Anda di halaman 1dari 9

Definisi dan Sifat Fisika Kimia klorin

Menurut adwisastra (1989) klorin, klor (cl) adalah unsur halogen yang berat atomnya
35,46. Warnanya hijau kekuning-kuningan, titik didihnya -34,7˚c, titk bekunya
0,102˚c, kepadaan 2,488 atau 2 kali berat udara. Klor pada tekanan dan suhu biasa
bersifat gas dan dalam tekanan rendah mudah mencair. Klor tidak terdapat bebas di
alam tetapi terdapat dalam senyawa terutama terdapat dalam logam natrium,
magnesium,yang terdapat banyak ialah pada natrium chloride (nacl). Klorin
merupakan hasil tambahan yang dibuat dari sodium hydroxide dengan jalan
mengelektrolisasikan sodium hydroxide .

Klor (berasal dari bahasa yunani chloros, yang berarti “hijau pucat”) adalah unsur
kima dengan unsur nomor atom 17 dan simbol cl. Termasuk dalam golongan
halogen. Sebagai ion klorida, yang merupakan garam dan senyawa lain, secara
normal ia banyak dan sangat diperlukan dalam banyak bentuk kehidupan, termasuk
manusia. Dalam wujud gas klor berwarna kuning kehijauan, baunya sangat
menyesakkan dan sangat beracun. Dalam bentuk cair dan padat, merupakan agen
pengoksidasi, peluncuran yang sangat efektif. Cirri-ciri utama unsur klor merupakan
unsur murni , mempunyai keadaan fisik berbentuk gas berwarna kuning kehijauan,
cl2 . Klor adalah gas kuning kehijauan yang dapat bergabung dengan hamper
seluruh unsure lain karena merupakan unsure bukan logam yang sangat
elektronegaif (annurunnisa, 2002).
Seperti halnya pemutih H2O2 (hidrogen peroksida), pemutih jenis dasar klorin
(sodium hipoklorit dan kalsiumhipoklorit) juga mempunyai sifat multi fungsi yaitu
selain sebagai pemutih , kedua senyawa tersebut juga bias sebagai penghilang
noda maupun desinfektan. Pemutih jenis dasar klorin terdiri dari dua jenis yaitu
padat dan cair. Pemutih padat adalah kalsium hipoklorit (caocl2) berupa bubuk putih.
Pada umumnya masyarakat mengenal senyawa ini sebagai kaporit. Kaporit lazim
untuk menyuci hamakan air lodeng dan kolam renang. Kelemahan kaporit adalah
kelarutannya tidak sempurna, dimana selalu tersisa padatan dan tidak bias dibuang
sembarangan. Sodium hipoklorit (naocl) sudah lama dikenal sebagai produk
pemutih yang handal. Hal mendasar yang perlu diketahui mengenai pembuatan
pemutih dari naocl adalah pengenalan terhadap senyawa atau bahan naocl itu
sendiri. Sodium hipoklorit (naocl) merupakan cairan berwarna sedikit kekuningan,
beraroma khas dan menyengat. Bahan naocl mudah larut dalam air dengan dejajat
kelarutan mencapai 100 % dan sedikit lebih berat dibandingkan dengan air (berat
jenis air lebih dari satu) serta bersifat sedikit basa (parmono, 2003).

Pada suhu ruangan, klorin adalah gas berwarna kuning kehijau-hijauan dengan bau
yang sangat menyengat. Pada tekanan yang meningkat atau pada saat temperature
dibawah -30 ˚ f, cairannya berwarna kuning sawo dan encer. Klorin hanya dapat
larut dengan mudah di dalam air.tetapi apabila kontak dengan uap adalah
dalamasam hipoklorat(hclo) dan asam hidroklorik(hcl). Ketidakstabilan asam
hipoklorus ( HClO) membuatnya dapat dengan mudah menghilang, membentuk
oksigen bebas. Karena reaksi, pada dsarnya air mempertinggi oksidasi klorin dan
efek korosif (u.s. departmen of health and human services, 2007).

Klorin memiliki titik didih dan titik leleh/beku yang lebih rendah dari suhu kamar
(25˚c). Sehingga ketika klorin berada dalam suhu kamar, maka klorin tersebut akan
berwujud gas (fitrah, 2008)

Sifat Fisika Dan Kimia Clorin

Klorin (Cl2) merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang dijumpai
dalam bentuk bebas. Pada umumnya klorin dijumpai dalam bentuk terikat dengan
unsur atau senyawa lain membentuk garam natrium klorida (NaCl) atau dalam
bentuk ion klorida di air laut (Hasan, 2006). Klor atau turunannya di perairan berasal
dari limbah industri yang menggunakan klor misalnya sebagai desinfektan atau
pelarut yang di buang ke perairan (Enjarlis et al., 2006).

Klorin pertama kali diidentifikasi oleh seorang ahli farmasi dari Swedia, Carl Wilhem
Scheele, pada tahun 1774 dengan meneteskan sedikit larutan asam klorida (HCl)
pada lempeng mangan oksida (MnO2) yang menghasilkan gas berwarna kuning
kehijauan. Reaksi dari percobaan tersebut adalah sebagai berikut (Keenan et al.,
1993):

4HCl(ag)+MnO2(s) ————-> Cl2(g)+MnCl2(ag)+2H2O(l)

Pada saat itu, Scheele belum dapat memastikan kandungan gas tersebut. Pada
tahun 1810 Sir Humprey Davy, seorang ahli kimia Inggris menyatakan bahwa gas
kuning kehijauan pada percobaan Scheele adalah sebuah unsur dan
menamakannya chlorine, yang berarti khloros dalam bahasa Yunani atau hijau.
Menurut Scott (1994) dan Hasan (2006) menyatakan bahwa klorin dalam suhu
kamar berbentuk gas halogen (Golongan VII), bersifat sangat reaktif dan merupakan
jenis oksidator kuat yang mudah bereaksi dengan berbagai unsur lain. Pada suhu -
340C, klorin berbentuk cair dan pada suhu -1030C berbentuk padatan kristal
kekuningan.

Secara alami, klorin terdapat dalam bentuk ion klorida dengan jumlah relatif jauh
lebih besar dibandingkan ion-ion halogen lainnya. Klorin dalam bentuk garam (misal
NaCl) merupakan bentuk paling aman, sedangkan dalam bentuk gas, klorin dapat
diperoleh dengan mengekstraksi larutan garam NaCl dengan cara elektrolisis. Klorin
disamping mempunyai fungsi yang berarti dalam kehidupan manusia, juga
berdampak negatif bagi lingkungan. Untuk mencegah terjadinya kerusakan
lingkungan akibat pembuangan limbah, termasuk limbah klorin maka suatu industry
diwajibkan mengelola limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan,
dimana hal ini sesuai dengan pasal 16 ayat (1) Undang-Undang No.23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu untuk mencegah terjadinya
pencemaran pada badan air, Pemerintah melalui Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/MenLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Kegiatan Industri menetapkan parameter dan batasan konsentrasi yang
diizinkan untuk dibuang, salah satunya yakni klorin dengan batasan 1 mg/L dalam
bentuk klorin bebas (Cl2) (Hasan, 2006).

Pemanfaatan Klorin. Dalam kehidupan manusia, klorin memegang peranan penting


yaitu banyak benda-benda yang kita gunakan sehari-hari mengandung klorin seperti
peralatan rumah tangga, alat-alat kesehatan, kertas, obat dan produk farmasi,
pendingin, semprotan, pembersih, pelarut, dan berbagai produk lainnya (Hasan,
2006; Retnowati, 2008).

Pada industry tekstil dan kertas, senyawa klorin baik dalam bentuk klorin dioksida
(ClO2) atau sodium hipoklorid (NaOCl). Pemutihan dengan menggunakan klorin,
proses oksidasinya selalu melibatkan atom Cl. Jika sebuah oksidator melepaskan
elektron, maka akan terjadi proses oksidasi dan struktur kimia dari molekul tersebut
berubah dan warnanya juga berubah (Retnowati, 2008). Penggunaan senyawa
klorin sebagai pemutih memungkinkan terjadinya produk samping atau limbah yang
berbahaya bagi lingkungan (Jayanudin et al., 2010).

Penggunaan klorin dalam pengolahan air minum dimanfaatkan sebagai desinfektan.


Klor atau klorin merupakan bahan kimia bersifat oksidator yang berfungsi untuk
menghilangkan pertumbuhan mikroorganisme. Bahan kimia ini akan membunuh
mikroorganisme dengan daya oksidasinya. Klorin merupakan bahan kimia yang
murah dan mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah
penambahannya (Lestari et al., 2008).

Kandungan klor yang tinggi dalam air minum dapat menyebabkan racun bagi tubuh,
namun apabila klor dalam konsentrasi yang layak tidak berbahaya bagi manusia
bahkan dibutuhkan sebagai desinfektan. Klor dalam air dengan konsentrasi tinggi
apabila berikatan dengan Na+ akan menyebabkan rasa asin dan dapat merusak
pipa-pipa air (Antara et al., 2008).

Meskipun dalam pengolahan air limbah klor juga dapat digunakan, namun tidak
dianjurkan karena menurut penelitian klor berpotensi menghasilkan
Trihalometan (THMs) yang disebabkan oleh adanya reaksi antara senyawa-
senyawa organik berhalogen dalam air limbah dengan klor. Trihalomentan
merupakan senyawa yang bersifat karsinogenik dan mutagenik (Sururi et al., 2008).

Pemanfaatan Klorin. Dalam kehidupan manusia, klorin memegang peranan penting


yaitu banyak benda-benda yang kita gunakan sehari-hari mengandung klorin seperti
peralatan rumah tangga, alat-alat kesehatan, kertas, obat dan produk farmasi,
pendingin, semprotan, pembersih, pelarut, dan berbagai produk lainnya.

Paremeter Farmakokinetik Senyawa Clorin

Urin merupakan rute/jalur urama dari proses ekskresi klorin didalam tubuh. Klorin
diekskresikan melalui urin dan feses dalam bentuk ion klorida. Proses ekskresi urin
terjadi pada saat 24 jam setelah asupan melalui oral, dimana 14% dikeluarkan
melalui urin dan 0,9% dikeluarkan melalui feses, sedangkan pada saat 72 jam
setelah asupan melalui urin dan 5% dikeluarkan melalui feses.
Prevalensi kejadian toksisitas senyawa clorin

Kasus- kasus pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh klorin telah terjadi
dibelahan dunia, baik itu dinegara maju maupun Negara berkembang. Sebagai
contoh adalah kasus pencemaran pestisida jenis DDT pada beras yang dikonsumsi
oleh penduduk jepang yang mengakibatkan keracunan bagi penduduk setempar.
Pencemaran yang terjadi disungai Kalamazoo. Michigan (Amerika Serikat) akibat
pembuangan limbah pabrik kertas yang mengandung PCBs (poly chlorinated
biphenyls) telah menurunkan biota perairan Kalamazoo.

Diindonesia sendiri beberapa kasus pencemaran yang terkait dengan klorin juga
sudah terjadi, contohnya pencemaran pestisida DDT yang terjadi dibeberapa
daerah, namun masih berada pada tahap awal dan dosis rendah. Kasus
pencemaran lingkungan lain yang cukup penting adalah meledaknya tangki
bleaching penyimpanan klorin pada pabrik kertas dan pulp di Sumatera Utara.

Klorin sangat bebahaya bagi kesehatan manusia. klorin, baik dalam bentuk gas
maupun cairan mampu mengakibatkan luka yang permanen, terutama kematian.
Pada umumnya luka permanen terjadi disebabkan oleh asap gas klorin. Klorin
sangat potensial untuk terjadinya penyakit di kerongkongan, hidung dan tract
respiratory (saluran kerongkongan di dekat paru-paru). Klorin juga membahayakan
system pernafasan terutama bagi anak-anak dan dewasa. Dalam wujud gas, klor
merusak membrane mucus dan dalam wujud cair dapat menghancurkan kulit.
Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium
klorida, atau garam, adalah bagian utama dalam darah. Akibat-akibat akut untuk
jangka pendek adalah (macDoggall, 1994) :

1. Pengaruh 250 ppm selama tiga puluh menit kemungkinan besar berakibat fatal bagi
orang dewasa.
2. Terjadi iritasi tinggi waktu gas itu dihirup dan dapat menyebab kulit dan mata
terbakar.
3. Jika berpadu dengan udara lembab, asam hydroklorik dan hypoklorus dapat
mengakibatkan peradangan jaringan tubuh yang terkena. Pengaruh 14 s/d 21 ppm
selava 30s/d 60 venit venyebabkan penyakit pada paru-paru seperti pneumonitis,
sesak napas, ephiseva dan bronchitis.
Ada beberapa jalur pemajanan klorin pada tubuh yang bersifat akut, yaitu (u.s.
departmen of health and human services, 2007) :

1. Pernafasan

Pemajanan klorin pada konsentrasi rendah (1-10 ppm) dapat menyebabkan iritasi
mata dan hidung, sakit tenggorongan dan batuk. Menghirup gas klorin dalam
konsentrasi yang lebih tinggi (>15 ppm) dapat dengan cepat membahayakan
saluran pernafasan dengan rasa sesak di dada dan terjadinya akumulasi cairan di
paru-paru (edema paru-paru). Pasien yang dengan serangan tiba-tiba akan
bernafas dengan cepat, terjadi perubahan warna biru pada kulit, batuk mengik, dan
hemoptisis. Pasien memperlihatkan gejala, yaitu luka pada paru-paru dapat
berkembang setelah beberapa jam. Pengempisan paru-paru dapat
terjadi.konsentrasi terendah yang mematikan selama pemajanan 30 menit
diperkirakan sekitar 430 ppm.

1. Kardiovaskular

Tachycardia dan pada awlnya hipertensi diikuti dengan hipotensi dapat terjadi.
Setelah pemajanan yang berat, maka jantung akan mengalami penyempitan akibat
kekurangan oksigen.

1. Metabolosme

Asidosi terjadi akibat kadar oksigen yang tidak mencukupi dalam jaringan.
Komplikasi berat akibat menghirup klorin dalam kadar yang besar adalah
mengakibatkan terjadinya kelebihan ion klorida di dalam darah, menyebabkan
kesetimbangan asam. Anak-anak akan lebih mudah diserang oleh zat toksik yang
tentunya dapat mengganggu proses metabolism dalam tubuh.

1. Kulit

Iritasi klorin pada kulit dapat menyebabkan rasa terbakar, peradangan dan melepuh.
Pemajanan cairan klorin dapat menyebabkan peradangan akibat suhu dingin.

1. Mata
Konsentrasi rendah diudara dapat menyebabkan rasa terbakar, mata berkedip tidak
teratur atau kelopak mata menutup tanpa sengaja/diluar kemauan, konjungtivitis.
Kornea mata terbakar dapat terjadi pada konsentrasi tinggi.

1. Jalur pencernaan

Larutan klorin yang dihasilkan dalam bentuk larutan sodium hipoklorit dapat
menyebabkan luka yang korosif apabila tertelan.

Mekanisme toksisitas dari senyawa clorin

Klor merupakan bahan yang penting dalam industry tetapi harus diperhatikan pula
bahaya-bahayanya, karena klor bersifat racun/toksis terutama bila terisap
pernapasan. Gas klor yang mudah dikenal karena baunya yang khas itu, bersifat
merangsang (iritasi terhadap selaput lender pada mata/conjunctiva), selaput lender
hidung, selaput lender tenggorok, tali suara dan paru-paru. Menghisap gas klor
dalam konsentasi 1000 ppm dapat mengakIbatkan kematian mendadak ditempat.
Orang yang menghirup gas klor akan merasakan sakit dan rasa panas/pedih pada
tenggorokan, hal ini disebabkan pengaruh rangsangan/iritasi terhadap selaput
lender (mucuc membrance) yang menimbulkan batuk-batuk kering (kosong) yang
terasa pedih panas, waktu menarik napas terasa sakit dan sukar bernapas, waktu
bernapas terdengar suara desing seperti penderita asma/bronchitis (Adiwisastra,
1989).

Bahaya keracunan oleh gas klor dapat terjadi, yaitu (Adiwisastra, 1989) :

1. Keracunan akut

Disebabkan karena menghisap gas klor dalam konsentrasi tinggi dan penghisapan
terjadi untuk pertama kalinya. Menghisap gas klor dalam 15 ppm menimbulkan
pengaruh rangsangan/iritasi pada selaput lender tenggorokan dan dalam 30 ppm
menyebabkan batuk-batuk, dalam konsentrasi tinggi (1000 ppm) mengakibatkan
kematian mendadak.

Gejala-gejala keracunan oleh gas klor, yaitu (Adiwisastra,1989) :

1. Tenggorokan terasa gatal, pedih/panas


2. Batuk terus menerus disebabkan pengaruh rangsangan terhadap reflex alat pernapasan
yang menyebabkan orang tidak menahan batuk
3. Pernapasan (kalau menarik napas) terasa sakit dan sesak
4. Muka kelihatan kemerah-merahan
5. Mata terasa pedih akibat rangsangan terhadap selaput lender conjungtiva
6. Batuk kadang-kadang disertai darah dan muntah-muntah hebat
7. Pengisapan gas klor dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan terhentinya
pernapasan (asphyxia)

Efek toksik klorin yang terutama adalah sifat korosifnya. Kemampuan oksidasi klorin
sangat kuat, dimana didalam air klorin akan melepaskan oksigen dan hydrogen
klorida yang menyebabkan kerusakan jaringan. Sebagai alteratif, klorin diubah
menjadi asam hipoklorit yang dapat menembus sel dan bereaksi dengan protein
sitoplasmik yang dapat merusak struktur sel (U.S Department Of health And Human
Services, 2007).

2. Keracunan Kronik

Disebabkan karena menghirup gas klor dalam konsentrasi rendah tetapi terjadi
berulang-ulang, sehingga dapat menyebabkan hilangnya rasa pada indra
penciuman, merusak gigi/gigi keropos (Adiwisastra, 1989).

1. Pengaruh terhadap kulit

Klorin cair bila tertumpah pada kulit menimbulkan luka bakar yang warna kulitnya
kemerah-merahan dan membengkak.

1. Pengaruh terhadap mata

Klor dalam konsentrasi tinggi (pekat) sangat merangsang terhadap mata yang
menimbulkan rasa pedis.

Adapun bentuk aktivitas klorin dalam tubuh adalah sebagai beikut (ruthana,2008)

1. Mengganggu sintesa protein


2. Oksidasi dekarboksilat dari asam amino menjadi nitrit dan aldehid
3. Bereaksi dengan asam nukleat, purin dan pirimidin
4. Induksi asam deoksirilbonukleat (DNA) dengan diiringi kehilangan kemampuan
DNA-transforving
5. Timbulnya penyimpangan kromosom

Anda mungkin juga menyukai