Oleh:
EGA GUNARA
Oleh:
EGA GUNARA
NRP. 53176112115
Karya Ilmiah Praktik Akhir Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Perikanan
NRP 53176112115
:
Menyetujui :
Dosen Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ega Gunara
NRP. 53176112115
© Hak Cipta Politeknik Ahli Usaha Perikanan, Tahun 2021
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan, tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Oleh :
Ega Gunara
ABSTRAK
Praktik Akhir ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap
pembudidaya tentang pengenalan biosecurity untuk meminimalisir hama.
Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pembudidaya tentang
budidaya Azolla microphylla untuk mengurangi biaya produksi melalui
demonsrasi cara (dempond. Meningkatkan peran dan fungsi kelompok sebagai
wahana kerjasama. Praktik ini dilaksanakan di Kecamatan Kawali Kabupaten
Ciamis Provinsi Jawa Barat pada tanggal 8 Maret hingga 5 Juni 2021. Praktik ini
dilakukan dengan metode kolam percontohan (dempond), pertemuan kelompok,
anjangsana, dan daring. Aspek yang dianalisis yaitu aspek teknis, bisnis, dan
penyuluhan. Kegiatan penyuluhan dilakukan secara partisifatif dengan
menggunakan media cetak berupa leaflet dan folder serta evaluasi penyuluhan
dengan adanya pre test dan post test (kuesioner). Hasil Praktik Akhir
menunjukkan bahwa meningkatkan pengetahuan dan sikap pembudidaya
tentang pengenalan biosecurity untuk meminimalisir hama meningkat. Hasil
evaluasi pengetahuan mengenai penerapan biosecurity untuk meminimalisir
hama meningkat (30%) dan sikap (17,1%). Penggunaan Azolla microphylla
sebagai pakan tambahan pada ikan nila dapat mengurangi biaya produksi
sebanyak 5%. Hasil evaluasi pengetahuan meningkat (37%), sikap (22,3%), dan
keterampilan (33%). Peran fungsi kelompok sebagai wahana kerjasama dan
organisasi kegiatan bersama meningkat. Hasil evaluasi pengetahuan mengenai
administrasi dan kerjasama antar anggota kelompok meningkat (21%) dan sikap
(25%).
Kata kunci: azolla microphylla, biosecurity, Efisensi, Kelompok, Pakan, Peran
dan Fungsi.
ABSTRACT
This Final Practice aims to increase the knowledge and attitudes of farmers
about the introduction of biosecurity to minimize pests. Improving the knowledge,
attitudes, and skills of cultivators about the cultivation of Azolla microphylla to
reduce production costs through demonstration methods (dempond. Increasing
the role and function of groups as a vehicle for cooperation. This practice was
carried out in Kawali District, Ciamis Regency, West Java Province from March 8
to June 5 2021 This practice is carried out using a demonstration pool method
(dempond), group meetings, anjangsana, and online. The analyzed aspects are
technical, business, and counseling aspects. Extension activities are carried out
in a participatory manner using printed media in the form of leaflets and folders
as well as evaluation of counseling with the presence of pre test and post test
(questionnaire). The results of the Final Practice showed that increased
knowledge and attitudes of farmers about the introduction of biosecurity to
minimize pests increased. The results of the evaluation of knowledge about the
application of biosecurity to minimize pests increased (30%) and attitudes
(17.1%). Use of Azolla mi crophylla as an additional feed for tilapia can reduce
production costs as much as 5%. The results of the evaluation of knowledge
increased (37%), attitudes (22.3%), and skills (33%). The role of group functions
as a vehicle for cooperation and the organization of joint activities is increasing.
The results of the evaluation of knowledge about administration and cooperation
between group members increased (21%) and attitudes (25%).
Keywords: azolla microphylla, biosecurity, efficiency, group, feed, roles and
functions.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyusun Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) yang berjudul
“Pemberdayaan Masyarakat Kelompok Pembudidaya Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) melalui Pendampingan Kelompok di Kecamatan Kawali Kabupaten
Ciamis Provinsi Jawa Barat”. Karya Ilmiah Praktik Akhir ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Perikanan (S. Tr. Pi.)
pada Program Studi Penyuluhan Perikanan, Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Laporan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini terdiri dari 4 (empat) bab yang
mencakup Pendahuluan, Dasar Pelaksanaan, Metodologi, Hasil dan
Pembahasan, serta Simpulan dan Saran. Bimbingan, koreksi, dan saran dari
dosen pembimbing (Ibu Kamsiah, SP., M.Pd dan Bapak Dr. Ir. Toni Ruchimat,
M.Sc) dalam mewujukan sebuah karya ilmiah ini diharapkan bisa menambah
ilmu pengetahuan bagi penulis, khususnya dalam menyusun karya ilmiah.
Upaya maksimal telah penulis lakukan untuk merampung karya ini, namun
penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan penulis untuk
menyempurnakan karya ilmiah ini.
Penulis
1
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Karya Ilmiah Praktik
Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selama proses penyusunan
Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Ibu Kamsiah, SP., M.Pd dan Bapak Dr. Ir. Toni Ruchimat, M.Sc
selaku Dosen Pembimbing I dan II, yang telah memberikan bimbingan, dorogan,
dan semangat dalam penyusunan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini. Ucapan terima
kasih atas rahmat Allah SWT yang Maha Penyayang, selama proses
penyusunan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan pula kepada:
1. Ilham, S.St.Pi., M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Politeknik AUP.
2. Dr. Heri Triyono, A.Pi., M.Kom., selaku Wakil Direktur I Politeknik AUP.
3. Arpan Nasri Siregar, A.Pi, .St.Pi., selaku Wakil Direktur II Politeknik AUP.
4. Dr. Ita Junita Puspadewi, A.Pi., M.Pd., selaku Wakil Direktur III Politeknik
AUP.
5. Ibu Yenni Nuraini, S. Pi. M. Sc., selaku Kepala Unit Praktik Lapang
Komunikasi dan Penyuluhan Poltek AUP.
6. Ibu Ina Restuwati, S. IP, M. Si selaku Ketua Program Studi Penyuluhan
Perikanan.
7. Indah Dwi Fernanda yang telah memberikan semangat, motivasi serta mau
menjadi pendengar yang baik dan menjadi support system bagi penulis
8. Keluarga besar Bapak Endang Rusyana dan kakak-kakakku tersayang yang
tidak bisa diucapkan satu persatu yang telah memberikan masukan dan
motivasi selama 4 tahun masa pendidikan di Program Studi Penyuluhan
Perikanan Politeknik AUP.
9. Sahabat, teman, dan saudara seperjuangan selama masa pendidikan di
Pogram Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik AUP yaitu Angkatan 53
(Calothrix Parientina).
10. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah Praktik Akhir
(KIPA).
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
UCAPAN TERIMA KASIH ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Manfaat 3
2 METODOLOGI 5
2.1 Waktu dan Tempat 5
2.2 Jenis dan Sumber Data 5
2.3 Teknik Pengumpulan Data 5
2.4 Analisa Data 5
2.4.1 Sistem Produksi 5
2.4.2 Analisis Usaha 6
2.5 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Praktik Akhir 8
2.5.1 Sosialisasi Pelaksanaan Kegiatan 9
2.5.2 Penentuan Wilayah dan Sasaran Penyuluhan 9
2.6 Program Kegiatan 9
2.6.1 Sosialisasi Biosecurity 9
2.6.2 Dempond Budidaya Azolla 11
2.6.3 Peningkatan Fungsi Kelompok 13
2.7 Evaluasi Penyuluhan 15
2.8 Adopsi Inovasi 15
3 HASIL DAN PEMBAHASAN 17
3.1 Karakteristik Wilayah dan Sasaran Penyuluhan 17
3.1 Karakteristik Wilayah 17
3.2 Karakteristik Sasaran 18
3.2 Kegiatan Penyuluhan 19
3.2.1 Sosialisasi Biosecurity pada Pembesaran Ikan Nila sebagai
Pencegahan Hama 19
3.2.2 Budidaya Azolla Sebagai Pakan Tambahan Ikan Nila untuk
Mengurangi Biaya Produksi 21
3.2.3 Kelompok sebagai Wahana Kerjasama dan Organisasi Kegiatan
Bersama 26
3.4 Evaluasi Penyuluhan 27
3.4.1 Sosialisasi Biosecurity pada Pembesaran Ikan Nila Sebagai
Pencegahan Hama 27
3
3.4.2 Budidaya Azolla Sebagai Pakan Tambahan Ikan Nila untuk
Mengurangi Biaya Produksi 32
3.4.3 Kelompok Sebagai Wahana Kerjasama dan Organisasi Kegiatan
Bersama 38
4 SIMPULAN DAN SARAN 44
4.1 Simpulan 44
4.2 Saran 44
DAFTAR PUSTAKA 45
LAMPIRAN 50
RIWAYAT HIDUP 81
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR GAMBAR
1 Sosialisasi Biosecurity 10
2 Dempond Budidaya Azolla 12
3 Peningktan Fungsi Kelompok 14
4 Peta Kecamatan Kawali 17
5 Hasil Monitoring Pertumbuhan Ikan 24
6 Grafik Hasil Evaluasi Pengetahuan Biosecurity 29
7 Garis Kontinium Evaluasi Awal (Pre Test) dan Evaluasi Akhir (Post Test)
Sasaran Sosialisasi Biosecurity 30
8 Grafik Adopsi Inovasi Biosecurity 31
9 Grafik Hasil Evaluasi Pengetahuan Sasaran terhadap Pakan Azolla 33
10 Garis Kontinium Evaluasi Awal (Pre Test) dan Evaluasi Akhir (Post Test)
Sasaran terhadap Pakan Azolla 34
11 Hasil Evaluasi Adopsi Inovasi Sasaran terhadap Pakan Azolla 37
12 Grafik Hasil Evaluasi Pengetahuan Sasaran terhadap Peran Fungsi Kelompok
40
13 Garis Kontinium Evaluasi Awal (Pre Test) dan Evaluasi Akhir (Post Test)
Sasaran terhadap Peran Fungsi Kelompok 41
14 Grafik Hasil Evaluasi Adopsi Peran dan Fungsi Kelompok 42
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
8
1 PENDAHULUAN
merliputi pembesaran ikan nila dan ikan gurami. Komoditas dominan ikan yang
diusahakan yaitu ikan nila, karena mudah dikemabangbiakan dan dipelihara
serta toleransinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan. Rasanya cukup
gurih sehingga digemari masyarakat Indonesia Ashari (2011). Potensi Sumber
Daya Alam (SDA) yang ada di Kecamatan Kawali yaitu adanya beberapa sungai
yang memiliki kuantitas dan kualitas air untuk memadai budidaya. Pembudidaya
ikan adalah kegiatan untuk memelihara,membesarkan, dan atau membiakan ikan
serta memanen hasilnya dalam lingkungan terkontrol Peraturan Direktur Jendral
Perikanan Budidaya (2018). Permasalahan yang dihadapi oleh pembudidaya
ikan nila di kecamatan kawali yaitu, Pembudidaya belum memaksimalkan
penerapan biosecurity sebagai pencegahan hama, sehingga banyak kematian
atau hilangnya ikan karena hama darat, pembudidaya belum mampu untuk
membuat pakan alternatif berupa Azolla microphylla secara mandiri, dan peran
fungsi kelompok belum dijalankan sepenuhnya karena masih kurangnya
kerjasama antar anggota kelompok dan pembudidaya belum memahami manfaat
dalam berkelompok. Permasalahan yang dihadapi tersebut dilakukan
pemberdayaan pembudidaya ikan nila untuk meningkatkan pengetahuan dan
sikap pembudidaya ikan nila tentang penerapan biosecurity untuk meminimalisir
hama, meningkatkan pengetahuan,sikap dan keterampilan pembudidaya tentang
budidaya azolla microphylla sebagai pakan ikan nila untuk mengurangi biaya
produksi melalui dempond, meningkatkan pengetahuan dan sikap mengenai
peran dan fungsi kelompok sebagai wahana kerjasama,sarana prasarana dan
produksi melalui pertemuan kelompok.
Pemberdayaan bila dilihat dari akar katanya, “daya” merupakan kata dasar
dan di tambah “ber”, yang berarti yang mempunyai daya. Daya sama dengan
tenaga/ kekuatan, maka arti kata berdaya adalah mempunyai tenaga kekuatan.
Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan agar objek
menjadi berdaya atau mempunyai tenaga/kekuatan. Kata pemberdayan berasar
dari bahasa inggris, yaitu empowerment. Merrian Webster dalam Oxford English
Dictionery mengartikan bahwa empowerment memiliki dua arti yaitu, to give
ability or enable to yang artinya sebagai memberi kemampuan atau cakap untuk
melakukan sesuatu dan to give power of authority to yang artinya memberikan
kewenangan/ kekuasaan Maryani & Nainggolan (2019). Visi peberdayaan
masyarakat adalah meningkatkan kemandirian masyarakat. Misi pemberdayaan
masyarakat adalah mengembangkan kemampuan dan kemandirian dan secara
bertahap masyarakat mampu membangun diri dan lingkungannya secara mandiri
Noor (2011). Dalam pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan
dapat dilakukan dan dicapai melalui penerapan strategi pemberdayaan.
Pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu: (1) Pendekatan
mikro, pendekatan ini disebut pendekatan yang berpusat pada tugas (task
centered approach). Pemberdayaan dilakukan terhadap individu melalui
bimbingan, konseling, stress management, intervensi krisis. Tujuan utamanya
adalah membimbing atau melatih individu dalam menjalankan tugas-tugas
kehidupannya. (2) Pendekatan mezzo, pemberdayaan dilakukan dengan
menggunakan kelompok sebagai media invervensi. Pendidikan dan pelatihan,
dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan
10
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan Praktik Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan, dan sikap pembudidaya mengenai biosecurity
untuk pencegahan hama darat.
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pembudidaya tentang
budidaya Azolla microphylla untuk mengurangi biaya produksi melalui
demonsrasi kolam percontohan (dempond).
3. Meningkatkan pengetahuan dan sikap pembudidaya tentang peran dan
fungsi kelompok sebagai wahana kerjasama dan organisasi kegiatan
bersama.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan melalui pelaksanaan Praktik Akhir (PA) ini
adalah sebagi berikut:
1. Meningkatnya pengetahuan pembudidaya tentang penerapan biosecurity
untuk meminimalisir hama.
11
2 METODOLOGI
SR=
( )
Nt
N0
× 100 %
Keterangan:
SR = Kelangsungan hidup ikan (%)
Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian
N0 = Jumlah ikan pada awal penelitian
2. Feed Conversion Ration (FCR) atau Konversi Pakan
Rasio konversi pakan merupakan salah satu parameter efisiensi
pemberian pakan Handajani (2011). Rasio konfersi pakan atau feed
conversion ratio (FCR) merupakan nilai perbandingan antara jumlah pakan
yang diberikan dengan pertambahan berat ikan Arafat (2015). Konversi
pakan diukur dengan menggunakan rumus menurut Andini & Widaryati
(2020) sebagai berikut:
F
FCR=
(Wt + D)−Wo
Keterangan:
FCR = Feed Convertion Ratio
F = Jumlah pakan yang dikonsumsi (gr)
Wo = Biomassa hewan uji awal penelitian (gr)
Wt = Biomassa hewan uji akhir penelitian (gr)
D = Jumlah ikan yang mati (gr)
3. Efisiensi Pakan
Perhitungan efisiensi pakan didasarkan pada NRC (1977) dalam
Puspasari et al. (2015), yaitu besarnya rasio perbandingan antara
pertambahan bobot ikan yang didapatkan dengan jumlah pakan yang
dikonsumsi ikan. Pada penelitian ini perhitungan efisiensi pakan
menggunakan rumus:
( W t + D )−W 0
EP= ×100 %
F
Keterangan:
EP = Efisiensi paka (%)
Wt = Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Wo = Biomassa ikan pada awal penelitian (g)
D = Bobot ikan yang mati selama pemelihataan (g)
F = Jumlah pakan yang dikonsumsi selama penelitian (g)
14
Biaya tetap
BEP ( Rp )=
Biaya Variabel
1−
Penjualan
Biaya tetap
BEP ( Unit ) =
Harga Jual−Biaya variabel
5. Return Of Investment (ROI)
Menurut Satono (2012) dalam Arif et al. (2015), Return of Investment
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari
keseluruhan aktiva yang dipergunakan. Return of Investment (ROI) adalah
keuntungan yang diperoleh dari jumlah modal. Nilai ini dapat digunakan
untuk mengetahui efesiensi penggnaan modal. Nilai ini dapat mengetahui
efesiensi penggunaan modal. Adapun rumus ROI dalam Rahardi (1999)
dalam Feni et al. (2020), perhitungan ROI adalah sebagai berikut:
LabaUsaha
ROI=
Modal
6. Benefit Cost Ratio (B/C)
Analisis Benetif Cost Ratio merupakan alat analisis yang digunakan untuk
melihat pendapatan relative suatu usaha Ibrahim (2009) dalam Yudaswara
et al. (2018). Perhitungan benefit cost ratio menggunakan rumus :
TR
B/C Ratio=
TC
Keterangan :
TR = Total Revenue atau total penerimaan (Rp/Periode).
TC = Total Cost atau total biaya produksi (Rp/Periode).
7. Payback Period (PP)
Periode Pengembalian adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan
terjadinya arus penerimaan (cash in flow) secara kumulatif sama dengan
jumlah investasi dalam bentuk present value. Dapat disimpulkan bahwa
Payback Period merupakan suatu nilai diman dari nilai tersebut dapat
diketahui berapa lama usaha yang dijalankan bisa mengembalikan modal
yang ditanam baik modal tetap maupun tidak tetap Mahyuddin et al. (2014).
Analisis periode kembali modal digunakan untuk mengetahui lamanya
perputaran modal investasi yang digunakan dalam melakukan usaha atau
dengan kata lain untuk mengetahui waktu yang dapat digunakan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan keuntungan
sebagai perbandingan Tajarin (2003) dalam Antika et al. (2014).
Perhitungan payback period menggunakan rumus :
Jumlah Investasi
Payback Period=
Keuntungan
JUMLAH 45.000
8) Prosedur Kegiatan
Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan penyuluhan ini antara lain
sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi dengan penyuluh perikanan lapangan dan
pihak terkait untuk pelaksanaan kegiatan.
2. Penentuan waktu dan tempat pelaksaan dempon Azolla bersama
dengan sasaran penyuluhan dan pihak terkait kegiatan dempond.
3. Mempersiapkan kuesioner, membuat media tercetak (folder), dan
daftar hadir.
4. Mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam
membawa materi.
5. Melakukan pendampingan dengan metode anjangsana dengan
pembudidaya ikan nila untuk memberikan materi dan mengajak untuk
partisipasi dalam kegiatan dempond budidaya Azolla microphylla,
serta monitoring secara langsung maupun online.
Prosedur kegiatan penyuluhan yang dilakukan terdapat pada Lembar
Persiapan Menyuluh (LPM) budidaya Azolla microphylla untuk
meminimalisir hama yang disajikan pada Lampiran 7.
Print media
1. 15 Lembar 2.000 30.000
penyuluhan
JUMLAH 265.500
JUMLAH 115.000
1 Sindangsari 3.15
2 Kawali 1.85
3 Karangpawitan 2.79
18
4 Kawalimukti 1.67
5 Talagasari 3.98
6 Selasari 1.81
7 Margamulya 1.37
8 Winduraja 3.02
9 Purwasari 6.45
10 Citeureup 4.98
11 Linggapura 2.75
Jumlah 33.82
hal pemagaran sasaran yang tidak tahu menjadi tahu sampai anggota kelompok
melakukan pemagaran tersebut. Untuk menunjang kegiatan tersebut penulis juga
memperkuat argumen dengan membawa media penyluhan berupa folder atau
brosur.
Persentase Pakan 3% 3%
23
Frekuensi Pemberian
Pagi dan sore Pagi dan sore
Pakan (waktu)
Konsumsi Azolla 24 Kg
Efisiensi (%) 89 85
24
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Tebar Sampling 1 Sampling 2 Sampling 3 Sampling 4 Sampling 5 Panen
10%. Bapak Luqman, Bapak Uus M, dan Bapak Iwang mengalami perubahan
sebesar 20%. Bapak Jajang Jamaludin, Bapak Dedi Setiadi, Bapak Akim, Bapak
Encun, Bapak Yadi, bapak Adli, dan Bapak Aep Saepudin mengalami perubahan
30%. Sedangkan yang mengalami perubahan yang tinggi yaitu Bapak Engkos,
Bapak Ridwan, Bapak Udin, dan Bapak Maman sebesar 40%. Sehingga
diperoleh nilai pre-test keseluruhan sebesar 95 dengan rata-rata 6,3 dan
diperoleh nilai post-test keseluruhan sebesar 139 dengan rata-rata 9,3. Sehingga
diperoleh perubahan dari seluruh sasaran sebesar 3 dengan peningkatan yang
terjadi sebesar 30%. Hasil perubahan dan peningkatan diperoleh dari rumus
sebagai berikut:
Perubahan = Nilai Akhir – Nilai awal
= 9,3 – 6,3 = 3
Peningkatan = Perubahan
Skor tertinggi
= 3
x100% = 30%
10 =
Perbandingan pre-test dan post-test lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik berikut:
10
9
8
7
Ni 6
5
lai
4
3
2
1
0
M
os
n
an
iS n
in
an
i
i
in
g
di
im
lid
l
Ad
ed wa
cu
an
di
ud
ia
Ya
ud
gk
us
qm
am
Ak
ho
U
et
En
Iw
id
ep
al
U
En
iK
M
Lu
R
m
Sa
Ja
Id
p
D
g
Ae
an
Responden
j
Ja
Perubahan yang terendah dialami oleh Bapak Idi Kholidi hanya 10%, jika
dihubungkan dengan karakteristik sasaran yaitu umur kategori sedang dan
tingkat pendidikan kategori “rendah” yaitu sampai jenjang MTSN, pengalaman
usaha termasuk ke dalam kategori lama, oleh karena itu Bapak Idi Kholidi dapat
dengan mudah memahami soal-soal rumit pada tahap evaluasi. Proses
sosialisasi pada masyarakat dapat berjalan dengan cepat dan ada yang
berjalan dengan lambat. Hal ini dipengaruhi oleh faktor pendidikan atau ilmu
pengetahuan dan teknologi terutama teknologi komunikasi dan informasi yang
berkembang di wilayah atau di daerah bersangkutan Maryani & Nainggolan
(2019).
b) Aspek Sikap
Hasil rekapitulasi evaluasi aspek sikap dari kegiatan penyuluhan
Sosialisasi Biosecurity dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Hasil Pre Test dan Post Test Sikap Sasaran terhadap Biosecurity
Pre-Test Post-Test
Pernyataan
SS S R KS TS SS S R KS TS
Skor 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 1 11 3 0 0 10 5 0 0 0
2 0 12 3 0 0 15 0 0 0 0
3 0 9 6 0 0 10 5 0 0 0
4 0 3 12 0 0 2 13 0 0 0
5 0 11 4 0 0 6 9 0 0 0
6 0 10 5 0 0 7 8 0 0 0
7 0 5 10 0 0 4 11 0 0 0
8 0 11 4 0 0 7 7 1 0 0
9 0 1 14 0 0 2 10 2 0 1
10 3 10 2 0 0 12 3 0 0 0
Jumlah 4 83 63 0 0 75 71 3 0 1
Rata-rata 0,4 8 6,3 0 0 8 7 0 0 0
TS KS R S SS
15 30 45 60 75
54,1 66,9
75 =
c) Adopsi Inovasi
Selain evaluasi pada kegiatan, baik evaluasi pengetahuan maupun sikap
maka dapat dilihat juga melalui tingkat adopsi sasaran terhadap materi
penyuluhan yang telah diberikan. Skala yang digunakan yaitu tingkat sadar,
minat, menilai, mencoba dan menerapkan. Kecepatan sasaran dapat
mengadopsi inovasi disebabkan oleh beberapa hal yaitu memiliki keuntungan
relative yang tinggi, sesuai dengan nilai-nilai atau norma, pengalaman dan
kebetuhannya tidak rumit, dapat dicoba dalam skala kecil, dan mudah diamati.
Hasil pengamatan penulis terhadap tingkat adopsi inovasi dapat dilihat pada
Gambar 8.
7
6
5
4
3
2
1
0
Series 1
Perubahan
No Nama Responden Pre-Test Post-Test Perubahan
(%)
1 Luqman 6 10 4 40
2 Jajang Jamaludin 3 9 6 60
3 Engkos 7 10 3 30
4 Ridwan 6 10 4 40
5 Dedi Setiadi 7 10 3 30
6 Uus M 6 10 4 40
7 Idi Kholidi 7 9 2 20
8 Akim 6 9 3 30
9 Encun 6 9 3 30
10 Yadi 7 10 3 30
11 Adli 5 9 4 40
12 Aep Saepudin 7 10 3 30
13 Iwang 6 10 4 40
14 Udin 5 10 5 50
15 Maman 5 9 4 40
Jumlah 89 144 55 550
Rata-rata 5,9 9,6 3,7 36,7
Tabel 15 Rekapitulasi Evaluasi Aspek Pengetahuan Sasaran terhadap Pakan
Azolla
Berdasarkan Tabel 15 diperoleh hasil rekapitulasi evaluasi pengetahuan
dari 15 sasaran yaitu Bapak Idi Kholidi mengalami perubahan yang paling kecil
yaitu sebesar 20%. Bapak Engkos, Bapak Dedi Setiadi, Bapak Akim, Bapak
Encun, Bapak Yadi, dan Bapak Aep Saepudin mengalami perubahan 30%.
Bapak Luqman, Bapak Ridwan, Bapak Uus M, Bapak Adli, Bapak Iwang, dan
Bapak Maman mengalami perubahan 40%. Bapak Udin mengalami perubahan
sebesar 50%. Sedangkan yang mengalami perubahan yang tinggi yaitu Jajang
Jamaludin sebesar 60%. Sehingga diperoleh nilai pre-test keseluruhan sebesar
89 dengan rata-rata 5,9 dan diperoleh nilai post-test keseluruhan sebesar 144
dengan rata-rata 9,4. Sehingga diperoleh perubahan dari seluruh sasaran
sebesar 3,7 dengan peningkatan yang terjadi sebesar 37%. Hasil perubahan dan
peningkatan diperoleh dari rumus sebagai berikut:
Perubahan = Nilai Akhir – Nilai awal
= 9,6 – 5,9 = 3,7
Peningkatan = Perubahan
x100%
Skor tertinggi
= 3,7
x100% = 37%
10 =
34
Perbandingan pre test dan post test lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
berikut:
10
9
8
Nil 7
ai 6
5
4
3
2
1
0
i i i i
a n d i n ko s an iad s M lid kim cun ad Adl in ng din an
q m l u g d w e t u h o A n Y p u d wa U a m
a n i U E I
Lu a m E R iS iK
Sa
e M
J ed Id
p
g D
ja
n Ae
Ja Responden
Pre-Test Post-Test Perubahan
Gambar 9 Grafik Hasil Evaluasi Pengetahuan Sasaran terhadap Pakan Azolla
Berdasarkan Gambar 9 terjadi perubahan dengan meningkatnya pada
setiap sasasran dari hasil pre test dan post test. Perubahan yang terjadi pada
Kelompok Cibulakan Mukti sebesar 3,7 artinya kelompok tersebut terjadi
peningkatan sebanyak 37%. Perubabahn tertinggi sebanyak 60% dialami oleh
Bapak Jajang Jamaludin, pada saat tahap evaluasi pretest Bapak Jajang
Jamaludin tidak dapat mengisi soal dengan benar karena beliau merasa asing
dengan inovasi pakan azolla sebagai pakan tambahan pada pembesaran ikan
nila sehingga setelah menerima materi Demcar diverifikasi ini barulah Bapak
Jajang Jamaludin dapat mengisi soal post test dengan benar dan meningkat
sebanyak 6 point.
Perubahan yang terendah dialami oleh Bapak Idi Kholidi hanya 20%, jika
dihubungkan dengan karakteristik sasaran yaitu umur kategori sedang dan
tingkat pendidikan kategori “rendah” yaitu sampai jenjang MTSN, pengalaman
usaha termasuk ke dalam kategori lama, oleh karena itu Bapak Idi Kholidi dapat
dengan mudah memahami soal-soal rumit pada tahap evaluasi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap dan praktik seseorang
diantaranya pendidikan, pengalaman dan usia Kusumawardani (2012) dalam
Malagapi et al. (2020).
b) Aspek Sikap
Hasil rekapitulasi evaluasi aspek sikap dari kegiatan penyuluhan Dempond
Pakan Azolla dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16 Hasil Pre Test dan Post Test Sikap Sasaran terhadap Pakan Azolla
Pre-Test Post-Test
Pernyataan
SS S R KS TS SS S R KS TS
SKOR 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 2 12 1 0 0 15 0 0 0 0
2 0 13 2 0 0 13 2 0 0 0
35
3 0 10 5 0 0 9 6 0 0 0
4 0 11 4 0 0 8 7 0 0 0
5 0 9 6 0 0 10 5 0 0 0
6 0 10 5 0 0 12 3 0 0 0
7 0 6 9 0 0 11 4 0 0 0
8 0 5 10 0 0 9 6 0 0 0
9 3 5 6 1 0 15 0 0 0 0
10 2 4 9 0 0 13 2 0 0 0
Jumlah 7 85 57 1 0 115 35 0 0 0
Rata-rata 1 8 6 0 0 12 3 0 0 0
Keterangan:
TS KS R S SS
15 30 45 60 75
54,8 71,5
Pre-Test Post-Test
Gambar 10 Garis Kontinium Evaluasi Awal (Pre Test) dan Evaluasi Akhir (Post
Test) Sasaran terhadap Pakan Azolla
Evaluasi awal aspek sikap sasaran kegiatan dempond memperoleh nilai
rata-rata sebesar 54,8. Nilai ini berada pada kategori ragu. Hal ini menujukkan
bahwa pada dasarnya sasaran dari kegiatan dempond pakan Azolla masih ragu
terhadap teknologi anjuran yang dipraktekkan pada kegiatan ini. Keraguan dari
sasaran ini disebabkan oleh sasaran yang belum pernah melakukan budidaya
Azolla sebagai pakan tambahan pada ikan nila. Setalah mengetahui evaluasi
awal sikap sasaran, penulis melakukan evaluasi akhir setelah pelaksanaan
kegiatan dempond untuk mengetahui perubahan sikap sasaran selama kegiatan
dempond berlangsung.
Pelaksanaan dempond ini menunjukkan terjadinya perubahan aspek sikap
sasaran yang cukup signifikan antara keadaan sebelum pelaksanan dempond
36
c) Aspek Keterampilan
Evaluasi aspek keterampilan juga dilakukan terhadap sasaran kegiatan
dempond. Keterampilan yang diukur yaitu kecepatan dan ketepatan. Terdapat
tiga tahapan kegiatan yang dilakukan pada kegiatan dempond pada pembesaran
ikan nila yaitu pembuatan kolam Azolla, menetapkan jumlah tebar, dan
menghitung pemberian pupuk sesuai dengan dosis dan luas kolam.
Tabel 17 Hasil Pre Test dan Post Test Keterampilan Sasaran terhadap Pakan
Azolla
PRE-TEST POST-TEST
T CT TT T CT TT
Indikator 3 2 1 Indikator 3 2 1
1 0 10 5 1 12 3 0
2 4 8 3 2 15 0 0
37
Jumlah 4 18 8 Jumlah 27 3 0
Rata-Rata 2 9 4 Rata-Rata 13 2 0
Terampil 4 x 3 = 12 27 x 3 = 81
Jumlah Jawaban 56 87
Rata-rata 28 43
Berdasarkan hasil evaluasi pre test pada Tabel 17 diperoleh 13% (dua
orang) sasaran berada pada kategori terampil, 60% (sembilan orang) sasaran
ada pada kategori cukup terampil dan 27% lainnya (empat orang) berada pada
kategori tidak terampil. Sasaran yang masih tidak terampil rata-rata masih kurang
cepat dalam melakukan pemanen Azolla. Adapun kesalahan lain yang paling
sering terjadi yaitu masih kurang tepat dalam menempatkan posisi kolam sesuai
dengan kriteria lokasi. Perubahan peningkatan yang terjadi pada aspek
keterampilan sebelum dan sesudah pemeberian materi pakan azolla sebagai
pakan tambahan adalah:
Perubahan = Nilai Akhir – Nilai Awal
= 43 – 28 = 15
Peningkatan = Perubahan
x100%
Skor tertinggi
= 17 x100% = 33%
45
Pada saat evaluasi awal hanya ada dua orang yang terampil yaitu Bapak
Yadi dan Bapak Idi mereka melakukannya dengan sangat cepat dan tepat dalam
hal pemanenan Azolla. Hasil evaluasi akhir setelah dilakukannya kegiatan
penyuluhan keterampilan yang diperoleh hail signifikan dengan jumlah sasaran
yang terampil menjadi 88% (13 orang) dan 12% (dua orang) masih berada
dicukup terampil. Sasaran yang masih cukup terampil dikarenakan pada saat
proses dalam menempatkan posisi kolam sesuai dengan kriteria lokasi masih
belum mampu dilakukan dengan tepat. Evaluasi keterampilan pada kegiatan
penyuluhan dilakukan untuk mengukur sejauh mana keterampilan yang dimiliki
sasaran terhadap inovasi yang diberikan. Evaluasi keterampilan dilakukan
dengan meperhatikan tiga kriteria yaitu terampil (TT), cukup terampil (CT), dan
tidak terampil (TT) Malagapi et al. (2020).
d) Adopsi Inovasi
Evaluasi adopsi inovasi dilakukan dengan cara melakukan monitoring
secara berkelanjutan melalui WhatsApp. Kecepatan sasaraan dapat mengadopsi
inovasi disebabkan oleh beberapa hal yaitu memiliki keuntungan relative yang
38
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Minggu Ke-
tinggi, sesuai dengan nilai-nilai atau norma, pengalaman dan kebutuhannya tidak
rumit, dapat dicoba dalam skala kecil, dan mudah diamati. Berikut merupakan
hasil evaluasi adopsi inovasi dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Hasil Evaluasi Adopsi Inovasi Sasaran terhadap Pakan Azolla
Hasil data sasaran pada tahap adopsi inovasi yang disajikan pada Gambar
11 menunjukkan bahwa pada minggu kedua bulan Maret dimulai kegiatan
penyuluhan, hasil yang diperoleh seluruh sasaran ada pada tahap pengetahuan
dimana sasaran baru mulai mengetahui pakan Azolla sebagai pakan tambahan
ikan nila serta muncul minat untuk bertanya lebih dalam mengenai pakan
tambahan. Pada minggu ketiga bulan Maret sudah ada 5 sasaran yang
meningkat pada tahap persuasi (minat) dimana sasaran mulai merespon serta
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan jika kelompok menilai untuk
menggunakan pakan Azolla sebagai pakan tambahan. Hal yang
pertimbangannya adalah protein yang terkandung pada Azolla. oleh karena itu
hal yang menjadi satu permasalahan bagi kelompok untuk menuju tahap
keputusan.
Pada minggu keempat bulan Maret hingga minggu kesatu bulan April ada
Bapak Idi dan Bapak Yadi memberikan keputusan untuk mencoba menggunakan
pakan tambahan. Pada bulan April minggu kedua dan ketiga dimana dengan
pengaruh dan wawasan luas yang dimiliki oleh Bapak Yadi dapat membuat
sasaran yang lain juga memberikan keputusan untuk mencoba, sehingga ada
penambahan sebanyak tiga sasaran yang berubah menjadi tahap ketahap
putusan.
Pada bulan April minggu kedua terdapat dua sasaran yang
mengimplementasikan (mencoba) pakan Azolla tersebut yaitu Bapak Idi dan
Bapak Yadi. Pada bulan April minggu keempat terdapat satu sasaran yang
konfirmasi (menerapkan) pakan Azolla sebagai pakan tambahan yaitu Bapak
Yadi. Namun pada minggu akhir dempond dapat dilihat dari 15 sasaran terdapat
enam sasaran pada kategori mencoba, dan lima orang pada tahapan
39
menerapkan terdapat adopsi tersebut yaitu Bapak Idi, Bapak Yadi, Bapak Dedi
dan Bapak Maman, Bapak Aep. Terdapat responden yang sampai pada tahap
menerapkan inovasi artinya responden sudah berupaya untuk
mempertimbangkan secara bijak dalam berbagai aspek kehidupan (teknis,
ekonomi, sosial maupun budaya) dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
secara umum. Responden yakin inovasi mampu diterapkan dan tidak merugikan
serta mudah dilaksanakan dan menguntungkan sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan responden Yuniarti et al. (2020).
Pembudidaya yang berpengalaman lebih cepat mengadopsi teknologi
dibandingkan dengan pembudidaya yang belum atau kurang berpengalaman.
Pembudidaya yang sudah lama melakukan usahanya akan lebih mudah
menerapkan inovasi daripada pembudidaya pemula Darwita et al. (2018).
Metode penyuluhan demonstrasi menggunakan kolam percontohan (dempond)
merupakan alternatif untuk membantu penerapan teknologi. Metode ini dapat
menyakinkan sasaran penyuluh untuk meningkatkan pengetahuan sikap dan
keterampilan terhadap budidaya perikanan Nursahla et al. (2019) dalam Anas et
al. (2020). Agar inovasi diadopsi oleh masyarakat maka inovasi tersebut haruslah
benar menjawab kebutuhan mereka, membantu memecahkan
masalah/persoalan yang dihadapi calon adopter Yuliaty et al. (2011).
Proses adopsi inovasi pada model ini menekankan pada model ini
menekankan pada tahap pengetahuan dan tahan persuasi yang menjadi titik
penting bagi setiap individu untuk memutuskan menerima atau menolak suatu
inovasi. Karena dalam tahap pengetahuan, individu akan sangat dipengaruhi
oleh kondisi sosial ekonomi, karakteristik individu dan perilaku komunikasi yang
dikembangkan. Sedangkan dalam tahap persuasi, individu akan sangat
dipengaruhi oleh karakteristik inovasi yang meliputi keuntungan relatif,
kesesuaian, kerumitan, kemungkinan dicoba dan kemudian diamati Adianto
(2018).
8 Akim 7 9 2 20
9 Encun 6 9 3 30
10 Yadi 9 10 1 10
11 Adli 7 9 2 20
12 Aep Saepudin 8 9 1 10
13 Iwang 9 10 1 10
14 Udin 6 10 4 40
15 Maman 4 8 4 40
Jumlah 108 140 32 320
Rata-rata 7,2 9,3 2,1 21
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 18 diperoleh hasil rekapitulasi evaluasi pengetahuan
dari 15 sasaran yaitu Bapak Luqman, Bapak Jajang Jamaludin, Bapak Ridwan,
Bapak Yadi, dan Bapak Aep Saepudin, Iwang mengalami perubahan yang
paling kecil yaitu sebesar 10%. Bapak Idi Kholidi, Bapak Akim, dan Bapak Adli
mengalami perubahan sebesar 20%. Bapak Dedi Setiadi, Bapak Uus M, dan
Bapak Ecun mengalami perubahan sebesar 30%. Sedangkan yang mengalami
perubahan yang tinggi yaitu Bapak Udin dan Bapak Maman sebesar 40%.
Sehingga diperoleh nilai pre-test keseluruhan sebesar 108 dengan rata-rata 7,2
dan diperoleh nilai post-test keseluruhan sebesar 140 dengan rata-rata 9,3.
Sehingga diperoleh perubahan rata-rata dari seluruh sasaran sebesar 2,1
dengan peningkatan yang terjadi sebesar 21%. Hasil perubahan dan
peningkatan diperoleh dari rumus sebagai berikut:
Perubahan = Nilai Akhir – Nilai awal
= 9,3 – 7,2 = 2,1
Peningkatan = Perubahan
x100%
Skor tertinggi
= 2,1
x100% = 21%
10 =
Perbandingan pre test dan post test lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
berikut:
10
9
8
7
6
Nil
5
ai 4
3
2
1
0
an di
n s n di M l id i i m n di li in g in an
ko w a tia s o k cu Ya Ad ud an Ud
qm al
u
n g i d e U
u h A En p Iw a m
Lu a m E R iS iK
Sa
e M
J ed Id
g D p
j an Ae
Ja Responden
Pre-Test Post-Test Perubahan
41
b) Aspek Sikap
Hasil rekapitulasi evaluasi aspek sikap dari kegiatan penyuluhan peran dan
fungsi kelompok dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Hasil Pre Test dan Post Test Sikap Sasaran terhadap Wahana
Kerjasama
Pre-Test Post-Test
Pernyataan
SS S R KS TS SS S R KS TS
SKOR 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 0 5 10 0 0 7 8 0 0 0
2 0 1 14 0 0 7 8 0 0 0
3 0 3 12 0 0 8 7 0 0 0
4 0 8 7 0 0 8 7 0 0 0
5 0 9 6 0 0 15 0 0 0 0
Jumlah 0 26 49 0 0 45 30 0 0 0
Rata-rata 0 5 10 0 0 9 6 0 0 0
42
Rata-rata 50,2 69
TS KS R S SS
15 30 45 60 75
50,2 69
Pre-Test Post-Test
Gambar 13 Garis Kontinium Evaluasi Awal (Pre Test) dan Evaluasi Akhir (Post
Test) Sasaran terhadap Peran Fungsi Kelompok
Evaluasi awal aspek sikap sasaran kegiatan sosialisasi memperoleh nilai
rata-rata sebesar 50,2. Nilai ini berada pada kategori ragu-ragu. Hal ini
menujukkan bahwa pada dasarnya sasaran masih ragu terhadap kegiatan ini.
Setalah mengetahui evaluasi awal sikap sasaran, penulis melakukan evaluasi
akhir setelah pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui perubahan sikap sasaran
selama kegiatan sosialisasi berlangsung.
Pelaksanaan sosialisasi ini menunjukkan terjadinya perubahan aspek sikap
sasaran yang cukup signifikan antara keadaan sebelum pelaksanan sosialisasi
dengan setelah pelaksanaan sosialisasi. Sebelum melakukan sosialisasi aspek
sikap beradapa pada kategori Ragu-ragu terhadap peningkatan fungsi kelompok.
Namun setelah dilakukannya penyuluhan mengenai peran fungsi kelompok,
terjadi perubahan sikap dari awalnya ragu-ragu menjadi Setuju dengan nilai rata-
rata evaluasi akhir sebesar 69. Hal ini menunjukkan dari kegiatan penyuluhan
peningkatan fungsi kelompok telah mampu merubah sikap sasaran. Kekompakan
kelompok menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok, hal ini
dapat berupa: loyalitas, rasa memiliki, rasa keterlibatan, dan keterikatan. Tujuan
dari kegiatan ini adalah meningkatkan aspek pengetahuan dan sikap mengenai
fungsi kelompok dan administrasi kelompok Nurmalia et al. (2020).
Berdasarkan garis kontinum perhitungan evaluasi sikap sasaran sebelum
melakukan penyuluhan dan setelah melakukan penyuluhan tentang peran fungsi
kelompok. Terjadi peningkatan sebesar 25% pada sasaran dan berada pada
kategori sangat setuju. Melihat perubahan sikap sasaran yang tidak terlalu tinggi
ini membuktikan bahwa adanya antusias tinggi yang dimiliki oleh sasaran
43
c) Adopsi Inovasi
Selain evaluasi pada kegiatan, baik evaluasi pengetahuan maupun sikap
maka dapat dilihat juga melalui tingkat adopsi sasaran terhadap materi
penyuluhan yang telah diberikan. Skala yang digunakan yaitu tingkat sadar,
minat, menilai, mencoba dan menerapkan. Berikut merupakan hasil evaluasi
adopsi inovasi dapat dilihat pada Gambar 14.
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Minggu Ke-
Sadar Minat Menilai Mencoba Menerapkan
Berdasarkan pada Gambar 14 menunjukan bahwa pada setiap minggunya
Gambarmengalami
sasaran SEQ Gambar \* ARABIC
perubahan 14 Grafik
tahap, sepertiHasil
dari Evaluasi Adopsikesatu
mulai minggu Peranhingga
dan
minggu kedua sebanyak 15 anggota masih berada pada tahap pengetahuan.
Akan tetapi pada minggu ketiga juga terdapat dua anggota yang sudah mencapai
tahap persuasi yaitu Bapak Dedi selaku ketua kelompok dan Bapak Yadi selaku
sekertaris.kemudian dengan bantuan pengaruh Bapak Ketua dan Bapak
Sekertaris dalam menyampaikan manfaat dari melengkapi buku administrasi
sehingga pada minggu ketiga hingga minggu kelima ada sebanyak lima anggota
yang sudah memasuki tahap persuasi (minat).
44
4.1 Simpulan
Setelah melaksanakan Praktik Akhir di Kecamatan Kawali Kabupaten
Ciamis, dengan judul “Pemberdayaan Kelompok Pembudidaya Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) melalui Pendampingan Kelompok di Kecamatan
Kawali Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat” maka dari hasil kegiatan
dapat dilihat beberapa kesimpulan yaitu:
1. Peningkatan pengetahuan dan sikap pembudidaya mengenai biosecurity
untuk pencegahan hama darat yang ditandai dengan terjadinya
peningkatan aspek pengetahuan 30% sikap 17,1% pembudidaya melalui
sosialisasi yang dilakukan.
2. Peningkatan Azolla mycrophylla sebagai pakan tambahan pada ikan nila
dapat mengefisiensi pakan hingga 89% sedangkan pada kolam
pembudidaya efisiensi pakan hanya 85%. biaya produksi berkurang
sebanyak 5% sehingga dapat meningkatkann keuntungan dalam usaha
budidaya pembesaran ikan nila. Hasil evaluasi pengetahuan meningkat
37%, sikap 22,3%, dan keterampilan 33%. Sedangkan hasil evaluasi
adopsi invasi terhadap dempond budidaya Azolla terdapat lima orang
yaitu Bapak Idi, Bapak Yadi, Bapak Dedi dan Bapak Maman, Bapak Aep.
3. Peningkatan fungsi kelompok sebagai wahana kerjasama dan organisasi
kegiatan bersama ditandai dengan terjadinya peningkatan aspek
pengetahuan 21%, sikap 25% pembudidaya mengenai pendampingan
administrasi kelompok.
4.2 Saran
1. Perlu upaya peningkatan sosialisasi mengenai biosecurity agar
pembudidaya meningkat dalam pengetahuan terhadap pencegahan
hama.
2. Perlu adanya pendampingan yang lebih intensif dan berkelanjutan dari
pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis, sehingga inovasi
budidaya Azolla yang telah diberikan dapat diadopsi oleh lebih banyak
responden. Jika inovasi terhadap pembaruan teknologi budidaya dapat
diadopsi sepenuhnya oleh pembudidaya, dapat meningkatkan kuantitas
dan kualitas produksi yang berdampak pada naiknya pendapatan dan
kesejahteraan pembudidaya.
3. Perlu upaya peningkatan kinerja kelompok terhadap seluruh pokdakan
yang ada di Kecamatan Kawali, tentunya tidak lepas dari peran penyuluh
perikanan yang bertugas di Kecamatan Kawali, untuk meonitoring,
membimbing, serta mengarahkan seluruh kelompok secara keseluruhan
agar dapat melakukan usaha secara berkelanjutan.
46
DAFTAR PUSTAKA
AgroMedia.
Leilani, A., Nurmalia, N., & Patekkai, M. (2017). Efektivitas Penggunaan Media
Penyuluhan (Kasus pada Kelompok Ranca Kembang Desa Luhur Jaya
Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Provinsi Banten) Effectiveness Use
Of Extension Media (case study of ranca kembang group in luhur jaya
village-cipanas, lebak-bant. Jurnal Penyuluhan Kelautan Dan Perikanan
Indonesia, 9(1), 43–53.
Mahyuddin, I., Mahreda, E. S., Mustika, R., & Fevrianty, I. (2014). Analisis
Kelayakan dan Sensitivitass Harga Input pada Usaha Budidaya Ikan Lele
dalam Kolam Terpal di Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal
Ilmiah Bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 10(1), 9–
17.
Mahyuddin, K. (2008). Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya.
Malagapi, S., Yuniarti, T., & Wiryati, G. (2020). Penyuluhan Metode Demonstrasi
Cara Diversifikasi Olahan Ikan Tuna (Thunnini) Pada Pengolah Di
Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku
Utara [ Demonstration How to Diversificate Tuna Fish ( Thunnini ) Process
to Improve Processing. Jurnal Pernyuluhan Perikanan Dan Kelautan, 14(2),
159–174.
Mardikanto, T. (2009). Metode Penelitian dan Evaluasi Pemberdayaan
Masyarakat. Lembaga Pengembangan Pendidikan.
Mardikanto, T. (2014). Sistem Penyuluhan Pertanian. UNS Press.
Maryani, D., & Nainggolan, R. R. E. (2019). Pemberdayaan Masyarakat
(Pertama). Deepublish.
Mengendalikan Hama Sero atau Berang-berang dikolam Ikan Secara Efektif.
(2017). Sampul Pertanian.
https://www.sampulpertanian.com/2017/12/mengendalikan-hama-sero-atau-
berang.html
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. (2012). Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.14/MEN/2012
Tentang Pedoman Umum Penumbuhan dan Pengembangan KElembagaan
Pelaku Utama Perikanan.
Mulqan, M., Afdhal, S., Rahimi, E., & Dewiyanti, I. (2017). Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Gesit ( Oreochromis niloticus ) Pada
Sistem Akuaponik Dengan Jenis Tanaman Yang Berbeda The Growth and
Survival rates of Tilapia Juvenile ( Oreochromis niloticus ) in Aquaponics
Systems with Different Pla. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Dan
Perikanan Unsyiah, 2(1), 183–193.
Mustaqim, N. A., & Nuraini, Y. (2019). Kabupaten Cirebon the Activities of
Fisheries Extention At Gebang , Cirebon. Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam,
1(1), 37–43.
Noor, M. (2011). Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ilmiah CIVIS, I(2), 87–99.
Noviyanti, R. (2017). Peran Penyuluh Bagi Nelayan Di Kelurahan Palabuhanratu
Kabupaten Sukabumi. Berkala Perikanan Terubuk, 45(2), 96–102.
Nurmalia, N., Leilani, A., & Zaidy, A. B. (2013). Persepsi Pelaku Usaha Perikanan
Terhadap Kinerja Penyuluhan Perikanan. Jurnal Penyuluhan Perikanan Dan
Kelautan, 1(7), 16–25.
Nurmalia, N., Lutfiyanah, A., Minarni, M., Prastiyo, A., Putra, M. A. P., Darwita,
N., & Ayu, W. (2020). Peningkatan Kapasitas Pembudidaya Ikan Melalui
Optimalisasi Fungsi Wahana Pembelajaran Kelompok. Jurnal Penyuluhan
Perikanan Dan Kelautan, 14(3), 301–314.
Pangaribuan, Habinsaran, D., Yasir, M., & Utami, N. K. (2012). Dampak Bokashi
Kotoran Ternak dalam Pengurangan Pemakaian Pupuk Anorganik pada
49
LAMPIRAN
52
Dede
2. Kawalimukti Tirta Mukti 10 2008 Madya Budidaya
Hamdani
Basuki
6. Purwasari Putra Nirwana 10 2017 Pemula Budidaya
Rahmat
Karang Zakir
7. Mitra Sunda 10 2018 Pemula Budidaya
Pawitan
Waktu : 30 menit
Media : Leaflet
2. Tujuan biosecurity
Waktu : 25 menit.
Pelaksanaan kegiatan
Waktu
No Uraian kegiatan Keterangan
(menit)
Pendahuluan
Pelaksanaan
2 15
2. Tanya jawab
Pengakhiran
2. Kesimpulan
3 10 Menyimpulkan hasil yang di peroleh setelah
3. Penutup kegiatan penyuluhan di lakukan
Salam penutup
55
URAIAN MATERI
Pengertian biosecurity
Biosecurity didefinisikan sebagai suatu perangkat aturan, perlengkapan
atau peralatan yang sangat penting untuk melakukan pencegahan, pengendalian
dan pemberantasan penyakit infeksi yang bisa menyebabkan kerugian besar
secara ekonomi (Zavala, 1999).
Biosecurity didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk mencegah
kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit melalui pemberantasan
patogen penyebab penyakit beserta carriernya (Maria Haws et. al.,
2001) .Pentingnya menerapkan Biosecurity pada kegiatan perikanan adalah :
1. Adanya bakteri patogen dan bakteri yang merugikan di lingkungan/perairan
2. Kondisi lingkungan terus berubah
3. Food Safety bagi konsumen
4. Mencegah kerugian secara ekonomi akibat kegagalan panen
Tujuan Biosecurity Pada Budidaya Perairan
Pembudidaya perairan di Indonesia melakukan biosecurity dengan
berbagai macam tujuan, antara lain yang umum dilakukan yaitu untuk:
1. Memperkecil resiko hewan yang dibudidayakan terserang penyakit.
2. Mendeteksi secara dini adanya wabah penyakit.
3. Menekan kerugian yang lebih besar apabila terjadi kasus wabah penyakit.
4. Efisiensi pada waktu, pakan, dan tenaga.
5. Agar kualitas hewan yang dibudidayakan lebih terjamin.
Penerapan Biosecurity pada Kegiatan Budidaya Perairan
Penerapan biosecurity pada kegiatan budidaya perairan berbeda-beda
tergantung pada jenis hewan yang dibudidayakan, serta tempat dilakukannya
budidaya hewan tersebut.
Upaya Pencegahan
Untuk mencegah masuknya wabah penyakit ke dalam kolam pembesaran
atau mencegah meluasnya wilayah yang terkena serangan penyakit dalam
upaya mengurangi kerugian produksi akibat timbulnya wabah penyakit. Beberapa
tindakan upaya pencegahan antara lain melalui sanitasi kolam, alat-alat, ikan
yang dipelihara, serta lingkungan tempat pembesaran.
Hewan bisa masuk ke kawasan budidaya melalui :
a. Darat : kepiting, kodok, ular, ayam, kambing, bebek, angsa, unggas liar dan
hewan liar lainnya.
b. Air : ikan liar, udang liar, crustaceae kecil, kepiting, ular, serangga air.
c. Udara : Burung, serangga, mikroorganisme yang terbawa angin atau
aerosol.
56
Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar
1. Pengertian biosecurity adalah...
a. Menimbulkan penyakit pada hewan budidaya.
b. Menimbulkan kerugian ekonomi.
c. Pencegahan penyakit yang menyebabbkan kerugain ekonomi.
2. Arti dari kata bio dan security adalah?
1) Hidup dan pengamanan
2) Mati dan pengamanan
3) Pengendalian dan pengamanan
3. Pentingnya menerapkan biosecurity adalah ...
a. Adanya bakteri patogen dan bakteri yang merugikan di lingkungan/perairan
b. Mencegah kerugian secara ekonomi akibat kegagalan panen
c. Semua benar
4. Biosecurity dilakukan untuk...
a. Agar ikan terserang penyakit.
b. Menghindari kerugian akibat penyakit pada ikan
c. Untuk mengurangi kualitas ikan.
5. Upaya pencegahan masuknya hama darat ke dalam kolam pembesaran
melalui...
a. Sanitasi kolam
b. Lingkungan tempat pembesaran
c. Pemagaran kolam
6. Hewan dapat memasuki ke kawasan budidaya melalui?
1) Darat dan air
2) Air dan udara
3) Semua benar
7. Cara untuk mencegah serangan hama dan penyakit ikan nila, diantaranya,
kecuali:
a. Memasang filter atau saringan pada pintu pemasukan air
b. Menambah kepadatan ikan pada kolam
c. Pengolahan dasar kolam, yaitu pengeringan, pengapuran dan pemupukan.
8. Apa manfaat dari biosecurity?
a. Menjaga kesehatan ikan
b. Menjaga keamanan lingkungan
c. Semua benar
9. Upaya untuk menghindari hama pemangsa yaitu dengan melakuakan...
58
a. Memasang jaring
b. Pemagaran kolam
c. Semua benar
10. Penyakit yang banyak ditemukan dalam budidaya ikan nila disebabkan oleh,
kecuali:
a. Menangani ikan secara hati-hati.
b. Pemberian pakan harus tepat jenis dan takaran.
c. Kualitas air yang buruk.
59
Pilihlah salah satu jawaban pada pernyataan yang dianggap cocok yang
menggambarkan sikap pembudidaya terhadap pengenalan biosecurity
Jawaban
No Pernyataan
SS S R KS TS
1 2 3 4 5 6 7
RATA-RATA
60
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
Lampiran 6 Leaflet Biosecurity
61
Pendahuluan
1 10
2 50 Pelaksanaan
3) Demonstrasi cara
budidaya Azolla Mempraktekkan cara budidaya Azolla
4) Tanya jawab
4.1
3 10
Menyimpulkan hasil yang di peroleh
setelah kegiatan penyuluhan di lakukan
Salam penutup
URAIAN MATERI
a. Pengertian Azolla
Azolla merupakan satu-satunya genus dari paku air mengapung suku
Azollaceae. Terdapat tujuh spesies termasuk dalam genus ini. Azolla
dikenal mampu bersimbiosis dengan bakteri biru-hijau. Anabaeana azollae
dan mengikat nitrogen langsung dari udara. Potensi ini membuat azolla
digunakan sebagai pupuk hijau baik dilahan sawah maupun lahan kering.
Pada kondisi optimal azolla akan tumbuh baik dengan laju pertumbuhan
35% tiap hari.
Azolla sebagai sumber protein dapat digunakan sebagai sumber
pakan tambahan untuk ikan. Nilai nutrisi azolla mengandung kadar protein
tinggi antara 24-30 %.
b. Manfaat Pemberian Azolla sebagai Pakan Tambahan pada Budidaya
Ikan
1. Melengkapi kebutuhan nutrisi ikan budidaya terutama asam amino,
63
vitamin, dan mineral sehingga ikan sehat dan dapat tumbuh secara lebih
baik.
2. Meningkatkan efisiensi terhadap penggunaan pakan buatan sehingga
dapat mengurangi biaya produksi.
3. Mengurangi peluang terjadinya kanibal (memangsa sesamanya) karena
azolla dapat bertahan lebih lama (tidak rusak) pada media budidaya
sehingga kebutuhan terhadap pakan dapat terpenuhi.
c. Fungsi Azolla Sebagai Pakan Tambahan
1. keberadaan azolla pada siang hari, dapat membantu menstabilkan
kualitas air.
2. Keberadaan azolla dalam perairan saat siang hari dapat berfungsi
sebagai peneduh terhadap penetrasi sinar matahari sehingga dapat
mengurangi terjadinya fluktuasi suhu perairan.
3. Melalui proses fotosintesis azolla dapat menghasilkan oksigen dan
membantu menetralkan zat beracun seperti nitrit dan nitrat.
d. Cara Budidaya Azolla microphylla
1. Siapkan wadah yaitu dapat dilakukan pada kolam tanah dan kolam
terpal
2. Pasangkan pipa untuk outlet disatu sudut agar air tidak meluap dan
azolla tidak keluar pada saat hujan.
3. Pengisian lumpur atau tanah sebagai media azolla. Lumpur yang
digunakan lumpur dasar kolam budidaya, dengan ketebalan ± 5cm dari
dasar kolam.
4. Pengisian air yaitu mencapai ketinggian 15-25 cm. air yang digunakan
bisa berupa air kolam budidaya.
5. Pemberian pupuk dengan menggunakan pupuk SP-36 dosis 6,5 g/m2.
6. Penebaran Bibit Azolla dengan padat tebar 70 g/m2.
7. Pemeliharaan azolla, yaitu dilakukan dengan pengontrolan debit air,
pemupukan, dan pemberian probiotik selama 1 minggu sekali dengan
dosis 1 ml/m2.
8. Pemanenan azolla dapat dilakukan setelah satu minggu dari
penebaran. Setelah satu minggu dari penebaran, pemanenan dapat
dilakukan setiap tiga hari sekali dengan berat azolla sebanyak 1 kg per
panennya.
Untuk menambah pertumbuhan Azolla 30% lebih cepat yang harus di
perhatikan yaitu :
1. Pemebrian nutrisi berupa EM4 / MOL / Kompos sebanyak 1 tutup botol
dan 2-3 sendok makan untuk penambahan kompos.
2. Penambahan air dilakukan karena terjadi penguapan sehingga air
dalam nampan bisa berkurang sehingga di lakukan penambahan air.
3. Pengadukan air, pengadukan di lakukan agar nutrisi yang ada pada
dasar kolam naik dan sampai ke pada akar Azolla yang menggantung
di permukaan air.
64
dilakukan?
a. 50-70 g/m2
b. 75-90 g/m2
c. 95-110 g/m2
10. Setelah penebaran bibit azolla, dapat dilakukan pemanenan setelah…
a. 1-2 minggu
b. 3 minggu
c. 4 minggu
67
Pilihlah salah satu jawaban pada pernyataan yang dianggap cocok yang
menggambarkan sikap pembudidaya terhadap budidaya azolla sebagai
pakan tambahan
Jawaban
N Pernyataan S S R K T
o S S S
1 2 3 4 5 6 7
Persiapan kolam merupakan aspek dasar
1.
yang
penting dalam budidaya azolla.
JUMLAH
68
RATA-RATA
69
Media : Folder
4. Administrasi kelompok
Pelaksanaan kegiatan
Waktu Waktu
No Taruna Sasaran
(Menit) (menit)
1 Pembukaan 5 Menyimak 5
Jumlah 78 102
URAIAN MATERI
a. Pengertian Administrasi
Administrasi merupakan segenap rangkaian usaha bersama yang
dilaksanakan sekelompok orang dalam wadah organisasi untuk mencapai
suatu tujuan” Dari uraian tersebut, secara garis besar administrasi
meliputi :
Ø adanya usaha bersama
Ø adanya kelompok orang
Ø adanya aktivitas
Ø adanya tujuan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses
aktivitas daripada administrasi dan karena pimpinan dari organisasi adalah
sekaligus merupakan pimpinan manajemen, maka dia juga yang
mempunyai wewenang menggerakkan kemudi administrasinya.
Kelompok Perikanan adalah kumpulan pelaku utama perikanan
yang mempunyai aktivitas dibidang perikanan yang tumbuh berdasarkan
keakraban, keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan
sumberdaya pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas
usahatani dan kesejahteraan anggotanya. Ciri-ciri Kelompok Perikanan:
1. Memiliki jumlah anggota kelompok 10-25 orang
2. Pelaku utama yang berada di dalam lingkungan pengaruh seorang
ketua kelompok
3. Mempunyai tujuan, minat dan kepentingan yang sama terutama dalam
bidang usaha perikanan
4. Memiliki kesamaan tujuan, minat dan kepentingan yang sama
terutama dalam bidang usaha perikanan
5. Bersifat informal
6. Memiliki saling ketergantungan antar individu
7. Mandiri dan partisipatif
8. Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama
9. Memiliki administrasi yang rapih
74
d. Administrasi Kelompok
adalah segala pencatatan yang mencatat kegiatan kelompok.
Administrasi kelompok menjadi sangat penting guna mengetahui sejauh
mana perkembangan kelompok, partisipasinya dalam kelompok,
permasalahan, dan keputusan-keputusan yang pernah diambil. Buku
administrasi dibedakan menjadi 11 jenis sebagai berikut.
1. Buku Daftar Anggota merupakan buku yang berisi tentang semua
informasi mengenai anggota kelompok.
2. Buku Tamu merupakan buku yang berisi tentang data-data kehadiran
tamu untuk kunjungan maupun pembinaan dari suatu instansi.
3. Buku Rencana Kegiatan merupakan buku yang berisi catatan uraian
mengenai rencana kegiatan kelompok.
4. Buku Pola Tebar/Produksi merupakan buku yang berisi catatan data-
data waktu penebaran benih/induk dan estimasi panen dalam waktu
periode tertentu.
5. Buku Agenda merupakan buku yang berisi tentang data surat yang
masuk atau yang dikeluarkan kelompok dalam periode tertentu.
6. Buku Inventaris Barang merupakan buku yang berisi catatan data-data
barang/alat yang menjadi inventaris kelompok dan/atau barang yang
dibeli bersama oleh anggota kelompok
7. Buku Daftar Hadir Pertemuan merupakan buku yang mencatat nama
dan tanda tangan kehadiran anggota pada saat
pertemuan/rapat/kegiatan kelompok.
8. Buku Kas merupakan buku yang mencatat keadaan keuangan
kelompok baik pemasukan maupun pengeluaran.
9. Buku Notulen Pertemuan merupakan buku yang mencatat jalannya
sebuah pertemuan kelompok.
10. Buku Kegiatan Usaha merupakan buku yang mencatat jalannya
kegiatan usaha mengenai volume/frekuensi, hasil kegiatan, tempat
pelaksana kegiata yang dilakukan kelompok.
76
11. Buku Iuran Kelompok merupakan buku yang mencatat iuran bulanan
kelompok dalam periode tertentu.
e. Tujuan Pengisian Buku Administrasi Kelompok
1. Alat control (pengawasan)
2. Alat dokumentasi
3. Alat/bahan pengambilan keputusan
4. Alat memonitor perkembangan kelompok
5. Alat evaluasi
6. Alat pemupukan kepercayaan anggota.
77
1) Karakteristik Responden
Nama :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Status :
2) Pernyataan Evaluasi Pengetahuan
Berilah tanda (✔) pada salah satu jawaban yang di anggap benar.
JAWABAN
NO PERNYATAAN/PERTANYAAN RESPONDEN
BENAR SALAH
1. Administrasi merupakan segenap rangkaian
usaha bersama yang dilaksanakan
sekelompok orang dalam wadah organisasi
untuk mencapai suatu tujuan.
2. Administrasi Kelompok Perikanan adalah
seperangkat catatan atau dokumen yang
menyangkut semua kegiatan yang dilakukan
oleh kelompok tersebut.
3. Administrasi Kegiatan adalah segala catatan
yang dilakukan oleh kelompok berkaitan
dengan kegiatan kelompok diluar urusan
keuangan. Beberapa perangkat administrasi
kegiatan yang diperlukan kelompok antara lain.
4. Buku keuangan digunakan untuk pencatatan
tamu yang datang ke kelompok.
5. Buku tamu merupakan maka pencatatan hasil
peroehan pendapatan dari produksi kelompok.
6. Buku anggota bermanfaat untuk mengetahui
nama-nama anggota, jumlah dan
perkembangan anggotanya serta hal-hal lain
yang berhubungan dengan data anggota
kelompok meruopakan fungsi dari buku
anggota.
7. Dokumen-dokumen tersebut bermanfaat bagi
kelompok untuk mengingat kembali
pencapaian yang telah dicapai oleh kelompok.
8. Buku penjualan produk berfungsi dalam
mengontrol beberapa produk yang sudah
terjual setiap harinya.
79
Pilihlah salah satu jawaban pada pernyataan yang dianggap cocok yang
menggambarkan sikap pembudidaya terhadap pengenalan peran dan
fungsi kelompok
Jawaban
No Pernyataan
SS S R KS TS
JUMLAH
RATA-RATA
Keterangan :
SS : Sangat Setuju Nilai : 5
S : Setuju Nilai : 4
81
R : Ragu Nilai : 3
KS : Kurang Setuju Nilai : 2
TS : Tidak Setuju Nilai : 1
b. Biaya Penyusutan
Biaya Biaya
Biaya JUE
No Nama Barang Nilai Sisa Penyusuta Penyusutan
Perolehan (bulan)
n per Bulan per Siklus
Kolam 7.500
1 budidaya 150.000 - 60 2.500
azolla
c. Biaya Tetap
No Nama Barang Jumlah Satuan Jumlah (Rp)
1 Penyusutan 19.063
Jumlah 94.063
d. Biaya Variabel
84
Harga
Jumlah
No Nama Barang Jumlah Satuan Satuan
(Rp)
(Rp)
1 Azolla 0,5 Kg 15.000 7.500
2 Pupuk 4 Karung 10.000 40.000
Jumlah 47.500
Dalam dempond budidaya azolla ini, jumlah azolla yang ditebar
sebanyak 0,5 Kg dan pupuk 4 karung. Azolla dipanen selama 3 hari sekali,
dalam satu bulan azolla dapat dipanen sebanyak 10 kali. Sekali panen
azolla sebanyak kurang lebih 1 Kg. Total hasil panen per bulan 8 Kg. Hasil
panen per siklus 24 Kg.
e. Biaya Produksi
Biaya tetap per bulan yang terdiri dari biaya penyusuatan dan biaya
sewa kolam pembudidaya sebesar Rp 94.063,- biaya variabel per siklus
yang dikeluarkan sebesar Rp 47.500,-.
Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel per siklus
= 94.063 + 47.500 = Rp 141.563,-.
f. Pendapatan
Setiap bulan mengasilkan azolla 8 Kg. Maka per siklusnya Azolla
dapat menghasilkan 24 Kg. Jika azolla dijual dengan harga jual Rp
7.000,-/Kg.
Pendapatan per siklus = Total panen x harga jual
= 24 x 7.000
= 168.000,-.
Pendapatan per tahun = Pendapatan per siklus x frekuensi per tahun
= 360.000 x 4
= 672.000,-
h. Return on Investment
ROI digunakan untuk mengukur persentase manfaat yang dihasilkan
oleh suatu usaha dengan biaya yang dikeluarkannya. Apabila suatu usaha
mempunyai ROI lebih besar dari 0 maka proyek tersebut dapat diterima.
ROI = Keuntungan / Investasi
= 26.438 / 300.000
= 0,66
= 9%
ROI sama dengan 9 persen artinya perusahaan mendapatkan laba
bersih sebesar 9 persen dari keseluruhan asset atau harta yang dimilikinya.
85
RIWAYAT HIDUP