Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekonomi Manajerial
Oleh :
Moh Mahfudz
NIM : 1510321063
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
JEMBER
2017
ABSTRAK
1.1.Latar Belakang
Rumput laut merupakan salah satu komoditas sektor perikanan dan kelautan
yang akhir-akhir ini semakin gencar dibudidayakan.Potensi budidaya rumput laut
di Indonesia khususnya di Kawasan Timur Indonesia tersedia luas. Provinsi
Maluku dengan luas lautan yang mencapai 92,4% memiliki potensi sumberdaya
perikanan dan kelautan yang besar. Berdasarkan data Badan Koordinasi
Penanaman Modal Daerah, lahan potensial untuk budidaya rumput laut di Maluku
23.613 Hektare. Lahan yang telah dimanfaatkan baru 8.258 hektar. Hal ini
menunjukkan bahwa peluang untuk pengembangan budidaya maupun agroindustri
rumput laut masih sangat terbuka dan potensial.
Kabupaten Maluku Tenggara memiliki luas sebesar 40.213,6 Km², lahan
potensial budidaya sebesar 5.103 Ha, lahan yang sudah di manfaatkan sebesar
2.373,62 Ha (42,39%), yang belum di manfaatkan 2.729,38 Ha atau 57,61%, maka
peluang untuk mengembangkan usaha budidaya termasuk budidaya rumput laut
oleh masyarakat petani budidaya rumput laut masih sangat terbuka. Pertumbuhan
produksi rumput laut kabupaten Maluku Tenggara terus mengalami peningkatan
yakni Total produksi rumput laut kering pada tahun2009 sebesar 3.126 ton,
sedangkan pada tahun2010 meningkat menjadi 7.350 ton.
Dalam pengembangan suatu agroindustri rumput laut tentunya sangat
berkaitan langsung dengan ketersediaan bahan baku, teknologi, permodalan,
kebijakan pemerintah, sarana dan prasarana, serta pemasaran produk. Bahan
baku sebagai salah satu faktor penentu dalam pengembangan agroindustri memiliki
potensi yangcukup melimpah di Kabupaten Maluku Tenggara secara kontinu baik
kuantitas maupun kualitas. Dengan demikian peluang pengembangan usaha
agroindustri rumput laut di Kabupaten Maluku sangat terbuka lebar.
1.2. Tujuan
Berdasarkan potensi dan peluang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis kelayakan bisnis agroindustry rumput laut sehingga dapat
bermanfaat bagi pebisnis perikanan dalam mengembangkan agroindustri rumput
laut di Kabupaten Maluku Tenggara.
1.2. Manfaat
Dapat mengetahui hasil analisis kelayakan bisnis agroindustry rumput laut
sehingga dapat bermanfaat bagi pebisnis perikanan dalam mengembangkan
agroindustri rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumput Laut
a. Klasifikasi Rumput Laut
Rumput laut merupakan tanaman berderajat rendah, biasanya tumbuh
melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar dan batang serta daun sejati,
tapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus. Pertumbuhan dan penyebaran
rumput laut sangat dipengaruhi oleh toleransi fisiologi dari biota tersebut untuk
beradaptasi dengan faktor-faktor lingkungan seperti substrak, salinitas,
temperatur, intensitas cahaya, tekanan dan nutrisi. Umunya rumput laut sering
dijumpai tumbuh pada daerah yang memiliki perairan yang dakal dengan kondisi
dasar permukaan air berpasir, sedikit lumpur atau campuran keduanya
(Anggadiredja dkk., 2010).
Klasifikasi rumput laut menurut Soegiarto, et. Al. (1985) adalah sebagai
berikut:
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Bangiales
Famili : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Species :Eucheuma cottonii
𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
R/C Ratio = ……………………..………..(3.1)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
TR = Q x P ……………………………………………………………… (3.2)
Dimana:
TR (Total Revenue) = Penerimaan total
Q (Quantity) = Produk yang dihasilkan
P (Price) = Harga jual produk yang dihasilkan
𝜋 = TR – TC ………………………………………..…………...……. (3.4)
Dimana:
π = Keuntungan
2 Wadah Budidaya
Tali ris no. 6 Kg 94 40.000 3.760.000
= 10,3
2. Produksi Kering
𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
R/C Ratio =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
35.424.000
=
2.334.500
= 15,1
Berdasarkan perhitungan tersebut karena R/C ratio lebih dari 1 (satu), berarti
usaha ini layak untuk dikembangkan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Dengan adanya penghitungan analisis biaya didapatkan untuk biaya total
produksi selama 1 tahun mencapai Rp. 12.334.500 Usaha tani rumput laut
ini bisa mendapatkan omset untuk produksi basah sebesar Rp.24.600.000
dengan keuntungan Rp. 5.413.000. sedangkan untuk omset untuk produksi
kering sebesar Rp. 35.424.000 dengan keuntungan 16.237.000 selama 1
tahun.
2. Perhitungan R/C rasio menunjukkan angka hingga mencapai 10,3 untuk
produksi basah dan 15,1 untuk produksi kering yang artinya setiap satu
rupiah uang yang kita belanjakan kita bisa mendapatkan keuntungan
mencapai 10,3 rupiah untuk produksi basah dan 15,1 rupiah untuk
produksi kering. Ini menandakan bahwa usaha tersebut layak untuk
dikembangkan karna R/C ratio yang didapat lebih dari 1.
DAFTAR PUSTAKA
o (Anggadiredja dkk., 2010).
Soegiarto, et. Al. (1985)
o (Haris,2007)
Tregeo dan Zimmerman (1980)
LAMPIRAN
Lampiran Tabel
NO KEBUTUHAN SATUAN JUMLAH HARGA JUMLAH
SATUAN (RP) /PRODUKSI (RP)
2 Wadah Budidaya
Tali ris no. 6 Kg 94 40.000 3.760.000