SLIDE 1
SLIDE 2
SLIDE 3
Secara garis besar, alur pembahasan dari presentasi kami kali ini mengenai bagaimana proses
budidaya rumput laut hingga sampai ke tangan konsumen. Proses tersebut meliputi: BACA
SLIDE 4
SLIDE 5
PENYAJI 1: NURAENI
Proses Budidaya Rumput Laut (SLIDE 6,7,8)
Secara umum, beberapa faktor keberhasilan yang perlu diperhatikan dalam
budidaya rumput laut sebagai berikut:
a. Pemilihan Lokasi
Keberhasilan budidaya rumput laut sangat ditentukan sejak penentuan lokasi. Hal
ini dikarenakan produksi dan kualitas rumput laut dipengaruhi oleh faktor-faktor
ekologi yang meliputi kondisi substrat perairan, kualitas air, iklim dan geografis dasar
perairan. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam penentuan lokasi yaitu faktor
kemudahan (aksesbilitas), resiko, (masalah keamanan), serta konfilk kepentingan
(pariwisata, perhubungan, dan taman laut nasional).
b. Persiapan Penanaman
Persiapan penanaman rumput laut meliputi penyediaan peralatan budidaya sesuai
dengan metode yang akan digunakan serta penyedian bibit baik. peralatan yang
diperlukan harus disesuaikan dengan metode yang akan digunakan. Sesuai garis
besar, peralatan yang digunakan antara lain patok kayu, bambu, jangkar (bila
menggunakan metode rakit apung), tali polietilen (tambang plastik), tali rafia, dan
pelampung. Untuk lokasi baru, biasanya bibit akan didatangkan dari daerah lain yang
cukup jauh, oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan yang baik sehingga tingkat
kerusakan dan kematian bibit tersebut bisa diminimalkan.
1
2) Bibit tanaman harus sehat dan tidak terdapat bercak, luka atau terkelupas
sebagai akibat terserang penyakit ice-ice atau terkena bahan cemaran,
seperti minyak.
3) Bibit rumput laut harus terlihat segar dan berwarna cerah, yaitu cokelat
cerah dan hijau cerah.
4) Bibit harus seragam dan tidak boleh bercampur dengan jenis lain.
5) Berat bibit awal diupayakan seragam, sekitar 100 g per ikatan/rumpun.
2. Pengepakan Bibit
Sebelum diangkut dari satu lokasi ke lokasi lain, bibit yang akan ditanam
sebaiknya dikemas (packing) supaya tidak mengalami kerusakan. Adapun
pengepakan dapat dilakukaan dengan tahapan sebagai berikut:
1) Masukkan bibit sehat dan segar ke dalam kantong plastik besar yang telah
dilubangi kecil-kecil menggunakan paku untuk aerasi.
2) Kepadatan harus diperhatikan karena bibit harus tetap mempunyai ruang
udara dan harus dijaga tetap dalam keadaan lembab,meskipun tidak
sampai membasahi kertas karton yang digunakan untuk mengemas bibit.
3) Masukkan kantong plastik yang telah berisi bibit ke dalam kotak karton
atau kardus besar.
4) Apabila perlu ditumpuk, sebaiknya penumpukan kardus tidak lebih dari 3
tumpuk untuk menjaga supaya tetap ada ruang udara dalam kardus atau
karton.
3. Penanganan Bibit Dalam Pengangkutan
Penanganan bibit selama pengankutan dari tempat asal ke lokasi budidaya
dilakukan sebagai berikut:
1) Selama dalam pengakuan, biarkan bibit tetap lembab/basah, tetapi tidak
sampai meneteskan air.
2) Usahakan agar tidak terkena air tawar, hujan atau embun karena akan
merusak bibit.
3) Bibit tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
4) Selama perjalanan, usahakan bibit tidak terkena minyak dan kotoran
lainnya.
5) Jauhkan bibit dari sumber panas, seperti mesin mobil atau perahu.
3
pelampung yang rusak; dan menjaga tanaman dari seragan predator,seperti ikan dan
penyu
e. Panen
Tanaman dapat dipanen setelah mencapai umur 6-8 minggu setelah tanam dengan
berat tanaman per ikatan 800 gram. Cara memanen rumput laut pada air pasang
adalah dengan mengangkat seluruh tanaman ke darat kemudian tali rafia pengikat
dipotong. Sedangkan pada saat air surut dapat dilakukan langsung di areal tanaman.
Dengan menggunakan rakit satu persatu ikatan tanaman dipanen. Dan dibawa ke
darat dengan rakit. Panen yang dilakukan pada saat usia tanaman 1 bulan,
perbandingan antara berat basah dan kering berkisar 8 : 1, sedangkan bila tanaman
berumur 2 bulan perbandingan berat basah dengan berat kering adalah 6 : 1.
Diagram Matriks Analisis SWOT Strategi Pemasaran Rumput Laut (BACA SLIDE 10)
Urutan baca: S, W, O, T, SO, WO, ST, WT
Proses Produksi dan Strategi Pemasaran Dodol Rumput Laut Meliputi: (SLIDE
11)
Alur pengiriman dari Banyuwangi, Probolinggo dan sekitarnya yaitu dengan langsung
dikirim ke gudang Margomulyo untuk proses sortir kemudian setelah bahan sesuai kriteria yang
diinginkan, rumput laut langsung di kirim ke UD. Mawas sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan
untuk diolah menjadi produk. Dalam sekali pengambilan rumput laut dari gudang Margomulyo,
biasanya mencapai 650 kg atau sekitar 26 karung.
5
Bahan Baku: Rumput Laut kering sebanyak 1 kg
Bahan Penolong
- Air - Garam 2 sdt
- Gula 1 kg - Penguat Rasa (stroberi, nanas, pandan, coklat dan melon)
- fruktosa 50-100 cc - Potasium sorbat 1 gram
Peralatan yang digunakan terdiri atas:
Mesin horizontal pencuci rumput laut, mesin penggiling, timbangan digital,
wajan, mesin blender, mesin pengaduk, loyang, pisau, potongan kayu (sebagai alat
ukur), dan oven.
B. Cara Membuat
1. Bahan Baku
Tahap awal yang dilakukan adalah rumput laut direndam dengan air tawar di
dalam bak sehari semalamam sampai terendam seluruhnya. Setelah rumput laut
memiliki tekstur mudah untuk dipatahkan dan lunak selanjutnya diangkat dan
ditiriskan. Setelah itu rumput laut dicuci dengan menggunakan mesin horizontal
pencuci rumput laut. Lalu digiling dengan mesin penggiling Maksindo type TT-
M12A.
Cara kerja mesin penggiling ini sama dengan mesin penggiling daging. Rumput
laut dimasukkan dengan ditekan dan keluar sudah dalam bentuk potongan kecil-kecil.
Tahap selanjutnya dilakukan penimbangan, hal ini perlu dilakukan agar diketahui berat
rumput laut setelah perendaman dan untuk memudahkan dalam formulasi bahan. Satu
kali proses pembuatan dodol rumput laut dengan menggunakan satu wajan
membutuhkan 1 kg rumput laut.
2. Bahan Penolong
Bahan penolong terdiri atas air, gula, garam, fruktosa, penguat rasa, dan
potasium sorbat yang akan dicampur dengan bahan baku secara bertahap.
3. Pencampuran Bahan Baku dan Bahan Penolong
Potongan rumput laut yang keluar dari mesin penggiling dihaluskan dengan
mesin blender dengan kapasitas 40 kg per proses. Pembuatan bubur rumput laut ini
dibuat dari campuran rumput laut dan air dengan perbandingan 1 kg rumput laut dan 2
liter air selama 2 menit. Tahap selanjutnya yaitu memasak bubur rumput laut dengan
suhu 90-100 °C selama 5 menit sambil terus diaduk menggunakan mesin pengaduk
hingga mengental.
Dodol mendidih pada suhu 100 °C dan akan mengeluarkan gelembung udara.
Dodol harus diaduk agar gelembung udara yang terbentuk tidak meluap keluar dari
wajan sampai dodol tersebut matang dan siap untuk diangkat. Gula sebanyak 1 kg dan
garam 2 sendok teh dmasukkan sambil terus diaduk hingga mengental.
Tahap akhir yaitu memasukkan penguat rasa. Penguat rasa yang biasa
digunakan adalah penguat rasa stroberi, nanas, pandan, coklat dan melon. Penambahan
6
fruktosa 50-100 cc dan 1 gram potasium sorbat. Tekstur dodol yang lumat dalam
loyang berukuran persegi dengan sisi 35 × 35 cm.
C. Pendinginan
Dodol rumput laut yang telah dicetak diloyang kemudian didinginkan pada
suhu ruang sehari semalam agar tekstur menjadi padat dan dapat diambil dari loyang.
Dodol didiamkan semalam, kemudian dodol diangkat dari loyang. Pengangkatan dodol
rumput laut dilakukan dengan cara menyisir keempat sisi pinggiran dodol dengan pisau
kemudian loyang dibalik diatas meja yang telah dilapisi plastik.
D. Pemotongan
Proses pemotongan dodol rumput laut dilakukan secara manual yaitu dengan
memanfaatkan tenaga manusia. Pemotongan dilakukan pada pinggir yaitu keempat sisi
dodol terlebih dahulu dipotong dengan ukuran 2,5 cm per sisi, sehingga setiap sisinya
menjadi 30 cm.
Pemotongan dilakukan dengan menggunakan 2 potong kayu yang digunakan
sebagai pengukur ukuran dodol. Kayu tersebut berukuran 50×2 cm. Kayu pertama
diletakkan secara horizontal kemudian dipotong dengan pisau lalu kayu kedua diletakkan
bersebelahan dengan kayu yang pertama dan di potong dengan pisau begitu seterusnya
berurutan sampai selesai.
Pemotongan dilakukan secara vertikal dengan memakai metode yang sama seperti
pada pemotongan secara horizontal. Ukuran dodol yang telah dipotong per biji adalah
5×2×0,5 cm. Satu loyang biasanya dihasilkan ±90 dodol rumput laut.
E. Pengeringan
Dodol hasil pemotongan diatur diatas loyang. Penataan dengan pemberian jarak
antara 1-2 cm antara yang satu dengan yang lain. Dodol kemudian dikeringkan
menggunakan oven dengan suhu 45- 50 °C selama 4 jam. Pengeringan menggunakan
oven bertujuan untuk pengurangan kadar air sehingga dodol menjadi lebih awet.
Pengeringan menggunakan oven dikarenakan suhu dan laju pengeringan yang konstan
sehingga nilai kadar air pada dodol semakin sedikit. Dodol rumput laut yang telah kering
dikeluarkan dari oven kemudian diangin-anginkan terlebih dahulu beberapa saat hingga
menjadi dingin kemudian dikemas.
7
12 x 8,6 cm
- Plastik kemasan : berfungsi sebagai kemasan sekunder
(kemasan dalam) dengan ukuran 9×7 cm (±200 gram)
- Kotak karton : berfungsi sebagai kemasan sekunder (kemasan luar)
dengan ukuran 18×9×2,5 cm.
- Rak display : berfungsi sebagai penyimpanan produk sebelum
di distribusikan
B. Pengemasan
Dodol rumput laut yang telah di potong-potong selanjutnya dikemas dalam 3
kemasan yaitu kemasan primer dan kemasan sekunder (kemasan plastik dan kotak
karton). Terlebih dahulu dodol dibungkus satu per satu menggunakan plastik propilen
kemudian dimasukkan dalam plastik kemasan. Dalam satu plastik kemasan biasanya
berisi 6 dodol. Setelah dodol dimasukkan kedalam plastik selanjutnya di kemas dengan
kotak karton. Satu kotak karton diisi 3 plastik dodol rumput laut.
Pada kotak karton berisi nama produk, nama produsen, berat produk, nomor izin
dari Departemen Kesehatan yang terletak pada bagian depan kemasan. Definisi produk,
komposisi produk, masa kadaluarsa produk, kode produksi dan cara penyimpanan yang
terletak pada bagian belakang kemasan.
Tanggal kadaluarsa dan kode produksi yang dicetak dengan menggunakan
bantuan alat expiry date printer terletak pada kemasan sekunder. Alat ini digunakan
dengan cara distempel pada tempat yang dikehendaki. Prinsip kerja alat expiry date
printer yaitu dengan cara memanaskan plate yang berisi tanggal kadaluarsa dan kode
produksi dengan bantuan kertas karbon khusus sehingga alat tersebut mampu
meninggalkan tanda hitam saat distempelkan.
C. Penyimpanan
Penyimpanan adalah tahapan terakhir sebelum produk didistribusikan baik ke
pemesan maupun ke konsumen. Penyimpanan dilakukan pada suhu ruang di ruang
display produk yang disusun pada lemari besi. Rak-rak besi ini dijaga agar selalu kering.
Rak terdiri dari 5 baris tumpukan dan pada tiap baris diisi oleh satu tumpukan. Penataan
dilakukan dengan meletakkan produk pada baris lemari paling atas dan apabila baris atas
sudah penuh kemudian produk diletakkan pada baris bawahnya.
Tujuan peletakan produk pada lemari yaitu sebagai display dan juga untuk
menghindari kontak langsung antara produk dengan lantai. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 715/MENKES/SK/V/2003 tentang Persyaratan
Hygiene Sanitasi Jasaboga, penyimpanan makanan tidak boleh diletakkan menempel
pada lantai dan batas minimum penyimpanan adalah 15 cm di atas lantai.
PENYAJIN 5: RAHMI
8
(b) Saluran II : Produsen Pengecer Konsumen;
(c) Saluran III : Produsen Agen Pengecer Konsumen.
Dari keterangan di atas diketahui bahwa untuk menyampaikan produk dodol rumput laut
kepada konsumen ada tiga saluran. Saluran pertama merupakan bentuk saluran distribusi yang
paling pendek dan sederhana karena produk langsung ditawarkan pada konsumen tanpa ada
perantara. Pada saluran distribusi yang kedua dan ketiga para produsen dodol rumput laut
menggunakan jasa dari lembaga pemasaran yang ada.
Diagram Matriks SWOT Strategi Pemasaran Dodol Rumput Laut ( BACA SLIDE 18)