SKRIPSI
Oleh :
RENI NURLITA
NIM. 145080401111056
SKRIPSI
Oleh :
RENI NURLITA
NIM. 145080401111056
PENGUJI PEMBIMBING
Pada kesempatan kali ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
selama ini sehingga laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS selaku dosen pembimbing yang telah
4. Keluarga kecil saya yaitu kedua orang tua penulis yang telah memberikan
gelar S.Pi.
Penulis
vi
RINGKASAN
Pada tahun 2011 produksi perikanan budidaya mencapai 6,98 juta ton,
jumlah budidaya ikan dalam kolam air tawar menyumbangkan angka hingga 1,1
juta ton. Kenaikan produksi budidaya ikan dalam kolam air tawar cukup pesat
yaitu berkisar 11 persen setiap tahun.Hal ini menujukkan ada gairah besar di
masyarakat untuk mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar.Tentunya
pertumbuhan produksi ini mengacu pada permintaan pasar yang terus
meningkat.Lele Dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu jenis ikan air
tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat
Indonesia.Kegiatan pembudidayaan perlu ditingkatkan guna memenuhi
permintaan pasar dan kebutuhan gizi masyarakat, apalagi diiringi oleh tingginya
tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan lele dumbo membuat peluang
usahanya semakin terbuka.Mulai dari usaha pembenihan, pembesaran hingga
usaha pengolahan. Ada beberapa hal yang mendorong masyarakat untuk
membudidayakan ikan lele: 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang
terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidayanya mudah dikuasai
oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah, dan 4) modal usaha yang
dibutuhkan relatif rendah.
Berdasarkan hasil analisis SWOT pada usaha pembenihan ikan lele dumbo
di Desa Joho terletak pada kuadran l yang berarti usaha tersebut menggunakan
strategi agresif dengan cara mengoptimalkan kekuatan (Strenght) dan
mengoptimalkan peluang (Opportunities). Strategi yang dilakukan adalah strategi
SO (StrengthsOppurtunity): Memanfaatkan lokasi yang strategis untuk
memasarkan produk, memanfaatkan sarana dan prasarana dengan baik untuk
meningkatkan produksi,tingginya permintaan ikan lele dumbo dapat menjadi
motivasi dalam meningkatkan produksi, memanfaatkan dukungan dari dinas,
menjaga komunikasi dengan konsumen,danmempertahankan kualitas ikan lele
dumbo.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini. Penelitian ini akan
pada bulan Maret – April 2018. Dalam penelitian ini, penulis mengambil judul
Penulis menyadari bahwa Laporan Skripsi ini masih jauh dari kata
kritik dan saran kepada pembaca untuk membangun kesempurnaan laporan atau
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Matriks SWOT..................................................................................................31
2. Matriks Faktor Strategi Eksternal .....................................................................41
3. Matriks Faktor Strategi Internal ........................................................................43
4. Luas Wilayah Desa Joho .................................................................................46
5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.............................................46
6. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................................................47
7. Keadaan Penduduk Berdasarkan Usia ............................................................48
8. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan..........................................49
9. Peralatan Pembenihan Ikan Lele Dumbo ........................................................56
10.Modal yang digunakan dalam Usaha..............................................................73
11. Biaya produksi................................................................................................74
12. Penerimaan....................................................................................................75
13. Perhitungan R/C Ratio ...................................................................................76
14. Keuntungan....................................................................................................76
15. Rentabilitas ....................................................................................................77
16. Perhitungan BEP Unit dan BEP Sales ...........................................................78
17. Nilai kelayakan usaha (NPV) .........................................................................80
18. Nilai manfaat usaha (Net B/C) .......................................................................81
19. Nilai perbandingan suku bunga (IRR) ............................................................81
20. Payback Period (PP)......................................................................................82
21. Matrik IFE.......................................................................................................85
22. Matriks EFE....................................................................................................87
23. Analisis SWOT ...............................................................................................88
24. Strategi SO, WO, ST dan WT ........................................................................91
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ikan Lele.............................................................................................................9
2. Diagram Analisis SWOT ..................................................................................29
3. Kerangka Berfikir Penelitian.............................................................................32
4. Kolam Pembenihan Ikan Lele Dumbo..............................................................56
5. Kondisi Jalan....................................................................................................60
6. Tiang Listrik......................................................................................................61
7. Proses Produksi Pembenihan Ikan Lele Dumbo..............................................61
8. Kolam pemeliharaan induk ikan lele dumbo. ...................................................63
9. Proses Pemijahan Ikan Lele Dumbo................................................................65
10. Proses pemanenan benih ikan lele dumbo ....................................................67
11. Hasil Analisis SWOT ......................................................................................90
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. PENDAHULUAN
luas, yaitu 5,8 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km yang terdiri
atas perairan kepulauan 2,3 juta km2, laut teritorial 0,8 juta km2 dan perairan
Zona Ekonomi Eksklusif 2,7 juta km2.Indonesia sebagai negara dengan jumlah
perikanan. Pada tahun 2011 produksi perikanan budidaya mencapai 6,98 juta
ton, jumlah budidaya ikan dalam kolam air tawar menyumbangkan angka hingga
1,1 juta ton. Kenaikan produksi budidaya ikan dalam kolam air tawar cukup pesat
yaitu berkisar 11 persen setiap tahun.Hal ini menujukkan ada gairah besar di
meningkat.Lebih dari 70 persen produksi ikan air tawar diserap oleh pasar dalam
yang padat. Produksi budidaya ikan air tawar dalam kolam didominasi oleh ikan
mas, lele, patin, nila dan gurame. Lima jenis ikan tersebut menyumbang lebih
Lele Dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu jenis ikan air
ikan lele dumbo membuat peluang usahanya semakin terbuka.Mulai dari usaha
1
2
dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
relatif mudah, dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah (Nguntoronadi,
2008).
komoditas ikan hias.Kediri juga terkenal sebagai sentra pusat budidaya ikan air
tawar khususnya ikan lele dumbo dikarenakan banyaknya pembudidaya ikan lele
Kediri. Indikator Ikan lele dumbo menjadi primadona budidaya adalah mudahnya
pemeliharaan, mudahnya proses jual beli dan sedikitnya modal usaha yang
diperlukan dibandingkan usaha ikan tawar lainnya. Pada tahun 2009 produksi
Seiring dengan produksi ikan lele dumbo yang semakin tinggi maka harus
diimbangi dengan produksi benih ikan lele dumbo yang berkualitas dan mampu
usaha pembenihan ikan lele dumbo yang tepat dengan harapan mampu
bagus dan pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup para petani
permasalahannya adalah:
Desa Joho?
3
di Desa Joho?
dan aspek finansiil dalam usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa
Joho.
Joho.
bermanfaat bagi:
praktek.
2. TINJAUAN PUSTAKA
berikutnya, penelitian tentang usaha budidaya ikan lele dumbo telah banyak
Parung, Jawa Barat”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan strategi
proses pemasaran ikan lele dumbo agar mendapatkan trobosan baru dalam
usaha ikan lele, untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dalam usaha ikan lele dumbo dan untuk mengetahui kelayakan usaha di UD
Sumber Rezeki. Data dianalisis secara kualitatif, kuantitatif, analisis IFE (Internal
pembesaran ikan lele dumbo di UD Sumber Rezeki Parung Jawa Barat bahwa
teknologi pembesaran ikan lele dumbo yang dilakukan sudah cukup baik, dengan
hasil produksi yang cukup memuaskan. Usaha yang dijalankan oleh UD Sumber
Rezeki Parung sudah layak karena nilaiBenefit/Cost (B/C) ratio > 1,26. Nilai BEP
produksi ikan lele sebesar Rp. 9.631,76 per kg, nilai NPV sebesar Rp.
38.140.956 yang artinya bernilai positif, IRR sebesar 17%, dan PBP selama 3
tahun 9 bulan, pada skala penebaran minimal 10.000 ekor dengan luas lahan
rataan 100 m2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa UD Sumber Rezeki sudah
cukup efisien dalam melakukan usaha proses pembesaran ikan lele, namun UD
sebesar 2,83 yang artinya usaha pembesaran ikan lele dumbo yang dilakukan
oleh UD Sumber Rezeki berada difase pertumbuhan dan stabilitas dan EFE
matriks SWOT dan matriks IE, strategi pengembangan untuk UD Sumber Rezeki
Palung, Jawa Barat adalah: (1) penetrasi dan pengembangan pasar dan menjual
langsung ke konsumen akhir, (2) melakukan diversifikasi produk olahan ikan lele,
Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru, Riau”. Penelitian ini memiliki 3 tujuan yaitu, (1)
pembenihan ikan lele dumbo, (2) untuk mengetahui total biaya produksi dan
setiap kali panen, dan (3) untuk mengetahui kelayakan usaha pembenihan ikan
lele dumbo yang dilakukan oleh petani dilihat dari aspek finansiilnya. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu melakukan
Kelurahan Lembah Sari diketahui bahwa rata-rata berat induk jantan yaitu 1,38
kg dan rata-rata berat induk betina 1,53 kg. Melalui seleksi induk, metode
pemijahan dan teknik pemijahan yang dilakukan oleh petani rata-rata produksi
benih yang diperoleh sebanyak 55.000 ekor setiap panen. Dalam proses
7
produksinya petani pembenihan ikan lele dumbo didukung oleh beberapa faktor
produksi.
Rata-rata total penerimaan (TR) yang diperoleh petani yaitu sebesar Rp.
1.745.194,- per panen dan nilai rata-rata RCR (Return Cost of Ratio) pada usaha
pembenihan ini sebesar 1,55. Jika dilihat dari nilai RCR tersebut > 1 maka rata-
rata usaha pembenihan ikan lele dumbo di Kelurahan Lembah Sari layak untuk
sebesar 55,81% per panen, artinya bahwa setiap Rp. 100,- modal yang ditanam
pada tiap-tiap petani akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 55,81. Hasil
analisis PCC diperoleh dari nilai rata-rata PCC (Payback Period of Capital) usaha
pembenihan ikan lele dumbo di kelurahan Lembah Sari sebesar 6,21 yang
memiliki arti bahwa waktu pengembalian modal bagi tiap-tiap usaha pembenihan
Budidaya Ikan Lele di Kabupaten Boyolali” ikan lele menjadi salah satu komoditi
satu ikan yang banyak dikonsumsi masyarakat.Komoditi ini membuat ikan lele
memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun
permasalahan yaitu produktifitas ikan lele yang masih rendah, faktor harga
produk (benih, tenaga kerja, pakan, dan pupuk) setiap tahunnya hampir bisa
dipastikan akan naik dan harga ikan lele akan berfluktuatif tidak menentu ketika
panen besar.
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Dalam
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa nilai efisiensi teknik sebesar 0,94sehingga
dapat dikatakan bahwa usaha budidaya ikan lele di daerah penelitian tidak
efisien secara teknis sehingga penggunaan input harus dikurangi. Demikian juga
dengan efisiensi harga dan efisiensi ekonomi yang juga tidak efisien.Variabel-
variabel dalam usaha budidaya ikan lele yang berpengaruh signifikan adalah luas
lahan dan benih.Sedangkan variabel yang tidak signifikan dalam usaha budidaya
ikan lele adalah tenaga kerja, pakan dan pupuk. Diketahui bahwa Return to Scale
(RTS) sebesar 1,01. Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya ikan lele yang
(IRS) sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi ini layak dikembangkan atau
diteruskan.
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub-kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
9
Sub-ordo : Siluroidaea
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp
king catfish atau raja lele. Dinamakan demikian karena badannya lebih bongsor
daripada lele lokal. Karena berbadan bongsor itulah, lele ini disebut dengan lele
jumbo atau panggilan akrabnya lele dumbo. Lele dumbo merupakan persilangan
dari lele Mozambique (Afrika) dan Lele lokal Taiwan. Pertumbuhan ikan lele
dumbo lebih cepat bila dibandingkan dengan lele lokal, karena pada umur tiga
karena selain hasilnya dapat dimakan sendiri, sisanya dapat dijual dan menjadi
ikan lele ada dua kegiatan besar yang harus ditingkatkan secara bersamaan
awal di dalam budidaya. Tanpa kegiatan pembenihan kegiatan yang lain seperti
salah satu faktor yang menentukan adalah tersedianya benih yang memenuhi
dalam jumlah banyak tetapi kualitasnya rendah hanya akan memberatkan petani
juga tidak akan meningkatkan produksi usaha pembesaran, karena akan timbul
kekurangan benih yang cukup serius. Ketersediaan benih merupakan faktor yang
ekor/m3 air).Lele dapat dipelihara di lahan terbatas dan sempit serta mampu
hidup di air tergenang. Kolam seluas 15 m2dengan kedalaman air minimal 120
cm bisa ditebar benih lele sebanyak 6000 ekor. Dari tinjauan tersebut dapat
dipahami bahwa budi daya ikan lele dapat dilakukan dengan mudah tanpa
menggunakan lahan yang luas, dengan kata lain lahan terbatas bukan suatu
juga menjadi syarat penting. Pada dasarnya kolam untuk indukan lele tidak
berbeda jauh dengan kolam-kolam ikan jenis lain. Namun, karena budidaya ikan
11
lele dilakukan secara intensif, maka kolam harus mendapat perhatian khusus.
Jenis kolam untuk indukan ikan lele dapat berupa kolam permanen (kolam beton,
ikan yang akan dikawinkan atau dipijahkan, dan tempat pemeliharaan induk ikan
yang telah selesai dipijahkan. Kolam pemeliharaan induk dapat berupa tanah
seluruhnya atau semen sebagai dasar tanah, luas kolam bervariasi minimal 50
m2. Kolam terdiri atas duabagian, yaitu bagian dangkal (70%) dan bagian
dalam/kubangan (30%) dari luas kolam. Kubangan ada dibagian tengah kolam
dengan kedalaman 50-60 cm, berfungsi untuk tempat bersembunyi induk ketika
pengeluaran dari pipa paralon berdiameter 1 inci untuk jalannya benih. Kolam
dikapur merata, lalu diberi pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-750
g/m2. Kolam diberikan air sampai batas kubangan dan dibiarkan selama empat
Kolam Pemijahan
mempertemukan induk jantan dan betina yang telah matang telurnya, dengan
baik. Untuk itu, kolam induk dan kolam pemijahan ikan lele berada pada tempat
yang terpisah. Pada persiapan kolam pemijahan pada usaha pembenihan ikan
a. Pengeringan Kolam
dari kotoran maupun lumut.Bila kolam terbuat dari semen, sebaiknya dipanaskan
12
mematikan bibit penyakit atau hamaikan-ikan kecil yang masuk ke dalam kolam
serta memberi rangsangan alami bagi induk-induk yang sedang berahi dengan
bau yang timbul akibat tanah kering yang kena air, yaitu bau sangit atau ampo.
b. Pembersihan Pematang
untuk melihat dan memperbaiki bagian pematang yang bocor.Bagian yang bocor
tersebut kemudian harus dicangkul, untuk membuat lubang yang lebih besar,
kemudian ditimbun tanah yang berasal dari dasar kolam ditambah bekas galian
benih lele yang sudah bisa berenang hanyut walaupun telur hasil pemijahan
Kolam pemijahan yang sudah bersih dan kering dapat diisi air. Tinggi air
dalam kolam pemijahan lele dumbo adalah 25-30 cm. Air yang digunakan harus
segar, bersih, jernih dan bukan air bekas yang diambil dari kolam lain. Parameter
kualitas air yang harus diperhatikan selama proses pemijahan adalah suhu,
kandungan oksigen, dan pH (keasaman). Suhu ideal untuk pemijahan lele adalah
Menurut Krisnawan (2006), kolam penetasan telur ini tidak terlalu mutlak
dalam satu unit kolam. Penetasan telur biasanya dilakukan di kolam pemijahan.
Lele yang telah matang telur akan segera memijah bila dipindahkan dari
kolam penampungan ke kolam lain yang berisi air segar dan jernih. Seleksi induk
harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan gangguan fisik ataupun
psikis. Lele yang mengalami gangguan fisik ataupun psikis akan menjadi stress
sehingga telur keluar lebih dini atau bahkan tidak mau bertelur sama sekali. Telur
kolam pemijahan tidak akan terbuahi. Sebaliknya, telur yang tidak keluar selama
daging.Seleksi induk sebaiknya dilakukan secara cepat dan cermat agar induk
a. Induk Jantan
Induk lele jantan yang telah matang kelamin memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
b. Induk Betina
Induk lele betina yang sudah matang kelamin memiliki ciri-ciri seperti
berikut:
2.4.3 Pemijahan
Memijah artinya perkawinan yang diikuti dengan tingkah laku lele betina
yang meletakkan telur yang kemudian dibuahi oleh lele jantan (fertilisasi). Ada
dua metode dalam proses pemijahan yaitu pemijahan buatan dan pemijahan
alami. Pemijahan buatan atau semi intensif adalah pemijahan ikan dengan
yaitu proses pemijahan berlangsung dengan alami. Secara alamiah ikan lele
memijah pada musim hujan.Banyak jenis ikan yang terangsang untuk memijah
setelah turun hujan lebat. Air hujan membawa situasi segar, aliran air yang deras
banyak mengandung oksigen. Dalam usaha ikan lele, agar induk-induk ikan mau
memijah, diusahakan menciptakan situasi air yang jernih, dan berkadar oksigen
Setelah kedua induk lolos seleksi dan persiapan lainnya beres, langkah
pada saat udara sejuk, hal ini dapat dilakukan pada pagi atau sore hari. Setelah
dan sesekali akan terdengar suara kecipak air jika keduanya merasa cocok dan
Telur hasil pemijahan akan menempel pada serabut kakaban. Telur yang
baik berwarna kuning jernih, kelihatan segar, mengkilat, dan tampak bulatan kecil
seperti inti atau noktah ditengahnya. Sedangkan telur yang jelek berwarna putih
keruh. Telur yang baik akan menetas menjadi larva sedangkan telur yang jelek
Jumlah telur yang dihasilkan oleh induk lele bergantung pada besarnya
berkisar antara 1000 sampai 5000 butir.Apabila induknya sehat, maka daya tetas
telur cukup baik, hampir semuanya dapat menetas. Telur lele menetas dalam 3
hari setelah proses pemijahan, benih lele belum makan melainkan menyerap
kuning telur yang masih tersisa pada bagian perutnya (Suyanto, 2006).
juknil (benih yang mendekati dewasa), benih dewasa, dan fase tua.Pada fase
embrionik dan larva (benih), ikan dalam keadaan krisis (gawat) terhadap
Larva yang baru menetas belum diberi pakan setelah dua hari larva diberi
kuning telur sampai berumur 7 hari.Setelah mencapai ukuran 1-3 cm, larva dapat
dijual dan mulai dipelihara di kolam tanah, bak pemijahan, atau bak
penetasan.Saat itu, larva sudah bisa diberi makanan berupa cacing atau tepung
kolam tanah atau bak permanen berukuran besar.Perawatan benih lele meliputi
Kemudian pemberian pakan, jenis pakan yang baik untuk benih lele adalah
cacingtubifex dan jenis makanan lain bisa berupa pellet yang halus. Kemudian
sifat kanibal atau memangsa sesama benih, makanan alami serta makanan
buatan seperti pellet dikonsumsi benih setiap hari. Cara pemberian pakan lele
adalah dengan cara memberi wadah dibagian bawah, maksudnya agar pellet
makanan dapat dicegah. Pertumbuhan yang dicapai yaitu antara 5-8 cm atau
dengan berat kurang lebih 1-15 gram/ekor. Benih seukuran ini biasanya sudah
dapat dijual ke tengkulak atau petani lain yang membutuhkan (Santoso, 1995).
manajemen yaitu:
strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
pekerjaan antar anggota kelompok agar tugas yang berikan sesuai dengan
pertama dalam arti statis atau skema, bentuk, bagan yang menunjukkan
hubungan antara fungsi serta otoritas dan tanggung jawab yang berhubungan
satu sama lain dari individu yang diberi tugas atau tanggung jawab atas fungsi
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh individu atau kelompok dengan otoritas
proses produksi yang akan dijadikan bahan evaluasi apakah proses produksi
berjalan sesuai rencana yang telah dibuat dan disepakati. Sedangkan menurut
Sule dan Saefullah (2010), pengawasan atau controlling yaitu proses yang
faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh
a. Strategi Pemasaran
tidak harus menjadi situasi tepat sasaran atau tidak. Suatu strategi pemasaran
ditarget dan bauran pemasaran yang akan disusun perusahaan tersebut untuk
dengan tujuannya. Strategi yang sukses dimulai ketika seorang manajer yang
b. Bauran Pemasaran
19
yaitu variabel-variabel yang akan diawasi yang disusun oleh perusahaan tersebut
diingat dengan menyebutnya dengan istilah 4P, yaitu Product (produk), Place
didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang baik
keseluruhan. Beberapa hal yang dinilai di dalam aspek ini antara lain sumber-
sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi selama beberapa
periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur
kedepan, kriteria penilaian investasi, dan rasio keuangan yang digunakan untuk
Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period
(PP).
a. Permodalan
barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja
yang bekerja untuk menghasilkan suatu barang baru. Modal usaha tersebut
b. Biaya Produksi
utama yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan agar
usaha. Menurut prinsip ekonomi, dengan biaya tertentu diharapkan hasil yang
optimal atau dengan kata lain untuk mendapatkan hasil tertentu dengan biaya
pada aspek struktur biaya (tetap dan variabel) dan jenis-jenis biaya yang lain
1. Biaya tetap (Fixed Cost), merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses
2. Biaya tidak tetap (Variable Cost), adalah biaya yang besar kecilnya
Biaya total produksi dapat diperoleh dari hasil penjumlahan biaya tetap
TC = FC + VC
c. Penerimaan
Penerimaan total atau total revenue dapat didefinisikan sebagai penerimaan dari
dengan satuan barang yang terjual dikalikan dengan harga penjualan tiap satuan
(Nurdin, 2010).
dengan volume output atau banyaknya barang yang dijual sehingga dapat
d. Keuntungan
yang dikeluarkan untuk proses produksi baik biaya tetap maupun tidak tetap.
π = TR - TC
Dimana: π = Keuntungan
melihat keuntungan relatif suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang
berikut:
𝑻𝑹
R / C Ratio = 𝑻𝑪
Dengan kriteria:
- R/C = 1, maka usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi (impas).
merupakan keadaan dimana suatu usaha berada pada posisi tidak memperoleh
keuntungan dan tidak mengalami kerugian. BEP merupakan teknik analisis yang
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, volume kegiatan, dan
sebagai berikut:
𝑭𝑪
𝑩𝑬𝑷 =
𝑽𝑪
𝟏‒
𝑺
Dimana: FC (Fix Cost) = Biaya tetap
𝑭𝑪
𝑩𝑬𝑷 =
𝑷‒𝑽
Dengan kriteria:
- Jika BEP sales < sales yang didapatkan, maka usaha tersebut dikatakan
menguntungkan.
menguntungkan.
g. Rentabilitas
diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari
24
kegiatan pokok dengan kekayaan atau asset serta modal yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan.
𝑳
Rentabilitas = 𝑴𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Dengan kriteria:
- R = suku bunga deposito bank, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak
rugi.
- R < suku bunga deposito bank, maka usaha tersebut tidak menguntungkan.
Net Present Value (NPV) adalah kriteria yang banyak digunakan dalam
mengukur apakah suatu proyek (feasible) atau tidak. Menurut Jumingan (2011),
Net Present Value merupakan pendekatan discounted cash flow dalam capital
budgeting. Dengan menggunakan metode net present value, seluruh aliran kas di
Menurut Riyanto (1995), net present value atau nilai sekarang neto ialah
perhitungan NPV ialah cash flows yang didiskontokan atas dasar biaya modal
Dimana:
IRR adalah salah satu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat
investasi adalah suatu tingkat bunga dimana seluruh net cash flow setelah
dikalikan discount factor atau telah di present valuekan, nilainya sama dengan
Jumingan (2011), internal rate of return adalah tingkat bunga yang menyamakan
present valuealiran kas keluar yang diharapkan (expected cash outflows) dengan
present value aliran kas yang masuk diharapkan (expected cash inflows).
Dimana:
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara jumlah NPV
positif dengan jumlah NPV negatif. Menurut Dedi (2014), Net B/C merupakan
rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang
bernilai negatif, atau disebut juga manfaat bersih yang menguntungkan bisnis
yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Suatu
kegiatan investasi atau bisnis bisa dikatakan layak jika nilai Net (B/C) lebih besar
dari satu dan dapat dikatakan tidak layak apabila nilai Net (B/C) lebih kecil dari
satu.
dari benefit bersih dalam tahun-tahun dimana benefit bersih itu bersifat positif
dengan total PV dari biaya bersih dalam tahun-tahun dimana Bt-Ct bersifat
negatif (biaya kotar lebih besar dari pada benefit kotor). Rumus dari Net B/C
Dimana:
n = Umur teknis
i = Suku bunga
Dengan kriteria:
diinvestasikan dari aliran kas masuk tahunan yang dihasilkan oleh proyek
faktor-faktor eksternal pada suatu usaha. Nilai total yang dibobot pada matriks ini
merupakan hasil penjumlahan total dari perkalian bobot dan rating masing-
masing faktor strategis eksternal suatu usaha. Sedangkan matriks IFE digunakan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor internal pada suatu
usaha. Nilai total yang dibobot pada matriks ini merupakan hasil penjumlahan
total dari perkalian bobot dan rating masing-masing faktor strategis internal suatu
management audit dapat dipakai untuk menyusun matriks IFE. Alat perumusan
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini
29
disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk menganalisis
oleh satu pihak dengan pihak yang lain meskipun dengan faktor-faktor yang
sama. Selain itu, matrik SWOT juga menghasilkan banyak alternatif strategi yang
layak sesuai dengan kondisi internal, dapat untuk memaksimalkan kekuatan dan
BERBAGAI PELUANG
3. Mendukung 1. Mendukung
Strategiturn Strategi
around agresif
around
KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL INTERNAL
4. Mendukung 2. Mendukung
Strategi Strategi
defensif difersifikasi
BERBAGAI ANCAMAN
Dimana:
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
Kuadran lll: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
Kuadran lV: Pada kuadran merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
kelemahan internal.
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat
a. Strategi SO
sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensife dan berusaha
Kelayakan Usaha
1. Aspek Teknis
2. Aspek Manajemen
3. Aspek Pemasaran
Aspek Finansiil
Analisis SWOT
Strategi Pengembangan
3. METODE PENELITIAN
aktif dalam usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho. Kolam
pembenihan ikan lele dumbo berada dipekarangan rumah warga, hal ini ditujukan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari aspek teknis, aspek
berpengaruh dalam usaha, dan merumuskan strategi apa saja yang akan
Desa Joho serta tata letak yang strategis yang tidak jauh dari pusat kota dan
deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan
menguji hipotesis.
pada saat ini, misalnya sikap atau pendapat terhadap individu organisasi dan
terutama dalam penelitian yang bersifat longitudinal, genetik dan klimis. Ciri-ciri
sebagainya.
3. Mengumpulkan data.
4. Menyusun laporan.
langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang
persiapan kolam, tebar benih, pemberian pakan dan probiotik, pemanenan dan
pemasaran.
35
data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data
sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer
dumbo di Desa Joho, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur seperti
sampel penelitian yang bersifat penelitian populasi memiliki arti seluruh subjek
yang bersifat sampel hanya memiliki sebagian dari subyek penelitian dan
individu tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada mana
sampling yaitu dengan kriteria: usaha pembenihan ikan lele dumbo sudah
3.5.1 Observasi
dari usaha pembenihan ikan lele, kemudian keadaan umum daerah tempat
penelitian, peralatan saran dan prasarana pada usaha pembenihan ikan lele
3.5.2 Wawancara
Wawancara adalah salah satu bagian terpenting dari setiap survei. Tanpa
3.5.3 Dokumentasi
pembenihan ikan lele dumbo serta pengambilan data yang sudah dikumpulkan
3.5.4 Kuesioner
pengumpulan data berisi daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis untuk
dijadikan sebagai teknik utama dalam penelitian kuantitatif karena jenis angket
dan faktor penghambat usaha pembenihan ikan lele yang ditujukan kepada
menggambarkan secara umum dan sistematis, faktual dan valid mengenai sifat
usaha.
dalam situasi yang wajar (natural/setting) dan data yang dikumpulkan bersifat
kualitatif.
a. Aspek Teknis
teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Hal-hal yang perlu
produksi, tata letak (lay out), penyusunan peralatan pabrik, dan proses
Kediri, Jawa Timur. Data ini dianalisis secara deskriptif kualitatif bertujuan untuk
memberikan gambaran secara umum, sistematis, dan faktual dari teknik produksi
b. Aspek Manajemen
c. Aspek Pemasaran
Pada penelitian ini aspek pemasaran yang akan dilakukan pada usaha
Kediri, Jawa Timur meliputi: saluran pemasaran, bauran pemasaran, dan strategi
pemasaran.
bahwa suatu fakta sosial yang dapat dinilai dengan angka. Sedangkan menurut
Nazir (2011), deskriptif kuantitatif adalah analisis data yang sifatnya kuantitatif
a. Aspek Finansiil
dilakukan dalam satu kali siklus produksi selama satu tahun produksi dengan
Point.
adalah: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost
eksternal.
Dalam analisis SWOT meliputi faktor kekuatan dan kelemahan yang ada pada
dan kompetensi khusus yang ada pada usaha pembenihan ikan lele tersebut.
pada usaha.
datang dan gejala-gelaja yang memberikan dampak negatif dan berada diluar
Peluang /
Opportunies (O)
Total (O)
Ancaman / Treaths
(T)
Total (T)
Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, hal yang perlu diketahui
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil
f. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
datang.
43
Kekuatan / Strengths
(S)
Total (S)
Kelemahan /
Weakness (W)
Total (W)
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
dihitung.
sama.
45
Wilayah Kediri secara geografi terletak pada koordinat antara 111° 47’
05’’ - 112° 18’ 20’’ Bujur Timur dan 7° 36’ 12’’ - 8° 0’ 32’’ Lintang Selatan.
Berdasarkan letak topografi Kabupaten Kediri terbagi menjadi 4 dari luas wilayah,
500-1000 meter dpl membentang seluas 9,98 % dan ketinggian diatas 1000
TImur terletak pada dataran sedang yang cukup luas dan subur. Desa Joho
memiliki luas wilayah sebesar 417,00 Ha. Sedangkan secara topografi batas-
Dari luas wilayah tersebut Desa Joho terbagi menjadi beberapa kawasan
1 Pemukiman 95,00
2 Sawah 60,00
3 Tegal/ladang 211,00
4 Pekarangan 46,00
Total 417,00
Sumber: Buku Potensi Desa dan Kelurahan Desa Joho, 2018
1 Laki-Laki 2.665
2 Perempuan 2.549
Total 5.214
Sumber: Buku Tingkat Pengembangan Desa dan Kelurahan Desa Joho,
2018
Berdasarkan data dari Kantor Desa Joho (2018), jumlah penduduk Desa
4 SLTP/Sederajat 900
5 SLTA/Sederajat 941
6 Diploma l/ll 22
sebanyak 8 orang dan Strata lll sebanyak 1 orang. Dengan demikian dapat
15 70-74 53 55 108
16 75+ 96 99 195
sebanyak 5.214 orang yang dimulai dari usia 0-4 tahun sebanyak 338 orang,
49
kelompok usia 5-9 tahun sebanyak 527 orang, kelompok usia 10-14 tahun
sebanyak 691 orang, kelompok usia 15-19 tahun sebanyak 338 orang, kelompok
usia 20-24 tahun sebanyak 325 orang, kelompok usia 25-29 tahun sebanyak
347 orang, kelompok usia 30-34 tahun sebanyak 403 orang, kelompok usia 35-
39 tahun sebanyak 422 orang, kelompok usia 40-44 tahun sebanyak 420 orang,
kelompok usia 45-49 tahun sebanyak 405 orang, kelompok usia 50-54 orang
sebanyak 375 orang, kelompok usia 55-59 tahun sebanyak 314 orang, kelompok
usia 60-64 tahun sebanyak 207 orang, kelompok usia 65-69 tahun sebanyak 199
orang, kelompok usia 70-74 tahun sebanyak 108 orang dan kelompok usia lebih
1 Pertanian 600
2 Peternakan 80
3 Perikanan 90
4 Perindustrian 232
5 Perdagangan 65
6 Jasa 55
7 PNS 1
perdagangan, sebanyak 55 orang terjun kedalam sektor jasa dan pada jenis
mengembangkan suatu wilayah tersebut. Maka dari itu adanya sarana dan
Kabupaten Kediri meliputi, transportasi, komunikasi dan informasi, air bersih dan
wilayah.Kondisi jalan di Desa Joho dalam keadan baik dan layak untuk
digunakan. Transportasi yang ada di Desa Joho yaitu transportasi darat dengan
jalan sepanjang 14 km. Kendaraan yang ada meliputi sepeda, sepeda motor,
handphone (HP). Sedangkan fasilitas air bersih dan sanitasi di Desa Joho dalam
keadaan baik, dimana di Desa Joho terdapat 1.200 sumur pompa, 573 unit
sumur gali, dan jumlah mata air sebanyak 7 titik. Kondisi saluran air limbah di
Sarana dan prasarana pemerintahan yang ada di Desa Joho antara lain,
kantor desa Joho, ruang kerja perangkat desa Joho, alat tulis, dan buku-buku
pemerintahan di Desa Joho dalam keadaan baik dan layak untuk digunakan.
di desa Joho terdapat 10 mushola dan 1 masjid. Tidak ada tempat ibadah lainnya
Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Joho adalah, posyandu dan rumah
Sarana kesehatan yang ada di Desa Joho antara lain, satu dokter umum, satu
Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Joho yakni, gedung SD, gedung
olah raga yang baik dan layak untuk digunakan, diantaranya lapangan sepak
bola, lapangan bulu tangkis, lapangan voly dan tenis meja. Prasarana energi dan
penerangan yang ada di Desa Joho antara lain diesel umum dan listrik PLN
desa yang memiliki sumber mata air yang melimpah. Sumber mata air yang
berada di Desa Joho berjumlah 7 lokasi, namun hal ini hanya digunakan dalam
ikan para pembudidaya menggunakan air sumur. Hal ini menjadi salah satu
faktor pendukung berdirinya usaha budidaya ikan lele karena memudahkan para
musim. Air sumur di wilayah Desa Joho sangat mudah diperoleh dan memiliki
kualitas yang baik, oleh sebab itu semua pembudidaya ikan di Desa Joho
konsumsi dan usaha budidaya ikan hias.Untuk usaha budidaya ikan konsumsi
didominasi pembenihan ikan lele dan ikan gurami, sedangkan untuk usaha
budidaya ikan hias didominasi oleh ikan cupang.Petani pembenihan ikan lele
dumbo lebih banyak bila dibandingkan dengan petani ikan hias, salah satu
alasannya adalah karena ikan lele dumbo merupakan salah satu ikan konsumsi
harganya yang cukup murah bila dibandingkan dengan ikan konsumsi lainnya
seperti gurami, ikan lele juga memiliki rasa yang enak dan kandungan gizi yang
cukup. Dari total penduduk desa Joho ada 90 orang memilih usaha dalam bidang
responden. Dalam usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho Kecamatan
tahun hingga 40 tahun. Semua pembudidaya ikan lele dumbo memiliki latar
belakang pendidikan yang beragam, mulai dari tamatan sekolah dasar, SMP,
minimal mempunyai 4-9 kolam yang digunakan dalam usaha pembenihan ikan
lele dumbo.Padat tebar untuk satu kolam yaitu kisaran 30.000 – 100.000 ekor
pembudidaya ikan lele dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
Jawa Timur memilih untuk memulai usaha pembenihan ikan lele dumbo.Latar
dengan modal sendiri.Ikan lele dumbo merupakan ikan konsumsi yang sudah
tidak asing lagi bagi masyarakat, hal tersebut menjadi salah satu faktor
Salah satu aspek yang penting dalam usaha pembenihan ikan lele dumbo
adalah aspek teknis. Aspek teknis pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho
meliputi: persiapan kolam pembenihan, memilih induk, persiapan alat dan bahan
untuk pemijahan, penetasan telur, perawatan benih ikan lele dumbo, pemberian
pembenihan ikan lele dumbo, menentukan jenis kolam yang akan digunakan
sebagai media utama dalam usaha pembenihan ikan lele dumbo, dan
usaha pembenihan ikan lele dumbo,dan jarak lokasi pembenihan dengan pusat
kota tidak terlalu jauh sehingga mempermudah dalam memasarkan benih ikan
lele.
55
Kolam yang digunakan untuk pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho
Kecamatan Wates Kabupaten Kediri yaitu kolam permanen yang terbuat dari
semen dan kolam semi permanen yang kemudian dilapisi dengan terpal,
berbentuk persegi panjang dengan luas yang berbeda pada kolam indukan
untuk indukan ikan lele dumbo dan untuk benih ikan lele dumbo tidak sama,
Ukuran kolam indukan lele dumbo lebih kecil dibandingkan ukuran kolam
pendederan adalah 40 cm dan ketinggian air untuk kolam indukan yaitu 50 cm.
Setiap kolam terdapat lubang pembuangan dan pemasukan air. Dalam usaha
pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho jenis kolam yang digunakan dalam
usaha pembenihan ikan lele dumbo yaitu kolam indukan, kolam karantina, dan
dengan detergen atau menyeprot kolam dengan formalin agar kolam yang akan
digunakan bersih, steril dan bebas dari bakteri. Setelah kolam dalam keadaan
matahari, pengeringan kolam dengan sinar matahari berfungsi agar bakteri yang
masih ada di kolam bisa mati.Setelah kolam kering lalu dilakukan pengisian air
digunakan untuk membeli peralatan dalam pembenihan ikan lele dumbo tidaklah
mahal, sehingga biaya untuk peralatan tidak besar. Peralatan yang digunakan
dalam pembenihan ikan lele dumbo meliputi: jaring, seser/serok kecil dan besar,
timbangan, pipa paralon besar dan kecil, bak seleksi benih/bak grading,
bak/ember, sikat, sapu ijuk, jurigen plastik, filter dan gunting. Rincian peralatan
3. Seser/sero Untuk
k Kecil mengambil/memindahka
n benih ikan lele dumbo
lele dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri adalah sebagai
berikut:
1. Kondisi Jalan
Akses jalan yang ada di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
dalam keadaan baik dan masih berfungsi sebagaimana mestinya. Lokasi usaha
pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho termasuk strategis dikarenakan dekat
Kondisi jalan yang berada disekitar tempat usaha bisa dilewati oleh kendaraan
roda dua maupun roda empat seperti, sepeda motor dan mobil. Semua jalan
menuju lokasi pembenihan ikan lele dumbo sudah diaspal sehingga dapat
lokasi budidaya juga digunakan sebagai sirkulasi air kolam agar oksigen tetap
tersedia. Listrik yang ada pada usaha pembenihan ikan lele ini diprasranai oleh
PLN.
61
3. Penyediaan Air
Air merupakan komponen penting dalam usaha budidaya air tawar karena
air merupakan media hidup ikan.Sumber air yang digunakan dalam usaha
budidaya ikan lele dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
adalah sumur.Air sumur yang berada disekitar lokasi budidaya merupakan air
tawar.
Indukan yang siap untuk dipijahkan pada usaha pembenihan ikan lele
dumbo di Desa Joho adalah indukan yang berusia 1-3 tahun dengan berat
minimal 0,8 kg/ekor. Pembudidaya ikan lele dumbo mendapatkan indukan lele
tergantung umur dan berat ikan yaitu berkisar dari Rp. 50.000 – Rp. 80.000/ekor.
Induk yang digunakan untuk pemijahan yaitu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
indukan jantan bersikap agresif, proporsional, organ lengkap, dan tidak dalam
keadaan sakit/cacat. Sedangkan indukan betina lebih memiliki kulit tipis, halus,
Indukan ikan lele dumbo yang akan dipijahkan harus disendirikan atau
dimasukkan kedalam kolam karantina dan diberikan makanan yang memiliki gizi
tinggi dan makanan tambahan seperti udang ataupun keong. Pemberian pakan
tambahan dan pakan yang memiliki gizi tinggi bertujuan agar dapat memperoleh
benih yang baik.Pemberian pakan dilakukan satu kali dalam sehari dengan
indukan memiliki berat 1 kg maka pakan yang diberikan yaitu sebanyak 10 gram.
berkualitas.Induk yang baik adalah induk yang sudah dewasa dan mencapai
bengkok, tidak cacat, dan tidak luka.Usia indukan jantan sebaiknya tujuh bulan
lebih, sedangkan yang betina diatas satu tahun. Induk akan menghasilkan bibit
bermutu jika bukan dari satu keturunan (inbreeding). Dengan demikian sangat
dianjurkan untuk menyilangkan dengan induk lele lain yang bukan saudara
sedarah. Agar nanti menghasilkan bibit unggul dan berukuran besar, dengan
a. Indukan Jantan
b. Indukan Betina
5.3.4 Pemijahan
dumbo di Desa Joho adalah pemijahan buatan (hipofisa) atau teknik pemijahan
dilakukan dengan merangsang ikan lele untuk memijah atau terjadi ovulasi
disebelah bawah otak besar tersembunyi dalam lekukan dan dilapisi lemak.Untuk
keperluan ini tentu ada ikan yang harus dikorbankan untuk diambil kelenjar
indukan ikan lele dumbo yang siap untuk dipijahkan. Indukan ikan lele dumbo
yang sudah dipilih ditempatkan dalam kolam karantina selama kurang lebih 2
bulan.Indukan ikan lele dumbo yang sudah berada di kolam karantina diberikan
tambahan pakan seperti udang dan keong, hal ini dilakukan agar indukan ikan
lele dumbo mampu menghasilkan telur yang banyak dan benih yang berkualitas.
teknik suntik adalah sebagai berikut: indukan ikan lele dumbo betina, indukan
ikan lele dumbo jantan, ember, pisau, gunting, lap/tissue, Nacl, ovaprime,
Aquabides berfungsi sebagai pengencer ovaprim, agar telur yang dihasilkan oleh
indukan betina tidak terlalu padat ataupun tidak terlalu encer.Setelah indukan
proses pengambilan sperma pada indukan ikan lele dumbo jantan yaitu, lele
putih tulang, berukuran besar dan tidak terdapat warna hitam.Satu pasang
sperma yang diambil dari satu indukan ikan lele dumbo jantan dapat membuahi
dengan cairan Nacl hingga bersih.Hal ini bertujuan agar darah dan kotoran yang
Satu ekor indukan ikan lele dumbo betina dapat menghasilkan 40.000-
60.000 telur.Telur ikan lele dumbo betina diletakkan kedalam ember dan
65
kemudian dicampurkan dengan cairan sperma. Bilas telur ikan lele dumbo
dengan air agar kolam tidak berbau amis dan tidak membuat kolam keruh.
Selanjutnya telur ditebar di kolam yang sudah disediakan. Telur akan menetas
2x24 jam.
Sebelum telur ikan lele dumbo dimasukkan ke dalam kolam, kolam harus
sudah dalam keadaan bersih dan diisi air dengan ketinggian 40 cm. Setelah
kolam sudah siap dan telur ikan lele sudah dicampur dengan sperma maka
langkah selanjutnya adalah menebarkan telur ikan lele ke dalam kolam. Padat
tebar pada tiap-tiap kolam berkisar antara 30.000 sampai dengan 100.000
buatan.
pengawasan terhadap telur yang tidak menetas (boner). Telur yang tidak
terbuahi akan berwarna kuning susu dan tidak akan menetas kemudian
66
membusuk sehingga telur yang tidak menetas harus segera diambil dari kolam
agar tidak menimbulkan bibit penyakit dan membuat kolam keruh. Sedangkan
telur yang berwarna kuning bening/transparan adalah telur yang sudah terbuahi
larva yang sangat kecil dan lemah, badan berwarna bening, dan memiiki yold
atau cadangan makanan yang berada pada bawah mulut larva ikan lele.
Kondisi larva yang baru menetas masih dalam keadaan lemah sehingga
kematian. Pengontrolan kualitas air dan temperatur suhu juga harus dijaga agar
suplai oksigen bisa berjalan dengan baik. Apabila kondisi tersebut bisa
Larva ikan lele dumbo tidak memerlukan pakan tambahan karena setelah
menetas larva ikan lele dumbo memiliki kandungan kuning telur yang akan habis
dalam waktu 2-3 hari, sebelum kandungan telur tersebut habis maka larva ikan
lele dumbo tidak akan diberikan makanan apapun. Pakan pertama yang
diberikan kepada larva ikan lele adalah cacing tubifex, larva ikan lele dumbo
akan diberikan pakan cacing tubifex selama 5-7 hari. Setelah pemberian pakan
cacing tubifex selama 5-7 hari, larva ikan lele dumbo diberi pakan pelet.
5.3.7 Pemanenan
Benih ikan lele dumbo dapat dipanen pada usia 2-3 bulan dengan
pemanenan secara berkalar. Proses pemanenan benih ikan lele dilakukan dalam
3 waktu, hal ini dikarenakan ukuran ikan lele tidak seragam. Pada ukuran 5 cm
ikan lele sudah dapat diperjual belikan.Benih ikan lele yang masuk dalam
valume air yang ada didalam kolam, hal ini bertujuan agar memudahkan dalam
mengambil benih ikan lele dumbo. Setelah volume air kolam dikurangi, benih
bak grading, ikan yang lolos tidak masuk kedalam kriteria penjualan sehingga
harus dipelihara lagi. Ikan lele dumbo yang tertinggal didalam bak grading
setelah ditimbang ikan lele akan dihitung sebagai sampel kemudian dimasukkan
bagian atas jurigen plastik diberikan lubang, hal ini berfungsi agar benih ikan lele
plastik tersebut sudah diisi air terlebih dahulu.Isi benih ikan lele dalam satu
jurigen tidak terlalu banyak sehingga benih ikan lele tidak berdesakan dan tidak
berebut oksigen.Jika isi benih ikan lele dumbo terlalu banyak maka benih ikan
Perencanaan
berlangsung, memastikan sarana dan prasarana dalam keadaan baik dan layak
menjadi jelas dan mudah untuk mencapai target yang sudah ditentukan.
Pengorganisasian
usaha pribadi dan hanya dijalankan sendiri, sehingga tidak ada sistem
semakin meninggkat. Namun untuk saat ini para pembudidaya masih enggan
Pergerakan
dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur adalah
memaksimalkan benih ikan lele dumbo. Kualitas benih yang baik dan berkualitas
pada usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates
Kabupaten Kediri Jawa Timur yakni mengikuti harga pasar, hal ini bertujuan agar
hubungan antara produsen dan pengepul (konsumen) dapat terjaga dengan baik.
Target yang ingin dicapai pada usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho
Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur yaitu menekan biaya produksi
Pengawasan
pengawasan pada benih larva ikan lele karena larva ikan lele sangat rentan oleh
perubahan iklim dan suhu yang fluktuatif.Dengan perubahan cuaca yang tidak
karena itu dibutuhkan pengawasan apabila terdapat benih ikan lele dumbo yang
biaya pemasaran.
70
faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh
produk dengan cara menghasilkan benih ikan lele yang memiliki kualitas yang
baik. Ukuran benih ikan lele yang siap untuk diperjual belikan berkisar antara 5-7
cm. Kualitas benih yang baik didukung oleh indukan lele yang sehat dan
memenuhi syarat indukan yang baik serta pemberian pakan yang cukup. Kondisi
terkait satu sama lain dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk
atau jasa dapat digunakan atau dikonsumsi. Adanya saluran pemasaran ini dapat
datang untuk membeli benih ikan lele dumbo sehingga tidak ada
pembesaran ikan lele dumbo yang berasal dari berbagai daerah terutama
benih ikan lele terbanyak di Kabupaten Kediri.Kualitas benih ikan lele di Desa
Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri memiliki kualitas yang baik sehingga
saling menunjang satu sama lain. Berikut bauran pemasaran yang ada pada
usaha pembenihan iken lele dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten
Kediri:
- Product : Produk yang dihasilkan dalam usaha ini adalah benih ikan lele
- Price : Harga jual benih ikan lele berkisar antara Rp 110-130 tergantung
ukuran
langsung/tunai pada saat proses jual beli benih ikan lele dumbo. Tidak ada biaya
membawa alat transportasi sendiri. Untuk saat ini usaha pembenihan ikan lele di
diluar karisidenan Kediri, karena hal tersebut akan menambah biaya pemasaran
keseluruhan. Beberapa hal yang dinilai dalam aspek ini antara lain: sumber-
dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah
biaya yang dikeluarkan selama umur investasi, proyeksi neraca dan laporan
laba/rugi untuk beberapa periode kedepan, kriteria penilaian investasi dan rasio
Jakfar, 2012).
Analisis aspek finansiil dalam usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa
Joho, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri Jawa Timur yaitu analisis jangka
(R/C ratio), keuntungan, rentabilitas dan break event point (BEP). Sedangkan
analisis jangka panjang meliputi: net present value (NPV), internal rate of return
(IRR), net benefit cost ratio (Net B/C), dan payback period (PP).
usaha dalam jangka waktu pendek yang dapat diketahui dalam satu tahun
Reveneu Cost Ratio (RC Ratio), Keuntungan, rentabilitas, dan Break Even Point
(BEP).
73
a. Permodalan
yang digunakan meliputi modal tetap, modal lancar, dan modal lancar. Dimana
modal lancar yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 26.364.000,00 dan rata-rata
Tabel 10. Modal yang digunakan dalam Usaha Pembenihan Ikan Lele
Dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
Selama 1 tahun (4 siklus produksi)
Nama Modal Tetap Modal Lancar Modal Kerja Modal Usaha
No
Responden (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Bapak Mutif 26.400.500,00 17.337.000,00 21.873.000,00 48.273.500,00
2 Bapak Anwar 27.353.000,00 28.446.000,00 33.652.333,33 61.005.333,33
3 Bapak Sukoco 28.093.000,00 20.562.000,00 26.290.833,33 54.383.833,33
4 Bapak Singgih 34.860.500,00 58.497.000,00 64.618.166,67 99.478.666,67
5 Bapak Herman 22.513.000,00 21.981.000,00 27.433.000,00 49.946.000,00
6 Bapak Hari 27.348.000,00 32.960.000,00 37.660.000,00 65.008.000,00
7 Bapak Endik 34.240.500,00 31.187.000,00 41.735.333,33 75.975.833,33
8 Bapak Faris 16.558.000,00 25.085.000,00 28.252.500,00 44.810.500,00
9 Bapak Asrois 19.530.500,00 17.174.000,00 20.646.833,33 40.177.333,33
10 Bapak Anas 19.415.500,00 16.961.000,00 20.360.166,67 39.775.666,67
11 Bapak Bambang 20.343.000,00 19.814.000,00 23.530.000,00 43.873.000,00
276.655.500,00 290.004.000,00 346.052.166,67 622.707.666,67
Total
Rata-Rata 25.150.500,00 26.364.000,00 31.459.287,88 56.609.787,88
b. Biaya Produksi
Biaya produksi pada usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho
biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost).Jumlah biaya ini
diakumulasi dalam waktu satu tahun(4 kali siklus produksi), dimana satu siklus
74
Tabel 11. Biaya produksi yang digunakan dalam Usaha Pembenihan Ikan
Lele Dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten
KediriSelama 1 tahun (4 siklus produksi)
Nama Biaya Tetap Biaya Tidak
No Total Biaya (Rp)
Responden (Rp) Tetap (Rp)
1 Bapak Mutif 5.816.000,00 16.137.000,00 21.953.000,00
2 Bapak Anwar 6.421.333,33 27.446.000,00 33.867.333,33
3 Bapak Sukoco 6.943.833,33 19.362.000,00 26.305.833,33
4 Bapak Singgih 8.271.166,67 56.497.000,00 64.768.166,67
5 Bapak Herman 5.822.000,00 22.981.000,00 28.803.000,00
6 Bapak Hari 5.713.000,00 31.960.000,00 37.673.000,00
7 Bapak Endik 7.187.500,00 29.987.000,00 37.174.500,00
8 Bapak Faris 4.067.500,00 24.285.000,00 28.352.500,00
9 Bapak Asrois 4.302.833,33 16.374.000,00 20.676.833,33
10 Bapak Anas 4.359.166,67 16.161.000,00 20.520.166,67
11 Bapak Bambang 5.041.000,00 18.614.000,00 23.655.000,00
Total 63.945.333,33 279.804.000,00 343.749.333,33
Rata-Rata 5.813.212,12 25.436.727,27 31.249.939,39
Rata-rata biaya tetap yang digunakan dalam usaha pembenihan ikan lele
dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri yaitu sebesar Rp.
5.813.212,12, sedangkan rata-rata biaya tidak tetap yang dikeluaran sebesar Rp.
c. Penerimaan
harga sebuah produk dikalikan banyaknya jumlah produk. Total Revenue didapat
dari hasil perkalian antara produk yang dihasilkan dengan harga penjualan.Untuk
penjelasan jumlah produksi dan penerimaan dapat dilihat pada Tabel 12.
75
Tabel 12. Penerimaan yang diperoleh Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo
di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten KediriSelama 1
tahun (4 siklus produksi)
Total Produksi Ukuran
No Nama Harga Total (Rp)
(ekor) (Cm)
1 Bapak Mutif 800.000 5-7 93.000.000,00
2 Bapak Anwar 1.000.000 5-7 116.900.000,00
3 Bapak Sukoco 1.400.000 5-7 162.500.000,00
4 Bapak Singgih 2.550.000 5-7 295.500.000,00
5 Bapak Herman 880.000 5-7 102.400.000,00
6 Bapak Hari 1.150.000 5-7 135.000.000,00
7 Bapak Endik 1.500.000 5-7 173.500.000,00
8 Bapak Faris 820.000 5-7 96.400.000,00
9 Bapak Asrois 850.000 5-7 98.500.000,00
10 Bapak Anas 800.000 5-7 93.500.000,00
11 Bapak Bambang 1.000.000 5-7 116.000.000,00
Total 12.750.000 1.483.200.000,00
Rata-Rata 1.159.091 134.836.363,64
benihikan lele perekor nya. Jumlah penerimaan yang diperoleh juga diakumulasi
dalam satu tahun.Harga benih ikan lele bervariasi tergantung ukuran, harga
benih ikan lele ukuran 5 cmdijual dengan harga Rp. 110, ukuran 6 cmdijual
dengan harga Rp. 120, dan ukuran 7 cm dijual dengan harga Rp. 130. Rata-rata
hasil produksi benih ikan lele dumbo dalam satu tahun adalah 1.159.091 ekor
Reveneu Cost Ratio (RC Ratio) jika lebih dari satu berarti usaha ini layak
dalam setahun dengan jumlah biaya yang telah dikeluarkan. Jadi dari hasil
perhitungan diperoleh rata-rata R/C Ratio yang ada pada usaha pembenihan
ikan lele dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri sebesar
76
4,4302 yang berarti usaha ini sudah layak untuk dijalankan. Perhitungan terdapat
Tabel 13. Perhitungan R/C Ratio Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo di
Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten KediriSelama 1 tahun
(4 siklus produksi)
No Nama R/C
1 Bapak Mutif 4,2363
2 Bapak Anwar 3,4517
3 Bapak Sukoco 7,0517
4 Bapak Singgih 4,5624
5 Bapak Herman 3,5552
6 Bapak Hari 3,5835
7 Bapak Endik 4,6672
8 Bapak Faris 3,4001
9 Bapak Asrois 4,7638
10 Bapak Anas 4,5565
11 Bapak Bambang 4,9038
Total 48,7321
Rata-Rata 4,4302
e. Keuntungan
biaya yang dikeluarkan dalam waktu satu tahun. Dari hasil perhitungan 4 kali
Tabel 14. Keuntungan yang diperoleh pada Usaha Pembenihan Ikan Lele
Dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten KediriSelama
1 tahun (4 siklus produksi)
No Nama Keuntungan (Rp)
1 Bapak Mutif 71.047.000,00
2 Bapak Anwar 83.032.666,67
3 Bapak Sukoco 159.194.166,67
4 Bapak Singgih 230.731.833,33
5 Bapak Herman 73.597.000,00
6 Bapak Hari 97.327.000,00
77
f. Rentabilitas
rincian perhitungan rentabilitas pada usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa
Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri selama satu tahun dapat dilihat pada
Tabel 15.
Lanjutan Tabel 15. Rentabilitas Pada Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo
di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten KediriSelama 1 tahun
(4 siklus produksi)
No Nama Rentabilitas (%)
10 Bapak Anas 359,62
11 Bapak Bambang 393,12
Total 3809,37
Rata-Rata 346,31
Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri sebesar 346,31% yang berarti
rata-rata keuntungan yang diperoleh sebesar 346,31% dari modal yang telah
dikeluarkan.
Untuk mengetahui suatu usaha sudah berada pada titik impas maka perlu
melakukan perhitungan Break Even Point.Perhitungan ini terdapat dua jenis yaitu
BEP unit dan BEP sales. BEP sales yang diperoleh dari usaha pembenihan ikan
lele dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri dapat dilihat pada
Tabel 16.
Lanjutan Tabel 16. Perhitungan BEP Unit dan BEP SalesPada Usaha
Pembenihan Ikan Lele Dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates
Kabupaten KediriSelama 1 tahun (4 siklus produksi)
BEP
No Nama Responden
BEP (S) Benih (Rp) BEP (Q)
3.127.050,66 28.428
5 Bapak Herman 1.364.531,20 11.371
1.330.417,92 10.234
2.560.270,26 23.275
6 Bapak Hari 1.777.377,70 14.811
1.375.351,79 10.580
4.101.224,69 37.284
7 Bapak Endik 1.739.913,50 14.499
1.346.361,64 10.357
1.856.535,15 16.878
8 Bapak Faris 1.113.921,09 9.283
1.097.043,50 8.439
2.402.597,20 21.842
9 Bapak Asrois 1.048.406,05 8.737
851.829,92 6.553
2.051.372,55 18.649
10 Bapak Anas 1.398.663,10 11.656
909.131,02 6.993
2.629.142,24 23.901
11 Bapak Bambang 1.564.448,28 13.037
847.409,48 6.519
Aspek finansiil jangka Panjang yaitu untuk mengetahui keadaan usaha ini
perhitungan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net
suatu usaha jika nilai yang diperoleh adalah lebih dari 0 (nol) berarti usaha
keuntungan dan biaya yang dikeluarkan selama melakukan produksi dan juga
80
nilaim investasi.Jika diketahui suku bunga Bank yaitu sebesar 4.25%. Maka rata-
rata nilai NPV yang diperoleh dari perhitungan sebesar Rp 837.680.354,33, nilai
tersebut adalah lebih dari 0 berarti dapat dikatakan bahwa usaha pembenihan
ikan lele dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri dinyatakan
layak untuk dijalankan dan investasi yang dikeluarkan memberikan manfaat bagi
usaha ini.
Tabel 17. Nilai kelayakan usaha (NPV)Pada Usaha Pembenihan Ikan Lele
Dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
Selama 1 tahun (4 siklus produksi)
NO NAMA RESPONDEN NPV (Rp)
1 Bapak Mutif 594.421.386,85
2 Bapak Anwar 696.593.380,73
3 Bapak Sukoco 1.127.119.777,44
4 Bapak Singgih 1.891.163.658,49
5 Bapak Herman 620.251.336,42
6 Bapak Hari 803.484.826,00
7 Bapak Endik 906.025.147,09
8 Bapak Faris 565.654.131,07
9 Bapak Asrois 642.624.851,60
10 Bapak Anas 603.540.326,43
11 Bapak Bambang 763.605.075,46
Total 9.214.483.897,60
Rata-Rata 837.680.354,33
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan nilai manfaat yang diperoleh
dari usaha ketika melakukan pengeluaran biaya. Dari hasil perhitungan diketahui
bahwa rata-rata nilai Net B/C yang diperoleh pada usaha pembenihan ikan lele
dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri sebesar 34,43 yang
berarti nilai tersebut lebih besar daripada 1. Sehingga usaha pembenihan ikan
Tabel 18. Nilai manfaat usaha (Net B/C) Pada Usaha Pembenihan Ikan Lele
Dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
Selama 1 tahun (4 siklus produksi)
NO NAMA RESPONDEN NET B/C
1 Bapak Mutif 23,52
2 Bapak Anwar 26,47
3 Bapak Sukoco 41,12
4 Bapak Singgih 55,25
5 Bapak Herman 28,55
6 Bapak Hari 30,38
7 Bapak Endik 33,74
8 Bapak Faris 35,16
9 Bapak Asrois 33,90
10 Bapak Anas 32,09
11 Bapak Bambang 38,54
TOTAL 378,71
RATA-RATA 34,43
perbandingan antara suku bunga yang diperoleh dari hasil investasi dengan suku
bunga bank yang ada saat ini.Jika nilai yang diperoleh melebihi nilai suku bunga
deposito, maka usaha ini layak untuk dijalankan. Hasil yang diperoleh dari
perhitungan bahwa rata-rata nilai IRR adalah sebesar 406% yang berarti bahwa
usaha ini sebaiknya dijalankan karena nilai IRR melebihi suku bunga deposito
Lanjutan Tabel 19. Nilai perbandingan suku bunga (IRR) Pada Usaha
Pembenihan Ikan Lele Dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates
Kabupaten KediriSelama 1 tahun (4 siklus produksi)
NO NAMA RESPONDEN IRR (%)
6 Bapak Hari 358
7 Bapak Endik 398
8 Bapak Faris 414
9 Bapak Asrois 400
10 Bapak Anas 378
11 Bapak Bambang 455
Total 4461
Rata-Rata 406
adalah sebesar 0,25. Hasil ini berarti bahwa lamanya pengembalian investasi
pada usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates
Kabupaten Kediri adalah 0,25 tahun atau memerlukan waktu 3 bulan untuk
pengembalian investasi.
Lanjutan Tabel 20. Payback Period (PP) Pada Usaha Pembenihan Ikan Lele
Dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten KediriSelama
1 tahun (4 siklus produksi)
NO NAMA RESPONDEN PP
8 Bapak Faris 0,23
9 Bapak Asrois 0,24
10 Bapak Anas 0,25
11 Bapak Bambang 0,21
Total 2,71
Rata-Rata 0,25
yang berguna dalam mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh usaha tersebut
yang dapat menghambat usaha tersebut dari Analisis faktor internal pada
Identifikasi Kekuatan
Menghasilkan kualitas benih yang baik adalah tujuan dari usaha ini.
lainnya seperti sarana dan prasarana yang memenuhi. Dari hasil data
usaha.
Sarana dan prasarana yang ada pada usaha pembenihan ikan lele
informasi harga benih ikan lele dumbo. Bobot yang diperoleh untuk
Identifikasi Kelemahan
dan besarnya laba yang diperoleh. Berdasarkan fakta dilapang tidak ada
Dari tabel analisis IFE (Internal Factor Evaluation) diketahui bahwa jumlah
skors yang diperoleh yaitu 3,23. Menurut Rengkuti (2004), bahwa skor hasil kali
dari bobot dengan rating hasilnya berada diantara 0,0 hingga 4,0. Jika hasil yang
Sedangkan jika mencapai 4,0 skor yang diperoleh maka usaha tersebut
dikatakan sangat kuat. Hasil yang diperoleh dari analisis IFE penentuan skor
didapat 3,23 yang berarti usaha ini sudah berada diatas rata-rata dan dikatakan
kuat. Dan jumlah dari skor kekuatan lebih tinggi dibanding dengan jumlah skor
matriks EFE.
86
eksternal atau faktor dari luar lingkungan suatu usaha yang berguna dalam
Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. Berikut adalah hasil dari faktor
eksternal:
Identifikasi Peluang
sebesar 4. Hal ini dapat diartikan bahwa tingginya permintaan benih ikan
2. Lokasi strategis
tempat yang strategis. Namun tempat yang dekat dengan pusat kota tidak
3. Dukungan Dinas
Identifikasi Ancaman
87
kematian paka benih ikan lele. Dari hasil penelitian didapatkan bobot
sebesar 0,17 dan rating 3. Arinya bahwa perubahan iklim dan cuaca
menjadi ancaman yang penting pada usaha pembenihan ikan lele dumbo.
Adanya serangan hama dan penyakit menjadi salah satu ancaman serius
dalam usaha pembenihan ikan lele dumbo. Serangan hama dan penyakit
penting bagi usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho.Dari hasil
BOBOT X
Faktor Eksternal BOBOT RATING
RATING
Peluang
Permintaan tinggi 0,17 4 0,62
Lokasi strategis 0,18 3 0,61
Dukungan Dinas 0,17 3 0,46
Jumlah 0,52 1,69
Ancaman
Perubahan iklim dan cuaca 0,17 3 0,56
Serangan hama dan penyakit 0,15 3 0,51
Kenaikan harga pakan 0,15 3 0,39
Jumlah 0,48 1,46
TOTAL 1 3,15
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil skor yaitu perkalian antara
bobot dengan rating diperoleh 3,15 pada matriks EFE (Eksternal Factor
88
yang berarti sangat berpeluang yaitu 4,0. Selain itu jumlah skor peluang lebih
kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada usaha pembenihan ikan
Sumbu horizontal (x) sebagai faktor internal diperoleh nilai koordinat sebesar:
Sumbu vertikal (y) sebagai faktor eksternal diperoleh nilai koordinat sebesar:
Nilai-nilai koordinat pada diagram SWOT bernilai positif yaitu pada sumbu
horizontal (x) sebesar 1,9 dan pada sumbu vertikal (y) sebesar 0,52. Gambar
Peluang
(1,9 : 0,52)
Kelemahan Kekuatan
Ancaman
Gambar 11. Diagram SWOT Pada Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo
Pembenihan Ikan Lele Dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
Kabupaten Kediri Jawa Timur terletak pada kuadran l yang berarti bahwa Usaha
Pembenihan Ikan Lele Dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
Jawa Timur dapat memanfaatkan suatu kekuatan dan peluang yang ada dengan
dan didukung oleh strategi pertumbuhan agresif atau Growht Oriented Strategy.
91
No Komponen Keterangan
1 Strategi SO Memanfaatkan lokasi yang strategis untuk
memasarkan produk
Memanfaatkan sarana dan prasarana dengan baik
untuk meningkatkan produksi
Tingginya permintaan benih ikan lele dumbo dapat
menjadi motivasi dalam meningkatkan produksi
Memanfaatkan dukungan dari dinas
Menjaga komunikasi dengan konsumen
Mempertahankan kualitas ikan lele dumbo.
2 Strategi WO Merekrut tenaga kerja agar dapat memenuhi permintaan
pasar
Memperbaiki sistem pembukuan
produksi
6.1 Kesimpulan
pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho Kecamatan Wates Kabupaten Kediri
8 tahun.
aspek pemasaran.
3. Aspek finansiil pada usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa Joho
analisis jangka pendek. Analisis jangka pendek dalam satu tahun pada
4. Analisis jangka panjang pada usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa
Joho meliputi: NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period. Dari hasil
perhitungan bahwa nilai rata-rata IRR sebesar 406% yang berarti bahwa
usaha ini sebaiknya dijalankan karena nilai IRR melebihi suku bunga
deposito yaitu sebesar 4,25%. Nilai Net B/C yang diperoleh pada usaha
dumbo di Desa Joho terletak pada kuadran l yang berarti usaha tersebut
dumbo.
6.2 Saran
1. Pengusaha
tingginya permintaan benih ikan lele dumbo, letak usaha yang strategis,
2. Pemerintah
3. Perguruan Tinggi
mengembangkan usaha.
95
DAFTAR PUSTAKA
Cannon, J., Perreault, W., & McCarthy, J. (2008). Pemasaran Dasar. Jakarta:
Salemba Empat.
Djuriono. 2013. Budidaya Ikan Lele. Penerbit Caraka Darma Aksara. Nusa
Tenggara Barat. 52 hlm.
Fuad, M., H, C., Nurlela, Sugiharto, & Paulus. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Prenada Media
Group. Jakarta.
Yulinda. E. 2012. Analisi Finansiil Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo (Clarias
Gariepinus) Di Kelurahan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Pesisir Kota
Pekanbaru Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan.
Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Sosial dan Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara