Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurhasana

Nim : A0216525
M. kuliah : An.Kebijakan

1. Buatlah Review dan analisis perbandingan tiga buah jurnal yang berkaitan
dengan Kebijakan kehutanan !
Jawab:
a. Peran Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dalam Implementasi
Perhutanan Sosial : Studi Di KPH Produksi Kerinci, Provinsi Jambi Dan
KPH Lindung Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Vol. 18 No. 2,
November 2021 oleh Wira Fitria, Didik Suharjito, dan Sulistya Ekawati.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan dilakukan
melalui tiga cara yaitu observasi, Studi kepustakaan dan wawancara
terstruktur dan kuesioner dengan respons yang ditentukan dan pertanyaan
terbuka. Data primer dan sekunder dikumpulkan dari Dinas Kehutanan
Provinsi Jambi, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat, dan
masyarakat pengelola PS di wilayah KPHP Kerinci dan KPHL
Sijunjung.Hasil pengukuran menunjukkan bahwa sikap KPH terhadap PS
telah positif. Perubahan sikap individu ini mendorong keberhasilan
implementasi PS. Dengan perubahan sikap, proses pelembagaan PS pada
KPH menjadi lebih signifikan. Hal ini sejalan dengan salah satu misi
utama pembentukan KPH yang relevan dalam konteks PS adalah
meningkatkan perekonomian masyarakat lokal di dalam dan di sekitar
areal kerja.
b. Status Keberlanjutan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Dikecamatan
Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Vol. 18 No. 2, November 2021 oleh
Abiyyu Muhammad Haris, Hartrisari Hardjomidjojo dan Cecep Kusmana.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2020 sampai dengan
Februari tahun 2021 di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Jenis
data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Kebutuhan data primer diperoleh melalui survei ke lokasi
penelitian dengan teknik purposive sampling. Untuk menghimpun dan
menggali informasi dan pengetahuan dari informan kunci dilakukan
dengan teknik wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara
mendalam dilakukan agar peneliti dapat mengumpulkan dan menetapkan
skor pada setiap indikator dimensi pengelolaan berkelanjutan. Status
keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di Kecamatan
Tarumajaya, Kabupaten Bekasi diperoleh nilai indeks multidimensi
sebesar 45,79% dengan status kurang berkelanjutan, nilai indeks dan
status keberlanjutan pada setiap dimensi, yaitu dimensi ekologi 21,72%
(tidak berkelanjutan), dimensi ekonomi 49,15% (kurang berkelanjutan),
dimensi sosial 40,68% (kurang berkelanjutan), dan dimensi kelembagaan
63,68 % (cukup berkelanjutan). Masing-masing dimensi uji memiliki
indikator sensitif yang digunakan untuk acuan melakukan perbaikan dan
pengembangan kinerja agar status keberlanjutan kawasan dapat
meningkat.
c. Penggunaan Konsep Rules-In-Use Ostrom Dalam Analisis Peraturan
Pemanfaatan Air Di Kawasan Konservasi: Studi Kasus Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango. Vol. 18 No. 2, November 2021 oleh Rudy Dwi
Siswantoro, Hariadi Kartodihardjo, Hendrayanto, & Dudung Darusman.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2019 sampai Februari
2020. Lokasi penelitian di Bidang Wilayah Pengelolaan Cianjur dan
Sukabumi, Penelitian didahului dengan wawancara mendalam kepada
main actor dalam proses perizinan pemanfaatan air di TNGGP yaitu staf
BBTNGGP dan kepala resor (struktural BBTNGGP yang paling dekat
dengan masyarakat). Analisis peraturan dilakukan dengan cara
mengidentifikasi karakteristik isi peraturan dan membandingkannya
dengan kondisi pemanfaatan air di TNGGP untuk mengetahui implikasi
peraturan terhadap perilaku dan kinerja partisipan. Peraturan dianalisis
dengan konsep rules-in-us. Berdasarkan hasil analisis isi peraturan,
terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan. Pertama, kelemahan-
kelemahan substansial peraturan pemanfaatan air, antara lain:
ketidakpastian posisi pihak yang berwenang dan persyaratan dalam
pengajuan dan penerbitan izin, belum adanya aturan agregasi sehingga
belum ada mekanisme “jalan keluar” ketika terjadi ketidakmufakatan
antara partisipan, tidak semua masyarakat pengguna memahami aturan
perizinan pemanfaatan air, peraturan yang membatasi pemanfaatan air
hanya untuk kegiatan non-komersial dapat menimbulkan banyaknya
pemanfaatan air ilegal, serta banyaknya pengguna komersial yang tidak
mengurus izin disebabkan oleh keberatan dengan besaran pungutan dan
iuran.
2. A. cara mengidentifikasi masalah kebijakan kehutanan
B. perbedaan antara masalah adaptif dan masalah teknis
 masalah teknis (memiliki cakupan yang jelas, bisa diselesaikan oleh
pengetahuan dari ahlinya dan dalam jangka waktu yang cenderung
lama)
 masalah adaptif ( masalah yang harus diselesaikan lebih ambigu,
memerlukan perubahan prespektif, nilai atau norma yg di pegang,
membutuhkan eksperimen dan discoveries dan implementasinya
membutuhkan waktu lebih lama)
C. 3 contoh persoalan kehutanan yang masuk dalam kategori masalah
adaptif dan masalah teknis
 Kearifan masyarakat menghadapi kommpleksitas, ketidakpastian
dan perubahan lingkungan (adaptif).
 Permasaahan tenurial dan konflik hutan dan lahan (teknis)
 Masalah kelebmbagaan dan arah kebijakan rehabilitasi hutan dan
lahan (adaptif)

3.
4. Memilih salah satu peraturan terkait dengan kehutanan dan membuat analisis
kebijakan yang kritis dari hasil bacaan peraturan tersebut!
Jawab: PP NO. 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN
HUTAN pasal 2 Penggunaan kawasan hutan bertujuan untuk mengatur
penggunaan sebagian kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan. Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 hanya dapat dilakukan di dalam:
a. kawasan hutan produksi; dan/atau
b. kawasan hutan lindung.
Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat diatas
dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan dengan
mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian
lingkungan.
Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang mempunyai
tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan (pasal 4). Menurut saya
penggunaan kawasan hutan sebaiknya diprioritaskan untuk pembangunan
kegiatan kehutanan saja karena seperti yang kita tau hutan kita semakin lama
semakin berkurang alangkah baiknya agar lebih memperhatikan
keberlangsungan kawasan hutan kedepannya

Anda mungkin juga menyukai