Anda di halaman 1dari 8

Positivisme merupakan paradigma ilmu pengetahuan yang paling

awal muncul dalam dunia ilmu pengetahuan.


 Positivisme tidak mengenal spekulasi, semua berdasarkan data
empiris.
Prinsip filosofik tentang positivisme dikembangkan pertama kali
oleh empirist Francis Bacon. Tesis positivise adalah : bahwa ilmu adalah
satu-satunya pengetahuan valid, dan fakta-fakta sajalah yang mungkin dapat
menjadi obyek pengetahuan.
Dalam perkembangannya munculah aliran pemikiran yang bernama
Positivisme Logis.
Positivisme logis adalah aliran pemikiran dalam filsafat yang membatasi
pikirannya pada segala hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan
atau pada analisis definisi dan relasi antara istilah- istilah.
• Auguste Comte (1798-1857) sering disebut “Bapak Positivisme“
menyatakan bahwa Positivisme adalah nyata, tidak khayal. Ia
menolak metafisika dan teologik. Jadi menurut dia ilmu
pengetahuan harus nyata dan bermanfaat serta diarahkan untuk
mencapai kemajuan.

• Metode positif Auguste Comte menepatkan akal (rasio) pada tempat


yang sangat penting. Dalam usaha untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dimasyarakat kelompok ini berusaha
mengetahui (lewat penelitian) penyebab terjadinya masalah tersebut
untuk selanjutnya diusahakan penyelesaiannya dengan azaz
positivisme.
PostPositivisme
• Muncul pada tahun 1970/1980 an. Tokohnya yaitu Karl R. Popper,
Thomas Kuhn, para filsuf mazhab Frankfurt (Feyerabend, Richard
Rotry).
• Paham ini menentang positivisme, alasannya tidak mungkin
menyamaratakan ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu alam, karena
tindakan manusia selalu berubah.
• Postpositivisme lebih mengandalkan kemampuan pengamatan langsung
terhadap objek yang diteliti.
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
TENTANG KEBENARAN ILMIAH

KRITIK
POSITIVISTIK
DENGAN FILOSOF
ASUMSI-ASUMSINYA

REVISI POST-
POSITIVISTIK

PENELITIAN
KUANTITATIF
PENELITIAN
KUALITATIF
Perbedaan Paradigma Positivisme dan Post Positivisme
ASUMSI Positivisme Post Positivisme
Ontology Realisme realita itu mempunyai Critical realism artinya realitas itu
keberadaan sendiri memang ada, tetapi tidak akan pernah
dapat dipahami sepenuhnya.

Epistemology Dualis/objektif : Hasil yang diperoleh Objektivis modifikasi : : Hasil yang


dari penelitian merupakan apadanya diperoleh dari penelitian tetap dijaga
objektivitasnya, tetapi
mempertimbangkan pula faktor eksternal

Metodology eksperimental/manipulatif eksperimental/manipulatif Modifikasi


Penelitian Kuantitatif
Landasan berpikir pendekatan kuantitatif adalah filsafat positivisme yang pertama
kali diperkenalkan oleh Emile Durkhim (1964). Pandangan filsafat positivisme adalah
bahwa tindakan-tindakan manusia terwujud dalam gejala-gejala sosial yang disebut
fakta-fakta sosial. Fakta-fakta sosial tersebut harus dipelajari secara objektif, yaitu
dengan memandangnya sebagai “benda,” seperti benda dalam ilmu pengetahuan
alam. Caranya dengan melakukan observasi atau mengamati fakta sosial untuk melihat
kecenderungan-kecenderungannya, menghubungkan dengan fakta-fakta sosial lainnya,
dengan demikian kecenderungan-kecenderungan suatu fakta sosial tersebut dapat
diidentifikasi.
Penelitian Kualitatif
Landasan berpikir dalam penelitian kualitatif adalah pemikiran Max
Weber (1997) yang menyatakan bahwa pokok penelitian sosiologi
bukan gejala-gejala sosial, tetapi pada makna-makna yang terdapat di
balik tindakan-tindakan perorangan yang mendorong terwujudnya
gejala-gejala sosial tersebut. Oleh karena itu metoda yang utama
dalam sosiologi dari Max Weber adalah verstehen atau pemahaman
(jadi bukan erklaren atau penjelasan). Agar dapat memahami makna
yang ada dalam suatu gejala sosial, maka seorang peneliti harus dapat
berperan sebagai pelaku yang ditelitinya, dan harus dapat memahami
para pelaku yang ditelitinya agar dapat mencapai tingkat pemahaman
yang sempurna mengenai makna-makna yang terwujud dalam gejala-
gejala sosial yang diamatinya.
perbedaan penelitian kuantitatif dengan
penelitian kualitatif
Quantitative Style (Model Kuantitatif) Qualitative Style (Model Kualitatif)
1. Mengukur fakta yang objektif 1. Mengonstruksi realitas sosial, makna
budaya
2. Terfokus pada variabel-variabel 2. Berfokus pada proses interpretasi dan
3. Reliabilitas merupakan kunci peristiwa-peristiwa
3. Keaslian merupakan kunci
4. Bersifat bebas nilai
4. Nilai hadir dan nyata / tidak bebas nilai
5. Tidak tergantung pada konteks 5. Terikat pada situasi / terikat pada
6. Terdiri atas kasus atau subjek konteks
yang banyak 6. Terdiri atas beberapa kasus atau subjek
7. Bersifat analisis tematik
7. Menggunakan analisis statistik 8. Peneliti terlibat
8. Peneliti tidak terlibat

Anda mungkin juga menyukai