Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Evolusi adalah proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang berlangsung
sangat lambat dan dalam waktu yang sangat lama. Evolusi juga merupakan perkembangan
makhluk hidup yang berlangsung secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama dari
bentuk sederhana ke arah bentuk yang kompleks. Evolusi adalah suatu bentuk perubahan
pada seluruh bentuk kehidupan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Selama kehidupan
masih tetap berlansung, kejadian-kejadian alam akan terus menyertai aktifitas kehidupan
setiap organisme yang ada didunia.
Proses evolusi dimulai dari proses pembentukan awal bumi. Bumi mulai terbentuk
saat butiran debu dan gas yang berada di sekitar Matahari saling melekat membentuk partikel.
Partikel-partikel tersebut selanjutnya menggumpal menjadi lebih besar dan saling bertabrakan
hingga membentuk benda-benda berukuran planet. Salah satu benda tersebut diperkirakan
sebagai Bumi dalam bentuk massa batuan yang dikelilingi gas dan tidak mengandung air.
Gaya berat yang memiliki Bumi meningkatkan tekanan sehingga bagian dalam Bumi akan
mencair. Sementara itu, bahan yang berat seperti besi akan tertekan dan tenggelam ke dalam
Bumi. Sedangkan bahan yang ringan akan muncul dan mengapung ke permukaan membentuk
kerak Bumi.
Adanya pemanasan di dalam Bumi menyebabkan terbentuknya uap air dan gas-gas
lainnya hingga membentuk atmosfer. Diperkirakan unsur-unsur yang terkandung dalam
atmosfer pada saat itu adalah hidrogen, helium, metana, dan amonia. Susunan unsur seperti
itu sama dengan susunan unsur pada atmosfer planet Yupiter. Unsur oksigen belum banyak
terkandung dalam atmosfer. Bertambah banyaknya kadar oksigen terjadi pada saat batuan
yang telah secara terus-menerus teruai hingga cukup untuk mendukung kehidupan tumbuhan
dan hewan.
Seiring dengan terbentuknya atmosfer tersebut, awan yang telah ada sejak awal
tersapu oleh angin Matahari. Atmosfer pun mengurangi pancaran langsung matahari ke
Bumi. Bumi menjadi dingin dan uap air membentuk awan tebal di atmosfer.
Perlahan-lahan dan dalam kurun waktu jutaan tahun awan tersebut mendingin, uap air
mengembun, selanjutnya menjadi hujan yang sangat lebat hingga membanjiri Bumi dan
mendinginkan di permukaan Bumi.
Limpahan air hujan tersebut pada akhirnya berkumpul pada tempat yang rendah di
Bumi hingga terbentuk samudra. Namun, pada saat itu samudra belum terasa sangat asin.
Hujan yang turun terus-meneurs melarutkan garam dari tanah dan batuan dan dialirkan oleh
sungai hingga ke laut.
Setelah Bumi sudah terbentuk, permukaan lempeng Bumi mengalami perubahan
dengan terjadi proses pergeseran lempeng. Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar
kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian,
± 200 juta tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang
sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan
Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia
lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan
bertubrukan dengan bagian lain. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas
beberapa lapisan bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,
lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya.
Proses pergesern lempeng ini mempengaruhi proses pembentukan bebatuan yang ada
di Bumi. Awalnya semua batuan berasal dari magma. Magma merupakan benda cair, panas,
pijar yang bersuhu diatas 1000˚C. Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui
puncak gunung berapi. Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang
sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi
batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai
selama terkena panas, hujan, serta aktivitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran
batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan.
Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan
sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya
perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau
batuan metamorf.
Proses-proses perubahan geologi pada Bumi terjadi selama kurun waktu yang sangat
lama, perubahan tersebut juga mengiringi perubahan evolusi pada semua makhluk hidup yang
ada dimuka Bumi. Evolusi dapat terjadi dengan adanya kematian atau berkembangnya suatu
organisme tertentu. Organisme yang mati biasanya akan meninggalkan jasad dan memfosil.
Fosil terbentuk dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini
sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas
oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli.
Fosil ditemukan dalam batuan endapan (sedimen) yang permukaannya terbuka. Batu
karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang terkandung di
dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan tempat sedimen secara ilmiah terendapkan.
Sedimen laut, dari garis pantai dan laut dangkal, biasanya mengandung paling banyak fosil.
Untuk mengetahui umur fosil, para peneliti dapat melakukan 2 cara menetapkan umur
(dating), yaitu relative dan absolut. Relative dilakukan dengan pengukuran lapisan tanah,
dengan cara itu para peneliti menentukan lapisan ke berapa fosil di temukan. Dan untuk
penentuan umur absolut, cara ini menggunakan ilmu kimia, peneliti mengetahui umur suatu
fosil dengan cara memilih suatu atom yang ada.
Selain untuk mengetahui umur, fosil penting untuk memahami sejarah batuan
sedimen bumi. Sebagian waktu geologi dan kompatibilitas dengan lapisan batuan tergantung
pada perubahan fosil. Organisme yang sesuai dengan waktu dan perubahan ini dipakai untuk
menandai periode waktu. Distribusi geografis fosil memungkinkan ahli geologi untuk
mencocokkan komposisi batuan dari bagian lain dunia.

Anda mungkin juga menyukai