampung klorin ditempat yang sejuk, kering dan berventilasi yang
baik dan ruangan yang tidak mudah terbakar
- Hindari menggunakan bahan aluminum, timah, mangan, kaleng, baja dan besi karena
dapat bereaksi dengan klorin
Perlindungan dari paparan
- Menggunakan pelindung pernapasan dengan persyaratan dengan rentang konsentrasi
antara 1 ppm 25 ppm
- Menggunakan sarung/pelindung tangan yang terbuat dari bahan PVC dan karet
- Operator harus menggunakan kacamata untuk melindungi dari percikan klorin cair
- Operator menggunakan pakaian kerja yang kedap air untuk menghindari paparan
langsung dengan kulit apabila tersiram klorin cair
Informasi Toksikologi
Data toksikologi pada hewan:
LC50/ pernapasan, mencit : 293 ppm/1 jam
LC50/ pernapasan, tikus : 37 ppm/1 jam
LC50/ pernapasan, babi guinea : 30 ppm/7 jam
LC50/ pernapasan, Kelinci : 660 ppm/4 jam
Efek pada manusia:
- Efek Akut : Klorin mengiritasi hidung, saluran pernapasan, kulit dan mata, dan
menimbulkan batuk serta sesak napas. Dalam konsentrasi tinggi dapat membakar
paru-paru dan dapat menyebabkan terbentuknya cairan di paru-paru (edema paru)
serta kematian.
- Efek Kronis ; paparan yang berulang dalam waktu lama dapat merusak paru paru,
merusak gigi dan ruam kulit
6
Informasi ekotoksikologi
- Informasi ekotoksikologi pada spesies ikan:
Onchorhynchus mykiss LC50 = 0.13 0.29 mg/l/96 jam
Gambussia affinis LC50 = 1.59 mg/l/30 menit
Lepomis cyanellus LC50 = 0.076 0.16 mg/l/24 jam
- Mobilitas : Klorin bereaksi dengan senyawa organic (terutama alkane) membentuk
hydrogen klorida dan senyawa organoklorin
- Potensi Bioakumulasi : tidak ada potensi bioakumulasi atau biokonsentrasi dari klorin
- Efek penyebaran lainnya: dapat menyebabkan terjadinya perubahan pH dalam sistem
ekologi serta bersifat toksik untuk organisme akuatik.
Pertimbangan Pembuangan
Bahan klorin bersifat toksik maka kemasan klorin tersebut Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) sehingga dalam penangannya mengikuti peraturan dalam pengelolaan limbah B3
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Klorin adalah bahan yang dapat digunakan sebagai desinfektan dalam pengolahan air
minum.
2. Klorin bersifat toksik dan korosif, apabila terpapar klorin dalam konsentrasi/dosis
tertentu dapat menimbulkan efek kronis dan efek akut yang serius pada manusia.
3. Kemasan klorin merupakan limbah B3 untuk itu penangan kemasan harus sesuai dengan
regulasi yang berlaku
3.2 Saran
Saran dari penulis adalah sebagai berikut.:
1. Perlu perhatian serius bagi pihak instalasi pengolahan air minum (IPAM) khususnya
operator yang berkontak langsung dengan klorin agar memperhatikan secara seksama
terkait tata cara penggunaan dan penanganan dari klorin.
2. Perlu pengawasan yang ketat terhadap operasional IPAM yang menggunakan bahan
klorin termasuk penentuan dosis yang tepat untuk mengindari dampak yang tidak
diinginkan.
3. Perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada operator terkait dengan penggunaan klorin
dan dampak yang ditimbulkan dari klorin serta pertolonangan pertama jika terkena
paparan klorin.
8
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1999. Guidance Manual For The Surface Water Treatment Rules. United States
Environmental Protection Agency.
Anonim. 2001. Water Treatment Manual: Disenfection. Ireland - The Environmental Protection
Agency. Wexford.
Bitton, Gabriel. 1994. Wastewater Microbiology. AJohn Willey & Sons, INC. New York.
9
TUGAS PENGGANTI UTS
TOKSIKOLOGI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TOKSIKOLOGI DALAM TEKNIK SIPIL
POTENSI TOKSIKOLOGI KLORIN UNTUK PROSES DESINFEKSI AIR MINUM
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto, S.U
Disusun Oleh:
Borris Afdhal Anwar
16/407800/PTK/11431
10