Kecamatan Tarakan Timur memiliki potensi perikanan yang mampuni dalam bidang budidaya
rumput laut. Potensi perikanan dapat dikembangkan dengan cara meningkatkan peranan sumber daya
manusia yang menjadi motor penggerak bagi aspek perikanan. Tujuan penelitian adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pembudidaya terkait aspek teknis, aspek ekonomi
dan aspek sosial melalui penyuluhan. Penelitian dilakukan mulai tanggal 07 Maret sampai 09 Juni 2022.
Metode penyuluhan yang digunakan adalah penyuluhan dengan demonstrasi percontohan, ceramah dan
diskusi, pengamatan adopsi serta evaluasi aspek penyuluhan, aspek teknis dan aspek bisnis. Media
penyuluhan yaitu media sesungguhnya dan media cetak folder. Hasil penelitian pada kegiatan
penyuluhan cara budidaya rumput laut yang baik terdapat peningkatan aspek pengetahuan sebanyak
35%, aspek sikap sebanyak 19% dan aspek keterampilan sebanyak 36%. Perubahan pada aspek
keterampilan menandakan kondisi keterampilan sebelumnya cukup terampil menjadi terampil dalam
melakukan kegiatan budidaya rumput laut dari pemilihan bibit yang baik hingga proses panen. Cara
budidaya rumput laut yang baik dapat diterima dengan baik oleh pokdakan.
Abstrak
East Tarakan Subdistrict has the potential for fisheries that are capable of seaweed cultivation.
Fisheries potential can be developed by increasing the role of human resources who are the driving force
for fisheries aspects. The purpose of the study is to improve the knowledge, skills and attitudes of
cultivators related to technical aspects, economic aspects and social aspects through counseling. The
study was conducted from March 07 to June 09, 2022. The counseling method used is counseling with
pilot demonstrations, lectures and discussions, observation of adoption and evaluation of extension
aspects, technical aspects and business aspects. Extension media are real media and folder print media.
The results of the research on counseling activities on how to cultivate good seaweed there were an
increase in the knowledge aspect of 35%, the attitude aspect as much as 19% and the skill aspect as
much as 36%. Changes in the skill aspect indicate that the previous skill condition was quite skilled to be
skilled in doing seaweed cultivation activities from selecting good seeds to the harvesting process. A good
way of cultivating seaweed can be well received by pokdakan.
Rumput laut atau seaweed merupakan salah satu tumbuhan laut yang termasuk dalam
kelompok makro alga benthic atau benthic algae yang habitat hidupnya di dasar perairan
dengan cara melekat. Rumput laut merupakan tanaman yang tidak dapat dibedakan antara
bagian akar, batang dan daun, sehingga tanaman tersebut disebut thallus, oleh karena itu
tanaman ini tergolong tanaman tingkat rendah (Anggadiredja, 2008).
Dirjen Budidaya (2015), mengatakan rumput laut merupakan salah satu komoditas
perikanan yang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pasokan utama perekonomian
perikanan nasional. Melalui arahan strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),
pengembangan budidaya rumput laut secara terpadu dan simultan dari hulu hingga hilir
merupakan bagian dari visi dan misi pembangunan Kabinet untuk memajukan laut sebagai
sumber perekonomian negara di masa yang akan datang. Kementerian Kelautan dan Perikanan
terus berupaya memajukan dan membangun pulau-pulau utama Indonesia, salah satunya
dengan pembangunan pusat kelautan dan perikanan terpadu.
Namun hal tersebut belum terealisasi secara maksimal. Menurut International Trade Center
(2015) kondisi rumput laut yang diproduksi di Indonesia belum maksimal. Hal tersebut dapat
terlihat dari rendahnya produktivitas rumput laut di Indonesia. Valderrama et al. (2013)
menyatakan bahwa produktivitas rumput laut kering di Indonesia hanya sebesar 1,14 ton/km
dan angka tersebut merupakan angka terendah dibandingkan produktivitas di negara lain yang
mencapai 4,55 ton/km di kepulauan Solomon dan produktivitas rumput laut sebesar 1,61 ton/km
di Tanzania, India dan Filipina. Rendahnya produktivitas rumput laut yang dihasilkan diduga
disebabkan oleh rendahnya laju pertumbuhan rumput laut.
Kecamatan Tarakan Timur merupakan salah satu dari empat kecamatan di Kota Tarakan
yang memiliki potensi perikanan budidaya rumput laut. Produksi perikanan budidaya rumput
laut di Kecamatan Tarakan Timur pada tahun 2020 sebanyak 185.491.704 kg dengan jumlah
pembudidaya sebanyak 1.053 orang dan luas lahan budidaya sebanyak 2.036 Ha. Dan pada
tahun 2021 produksi budidaya rumput laut sampai dengan bulan september sebanyak
175.593.442 kg dengan jumlah pembudidaya sebanyak 1.053 orang dan luas lahan budidaya
2.036 Ha (Dinas Perikanan Kota Tarakan, 2021). Masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah
pesisir menjadikan usaha budidaya sebagai sumber mata pencaharian utama. Kecamatan
Tarakan Timur memiliki luas wilayah daratan 58,01 km 2 dengan jumlah penduduk sebanyak
58.504 jiwa dan luas lautan (3 mill dari pantai) 2,33 km 2. Secara administratif dibagi menjadi
tujuh kelurahan yaitu Kelurahan Mamburungan Timur, Kelurahan Mamburungan, Kelurahan
Kampung Enam, Kelurahan Kampung Empat, Kelurahan Pantai Amal, Kelurahan Gunung
Lingkas Dan Kelurahan Lingkas Ujung (Badan Pusat Statistik Kota Tarakan, 2021).
Pengembangan pemanfaatan potensi budidaya rumput laut di Kecamatan Tarakan Timur
terus diarahakan secara optimal untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan serta
kesejahteraan masyarakat. Menurut Anggadiredja et al.(2006), keberlanjutan budidaya rumput
laut ditentukan oleh jaminan mutu dan kelangsungan produksi (sistem produksi), pasar
(jaringan), modal usaha dan jaminan usaha (regulasi). Namun hal tersebut menjadi
permasalahan yang dihadapi oleh pembudidaya yang ada di Kecamatan Tarakan Timur, oleh
karena itu diperlukan bimbingan oleh penyuluh perikanan dalam mengatasi permasalah
tersebut. Penyuluhan yang tepat akan mempercepat adopsi inovasi teknologi perikanan pada
sasaran masyarakat perikanan (Nursahla et al. 2019)
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan sebelumnya, pembudidaya rumput laut di
Kecamatan Tarakan Timur masih banyak yang belum menerapkan cara budidaya yang baik,
penggunaan bibit yang tidak berkualitas dan penanganan rumput laut pasca panen yang kurang
tepat. Hal tersebut mengakibatkan hasil produksi dan pendapatan menurun.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan pendampingan kelompok budidaya
rumput laut melalui kegiatan penyuluhan dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap (PKS) pelaku utama baik pada aspek teknis maupun aspek ekonomi. Dengan adanya
kegiatan penyuluhan diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang di hadapi para
pembudidaya. Maka kegiatan Praktik Akhir (PA) yang akan dilakukan mengambil judul
“Pendampingan Kelompok Budidaya Rumput Laut untuk Meningkatkan Produktivitas Rumput
Laut (Eucheuma cottonii) dan Pendapatan Kelompok Di Kecamatan Tarakan Timur Kota
Tarakan Provinsi Kalimantan Utara”.
Pemilihan lokasi dilakukan dengan melihat kondisi perairan, kedalaman perairan dengan
kisaran kedalaman yang baik adalah 2 meter berdasarkan SNI (7673:2:2011), dasar perairan
dan kualitas air dari empat lokasi.
Tabel 2 Karakteristik Sasaran Penyuluhan (Kelompok Semangat Baru dan Mutiara Tanjung
di Kecamatan Tarakan Timur Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara
Usia Tingkat Pendidikan Pengalaman Usaha
Standar Jumlah Standar Jumlah Standar Jumlah
Kategori Kategori Kategori
(tahun) (orang) (Pen.Formal) (orang) (tahun) (orang)
Muda x≤(39) 3 Rendah (0)≥x≤(2) 13 Baru x≤(3) 1
Sedang (40)<x≤(53) 10 Sedang X=(3) 2 Sedang (4)<x≤(7) 6
Tua x>(54) 2 Tinggi x≥(4) - Lama x>(7) 8
Jumlah Sasaran 15 Jumlah Sasaran 15 Jumlah Sasaran 15
Evaluasi Aspek Pengetahuan Demonstrasi percontohan Cara Budidaya Rumput Laut yang Baik
Hasil evaluasi pengetahuan demonstrasi percontohan cara budidaya rumput laut yang
baik dilihat dari pre test dan post test. Pada pre test diperoleh rata-rata nilai awal 62% dari 10
pertanyaan yang diberikan. Peningkan sebesar 35% lebih jelasnya hasil evaluasi dapat dilihat
pada Gambar 1.
Evaluasi Aspek Pengetahuan
Budidaya Rumput Laut
120
100
80
60
40
20
0
A B C D E F G H I J K L M N O
Gambar 1 Diagram evaluasi aspek pengetahuan cara budidaya rumput laut yang baik
Evaluasi Aspek Sikap Demonstrasi Percontohan Cara Budidaya Rumput Laut Yang Baik
Evalusi Sikap dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat persetujuan sasaran dan
tingkat perubahan perilaku sasaran setelah menerima inovasi. Evaluasi sikap dilakukan
sebelum memberikan inovasi (Pre test) dan setelah pemberian inovasi (Post test). Hasil
evaluasi sikap dalam hal ini Pre test dan Post testdapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3. Evaluasi aspek keterampilan demonstrasi percontohan cara budiaya rumput laut yang
baik
Hasil evaluasi akhir sikap sasaran mengalami perubahan pada tingkat persetujuan.
Sebelumnya tingkat persetujuan sasaran memiliki nilai sebesar 78% atau berada pada tingkat
ragu. Setelah dilaksanakan penyuluhan cara budidaya rumput laut yang baik dan evaluasi akhir
didapatkan perubahan sikap dengan sasaran nilai menjadi 96% atau berada pada tingkat
setuju..
100
80
60
40
20
0
A B C D E F G H I J K L M N O
Adopsi Inovasi
12
10
8
6
4
2
0
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
PEMBAHASAN
Karakteristik Sasaran
Hasil penyuluhan berupa adanya perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan
sasaran penyuluhan tergantung kepada karakteristik individu sasaran penyuluhan. Sasaran
penyuluhan adalah pihak-pihak yang menerima manfaat penyuluhan yang meliputi sasaran
utama serta sasaran antara (Kementrian Kelautan dan Perikanan 2014). Terdapat beberapa
kategori karakteristik sasaran yaitu kategori muda krang dari 39 tahun, kategori usia sedang
dengan kisaran usia 40-53 tahun, dan ketegori usia tua dengan rentang usia 54 tahun keatas.
Sasaran penyuluhan di Kecamatan Tarkan Timur memiliki kategori usia yang beragam
diantaranya 3 orang sasaran yang masuk dalam kategori muda, 10 orang sasaran termasuk
dalam kategori sedang dan 2 orang sasaran dalam kategori tua. Usia sedang berada pada
kategori produktif yang mendukung produktivitas kerja kelompok. Peningkatan produktivitas
kerja berhubungan dengan usia tenaga kerja produktif (15-60 tahun) (Ukkas 2017), pada usia
tersebut tenaga kerja memiliki tingkat kreativitas yang tinggi terhadap pekerjaan yang dilakukan,
karena didukung oleh pengetahuan, wawasan, dan tanggung jawab yang lebih baik terhadap
tugas yang diberikan.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional
mengkategorikan tingkatan Pendidikan dengan tiga tingkatan diantaranya Pendidikan
dasar/rendah yaitu SD-SMP/Mts, pendiddikan menengah yaitu SMK/SMA dan Pendidikan tinggi
yaitu D3-D4/S1. Adapun tingkat Pendidikan sasaran yang termasuk dalam kategori rendah
berjumlah 13 orang dan kategori sedang berjumlah 2 orang. Menurut Suyono and Hermawan
(2013), pendidikan tenaga kerja memiliki pengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja.
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi produktivitas dan semakin cepat daya
serap terhadap suatu inovasi (Setiawan 2010). Tingkat pendidikan menunjang pengetahuan,
wawasan, dan keterampilan sehingga berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja. Kategori
pengalaman usaha dibagi dalam kategori pengusaha baru dengan lama usaha kurang dari 3
tahun, pengalam usaha sedang 4-7 tahun dan pengusaha lama diatas 7 tahun. Pengalaman
lama usaha sasaran berada pada kategori lama berjumlah 8 orang, pengalaman usaha kategori
sedang berjumlah 6 orang dan lama usaha kategori baru berjumlah 1 orang. Tingkat
pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor lama
pengalaman usaha sebagai penentu dari pendapatan, terutama pada sektor informal
(Priyandikha 2015). Hal serupa disampaikan oleh Sulaeman (2014), semakin lama suatu usaha
dijalankan maka semakin meningkatkan pengetahuan selera ataupun perilaku dari konsumen.