Anda di halaman 1dari 4

Nama : Difta Safira Samalehu

Nim : 202063009

Dosen : Dr. Ir. Venda Jolanda Pical, M.Si

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Mata Kuliah : Penyuluhan Dan Pembangunan Perikanan

BAB III (FALSAFAH PENYULUHAN)

1. Jelaskan pengertian falsafah penyuluhan

Falsafah adalah sebagai suatu pandangan hidup, yang merupakan landasan pemikiran yang
bersumber pada kebijakan moral tentang segala sesuatu yang akan dan harus diterapkan dalam
praktik. Falsafah penyuluhan harus berpijak pada pentingnya pengembangan individu dalam
perjalanan pertumbuhan masayarakat itu sendiri. Pemahaman tentang falsafah sesuatu yang
sangat penting sebagai dasar pengarah suatu kegiatan, dan falsafah tersebut membawa kita pada
suatu pemahaman yang mendasari atau menjadi landasan melakukan kegiatan yang lebih layak
untuk mendapatkan hasil yang prima. Menurut Asngari dalam Anonimous (2003) kata falsafah
adalah bahasa Arab. Dalam bahasa Yunani adalah philosophia (phila= cinta; sophia= hikmah).
Falsafah dalam bahada Greek berarti love of wisdom, cinta pada kebiaksanaan yaitu
menunjukkan harapan/kemajuan untuk mencari fakta dan nilai kehidupan yang luhur.

2. Jelaskan prinsip–prinsip penyuluhan perikanan di wilayah kepulauan

Prinsip adalah suatu pertanyaan tentang kebijaksanaan yang dijadikan pedoman dalam
pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan secara konsisten. Oleh karena itu prinsip
yang berlaku umum, dapat diterima secara umum, dan telah diyakini kebenarannya dari berbagai
hasil pengamatan dalam kondisi yang beragam. Dengan demikian, ”prinsip” dapat dijadikan
sebagai landasan pokok yang benar, bagi pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Meskipun ”prinsip” biasanya diterapkan dalam dunia akademis, tetapi setiap penyuluh dalam
melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati,
karena bila seorang penyuluh tidak memahami prinsip-prinsip penyuluhan dengan baik akan
mengganggu dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Menurut Soekandar pada (Marzuki, S. 1999) prinsip penyuluhan banyak sekali jumlahnya,
namun beberapa hal yang penting mengenai prinsip penyuluhan adalah sebagai berikut:

• Penyuluhan seharusnya diselenggarakan menurut keadaan yang nyata;


• Penyuluhan seharusnya ditujukan kepada kepentingan dan kebutuhan sasaran;
• Penyuluhan ditujukan kepada seluruh anggota keluarga pelaku utama;
• Penyuluhan adalah pendidikan untuk demokrasi;
• Harus ada kerjasama yang erat antara penyuluh, peneliti, dan lembaga lain yang terkait;

Rencana kerja penyuluhan sebaiknya disusun secara bersama antara pelaku utama dan
penyuluh; serta Penyuluhan bersifat luwes dan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan.
Bertolak dari pemahaman penyuluhan sebagai salah satu sistem pendidikan, maka penyuluhan
memiliki prinsip-prinsip:

1. Mengerjakan, artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan


masyarakat untuk mengerjakan/menerapkan sesuatu, karena dengan ”mengerjakan”
mereka akan mengalami proses belajar (baik dengan menggunakan pikiran, perasaan,
dan keterampilannya) yang akan terus diingat untuk jangka waktu yang lebih lama.

2. Akibat, artinya kegiatan penyuluhan harus memberikan akibat atau pengaruh yang baik
atau bermanfaat, sebab perasaan senang/puas atau tidak-senang/kecewa akan
mempengaruhi semangatnya untuk mengikuti kegiatan belajar/penyuluhan di masamasa
mendatang.

3. Asosiasi, artinya setiap kegiatan penyuluhan harus dikaitkan dengan kegiatan lainnya,
sebab setiap orang cenderung untuk mengaitkan/ menghubungkan kegiatannya dengan
kegiatan/peristiwa yang lainnya. Misalnya, dengan melihat cangkul orang ingat
penyuluhan tentang persiapan lahan yang baik; melihat tanaman yang kerdil/subur akan
mengingatkannya kepada usaha-usaha pemupukan.

3. Deskripsikan contoh konkret falsafah perikanan di wilayah kepulauan


• MALUKU sebagai LUMBUNG IKAN NASIONAL: "TINJAUAN ATAS SUATU
KEBIJAKAN"
Dalam pemaparannya pada Seminar Nasional Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional
pada tahun 2010, Gubernur Maluku mengatakan bahwa membangun Maluku sebagai Lumbung
Ikan Nasional berarti menjadikan daerah tersebut sebagai produsen perikanan terbesar di
Indonesia, yang mampu menyuplai kebutuhan konsumsi masyarakat dan industri nasional dan
menjadi eksportir utama komoditas perikanan Indonesia. Maluku juga diharapkan akan mampu
menjadi pusat riset laut dalam dan pulau-pulau kecil berkelas dunia guna mendukung peran
Indonesia dalam perekonomian global. Implikasi dari kebijakan ini merupakan tantangan dan
peluang bagi pemerintah, akademisi dan masyarakat pada umumnya untuk memanfaatkan dan
mengelola sumber daya perikanan yang dimiliki secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Menurut Watloly (2 secara filosofi lumbung memiliki 2 arti yaitu statis (penyimpan dan dinamis
(keberlanjutan). Arti statis adalah 1) Tempe penyimpan stok (pangan & bibit) secara temporer; 2)
Tempe menyimpan barang hasil jadi (statis): 3) Dapat dikosongka sesuai irama dan siklus
musim: 4) Terisolasi dari lingkunga habitat: 5) Bukan tempat produk lestari. Sedangkan arti din
(keberlanjutan) adalah 1) Tempat berproduksi, bereproduk berjenis ikan secara lestari; 2) Ajang
tabur-tuai yang selalu ter 3) Menjadi sentra produksi dan pertumbuhan habitat baru 4) Menyatu
dengan lingkungan habitat, terisi dan berkelanjuta dan 5) Wilayah tangkap dan produk lestari
untuk kesejahteraan masyarakat.

• BUDAYA MARITIM KELOMPOK NELAYAN PROVINSI SULAWESI UTARA;

Bentuk-bentuk budaya maritim terbagi dalam 2 hal yakni bentuk budaya kebiasaan nelayan
seperti saat melakukan persiapan sebelum melaut dan saat melakukan penangkapan ikan, seperti
pada saat pembuatan perahu, musim penangkapan ikan menurut pasang surut air laut menurut
perhitungan masyarakat suku Sangihe. Dan bentuk budaya kesenian nelayan yaitu bentuk budaya
Tulude. Masamper, dan Ampa wayer. Manam'mi dari Kabupaten Kepulauan Talaud: Budaya ini
mengandung nilai keaslian dan aspek lokalitas, masyarakat Miangas telah mengenal dan
melakukan Manam'mi sejak tahun 1915. Manam'mi merupakan suatu pengetahuan dan
pemahaman tentang relasi manusia dan alam yang dilakukan dihayati, dipraktikkan, dan
diajarkan sebagai suatu warisan budaya leluhur yang terus dipertahankan eksistensinya sampai
saat ini. Manam'mi adalah bentuk hubungan yang sangat menekankan pada nilai-nilai
kebersamaan dan kepercayaan baik dalam suatu komunitas masyarakat maupun antar organisas
di dalam masyarakat. Budaya ini mirip seperti sasi di Maluku, pelekarang di Papua dan rompong
di Sulawesi Selatan.

• SASI PADA KEPULAUAN KEI DAN KEPULAUAN RAJA AMPAT;

Sasi ini selaras dengan hukum positif di Indonesia yaitu UU No. 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan, UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Judge dan Nurizka, 2008). I Kepulauan Kei, 94.2% masyarakat
berpendapat bahwa sasi laut menjadi alat yang paling efektif dalam melindungi wilayah laut.
Beberapa alasan keberlanjutan yang mendorong adanya perlindungan wilayah laut sasi di
Kepulauan Kei antara lain untuk menjaga lingkungan sebagai alasan utama, dilanjutkan dengan
faktor sosial dan ekonomi (Betaubun dkk., 2019). Kepulauan Raja Ampat juga mengadopsi
sistem sasi yang sudah secara turun-temurun dilakukan oleh masyarakat. Kegiatan sasi yang
dilakukan sejak lama untuk menjaga sumber daya alam yan ada agar terjadi berkelanjutan. Sasi
dan LSM membuat kebijakan yang memperhatikan sistem Sas (Lestari dan Satria, 2015). Pada
Kepulauan Raja Ampat, terdapat zona sasi dan perikanan tradisional seluas 578.909 Ha atau
sekitar 43,08% dari total luasan kawasan konservasi perairan kepulauan raja ampat (dokumen
RPZ KKP Kepulauan Raja Ampat, 2019- 2038).

Daftar Referensi

http://luhkan1.blogspot.com/2017/04/falsafah-penyuluhan-perikanan.html

http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2014/04/pengertian -asas-falsafah-tujuan-
dan.html

Yolanda Pical, Venda., dan Lilian Mathilda Soukotta. Penyuluhan Pembangunan Perikanan
Kepulauan.

Siswanto, D. (2012). Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam
Pemberdayaan Masyarakat. CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan,
2(1).

Anda mungkin juga menyukai