Anda di halaman 1dari 22

CHAPTER 7

MORE WATER THROUGH VEGETATION


CONTROL AND WATER HARVESTING
Buku :
Water Resources
Distribution, Use And Management
Author: John R. Mather
Dosen Pengampu :
Prof. (Ret) Ir. Sudjarwadi, M.Eng, Ph.D
Prof.. Dr. Ir. Fatchan Noorochmad, M.Agr
6 Maret 2017
Disampaikan Oleh :
Borris Afdhal Anwar
La Ode Muhamad Gafur

MAGISTER PENGELOLAAN AIR DAN AIR LIMBAH


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
PELUANG SUPLAI AIR TAMBAHAN

Kebutuhan air untuk industri, pertanian, rekreasi dll


semakin meningkat, oleh karena itu dibutuhkan upaya-
upaya untuk mencari sumber fresh water melalui
konservasi air serta menerapkan teknik-teknik
penghematan air.

Beberapa teknik yang telah diterapkan dalam usaha


penghematan air adalah pengontrolan pada vegetasi
terhadap kehilangan air yang berasal dari
evapotranspirasi, pengurangan limpasan air hujan dengan
menerapkan pemanenan air hujan (water harvesting) dan
sumber air dari gunung es

Sumber; http://www.unp.me/f8/save-water-save-life-ideas-and-
initiatives-298185/
Sumber; lembah Ugm

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 2


VEGETATION CONTROL

Sumber; USGS Water Science Schoo


Evapotranspirasi menghilangkan hampir dua pertiga dari
curah hujan,sehingga menyebabkan menurunnya ketersedian
air. Untuk Deerah Irigasi, berkurangnya pasokan air dapat
berdampak pada penurunan produksi tanaman.
Setiap usaha untuk mengurangi kerugian evapotranspirasi
dapat memberikan pasokan tambahan air
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 3
VEGETATION CONTROL

Setiap usaha untuk mengurangi kerugian evapotranspirasi dapat


memberikan pasokan tambahan air. Dalam kasus ini, kontrol
vegetasi dapat menawarkan cara untuk membuat persediaan
baru tersedia kebutuhan air.
Untuk mengurangi kerugian evapotranspirasi salah satu upaya yang
dilakukan adalah melakukan perubahan tutupan vegetasi pada
suatu daerah pertanian atau kehutanan.
menghapus, mengganti atau menipiskan tutupan vegetasi;
Menggunakan penekan transpirasi untuk tutupan vegetasi yang
ada atau tanah untuk penyerapan melalui akar;
mengembangkan strain baru dari tanaman yang memiliki laju
transpirasi yang kecil
mengembangkan tanaman dalam struktur tertutup sehingga air
dapat ditangkap dan digunakan kembali.
Dua pendekatan umum telah digunakan untuk mempelajari
pengaruh perubahan penggunaan vegetasi yaitu pendekatan "fisik"
dan pendekatan "hidrometri". Kedua metode telah digunakan
dengan berbagai tingkat keberhasilan.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 4
VEGETATION CONTROL

Aplikasi dari Metode Fisik dan Hidrometri.

Metode Fisik :
Fernow, Kepala Divisi kehutanan dari AS Departemen Pertanian,
menulis pada tahun 1892 (Fernow, 1902) menyatakan bahwa
hutan akan mengakibatkan peningkatan curah hujan.
Chittenden dari Army Corps of Engineers berpendapat (1909)
bahwa kawasan hutan akan menghasilkan lebih banyak air
sebagai debit sungai meskipun hutan tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap curah hujan.
Zon (1912) menyatakan bahwa hutan akan meningkatkan curah
hujan-karena kebanyakan dari penyelidikan hutan terhadap aliran
sungai telah ditemukan.

Metode Hidrometri:
Salah satu studi yang pernah dilakukan di Forest Fraser
Eksperimental di Colorado, Coweeta Hydrologic Laboratory in
North Carolina, and Fernow Experimental Forest in west Viginia.
Dilakukan untuk memberikan informasi terkait efek perubahan
tutupan vegetasi terhadap ketersediaan (air Bates & Henry).
Pengukuran dilakukan pada dua DAS identik, SUMBER
PENGEMBANGAN salahDAYA
satu
AIR DAS 5
VEGETATION CONTROL (ANTITRANSPIRANT)

Menahan laju transpirasi merupakan salah satu teknik dalam


mengurangi kehilangan air dari tanaman, berupa menggunakan
antitranspirant pada dedaunan, atau pada akar.

3 cara mengurangi transpirasi (davenport, Hagan, Martin 1969)

1.Menggunakan reflection material untuk mengurangi panas dan


penguapan pada daun

2.Menggunaan material film untuk mengurangi kehilangan


penguapan air pada daun

3.Menggunakan material yang dapat meningkatkan resistensi


stomata untuk pergerakan air dengan menutup atau
menyempitkan stomata

Sumber; www.wellplant.com
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 6
VEGETATION CONTROL PADA KONSERVASI

Berbagai upaya konservasi yang berhubungan dengan


vegetasi seperti penanaman tanaman pada lahan
miring, contour strip cropping (bercocok tanam dengan
membagi bidang sesuai garis kontur masing-masing
ditanami tanaman berbeda), terasering dll, dapat
mengurangi runoff 25-40 %, langkah-langkah konservasi
ini meningkatkan terinfiltrasinya air hujan dan menahan
air tsb pada lapisan tanah bagian atas. hasilnya runoff
akan berkurang sehingga dapat mengurangi
resiko erosi dan banjir bandang.

Sumber; Sunjoto, Teknik Konservasi Air


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 7
VEGETATION CONTROL PADA KONSERVASI

Setelah: lebih banyak air


tertahan ditanah, runoff
lebih lambat, pengurangan
debit puncak

Gambar Grafik Hidrograf efek


konservasi terhadap runoff
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 8
VEGETATION CONTROL PADA KONSERVASI

Gambar Grafik Hidrograf efek


konservasi terhadap runoff
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 9
HUBUNGAN KONSERVASI DAN SUMBERDAYA AIR
DI PROVINSI SUMATERA BARAT

Sumatera Barat memiliki potensi bencana sangat besar, pada


tahun 2014 terdapat 1.576 titik daerah rawan bencana
seperti banjir, tanah longsor, gempa tektonik dll, yang
terbesardiseluruh 19 kabupaten/kota. Bencana alam tanah
longsor dan banjir diakibatkan oleh sifat fisik dan tutupan
lahan (hutan) yang semakin berkurang dikarenakan
pertumbuhan perkebunan dan Illegal logging.).
Menurut RTRW Prov Sumatera Barat 2009-2029 tutupan
hutan lindung Provinsi Sumater Barat adalah 55,2% atau
2.463.358 ha, dengan lahan kritis pada tahun 2011 seluas
387.855 ha, juga terdapat kerusakan hutan akibat permbahan
hutan seluas 8562 ha. Disamping itu luasan hutan lindung
berkurang 17,02% Permasalahan sumberdaya air di Prov.
Sumatera Barat meliputi perbedaan debit air sungai DAS
antara musim kemarau dan musim hujan, hal ini terjadi
karena Degradasi pada sempadan, Daerah aliran sungai dan
Daerah Tangkapan Air akibat berkurangnya vegetasi di
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 10
HUBUNGAN KONSERVASI DAN SUMBERDAYA AIR
DI PROVINSI SUMATERA BARAT
Gambar Debit Maksimum dan Minimum 5 Sungai di
Sumatera Barat

Sumber; Status Lingkungan Hidup Prov. Sumatera Barat, 2011

Terdapat perbedaan yang besar antara Debit Maksimum


dan Minimum air sungai di Provinsi Sumatera Barat, hal
ini mengindikasikan bahwa tingginya runoff pada
musim hujan karena sudah berkurangnya daerah
resapan air dan memberikan potensi yang besar
terhadap bencana alam banjir dan tanah longsor

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 11


HUBUNGAN KONSERVASI DAN SUMBERDAYA AIR
DI PROVINSI SUMATERA BARAT
Dalam mengurangi dan pencegahan terhadap bencana banjir
dan longsor, sebaiknya dilakukan upaya-upaya konservasi
terutama untuk daerah tangkapan air.
Dalam mengurangi dan pencegahan terhadap Gambar Gerakan Reboisasi di
Sumatera Barat
bencana banjir dan longsor, sebaiknya
dilakukan upaya-upaya konservasi terutama
untuk daerah tangkapan air.
Upaya Konservasi dalam pengurangan
potensi bencana longsor di Sumatera Barat:
Upaya pemulihan kerusakan lahan dan hutan
sudah berada pada daerah yang mempunyai
isu kritis Sumber; Status Lingkungan
Hidup Prov. Sumatera Barat,
Kegiatan penghijauan di Sumatera Barat 2011
seluas 1.360 ha dengan jumlah Bibit
sebanyak 544.000 pohon
Kegiatan reboisasi yang direncanakan seluas
3.922 Ha dengan jumlah bibit sebanyak
1.568.800 pohon. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 12
WATER HARVESTING

Water harvesting adalah teknik dalam


mengumpul/memanen air hujan yang jatuh pada suatu
daerah. Pada umumnya dilakukan pada daerah dengan
curah hujan rata-rata bulanan 50-75 mm, .

Pendekatan jenis pemanen air hujan yang digunakan


tergantung faktor-faktor seperti: karakteristik dan topografi
lahan, dan klimatologi. Faktor karakteristik lahan berupa
kapasitas tanah dalam menahan air, kecenderungan
mengikis batuan, dan tingkat permeabilitas tanah,
ketersediaan material, sedangkan faktor klimatologi
tergantung pada curah hujan, angin, lama penyinaran dan
suhu.

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 13


WATER HARVESTING

Secara ekologis ada empat alasan mengapa memanen air


hujan penting untuk konservasi air (Worm, Janette & Hattum,
Tim van, 2006), yaitu:
Peningkatan kebutuhan terhadap air berakibat
meningkatnya pengambilan air bawah tanah sehingga
mengurangi cadangan air bawah tanah. Sistem pemanenan air
hujan merupakan alternatif yang bermanfaat.
Keberadaan air dari sumber air seperti danau, sungai, dan
air bawah tanah sangat fluktuatif. Mengumpulkan dan
menyimpan air hujan dapat menjadi solusi saat kualitas air
permukaan, seperti air danau atau sungai, menjadi rendah
selama musim hujan, sebagaimana sering terjadi di
Bangladesh.
Sumber air lain biasanya terletak jauh dari rumah atau
komunitas pemakai. Mengumpulkan dan menyimpan air di
dekat rumah akan meningkatkan akses terhadap persediaan
air dan berdampak positif pada kesehatan serta memperkuat
rasa kepemilikan pemakai terhadap sumber air alternatif ini.
NB: dilarang mengutip tanpa izin
Persediaan
kelompok II
air dapat tercemar olehPENGEMBANGAN
kegiatan industri mupun
SUMBER DAYA AIR 14
SKEMA WATER HARVESTING

Sumber: Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Air Limbah BBPT

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 15


SKEMA WATER HARVESTING

Skema Pengelolaan Air Hujan yang sudah dikembangkan


oleh Kelompok Teknologi Pengelolaan Air dan Air Limbah
BPPT, dimana skema ini menggambarkan proses
pengolahan air hujan dimulai dari penampungan sampai
dijadikan air siap minum

Sumber: Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Air Limbah BBPT

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 16


Skema Pemanenan Air Hujan Terintegrasi
dengan Fasilitas Sanitasi Lainnya dalam
skala Kawasan

17
PEMANENAN HUJAN DAN EKODRAINASE

Ecodrain adalah drainase ramah lingkungan dengan konsep TRAP


(Tampung, Resapkan, Alirkan, Pelihara) dimana air hujan tersebut
tidak semuanya dialirkan ke badan air tetapi terlebih dahulu
diserap dan ditampung untuk dimanfaatkan .
Saluran Ecodrainase
Saluran porus
Selokan peresapan pinggir
jalan
Saluran pengumpul dan
peresapan
Saluran
penyebaran/peresapan air

Area tampungan

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 18


FRESH WATER FROM ICEBERG

Iceberg (gunung es) memiliki potensi besar dalam suplai air


baru, pada tahun 1978 dilaksanakan Konferensi Internasional
Pertama dan Workshop Pemanfaatan Gunung Es digelar di
Iowa State University di Ames, Iowa membahas tentang
potensi serta teknik-teknik dalam pemanfaatan iceberg

Iceberg sebagai Potensi Pengembangan Sumber Daya Air


Selama beberapa abad terakhir telah muncul ide
memanfaatkan Gunung Es Antartika. Potensi iceberg sangat
besar, dimana setiap iceberg sepanjang 11,2 km, lebar 2,8
km dan tebal 250 m mengandung 5,3 juta acree feet (1,7 x
1012 gallons) atau 6,4 miliar m3 air. Tantangan utama dalam
pemanfaatan gunung es sebagai sumber air adalah
kurangnya informasi terkait dengan cara membawa iceberg
dari antartika menuju tempat pemanfaatan air yang
memungkinkan terjadinya lelehan iceberg selama perjalan.

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 19


PEMANENAN AIR HUJAN DENGAN BANGUNAN PENAMPUNG
AIR HUJAN (PAH) DI KABUPATEN MUNA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Banyak situasi di mana air tanah atau air


permukaan mungkin saja tidak tersedia untuk
dijadikan air minum. Salah satu daerah yang
mengalami masalah seperti itu ada di
Kecamatan Lohia dan Kecamatan
Kontunaga Kabupaten Muna Provinsi
Sulawesi Tenggara. Dimana Ketinggian air
tanah terlalu dalam dan tidak ada sumber
mata air lain di wilayah tersebut. Dalam
keadaan seperti ini, pemanenan air hujan
dengan Bangunan Penampung Air Hujan (PAH)
menjadi solusi efektif dan murah untuk
memenuhi kebutuhan airPENGEMBANGAN
bagi masyarakat
SUMBER DAYA AIR 20
Pemanenan Air Hujan dengan Bangunan
Penampung Air Hujan (PAH) di Kabupaten
Muna Provinsi Sulawesi Tenggara
PAH menampung air hujan
yang turun sehingga air
yang terkumpul ditampung
dalam satu wadah. Air yang
sudah ditampung ini
dikelola sedemikian rupa
sehingga bisa digunakan
untuk keperluan mandi,
cuci baju, atau air baku
minum oleh kebanyakan
masyarakat. Wadah
penampungan biasanya
terletak tidak jauh dari Sumber: Doc. Program Nasional Pemberdayaan
rumah karena air hujan Masyarakat

yang ditampung
sebenarnya merupakan air
yang dikumpulkan dari atap PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR 21
TERIMA KASIH

22

Anda mungkin juga menyukai