Anda di halaman 1dari 6

Proses Pembuatan Abon Ikan Tuna (Skripsi - Rahim, 1999)

BAWANG BAWANG JAHE LENGKUAS


DAGING IKAN PUTIH MERAH
TUNA
AIR (15 bungkus/30 kg)
MERICA
PENGUPASAN KULIT

SISA AIR PENCUCIAN KETUMBAR


DIBUANG (2 kali)
PENCAMPURAN
KUNYIT B. PENOLONG

AIR PEREBUSAN
(2 jam) GARAM
PENGHALUSAN

SISA AIR GULA MERAH


DIBUANG PENTIRISAN
PENAMPUNGAN
ASAM

SISA AIR PENEKANAN KELAPA AIR


BUANG KADAR AIR SEREH PARUT (20 gelas)

PENCAMPURAN
PEMBUATAN
SERAT-SERAT PEBCAMPURAN
DAGING B.BAKU DAN
B. PENOLONG PEMERASAN

PENGADUKAN SANTAN AMPAS


DALAM BASKOM (15 gelas) KELAPA

MINYAK PENGGORENGAN
GORENG (2 jam )
(5 liter) DI BUANG

PENTIRISAN SISA MINYAK


(60 %) DI TAMPUNG
(40 %)

PENEKANAN
KADAR MINYAK SISA MINYAK
(10 %) DITAMPUNG
Keterangan : ( 50 %)

= Tahapan DIMASUKKAN KE TOPLES

= Proses produksi
PENDINGINAN
= Alir proses (15 menit)
= Input

= Out put PENYIMPANAN Gambar 3. Alir Bagan Proses Produksi


= Sisa bahan proses (24 jam) Abon Ikan Tuna UD. CMI
Cara Pembuatan :

A. Persiapan Alat dan Bahan


 Bahan baku : daging ikan tuna sebanyak 15 bungkus atau 30 kg.
 Bahan Penolong :
- Bawang putih : 750 g - Garam : 550 g
- Bawang merah : 400 g - Merica : 4 sendok makan (100 g)
- Jahe : 300 g - Ketumbar : 5 sendok makan (50 g)
- Gula merah : 500 g - Kunyit : 6 sendok makan (25 g)
- Asam : 250 g - Santan kelapa : 15 gelas
- Lengkuas : 400 g - Minyak kelapa : 5 liter
- sereh : 300 g - Air
 Peralatan yang digunakan terdiri atas:
Kompor gas 2 buah, wajan 3 buah, panci 1 buah, alat penekan kadar
air dan kadar minyak 1 buah, tirisan 1 buah, batu ulekan 2 buah, baskom 1
buah, dan toples plastik (besar) sebanyak 2 buah.
B. Cara Membuat :
1. Bahan Penolong
Bahan penolong yang terdiri atas bawang putih, bawang merah, jahe, dan lengkuas di
kupas kulitnya. Setelah di kupas kemudian dicampur bersama dalam wadah/waskom dengan
bahan penolong lainnya seperti merica, ketumbar, kunyit, garam, gula merah, asam, dan
sereh. Kemudian dihaluskan dengan menggunakan alat penghalus (Blender).
Bahan penolong lainnya seperti kelapa parut dicampur dengan air, kemudian diperas
dengan menggunakan tangan sehingga menghasilkan santan dan ampas kelapa, di mana
ampas kelapanya tidak digunakan.
2. Bahan Baku
Setelah bahan baku diolah, selanjutnya daging ikan tuna sebanyak 15 bungkus atau 30
kg dicuci dengan air sebanyak 2 kali, kemudian daging tersebut direbus selama 2 jam (karena
bahan baku dalam keadaan beku). Setelah direbus daging diangkat dan ditiriskan. Kemudian
daging tersebut ditekan kadar airnya dengan menggunakan alat penekan, dan selanjutnya
dibuat serat-serat daging dengan cara ditumbuk diatas batu ulekan dengan menggunakan
lesung.
3. Pencampuran Bahan Baku dan Bahan Penolong
Pencampuran bahan baku dan bahan penolong dilakukan sedikit demi sedikit hingga
merata dengan cara diremas-remas dan diaduk pakai tangan.
4. Penggorengan
Setelah minyak goreng dalam keadaan panas di atas wajan, selanjutnya serat-serat
daging ikan tuna yang sudah tercampur dengan bumbu dituangkan sedikit demi sedikit di
atas minyak tersebut, dan selama penggorengan dilakukan pengadukan secara terus-menerus
agar supaya masaknya jadi merata, di mana penggorengan dilakukan selama 2 jam.

5. Pentirisan
Setelah masak, abon ikan tuna disaring dengan sendok tirisan untuk mengurangi
minyak kadar minyak, di mana minyak yang terkandung dalam abon sebanyak 60 %.
6. Penekanan Kadar Minyak
Setelah disaring, selanjutnya dilakukan penekanan kadar minyak dengan menggunakan
alat penekan, hal tersebut dilakukan untuk mengurangi lagi minyak yang pada abon tersebut,
sehingga kadar minyak abon yang terkandung sebanyak 10 % . Setelah abon di ditekan,
kemudian abon tersebut dimasukkan ke dalam toples plastik berukuran besar, selanjutnya
dianginkan selama 15 menit.
7. Penyimpanan
Setelah didinginkan toples ditutup rapat, selanjutnya abon tersebut disimpan selama 24
jam atau sehari semalam, hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi atau menurunkan lagi
minyak dalam abon ikan, sehingga kadar minyak yang tertinggal pada akhir proses produksi
sebanyak 2 –3 %.
3.1.3.3 Proses Pengemasan

Proses pengemasan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan

suatu wadah atau tempat produk. Agar proses pengemasan dapat terlaksana dengan baik maka

diperlukan penyediaan berbagai faktor pengemasan, seperti bahan baku kemasan, peralatan,

modal, dan tenaga kerja. Untuk lebih jelas-nya mengenai proses pengemasan dapat dilihat pada

Gambar 4.

Ukuran Kemasan produk


25 g, 50 g, dan 100 g tipe A

Ukuran kemasan produk


Plastik 100 g tipe A dan B, 200 g,
500 tipe A dan B

PEMBUATAN KEMASAN
KEMASAN JADI
Sisa
potongan
plastik

BAHAN ABON IKAN


KEMASAN TUNA

PENGEMASAN

PENIMBANGAN

PELEKATAN PENJEPITAN PEREKATAN

PENTUTUPAN PEMOTONGAN
Keterangan :

= Tahapan = Input
Sisa
= Proses pengemasan = Output Potongan
plastik
= Alir proses

Gambar 4. Alir Bagan Proses Pengemasan Abon Ikan Tuna Pada UD. CMI
Cara Pembuatan
A. Persiapan Alat dan Bahan
Untuk melakukan proses pengemasan digunakan alat dan bahan, di mana alat tersebut
berupa gunting, penjepit (klip), dan alat (sealer). Sedangkan bahan yang digunakan adalah
plastik, lem kastol, dan kemasan jadi (yang di beli).
- Alat press (sealer) : berfungsi untuk merekatkan kemasan produk seperti
ukuran produk 25 g, 50 g, dan 100 g tipe A
- Gunting : berfungsi untuk memotong plastik sebagai bahan baku
kemasan
- Penjepit (klip) : berfungsi untuk merekatkan kemasan jadi seperti ukur-
an 100 gr A
- Plastik : digunakan sebagai bahan untuk membuat kemasan
bagian dalam dan luar seperti 25 g, 50 g dan 100 g
tipe A
- Kemasan jadi : merupakan kemasan dalam bentuk sudah jadi dan siap
pakai seperti 100 g tipe A dan B, 200 g, 500 g Tipe A
dan B
B. Cara Membuat
Kemasan yang dibuat berupa kemasan bagian dalam dan bagian luar yang terbuat dari
plastik, di mana kemasan bagian dalam berupa ukuran produknya 25 g, 50 g, dan 100 g
tipe A. Sedangkan kemasan bagian luar dengan ukuran produk 25 g dan 50 g. Kemudian
ukuran bahan kemasan 25 g tebalnya 0,3 mm dengan lebar 7 cm; 50 g tebalnya 0,3 mm
dengan lebar 8 cm; serta 100 g tipe A tebalnya 0,3 mm dengan lebarnya 9 cm; Kemasan
bagian dalam merupakan tempat atau wadah abon, sedangkan kemasan bagian luar berguna
untuk menempatkan label kemasan agar tidak terkena minyak dari abon, serta sebagai pelapis
luar supaya kelihatan hiegenis. Sedangkan kemasan jadi yang dibeli berupa kemasan untuk
ukuran produk 100 g Tipe A dan B, 200 g, 500 g tipe A dan B. Kemasan 500 g tipe A tebalnya
0,3 mm dengan lebar 14 cm.
C. Pengemasan
Setelah kemasan yang direncanakan sudah di buat atau disediakan, selanjutnya abon ikan
tersebut di masukkan ke dalam tiap-tiap kemasan berdasarkan bentuk dan ukurannya.
- Penimbangan
Sesudah kemasan terisi abon ikan, selanjutnya ditimbang berdasarkan ukuran kemasan
produk yang sudah ditentukan seperti 25 g, 50 g, 100 g tipe A dan B, 200 g, 500 g tipe A dan B.
- Pelekatan dan Pentutupan
Setelah ditimbang, kemudian kemasan dilapisi plastik sebagai penutup bagian dalam
dengan menggunakan lem kastol sebagai alat pelekat, seperti ukuran kemasan produk 100 g Tipe
B, 200 g, dan 500 g tipe B. Sesudah direkatkan plastik tersebut, selanjutnya kemasan tersebut
ditutup berdasarkan penutup masing-masing.

- Penjepitan
Setelah di timbang, ukuran kemasan produk 100 g tipe A dijepit dengan menggunakan
alat penjepit (klip).
- Perekatan dan Pemotongan
Ukuran kemasan produk 25 g, 50 g, 500 g tipe A yang sudah ditimbang, selanjutnya
direkatkan dengan menggunakan alat press kemasan (sealer), dan selanjutnya ujung plastik
kemasan dipotong dengan menggunakan gunting

3.1.3.4 Proses Pemasaran


Proses pemasaran adalah kegiatan yang menyangkut penyampaian barang dari produsen
ke konsumen (Soekartawi, 1989). Proses pemasaran yang dilakukan UD. CMI adalah melalui
pedagang besar, pedagang pengecer, dan konsumen. Untuk lebih jelasnya dilihat pada Gambar
5.

PEDAGANG BESAR : PENGECER :


- CV. Ayudini - RS. Labuang Baji
- CV. Sinar Mulya
PRODUSEN
UD. CMI
PENGECER :
- Supermarket (Glael, Baji Pamai, dan KONSUMEN :
Mursalim) - Kompleks perumahan
- Pusat Perkulakan (Goro) - Kantor Instansi
- Koperasi Instansi (Unhas, Kopertis, - Masyarakat
dan Keuangan) - Sekolah, dan lain-lain

Gambar 5. Alir Bagan Proses Pemasaran Abon Ikan Tuna yang Dilakukan
UD. Citra Makassar Indah

UD. Citra Makassar Indah dalam hal ini sebagai produsen melakukan penjualan langsung
ke pedagang besar dan ke konsumen, dimana pedagang besar seperti CV. Ayudini dan CV.
Sinar Mulya dan konsumen seperti kompleks perumahan, kantor instansi, sekolah, dan lain-lain.
Sedangkan penjualan secara tidak langsung melalui titipan ke pengecer seperti supermarket
(Glael, Baji Pamai, dan Mursalim), Pusat perkulakan (Goro), dan koperasi Instansi (Unhas,
Kopertis, dan Keuangan)

Anda mungkin juga menyukai