Anda di halaman 1dari 25

AGRIBISNIS OLAHAN RUMPUT LAUT:

KERIPIK RUMPUT LAUT, AGAR-AGAR, DAN TEPUNG RUMPUT LAUT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agribisnis

Dosen Pengampuh: Dr. Abd Rahim, S.P., M.Si.

Disusun oleh: Kelompok V

NURAENI 200906500010

NURUL ANNISYA 200906501005

MUHAMMAD IRFAN 200906501016

RISKA SYAM 200906501027

RAHMI 200906501035

RUDIANSYAH 200906502012

ARMAWAN ARIFIN 200906502023

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,
hidayah dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul:
“Agribisnis Olahan Rumput Laut: Keripik Rumput Laut, Agar-Agar, Dan Tepung Rumput Laut”.

Budidaya rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang berpotensi besar
untuk menambah devisa negara. Rumput laut banyak digunakan dan dikembangkan sebagai
bahan baku baik pada makanan, kimia, kosmetik, maupun sebagai obat-obatan, sehingga akan
semakin banyak kebutuhan akan rumput laut di masa-masa mendatang. Potensi rumput laut
harus dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Demi peningkatan produksi rumput
laut, dibutuhkan inovasi-inovasi yang dapat mendukung peningkatan produktivitas secara efektif
dan efisien, khususnya dalam inovasi pengembangan untuk budidadaya perikanan.

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tuntutan program pembelajaran
pada mata kuliah “Agribisnis”. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna sehingga penulis mengharapkan saran atau kritikan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan budidaya dan pemanfaatan rumput laut.

Makassar, Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

I.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1

I.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................2

I.3. Tujuan Penulisan...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

II.1. Proses Budidaya Rumput Laut.............................................................................................3

II.2. Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran Keripik Rumput Laut.......................................6

II.2.1. Proses Pembuatan Keripik Rumput Laut.......................................................................6

II.2.2. Strategi Pemasaran Kerupuk Rumput Laut...................................................................9

II.3. Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran
Agar-Agar..................................................................................................................................10

II.3.1. Proses Pembuatan Agar-Agar......................................................................................10

II.3.2. Strategi Pemasaran Agar-Agar....................................................................................12

II.4. Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran Tepung Rumput Laut.....................................14

II.4.1. Proses Pembuatan Tepung Rumput Laut.....................................................................14

II.4.2. Strategi Pemasaran Tepung Rumput Laut...................................................................17

BAB III PENUTUP......................................................................................................................19

III.1. Kesimpulan.......................................................................................................................19

III.2. Saran..................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Rumput laut merupakan salah satu komoditi unggulan dalam perdagangan dunia dan
Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi penyuplai bahan baku rumput laut bagi
negara-negara yang membutuhkan. Permintaan pasar rumput laut baik dalam maupun luar negeri
juga sangat besar, bahkan untuk tingkat konsumsi (pasar) taraf lokal pun para pembudidaya
masih kesulitan untuk mencukupinya, belum lagi ditambah permintaan luar negeri yang kian hari
semakin meningkat, bahkan bisa dikatakan tidak terbatas. Produksi rumput laut Indonesia tahun
2021 adalah sebesar 9,1uta ton meningkat hampir 10 juta ton pada tahun 2022 sebesar 9,12 juta
ton (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2014). Peningkatan produksi rumput laut yang
demikian tinggi mencerminkan adanya peluang yang semakin besar di pasar internasional
terhadap rumput laut Indonesia.

Rumput laut banyak digunakan dan dikembangkan sebagai bahan baku baik pada
makanan, kimia, kosmetik, maupun sebagai obat-obatan, sehingga akan semakin banyak
kebutuhan akan rumput laut di masa-masa mendatang. Potensi rumput laut harus dapat
dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Demi peningkatan produksi rumput laut,
dibutuhkan inovasi-inovasi yang dapat mendukung peningkatan produktivitas secara efektif dan
efisien, khususnya dalam inovasi pengembangan untuk budidadaya perikanan.

1
I.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Budidaya Rumput Laut?
2. Bagaimana Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran Keripik Rumput Laut?
3. Bagaimana Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran Agar-Agar?
4. Bagaimana Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran Tepung Rumput Laut?

I.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui dan Memahami Proses Budidaya Rumput Laut.
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran Keripik
Rumput Laut.
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran Proses
Pembuatan dan Strategi Pemasaran Agar-Agar.
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran Proses
Pembuatan dan Strategi Pemasaran Tepung Rumput Laut.

2
BAB II

PEMBAHASAN
II.1. Proses Budidaya Rumput Laut
Secara umum, beberapa faktor keberhasilan yang perlu diperhatikan dalam
budidaya rumput laut sebagai berikut:
a. Pemilihan Lokasi
Keberhasilan budidaya rumput laut sangat ditentukan sejak penentuan lokasi. Hal
ini dikarenakan produksi dan kualitas rumput laut dipengaruhi oleh faktor-faktor
ekologi yang meliputi kondisi substrat perairan, kualitas air, iklim dan geografis dasar
perairan. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam penentuan lokasi yaitu faktor
kemudahan (aksesbilitas), resiko, (masalah keamanan), serta konfilk kepentingan
(pariwisata, perhubungan, dan taman laut nasional) (Anggadiredja, Dkk 2009).
b. Persiapan Penanaman
Persiapan penanaman rumput laut meliputi penyediaan peralatan budidaya sesuai
dengan metode yang akan digunakan serta penyedian bibit baik. peralatan yang
diperlukan harus disesuaikan dengan metode yang akan digunakan. Sesuai garis
besar, peralatan yang digunakan antara lain patok kayu, bambu, jangkar (bila
menggunakan metode rakit apung), tali polietilen (tambang plastik), tali rafia, dan
penampung. Untuk lokasi baru, biasanya bibit akan didatangkan dari daerah lain yang
cukup jauh, oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan yang baik sehingga tingkat
kerusakan dan kematian bibit tersebut bisa diminimalkan.
1. Kriteria Bibit Yang Baik
Bibit yang akan ditanam harus yang berkualitas baik agar tanaman dapat tumbuh
sehat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilihan bibit tersebut dengan kriteria
sebagai berikut:
1) Bibit yang digunakan merupakan thallus muda yang bercabang banyak,
rimbun dan berdaun runcing.
2) Bibit tanaman harus sehat dan tidak terdapat bercak, luka atau terkelupas
sebagai akibat terserang penyakit ice-ice atau terkena bahan cemaran,
seperti minyak.

3
3) Bibit rumput laut harus terlihat segar dan berwarna cerah, yaitu cokelat
cerah dan hijau cerah.
4) Bibit harus seragam dan tidak boleh bercampur dengan jenis lain.
5) Berat bibit awal diupayakan seragam, sekitar 100 g per ikatan/rumpun.

2. Pengepakan Bibit
Sebelum diangkut dari satu lokasi ke lokasi lain, bibit yang akan ditanam
sebaiknya dikemas (packing) supaya tidak mengalami kerusakan. Adapun
pengepakan dapat dilakukaan dengan tahapan sebagai berikut:
1) Masukkan bibit sehat dan segar ke dalam kantong plastik besar yang telah
dilubangi kecil-kecil menggunakan paku untuk aerasi.
2) Kepadatan harus diperhatikan karena bibit harus tetap mempunyai ruang
udara dan harus dijaga tetap dalam keadaan lembab,meskipun tidak
sampai membasahi kertas karton yang digunakan untuk mengemas bibit.
3) Masukkan kantong plastik yang telah berisi bibit ke dalam kotak karton
atau kardus besar.
4) Apabila perlu ditumpuk, sebaiknya penumpukan kardus tidak lebih dari 3
tumpuk untuk menjaga supaya tetap ada ruang udara dalam kardus atau
karton.
3. Penanganan Bibit Dalam Pengangkutan
Penanganan bibit selama pengankutan dari tempat asal ke lokasi budidaya
dilakukan sebagai berikut:
1) Selama dalam pengakuan, biarkan bibit tetap lembab/basah, tetapi tidak
sampai meneteskan air.
2) Usahakan agar tidak terkena air tawar, hujan atau embun karena akan
merusak bibit.
3) Bibit tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
4) Selama perjalanan, usahakan bibit tidak terkena minyak dan kotoran
lainnya.
5) Jauhkan bibit dari sumber panas, seperti mesin mobil atau perahu.

4
4. Penyimpanan Bibit Sebelum Ditanam
Sebaiknya, bibit segera ditanam setelah sampai di lokasi budidaya. Lokasi yang
akan digunakan untuk tempat penanaman rumput laut pun harus sudah disiapkan,
termasuk peralatan, bahan, dan tenaga kerja. Apaila karena sesuatu hal tidak bisa
segera ditanam atau waktunya tidak memungkinkan, sebaiknya bibit dikeluarkan
dari kantong plastik dan disiram air laut. Bibit rumput laut jangan direndam di
dalam wadah karena akan mengeluarkan lender (mucus), kemudian membusuk
dan mati. Cara lain yang bisa dilakukan yaitu dengan memasukkan bibit ke dalam
jaring plastik, kemudian direndam di dalam laut. Dengan cara ini, lendir yang
keluar langsung hanyut ke dalam air laut sehingga tidak sempat merusak bibit.

c. Penanaman
Penanaman rumput laut dapat dilakukan menggunakan metode. Ada tiga metode yang
dilakukan dikenal dimasyarakat serta dikembangkan secara luas yaitu, metode lepas
dasar (off botton method), rakit apung (floating rack method), dan rawai (long line
method). Pemilihan lokasi tersebut tergantung pada kondisi geografis lokasi
1) Metode lepas dasar
Metode ini pada umumnya dilakukan di lokasi yang memiliki substrat dasar
karang berpasir atau pasir dengan pecahan karang dan terlindung dari hempasan
gelombang, biasanya, lokasi dikelilingi oleh karang pemecah gelombang (barrier
reef). Di samping itu, lokasi untuk metode ini harus memiliki kedalaman sekitar
0,5 m pada saat surut rendah dan 3 m pada saat pasang tertinggi.
2) Metode rakit apung
Metode rakit apung merupakan budidaya rumput laut dengan cara ini mengikat
rumput laut pada tali ris (seperti metode lepas dasar) yang dikaitkan pada rakit
apung yang terbuat dari bambu. Saat unit rakit apung berukuran (2,5x5,0)m yang
dapat dirangkai menjadi satu dengan unit lainnya. Satu rangkain maksimal 5 unit
dengan jarak antar rangkaian sekitar 1,0 m. kedua ujung rangkaian diikat dengan
tali yang ujungnya diberi pemberat atau jangkar agar rakit tidak hanyut oleh
karena arus atau gelombang. Jarak tanam antar rumpun rumput laut sekitar
(25x25) cm dengan berat bibit 100 g untuk setiap ikatan/rumput. Tanaman harus

5
selalu ada berada di bawah permukaan air dan mulai minggu keempat sampai
panen, tanaman diusahakan berada pada kedalaman sekitar 30-40cm di bawah
permukaan air.
3) Metode rawai
Metode ini merupakan cara yang paling banyak diminati petani rumput laut
karena disamping fleksibel dalam pemilihan lokasi, juga biaya yang dikeluarkan
lebih murah.
d. Pemeliharaan
Pemeliharaan pertumbuhan rumput laut untuk ketiga metode di atas hampir sama,
yaitu membersihkan lumpur dan kotoran yang melekat pada rumput laut; menyulam
tanam yang rusak atau lepas dari ikatan; mengganti tali;, patok, bambu, dan
pelampung yang rusak; dan menjaga tanaman dari seragan predator,seperti ikan dan
penyu
e. Panen
Tanaman dapat dipanen setelah mencapai umur 6-8 minggu setelah tanam dengan
berat tanaman per ikatan 800 gram. Cara memanen rumput laut pada air pasang
adalah dengan mengangkat seluruh tanaman ke darat kemudian tali rafia pengikat
dipotong. Sedangkan pada saat air surut dapat dilakukan langsung di areal tanaman.
Dengan menggunakan rakit satu persatu ikatan tanaman dipanen. Dan dibawa ke
darat dengan rakit. Panen yang dilakukan pada saat usia tanaman 1 bulan,
perbandingan antara berat basah dan kering berkisar 8 : 1, sedangkan bila tanaman
berumur 2 bulan perbandingan berat basah dengan berat kering adalah 6 : 1.

II.2. Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran Keripik Rumput Laut


II.2.1. Proses Pembuatan Keripik Rumput Laut

Pengolahan rumput laut memerlukan bererapa tahapan yaitu:

6
pengolahan
Penjemuran Pembersihan Perendaman dan
pengemasan

a. Tahap Penjemuran

Proses penjemuran sangat penting agar kualitas makanan tetap terjaga.


Penjemuran dilakukan dibawah terik matahari. Selama proses penjemuran, rumput laut
dibalik agar pengeringan cepat dan merata, sekaligus merontokan kotoran-kotoran seperti
pasir dan garam yang menempel. Jika panas matahari cukup baik maka rumput laut
cukup kering setelah dijemur 2-3 hari.

1) Tahap Pembersihan
Segera setelah rumput laut kering, rumput laut dibersihkan dari kristal-kristal garam
yang berwarna putih yang terdapat pada permukaan rumput laut. Adanya kristal
garam pada rumput laut dapat berakibat menurunnya kadar air rumput laut selama
penyimpanan.
2) Tahap perendaman
Perendaman dilakukan agar rumput laut menjadi bersih dan putih serta tidak bau.
Tekstur dan bau dari rumput ditentukan dari cara perendaman yang dilakukan. cara
perendaman rumput laut yaitu, Rumput laut direndam menggunakan air beras selama
1 hari, kemudian diangkat dan dibersihkan. Setelah Rumput laut bersih pengolahan
segera dilakukan.
3) Tahap Pengolahan
Pengolahan rumput laut dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada jenis olahan
yang akan dibuat. Rumput laut dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, seperti
keripik rumput laut, agar-agar, manisan rumput laut (basah), manisan rumput laut
(kering), jelly rumput laut, permen jelly rumput laut, dodol rumput laut, mie rumput
laut, minuman rumput laut, pilus rumput laut dan lain sebagainya.

7
Tabel 1. Bahan dan alat yang digunakan untuk pembuatan kerupuk rumput laut
No Bahan Alat
1. Blender Tepung tapioka 2kg
2. Pisau Telur ayam 8butir
3. Panci pengukusan Rumput laut1 kg
4. Kompor dan gas Bawang putih 4 siung
5. Wajan Ketumbar 1 ons
6. Baskom Gula 1 sendok
7. Serok Garam dan penyedap rasa secukupnya
8. Plastik kemasan
9. Talenan
10 Loyang
11. Tempat untuk penjemuran

Kerupuk rumput laut belum familiar di masyarakat, namun sebenarnya karaginan


yang terkandung pada rumput laut dapat berfungsi sebagai pengembang dan perenyah.
Sehingga kerupuk rumput laut di buat tanpa bahan pengembang dan perenyah.

Proses pengolahan rumput laut menjadi keripik rumput laut yaitu:

1. Rumput laut dicuci, dibersihkan dari semua kotoran yang menempel.


2. Rendam rumput laut ±3 jam (hingga mengembang)
3. Haluskan rumput laut dengan menggunakan blenderhingga menjadi bubur
4. Haluskan bumbu (bawang putih, ketumbar, garam, dan lain-lain)

8
5. Campurkan rumput laut, tepung dan bumbu yang telah dihaluskan, kemudian
tambahkan telur.
6. Setelah tercampur semua buat adonan kerupuk hingga semua bahan tercampur
rata.
7. Cetak adonan kerupuk sesuai selera (bisa menggunakan loyang atau plastik gula).
8. Kukus adonan hingga matang, kemudian setelah dingin potong-potong adonan
sesuai selera.
9. Jemur kerupuk hingga kering.
10. Goreng dan siap dikemas.

II.2.2. Strategi Pemasaran Kerupuk Rumput Laut


Pelaksanaan Proyek Pada Produk Keripik Rumput Laut ini adalah melakukan bauran pemasaran
ketempat yang sudah di survey sesuai dengan persiapan proyek. Menurut Alma (2017), bauran
pemasaran atau marketing mix adalah strategi mencampur kegiatan pemasaran agar mencari
hasil maksimal untuk mendatangkan keuntungan atau hasil yang memuaskan. Jadi dapat
disimpulkan kalau bauran pemasaran adalah alat pemasaran yang baik yang berada dalam suatu
perusahaan, di mana perusahaan mampu mengendalikannya agar dapat mempengaruhi tanggapan
pasar sasaran. Adapun 4 faktor dalam bauran pemasaran adalah:

1. Produk (Product)
Produk adalah barang yang dibuat untuk atau di produksi untuk memenuhi
kebutuhan sekelompok orang tertentu. Produk dapat berupa barang atau jasa. Produk
adalah suatu hal yang penting bagi perusahaan untuk mencari keuntungan. Dengan
adanya produk yang memang dibutuhkan oleh konsumen, besar peluang perusahaan
menggaet minat konsumen melalui produk yang mereka miliki.
Adapun produk yang dihasilkan yaitu produk keripik rumput laut yang memiliki
kualitas baik, dengan nilai gizi yang tinggi, memiliki rasa yang enak yang sekaligus dapat
menyehatkan dan berkhasiat. Sebagai makanan vegetarian, Produk kerupuk rumput laut
ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, karena mengandung air (27,8%), protein
(5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%).

2. Harga (Price)

9
Harga produk pada dasarnya adalah jumlah yang di bayarkan konsumen kepada
perusahaan agar bisa menikmati produk dari perusahaan tersebut. Harga sangat penting
dalam komponen perusahaan dikarenakan sebagai penentuan keuntungan dan
kelangsungan hidup perusahaan itu.
Untuk menetapkan harga jual pada produk Keripik Rumput Laut ini ditetapkan
melalui perhitungan biaya produksi pertama ditambah dengan biaya pemasaran . Untuk
itu Harga Kerupuk Rumput Laut dibandrol untuk berat 20 gram yaitu Rp.2.000,- untuk
berat 80 gram Rp. 8.000,- dan untuk berat 100 gram Rp. 12.000.

3. Promosi (Promotion)
Promosi adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menggaet konsumen.
semakin gencar melakukan promosi maka akan berkolerasi pada peningkatan penjualan
serta brand awareness pada sebuah destinasi. Kegiatan promosi telah dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya yaitu: Kegiatan promosi melalui sosial media seperti
Facebook, Instagram dan media sosial lainnya.
4. Tempat (Place)
Tempat adalah bagian sangat penting bagi perusahaan dikarenakan makin
strategisnya tempat usaha maka makin besar peluang mendapatkan pelanggan maupun
konsumen.

Untuk usaha keripik rumput laut saluran distribusi yang digunakan yaitu saluran
distribusi yang dilakukan dengan sistem saluran distribusi 0 tingkat yaitu dari produsen langsung
kepembeli dan saluran distribusi 1 tingkat yaitu dari produsen ke pengecer baru kepelanggan.

II.3. Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran Agar-Agar


II.3.1. Proses Pembuatan Agar-Agar
a. Pencucian dan Pembersihan
Rumput laut dicuci dengan air tawar sampai bersih. Kotoran yang menempel
seperti pasir, karang, lumpur dan rumput laut jenis lain dihilangkan.
b. Perendaman dan Pemucatan
10
Perendaman dilakukan agar rumput laut menjadi lunak, sehingga proses ekstraksi
nantinya dapat berjalan dengan baik. Caranya rumput laut direndam dalam air murni
sebanyak 20 kali berat rumput laut selama 3 hari. Setelah itu pemucatan dilakukan
dengan direndam dalam larutan kaporit 0,25 % atau larutan kapur tohor 5 % sambil
diaduk, setelah 4 - 6 jam, rumput laut dicuci kembali selama 3 jam untuk menghilangkan
bau kaporit. Rumput laut yang telah bersih dan pucat dikeringkan selama 2 hari, sampai
tahap ini rumput laut dapat disimpan lebih dulu bila tidak segera diolah.

c. Pelembutan
Untuk lebih memudahkan ekstrasi, dinding sel perlu dipecah dengan ditambah
H2SO4 selama 15 menit. Banyaknya H2SO4 tergantung pada jenis rumput laut, yaitu
Gracilaria 5 - 10 %. Gelidium 15 % dan Hypnea 25 %. Bila tidak ada asam sulfat dapat
digunakan asam asetat, asam sitrat, buah asam atau daun asam. Oleh karena asam sulfat
ini berbahaya, maka diperlukan pencucian dengan cara rumput laut direndam dalam air
bersih selama 15 menit kemudian ditiriskan.
d. Pemasakan
Rumput laut dimasak dalam air sebanyak 40 kali berat rumput laut. Setelah mendidih ( 90
- 100 C ), kita tambahkan asam cuka 05 % untuk memperoleh pH 6 - 7. Bila > 7, pH nya
diturunkan dengan penambahan asam cuka dan bila < 6, ditambahkan NaOH.
Pemeriksaan pH dapat dilakukan dengan memakai kertas pH. Pemanasan ini dilakukan
kira-kira 45 menit tetapi dapat juga selama 2 - 4 jam tergantung cara pengadukannya.
Proses setelah pemasakan tergantung dari bentuk akhir agar-agar yang diinginkan, yakni
berupa batangan, lembaran atau pun tepung.
e. Proses Pengolahan Agar-agar Batangan / Lembaran
1) Pengepresan dan Pencetakan
Hasil dari pemasakan kemudian disaring dengan kain belacu dan dipres. Cairan yang
keluar ditampung dalam bejana dan dinetralkan dengan penambahan air soda
sehingga pHnya menjadi 7 - 7,5. Bila pH sudah tercapai, cairan kemudian dimasak

11
kembali sambil diaduk. Setelah mendidih, hasilnya dituangkan kedalam cetakan, kira-
kira 6 jam agar-agar sudah dingin dan membeku. Ampas hasil pengepresan dapat
digunakan lagi dengan cara ditambahkan air sebanyak 75 % dari jumlah air semula,
kemudian ampas itu dipanaskan dan disaring. Cairan yang keluar dapat digunakan
sebagai campuran dalam proses selanjutnya, sehingga pada akhirnya ada ampas yang
tidak bisa dipakai lagi. Ampas ini dapat digunakan sebagai makanan ternak.
2) Pendinginan
Cairan yang telah beku didinginkan dalam ruangan pendingin pada suhu - 20 C
selama 4 - 5 hari. Pendinginan ini dilakukan agar pemadatan benar-benar terjadi
dengan sempurna.

3) Pengeringan
Agar-agar dikeluarkan dari cetakan. Hasil yang diperoleh adalah agar-agar batangan.
Bila didinginkan agar-agar berbentuk lembaran, agar-agar batangan dipotong setebal
0,5 cm. Sebagai alat pemotong dapat digunakan kawat halus dari baja, agar-agar
batangan atau lembaran kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.
4) Pengepakan
Agar-agar yang betul-betul kering dimasukkan dalam kantong plastik dengan berat
masing-masing 10 gram. Bahan yang dipakai untuk membuat agar-agar kertas berupa
rumput laut dari jenis Grasilaria sp. Dalam proses pembuatannya, rumput laut ini
dicuci dengan air tawar sampai bersih, kemudian direndam dalam air kapur. Setelah
20 menit, dijemur memakai alas dari kain kasa. Lama penjemuran dapat hanya satu
hari, tetapi dapat juga sampai 3 hari, tergantung dari intensitas matahari. Prinsipnya
rumput laut benar-benar kering.
f. Proses Pengolahan Agar-agar Tepung
1) Penyaringan dan Penggilingan
Agar-agar yang telah masak disaring dengan fillet press filtrate. Cairan yang keluar
ditampung dan didinginkan selama 7 jam. Agar-agar beku dihancurkan dan dipres
dengan kain. Hasilnya berupa lembaran-lembaran yang kemudian diangin-anginkan.

12
Lembaran-lembaran kering dipotong kira-kira 3 x 5 mm, kemudian dimasukkan
dalam alat penggiling atau grinder. Hasil penggilingan adalah agar-agar tepung.
2) Pengepakan
Agar-agar tepung dimasukkan dalam kertas glasin yang dilapisi lilin atau dapat juga
dimasukkan plastik kemudian dibungkus dengan kertas.
g. Standar Mutu
Agar-agar yang diperdagangkan harus memenuhi standar Industri Indonesia.

II.3.2. Strategi Pemasaran Agar-Agar


Strategi pemasaran yang digunakan adalah dengan pengenalan produk, penetapan harga,
pemilihan lokasi, dan promosi.

1. Product (Produk)
Agar-agar merupakan salah satu makanan yang banyak mengandung kalsium
selain susu dan olahannya. Karena memiliki kandungan kalsium yang cukup tinggi, agar-
agar bermanfaat untuk menjaga menjaga kekuatan serta kesehatan tulang dan gigi. salah
satu manfaat algae yang sangat penting adalah sebagai penghasil utama bahan organik di
dalam ekosistem perairan. Dalam ekosistem perairan, keberadaan algae merupakan
bagian utama dari rantai makanan. Hal ini berkaitan dengan aktivitas fotosintesis yang
terjadi pada algae.
2. Price (Harga)
Price atau harga merupakan satu-satunya elemen penghasil pendapatan dari
semua aktivitas pemasaran lainnya. Penting untuk mendapatkan harga yang tepat agar
tidak hanya menutupi biaya pengeluaran, tetapi juga menghasilkan keuntungan!
Sebelum menetapkan harga, perusahaan perlu meneliti informasi apa saja yang
bersedia dibayar oleh pelanggan dan mendapatkan pemahaman tentang permintaan untuk
produk atau layanan tersebut di pasar karena harga juga merupakan indikasi kuat dari
posisi di pasar terhadap pesaing (harga rendah = merek bernilai). Harga perlu ditetapkan
dengan mempertimbangkan pesaing juga.

13
Dan harga agar- agar ini di bandrol harga Misalnya, agar-agar Kijang Mas plain 7
gr yang semula dijual seharga Rp2.300, sedikit naik menjadi Rp2.770 per sachet. Begitu
pula harga agar-agar Swallow plain 7 gr yang naik dari Rp4.500 menjadi Rp5.500 per
sachet.
3. Place (Tempat)
Konsep tempat merupakan lokasi pelanggan melakukan pembelian. Tempat yang
dimaksud dapat berupa aplikasi, situs web, atau toko fisik. Perusahaan perlu
mempertimbangkan tempat seperti apa yang sesuai dengan target konsumennya. Namun,
perusahaan juga perlu mengaitkannya dengan perantara yang ada, seperti logistik, gudang
penyimpanan, dan transportasinya.
Pada Produk agar-agar Sangat mudah di dapatkan paling banyak terdapat di
minimarket, pasar swalayan, toko online, toko bahan makanan, bahkan warung-warung di
sekitar.

4. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan tahap penting dalam bisnis untuk mengkomunikasikan
kepada pelanggan terkait eksistensi produk dengan berbagai keunggulan dan harga yang
menarik. Tanpa promosi, pelanggan tidak akan mengetahui itu semua.
Alat untuk melakukan promosi berbeda-beda, dapat berupa media sosial, promosi
langsung dari tangan ke tangan, dan lainnya. Pilihlah media yang paling efektif
menjangkau audiens dalam jumlah besar.
Pada Promosi Agar-agar Media yang ada pada saat ini sangat beragam. Sebut
saja, media cetak, media elektronik, dan media sosial. Semua media tersebut bisa
dimanfaatkan sebagai media promosi agar produk Agar-agar dikenali oleh banyak orang.
Dengan demikian, dapat mendatangkan calon konsumen baru. Khususnya untuk sosial
media yang berkembang saat ini. Media yang satu ini cukup efektif untuk dilakukan
promosi. Banyak sekali fitur-fitur yang mendukung untuk promosi tersebut. Oleh sebab
itu, mengoptimalkan sosial media sangatlah disarankan sebagai media untuk promosi.

14
II.4. Proses Pembuatan dan Strategi Pemasaran Tepung Rumput Laut
II.4.1. Proses Pembuatan Tepung Rumput Laut
1. Pembersihan dan Pencucian
Proses pencucian dengan air tawar dilakukan untuk menghilangkan batu-batuan,
kerikil, lumpur, kerang, dan benda-benda asing lainnya. Menurut SNI-01-2690-1998,
benda asing adalah semua benda yang tidak termasuk rumput laut, antara lain garam,
pasir, kayu, ranting, dan rumput laut jenis lain. Menurut Winarno (1990), setelah dicuci,
rumput laut harus segera dikeringkan sehingga kandungan airnya mencapai 20%. Hal ini
penting untuk mencegah terjadinya proses fermentasi yang menurunkan mutu dan
kandungan koloidnya.
2. Perendaman
Pengondisian rumput laut yaitu berupa perendaman dan atau pemucatan.
Perendaman yang dilakukan bertujuan untuk melanjutkan pembersihan rumput laut dari
kotoran-kotoran yang mungkin masih melekat. Pemucatan dimaksudkan untuk
menghilangkan sisa-sisa kotoran dan mengoksidasi sebagian besar pigmen rumput laut
sehingga berwarna keputih-putihan bersih dan lunak.
Menurut Suhartono dan Angka (2000), perendaman dapat dilakukan sekaligus
dengan proses pemucatan. Bahan perendamnya merupakan larutan pemucat. Larutan
pemucat yang biasa dipakai adalah larutan kaporit (Ca(Ocl)2) 0,25%, larutan kapur tohor
(CaO) 0,50% ataupun Natrium Hipoklorit (Na(Ocl)) 0,25%. Perendaman dapat pula
dilakukan dengan menggunakan larutan asam cuka CH3COOH 5% selama 12 jam.
Dalam pembuatan agar, perendaman menggunakan larutan tersebut dalam air murni
sebesar 1%.
Menurut Nasran et. al. (1991) yang dikutip oleh Asmarita (2000), lama
perendaman menggunakan CaO 0,5% yaitu 5 menit. Larutan Ca(Ocl)2 0,25% dilakukan
selama 4 jam – 6 jam (Istini et. al., 1986 yang dikutip oleh Asmarita, 2000) dan dengan
larutan NaOCl 0,25% atau NaOCl 1% selama 30 menit (Kosasih dan Suprijatna, 1967
yang dikutip oleh Asmarita, 2000).
Kapur tohor (CaO) digunakan pada proses pemucatan dan juga berfungsi untuk
menghilangkan bau rumput laut. Warna putih pucat disebabkan unsur-unsur oksigen (O2)

15
mengoksidasi pigmen merah, sedangkan unsur kalsium (Ca) berikatan dengan pektat
rumput laut yang menyebabkan tekstur rumput laut menjadi keras (Yuliati, 2000).
Menurut Radley (1976) yang dikutip oleh Kadarisman (1985), kalsium hidroksida
juga menggumpalkan kotoran-kotoran yang bersifat koloidal dan melarutkan pigmen
yang mengurangi derajat keputihan pati, lalu terbuang bersama air ekstraksi.
Natrium hipoklorit selain sebagai pemucat/perendam dapat berfungsi sebagai
desinfektan. Menurut Trueman (1971) yang dikutip oleh Perangin-angin (1982), untuk
pencucian selada dan jeruk yang dicurigai terkontaminasi bakteri digunakan 100 ppm
klor yang dicelup selama 10-15 menit dan kemudian dibilas.

3. Pengecilan Ukuran
Setelah bau bahan pemucat hilang dengan pencucian berkali-kali, dilakukan
pengecilan ukuran rumput laut menggunakan alat grinder atau blender. Grinder
digunakan bila rumput laut yang akan digunakan dalam jumlah banyak.
4. Pengeringan
Pengeringan merupakan metode mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air
dari suatu bahan dengan cara menguapkannya sehingga kadar air seimbang dengan
kondisi udara normal atau kadar air yang setimpal dengan aktivitas air (Aw) yang aman
dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis, dan kimiawi. Tipe proses pengeringan
berdasarkan sumber panas dibedakan atas dua kategori, yaitu pengeringan alami dengan
sinar matahari dan pengeringan buatan dengan sumber panas artifisial
(Wirakartakusumah et. al., 1992).
Bahan baku yang bersifat cair atau pasta lebih tepat dikeringkan dengan
menggunakan pengering tipe drum dryer dan spray dryer. Double drum dryer
menggunakan drum berputar dengan tenaga penggerak motor, dipanaskan dari bagian
dalam dengan menggunakan steam. Panas permukaan drum mencapai suhu 120-170°C.
Lapisan bahan yang dikeringkan disebarkan secara merata pada permukaan atas drum.
Sebelum mencapai putaran penuh, bahan akan mengering dan akan dikikis oleh pisau
yang berada di sepanjang permukaan drum dengan arah melintang. Produk akhir berada
di bawah permukaan drum (Wirakartakusumah et. al., 1992).

16
Alternatif lain yaitu penggunaan fluid bed dryer. Udara panas digerakkan dengan
kecepatan yang tinggi sehingga akan menggerakkan partikel bahan yang dikeringkan.
tersebut mengakibatkan seluruh permukaan bahan bersentuhan dengan udara pemanas
5. Penggilingan
Penggilingan merupakan pengecilan ukuran yang ekstrem. Proses penggilingan
bertujuan untuk menghaluskan produk yang masih berbentuk kasar setelah pengeringan.
Salah satu alat penggiling untuk tepung yaitu disc mill. Prinsip kerja disc mill yaitu gaya
sobek dan gaya pukul. Bahan yang akan dihancurkan berada di antara dinding penutup
dan cakram berputar. Bahan akan mengalami gaya gesek karena adanya lekukan-lekukan
pada cakram dan dinding alat. Gaya pukul terbentuk karena adanya logam-logam yang
dipasang pada posisi yang bersesuaian (Wirakartakusumah et. al., 1992).
Hasil penggilingan lalu diayak untuk memperoleh tepung yang halus dan menghilangkan
kotoran-kotoran yang tertinggal pada saat proses penggilingan. Adapun cara pembuatan
rumput laut antara lain yakni:

1) Rumput laut disortasi, kemudian dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan
kotoran, lalu direndam kembali dalam air bersih untuk mengurangi bau amis dan
melunakkan batang rumput laut.

2) Cacah kasar agar mempercepat proses pengeringan yang dilakukan dengan teknik
sun drying, yakni dilakukan 2-3 hari hingga kering.
3) Kemudian digiling dengan blender dan mesin penepungan agar diperoleh hasil
tepung.
4) Tepung rumput laut yang didapat diayak menggunakan saringan dengan ukuran 80
mesh untuk memisahkan butiran kasar dan butiran halus

II.4.2. Strategi Pemasaran Tepung Rumput Laut


Strategi pemasaran yang digunakan adalah dengan pengenalan produk, penetapan harga,
pemilihan lokasi, dan promosi.

1. Product (Produk)

17
Tepung rumput laut dapat dimanfatakan sebagai bahan pelengkap dalam proses
pembuatan olahan makanan seperti nugget, sosis, kornet dll. Tepung rumput lain dalam
hal ini memiliki fungsi sebagai alternatif mengurangi penggunaan bahan baku utama
kemudian, dapat memperbaiki tekstur daging asli dari produk olahan tersebut.
Dari segi gizi. Tepung rumput laut yang dihasilkan kemudian dilakukan analisis
proksimat (kadar air, abu, lemak total, protein, dan karbohidrat total), kadar serat pangan
total, dan kadar yodium, kandungan energi yaitu 312,04 kkal per 100 gram; kandungan
karbohidrat tepung rumput laut, yaitu 74,04 gram per 100 gram; kandungan protein
tepung rumput laut, yaitu 3,97 gram per 100 gram; dan kandungan lemak tepung rumput,
yaitu 0 gram per 100 gram.
2. Price (Harga)
Price atau harga merupakan satu-satunya elemen penghasil pendapatan dari
semua aktivitas pemasaran lainnya. Penting untuk mendapatkan harga yang tepat agar
tidak hanya menutupi biaya pengeluaran, tetapi juga menghasilkan keuntungan.
Sebelum menetapkan harga, perusahaan perlu meneliti informasi apa saja yang
bersedia dibayar oleh pelanggan dan mendapatkan pemahaman tentang permintaan untuk
produk atau layanan tersebut di pasar karena harga juga merupakan indikasi kuat dari
posisi di pasar terhadap pesaing (harga rendah = merek bernilai). Harga perlu ditetapkan
dengan mempertimbangkan pesaing juga.
3. Place (Tempat)
Konsep tempat merupakan lokasi pelanggan melakukan pembelian. Tempat yang
dimaksud dapat berupa aplikasi, situs web, atau toko fisik. Perusahaan perlu
mempertimbangkan tempat seperti apa yang sesuai dengan target konsumennya. Namun,
perusahaan juga perlu mengaitkannya dengan perantara yang ada, seperti logistik, gudang
penyimpanan, dan transportasinya.
4. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan tahap penting dalam bisnis untuk mengkomunikasikan
kepada pelanggan terkait eksistensi produk dengan berbagai keunggulan dan harga yang
menarik. Tanpa promosi, pelanggan tidak akan mengetahui itu semua.

18
Alat untuk melakukan promosi berbeda-beda, dapat berupa media sosial, promosi
langsung dari tangan ke tangan, dan lainnya. Pilihlah media yang paling efektif
menjangkau audiens dalam jumlah besar.

19
BAB III

PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Dari makalah diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa olahan dari rumput laut dapat
dijadikan camilan yang sehat karena kaya akan serat yang baik untuk tubuh dan mengandung
gizi yang cukup lengkap. Olahan rumput laut ini dapat dijadikan bisnis sampingan dengan
berbagai produk olahan yang memiliki prospek pemasaran yang cukup bagus.

III.2. Saran
Potensi rumput laut harus dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Demi
peningkatan produksi rumput laut, dibutuhkan inovasi-inovasi yang dapat mendukung
peningkatan produktivitas secara efektif dan efisien, khususnya dalam inovasi pengembangan
untuk budidadaya perikanan.

20
DAFTAR PUSTAKA
Cokrowati, N., Andriani, R., & Marzuki, M. (2020). Pengolahan Rumput Laut Sebagai Camilan
Sehat Di Desa Seriwe Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Jurnal
Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 3(2).
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88104/PENGOLAHAN-RUMPUT-LAUT/

Agusman, A., Apriani, S. N. K., & Murdinah, M. (2014). Penggunaan tepung rumput laut
Eucheuma cottonii pada pembuatan beras analog dari tepung modified cassava flour
(Mocaf). Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 9(1), 1-10.

Winarno, F. G. (1990). Teknologi pengolahan rumput laut. Pustaka Sinar Harapan.

Angka SL, Suhartono TS. (2000). Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: Pusat KajianSumber Daya
Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. hlm 49-56.Banakar

Nasran, S., F. Ariyani, Murdinah dan I. Mulyanah. 1991. Pengaruh PenggunaanKapur, Air
Perebus dan Soda Abu terhadap Mutu Agar-Agar Kertas.Makalah pada Prosiding Temu
Karya Ilmiah Teknologi Pasca PanenRumput Laut. 11 - 12 Maret. Buku II. Pusat
Penelitian danPengembangan Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta.

Radley, J. A. (1976). Physical methods of characterising starch. Examination and analysis of


starch and starch products, 91-131.

Wirakartakusumah, M. A., Abdullah, K., & Syarief, A. M. (1992). Sifat fisik pangan.
Depdikbud, Dirjen Dikti, PAU Pangan dan Gizi, IPB-Bogor.

Magdalena. (2015). Strategi Pemasaran Rumput Laut (See Weed) Di Pantai Amal Kelurahan
Pantai Amal Kota Tarakan. SKRIPSI, UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN ,
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN , TARAKAN . Dipetik Februari
19, 2023, dari blob:https://web.telegram.org/853a3b1b-aeba-4d22-a5c0-a2031aad7f21

21

Anda mungkin juga menyukai