Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS IKAN CUPANG DI KELURAHAN KETAMI KECAMATAN

PESANTREN KOTA KEDIRI

Estu Weningsari

ABSTRAK

Disektor perikanan Ikan cupang merupakan salah satu produk unggulan Kota Kediri yang
perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya karena cupang telah banyak
memberikan dampak/kontribusi yang nyata terhadap peningkatan kesejahteraan dan
pendapatan masyarakat Kec. Pesantren khususnya dan Kota Kediri pada umumnya.
Dengan pemikiran langkah strategis tentang peran penting pengembangan Agribisnis
dalam pembangunan ekonomi nasional maka menjadi alasan perlunya penelitian tentang
Strategi Pengembangan Agribisnis Ikan Cupang ini.
Penelitian tentang Pengembangan Agribisnis Ikan Cupang di Kelurahan Ketami
Kecamatan Pesantren Kota Kediri ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap daya saing agribisnis ikan Cupang dalam upaya peningkatan
pendapat masyarakat. Serta merumuskan strategi apa yang sesuai digunakan produsen dalam
upaya mengembangkan agribisnis ikan Cupang di Kota Kediri.
Penelitian dilakukan secara survei berdasarkan pada metode deskripsi analisis.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan melakukan peninjauan dan pengamatan
secara langsung ke lokasi serta objek-objek yang diteliti dengan berpedoman pada kuesioner.
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif, dengan
alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT untuk menentukan strategi yang dikaji dari
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengembangan Agribisnis Ikan Cupang di Kelurahan
Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri diperoleh nilai dari masing-masing faktor baik faktor
Efas maupun Ifas sebagai berikut : Strategi SO mempunyai skor 3.24, strategi WO dengan skor
3.11, strategi ST dengan skor 3.05 dan strategi WT dengan skor 2,92. Dari hasil skor yang ada,
faktor kekuatan dan peluang yang mempunyai skor lebih tinggi dibandingkan dengan faktor
kelemahan dan ancaman. Dengan demikian penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Pengembangan Agribisnis di Kelurahan Ketami memiliki prospek yang cukup baik dengan
penerapan S-O, dimana strategi ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Strategi tersebut adalah: (1) Mengoptimalkan lahan yang belum terpakai untuk memaksimalkan
produksi, (2) Mempertahankan dan meningkatkan mutu produk yaitu menghasilkan ikan
Cupang berkualitas, (3) Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga pendukung dan
pihak lain agar mempermudah akses pemasaran, dan (4) Memanfaatkan bantuan koperasi dan
dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan usaha kearah yang lebih maju.
Kata kunci : Strategi, Pengembangan Ikan Cupang, Agribisnis.

PENDAHULUAN kompetitif untuk menggerakkan perekonomian


Latar Belakang nasional adalah komoditas ikan hias, baik
Kemajuan dan kemakmuran bangsa ikan hias air laut maupun air tawar, karena
dan negara bukanlah semata – mata hanya sangat potensial sebagai sumber pendapatan
menjadi tanggung jawab pemerintah saja, masyarakat dan penghasil devisa negara.
tetapi juga sangat diperlukan kemandirian Budidaya ikan hias ternyata mampu
masyarakat dalam menciptakan terobosan memberikan kehidupan bagi banyak orang
baru pada peluang usaha diberbagai bidang yang menekuninya. Selain orang suka akan
atau sektor dengan memanfaatkan potensi keindahan ikan hias, banyak pula orang yang
sumberdaya yang secara prospektif menggantungkan hidupnya dari
mempunyai nilai tambah ekonomis yang membudidayakan dan memasarkan ikan hias
tinggi. Potensi sumber daya alam dan yang jenisnya bermacam-macam. Tak jarang
klimatologi Indonesia sangat cocok untuk beberapa petani yang semula menekuni
pengembangan berbagai macam sektor budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan
usaha agrobisnis, termasuk salah satunya nila, guramih dan lain sebagainya beralih
adalah sektor perikanan. Salah satu potensi menekuni budidaya ikan hias. Semua itu
sektor perikanan yang memiliki keunggulan dilakukan karena peluang usaha dan potensi

13
Jurnal MANAJEMEN AGRIBISNIS, Vol. 13, No. 1, Januari 2013

ekonomis budidaya ikan hias lebih dan faktor eksternal yang berpengaruh
menggiurkan dibandingkan dengan ikan terhadap keberhasilan agribisnis.
konsumsi. Dengan pola pemeliharaan dan
pemberian makanan yang hampir sama METODE PENELITIAN
dengan ikan konsumsi , budidaya ikan hias Tempat Dan Waktu Penelitian
mampu menghasilkan pemasukan yang lebih Penelitian dilaksanakan kurang lebih 3
besar karena harga ikan hias lebih mahal. (tiga) bulan yaitu dimulai pada bulan April
Kunci membudidayakan ikan hias adalah sampai dengan bulan Juni 2012. Sedangkan
telaten dan senang di dalam memeliharanya. lokasi atau tempat penelitian dilakukan di
Rumusan Masalah Kecamatan Pesantren Kota Kediri.
Seperti telah diuraikan pada latar belakang di Penentuan lokasi penelitian didasarkan
atas, dapat dirumuskan beberapa masalah pada pertimbangan bahwa Kecamatan
yaitu: Pesantren merupakan salah satu sentra
a) Faktor-faktor apa yang berpengaruh agribisnis ikan Cupang yang ada di Kota
terhadap daya saing agibisnis ikan Kediri dan mempunyai potensi budi daya ikan
Cupang dalam upaya peningkatan yang terdiri dari ikan hias dan ikan konsumsi
pendapatan masyarakat. yang cukup berpotensi untuk dikembangkan.
b) Strategi apa saja yang sesuai dan bisa Jenis Penelitian
digunakan petani dalam upaya Penelitian dilakukan secara survei
mengembangkan agrobisnis ikan berdasarkan pada metode deskripsi analisis,
Cupang di Kota Kediri? yaitu menggambarkan permasalahan sesuai
Tujuan Penelitian apa adanya dan berdasarkan fakta yang baru
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : saja berlangsung (ex post facto).
a) Mengetahui dan menganalisis faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap daya Teknik Pengumpulan Data
saing agribisnis ikan Cupang dalam Observasi dengan metode interview/
upaya peningkatan pendapat wawancara
masyarakat. Pengambilan data dilakukan dengan
b) Merumuskan strategi apa yang sesuai peninjauan dan pengamatan secara langsung
digunakan produsen dalam upaya ke lokasi serta objek-objek yang diteliti
mengembangkan agribisnis ikan Cupang dengan berpedoman pada kuesioner.
di Kota Kediri. Disamping itu dilakukan interview/ wawancara
Kegunaan Penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan
Kedepannya diharapkan hasil penelitian ini langsung atau secara lisan tentang
dapat bermanfaat untuk: pelaksanaan usahatani kepada petani pemilik.
a) Sebagai acuan bagi petani ikan Cupang Hasilnya merupakan data primer.
dalam menentukan strategi Pencatatan
pengembangan agribisnis dalam upaya Pengumpulan data sekunder dengan
peningkatan pendapatan masyarakat. cara mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
b) Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian, baik yang diperoleh dari data di
Pemerintah dalam program lapangan, dari instansi terkait, maupun dari
pengembangan agribisnis ikan Cupang pustaka dan pakar.
Kota Kediri.
c) Sebagai informasi bagi mahasiswa untuk Metode Analisa Data
penelitian lebih lanjut. Metode analisa data yang digunakan
Kerangka Pikir dalam penelitian ini adalah analisa data
Pengembangan agribisnis ikan Cupang kualitatif. Analisa data kualitatif adalah
berkaitan munculnya petani-petani kecil di analisa yang diperoleh dengan cara
Kota Kediri, khususnya di Kecamatan menguraikan masalah yang ada dengan
Pesantren yang didukung dengan sumber uraian-uraian yang bertujuan untuk
daya potensial, keunggulan komparatif menjelaskan masalah yang terjadi sehingga
diharapkan mampu menciptakan agribisnis diperoleh kesimpulan yang jelas. Sedangkan
yang kompetitif, berdaya saing dan alat analisis yang digunakan adalah analisis
berkelanjutan dalam upaya peningkatan SWOT.
pendapatan menuju masyarakat yang Analisis SWOT (Strength, Weaknesses,
sejahtera. Berkaitan dengan hal tersebut, Opportunities, Threats) digunakan untuk
untuk menciptakan suatu strategi yang efektif mengevaluasi kesempatan dan tantangan di
dan efisien tidak terlepas dari faktor internal lingkungan Agribisnis. Untuk memudahkan

14
Estu Weningsari, Pengembangan Agribisnis Ikan Cupang di Kelurahan Ketami

dalam melaksanakan analisis SWOT Tabel 1. Produksi dan Nilai Produksi Ikan
diperlukan matriks SWOT. Matriks SWOT Cupang Kota Kediri
akan mempermudah merumuskan berbagai Tahun
Produksi
Nilai (Rp)
strategi yang perlu atau harus dijalankan. (ekor)
Dengan cara mengelompokkan masing- (1) (2) (3)
masing problem unsur SWOT ke dalam tabel 1. 2010 5.355.000 5.657.500.000
(Kuncoro, 2006). 2. 2011 5.720.000 3.941.050.000
3. 2012
HASIL DAN PEMBAHASAN 3.931.470 2.298.610.000
(sampai kwartal III)
Sumber : Dinas Pertanian Kota Kediri (2012)
Hasil Penelitian Jika dibandingkan dengan ikan hias
Produksi Ikan Cupang air tawar lainnya dan juga ikan konsumsi 2
Produksi ikan Cupang tahun 2011 tahun terakhir yaitu 2010 dan 2011, produksi
mengalami peningkatan sebesar 365 ribu ikan Cupang lebih tinggi. Ikan Cupang laku
ekor dibandingkan tahun 2010. Pada tahun dijual jika sudah berusia 6 pekan. Saat
2012 sampai kwartal III produksi ikan Cupang penjualan, harga ikan bervariasi antara Rp.
Kota Kediri sudah mencapai 3.931.470 ekor 600 sampai Rp. 10.000 per ekor, tergantung
dan kondisi ini diperkirakan masih akan terus pada jenis dan kualitasnya. Bahkan bila
meningkat sampai dipenghujung tahun 2012. kualitasnya bagus harga dapat mencapai
Walaupun produksi meningkat tetapi karena ratusan ribu. Produksi ikan Cupang yang
harga pasar yang fluktuatif menyebabkan tinggi di Kota Kediri tiap tahunnya,
pada tahun 2011 nilai produksi ikan Cupang menyebabkan perputaran uang dari bisnis
mengalami penurunan Rp. 1.716.450.000 ikan Cupang juga besar. Uang itu berasal
lebih rendah tahun 2010. dari bisnis benih ikan, pembesaran ikan,
pakan ikan, dan pengepakan.

Tabel 2. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Selain Cupang


Produksi Nilai (Rp)
Jenis
2010 2011 2010 2011
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Sumatera 434.000 ekor 407.000 ekor 381.450.000 385.062.500
1. Koi 110.450 ekor 122.900 ekor 113.311.500 125.575.000
2. Gupi 80.950 ekor 86.550 ekor 31.452.500 31.550.000
3. Nila 52.45 ton 53.51 ton 596.600.000 629.160.000
4. Lele 149.1 ton 150.84 ton 1.541.420.000 1.483.412.000
5. Gurame 31.3 ton 34.37 ton 517.450.000 705.690.000
Sumber : Dinas Pertanian Kota Kediri (2012)
Untuk Kelurahan Ketami berdasarkan Jejaring kerjasama yang luas dan kuat
data dari Dinas Pertanian Kota Kediri 2011, memungkinkan usaha budidaya ikan Cupang
tercatat total petani yang melakukan kegiatan semakin maju. Wilayah pendistribusian ikan
budidaya ikan Cupang sekitar 70 orang Cupang Kelurahan Ketami yakni
dengan total luasan lahan yang diusahan Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Blitar,
sebesar 7357 m2. Rata-rata setiap rumah Surabaya, dan Jakarta. Alur diatribusi
memiliki lebih dari 2-10 kolam ikan atau 20 – pemasaran ikan Cupang dari petani adalah
2
100 m dengan tingkat produksi mencapai sebagai berikut:
705 ribu ekor ikan Cupang. Kegiatan usaha 1) Sesama petani; yaitu bagi petani
dibagi dua, yakni pembenihan dan pembudidaya akan membeli benih dari
pembesaran. petani yang menjual anakan karena tidak
Distribusi Pemasaran Ikan Cupang memiliki indukan yang bagus, sehingga
Sesuai dengan jenis ikan Cupang petani pembudidaya hanya melakukan
sebagai ikan hias, pemasarannyapun berbeda pembesaran saja. Sebaliknya bagi petani
dengan ikan konsumsi. Pemasarannya pembenih membeli ikan dari petani
tergolong mudah karena permintaan akan pembudidaya untuk indukan.
ikan ini terus mengalir. Selain mudah 2) Petani ke pengepul; yaitu bagi petani
penjualannya ikan ini juga memiliki nilai pembenih maupun pembudidaya yang
ekonomis yang tinggi. Bahkan memungkinkan tidak atau belum memiliki jaringan
untuk memasarkan barang ke luar kota.

15
Jurnal MANAJEMEN AGRIBISNIS, Vol. 13, No. 1, Januari 2013

pemasaran sehingga kesulitan dalam Sepasang indukan menghasilkan anakan


memasarkan produksi ikan Cupangnya. sekitar 400-500 ekor anakan ikan Cupang.
3) Petani langsung ke pasar/konsumen; Hasil wawancara dan survei langsung dengan
yaitu bagi petani yang sudah memiliki petani menunjukkan bahwa dari sekian
jaringan dan langganan/konsumen tetap, anakan yang dihasilkan pada umur 1,5 bulan
sehingga petani dapat langsung menjual hanya 30-60 % atau sekitar 40-50% yang
produksi ikan Cupangnya. hidup. Dari semua anakan yang hidup hanya
Pengembangan Agribisnis Ikan Cupang dihasilkan 20% anakan yang berkualitas.
Kota Kediri walaupun daerahnya Berdasarkan keterangan tersebut dicoba
perkotaan, namun memiliki potensi budidaya untuk dibuat analisis usaha tani ikan Cupang
ikan yang sangat besar. Potensi tersebut yang ada di Kelurahan Ketami sebagai
terdiri dari budidaya ikan hias (Cupang, berikut:
komet, manfish, koi, sumatera) dan ikan Tabel 3. Analisis Usaha Tani Ikan
konsumsi (lele, gurame). Kedua kegiatan Cupang
budidaya tersebut sangat berkembang, selain A Biaya investasi
usaha perikanan lainnya yang juga cukup
1 Indukan cupang 1 pasang Rp 200.000
berkembang di Kota Kediri. Untuk usaha @ Rp 200.000
budidaya ikan, intensifikasi pemanfaatan 2 Akuarium 2 buah@Rp Rp 40.000
lahan dan pemilihan komoditas perikanan 20.000
yang dikembangkan serta konsistensi dan 3 Botol bekas air mineral
kesinambungan program menjadi rencana 1 buah @ Rp 500buah @ Rp Rp 125.000
dan merupakan strategi dalam usaha 250
mengembangkan sektor perikanan budidaya 4 Pembuatan kolam dari Rp 120.000
di Kota Kediri. semen 1x1 m2 1 buah@ Rp
Ikan Cupang telah menjadi penopang 120.000
kehidupan, selain itu bagi warga Kediri Total Rp 485.000
terutama di Kecamatan Pesantren ikan B Biaya operasional
Cupang bukan sekadar hobi atau bisnis 1 Pakan: Pupuk kandang 1 Rp 10.000
sampingan. Budidaya ikan Cupang ini telah karung
menjadi bisnis inti keluarga, tempat mencari 2 Biaya obat/lain-lain Rp 100.000
nafkah. Ada 4 jenis ikan Cupang yang Total Rp 110.000
dibudidayakan, yakni Cupang Plakat, Cupang
Serit, Cupang Cagak atau Double Tile, dan C Pendapatan
Cupang Halfmoon. Ikan Cupang yang paling 1 Cupang berkualitas (1×50) Rp 500.000
banyak diminati adalah Cupang Halfmoon @ Rp 10.000
karena cantik dan jago berkelahi. 2 Cupang sisa (1×200) @ Rp Rp 500.000
Dalam rangka mendorong percepatan 2.500
pengembangan agribisnis ikan Cupang di Total Rp 1.000.000
Kota Kediri, maka perlu ditetapkan ikan
Cupang sebagai produk andalan dan lokasi D Analisis biaya manfaat
sentra budidayanya. Sentra budidaya ikan Keuntungan (pendapatan-
Cupang di Kota kediri berdasarkan SK 1 total biaya) Rp 405.000
Walikota Kediri N0. 188.45/10/419.16/2011, R/C ratio pendapatan
tanggal 18 Januari 2011 terletak di 2 (pendapatan/total biaya) 1,7
Kecamatan Pesantren tepatnya di 4 3 BEP vol. Produksi
Kelurahan yaitu Kelurahan Ketami, Kelurahan - (total biaya/harga satuan
ikan kualitas) 59
Jamsaren, Kelurahan Pesantren dan
- (total biaya/harga satuan
Kelurahan Tempurejo. ikan sortir/sisa) 238
Selain menetapkan sentra 4 BEP harga produksi
budidayaikan Cupang, untuk mendukung - (totabiaya/total produksi
usaha budidaya ikan Cupang Pemerintah ikan kualitas) Rp 11.900
Kota Kediri telah berkomitmen memberikan - (total biaya/total produksi
bantuan modal usaha berupa pinjaman ikan sortir/sisa) Rp 2.975
dengan bunga lunak. Pinjaman disalurkan Pengembalian modal (total
melalui Dinas Koperasi dan UMKM Kota 5 biaya/keuntungan) 1,5
B/C ratio (keuntungan/total
Kediri yang bisa diakses melalui Bank
6 biaya) 0,7
Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Kediri. Sumber : Data primer setelah diolah (2012)
Analisis Usaha Tani Ikan Cupang

16
Estu Weningsari, Pengembangan Agribisnis Ikan Cupang di Kelurahan Ketami

dimiliki dalam pengembangan agribisnis ikan


Analisis usaha tani dengan hanya Cupang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
menggunakan 1 pasang indukan diperoleh 1) Potensi lahan masih luas.
nilai keuntungan sebesar Rp. 405.000. nilai Untuk meningkatkan produksi ikan
R/C ratio adalah 1.7 artinya usaha budidaya Cupang, petani dapat memanfaatkan
ikan Cupang memberikan keuntungan, potensi luasnya lahan yang ada. Jika
dimana setiap pengeluaran biaya sebesar Rp. budidaya ikan hias pada lahan sempit lebih
1 akan diperoleh penerimanaan sebesar Rp. mementingkan kualitas, sehingga dapat
1.7. Nilai BEP volume produksi ikan Cupang dilakukan pada kolam semen atau pada
berkualitas dan sortir atau sisa 59 dan 238. aquarium yang cukup kecil. Maka dengan
Hal ini menunjukkan bahwa titik impas terletak lahan yang luas dan tetap menjaga
pada produksi ikan Cupang berkualitas kualitas ikan, produksi dapat lebih
sebanyak 59 ekor dan sortir atau sisa 238 ditingkatkan sehingga pendapatan yang
ekor. Sedangkan BEP harga produksi diterima juga akan meningkat seiring
masing-masing Rp. 11.900 dan Rp. 2.975. produksi yang dihasilkan.
Hal ini menunjukkan bahwa titik impas usaha 2) Teknik budidaya mudah.
terletak pada harga ikan Cupang berkualitas Usaha budidaya ikan Cupang merupakan
Rp. 11.900 dan ikan sortir atau sisa sebesar salah satu usaha yang yang memberikan
Rp. 2.975. Nilai pengembalian modal alternatif penghasilan dan prospek untuk
diperoleh sebesar 1,5 artinya modal yang dikembangkan. Hal ini disebabkan oleh
dikeluarkan untuk usaha dapat dikembalikan teknik budidaya yang relatif mudah.
dalam waktu 1,5 kali periode budidaya. Nilai Teknologi yang mudah diserap dan
B/C ratio adalah 0,7 artinya setiap Rp. 1 yang diterapkan karena teknologinya yang
diinvestasikan akan memberkan manfaat cukup sederhana, selain itu budidaya ikan
70%. Cupang dapat diusahakan dalam skala
Analisis SWOT rumah tangga/usaha kecil atau tidak
Analisis SWOT adalah identifikasi memerlukan lahan yang luas. Walaupun
berbagai faktor secara sistematis untuk secara sepintas budidaya ikan Cupang
merumuskan strategi suatu usaha. Analisis ini sangat sederhana akan tetapi
didasarkan pada logika yang memaksimalkan membutuhkan ketrampilan yang cukup
kekuatan (Strenghts) dan peluang memadai. Rendahnya ketrampilan dan
(Opportunities) namun secara bersamaan pengetahuan akan mempengaruhi tingkat
dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) produksi dan kualitas yang dihasilkan.
dan ancaman (Threats). Analisis SWOT yang Misalnya pemeliharaan induk ikan hias,
dilakukan dengan tepat juga menunjukkan menentukan kepadatan ikan dalam kolam,
berbagai peluang yang sebaiknya mengontrol kualitas dan kuantitas air, juga
dimanfaatkan, terutama dengan dalam hal mengendalikan hama dan
mengembangkan faktor-faktor pendukung dan penyakit.
mengubah potensi yang dimiliki menjadi 3) Adanya kelembagaan kelompok
kekuatan yang efektif sehingga usaha pembudidaya ikan (pokdakan).
tersebut memiliki keunggulan yang dapat Pokdakan lebih berfungsi sebagai interaksi
diandalkan. Namun kemampuan edukatif dalam rangka mengadopsi
memanfaatkan peluang pada suatu usaha teknologi inovasi, saling asah, asih dan
akan menimbulkan ancaman bagi usaha asuh dalam menyerap suatu informasi dari
karena pesaing akan mengambil dan penyuluh perikanan, mengambil
memanfaatkan kelemahan lawannya. Analisis kesepakatan dan tindakan bersama apa
ini membandingkan antara faktor internal yang akan diambil dari sebuah kegiatan
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor bersama. Dengan demikian proses
eksternal (peluang dan ancaman). Kedua kemandirian kelompok akan dapat
faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam tercapai. Di dalam kelompok sebagai kelas
analisis SWOT. belajar para petani akan dapat melakukan
Identifikasi Faktor Internal komunikasi multi dimensional. Mereka
a) Kekuatan (S) dapat mempertukarkan pengalaman
Kekuatan (Strengths) merupakan kompetensi masing-masing, sehingga akan membuat
khusus yang terdapat dalam organisasi yang petani semakin dewasa untuk dapat keluar
berakibat pada pemilikan keunggulan dan dari masalahnya sendiri, tanpa adanya
kemampuan dalam pengembangan produk ketergantungan dari penyuluh perikanan.
oleh unit usaha di pasaran. Kekuatan yang 4) Adanya embrio koperasi

17
Jurnal MANAJEMEN AGRIBISNIS, Vol. 13, No. 1, Januari 2013

Dengan adanya koperasi perikanan betinanya. Dengan demikian diperlukan


diharapkan koperasi memberikan fungsi suatu tehnik yang dapat digunakan untuk
sebagai unit produksi yaitu sebagai wadah menghasilkan ikan Cupang jantan yang
kerja sama dalam pengadaan sarana banyak atau semuanya jantan. Salah
produksi, perkreditan, dan pemasaran satu cara yang dapat dilakukan adalah
hasil, sehingga dengan melaksanakan dengan teknik seks reversal dengan
kegiatan produksi secara bersama-sama menggunakan hormon androgen pada
akan lebih efisien. Selain itu berfungsi masa diferensiasi kelamin. Selama ini
sebagai kesatuan swadaya dan swadana teknik pemijahan dilakukan tanpa
kelembagaan yang mandiri, baik dalam hal memperhatikan jantan atau betina. Dua
penyelesaian masalah bersama maupun metode yang dipakai yaitu: telur diasuh
dalam penguatan dan pengembangan oleh jantan dan telur tidak diasuh atau
modal usaha anggota, misalnya secara alami dibiarkan menetas dengan
melakukan pemupukan modal bersama sendirinya. Cara alami dinilai lebih aman
untuk menyediakan modal bagi karena lebih aman dari pemangsaaan
anggotanya melalui penumbuhan budaya induk jantan yang tidak mau mengasuh
menabung, iuran, dan sebagainya. Dengan dan induk jantan tersebut dapat cepat
demikian, anggota mendapatkan pulih dan matang gonad sehingga bisa
kemudahan dalam mendapatkan modal dikawinkan lagi.
usaha, bermitra dengan lembaga 3) Aktifitas kelompok kurang
keuangan, serta mempermudah dalam Rendahnya keaktifan dalam suatu
akses pemasarannya. kelompok membuat petani satu dengan
b) Kelemahan (W) lainnya berbeda pandangan dalam
Kelemahan merupakan keterbatasan menghadapi permasalahan di lapangan.
(kekurangan) dalam hal sumber, keterampilan Kurangnya komunikasi dan tukar
dan kemampuan menjadi penghalang kinerja menukar informasi menyebabkan keahli-
yang dapat menjadi penyebab terjadinya an dan ketrampilan petani berbeda-beda
kerugian. Adapun kelemahan-kelemahan dalam membudidayakan ikan Cupang.
pada pengembangan agribisnis ikan Cupang Selain itu informasi teknologi dan harga
antara lain: pasar juga terhambat.
1) Intensifikasi lahan kurang 4) Harga relatif murah
Dalam sebuah bisnis di rumah dengan Saat panen atau ikan sudah siap jual
budidaya ikan Cupang, yang perlu petani biasanya selalu dirugikan dengan
dipersiapkan adalah kolam tempat murahnya harga jual. Dengan alasan
perkembangbiakan ikan-ikan tersebut. perputaran uang karena membutuhkan
Karena ukuran ikan Cupang yang relatif modal untuk produksi, banyak petani
kecil membuatnya lebih mudah yang menjual jauh dibawah haga pasar.
dikembangkan dalam media yang tidak Yang lebih parah lagi karena
terlalu luas. Lahan yang kurang ketidaktahuan perkembangan harga di
diintensifkan akan mempengaruhi tingkat pasar karena kesimpangsiuran informasi
produksi. Oleh karena itu memaksimal- yang diperoleh akibat kurangnya aktif
kan lahan yang ada sangat diperlukan dalam pokdakan.
untuk meningkatkan produksi. Tidak Tabel 4. IFAS Pengembangan Agribisnis Ikan
harus dengan kolam dengan ukuran Cupang Kelurahan Ketami – Kota Kediri.
yang luas, karena perawatan ikan No
Faktor Strategi
Bobot Rating Skor
Cupang yang relative mudah maka Internal
akuarium pun bisa menjadi alternatif (1) (2) (3) (4) (5)
untuk budidaya ikan Cupang. Dengan Kekuatan (S)
budidaya skala akuarium membuatnya Potensi lahan masih
lebih mudah untuk proses pembersihan 1 0.13 4 0.52
luas
dan penggantian air jika diperlukan. Teknik budidaya
2 0.11 3 0.33
2) Teknik budidaya masih konvensional mudah
Secara ekonomis lebih menguntungkan Adanya kelembagaan
memelihara ikan Cupang jantan karena 3 kelompok 0.13 3 0.39
keindahan warna badan dan sirip-sirip, pembudidaya ikan
serta tingkah lakunya yang agresif Adanya embrio
4 0.13 3 0.39
koperasi
sehingga harga ikan jantan pun jauh
lebih mahal dibandingkan dengan ikan Sub total 0.50 1.63

18
Estu Weningsari, Pengembangan Agribisnis Ikan Cupang di Kelurahan Ketami

Kelemahan (W) 3) Pengembangan jejaring kerjasama


Intensifikasi lahan Prospek ikan Cupang sebagai ikan hias
1 0.10 4 0.40 sangatlah besar. Di setiap harinya
kurang
Teknik budidaya permintaan ikan hias ini cukup signifikan.
2 0.15 4 0.60
masih konvensional Penikmatnya tidak hanya dikalangan anak
Aktivitas kelompok kecil tetapi juga digemari banyak orang
3 0.15 2 0.30
kurang dari berbagai usia, golongan dan segala
4 Harga yang murah 0.10 2 0.20 lapisan segmentasi masyarakat.
Sub total 0.50 1.50 Pemasarannya tergolong mudah karena
Total 1.00 3.13 permintaan akan ikan ini terus mengalir.
Sumber: Data primer setelah diolah,2012 Selain mudah penjualannya ikan ini juga
memiliki nilai ekonomis yang tinggi
Berdasarkan hasil analisis faktor terutama ikan yang berkualitas kontes.
strategis internal (IFAS) berupa kekuatan dan Bahkan memungkinkan untuk
kelemahan diperoleh nilai sebesar 3,13 (skala memasarkan barang ke luar kota. Jejaring
0 – 4 ). Ini menunjukkan bahwa secara kerjasama yang luas dan kuat
internal usaha pengembangan agribisnis ikan memungkinkan usaha budidaya ikan
Cupang cukup layak. Jika dirinci faktor Cupang semakin maju. Sebaliknya tanpa
kekuatan (S) mempunyai nilai 1,63 ada jejaring kerjasama akan mempersulit
sedangkan faktor kelemahan (W) mempunyai dalam pemasaran. Selain untuk
nilai 1,50. Hal ini berarti dalam mempererat hubungan atara petani dan
pengembangan agribisnis ikan Cupang pedagang juga tentunya untuk saling
mempunyai kekuatan lebih dibandingkan bertukar informasi, dan memungkinkan
kelemahan-kelemahan yang ada. untuk saling bekerjasama kearah yang
Identifikasi Faktor Internal lebih maju lagi.
a) Peluang (O) 4) Dukungan pemerintah
Peluang adalah perubahan yang dapat dilihat Melihat prospek yang cukup potensial
sebelumnya dalam waktu dekat, dimasa dalam pengembangan agribisnis ikan
mendatang yang akan memberikan Cupang mendapatkan dukungan serius
keuntungan bagi kegiatan usaha. Peluang- dari Pemerintah Kota Kediri yaitu dengan
peluang yang dimiliki dalam pengembangan memberikan bantuan modal usaha
agribisnis ikan Cupang antara lain: berupa pinjaman dengan bunga lunak.
1) Pengembangan/ekstensifikasi lahan Selain modal usaha, bantuan juga berupa
Angka permintaan ikan Cupang hias pemberian atau pembuatan kolam dan
cukup tinggi. Sayangnya dengan angka pemberian indukan ikan Cupang.
permintaan yang cukup besar terkadang Sedangkan dukungan dari pemerintah
masih belum bisa dipenuhi, salah satu pusat melalui Kementerian Kelautan dan
penyebabnya adalah karena tingkat Perikanan (KKP) yang menyatakan
produksi yang rendah diakibatkan masih dukungannya terhadap perluasan akses
banyaknya lahan yang belum bisa pemasaran komoditas ikan hias di pasar
dimanfaatkan secara maksimal. Sangat domestik maupun internasional dalam
disayangkan jika peluang pasar yang rangka pengembangan industrialisasi ikan
bagus tidak diimbangi dengan produksi hias. KKP akan terus menyokong para
yang mencukupi. Oleh karena itu perlu pembudidaya melalui program bantuan
adanya pengembangan/ekstensifikasi Pengembangan Usaha Mina Pedesaan
lahan agar tingkat produksi besar dan (PUMP).
permintaan pasar terpenuhi. b) Ancaman (T)
2) Kontes/perlombaan yang rutin Ancaman adalah gejala-gejala yang
diselenggarakan merupakan dampak negatif atas keberhasilan
Adanya kontes sangat bermanfaat untuk usaha, namun umumnya berada diluar
memacu dan mendorong produk ikan hias kendali usaha. Apabila ancaman tersebut
terutama ikan Cupang dapat lebih maju. tidak diatasi maka akan menjadi ganjalan bagi
Harga ikan juga akan naik dan usaha yang bersangkutan baik untuk masa
menguntungkan pembudidaya, apalagi sekarang maupun masa yang akan datang.
jika memenangkan suatu kontes. Selain Adapun ancaman yang dihadapi
itu adanya kontes juga sebagai ajang pengembangan agribisnis ikan Cupang antara
untuk mencari celah bisnis atau sebagai lain:
media promosi.

19
Jurnal MANAJEMEN AGRIBISNIS, Vol. 13, No. 1, Januari 2013

1) Alih fungsi lahan mudah. Sehingga semua orang bisa


Seiring perkembangan waktu manusia asalkan dengan niat yang sungguh-
memerlukan ruang untuk tinggal. Jumlah sungguh. Hal ini perlu diwaspai
kolam mulai beralih fungsi menjadi dikemudian harinya agar produksi yang
perumahan tempat tinggal baik untuk dihasilkan tidak ditinggalkan konsumen.
sendiri atau dijual pada orang lain. Alasan Tabel 5. EFAS Usaha Pengembangan
yang klasik yaitu karena butuh uang atau Agribisnis Ikan Cupang Kelurahan Ketami -
modal usaha. Bagi petani yang merasa Kota Kediri
kurang beruntung dalam budidaya ikan No
Faktor Strategi
Bobot Rating Skor
Cupang mulai beralih mencari pekerjaan EKSternal
lain di dalam maupun luar kota. Akibatnya (1) (2) (3) (4) (5)
banyak kolam yang terbengkalai ditinggal Peluang (O)
pemiliknya. Pengembangan
1 0.11 4 0.44
2) Faktor iklim lahan
Layaknya makhluk hidup ikan Cupang Kontes/perlombaan
2 0.15 3 0.45
yang rutin
juga mempunyai waktu tertentu untuk
Pengembangan
melakukan perkawinan. Waktu yang 3
jejaring kerjasama
0.12 3 0.36
paling tepat adalah saat musim kemarau. Dukungan
Kasus yang sering terjadi karena hanya 4 0.12 3 0.36
pemerintah
ingin mengejar biar cepat produksi, para Sub total 0.50 1.61
petani mengawinkan secara asal tanpa Ancaman (T)
memperhatikan waktu yang tepat. Pada 1 Alih fungsi lahan 0.12 3 0.36
musim hujan biasanya ikan lebih banyak
berdiam diri sehingga ketika dikawinkan
2 Faktor iklim 0.15 3 0.45
Fluktuasi harga
ikan akan menjadi pasif. Selain itu yang 3 0.08 2 0.16
pasar
perlu diperhatikan bahwa air hujan akan Munculnya pesaing
meningkatkan keasaman sehingga akan 4 daerah lain
0.15 3 0.45
merubah nilai ph air. Sehingga perlu Sub total 0.50 1.42
diwaspadai karena jika melebihi batas
Total 1.00 3.03
toleransi akan menyebabkan kematian
Sumber: Data primer setelah diolah,2012
masal. Ancaman lain adalah serangan
Berdasarkan hasil analisis faktor
penyakit akibat kondisi iklim yang
strategis Eksternal (EFAS) berupa peluang
mengalami anomali. Dengan kata lain
dan ancaman diperoleh nilai sebesar 3,03
keberhasilan usaha sangat didukung oleh
(skala 0 – 4 ). Ini menunjukkan bahwa secara
iklim yang stabil.
eksternal usaha pengembangan agribisnis
3) Fluktuasi harga pasar
ikan Cupang cukup layak. Jika dirinci faktor
Dari segi ekonomi, fluktuasi harga
peluang (O) mempunyai nilai 1,61 sedangkan
terutama harga pakan, obat-obatan dan
faktor ancaman (T) mempunyai nilai 1,42. Ini
harga jual ikan, seringkali tidak terkontrol
berarti dalam pengembangan agribisnis ikan
dengan baik. Penurunan nilai tukar
Cupang mempunyai peluang cukup baik
rupiah, seringkali segera diikuti dengan
dibandingkan ancaman-ancaman yang ada.
peningkatan harga pakan tetapi ketika
Pembahasan
nilai tukar kembali normal harga pakan ini
Matrik SWOT
sulit untuk kembali turun. Keadaan ini
Berdasarkan uraian-uraian yang
sewaktu-waktu menurunkan marjin usaha
dijelaskan di atas maka dapat kita lihat
bahkan menimbulkan kerugian.
matriks SWOT untuk memperjelas hal-hal
4) Munculnya pesaing dari daerah lain
yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang
Munculnya pesaing dari daerah lain tidak
dan ancaman yang mempengaruhi usaha
bisa dihindari, hal ini dikarenakan
pengembangan agribisnis ikan Cupang.
budidaya ikan Cupang merupakan salah
Dengan analisis SWOT yang dilakukan dapat
satu usaha yang yang memberikan
diperoleh berbagai alternatif strategi yang
alternatif penghasilan dan prospek juga
dapat dilihat pada tabel berikut:
karena teknik budidaya yang relatif

20
Estu Weningsari, Pengembangan Agribisnis Ikan Cupang di Kelurahan Ketami

Tabel 6. Matriks SWOT Pada Usaha Pengembangan Agribisnis Ikan Cupang Kelurahan Ketami
- Kota Kediri
Internal Kekuatan (Streanghts) Kelemahan (Weakness)
1. Potensi lahan masih luas 1. Intensifikasi lahan kurang
2. Teknikbudidaya mudah 2. Teknik budidaya konvensional
3. Adanya kelembagaan pokdakan 3. Aktivitas kelompok kurang
4. Adanya embrio koperasi 4. Harga murah
Eksternal
Peluang (Opportunities) STRATEGI (S - O) STRATEGI (W- O)
1. Mengoptimalkan lahan yang belum 1. Memaksimalkan lahan yang sudah ada
1. Pengembangan lahan terpakai 2. Perbaikan dan peningkatan teknologi
2. Kontes/perlombaan yang 2. Mempertahankan dan meningkatkan budidaya
rutin mutu produk yaitu menghasilkan 3. Membangun jaringan informasi pada
3. Pengembangan jejaring ikan Cupang berkualitas anggota secara efektif
kerjasama 3. Membangun kerjasama dengan 4. Peningkatan produksi sesuai kondisi
4. Dukungan pemerintah lembaga-lembaga pendukung dan pasar
pihak lain
4. Memanfaatkan bantuan koperasi dan
dukungan pemerintah

Ancaman (Threats) STRATEGI (S - T) STRATEGI (W - T)


1. Alih fungsi lahan 1. Memanfaatkan sumberdaya usaha 1. Pemanfaatan lahan untuk menghindari
2. Faktor Iklim ikan hias dengan memanfaatkan alih fungsi lahan
3. Fluktuasi harga pasar lahan semaksimal mungkin 2. Melakukan budidaya dengan
4. Munculnya pesaing daerah 2. Penerapan teknologi budidaya yang mempertimbangkan iklim
lain tepat dengan mempertimbangkan 3. Melakukan usaha secara berkelompok
faktor iklim untuk meminimalkan kerugian
3. Sosialisasi dan pembinaan pokdakan 4. Mengupayakan pasar dengan harga
dalam menghadapi fluktuasi harga yang stabil antar petani
4. Pembinaan dan pendampingan
koperasi agar tidak ada persaingan
yang merugikan

Sumber: Hasil Analisis (2012)


Berdasarkan matriks SWOT tersebut berkualitas. Strategi ini diambil karena
dapat dilihat bahwa ada beberapa strategi teknik dan teknologi budidaya yang relatif
yang dapat dilakukan oleh para petani untuk mudah dan sederhana. Walaupun sangat
mengembangkan usahanya dalam sederhana akan tetapi membutuhkan
menghadapi persaingan dimasa yang akan ketrampilan yang cukup memadai untuk
datang. menghasilkan ikan Cupang yang bermutu
a) Strategi S – O (Strenghts – dan berkualitas. Dalam bisnis ikan hias hal
Opportunities) utama yang perlu diperhatikan adalah
Strategi ini disusun dengan menggunakan kualitas. Semakin tinggi kualitas ikan akan
seluruh kekuatan dan peluang yang dimiliki. semakin dihargai oleh konsumen,
Beberapa strategi yang dapat diambil antara sebaliknya semakin rendah kualitas maka
lain: akan semakin cepat ditinggalkan oleh
1. Mengoptimalkan lahan yang belum konsumen. Selain itu rendahnya kualitas
terpakai. Strategi ini diambil untuk ikan tidak akan mampu bersaing dari
meningkatkan produksi ikan Cupang daerah lain yang membudidayakan ikan
dengan memanfaatkan potensi luasnya sejenis.
lahan yang ada. Permintaan ikan Cupang 3. Membangun kerjasama dengan lembaga-
hias cukup tinggi, akan sangat lembaga pendukung dan pihak lain.
disayangkan jika permintaan yang cukup Strategi ini diambil lebih dikarenakan
besar itu tidak bisa dipenuhi akibat tingkat fungsi pokdakan sebagai wadah untuk
produksi yang rendah karena masih mengambil kesepakatan dan tindakan
banyak lahan yang belum bisa bersama. Membangun kerjasama antar
dioptimalkan oleh para petani. kelompok sesama petani pembudidaya
2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu ikan Cupang, dinas pertanian terkait
produk yaitu menghasilkan ikan Cupang maupun pihak lain (suplier dan pengusaha)

21
Jurnal MANAJEMEN AGRIBISNIS, Vol. 13, No. 1, Januari 2013

demi tercapainya sasaran produksi. semua informasi dapat diterima oleh


Dengan adanya kerjasama memungkinkan semua anggota.
akses pemasaran produksi akan lebih 4. Peningkatan produksi sesuai kondisi
mudah karena permintaan ikan hias ini pasar. Strategi ini diambil karena saat
akan terus mengalir. Selain mudah panen atau ikan sudah siap jual harga jual
penjualannya ikan akan memiliki nilai ikan jatuh. Harga jual yang murah karena
ekonomis yang tinggi, terutama jika bisa produksi yang melimpah tetapi permintaan
menembus pasar eksport. pasar sedikit. Perlu strategi produksi dan
4. Memanfaatkan bantuan koperasi dan pemasaran dengan menyesuaikan kondisi
dukungan pemerintah. Strategi ini diambil pasar. Akses pemasaran komoditas ikan
karena koperasi dan pemerintah hias di pasar domestik maupun
merupakan lembaga yang secara langsung internasional harus pintar-pintar
membantu kesuksesan para petani. dimanfaatkan oleh petani guna
Koperasi perikanan berfungsi sebagai mengembangan industri ikan hias.
wadah kerja sama dalam pengadaan c) Strategi S – T (Strenghts – Threats)
sarana produksi, perkreditan, dan Strategi ini dilakukan dalam rangka
pemasaran hasil. Sedangkan pemerintah memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk
selain dukungan juga memberikan bantuan mengatasi ancaman yang dihadapi. Adapun
modal usaha dan perluasan akses strategi yang dilakukan adalah:
pemasaran komoditas ikan hias di pasar 1. Memanfaatkan sumber daya usaha ikan
domestik maupun internasional. hias dengan memanfaat lahan
b) Strategi W – O (Weakness – semaksimal mungkin. Strategi ini diambil
Opportunities) dengan mempertimbangkan potensi lahan
Strategi ini diterapkan berdasarkan yang masih luas. Lahan merupakan
pemanfaatan peluang yang ada, dengan cara sumber daya utama dalam usaha ikan
mengatasi kelemahan yang dimiliki. Adapun hias, semakin luas lahan tingkat produksi
strategi yang dapat dilakukan yaitu: juga semakin tinggi. Selain itu semakin
1. Memaksimalkan lahan yang sudah ada. produktif lahan akan terhindar dari alih
Strategi ini diambil karena ukuran ikan fungsi lahan karena lahan yang produktif
Cupang yang relatif kecil membuatnya banyak mendatangkan keuntungan bagi
lebih mudah dikembangkan dalam media petani.
yang tidak terlalu luas. Akan tetapi untuk 2. Penerapan teknologi budidaya yang tepat
meningkatkan produksi akibat permintaan dengan mempertimbangkan faktor iklim.
ikan hias ini cukup tinggi maka petani Strategi ini diambil dengan pertimbangan
harus mengintensifkan atau bahwa teknologi dalam budidaya ikan
memaksimalkan lahan yang ada untuk Cupang cukup sederhana dan mudah
memenuhi permintaan pasar. diserap. Walau demikian faktor iklim juga
2. Perbaikan dan peningkatan teknologi harus diperhitungkan karena iklim yang
budidaya. Strategi ini diambil dengan stabil sangat mempengaruhi keberhasilan
tujuan menghasilkan kualitas ikan yang usaha budidaya. Teknik pemijahan
lebih baik. Terlebih lagi dengan sering contohnya karena ingin cepat produksi,
diadakannya kontes akan memacu para para petani mengawinkan secara asal
petani untuk menerapkan berbagai teknik tanpa memperhatikan waktu yang tepat.
budidaya agar nanti ikan yang dihasilkan Pada musim hujan ikan lebih banyak
memiliki kualitas yang pantas untuk ikut berdiam diri sehingga ketika dikawinkan
kontes. Jika selama ini telur dibiarkan ikan akan menjadi pasif, sehingga
menetas secara alami maka kedepannya pemijahan banyak mengalami kegagalan.
perlu adanya sentuhan teknologi 3. Sosialisasi dan pembinaan pokdakan
pemijahanuntuk menghasilkan ikan yang dalam menghadapi fluktuasi harga.
bernilai ekonomis tinggi. Strategi ini diambil dengan pertimbangan
3. Membangun jaringan informasi pada masih rendahnya tingkat aktivitas
anggota secara efektif. Strategi ini diambil pokdakan sehingga tingkat kemandirian
karena disebabkan rendahnya keaktifan kelompok masih rendah. Fluktuasi harga
anggota dalam pokdakan. Kurangnya akibat kondisi ekonomi berpengaruh
komunikasi dan informasi menyebabkan terhadap proses produksi, oleh karena itu
petani banyak yang kehilangan perlu adanya sosialisai dan pembinaan
kesempatan dan akses pemasaran. Perlu dari pemerintah.
dibangun suatu jaringan komunikasi agar

22
Estu Weningsari, Pengembangan Agribisnis Ikan Cupang di Kelurahan Ketami

4. Pembinaan dan pendampingan koperasi ikan Cupang, teknik budidaya dan jenis-
agar tidak ada persaingan yang jenis penyakit yang biasanya menyerang.
merugikan. Strategi ini diambil dengan 3. Melakukan usaha secara berkelompok
pertimbangan bahwa koperasi sebagai untuk meminimalkan kerugian. Strategi ini
wadah untuk bermitra serta akses diambil karena adanya fluktuasi harga
pemasaran. Munculnya banyak pesaing yang setiap saat mengancam petani.
bisa berpengaruh terhadap harga di Tingkat keaktifan anggota yang
pasaran. Dengan pembinaan dan rendahmenyebabkan Kurangnya
pendampingan koperasi harga jual petani komunikasi dan informasi sesama
relatif stabil sehingga akan terhindar dari anggota pokdakan akan menghambat
persaingan yang merugikan sesama aliran informasi kondisi pasar tekini.
petani. Manfaatkan kelembagaan pokdakan
d) Strategi W – T (Weakness – Threats) karena dengan melaksanakan kegiatan
Strategi ini untuk mengatasi kelemahan yang produksi secara bersama-sama akan
berpadu dengan ancaman harus segera lebih efisien.
diatasi. Untuk mengatasi dapat diambil 4. Mengupayakan pasar dengan harga yang
strategi sebagai berikut : stabil antar petani. Strategi ini diambil
1. Pemanfaatan lahan untuk menghindari karena timbulnya pesaing dari daerah lain
alih fungsi lahan. Strategi ini diambil yang menjadi ancaman. Menjalin
karena melihat ancaman lahan yang kerjasama antar lembaga dan dukungan
beralih fungsi. Kolam merupakan media pemerintah untuk menstabilkan harga
utama dalam membudidayakan ikan adalah usaha yang dapat dilakukan untuk
Cupang dan kolam memerlukan lahan menghindari persaingan yang tidak sehat.
untuk berdiri. Untuk menghindari alih Pengambilan Keputusan
fungsi maka lahan yang ada harus Dari matrik IFAS dan EFAS yang
diintensifkan pemakaiannya. Karena telah tersusun dihasilkan skor masing-masing
lahan yang produktif akan mendatangkan faktor internal dan eksternal sebagai berikut:
keuntungan bagi petani. Faktor kekuatan 1,63; Faktor kelemahan 1,50;
2. Melakukan budidaya dengan Faktor peluang 1,61; Faktor ancaman 1,42.
mempertimbangkan iklim. Strategi ini Adapun untuk nilai skor dapat
diambil karena melihat faktor ancaman dirumuskan dengan menggunakan matrik
iklim sebagai faktor pembatas. Hujan SWOT. Selanjutnya dilakukan analisis
dapat mengakibatkan timbulnya berbagai kuantitatif untuk merumuskan strategi. Dari
penyakit yang sangat berpengaruh jumlah nilai skor masing-masing faktor pada
terhadap jumlah mortalitas. Untuk pilihan strategi S-O, W-O, S-T dan W-T maka
mengatasinya maka petani harus dapat digambarkan model kuantitatif rumusan
meningkatkan pengetahuan karakteristik strategi seperti pada tabel berikut:

Tabel 7. Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif


EFAS Peluang (O) Ancaman (T)
1.61 1.42

IFAS
Kekuatan (S) Stategi S-O Stategi S-T
1.63 Menggunakan kekuatan untuk Menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang = 3.24 mengatasi ancaman = 3.05
Kelemahan (W) Stategi W-O Stategi W-T
1.50 Mengurangi kelemahan untuk Meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang = 3.11 mengatasi ancaman = 2.92

Hasil analisis pada tabel diatas a) Mengoptimalkan lahan yang belum


diperoleh hasil bahwa untuk pengembangan terpakai.
agribisnis ikan Cupang menggunakan strategi b) Mempertahankan dan meningkatkan mutu
S-O yang mempunyai skor tertinggi yaitu produk yaitu menghasilkan ikan Cupang
3,24. Strategi ini diambil berdasarkan analisis berkualitas.
matrik SWOT dengan menggunakan c) Membangun kerjasama dengan lembaga-
kekuatan internal untuk memanfaatkan lembaga pendukung dan pihak lain.
peluang-peluang eksternal yaitu: d) Memanfaatkan bantuan koperasi dan
dukungan pemerintah.

23
Jurnal MANAJEMEN AGRIBISNIS, Vol. 13, No. 1, Januari 2013

KESIMPULAN DAN SARAN b) Menjalin kemitraan dengan lembaga-


Kesimpulan lembaga maupun pengusaha untuk
Berdasarkan hasil dan pembahasan, menjamin pemasaran ikan Cupang di
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: dalam negeri maupun luar negeri.
a) Faktor internal yang mempengaruhi
pengembangan budidaya ikan Cupang di DAFTAR PUSTAKA
Kelurahan Ketami Kota Kediri terdiri dari:
1. Faktor kekuatan yaitu: potensi lahan Atmadjaja. J.dan Maloedyn Sitanggang. 2008.
masih luas, teknik budidaya mudah, Panduan Lengkap Budi Daya dan
adanya kelembagaan pokdakan dan Perawatan Cupang Hias. Agro Media
adanya embrio koperasi perikanan. Pustaka, Jakarta.
2. Faktor kelemahan yaitu: intensifikasi Bunasor. 1997. Penelahan Usahatani dan
lahan kurang, teknik budidaya masih Usaha-Usaha Pengembangan Program
konvensional, aktivitas anggota dalam Bantuan dan Reboisasi. Bogor.
kelompok kurang dan harga jual berita-indonesia.blogspot.com Jenis-Jenis
murah. Ikan Cupang.
b) Faktor eksternal yang mempengaruhi Cupang-Wikipedia Bahasa Indonesia,
pengembangan budidaya ikan Cupang di ensiklopedia bebas
Kelurahan Ketami Kota Kediri terdiri dari: id.wikipedia.org/wiki/Cupang.
1. Faktor peluang yaitu: pengembangan Djuwari. 1993. Ilmu Usaha Tani. Penebar
lahan, adanya kontes yang diadakan Swadaya, Jakarta.
secara rutin, pengembangan jejaring Gujarati. 1993. Ilmu Usaha Tani. Penebar
kerjasama dan adanya dukungan dari Swadaya, Jakarta.
pemerintah. Hadisapoetra, S. 1983. Biaya dan
2. Faktor ancaman yaitu: alih fungsi Pendapatan di Dalam Usahatani.
lahan, iklim, fluktuasi hargapasar dan Departemen Ekonomi Pertanian,
munculnya pesaing dari daerah lain. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
c) Langkah strategi untuk pengembangan Hernanto, F. 1996. Ilmu Usaha Tani, Penebar
budidaya ikan Cupang di Kelurahan Swadaya, Jakarta.
Ketami Kota Kediri yang dapat Kuncoro, M. 2006. Strategi Bagaimana
diterapkan adalah melaksanakan strategi Meraih Keunggulan Kompetitif. Penerbit
S-O yaitu: Erlangga. Jakarta.
1. Mengoptimalkan lahan yang belum Kota Kediri dalam Angka, 2011. Kerjasama
terpakai untuk memaksimalkan Bappeda Kota Kediri dengan BPS Kota
produksi. Kediri.
2. Mempertahankan dan meningkatkan Mubyarto, 1991. Pengantar Ekonomi
mutu produk yaitu menghasilkan ikan Pertanian. LP3ES, Jakarta.
Cupang berkualitas. Saragih……….B 2001. Suara Dari Bogor
3. Membangun kerjasama dengan Membangun Sistim Agribisnis. Penerbit
lembaga-lembaga pendukung dan Yayasan USESE bekerjasam dengan
pihak lain agar mempermudah akses Sucofindo.
pemasaran. Said,EGumbira dan Intan, AH.2001.
4. Memanfaatkan bantuan koperasi dan Manajemen Agribisnis. Penerbit Ghalia
dukungan dari pemerintah untuk Indonesia.
mengembangkan usaha kearah yang Sutawi, 2002. Manajemen Agribisnis. Bayu
lebih maju. Medu, UMM Press.
Saran Soekartawi, Soeharjo. A, John L. Dillon, dan J
Agar tercapai tujuan dalam Hardaker, 1986. IlmuUsahatani dan
pengembangan agribisnis ikan Cupang di Penelitian untuk Pengembangan Petani
Kelurahan Ketami – Kota Kediri dan mampu kecil. Penerbit Universitas Indonesia,
bertahan hingga berkelanjutan di kemudian Jakarta.
hari, maka diperlukan upaya-upaya antara Tohir, KA. 1991. Seutas Pengetahuan
lain: Usahatani Indonesia. Penerbit Rineka
a) Dukungan pemerintah dalam Cipta. Jakarta.
pengembangan agribisnis ikan Cupang Trias Anggorojati, 2012. Rancang Bangun
mulai dari teknologi budidaya, prasarana Sistem Informasi Budidaya Ikan
infrastruktur, informasi pasar dan bantuan Cupang Berbasis Web. (penelitian)
permodalan. Institut Pertanian Bogor.

24

Anda mungkin juga menyukai