Anda di halaman 1dari 13

Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2001

ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN PELAGIS ANTAR


AKTOR DI KABUPATEN TUBAN MENGGUNAKAN ANALISIS MACTOR

Nuddin Harahab1*, Harsuko Riniwati1


1
Fakuktas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
*
Correspondhing Author: marmunnuddin@ub.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kebijakan dengan menyelaraskan tujuan dan pelaku
terkait pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ikan pelagis berkelanjutan di Kabupaten Tuban.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner dan diskusi kelompok terfokus /Focus
Group Discussion (FGD). Metode analisis data dengan pendekatan faktor dan aktor (stakeholder)
dengan menggunakan alat analisis MACTOR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok
perempuan dan komunitas masyarakat lokal merupakan aktor dengan tingkat pengaruh yang tinggi
dan memiliki ketergantungan yang rendah. Nelayan payang dan dinas perikanan daerah merupakan
aktor dengan tingkat pengaruh yang tinggi namun memiliki ketergantungan yang tinggi. Dinas
perikanan daerah, industri pengolahan ikan, dan kelompok perempuan memiliki hubungan
konvergensi yang tinggi dengan nelayan payang. Untuk keberhasilan pengelolaan sumberdaya
perikanan tangkap di Kabupaten Tuban diharapkan membangun kerjasama antara kelompok
perempuan, industri pengolah ikan, dan Dinas Perikanan daerah untuk melakukan sinergi dalam
mencapai tujuan-tujuan pembangunan perikanan.
Kata Kunci: Mactor, ikan pelagis, sinergi kebijakan, konvergensi pengelolaan.

Abstract
This study aims to analyze policies by aligning goals and actors related to the utilization and
management of sustainable pelagic fish resources in Tuban Regency. Data collection methods were
carried out through questionnaires and focus group discussions (FGD). Method of data analysis with
the approach of factors and actors (stakeholders) using the MACTOR analysis tool. The results
showed that women's groups and local communities were actors with a high level of influence and
low dependency. Payang fishermen and the regional fisheries service are actors with a high level of
influence but have a high dependency. The regional fishery office, fish processing industry, and
women's groups have a high convergence relationship with payang fishermen. For the successful
management of capture fisheries resources in Tuban Regency, it is expected to build cooperation
between women's groups, the fish processing industry, and the regional Fisheries Service to carry
out synergies in achieving fisheries development goals.
Keywords: Mactor, pelagic fish, policy synergy, management convergence

169
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2001
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

1. Pendahuluan Hanya saja potensi yang melimpah ini


Pembangunan di Indonesia seringkali belum diimbangi dengan pengelolaan dan
masih berfokus untuk mengalokasikan pemanfaatan yang sesuai dengan paradigma
sumberdaya pembangunan yang ada kepada saat ini yaitu berkelanjutan. Untuk itulah
sektor-sektor atau wilayah-wilayah yang dibutuhkan suatu kebijakan yang dapat
berpotensi besar dalam menyumbang kepada menyelaraskan tujuan dan aktor maupun
pertumbuhan ekonomi, yang pada umumnya stakeholder terkait pemanfaatan dan
berlokasi di kawasan darat dan perkotaan. perikanan di Kabupaten Tuban. Penggunaan
Wilayah pesisir dan laut belum menjadi metode MACTOR telah banyak digunakan
prioritas utama bagi pertumbuhan ekonomi untuk melakukan analisis terkait
secara nasional (Wiranto, 2008). keberlanjutan. Analisis Mactor digunakan
Pembangunan sektor perikanan merupakan untuk memetakan sinergitas antar aktor dan
salah yang diharapkan mampu memberikan faktor dalam melaksanakan kebijakan
kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan. Dibutuhkan kesinambungan
pendapatan daerah, penyerapan tenaga kerja antara pelaku dan stakeholder utama
serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan perikanan, agar sektor
pengurangan angka kemiskinan. perikanan mempunyai kontribusi yang lebih
Kabupaten Tuban merupakan salah besar dalam pembangunan daerah di
satu wilayah yang ada di Provinsi Jawa Timur Kabupaten Tuban.
yang memiliki potensi perikanan laut yang Penelitian ini bertujuan untuk
sangat besar, dengan garis pantai sepanjang menganalisis kebijakan yang sesuai dengan
65 km dan wilayah laut seluas 22.068 km2. menyelaraskan tujuan dan pelaku terkait
Produksi perikanan di Kabupaten Tuban pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya
mencapai 59.168 ton pada tahun 2017, yang ikan pelagis berkelanjutan di Kabupaten
terdiri dari produksi perikanan budidaya Tuban dengan menggunakan analisis
sebesar 42.351 ton dan perikanan tangkap MACTOR.
sebesar 16.817 ton. Pada umumnya nelayan
2. Metode Penelitian
di Kabupaten Tuban, seperti halnya dengan
nelayan lain di pantai utara Jawa, melakukan 2.1 Jenis dan Teknik Pengambilan

penangkapan ikan dengan hasil tangkapan Data

ikan dominan adalah ikan pelagis. Kabupaten Penelitian menggunakan data primer

Tuban memiliki lima Tempat Pelelangan Ikan dan data sekunder. Data primer didapatkan

(TPI), satu Pelabuhan Nusantara, dan satu melalui penggumpulan data dengan

sentra penjualan produk ikan yang bernama menggunakan kuesioner terstruktur,

Plaza Ikan Tuban (Nurdiani et al., 2020). sedangkan data sekunder menggunakan data

170
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2001
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

hasil publikasi dari Instansi pemerintah atau 2MAO. Matrik selanjutnya yaitu matrik MID
hasil penelitian terdahulu. Pendalaman (Matrix Influence Direct) yang
permasalahan dilakukan melalui diskusi menggambarkan variabel pengaruh
kelompok terfokus /Focus Group Discussion (influence). Setelah mengisi matrik MID dan
(FGD). Hasil Focus Group Discussion 1MAO, kemudian MACTOR akan
digunakan sebagai bahan analisis dengan menghitung matrik 2MAO melalui program
pendekatan faktor dan aktor (stakeholder) komputer. Langkah selanjutnya, MACTOR
dengan menggunakan alat analisis kemudian menghitung matrik 3MAO yakni
MACTOR. Selanjutnya hasil analisis matrik yang menjadi dasar dan penting dalam
MACTOR digunakan sebagai acuan untuk pembahasan MACTOR Melalui matrik
memformulasikan rencana kebijakan yang 3MAO dapat dihasilkan berbagai
akan diusulkan keistimewaan, antara lain koefisien
mobilisasi yang menunjukkan aktor yang
2.2 Analisis Data
berbeda terlibat dalam satu situasi
Analisis data dalam penelitian ini
Keistimewaan lain yang juga dapat diolah
menggunakan analisis multiaktor dengan
dari matrik 3MAO adalah matrik konvergensi
MACTOR (Matrix of Alliances and Conflicts
(3CAA) yang menggambarkan seberapa
Tactics, Objectives and Recommendations).
besar para aktor setuju terhadap suatu isu dan
Metode Mactor melakukan analisis
divergensi (3DAA) yang menggambarkan
menyeluruh terhadap strategi dan inisiatif
sebaiknya atau ketidaksetujuan. Selanjutnya
pelaku. Mactor didasarkan pada pengaruh
hasil perhitungan konvergensi dan devergensi
antar-pelaku. Metode Mactor mencoba untuk
antar aktor tersebut menghasilkan indikator
memberi gambaran global tentang
akhir dari MACTOR yaitu koefisien
pentingnya dan kemungkinan hasil dari
ambivalen untuk setiap actor (Cadith et al.,
berbagai isu, serta strategi aktor yang
2019).
diharapkan, hubungan kekuatan dan aliansi
Dalam penelitian ini aktor dan tujuan
potensial dan konflik. Metode ini ditujukan
dapat dijelaskan pada tabel 1.
untuk mendapatkan kemungkinan evolusi
sistem yang sedang dipelajari untuk
membangun scenario yang lebih baik dan
lebih koheren (Fauzi, 2019).
Cara kerja MACTOR dilakukan
melalui pengisian matrik posisi atau matrik
1MAO (Matrix Actor-Objective) dan matrik

171
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun
2001
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Tabel 1. Aktor dan Tujuan


AKTOR TUJUAN
A1 – Nelayan NonPayang O1 – Pendapatan rumah tangga
A2 – Nelayan Payang O2 – Peningkatan hasil tangkap
A3 – Kelompok perempuan O3 – Peningkatan ekonomi lokal
A4 – Pedagang perantara O4 – Kontinuitas pasokan
A5 – Industri pengolahan ikan O5 – Produksi lestari
A6 – Pedagang lokal
A7 – Organisasi nelayan lokal
A8 – Dinas Perikanan Daerah
A9 – Komunitas masyarakat lokal
A10 – Lembaga Swadaya Masyarakat

Skor pada Matriks MDI 2: Tujuan mengganggu/vital bagi


0 : Aktor tertentu (A) tidak atau sedikit keberhasilan kinerja atau program aktor
memiliki pengaruh terhadap aktor 3: Tujuan mengganggu/sangat diperlukan
yang lain (B) bagi pencapaian misi aktor
1 : Aktor tertentu (A) mampu
4: Tujuan mengganggu/sangat diperlukan
mempengaruhi proses manajemen
bagi eksistensi aktor
pada aktor yang lain (B)
2 : Aktor tertentu (A) mampu 3. Hasil dan Pembahasan
mempengaruhi keberhasilan proyek
3.1 Tingkat Pengaruh dan
aktor yang lain (B)
Ketergantungan Antar Aktor
3 : Aktor tertentu (A) mampu
Dalam pengelolaan seumberdaya
mempengaruhi pelaksanaan misi
perikana tangkap tentu banyak actor yang
aktor yang lain (B)
terlibat. Para aktor bisa terlibat secara
4 : Aktor tertentu (A) mampu
langsung maupun secara tidak langsung.
mempengaruhi eksistensi aktor lain
Para actor tersebut meliputi nelayan non-
(B)
payang (A1); nelayan payang (A2);
kelompok perempuan (A3); pedagang
Skor Matriks Pengaruh Langsung perantara (A4); industri pengolah ikan (A5);
(MAO) Aktor – Tujuan
pedagang local (A6); organisasi nelayan
0: Tujuan memiliki outcome yang tidak jelas local (A7); Dinas Perikanan Daerah (A8);

1: Tujuan mengganggu/vital bagi prosedur komunitas masyarakat local (A9); dan

operasional aktor Lembaga Swadaya Masyarakat (A10).


Kekuatan pengaruh langsung maupun tidak

172
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun
2001
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

langsung berdasarkan hasil analisis dapat


dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Matriks Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antar Aktor

A1

A2

A3

A4

A5

A6

A7

A8

A9

A10

Ii
MDII

A1 18 20 14 18 16 16 14 18 14 15 145
A2 20 23 15 20 18 17 16 19 15 17 157
A3 20 21 16 20 20 18 16 21 16 17 169

© LIPSOR-EPITA-MACTOR
A4 15 15 13 16 16 15 14 16 13 15 132
A5 17 17 14 18 16 16 15 18 14 15 144
A6 15 15 12 17 15 16 13 16 13 14 130
A7 15 15 13 15 15 15 14 16 13 14 131
A8 18 19 14 18 18 18 15 19 16 16 152
A9 18 19 16 17 18 17 15 19 16 16 155
A10 15 15 14 16 15 15 16 16 13 16 135
Di 153 156 125 159 151 147 134 159 127 139 1450

Tabel 2 menunjukkan tingkat 169). Fakta ini menunjukkan bahwa


pengaruh bersih langsung dan tidak kelompok perempuan merupakan salah satu
langsung (net direct and indirect actor yang penting untuk diperhitungkan
influence/Ii), dan juga menunjukkan tingkat dalam pengambilan keputusan untuk
ketergantungan bersih langsung dan tidak pengelolaan sumberdaya ikan. Sedangkan
langsung (net direct and indirect untuk aktor dengan tingkat ketergantungan
dependence/Di). Diketahui bahwa dalam yang tinggi adalah Pedagang perantara/A4
Pengelolaan Dan Pemanfaatan Sumberdaya dan Dinas Perikanan daerah/A8 (Di=159).
Ikan Pelagis Di Tuban, aktor yang memiliki Hubungan tingkat kepentingan suatu aktor
tingkat pengaruh yang tinggi terhadap aktor dan tingkat ketergantungan antar aktor dapat
lain adalah Kelompok Perempuan/A3 (Ii = dilihat dari Gambar 1

173
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun
2001
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Gambar 1. Map of influences and dependence between actor

Gambar 1 memberikan gagasan masyarakat lokal merupakan aktor dengan


awal tentang kepentingan relatif aktor yang tingkat pengaruh yang tinggi dan memiliki
berbeda, membedakan antara aktor dominan ketergantungan yang rendah (Kuadran I/kiri
(pengaruh tinggi) dan aktor yang didominasi atas). Kemudian nelayan payang dan dinas
(ketergantungan tinggi), sementara juga perikanan daerah merupakan aktor dengan
mengidentifikasi pemangku kepentingan tingkat pengaruh yang tinggi namun juga
yang terisolasi (pengaruh dan memiliki ketergantungan yang juga tinggi
ketergantungan yang rendah) dan (Kuadran II/kanan atas). Di kuadran
aktornrelay (pengaruh dan ketergantungan III/kanan bawah, menunjukkan aktor yang
yang tinggi). Kuatnya pengaruh (influence) memiliki pengaruh yang rendah dan tingkat
dan tingkat Ketergantungan (dependence) ketergantungan yang tinggi yang antara lain
masing-masing aktor/pelaku tersebut dapat yaitu nelayan nonpayang, industri
digambarkan sesuai letaknya dalam pengolahan ikan, pedagang perantara dan
kuadran. Aktor/pelaku (stakeholder) pedagang lokal. Lalu lembaga swadaya
berperan penting dalam menentukan masyarakat dan organisasi nelayan lokal
keberlanjutan suatu program atau sistem termasuk dalam aktor dengan tingkat
(Wardono et al., 2019). Semakin atas aktor pengaruh dan tingkat ketergantungan yang
mempunyai pengaruh semakin tinggi, rendah (Kuadran IV/kiri bawah).
sedangkan semakin ke kanan aktor
mempunyai ketergantungan yang tinggi 3.2 Daya Saing Antar Aktor
(Fauzi, 2019). Pada Gambar 2, menggambarkan
Berdasarkan gambar 1 diketahui daya saing aktor yang diarahkan oleh tingkat
bahwa kelompok perempuan dan komunitas pengaruh langsung dan tidak langsung aktor

174
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun
2001
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

tersebut terhadap aktor lain. Aktor yang pada Pengelolaan Dan Pemanfaatan
mempunyai nilai lebih dari 1 (100%) Sumberdaya Ikan Pelagis Di Tuban yaitu
mempunyai daya saing yang tinggi dan kelompok perempuan, komunitas
sebaliknya aktor yang mempunyai nilai masyarakat lokal, nelayan payang dan dinas
kurang dari 100 maka daya saingnya rendah perikanan daerah. Sedangkan aktor yang
(Wardono et al., 2019). memiliki daya saing sangat rendah adalah
Berdasarkan gambar 2 diketahui pedagang lokal dan pedagang perantara.
bahwa aktor dengan daya saing yang tinggi

Gambar 2. Daya Saing antar Aktor

dua output yang dihasilkan dari matriks ini,

3.3 Interaksi Aktor dan Tujuan pertama degree of mobilisation yang akan

Matriks Weighted valued position menjelaskan sasaran/objektif yang paling

matrix (3MAO) menggambarkan posisi mengerakkan para aktor, kedua mobilisation

masing-masing aktor pada setiap tujuan. Hal yang akan menjelaskan aktor-aktor yang

ini memperhitungkan tingkat pendapatnya paling termobilisasi untuk menggunakan

pada setiap tujuan, hierarki objektifnya, dan sumber daya untuk mencapai objektif atau

daya saing di antara para pelaku. Terdapat tujuan tersebut (Cadith et al., 2019).

175
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun
2001
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Tabel 3. Matriks Weighted Valued Position (3MAO) Posisi Masing-Masing Aktor Pada Setiap
Tujuan

O1

O2

O3

O4

O5

Mobilisation
3MAO

A1 2,9 1,9 2,9 1,9 1,9 11,5


A2 3,1 3,1 3,1 3,1 3,1 15,7
A3 2,7 2,7 2,7 2,7 1,4 12,3
A4 2,5 1,6 2,5 2,5 1,6 10,6
A5 2,9 2,9 1,9 2,9 1,9 12,6

© LIPSOR-EPITA-MACTOR
A6 1,7 1,7 2,5 1,7 1,7 9,1
A7 0,9 0,9 0,9 0,9 1,8 5,4
A8 3,0 3,0 3,0 2,0 2,0 13,1
A9 1,2 2,4 2,4 2,4 2,4 10,7
A10 0,9 0,9 1,8 0,9 0,9 5,5
Number of agreements 21,8 21,2 23,8 21,0 18,8
Number of disagreements 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Degree of mobilisation 21,8 21,2 23,8 21,0 18,8

Berdasarkan tabel 3. tersebut akan menjadi isu utama yang memancing


diketahui bahwa Nelayan Payang (A2) reaksi stakeholder (Degree of
merupakan aktor yang paling aktif dalam mobilisation=23,8).
penggunaan sumber daya untuk mencapai Secara lebih detail dapat dilihat
objektif atau tujuan yang ada bagaimana preferensi dari para aktor
(Mobilisation=15,7). Sedangkan terhadap isyu/tujuan dalam Pengelolaan
peningkatan ekonomi lokal (O3) merupakan Dan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pelagis
tujuan/objektif yang paling mengaktifkan Di Tuban pada gambar 3.
para aktor dimana tujuan ini diperkirakan

Gambar 3. Histogram Of actorss mobilisation toward its objective 3MAO

176
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun
2001
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Gambar 3 tersebut menggambarkan grafik tujuan. Intensitas dukungan tertinggi


posisi masing-masing aktor pada setiap adalah pada tujuan peningkatan ekonom
tujuan dalam bentuk histogram. Hai ini lokal.
memperhitungkan tingkat pendapatnya pada
3.4 Potensi Kerjasama dan Konflik
setiap tujuan, hierarki objektifnya, dan daya
Antar Aktor
saing di antara para pelaku. Dari Gambar 3,
diketahui bahwa seluruh aktor mendukung Dari gambar 4 berikut ini kita dapat
atau tidak resisten terhadap seluruh tujuan mengetahui Derajat konvergensi
yang ditetapkan, hal ini dapat dilihat tidak (kesepakatan dan persetujuan) dan
ada warna biru (Disagree) pada batang Divergensi (konflik) antar para aktor.

Gambar 4. Grafik Konvergensi Antar Aktor


Berdasarkan gambar 4 diketahui sumberdaya perikanan sangat penting.
bahwa dinas perikanan daerah, industri Untuk keberhasilan pengelolaan
pengolahan ikan dan kelompok perempuan sumberdaya perikanan tangkap di
memiliki hubungan konvergensi yang tinggi Kabupaten Tuban diharapkan membangun
dengan nelayan payang, hal ini kerjasama antara kelompok perempuan,
menunjukkan bahwa diantara para aktor industri pengolah ikan, dan Dinas Perikanan
tersebut memiliki kemungkinan paling daerah untuk bersinergi dalam mencapai
tinggi untuk membangun aliansi atau tujuan ekonomi. Sedangkan tingkat
kerjasama. Informasi ini menjukkan bahwa divergensi antar aktor dapat dilahat pada
kerjasama antar aktor dalam pengelolaan tabel 4.

177
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun
2001
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Tabel 4. Matriks Divergensi antar aktor

A1

A2

A3

A4

A5

A6

A7

A8

A9

A10
3DAA

A1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
A2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
A3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
A4 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

© LIPSOR-EPITA-MACTOR
A5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
A6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
A7 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
A8 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
A9 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
A10 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Number of divergences 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Degree of divergence (%) 0,0

Berdasarkan tabel 4 nilai matriks 3.5 Kedekatan Antar Tujuan dan


Antar Aktor Dalam Pengelolaan
divergensi tidak menujukkan adanya tingkat
dan Pemanfaatan Sumber Daya
divergensi antar para aktor, dari sini dapat Ikan
Kedekatan atau jarak antar tujuan
diketahui bahwa tidak ada atau
memberikan gambaran keterkaitan antar
kemungkinan kecil terdapat konflik diantara
tujuan program, secara grafis dapat dilihat
para aktor yang terlibat.
pada Gambar 5.

Gambar 5. Matriks jarak antara tujuan

Grafik jarak antar tujuan (Map of aktor mengambil posisi yang sama (baik pro
net distances between objective) digunakan atau menentang). Grafik ini memetakan
untuk mengidentifikasi tujuan dimana para tujuan sehubungan dengan nilai skala

178
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun
2001
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

(perbedaan antara nilai matriks konvergensi peningkatan ekonomi lokal dan pendapatan
dan nilai matriks divergensi. Grafik jarak rumah tangga mempunyai keterkaitan kuat.
antar tujuan memberikan gambaran Hal ini menunjukkan kuatnya keterkaitan
keterkaitan antar tujuan program. antar tujuan tersebut dalam dalam
Kemungkinan tingkat keeratan yang terjadi Pengelolaan Dan Pemanfaatan Sumberdaya
antar tujuan digambarkan oleh warna merah Ikan Pelagis Di Tuban.
dan biru. Warna merah menunjukkan jarak
Selain dilihat dari konvergensi antar
keterkaitan yang lebih kuat dibandingkan
aktor, kemungkinan aliansi/kerjasama aktor
warna biru.
juga dapat ditunjukkan dalam Gambar 6.
Gambar 5 menunjukkan
Keterkaitan jarak antar tujuan/objektif

Gambar 6. Matriks jarak antara aktor

Berdasarkan Gambar 6 Grafik jarak 4. Kesimpulan dan Saran


antar tujuan (Map of net distances between Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
actors) dimana garis warna merah kelompok perempuan dan komunitas
menunjukkan hubungan paling kuat. Dari masyarakat lokal merupakan aktor dengan
gambar 6 tersebut diketahui bahwa dinas tingkat pengaruh yang tinggi dan memiliki
perikanan daerah, pedagang perantara dan ketergantungan yang rendah. Nelayan payang
industri pengolahan ikan memiliki dan dinas perikanan daerah merupakan aktor
keterkaitan jarak yang kuat dengan nelayan dengan tingkat pengaruh yang tinggi namun
payang yang menunjukkan bahwa antar aktor memiliki ketergantungan yang tinggi.
tersebut terdapat kemungkinan kerjasama. Kemudian dinas perikanan daerah, industri
pengolahan ikan dan kelompok perempuan

179
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2001
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

memiliki hubungan konvergensi yang tinggi Kabupaten Tuban, beberapa tahun,


Tuban.
dengan nelayan payang.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban.
Untuk keberhasilan pengelolaan 2015 – 2019. Tinjauan Ekonomi
Kabupaten Tuban, beberapa tahun,
sumberdaya perikanan tangkap di Kabupaten Tuban.
Tuban diharapkan membangun kerjasama Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban.
antara kelompok perempuan, industry 2015 – 2019. Tuban Dalam
Angka,beberapa tahun, BPS, Tuban.
pengolah ikan, dan Dinas Perikanan daerah
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban.
untuk bersinergi dalam mencapai tujuan. Profil Kabupaten Tuban. Tuban Dalam
Angka,beberapa tahun, BPS, Tuban.
5. Ucapan Terimakasih
Bappenas. (2014). Kajian Strategi
Terimakasih kami sampaikan kepada Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan.
In Bapenas.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Cadith, J., Shintaningrum, Rusli, B., &
Universitas Brawijaya atas dukungan dan
Muhtar, E. A. (2019). RELASI
pembiayaan dalam penelitian ini, kami ANTAR AKTOR DALAM
MENDUKUNG SEKTOR
sampaikan. pula terimakasih kepada Tim
PERIKANAN DI PESISIR TELUK
BPPM FPIK yang telah mengkoordinasi BANTEN. Jurnal Untirta, 109–129.
pelaksanaan program hibah penelitian ini. Dokumen Tata Ruang Wilayah (RTRW)
2012-2032, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten
Referensi Tuban.
Fauzi, A. (2019). Teknik Analisis
Ariyani, N., Fauzi, A., & Umar, F. (2020). Berkelanjutan.
Model hubungan aktor pemangku KKP. (2021). Produksi Perikanan Per
kepentingan dalam pengembangan Kabupaten Kota. Laporan Statistik
potensi pariwisata Kedung Ombo. Dinas Kelautan dan Perikanan
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 23(2), Provinsi Jawa Timur.
357–378. http://dkp.jatimprov.go.id/wp-
https://doi.org/10.24914/jeb.v23i2.342 content/uploads/2017/04/Statistik-
0 Perikanan-2019-Tangkap.pdf
Azizi, E.I.K., Putri, A. Fahrudin. Analisis Nurdiani, R., Jaziri, A. A., & Jatmiko, Y. D.
faktor-faktor yang mempengaruhi (2020). Peningkatan keamanan pangan
perubahan nelayan akibat variabilitas dan kualitas organoleptik ikan asap
iklim. (2021). Jurnal Sosek KP. Vol khas desa karangsari tuban melalui
12, No. 2. Hal: 225-233. induksi pengemas vakum. Journal of
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Fisheries and Marine Research, 4(1),
(Bappenas). 2021. Rencana 35–40.
Pembangunan Jangka Menengah Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP)
Nasional (RPJMN) Bidang Cipta Tuban. (2021). Produksi Perikanan
Karya. Tuban. Tuban.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tuban. http://pipp.djpt.kkp.go.id/profil_pelab
2015 – 2019. Pendapatan Regional uhan/3890/informasi

180
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2001
ISBN: 978-602-72784-5-5
© 2022 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Pusat Data Statistik dan Informasi


Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) RI. (2021). Data Produksi
Penangkapan Ikan Tuna, Ikan
Tongkol, Ikan Cakalang.
https://statistik.kkp.go.id/total_ikan20
20
Wardono, B., Muhartono, R., Hikmayani,
Y., & Apriliani, T. (2019). ANALISIS
PROSPEKTIF PERAN AKTOR
DALAM STRATEGI FORMULASI
Prospective Analysis of the Role of
Actors for Fishery Development
Formulation Strategies in the Natuna
District. Jurnal Sosial Ekonomi
Kelautan Dan Perikanan, 14(2), 179–
1.
Wiranto, T. (2008). Pembangunan wilayah
pesisir dan laut dalam kerangka
pembangunan perekonomian daerah 1.
Kemenpppa, 1–9.

181

Anda mungkin juga menyukai