1. Judul Jurnal: Strategi Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu dalam Karamba Jaring
Apung di Kabupaten Situbondo
2. Nama Penulis: Sri Sukari Agustina, Johannes Hutabarat dan Agung Sudaryono
3. Nama Jurnal: Aquacultura Indonesiana
4. Volume, Halaman, dan Tahun Penerbitan: Vol. 11 No. 1, Hal. 77-87, April 2010
5. Nama Reviewer: Salsabila A’Zahra
6. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan mengkaji potensi budidaya ikan kerapu,
mengkaji dan memecahkan permasalahan, dan merumuskan strategi pengembangan
budidaya ikan kerapu dalam Karamba jaring apung yang sesuai di Kabupaten Situbondo.
7. Latar Belakang: Penelitian ini berfokus pada pengembangan budaya laut kerapu di
kandang jaring apung di Kabupaten Situbondo, Indonesia. penelitian menunjukkan
bahwa luas lahan budidaya laut kerapu pada tahun 2008 adalah 5.778 m^2, dengan
tingkat volume produksi 39,65 ton dari tahun 2003 hingga 2008. Parameter kualitas air
ditemukan mendukung pengembangan budaya laut kerapu. Strategi yang
direkomendasikan untuk pengembangan budaya laut kerapu di Kabupaten Situbondo
adalah meningkatkan kapasitas produksi melalui intensifikasi usaha dan meningkatkan
pasar ekspor melalui promosi dan peningkatan kualitas produk akuakultur.
8. Metode: Metode penelitian adalah metode survei. Pengumpulan data primer dengan cara
observasi, penyebaran kuesioner, wawancara, dan FGD (Focus Group Dicussion).
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi pemerintah yang terkait.
Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis SWOT.
9. Hasil Penelitian: Hasil potensi budidaya ikan kerapu diperoleh tahun 2008 luas lahan
5.778 m², rata-rata volume produksi dari tahun 2003-2008 sebesar 39,65 ton dan kondisi
perairan masih mendukung kegiatan pengembangan budidaya ikan kerapu. Penentuan
strategi pengembangan budidaya ikan kerapu dalam Karamba jaring apung di Kabupaten
Situbondo berada pada posisi Kuadran I (mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif). Alternatif strategi pertama yang dapat diterapkan berdasarkan skala prioritas
strategi yaitu peningkatan kapasitas produksi melalui intensifikasi usaha dan peningkatan
pasar ekspor melalui peningkatan promosi kualitas produk hasil budidaya.
10. Kelebihan: Penelitian ini memberikan wawasan tentang potensi budaya laut kerapu dan
laju volume produksi di Kabupaten Situbondo, yang dapat menjadi informasi berharga
bagi para pemangku kepentingan dan investor di industri akuakultur. Penelitian ini
mengidentifikasi area masalah dan merumuskan strategi yang tepat untuk pengembangan
budaya laut kerapu di kandang jaring apung, yang dapat membantu dalam mengatasi
tantangan dan meningkatkan kapasitas produksi. Penelitian ini menyoroti potensi dan
kekuatan budaya kerapu di kandang jaring mengambang di Kabupaten Situbondo,
memberikan kesempatan bagi para pemangku kepentingan, pemerintah, dan investor
untuk mendukung dan memperkuat pertumbuhan industri.
11. Kekurangan: Kurangnya minat untuk belajar tentang teknologi budidaya kerapu karena
kendala keuangan dan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap pendapatan.
Keterampilan dan pengetahuan yang terbatas tentang teknologi budidaya kerapu di
kalangan masyarakat sekitar.
JURNAL 3