Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

INSTITUTIONAL IMPACT ANALYSIS

Oleh:
Paradha Wihandi Simarmata P0502231055
Muhammad Muhtar Adam Natasarjana P0502231056
Novi Supartini P0502231057

Kelompok 3

Dosen Pengajar : Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni M.S.


Mata Kuliah : Ekonomi dan Kelembagaan Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
(PSL1621)

ILMU PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2023
2

Judul :
Kelembagaan dan Perubahan Hak Akses Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan
Mangrove di Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi
Selatan

Latar Belakang :
Latar belakang penelitian yang dijelaskan dalam jurnal adalah terkait pengelolaan
hutan mangrove di Tongke-tongke, Sulawesi Selatan. Penanaman dan
pemeliharaan mangrove di Tongke-tongke berkaitan dengan sense of crisis, yang
menjadi bahasa pemersatu kelestarian hutan mangrove di daerah tersebut.
Masyarakat Tongke-tongke berupaya mengatasi kondisi alam dengan membangun
tanggul pemecah/penahan ombak yang dibuat dari batu karang, namun tanggul
batu tersebut tidak bertahan lama. Masyarakat Tongke-tongke kemudian
merumuskan aturan untuk melindungi kelestarian sumberdaya yang ada. Banyak
bukti empiris menunjukkan bahwa pengguna CPRs mampu membuat aturan
kelembagaan yang membentuk interaksi diantara anggota masyarakat dengan
sumber daya, sehingga membantu mereka untuk melindungi sumber daya yang
ada dan mengalokasikan keuntungan secara adil di antara mereka sendiri dengan
tingkat efisiensi yang wajar secara lestari. Meskipun demikian, membangun aksi
bersama masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam secara lestari juga bukan
persoalan yang mudah. Ada beberapa kompleksitas dalam membangun aksi
bersama yang menyangkut ukuran dan heterogenitas kelompok, tercapainya
preferensi kolektif pada kondisi dimana terdapat keberagaman kepentingan dan
preferensi individu, serta pengambilan keputusan secara kolektif. Jurnal tersebut
memberikan gambaran tentang latar belakang penelitian yang terkait pengelolaan
hutan mangrove di Tongke-tongke, Sulawesi Selatan, dan bagaimana masyarakat
lokal berusaha untuk mengelola sumber daya tersebut secara bersama dan
mandiri.

Tujuan Penelitian :
Tujuan penelitian untuk mengkaji bagaimana masyarakat lokal berusaha dalam
mengelola hutan mangrove di Tongke-tongke, Sulawesi Selatan, secara bersama
dan mandiri guna menemukan cara yang tepat untuk mengelola sumber daya
mangrove sehingga membantu masyarakat lokal mengalokasikan keuntungan
secara adil dan menjaga kelestarian sumber daya tersebut. Selain itu, penelitian
tersebut bertujuan untuk menyelidiki bagaimana masyarakat lokal mengatasi
tantangan kompleksitas dalam membangun aksi bersama, seperti ukuran dan
heterogenitas kelompok, preferensi kolektif, dan pengambilan keputusan secara
kolektif

M.K. Ekonomi dan Kelembagaan Pengelolaan


Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL1607)
Makalah Informasi, Pengetahuan dan Kelembagaan
Kelompok 3
3

Variabel Penelitian :
Beberapa variabel penelitian yang diidentifikasi meliputi :
1. Perubahan tujuan penanaman dan pemeliharaan mangrove
Pergeseran tujuan penanaman dan pemeliharaan mangrove dari sense of
crisis menjadi sense of pride, yang kemudian menjadi bahasa pemersatu
kelestarian hutan mangrove di daerah tersebut.
2. Kebutuhan manajemen kolektif dan konservasi sumber daya
Perubahan orientasi masyarakat dari bersifat pragmatis individualistik ke
arah aksi kolektif untuk kepentingan bersama, yang menegaskan
pentingnya kelembagaan lokal dalam pengelolaan sumber daya.
3. Keberhasilan penanaman mangrove.
Keberhasilan masyarakat Tongke-tongke dalam menanam bakau secara
swadaya memberikan dampak positif seperti terbebasnya wilayah
perkampungan dari pengikisan pantai, peningkatan pendapatan, dan
kesejahteraan masyarakat pesisir.
4. Kelembagaan lokal dan aturan yang disepakati bersama
Pembentukan kelembagaan lokal, pembuatan aturan bersama, serta
perubahan hak akses masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove.
5. Monitoring dan mekanisme resolusi konflik
Monitoring yang efektif dalam pengelolaan sumber daya alam, serta
mekanisme resolusi konflik antar pihak terkait pengelolaan hutan
mangrove

Metode Penelitian :
Lokasi :
Penelitian dilakukan di Desa Tongke-tongke, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten
Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Tongke-tongke merupakan salah satu desa
pesisir dengan kondisi hutan mangrove yang baik.
Waktu :
Penelitian dilakukan dari bulan Juni 2014 sampai dengan bulan September 2014

Sumber Data :
Sumber data penelitian yang digunakan mencakup referensi dari peneliti lain yang
membahas faktor-faktor kunci keberhasilan pengelolaan sumber daya alam oleh
masyarakat lokal. Davenport et al. (2010) dan Gruber (2011) merupakan beberapa
peneliti yang disitasi dalam penelitian tersebut. Peneliti membahas faktor
partisipasi masyarakat, maksimisasi manfaat, minimalisasi ketidakpastian, prinsip

M.K. Ekonomi dan Kelembagaan Pengelolaan


Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL1607)
Makalah Informasi, Pengetahuan dan Kelembagaan
Kelompok 3
4

organisasi yang diperlukan untuk menjamin efektivitas dan kelestarian


pengelolaan sumber daya alam, serta kondisi yang memfasilitasi tindakan kolektif
dalam pengelolaan sumber daya alam. Selain itu, peneliti juga merujuk pada hasil
penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa kerjasama dalam masyarakat
meningkat ketika kelompok pengguna memperoleh kepastian hak dalam
pengelolaan sumber daya dan memiliki hak eksklusi. Hal ini biasanya dilakukan
dengan terlebih dahulu penetapan batas wilayah kelola serta kelompok pengguna
secara jelas
Metodologi :
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan penelitian kualitatif.
Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara
mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumen. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dinamika perkembangan serta
efektivitas kelembagaan lokal dalam merumuskan sistem pengelolaan sumber
daya hutan yang bercirikan Common Pool Resources (CPRs) dengan mengambil
kasus success story di Desa Tongke-tongke, Sinjai Timur, Sulawesi Selatan.

Hasil :
Hasil penelitian ini mencakup beberapa aspek penting dalam konteks pengelolaan
sumber daya alam, khususnya hutan mangrove, yang bercirikan common pool
resources (CPRs) di Desa Tongke-tongke, Sinjai Timur, Sulawesi Selatan. Berikut
adalah beberapa hasil penelitian :
1. Penetapan aturan secara kollektif dan partisipatif
Aturan operasional dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya
mangrove di Tongke-tongke dirumuskan oleh kelompok KPSDA ACI dan
diputuskan secara bersama oleh anggota kelompok sesuai dengan adat istiadat
setempat dan norma sosial yang berlaku.
2. Monitoring secara efektif
Monitoring diperlukan dalam pengelolaan secara mandiri suatu sumber daya
alam karena selalu ada kondisi yang menggoda beberapa individu untuk
berlaku curang sehingga merugikan orang lain
3. Relevansi distribusi manfaat yang proporsional dengan aturan penetapan
biaya.
Aturan ini menjadi salah satu kondisi yang memfasilitasi aksi kolektif
masyarakat untuk melakukan pengelolaan sumber daya alam secara lestari di
Tongke-tongke
4. Sinkronisasi aturan
Aturan yang disepakati bersama dipastikan berjalan dengan baik dan ditaati
oleh seluruh anggota masyarakat
5. Pengembangan hutan mangrove di Tongke-tongke

M.K. Ekonomi dan Kelembagaan Pengelolaan


Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL1607)
Makalah Informasi, Pengetahuan dan Kelembagaan
Kelompok 3
5

Keberhasilan masyarakat Tongke-tongke dalam menanam bakau secara


swadaya memberikan dampak positif yang nyata antara lain terbebasnya
wilayah perkampungan dari pengikisan pantai/abrasi, hempasan ombak dan
gelombang pasang; menurunnya salinitas air sehingga air sumur menjadi
layak dikonsumsi; melimpahnya biota perairan seperti nener, benur udang,
dan kepiting yang dapat dengan mudah ditangkap sehingga meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pesisir
6. Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan
sumber daya alam bersifat berhasil dan berkelanjutan ketika melibatkan
partisipasi masyarakat lokal dan aturan yang sesuai dengan kondiisi lokal.

Kesimpulan :
kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pengelolaan sumber daya alam,
khususnya hutan mangrove, yang bercirikan Common Pool Resources (CPRs) di
Desa Tongke-tongke, Sinjai Timur, Sulawesi Selatan dapat berhasil dan
berkelanjutan ketika melibatkan partisipasi masyarakat lokal dan aturan yang
sesuai dengan kondisi lokal. Beberapa faktor penting dalam keberhasilan
pengelolaan sumber daya alam tersebut antara lain penetapan aturan secara
kolektif dan partisipatif, monitoring secara efektif, relevansi distribusi manfaat
yang sesuai/proporsional dengan aturan penetapan biaya, dan sinkronisasi aturan.
Selain itu, keberhasilan masyarakat Tongke-tongke dalam menanam bakau secara
swadaya memberikan dampak positif yang nyata antara lain terbebasnya wilayah
perkampungan dari pengikisan pantai/abrasi, hempasan ombak dan gelombang
pasang; menurunnya salinitas air sehingga air sumur menjadi layak dikonsumsi;
melimpahnya biota perairan seperti nener, benur udang, dan kepiting yang dapat
dengan mudah ditangkap sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat pesisir. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan pengelolaan sumber
daya alam bersifat lokal dan dapat dicapai melalui partisipasi masyarakat lokal
serta aturan yang sesuai dengan kondisi lokal.

M.K. Ekonomi dan Kelembagaan Pengelolaan


Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL1607)
Makalah Informasi, Pengetahuan dan Kelembagaan
Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai