Anda di halaman 1dari 15

Bahaya Klorin yang Terkandung dalam Air

Posted on 26 October 2010 | 3 Comments

Klorin atau chlorine atau yang kita kenal dengan nama kaporit merupakan bahan utama yang
digunakan dalam proses khlorinasi. Sudah umum pula bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam
proses penghilangan kuman penyakit air ledeng, air bersih atau air minum yang akan kita gunakan.
Sebenarnya proses khlorinasi tersebut sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit
terutama bila kita menggunakan air ledeng. Tetapi dibalik kefektifannya itu klorin juga bisa
berbahaya bagi kesehatan kita.

Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki
kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar.
Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau
urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat
mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan
pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati.

Dari manakah asal khlorin?

Air ledeng. Oleh PDAM pada saat pembuatan air ledeng umumnya menggunakan air permukaan,
yang umumnya akan lebih banyak mengandung kuman atau mikroorganisme merugikan daripada
bila dibandingkan dengan air sumur. Campuran khlorin yang berlebihan tentunya akan dapat sampai
ke kita dan akan masuk ke dalam tubuh jika kita meminum air yang mengandung khlorin tersebut.
Septik tank atau air pembuangan limbah rumah tangga. Ketika menggunakan pembersih atau
pencuci yang mengandung khlorin, bisa jadi air pembuangan hasil cucian tersebut kemudian
meresap ke dalam tanah dan mencemari sumur yang merupakan sumber air bersih rumah tangga.

Pembuangan Air Kolam Renang. Kolam renang umumnya menggunakan khlorin sebagai penjernih
dari mikroorganisme yang ada dalam air. Air buangan dari kolam renang ini juga bisa saja mencemari
sumur air bersih warga sekitarnya.

Bagaimana khlorin tersebut sampai ke tubuh kita?

Lewat air minum. Cara paling utama khlorin masuk ke dalam tubuh adalah melalui air yang kita
minum. Umumnya resiko yang lebih sering meminumnya adalah orang-orang yang memakai air
ledeng sebagai bahan air minumnya.

Lewat udara. Ketika mandi menggunakan shower air panas/hangat, uap air yang masih
mengandung khlorin dapat terhirup dan masuk ke dalam tubuh kita.

Selain itu walaupun sedikit, bagi sebagian orang klorin juga bisa masuk melalui kulit ketika sedang
mandi menggunakan air yang mengandung klorin.

Bagaimana cara mengurangi kadar klorin dalam air?

Dengan menggunakan Granulated activated carbon (GAC) atau butiran karbon aktif sebagai filter air
dapat mengurangi kadar klorin dalam air yang akan kita pakai. Filter air dari arang ini efektif untuk
mengurangi rasa dan bau dari air. Anda juga dapat sekalian membuat saringan air sederhana yang
menggunakan arang sebagai salah satu bahan untuk saringan atau anda dapat juga menggunakan
salah satu dari berbagai teknik penyaringan air sederhana untuk mendapatkan air minum. Tetapi
cara terbaik adalah tidak menggunakan klorin untuk disinfeksi air minum dan sebagai gantinya dapat
digunakan cara sederhana untuk melakukan disinfeksi pada air minum.

Cara Mencegah Klorin Masuk ke Dalam Tubuh.

Fakta yang lebih mengejutkan adalah bahwa efek negatif kaporit terhadap tubuh manusia sebanyak
70% bukan masuk melalui air yang diminum, melainkan dari uap klor (kloroform) dalam kaporit yang
terhirup saat mandi, ditambah dengan penyerapan kaporit melalui kulit. Hal ini terutama saat mandi
dengan air hangat.
Selain meningkatkan jumlah kaporit yang menguap, air hangat juga membuka pori-pori kulit. Dengan
demikian kaporit terhirup dan terserap kulit dan langsung masuk ke pembuluh darah

Penelitian di AS menunjukkan bahwa jumlah klor dalam kaporit yang masuk ke dalam tubuh dalam
satu kali mandi air hangat setara dengan jumlah klor yang dapat masuk melalui air minum sebanyak
2 liter / harinya.

Gunakan air sehemat dan seoptimal mungkin untuk mandi (baik shower ataupun berendam),
mencuci ataupun memasak dan sebaiknya air yang digunakan adalah air dingin. Lalu bukalah jendela
atau ventilasi agar udara yang mengandung klorin dapat keluar dan digantikan dengan udara yang
bebas klorin. Sedangkan untuk mengatasi bila anda menaruh klorin pada bak atau sumur sumber air
anda, kuraslah bak dan sumur anda.

Lalu bagaimana dengan Air Mineral kemasan?

Seharusnya pabrik dari pembuat air mineral kemasan mengikuti standar yang ditetapkan tentang
batas aman penggunaan klorin. Untuk lebih jauhnya mungkin anda harus bertanya pada pabrik
pembuatnya.. apalagi kalo katanya dari Mata Air Pegunungan

Lalu bagaimana kalau berenang di kolam renang yang diberi klorin..?

Ini faktanya :

Kolam renang dalam ruangan tertutup (indoor) menjadi pilihan banyak orang karena
terhindar dari sinar matahari. Namun ada baiknya anda waspada karena menurut sebuah penelitian,
berenang di dalam kolam renang indoor yang diberi klorin bisa menyebabkan kanker.

Klorin memang sering digunakan sebagai zat pembasmi kuman di kolam renang. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh ilmuwan dari Centre of Research in Environmental Epidemiology and Research
Institute Hospital del Mar, Spanyol, diketahui bahwa kolam renang indoor yang diberi klorin bisa
menyebabkan mutasi DNA secara permanen (mutagenicity).

Penelitian tersebut dilakukan terhadap 49 orang perenang. Bukti terjadinya efek genotoxic (mutasi
menjadi karsinogen) terlihat pada para perenang setelah mereka berenang selama 40 menit di
kolam renang indoor dan mengandung klorin, kata para ilmuwan dalam pernyataannya.

Para ilmuwan mengaitkan risiko kanker ini dengan efek klorin terhadap sistem pernapasan para
perenang. Beberapa waktu lalu juga dipublikasikan penelitian mengenai efek klorin terhadap
penyakit asma pada anak.

Menurut para ahli, kalau klorin bersenyawa dengan zat organik, seperti air seni atau keringat, maka
akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen triklorin yang dapat mengakibatkan iritasi hebat.
Senyawa organik tersebut, lanjutnya, dapat bereaksi menjadi gas di kolam tertutup dan membawa
dampak terhadap sel-sel tubuh yang melindungi paru-paru.

Meski efek samping klorin ini cukup berbahaya, namun Anda tidak perlu menghindari olahraga
berenang mengingat cukup banyak manfaat kesehatan dari kegiatan berenang.

Kami tidak menyarankan orang untuk berhenti berenang namun kami menghimbau pengelola
kolam renang untuk mengurangi penggunaan klorin, kata Manolis Kogevinas, peneliti.

http://setiapermana.wordpress.com/2010/10/26/bahaya-klorin-yang-terkandung-dalam-air/

Seberapa Cepat Air Klorin di Kolam Renang Masuk ke Tubuh?

Kolam renang biasanya menggunakan desinfektan dengan bahan berbasis klorin yang berfungsi
untuk menonaktifkan berbagai bakteri patogen yang ada di dalam air. Sayangnya kandungan klorin
ini juga bisa ikut masuk ke dalam tubuh saat orang berenang.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan klorin masuk ke tubuh saat berenang?

ilustrasi
Hasil tes menunjukkan urine seseorang mengandung HAAs (haloacetic acids) setelah berenang di
kolam yang telah diklorinasi. Sebuah penelitian menunjukkan, klorin dalam bentuk HAAs dapat
terdeteksi dalam urine perenang dalam waktu 30 menit berenang.

HAA dapat dihasilkan ketika disinfektan seperti klorin bereaksi dengan kotoran dalam air. Studi baru
ini dipublikasikan dalam Environmental Science & Technology seperti dikutip dari WebMD, Selasa
(9/8/2011).

The Environmental Protection Agency membatasi level HAA dalam air minum, karena level tinggi
dari zat ini dapat dihubungkan dengan cacat lahir dan kanker. Klor digunakan dalam air minum dan
air kolam renang untuk membunuh bakteri berbahaya.

Peneliti menguji urine dari 49 partisipan yang berenang di kolam atau bekerja di sekitar kolam
renang indoor dan outdoor. Penelitian meliputi orang dewasa dan anak-anak. Para peneliti
menemukan bahwa HAAs muncul dalam urine 20-30 menit setelah berenang dan dapat dieliminasi
(dikeluarkan) dari tubuh dalam waktu 3 jam.

Bagaimana klorin masuk ke tubuh?

Hampir 90 persen kasus terpapar HAAs karena menelan air kolam renang. Sedangkan sisanya karena
inhalasi atau diserap melalui kulit.

Anak-anak lebih mungkin memiliki konsentrasi HAAs yang tinggi setelah berenang dibandingkan
orang dewasa. Akumulasi HAAs pada perenang kurang lebih 4 kali lebih cepat dibandingkan pekerja
di sekitar kolam. Penelitian menunjukkan bahwa, konsentrasi HAAs lebih tinggi pada kolam outdoor
dibandingkan pada kolam renang indoor.

Konsentrasi HAAs di kolam renang juga lebih tinggi daripada di sumber air minum. Karena di kolam
renang menggunakan sistem resirkulasi air untuk waktu yang lama yang bertujuan untuk
meningkatkan klorinasi air. Dampak HAAs bagi kesehatan masih belum jelas dan masih terus diteliti.

Perlu pengelolaan kolam yang benar


Menurut Mary Ostrowski, direktur chlorine issues pada the American Chemistry Council di
Washington DC, kolam renang yang dikelola dengan baik harus memiliki konsentrasi HAAs yang
kurang dari apa yang ditemukan dalam air minum. Pengelolaan kolam yang baik harus
mempertimbangkan penggunaan bahan kimia untuk disinfeksi dengan risiko yang paling minimal.

Klorin digunakan untuk mendisinfeksi kolam renang. Tapi penggunaan bahan kimia untuk disinfeksi
harus dengan risiko yang paling minimal, kata Ostrowski.

Perenang juga dapat mengurangi paparan HAAs pada tubuhnya caranya dengan tidak menelan air
kolam dan harus belajar untuk menjaga mulut agar tetap tertutup ketika berenang di kolam renang.

Untuk pengukuran kadar klorin bisa dilakukan dengan mudah. Strip tes yang tersedia secara
komersial dapat mengukur kadar klorin dan pH atau keasaman dalam kolam. Pengelola kolam
renang harus mengantisipasi jika hasil strip tes tidak dalam rentang yang dapat diterima atau
rentang normal.

Andy Igrejas, National Campaign Director of Safer Chemicals, Healthy Families di Washington DC
mengatakan bahwa masalah ini telah dibahas sejak beberapa waktu yang lalu.

Kami telah menentukan penggunaan bahan kimia pada air minum dan air kolam. Tetapi
penggunaaan bahan kimia yang berlebihan masih terjadi karena penggunaan jumlah bahan kimia
yang tidak sesuai dengan aturan, ungkap Igrejas.

Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Belgia serta dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics,
menunjukkan klorin yang terdapat di dalam kolam renang bisa meningkatkan risiko asma, alergi
rhinitis dan demam pada orang yang rentan terhadap alergi.

Untuk mencegah tertularnya berbagai penyakit dari kolam renang sebaiknya membilas diri dengan
air dan sabun antiseptik sebelum dan sesudah berenang , jangan berenang jika mengalami diare
atau infeksi saluran pencernaan beberapa hari sebelumnya, menggunakan baju renang yang ketat
menempel di tubuh, usahakan untuk selalu buang air kecil di toilet dan biasakan cuci tangan
menggunakan air mengalir dan sabun.

http://inidanitu.com/post-481/seberapa-cepat-air-klorin-di-kolam-renang-masuk-ke-tubuh
hari ini harus lebih baik dari kemarin

Senin, 08 November 2010

Analisa Klor aktif

Cara Kerja Klorin Sebagai Desinfektan

Penggunaan kaporit bertujuan sebagai desinfektan bisa menjadi potensi bahaya bagi orang lain.
Desinfektan berbasis klorin seperti hipoklorit, klorin atau chloroisocyanurates berfungsi untuk
menonaktifkan berbagai bakteri patogen yang ada di dalam air.

Tetapi jika senyawa tersebut bercampur dengan bahan organik lain seperti urin dan keringat, maka
klorin bisa melepaskan produk campuran yang dapat mengiritasi mata, kulit dan saluran udara atas.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan dari Belgia serta dipublikasikan dalam jurnal
Pediatrics, menunjukkan klorin yang terdapat di dalam kolam renang bisa meningkatkan risiko asma,
alergi rhinitis dan demam pada orang yang rentan terhadap alergi.

Meski didapatkan risiko asma yang terkait dengan penggunaan klorin, tapi kolam renang tetap
memerlukan desinfektan untuk menjaga kebersihannya. Memelihara kolam renang dengan bahan
organik lain yang berkadar tinggi juga bisa menyebabkan masalah kesehatan terutama ketika suhu
air lebih tinggi seperti saat musim panas. Menggunakan desinfektan memang telah terbukti secara
signifikan menyebabkan kematian mikroorganisme patogen.

Selama musim panas, kolam renang harus selalu dimonitor kadar klorin dan pH nya untuk
mencegah tertularnya berbagai penyakit infeksi melalui air. Namun, terkadang penyakit ini bisa
tetap bertahan terutama di kolam renang umum.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kolam renang adalah mempertahankan nilai pH
dengan benar, melakukan pembersihan filter secara rutin, memastikan sirkulasi air tetap tinggi serta
menjaga nilai ambang batas dari klorin dan bahan organik lain.

Untuk mencegah tertularnya berbagai penyakit dari kolam renang sebaiknya membilas diri dengan
air dan sabun antiseptik sebelum dan sesudah berenang, jangan berenang jika mengalami diare atau
infeksi saluran pencernaan beberapa hari sebelumnya, menggunakan baju renang yang ketat
menempel di tubuh, usahakan untuk selalu buang air kecil di toilet dan biasakan cuci tangan
menggunakan air mengalir.

www.zegez.com/.../bahaya-berenang-di-dalam-air-berkaporit/

Kaporit digunakan pada kolam renang sebagai desinfektan untuk mencegah bakteri e.coli dan jentik
nyamuk. Meskipun terlihat baik untuk manusia, namun kaporit bisa menjadi bumerang.
Sebuah penelitian mengatakan bahwa kadar kaporit yang terlalu banyak dalam air dapat
menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru, asma, erosi pada email gigi hingga kanker kandung
kemih. Risiko tersebut juga berlaku bagi mereka yang sering berenang di air berkaporit. Kaporit yang
tercampur dengan daun-daunan dapat menimbulkan suatu zat yang berbahaya.

Menyiasati dengan memilih kolam renang di alam terbuka juga bisa menjadi solusinya. Gas beracun
dalam kolam akan lebih cepat tersebar pada kolam renang di alam terbuka. Langkah lain yang bisa
dilakukan adalah dengan segera mandi dengan sabun disinfektan setelah berenang dan menghindari
air kaporit meresap dalam pori-pori.

www.bagi-bagi-info.co.cc/bahayakah-kaporit-di-dalam-kolam-renang.html

Klorin / Chlorine (Cl)

Klorin biasanya terkandung pada air ledeng (PAM). Klorin ini akan masuk bersama air ledeng (PAM)
yang digunakan pada saat penggantian air atau penataan ulang akuarium secara keseluruhan (new
setup). Tingkat klorin diatas 0.02 mg/l (ppm) akan menyebabkan membran sisi insang (mucous
membranes) ikan merasa terbakar dan berwarna merah. Klorin juga dapat mengganggu kerja bakteri
pengurai yang menguntungkan pada saat mengurai polutan pada filter, bahkan dapat mematikan
bakteri ini.

www.jelambaraquaticlife.com/water_chemist.htm -

Mengurangi gula darah

Chitosan dapat mengatur PH dalam cairan tubuh, sehingga PH meningkat, menambah sensitivitas
insulin, agar tercapai tujuan mengurangi gula.

Sewaktu menderita diabetes, karena metabolisme gula mengalami hambatan, memproduksi zat
asam secara berlebihan, PH cairan tubuh cenderung rendah, sehingga sensitivitas insulin menurun.
Chitosan dapat mengurangi penyerapan CL, ion positif dalam cairan tubuh terutama terdiri dari CL
dan HCO3. Sewaktu CL berkurang, HCO3 meningkat secara relatif. Pemulihan cairan tubuh
cenderung bersifat basa, sehingga meningkatkan sensitivitas insulin, dan dapat memperbaiki gula
darah.

www.tiens-stokis47.com/html/.../chitosan.htm -

diakses 8 November 2010

Analisa kadar klorin pada air baku produksi di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan dengan
metode kolorimetri dengan menggunakan komparator lovibond 1000 yaitu berdasarkan
perbandingan warna yang terbentuk setelah sampel ditambahkan indikator DPD (N-Dietil-p-
fenilendiamin). Data yang diperoleh dengan penambahan klorin yang paling baik adalah 0,04 ml
didalam 1000 ml air yang di lakukan secara eksperimen di laboratorium atau 5,6 liter/jam didalam
40000 liter air pada filter tank yang menghasilkan kandungan klorin 1,0 ppm. Data ini sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh SNI 06-4824-1998 yaitu bahwa kandungan klorin pada air tidak
melebihi batas 4,0 ppm.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19476

Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula
berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar
2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-
1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral,
sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air drainase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan.
Oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan
masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan
osmosis sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain, untuk
tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam
fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen (Prihatmoko 2009).

Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat
(8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari
bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di laut
adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal
(hydrothermal vents) di laut dalam (Agusset, 2005).

Semua perairan alami mengandung klorida yang kadarnya sangat bervariasi mulai dari beberapa
milligram sampai puluhan ribu milligram (air laut). Namun suatu perairan baik itu airtanah, air
artesis, danau atau sungai biasanya memiliki kadar klorida yang relatif tetap. Perubahan kadar
klorida dalam suatu perairan berhubungan dengan lokasi maupun waktu tertentu yang
menunjukkan adanya percampuran dengan perairan lain maupun pencemaran terhadap perairan
tersebut. Keberadaa ion Cl- dalam air akan berpengaruh terhadap tingkat keasinan air. Semakin
tinggi konsentrasi Cl-, berarti semakin asin air dan semakin rendah kualitasnya. Besarnya kadar
klorida dalam perairan sangat penting dalam berbagai aspek seperti dalam penelitian-penelitian
tenaga panas bumi, irigasi, industri, hidrologi, dll.

www.scribd.com/.../Laporan-Praktikum-Laboratorium-Lingkungan-Percobaan-III-Klorida

Golongan Halogen yang biasa digunakan adalah berbasis Iodium seperti larutan
iodium,iodofor,sedangkan senyawa yang terhalogenasi adalah senyawa anorganik dan organic yang
mengandung gugus halogen terutama gugus klor,misalnya natrium hiperklorit,klor dioksida,natrium
klorit,dan kloramin. Golongan ini berdaya aksi dengan cara oksidasi dalam rentang waktu sekitar 10-
30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 1-5%.aplikasi desinfeksi untuk
mereduksi virus, tetapi tidak efektif untuk membunuh beberapa bakteri jenis gram positif dan ragi.

Umum digunakan sebagi desinfektan pada pakaian,kolam renang,Lumpur air selokan.

Adapun kekurangan dari golongan halogen dan terhalogenasi adalah tidak stabil, sulit
terbiodegradasi dan mengiritasi ,mukosa.

www.scribd.com/doc/.../Mengenal-Bahan-Kimia-Desinfeksi
Klorin adalah bahan kimia yang penting untuk beberapa proses penurunan air, penjangkitan dan
dalam pelunturan. Klor merupakan salah satu zat desinfektan yang sering digunakan dalam
pengolahan air minum. Zat kimia lain yang dapat digunakan sebagai desinfektan adalah ozon (O3),
klordioksidan, dan sebagainya. Dua faktor penting yang mempengaruhi proses desinfektan adalah
waktu bereaksi dan konsentrasi zat desinfektan. Ozon boleh juga digunakan untuk membunuh
bakteria, dan ozon tidak membentuk organoklin dan tidak tertinggal dalam air setelah perawatan
(Jatilaksono, 2009).

Senyawa ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum maupun sebagai
katalis, baik di industri maupun di laboratorium. Bila dilarutkan dalam air, besi (III) klorida
mengalami hidrolisis yang merupakan reaksi eksotermis (menghasilkan panas). Hidrolisis ini
menghasilkan larutan yang coklat, asam, dan korosif, yang digunakan sebagai koagulan pada
pengolahan limbah dan produksi air minum. Larutan ini juga digunakan sebagai pengetsa untuk
logam berbasis-tembaga pada papan sirkuit cetak (PCB). Anhidrat dari besi (III) klorida adalah asam
Lewis yang cukup kuat, dan digunakan sebagai katalis dalam sintesis organik (Putranto, 2009).

Kebanyakan klorida larut dalam air, oleh karena itu klorida biasanya hanya ditemui di kawasan
beriklim kering, atau bawah tanah. Klorida biasanya dihasilkan melalui elektrolisis natrium klorida
yang terlarut dalam air. Bersama dengan klorin, proses kloral kali ini menghasilkan gas hidrogen dan
natrium hidroksida. Klor berasal dari gas Cl2, NaOCl, Ca(OCl)2 atau larutan kaporit atau larutan HOCl
(asam hipoklorit). Dalam konsentrasi yang wajar, klorida tidak akan membahayakan bagi manusia.
Rasa asin terhadap air merupakan pengaruh dari klorida dalam jumlah konsentrasi sebesar 250
mg/L. Oleh karena itu, penggunaan klorida dibatasi untuk kebutuhan manusia (Alaerts dan Ir. S.
Sumetri, 1998).

Dalam jumlah kecil, mereka tidak berpengaruh. Dalam konsentrasi tinggi, mereka menyebabkan
masalah. Biasanya konsentrasi klorida rendah. Sulfat dapat lebih bermasalah karena sulfat ada
dalam konsentrasi yang lebih besar. Kadar rendah atau menengah dari kedua senyawa ion tersebut
menambah rasa segar ada air. Pada kenyataannya, mereka dibutuhkan karena alasan ini. Jumlah
konsentrasi yang berlebihan dari keduanya tentu akan membuat air jadi tidak enak diminum
(Anonim1, 2008).

Konsentrasi klorida pada dataran tinggi dan pegunungan biasanya relatif rendah, sedangkan pada
sungai dan air tanah biasanya sangat banyak jumlahnya. Konsentrasi klorida yang juga sangat tinggi
pada air laut yang menguap, kemudian mengalir ke sungai. Karena itu, sungai dan air tanah memiliki
tingkat klorida yang tinggi. Untuk menentukan atau mengukur jumlah (kadar) klorida dalam air,
dapat digunakan metode berikut ini.

a. Mercurie Nitrate Method (metode HgNO3)

Menentukan banyak sedikitnya kandungan klorida dengan perbandingan Mohr method (metode
Mohr). Pada metode ini, indikator digunakan untuk menunjukkan adanya kelebihan ion Hg2+.

HgCl2 (K = 2,6 x 10-15) Hg2+ + 2Cl-

b. Mohr Method (Argentometric)


Metode ini merupakan metode yang dapat menghasilkan hasil yang lebih memuaskan dari pada
metode HgNO3. Metode Mohr ini menggunakan AgNO3 sebagai zat pentitrasi dan menganjurkan
menggunakan metode standar. Dalam proses titrasi ion klorida akan terbentuk klorida dengan
lapisan endapan putih perak.

AgCl (Ksp = 3 x Ag+ + Cl- 10-10)

Indikator yang biasa digunakan untuk menentukan adanya ion Ag+ adalah potassium chromate.
Indikator ini akan mengubah warna putih perak menjadi endapan merah bata.

Ag2CrO4 (Ksp = 5 x 2Ag+ + CrO42- 102-) (Hanief, 2009).

Klorida dan sulfat dapat dihilangkan dari air dengan Reverse Osmosis. Deionisasi (demineralisasi)
atau destilasi juga akan menghilangkan klorida dan sulfat dari dalam air, tetapi metode ini tidak
cocok untuk perumahan dibanding reverse osmosis (Anonim2, 2008).

. unalea.blogspot.com/2010/02/laporan-praktikum-klorida.html

Pemakaian gas khlor sebagai bahan desinfeksi untuk air minum perlu penanganan yang lebih efektif
mengingat daya reaktifitas dan toksisitasnya yang tinggi. Pemakaian gas khlor masih perlu mendapat
kajian yang lebih teliti dimana gas khlor dalam kinerjanya akan menghasilkan zat sisa dan tidak
efektif dalam kasus- kasus tertentu misalnya:

1. Gas khlor dapat menimbulkan rasa dan bau yang khas sehingga dapat mengurangi estetika dan
visual air, hal ini dapat diminimalisir dengan menggunakan karbon aktif.

2. Reaksinya dengan zat organik (NH3) berlebih akan bereaksi membentuk ammonium khlorida dan
gas nitrogen, jika chlorine yang berlebih akan membentuk Nitrogen khlorida yang bersifat explosive.

3. Sebagian besar zat organik yang terdapat dalam berbagai jenis air adalah berupa zat humus.
Konsentrasi asam humus dan asam flufik kadang-kadang relatif besar. Zat humus di dalam air
menyebabkan warna kuning (warna sejati) yang dikenal dengan air gambut yang dapat dipulihkan
(dipudarkan) oleh oksidasi sebagian, sebagai contoh menjenuhkan ikatan rangkap dalam suatu
molekul.

Selain itu asam humus dan asam flufik mengandung grup Keto yang dapat menyebabkan
terbentuknya haloform setelah bereaksi dengan klor/senyawa klor.

Dengan cara senyawa haloform seperti kloroform (CHCl3); monobromodiklorometan (CHCl2Br);


dibromomonoklorometan (CHClBr2) dan bromoform (CHBr3) dengan kondisi tertentu dapat
terbentuk, sebagai produk samping klorinasi yang dikenal dengan THMs (trihalomethanes),
dimana senyawa ini dikatagorikan karsinogenik (penyebab kanker). Tri halometan merupakan
produk samping desinfeksi. Klor terlarut/Hipoklorit dapat bereaksi dengan zat organik (karbon
organik, C org.) dalam air yang didesinfeksi dengan klor, sehingga menjadi senyawa organik
terkhlorinasi, seperti THM, chlorophenoles.

Oleh karena itu reaksi haloform tidak diinginkan terjadi.

Pembentukan haloform dipengaruhi oleh :

1. Konsentrasi zat-zat organik konsentrasi yang tinggi menaikkan kandungan haloform

2. pH pH lebih tinggi, reaksi haloform lebih baik.

3.Dosis klor lebih tinggi menyebabkan kemungkinan haloform terbentuk lebih besar.

4. Reaksinya dengan air yang mengandung warna tinggi (Tannin dan Lignin) akan membentuk
senyawa klorolignin sangat sulit didegradasi karena mengandung senyawa organik terklorinasi
dengan berat molekul yang tinggi, dimana pada badan air penerima dapat terurai menjadi senyawa
klorolignin dengan berat molekul lebih rendah yang bersifat lebih toksik, mutagenik dan
karsinogenik

5. Gas klor tidak efektif dalam membunuh protozoa Cryptosporidium-c. Mikroba dari grup protozoa
ini mampu membentuk spora di usus halus manusia lalu menghalangi penyerapan air sehingga
penderitanya menjadi haus terus. Mikroba ini tahan dalam air mendidih lebih dari sepuluh menit
tetapi parasit ini dapat mati oleh ozon. (Kasus terjadi di sebuah kota San Paolo yang air ledengnya
diambil dari Danau Chavez yang tercemar berat. Ribuan orang lantas sakit dan ratusan tewas).

6. Gas khlor tidak efektif dalam membunuh virus Hepatitis A meskipun bakteri mati oleh desinfektan
ini. Masa inkubasi penyakit ini berkisar antara 1-2 bulan setelah terkena infeksi yang ditandai dengan
demam yang disertai rasa mual dan muntah. Hati penderita menjadi bengkak, bola mata pun
menjadi kuning. Warna kuning ini bisa menjalar ke permukaan kulit. Tubuh akan melemah, menjadi
kurus dan perut membuncit. (Kasus di sungai Jamuna, India).

7. Air olahan dengan kadar sisa khlor 0.5 1.5 ppm tidak cocok digunakan dalam hal hal tertentu
bahkan tidak dianjurkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Terhadap umur tanaman (Spermatophyta) :

1. < 1 mg/l Sisa Khlor bebas (umur panjang)

2. 1-2 mg/l Sisa Khlor bebas (umur pendek)

Terhadap ikan (dewasa) :

1. < 0.3 mg/l Sisa Khlor bebas

Terhadap ikan, udang, (budi daya perikanan) :

1. < 0.1 < 0.1 mg/L Sisa Khlor Bebas


Terhadap manusia :

1. Sesuai tabel

8. Untuk menjaga kualitas air perpipaan, keberadaan sisa khlor sangat diperlukan dalam suatu
sistem jaringan distribusi karena dapat mengurangi risiko tumbuhnya mikroba dan terjadinya
kontaminasi. Sisa khlor pada sistem jaringan distribusi harus dijaga pada konsentrasi 0,2-0,5 mg/lt.
Pengaruh jarak pengaliran air minum terhadap sisa khlor dan angka MPN Coliform air minum sangat
berpengaruh. Dalam penelitian di PDAM Buntok, Kalimantan Tengah, dengan observasional analitik
yang dilakukan secara cross sectional dengan variabel bebas jarak pengaliran dan variabel terikat
angka MPN Coliform serta nilai sisa khlor.

Sampel penelitian diambil secara acak pada pelanggan PDAM Buntok. Pengaruh jarak pengaliran
terhadap sisa khlor dan angka MPN Coliform, masing-masing dianalisis dengan uji stastistik regresi
linier. Kadar sisa khlor pada PDAM Buntok adalah 1,0 mg/lt dengan angka MPN Coliform nol. Pada
jarak 2 Km, sisa khlor sebesar 0,5 mg/lt dengan angka MPN Coliform nol. Pada jarak 4 km, sisa khlor
sebesar 0,3 mg/lt dengan angka MPN Coliform nol. Pada jarak 6 km, sisa khlor sebesar 0,1 mg/lt
dengan angka MPN Coliform sebesar 7,8 per 100 ml air. Sementara itu pada jarak 8 km sisa khlor
dengan MPN Coliform sebesar 55,6 per100 ml air dan pada jarak 10 km sisa khlor nol dengan angka
MPN Coliform sebesar 133,8 per 100 ml air. Pada jarak pengaliran terhadap MPN Coliform dengan
uji regresi linier ap<0,01 dan terhadap sisa khlor uji regresi linier p<0,01. Disimpulkan bahwa faktor
jarak pengaliran air minum berkorelasi terhadap angka MPN Coliform semakin meningkat, namun
sebaliknya dengan sisa khlor semakin berkurang. Untuk itu perlu diadakan pos khlorinasi pada jarak
tertentu, untuk menjaga sisa khlor pada jaringan distribusi.

9. Frekuensi pemakaian desinfektan alternatif gas klor yaitu kaporit maupun sodium hipochlorit
harus diatur sedemikian rupa supaya tidak lebih dari batas kadaluarsa. Apabila larutan disimpan
terlalu lama, umumnya kadar khlornya berkurang antara 2 4% per bulan pada temperatur kamar .
Penyimpanan yang terlalu lama pada bahan kimia cair terutama kaporit juga akan mengurangi gugus
aktif khlor sehingga daya desinfeksi berkurang.

Diposkan oleh Adi S. Dachi di 19:59 Kirimkan Ini lewat Email

BlogThis!

Berbagi ke Twitter

Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Poskan Komentar
Posting Lebih Baru

Posting Lama

Beranda

Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

2010 (14)

November (14)

PENGUMUMAN TES WAWANCARA BPS

PENGUMUMAN TES TERTULIS BPS NAD 2010

PENGUMUMAN TES TERTULIS BPS SUMUT 2010

CPNS Kab Karo

Formasi CPNS 2010 Labuhan Batu

cpns Labura

Analisa Klor aktif

Bahan Pengawet Kimia Yang Dilarang

Bahan Pengawet pada Mi Instant

Eksplosif Gunung Merapi

Gunung Teraktif di Dunia

Keindahan Pulau Nias

Pasca Pelantikan Pejabat Bupati Nias Barat

BANGUNAN YANG MENYALAHI SIMB BERJAMUR DI KEL.TITI....

Mengenai Saya
Adi S. Dachi

Lihat profil lengkapku

Template Travel. Gambar template oleh LonelySnailDesign. Diberdayakan oleh Blogger.


http://wwwsabarombudsman.blogspot.com/2010/11/analisa-klor-aktif.html

Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk
suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl. Garam dari asam klorida HCl mengandung ion klorida;
contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air,
senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl.

Kata klorida dapat pula merujuk pada senyawa kimia yang satu atau lebih atom klornya memiliki
ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa senyawa anorganik maupun organik.
Contoh paling sederhana dari suatu klorida anorganik adalah hidrogen klorida (HCl), sedangkan
contoh sederhana senyawa organik (suatu organoklorida) adalah klorometana (CH3Cl), atau sering
disebut metil klorida.

http://id.wikipedia.org/wiki/Klorida

http://kristonimala.wordpress.com/2009/12/11/sanitasi-kolam-renang/

Anda mungkin juga menyukai