Takril*
Program Studi Agribisnis, Fakultas Ilmu Pertanian, Universitas Al Asyariah Mandar
Takril_unasman82@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh peternakan
Malabbi R&R dalam pengembangan dan pemasaran udang lobster air tawar dan mengetahui strategi yang dilakukan
peternakan Malabbi R&R dalam hal pengembangan usaha lobster air tawar. Adapun kegunaannya yaitu menjadi bahan
informasi dan pengetahuan bagi usaha pengembangan dan pemasaran udang lobster air tawar dan sebagai bahan acuan bagi
peneliti selanjutnya yang mempunyai relevansi dengan model penelitian yang sama, sehingga bisa menjadi rujukan dalam
usaha pengembangan dan pemebesaran lobster air tawar dan sekaligus sebagai bahan informasi bagi pemerintah untuk
pengembangan potensi daerah. Tempat penelitian dilaksanakan di Peternakan R&R Di Desa Kuajang, Kecamatan Binuang,
Kabupaten Polewali Mandar yang berlangsung selama 3 Bulan yang dimulai pada bulan September sampai dengan
Nopember 2013. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Metode ini dipilih
karena dalam penelitian ini menggunakan studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui pengembangan dan pemasaran
lobster. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1).Pendekatan deskriptif, yaitu
jenis pendekatan yang sifatnya berupa penggambaran yang menjelaskan keterkaitan antar variabel yang diamati. Dan
(2).Pendekatan kuantitatif, yaitu anilisis tentang pengembangan usaha lobster air tawar yaitu analisis pendapatan, analisis
Revenue Cost Ratio (R/C ratio), analisis Break Event Point (BEP) dan Metode Analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian
menunujukkan bahwa usaha pembesaran lobster air tawar pada Peternakan Malabbi R&R layak untuk dikembangkan dengan
nilai BEP> 1, dimana BEP Produksi sebesar 1.594 dan BEP Harga sebesar Rp 5.313.333. Sedangkan strategi yang diambil
oleh Rustam Bakka dalam menjalankan usahanya adalah meningkatkan pasokan lobster dan menjaga mutu serta menjalin
kerjasama dengan pemerintah dalam hal informasi mengenai perluasan pasar serta perlunya mengadobsi teknologi dan
peningkatan ilmu pengetahuan sehingga konsumen semakin meningkat dan dengan sendirinya pendapatan pun semakin
meningkat.
PENDAHULUAN
Peluang terciptanya lobster air tawar sebagai budidaya, penguasaan teknologi informasi dan
komoditas perikanan semakin terbuka seiring dengan pengalaman dalam budidaya lobster air tawar dapat
semakin populernya dikalangan pembudidaya dan mengatasi kesulitan, dalam memproduksi lobster air
konsumen, apalagi lobster air tawar ini pun mempunyai tawar. Tingkat kesulitan budidaya lobster, air tawar dapat
keunggulan-keunggulan bila dibandingkan dengan disejajarkan komuditas perikanan lainnya, umumnya
komuditas perikanan lainnya yang sudah berjalan. kendala budidaya lobster air tawar terganjal lamanya
Membudidayakan lobster air tawar memang sebuah waktu pembesaran, namun demikian waktu dan tehnik
peluang yang menggairahkan. Beberapa faktor yang budidaya lobster air tawar cenderung lebih mudah
mendukung budidaya lobster air tawar di Indonesia dibandingkan komuditas perikanan darat lainnya (Agung
antara lain iklim dan geografis yang kondusif, tehnik Lukito, 2007).
budidaya yang sudah ada dan terus berkembang, pasar Bisnis lobster air tawar di Indonesia sudah
konsumsi yang sudah nyata, serta ragam bentuk olahan berlangsung cukup lama, di Indonesia bisnis pembenihan
yang menarik (Jones m, Clive, 1998). dan pembesaran lobster air tawar sudah merebak dari
Keberhasilan pengembangan lobster air tawar tahun 1990. Saat itu, lobster air tawar masih banyak
sangat tergantung pada tehnik budidayanya. Teknologi diusahakan sebagai komuditas ikan/ udang hias. Memang
budidaya dan peralatan yang digunakan menjadi faktor dari segi warna dan postur tubuh, ,memiliki bentuk yang
yang berpengaruh pada tingkat pertumbuhan dan daya cukup unik.Capit yang membesar sangat diminati
tahan tubuh lobster air tawar terhadap serangan hama konsumen. Belum lagi warna biru metalik dari kulitnya
dan penyakit, pengetahuan, penguasaan teknologi yang sangat atraktif. Seiring berjalannya waktu, lobter air
tawar diminati sebagai udang hias. Komuditas ini pun diusahakan yaitu skala menengah dan besar sehingga
kemudian dilirik sebagai udang konsumsi, testur banyak operasional per unit benihnya diminimalkan
dagingnya yang lembut dengan cita rasa yang tinggi (Kustendi, 2006).
membuat konsumen senang dengan lobster air tawar Sektor pembesaran lobster air tawar sedang
(Patasik Samuel, 2004). gencar untuk diusahakan. Selain biaya benih yang
Sekarang produksi lobster air tawar semakin rendah, permintaan lobster air tawar ukuran konsumsi
meningkat, tidak saja dari usaha pembenihan, pun tak pernah surut. Bahkan pasaran harga lobster air
pembesaran lobster air tawar semakin semarak, pada tawar cenderung stabil sehingga memudahkan dalam
awalnya pemebnihan hanya dilakukan di aquarium untuk budidaya lobster air tawar jangka panjang. Permintaan
skala rumah tangga. Usaha ini menjamur dimana-mana indukan yang berkualitas pun mengalami lonjakan. Hal
karena tergiur oleh harga jual benih yang tinggi. Namun, ini membuat industri lobster air tawar semakin ramai.
sesuai hukum ekonomi, jika harga penawaran terlalu Pelatihan budidaya lobter air tawar pun banyak digelar
banyak maka harga barang yang ditawarkan akan oleh lembaga dan pengusaha air tawar, peminatnya
mengalami penurunan. Demikian juga yang terjadi pada cukup banyak. Pada pelatihan tersebut, peserta
usaha pembenihan lobster air tawar. Benih lobster yang dikenakan dengan jenis-jenis lobster air tawar, peluang
semula dijual dengan harga Rp 12.500/ ekor (tahun bisnisnya, tata cara budidaya hingga upaya
2003) dan Rp 4.000/ ekor ( akhir tahun 2005), kini harus pemasarannya (Baktiah Yusuf, 2006).
dijual dalam bentuk kiloan senilai Rp 125.000-150.000/ Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas
Kg (tahun 2007). Saat ini, pembenihan skala kecilsudah maka perlu dilakukan kajian dengan judul
tidak ekonomis lagi untuk diusahakan. Hal ini “Pengembangan Dan Pemasaran Lobster Air Tawar Di
disebabkan anjloknya harga benih lobster air tawar. Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar”.
Salah satu upaya pembenihan yang masih layak
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian atau sumber tertulis serta arsip-arisp lainnya yang sesuai
Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan R&R dengan penelitian. Metode ini digunakan untuk
Di Desa Kuajang, Kecamatan Binuang, Kabupaten mendapatkan data sekunder yang berhubungan dengan
Polewali Mandar yang berlangsung selama 3 Bulan yang objek yang diteliti.
dimulai pada bulan September sampai dengan Nopember Jenis dan Sumber Data
2013. a) Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui
Metode penelitian yang digunakan dalam observasi langsung dan wawancara langsung dengan
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Metode ini responden. Data yang diambil meliputi : data identitas
dipilih karena dalam penelitian ini menggunakan studi responden, produksi, luas usaha, cara penjualan dan
kasus yang bertujuan untuk mengetahui pengembangan pelaksanaan, pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh
dan pemasaran lobster. (1) Pendekatan deskriptif, yaitu usaha lobster air tawar, peluang dan ancaman dalam
jenis pendekatan yang sifatnya berupa penggambaran berusaha lobster, dan lain-lain yang terkait dengan
yang menjelaskan keterkaitan antar variabel yang diamati. penelitian.
(2) Pendekatan kuantitatif, yaitu anilisi tentang b) Data sekunder adalah data yang dikumpulkan atau
pengembangan usaha lobster air tawar yaitu diambil di instansi terkait yang ada kaitannya dengan
1. Analisis pendapatan : π = TR – TC penelitian.
2. Analisis Revenue Cost Ratio (R/C ratio) Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
3. Analisis Break Event Point (BEP) Menurut Jones M. Clive (1998), besarnya pendapatan
4. Metode Analisis SWOT dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai
Metode Pengumpulan Data berikut :
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang π = TR – TC
digunakan oleh peneliti untuk mengumpukan data dalam Keterangan :
penelitian (Arikunto, 2006). Pengumpulan data dapat π = Pendapatan (income)
dilakukan dengan dua metode yaitu : TR = Total Penerimaan (total revenue)
1. Metode Wawancara : TC = Total biaya ( total cost)
Metode wawancara adalah metode pengumpulan Analisis Revenue Cost Ratio (R/C ratio)
data dengan mengajukan peertanyaaan langsung oleh Menurut Agung Lukito (2007) bahwa kelayakan usaha
responden terhadap responden, dan jawaban-jawaban dapat ditentukan dengan menggunakan perhitungan
dicatat atau direkam.Wawancara dilakukan kepada para revenue cost ratio (R/C ratio). Perhitungan R/C untuk
pemilik usaha karyawannya untuk memperoleh mengetahui perbandingan antara penerimaan dengan
keterangan atau data penelitian yang dibutuhkan. biaya yang telah dikeluarkan. Cara perhitungan R/C
2. Metode Dokumentasi adalah sebagai berikut :
Dokumentasi merupakan suatu kumpulan data R/C= Total penerimaan/ Total Biaya Produksi
dengan mempelajari atau meneliti dokumen-dokumen Kriteria kelayakan usaha adalah :
R/C > 1 berarti layak untuk dikembangkan usaha atau organisasi baik itu dalam hal pemeliharaan
R/C < 1 berarti tidak layak untuk dikembang benih sampai kepada pemasaran
R/C=1 berarti impas (tidak rugi dan tidak untung) strategi yang dilakukan suatu usaha atau organisasi baik
Analisis Break Event Point (BEP) itu dalam hal pemeliharaan benih sampai kepada
BEP merupakan analisis yang digunakan untuk pemasaran
mengetahui batas nilai produksi mencapai titik impas, b. Kelemahan (Weakness)
dinyatakan impas apabila nilai BEP > 1 dengan rumus Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam
sebagai berikut : organisasi, proyek atau konsep bisnis yang
BEP produksi = Total biaya/ Harga penjualan ada.Kelemahan yang dimaksud adalah ketika kurangnya
BEP Harga = Total Biaya /Total Produksi permintaan lobster dari masyarakat yang disebabkan oleh
Metode Analisis SWOT keadaan ekonomi masyarakat yang kurang mampu untuk
Metode ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi membeli.
serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang c. Peluang (Opportunities)
berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal Merupakan kondisi peluang berkembang di masa yang
(luar) atau peluang dan ancaman dalam hal produktivitas akang datang terjadi.Kondisi yang terjadi merupakan
lobster air tawar di Peternakan Malabbi R & R Di Desa peluang dari organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
Kuajang Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali sendiri.Misalnya kebijakan pemerintah, kondisi
Mandar yang meliputi : lingkungan sekitar.
a. Kekuatan (Strengths) d. Ancaman (Theats)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman
organisasi, proyekatau konsep bisnis yang ada. Kekuatan ini dapat menganggu organisasi, proyek atau konsep
yang dimaksud adalah strategi yang dilakukan suatu bisnis itu sendiri.
HASIL DAN PEMBAHASAN peralatan maupun media yang harus ditambahkan atau
1. Gambaran Umum Peternakan Malabbi dilengkapi guna mengembangkan usaha lobster air tawar.
(a) Sejarah Singkat Bahkan pada tahap awal tersebut banyak kendala yang
Peternakan Malabbi pertama kali berdiri pada dihadapi antara lain masalah cuaca, teknologi budidaya
tahun 2009 oleh Rustam Bakka yang terletak di Desa serta keterampilan dalam menjalangkan usaha tersebut.
Kuajang Kecamatan Binuang tepatnya di dusun Lemo Namun kendati demikian tidak mengalami kerugian
Baru. Bidang usaha yang digeluti oleh Peternakan walaupun usaha tidak berjalan secara efektif dan
Malabbi adalah usaha lobster air tawar yang bergerak maksimal setidaknya kelompok tersebut memperoleh
dibidang perikanan air tawar. keuntungan peralatan dan media pembesaran, sehingga
Usaha tersebut akhirnya mulai dijalankan memudahkan pelaksanaan kegiatan usaha selanjutnya.
usahanya dengan modal awal oleh Bapak Rustam Sampai saat ini usaha lobster tersebut masih
Bakkaatau bisa dikatakan modal pribadi. Sehingga usaha eksis dengan varian usaha yakni usaha pembenihan dan
ini tidak bisa dilakukan secara langsung tetapi secara pembesaran lobster air tawar. Pada usaha pembenihan
bertahap yang dikarenakan keterbatasan modal. yang dilakukan sudah dapat memproduksi benih sendiri.
Setelah modal terkumpul dan segala kebutuhan Dari usaha tersebut akhirnya saat ini mereka memiliki
budidaya terlengkapi maka kegiatan usaha ini sudah pelanggan yang cukup dari penjulan benih, ukuran
mulai berjalan.Tahap awal usaha ini menurunkan 80 ekor konsumsi sampai dengan indukan. Bahkan lobster air
(30 jantan dan 50 betina). Indukan lobster didatangkan tawar yang siap komsumsi dijadikan sebagai usaha
langsung dari Negara Australia dan Papua Nugini. Dan rumah makan untuk menghidangkan tamu atau
lama kelaman indukan tersebut berkembang biak/ pelanggang. Dan juga bekerja sama dengan dinas
berproduksi dengan baik. perikanan demi lancarnya usaha tersebut.
Awal usaha tersebut belum begitu mendapatkan
laba atau keuntungan yang besar karena masih banyak
(b) Tujuan Kelompok Menurut Agus ahyari (1996) bahwa
Kelompok peternakan malabbi ini bertujuan : pengorganisasian merupakan suatu proses yang
a.Memajukan kesejahteraan anggota kelompok menyangkut bagaimana pekerjaan diatur dan
khususnya dan masyarakat pada umumnya. dialokasikan diantara organisasi sehingga tujuan
b.Membangun dan mengembangkan potensi daerah organisasi dapat dicapai secara efesien. Struktur
c.Membangun sistem penguatan modal kelompok organisasi perusahaan pada hakekatnya terbagi atas dua
Fasilitas Kelompok aspek yaitu aspek statis berupa bagian kerja organisasi
Fasilitas kelompok yang dimiliki adalah tempat dan aspek dinamin berupa tugas dan tanggung jawab bagi
pertemuan atau sanggar, kolam pembenihan, setiap orang yang terlibat didalamnya.
pembesaran, pemijahan, pompa air serta peralatan 2. Sumberdaya Usaha
lainnya yang menyangkut lobster air tawar. Sumberdaya manusia merupakan faktor yang
(c) Struktur Organisasi sangat esensial dalam kelangsungan kegiatan suatu usaha
karena menusialah yang memeiliki ide dan strategi yang penunjang. Adapun rincian biaya investasi untuk usaha
menjalangkan peralatan dalam memproduksi suatu jenis pembesaran lobster air tawar adalah sebagai berikut :
produk, serta mampu melakukan persaingan di dalam No Uraian Nilai (RP)
kegiatan pengembangan usaha itu sendiri. 1 Biaya Tetap 13.892.000
Adapun sumberdaya manusia yang dimiliki oleh 2 Biaya Variabel 2.050.000
peternakan Malabbi R&R lobster air tawar dalam Jumlah (1+2) 15.940.000
menjalangkan usahanya dapat dilihat pada lampiran 1. 3 Produksi 3.000
Sumberdaya Lahan dan Bangunan 4 Nilai Produksi (3.000 ekor 30.000.000
Lahan merupakan salah satu faktor pendukung x Rp 10.000)
yang sangat penting dalam mengembangkan suatu usaha 5 Pendapatan 14.060.000
produksi karena luas sempitnya lahan akan 6 R/C ratio 1,88
mempengaruhi besar kecilnya volume usaha produksi Sumber : Data promer setelah diolah, 2013
yang dapat mempengaruhi besar kecilnya hasil produksi.
Sumberdaya bangunan juga merupakan salah Pendapatan dan keuntungan
satu faktor pendukung yang sangat penting dalam Pendapatan adalah jumlah yang diperoleh dari hasil
menjangkan dan mengembangkan suatu usaha karena penjualan produk. Sedangkan keuntungan adalah selisih
bangunan merupakan tempat untuk melaksanakan segala antara pendapatan dengan total biaya yang produksi. Jika
aktifitas yang menyangkut kepentingan perusahaan harga lobster air tawar dirata-ratakan Rp 10.000/ekor,
seperti proses produksi serta kegiatan lainnya. Tanpa maka pendapatan yang diterima adalah sebagai berikut :
adanya sumberdaya bangunan, maka perusahaan tidak Pendapatan = Jumlah harga per ekor x jumlah produksi
akan dapat menjalangkan kegiatan usahanya secara = Rp 10.000 x 3.000
efektif dan efesien. = Rp 30.000.000
Luas lahan yang dimiliki oleh peternakan malabbi R&R Sedangkan keuntungan lobster air tawar adalah sebagai
usaha lobster air tawar adalah ± 100 m2 dengan nilai berikut :
nominal sebesar Rp 45.000.000 di atas lahan tersebut Keuntungan =Pendapatan-total biaya produksi
dibangun sebuah bangunan yang merupakan tempat = Rp30.000.000 - Rp 15.940.000
dimana proses pelaksanaan usaha berlangsung. Luas = Rp 14.060.000
bangunan tersebut adalah tersebut adalah ± 50 m2 Break Event Point (BEP)
dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000.000. Jadi total BEP merupakan alat analisis yang digunakan
asset perusahaan untuk sumbedaya lahan dan bangunan untuk mengetahui batas nilai produksi mencapai titik
yang dimiliki peternakan malabbi R&R usaha lobster air impas dan dinyatakan layak apabila nilai BEP > 1.
tawar adalah sebesar Rp70.000.000 Adapun hasilnya sebagai berikut :
Sumberdaya Finansial BEP Produksi : = Total biaya produksi
Lancarnya suatu usaha juga sangat tergantung Harga jual per ekor
pada keberadaan sumberdaya finansial, sebab = 15.940.000
sumberdaya finansial sangat berpengaruh pada kestabilan 10.000
dan perkembangan suatu usaha atau industri. Keberadaan = 1.594
sumberdaya finansial sangat mendukung terhadap BEP Harga = Total biaya produksi
pengadaan peralatan dan bahan baku yang dibutuhkan Total produksi per ekor
atau digunakan dalam melaksanakan kegiatan produksi. = 15.940.000
Sumberdaya finansial merupakan semua harta 3.0000
yang dimiliki oleh perusahaan, baik yang berupa uang = 5.313.333
tunai maupun dalam bentuk barang berharga yang dapat Revenue Cost Ratio ( R/C Ratio)
digunakan untuk mempertahankan kelancaran jalannya Analisis R/C Ratio merupakan alat anlisis yang
suatu usaha atau industri. digunakan untuk melihat pendapatan relative suatu usaha
Adapun sumberdaya finansial peternakan dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam
malabbi R&R usaha lobster air tawar yang termasuk kegiatan tersebut. Berikut perhitungannya :
aktiva tetap adalah berupa lahan seluas ± 100 m2 dengan R/C Ratio = Total pendapatan
nilai nominal sebesar Rp 45.000.000 dan luas bangunan Total biaya produksi
±50 m2 dengan nilai nominal sebesar Rp = Rp 30.000.000
25.000.000.Sedangkan aktiva lancer berupa kas sebesar Rp 15.940.000
Rp 15.000.000. = 1,88
Analisis Usaha Pembesaran Lobster Air Tawar Nilai R/C Ratio usaha pembesaran budidaya
Biaya Investasi lobster 1,88 artinya setiap penambahan biaya sebesar Rp
Investasia adalah merupakan modal yang harus 1000 maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp
disediakan sebelum melakukan kegiatan produski atau 1,88. Dengan demikian usaha pembesaran budidaya
usaha.Biaya investasi biasanya digunakan untuk lobster air tawar sangat layak untuk dikembangkan.
pengadaan peralatan, proses produksi dan saran
Hubungan ini bertujuan agar pelanggang memberikan Sehingga biaya produksi yang dikeluarkan yaitu selisih
tawaran harga yang layak bagi Bapak Rustam Bakka antara biaya tetap dengan biaya tidak tetap sebesar Rp
sebagai pelaku usaha lobster air tawar, sehingga kedua 15. 940.000
belah pihak saling menguntungkan. 2. Total pendapatan yang diperoleh usaha budidaya
b. Startegi WO ( Weakness- Opportunity) lobster air tawar yaitu Rp 30.000.000 dan layak untuk
Strategi yang dijalankan oleh Bapak Rustam Bakka dikembangkan dengan nilai BEP > 1, dimana BEP
dalam menjalankan usaha lobster air tawar di Desa Produksi sebesar 1.594 dan BEP Harga sebesar Rp
Kuajang Kecamatan Binuang, dapat meminimalkan 5.313.333
kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada, yaitu:
1. Peningkatan SDM yang berkualitas DAFTAR PUSTAKA
Sumberdaya manusia yang dimiliki masih sangat kurang, Agung Lukito dan Surip Prayoga, Panduan Lengkap Lobster Air Tawar
sehingga proses pembudidayaan agak sedikit lambing, (Jakarta penebar Swadaya, 2007)
selain itu juga perlu ditunjang dengan keterampilan Bachtiar, Yusuf. Usaha Budi Daya Lobater Air Tawar di Rumah.
dalam membudidaya lobster air tawar. Bogor: (PT AgroMedia Pustaka, 2006)
Cuncun Setiawan, Jurus-Jurus Membudidayakan Lobster, 2009
c. Startegi ST ( Strength-Treaths) Efendi, I dan W Oktarisa, Manajemen Agribisnis Perikanan (Jakarta
Startegi yang dijalankan oleh Bapak Rustam Bakka Penebar Swadaya, 2006)
dalam usaha budidaya lobster adalah dapat mengatasi Gunawan b.s Tehnik Pembesaran Lobster (cherax qudricarinatus) Balai
ancaman yang ada dengan menggunakan seluruh Budidaya Air Tawar Sukabumi Propinsi Jawa Barat. Laporan
Tehnik Magang Program Studi III Diploma Perikanan dan
kekuatan : Kelautan, Universitas Riau, Penakbaru 2004.
1. Meningkatkan mutu lobster air tawar untuk menjaga Jones M Clive. Redclawaquakulture in Indonesia, Makalah Seminar
persaingan pasar (Serpong Desember 2006)
Bertujuan agar permintaan lobster semakin meningkat, Kustendi, 2006. Tehnik Pembenihan Lobster Air Tawar Capit Merah
(charex quadricarinatus) di Balai Besar Pengembangan
sehingga usaha lobster yang dijalankan oleh Rustam Budidaya Lobster Air Tawar Sukabumi Propinsi Jawa Barat.
Bakka dapat berkembang dengan baik. Laporan Praktek Magang. Program Studi Diploma III
2. Konsep bisnis yang baik Budidaya Perikanan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Pengembangan bisnis lobster air tawar yang dijalankan Universitas Riau, Pekanbaru, 2006.
oleh Bapak Rustam Bakka sudah mengarah yang lebih Patasik Samuel. Pembenihan Lobster Air Tawar Lokal Papua (Jakarta
baik menuju pengembangan bisnis kedepannya. Hal ini penebar Swadaya, 2004).
dilihat dari penanganan pembesaran lobster, kualitas Royan Firdaus, Lobster Udang Besar Penghasil Rupiah. 2011.
benih, sampai ke pemasaran serta penanganan hama dan Wijayanto, R.H dan R. HartonoMerawat Lobster Hias Di
penyakit lobster air tawar. Akuarium.(Jakarta: Penebar Swadaya, 2005)
d. Startegi WT (Weaknes-Treaths)
1. Bekerjasama dengan pemerintah dalam hal
memperluas distribusi pemasaran lobster air tawar
Dengan adanya campur tangan pemerintah dalam hal
memperluas distribusi lobster air tawar, para pelaku
usaha lobster lebih mudah memasarkan dengan harga
yang relatif tinggi.
Berdasarkan strategi matriks SWOT maka dapat
diketahui strategi yang sangat dibutuhkan dalam
meminimalisir kelemahan dan ancaman yang dihadapi
oleh Rustam Bakka pada usaha budidaya lobster air
tawar yaitu :
1. Meningkatkan pasokan lobster air tawar dan menjaga
mutu agar harga dan permintaan tetap tinggi
2. Menjalin kerjasama dengan pemerintah Kabupaten
Polewali Mandar dalam hal informasi perluasan
distribusi pemasaran, sehingga pelanggang semakin
meningkat dan dengan sendirinya pendapatan pun
semakin meningkat.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dalam bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Total biaya yang dikeluarkan dalam usaha budidaya
lobster air tawar yaitu biaya tetap sebesar Rp 13.892.000,
sedangkan biaya tidak tetap sebesar Rp 2.050.000.