Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kepulauan Wakatobi terletak di Sulawesi Tenggara. Wakatobi adalah singkatan

dari Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko terdapat pada Pusat Segi Tiga Karang

Dunia (Coral Tri-angle Center) yang mempunyai ± 25 gugusan terumbu karang yang masih

asli dengan spesies beraneka ragam bentuk. Keempat pulau besar dengan luas sekitar 821

km2 di gugusan Kepulauan yang dulu lebih dikenaal dengan sebutan Kepulauan Tukang

Besi tersebut telah dimekarkan menjadi kabupaten sendiri, terpisah dari Kabupaten Buton.

Sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 393/Kpts.VI/1996 tanggal

30 Juli 1996 Kepulauan Wakatobi, ditetapkan sebagai Taman Nasional Laut Yang terletak

pada 5o12’ – 6o10’ LS dan 123o20’ – 124o39’ BT, dengan luas 1.390.000 Ha. Taman

Nasional merupakan salah satu bentuk kawasan konservasi yang mempunyai fungsi dan

peran paling lengkap jika dibandingkan dengan kawasan konservasi lainnya. Taman

Nasional dapat dianggap “Monumen Hidup” yang menggambarkan hubungan timbal balik

antara manusia dengan alam sehingga perlu adanya kepedulian dan peran aktif masyarakat

luas dalam pengelolaanya. Karena pulau Wakatobi merupakan tempat yang menyenangkan.

Di Taman Nasional Laut Wakatobi kita dapat menikmati suasana penyelaman (diving) atau

snorkeling yang mengagumkan dengan beraneka biota laut yang hanya ditemui pada

kawasan ini. Wakatobi terkenal dengan potensi sumber daya alam laut yang bernilai tinggi

baik jenis dan keunikannya serta panorama bawah laut yang menakjubkan. Kepulauan

1
Wakatobi merupakan salah satu tempat penyelaman terbaik di Indonesia dengan

keanekaragaman terumbu karang dan ikan yang tinggi (survey ilmiah FDC-IPB, 1994).

Keadaan semacam ini merupakan suatu kebangaan bagi kabupaten Wakatobi, yang

dimana dalam pengelolaan Sumber Daya laut di Pulau Wakatobi terutama di lingkungan

masyarakat pesisir pantai ini sangat membutuhkan pengelolaan yang arif dan bijaksana

sebab dapat mempengaruhi fungsi ekosistem laut dan perekonomian masyarakat Wakatobi

yang Persentase mata pencaharian penduduk 37,95 % adalah nelayan, 34 % pertanian dan

29 % lain-lain yang tidak jelas. Sedangkan peranannya pada PDRB Sektor Pertanian

(peternakan, kehutanan dan perikanan) berfluktuasi 41,44 % tahun 2003, 41,21% tahun

2004 dan 51,91% pada tahun 2005 dan yang mendominasi adalah sektor-sektor lain. (Dok.

TNC-WWF)

Mengingat Sumber daya laut di pulau Wakatobi merupakan urat nadi kegiatan

ekonomi bagi para nelayan dan sebagai objek wisata bawah laut yang indah. Maka

diperlukan suatu strategi komunikasi penyuluhan kelautan dalam memberdayakan

masyarakat, yang tentunya telah luput dari pengawasan pemerintah Kab. Wakatobi.

Pemerintah berusaha mengoptimalkan keterlibatan aktif masyarakat, terutama

masyarakat pesisir pantai, yaitu masyarakat yang hidup dan kehidupannya bergantung pada

sumber daya laut. Pelibatan masyarakat ini sangat sejalan dengan UU Nomor 22 tahun

1999 dimana pemerintah dan masyarakat lokal mempunyai wewenang untuk mengelola

sumberdaya alamnya sendiri. Tujuannya antara lain membangun masyarakat pesisir pantai

sejahtera, yang diukur tidak hanya dari kemajuan fisik dan ekonomi melainkan juga dari

solidaritas sosial yang tinggi dan komitmenya terhadap pelestarian sumber daya laut dan

lingkungan. (Dok. TNC-WWF)

2
Kenyataannya kebijakkan ini belum terealisasi dan dipahami oleh sebagaian

masyarakat. Hal ini terbukti karena masih banyaknya ditemukan bentuk-bentuk eksploitasi

sumber daya laut seperti pengeboman ikan, penggunaan pukat harimau, perusakkan

terumbu karang, pembuangan sampah dilaut serta bentuk-bentuk pengerusakkan fisik

lainnya, sehingga nantinnya akan berpengaruh pada ekosistem laut, berkurangya ikan-ikan

dan langkanya terumbu karang serta bencana alam lainnya yang berubungan dengan aksi

tersebut.

Berdasarkan fenomena yang telah disebutkan diatas, maka salah satu upaya yang

dibutuhkan dalam menigkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pelestarian lingkungan

adalah dengan merencanakan suatu strategi komunikasi yang matang dan sistem

penerangan yang efektif. Bagi setiap instansi atau lembaga tertentu sangat menginginkan

rencana yang dicapai dapat terlaksana dengan baik, namun terkadang apa yang diinginkan

tersebut sangat sulit untuk dicapai, hal ini dikarenakan munculnya berbagai hambatan yang

tidak diperitungkan sebelumnya. Untuk itulah, agar tujuan yang telah ditetapkan dengan

mudah dapat diraih, maka perlu komunikasi yang jelas, yaitu mudah dipahami dan masuk

akal. Serta melibatkan orang lain untuk memberikan dukungan terhadap kelompok

masyarakat yang menjadi sasarannya.

TNC (The Nature Conservancy) – WWF (World Wild Fund) merupakan salah satu

lembaga pemerhati lingkungan yang memiliki perhatian terhadap lingkungan, khsusnya

pengelolaan Sumber daya laut Wakatobi. Beberapa program kegiatan yang dilakukan dalam

upaya pelestarian lingkungan khsusnya Sumber daya laut Wakatobi, Mulai berbagi peran,

tahun 2000 TNC-WWF mengawali program outreach yang bekerja di 67 desa dengan

bantuan para tim fasilitator. Outreach ini bertugas sebagai ‘penysambung diskusi’ warga,

3
pemerintah maupun stakeholders atas keinginan bersama di taman nasional Wakatobi.

Tahun 2005, kajian terhadap efektivitas pengelolaan taman nasional Wakatobi dibahas oleh

tim independen yang berasal dari PHKA, LIPI, IPB, Unhalu, Pemda Wakatobi, BTNW, dan

TNC-WWF, bersamaan dengan tahun itu tim juga melakukan monitoring persepsi terhadap

warga. Tahun 2006 hingga 2007 konsultasi publik mulai dilakukan dan hasilnya : revisi

zonasi yang kini terbentang di Taman Nasional Wakatobi. (Dok. WONUA; SABTU, 3

Nopember 2007 Oleh Wa Ode Hasbi)

Untuk itu sangat dibutuhkan kemampuan komunikator khususnya dalam

menyampaikan pesan atau informasi untuk menigkatkan pengetahuan masyarakat tentang

pelestarian dan pemanfaatan lingkungan yang sesuai dengan aturan pemerintah kepada

masyarakat di pesisir pantai wangi-wangi sebagai komunikan, yang sekaligus berpartisipasi

aktif dalam hal pelestarian lingkungan.

Selain itu juga TNC-WWF Wakatobi telah berupaya membantu pemerintah mengatasi

berbagai masalah yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan khususnya masalah

zonasi di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi dengan zona yang terdiri atas zona inti,

pelindung, pemanfaatan, pemanfaatan Tradisional, rehabilitasi yang menimbulkan konflik

antara Pemerintah dan masyarakat, yang dimana TNC-WWF merupakan Penegah dan

sekaligus pendengar masayarakat kecil dengan kapasitas yang terukur dalam menigkatkan

kesejahteraannya, melalui beberapa pendekatan untuk memberikan pengetahuan dan

keterampilan dalam mengelola sumber daya alam secara bijaksana.

Berdasarkan permasalahan yang ada penulis mengangkat judul “ Strategi komunikasi

TNC-WWF Wakatobi dalam menigkatkan kesadaran masyarakat pesisir dalam mengelola

pantai pada Wakatobi “.

4
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang dan dalam konteks pengelolaan Sumber daya Laut

di Wangi-wangi, Wakatobi, masalah-masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

“Bagaimana Strategi komunikasi TNC-WWF Wakatobi dalam menigkatkan kesadaran

masyarakat pesisir dalam mengelola pantai pada daerah Wakatobi”.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Strategi komunikasi TNC-WWF

dalam menigkatkan kesadaran masyarakat pesisir dalam mengelola pantai pada

daerah Wakatobi.

2. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi TNC-WWF

untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan strategi selanjutnya,

sehingga kegiatan selanjutnya dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

2. Manfaat dari penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah

dalam menentukan kebijakan.

3. Sebagai data base untuk penelitian selanjutnya khususnya dalam ilmu

komunikasi dan lingkungan hidup.

5
D. KERANGKA PIKIR

Melihat permasalahan yang ada, sebagaimana yang diharapkan adanya perubahan

pengetahuan masyarakat melalui strategi komunikasi TNC-WWF, maka teori yang

dianggap cukup relevan adalah teori komunikasi antar pesona yang dikembangkan oleh

Aristoteles (Devito, 1997). Teori komunikasi antar pesona ini diguakan untuk mengetahui

bagaimana komunikasi yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi yang akurat

pada responden. Teori komunikasi antar pesona ini menekankan bahwa suatu proses

kegiatan komunikasi dapat berlangsung apabila adanya komunikator, pesan dan

komunikan. Teori ini berorientasi pada komunikator dalam mempengaruhi komunikan.

Siahaan (1991), ciri khas Komunikasi antar pesona bersifat dua arah atau timbal balik

yang biasa disebut Two way traffic ommunication. Komunikator dan komunikan terjadi

saling tukar fungsi dalam menjalin komunikasi mereka, Komunikator pada tahap pertama

menjadi komunikan dan pada tahap berikutnya saling berganti fungsi. Komunikator yang

dimaksud adalah WWF dan komunikan adalah Masyarakat pesisir pantai Wangi-wangi,

baik secara perorangan maupun perkelompok.

Sejak diberlakukannya UU No. 32 dan UU No. 33/2004 tentang otonomi daerah dan

perimbangan keuangan pada tahun 2004, maka kewenangan daerah untuk mengelola

sumber daya alam menjadi lebih besar dibandingkan sebelumnya. Arah kebijakan ini

diharapkan agar pemerintah daerah kabupaten berusaha untuk mendapatkan berbagai

bentuk inisiatif yang dapat dikembangkan.

Menyikapi kewenagan tersebut maka diperlukan suatu strategi komunikasi yang

tepat, guna memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga

kelestarian lingkungan dan menghindari kesalah pahaman antara pemerintah dan

6
masyarakat. Untuk itu pemerintah bekerjasama dengan lembaga atau kelompok yang

berkompoten untuk merumuskan strategi komunikasi yang akan digunakan, dalam rangka

mengubah pengetahuan masyarakat tentang lingkungan dan pola pengelolaan lingkungan

secara adil. Strategi komunikasi adalah rencana yang meliputi metode, teknik dan tata

hubungan fungsional antara unsur-unsur dan faktor-faktor dari proses komunikasi guna

kegiatan operasional dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran (Effendy, 1986).

Komunikasi antra pesona merupakan saluran komunikasi yang dapat digunakan oleh

TNC-WWF (komunikator) kepada masyarakat di Daerah Pesisir pantai wangi-wangi

seperti Dialog, kampanye, penyuluhan dan lain sebagainya untuk mempengaruhi

masyarakat terhadap pesan yang disampaikan. Teori ini berorientasi pada khalayak,

sehingga penerapan strategi komunikasi yang dilaksanakan, baik itu secara langsung

maupun tidak langsung mampu mempengaruhi kegiatan masyarakat di pesisir pantai

Wangi-wangi dalam rangka menigkatkan kesadaran masyarakat pesisir dalam mengelola

pantai. Upaya tersebut merupakan suatu pendidikan sangat khusus yang ditujukan kepada

masyarakat, dengan tujuan untuk membantu masyarakat meningkatkan pengetahuan

mereka dalam mengelola sumber daya alam secara arif dan bijaksana.

7
KERANGKA PIKIR

STRATEGI KOMUNIKASI TNC-WWF WAKATOBI


DALAM MENINGKATKAN KESADARAN
MASYARAKAT PESISIR MENGELOLA PANTAI
( STUDI KOMUNIKATOR PADA TNC-WWF
WAKATOBI)

KOMUNIKASI ANTAR PESONA


Aristoteles, (cangara 1998)

VARIABEL X VARIABEL Y
STRATEGI KOMUNIKASI MENINGKATKAN
(Effendy, 1998) KESADARAN
(Atkinson, 1983)

TEHNIK KOMUNIKASI
 Persuasif MENIGKATKAN
 Informatif KESADARAN
 Koersif  Mengelola Pantai
 Pelestarian
Lingkungan
 Dampak kerusakan
Lingkungan

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. STRATEGI KOMUNIKASI

Strategi komunikasi adalah suatu siasat, cara atau metode yang dilakukan dalam

melakukan suatu kegiatan komunikasi yang dapat membantu mencapai tujuan. Namun,

untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak dapat berfungsi sebagai petunjuk atau peta

jalan yang hanya menunjukan arah, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana

siasat operasionalnya.

Pencapaian efektif dari suatu komunikasi selain tergantung dari kemantapan isi pesan

yang diselaraskan dengan kondisi khalayak tersebut, maka juga turut dipengaruhi metode-

metode penyampaian pesan kepada publik.

Strategi komunikasi dapat dirumuskan sebagai suatu siasat atau cara-cara yang

ditetapkan terlebih dahulu yang meliputi rencana menyeluruh dan pengarahan kegiatan atau

tindakan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator untuk mempertimbangkan situasi

yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian

merumuskan strategi komunikasi berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan

waktu) yang dihadapi dan yang akan dihadapi dimasa depan, guna mencapai efektivitas.

Dengan strategi komunikasi, berarti dapat ditempuh beberapa cara dalam memaami

komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak atau sasaran

dengan mudah dan cepat.

Effendy (1986) menambahkan pengertian strategi komunikasi yaitu rencana yang

meliputi metode, teknik dan tata hubungan fungsional antara unsur-unsur dan faktor-faktor

9
dari proses komunikasi guna kegiatan operasional dalam rangka pencapaian tujuan dan

sasaran.

Menurut Seitoe (Effendy, 1986) bawa strategi komunikasi sebagai suatu kegiatan

manajemen untuk melakukan komunikasi sehingga dapat menimbulkan suatu pemahaman

dalam rangka menyusun suatu rencana jangka panjang. Selanjutnya Ahmad (Effendy,

1983). Strategi komunikasi adalah alternatif optimal yang dipilih untuk mencapai tujuan

dalam rangka menyusun suatu rencana jangka panjang.

a) STRATEGI

Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisonal tentang tindakan yang

akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi

komunikasi; selain dibutuhkan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama

memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak, itulah sebabnya maka langkah

pertama yang dibutuhkan mengenal khalayak atau sasaran, kemudian berdasarkan

pengenalan serta komunikator dipilih sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada

dilapangan. (Anwar Arifin, 1984).

Perencanaan strategi komunikasi harus senantiasa disusun secara sistematis,

sebagai upaya untuk merubah pengetahuan, sikap dan tingkah laku khalayak atau

publik, sehingga untuk mencapai hal tersebut hendaknya menggunakan metode

komunikasi yang efektif dan efisien.

Lasswell (Effendy, 1986), menyatakan bahwa komunikasi sangat penting,

karena pendekatan terhadap efek yang diharapkan dari satu kegiatan komunikasi

dengan beberapa jenis yaitu :

10
a. Menyebarkan informasi.

b. Melakukan persuasi

c. Melaksanakan instruksi.

Rumusan Lasswell tersebut mengandung banyak peraturan juga mempunyai

teori-teori tersendiri misalnya komunikasi yang mengharapkan berbagai tehnik.

Salah satu tatanan seseorang untuk berkomunikasi yaitu komunikasi tatap muka.

Komunikasi tatap muka dipergunakan apabila kita mengharapkn efek perubahan

sikap dari komunikan, sebab komunikasi memerlukan umpan balik langsung.

b) KOMUNIKASI

Komunikasi pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan

manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa atau tiada kehidupan sama sekali

apabila tidak ada komunikasi. Karna tanpa komunikasi interaksi antar manusia baik

secara perorangan kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.

Istilah komunikasi dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin

communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama,

komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan

aktifitas komunikasi tersebut. Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa),

komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.

Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang

saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Webster’s New

Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi

11
adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-

lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.

Definisi Lasswell, secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang

Lima komponen yang terlibat dalam komunikasi, yaitu :(1) Siapa (pelaku

komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau sumber), (2) Mengatakan apa

( isi informasi yang disampaikan), (3) Kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya

yang dijadikan sasaran penerima), (4) Melalui saluran apa (alat/saluran

penyampaian informasi), (5) Dengan akibat/hasil apa (hasil yang terjadi pada diri

penerima).

Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikasn melalui mesia yang

menimbulkan efek tertentu.

Menurut Aristoteles (Devito, 1980 ) unsur-unsur komunikasi yaitu antara

lain :

1. Komunikator, pengirim sumber komunikasi.

2. Pesan, Suatu pengertian yang akan disampaikan oleh pengirim kepada

penerima.

3. Komunikan, pihak yang memperoleh warta dari pengirim warta.

Ketiga unsur-unsur diatas merupakan proses terjadinya komunikasi dan

antara unsur-unsur tersebut ssaling terkait. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan

gambaran mengenai pengertian komunikasi.

Definisi komunikasi menurut kelompok komunikasi dalam (Hafied

Cangara, 1998) yakni komunikasi adala suatu transaksi, proses simnolik yang

12
menghendaki orang-orang lain mengatur lingkungannya dengn membangun

hubungan antara sesama manusia melalui pertukaran informasi untuk menguatkan

sikap dan tingkah laku.

A.W. Widjaja (1993) berpendapat bahwa komunikasi adalah hubungan

kontak antar dan antar manusia baik individu maupun kelompok.

Susanto (1997) mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses

penyampaian informasi, maksud dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.

Selanjutnya Moekijat (1993), menambahkan pengertian komunikasi adalah seni

mengembangkan diri mendapatkan pengertian diantara orang-orang.

Komunikasi pada hakekatnya suatu proses sosial yang mempunyai cakupan

pengetahuan yang sangat luas. Menurut Moekijat (1993), komunikasi dapat

dibedakan dalam beberapa bentuk :

a. Suatu perintah dalam hal mana komunikasi merupakan bagian dari proses

memimpin.

b. Suatu permintaan, seperti permintaan dari tenaga kerja kepada manajemen.

c. Suatu observasi, mungkin merupakan bantuan atau pengambilan keputusan atau

mungkin hanya merupakan suatu pernyataan dari sudut pandang.

d. Sebagai informasi, sprti ddata untuk diperunakan oleh manajemen.

e. Sebagai pelajaran, mungkin berubungan dengan pelatihan atau sebagai bagian

dari proses delegasi.

f. Dalam pengambilan kebijaksanaan untuk menggunakan dengan resmi prinsip-

psrinsip dasar standar.

13
Arah sasaran komuniksi pada efek yang positif atau efektivitas supaya

komunikasii lebih jelas dan terarah maka komunikasi tersebut harus memenuhii

beberapa unsur yaitu :

a. Sumber, adalah pengirim, sumber komunikasi atau komunikator.

b. Warta, adalah suatu pengertian yang akan disampaikan oleh pengirim warta

kepada penerima warta

c. Saluran, adalah alat untuk menyampaikan warta dari sumber warta pada

penerima warta

d. Penrima (komunikan), adalah pihak yang memperoleh warta dari pengirim

warta. (Effendy, 1986)

Kelima unsur diatas mrupakan persyaratan terjadinya proses komunikasi

dan antara unsur-unsur trsebut saling trkait. Namun dalam mencapai efektivitas

komunikasi diprlukan suatu pndekatan atau strategi-strategi oprasional tertentu.

B. KOMUNIKASI ANTAR PESONA

R. Wayne Pace (1979), komunikasi antar pesona adalah proses komunikasi yang

berlansung antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Menurut sifatnya, komunikasi

antar pesona dibedakan atas dua macam, yakni Komunikasi Diadik (Diadic

Communication) ialah proses komnikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi

tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni

percakapan, dialog dan wawancara. Pecakapan berlangsung dalam suasana yng bersahabat

dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih

personal, sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan

14
pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab. dan komunikasi Kelompok

Kecil (Small Group Communication) ialah proses komunikasi yang berlangsung antara

tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi

satu sama lainnya. Oleh banyak kalangan dinilai sebagai tipe komunikasi antar pesona

karena : pertama, anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang

berlangsung secara tatap muka. Kedua, pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong

di mana semua peserta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak

ada pembicara tunggal yang mendominasu situasi. Ketiga, sumber dan penerima sulit di

identifikasi, karena semua anggota berperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima.

Tidak ada batas yang menentukan secara tegas berpa besar jumlah anggota suatu kelompok

kecil. Biasanya antara 2-3 orang, bahkan ada yang menggembangkan sampai 20-30 orang,

tetapi tidak lebih dari 50 orang.(Cangara, 1998)

Effendy (1986) mengemukakan bahwa pada hakekatnya komunikasi antar pesona

adalah komunikasi antar komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini

dianggap palingg efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perlikau seseorang,

karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan, arus balik langsung. Komunikator

mengetahui anggapan komunikasi pada saat itu juga atau pada saat komunikasi

berlangsung. Komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya itu positif atau

negatif, berhasil atau tidak, maka ia memberikan kesempatan kepada komunikan untuk

bertanya seluas-luasnya.

Fungsi komunikasi antar pesona ialah berusaha menigkatkan hubungan insani

(human relation), Menghindari dan mengatasi onflik-konflik pribadi, mengurangi ketidak

15
pastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. (Cangara,

1998).

Rogers (1998:16), mengungkapkan beberapa ciri komunikasi yang menggunakan

saluran antara pesona yaitu, (1) Arus pesan yang cenderung dua arah, (2) konteks

komunikasinya tatap muka, (3) Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi, (4) Kecepatan

jangkauan terhadap audience, yang besar relatif lambat, (6) menggunakan berbagai

lambang-lambang yang bermakna.

C. KONSEP KESADARAN

Kesadaran sering digunakan sebagai istilah yang mencakup pengertian persepsi,

pemikiran, perasaan dan ingatan seseorang yang aktif pada saat tertentu. Dalam pengertian

ini kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Namun, seperti apa yang kita

lihat, kesadaran juga mencakup presepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari

oleh individu hingga akhirnya perhatian terpusat. Oleh sebab itu ada tingkatan mawas diri

(awareness) dalam keadaan sadar (Atikinson, 1983).

Deikman (Atkinson, 1983) menyatakan bahwa terdapat dua perbedaan dasar antara

dua macam kesadaran yang menunjukan sifat juga biasa : kesadaran fasif, dimana

seseorang bersikap menerima apa yang terjadi pada saat itu. Dan kesadaran aktif, yang

menitik beratkan pada inisatif dan mencari, atau merencanakan berbagai kemungkinan

dimasa depan.

Kampanye sosial yang dilakukan pada masyarakat sebagai wujud pembinaan, sudah

merupakan kebijaksanaan pemerintah dengan tujuan untuk mengangkat hakikat dan

martabat masyarakat dari keterbelakangan. Perwujudan dari tujuan ini ditentukan

16
sejauhmana penigkatan kesadaran perubahan pengetahuan sikap serta perilaku kelompok

sasaran dalam kepeduliannya terhadap lingkungan, dimana yang berperan dalam tingkat

kesadaran tersebut adalah tingkat kemampuan TNC-WWF sebagai komunikator dalam

melakukan pembinaan yang bersifat intensif dan efektif.

Teori Difusi Inovasi menjelaskan bagaimana inovasi-inovasi tertentu berkembang

dan diadopsi oleh masyarakat. Teori ini berguna dalam menganalisis kolaborasi yang tepat

antara penggunaan komunikasi massa dan komunikasi antar pribadi untuk membuat

masyarakat mengadopsi suatu produk, perilaku atau ide tertentu yang dianggap baru

(Inovasi).

Adanya produk, perilaku atau ide terbaru akan membuat sebagian orang ingin

menjadi pihak pertama yang mengadopsi pertemuan tersebut. Sementara sebagian lainnya

akan menunggu hingga sebagian besar kelompok mereka menerima dan mengadopsi hal

baru tersebut. Ada pula pihak yang sama sekali tidak ingin mengubah perilaku mereka.

Menurut teori ini, saluran komunikasi yang paling efektif yang dapat digunakan

untuk menyampaikan ide-ide serta penemuan baru adalah opinion leaders dan jaringan

sosial dalam kampanye masyarakat. Sebuah Inovasi akan dapat diadopsi secara maksimal

oleh masyarakat dengan menggunakan two flow communication. Langkah pertama adalah

transmisi informasi melalui media kepada khalayak massa. Selanjutnya untuk langkah

kedua adalah validasi pesan oleh orang yang dihormati khalayak tersebut. Jadi, ada

kolaborasi antara media massa dan kontak antar pribadi. Kolaborasi tersebut akan sangat

membantu individu dalam membuat keputusan untuk menerima atau menolak.

Daya penerimaan dan kepekaan merupakan bagian dari kesadaran. Hal-hal yang

belum terjadi dapat digambarkan dalam kesadaran sebagai kemungkinan dimassa

17
mendatang dan alternative skenario yang dibayangkan, pilihan yang akan dibuat (menerima

atau menolak) dan tindakan tepat yang akan dilaksanakan.

Setiap individu atau masyarakat mengalami keadaan kesadaran yang brubah-ubah

sepanjang waktu. Prubahan keadaan kesadaran akan terjadi bila terjadi perubahan dari satu

pola fungsi mental yang biaa menjadi ke suatu keaddaan yang kelihatannya berbeda bagi

individu yang mengalami perubahan tersebut. Keadaan kesadaran yang berubah-ubah dapat

mempunyai bentuk dan bermacam-macam mulai dari selingan melawan, sampai keadaan

bingung dan penyimpangan persepsi. Keadaan kesadaran yang berubah menggambarkan

diterimanya pendapat mengenai pengalaman subjektif. Perubahan keadaan dan tingkatan

kesadaran seseorang dapat ditandai dengan perubahan pngetauan, sikap dan prilaku.

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan unsur/baggian dari citra. Citra merupakan

sserangkaian pengetahuan dan pengalaman serta perasaan (emosi) serta penilaian

yang diorganisasikan dalam kondisi manusia atau pengetahuan pribadi yang sangat

diyakini kebenarannya (Syam, 1994).

Menurut Rogers dan Shomaker (1985) terdapat tiga tipe pengetahuan dalam

tahap pengenalan suatu inovasi yaitu : 1) Kesadaran mengenai adanya inovasi, 2)

pengetahuan teknis, 3) Pengetahuan prinsip.

The Liang Gie (1998) mengartikan pengetahuan sebagai rangkaian kegiatan

manusia dengan pikirannya dan menggunakan brbagi tata cra sehingga

menghasilkan sekumpulan pengetahuan yang teratur mengenai gejala-gejala alami,

kemasyarakatan dan perorangan untuk mencapai tujuan kebenaran, memperoleh

pemahaman, memberikan penjelasan atau melakukan penerapan.

18
b. Sikap

Sikap dapat didefinisikan sebagai perasaan, pikirn dan kecendrungan

seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu

daalam lingkungannya. Sikap juga adalah kecondongan evaluatif terhadap suatu

objek atau subjek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang

berhadapan dengan objek sikap. Sikap adalah suatu reaksi evaluasi yang

menyenangkan teradap sesuatu atau seseorang yang dilanjutkan dalam kepercayaan,

perasaan atau perilaku seseorang.

Mar’at (1981) menyataakan bahwa sikap merupakan kesiapan bereaksi

terhadap objek lingkungan tertentu sebagi suatu penghayatan terhadap objek

tersebut, selanjutnya memberikan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik dan

buruk, positive dan negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan, setuju atau

tidak setuju kemudian menginstal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap.

c. Perilaku

Perilaku merupakan suatu tindakan nyata (actiom) yang dapat dilihat atau

diamati (Rogers dan Shoemaker, 1986). Perilkau tersebut terjadi akibat adanya

proses penyampaian pengetahuan suatu stimulus sssampai pada penentuan sikap

untuk bertindak atau tidak bertindak, hal ini dapat dilihat dengan menggunakan

panca indera. Selanjutnya Arif (1995) menjelaskan bahwa perilaku atau tingkah

laku adalah kebiasaan bertindak yang menunjukan tabiat seseorang yang terdiri dari

pola-pola tingkah laku yang digunakan oleh individu dalam melakukan kegiatan.

Pola perilaku seseorang bisa saja berbeda satu sama lain, tetapi proses

terjadinya adalah mendasar bagi semua individu, yakni dapat terjadi karena

19
disebabkan, digerakkan dan di tujukan pada sasaran. Ini berarti bahwa perilaku itu

tidak bisa secara spontan tanpa tujuan, melainkan harus ada sasaran baik eksplisit

maupun implisit.

D. KESADARAN DALAM PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN POTENSI

PESISIR DI DAERAH WAKATOBI

1. Pengertian Pengelolaan Wilayah Pesisir

Rokhmin Dahuri (2001) lebih menjelaskan mengenai definisi dan

pengertian Pengelolaan wilayah pesisir terpadu dengan menggunakan beberapa

pemahaman: Definsi (1) “Proses Pengelolaan yang mempertimbangkan hubungan

timbal balik antara kegiatan pembangunan (manusia) yang terdapat diwilayah

pesisir dan lingkungan alam (ekosistem) yang secara potensial terkena dampak

kegiatan-kegiatan tersebut. Definisi ke (2) “adalah suatu proses penyusunan dan

pengambilan keputusan secara rasional tentang pemanfaatan wilayah pesisir

beserta segenap sumberdaya alam yang terkandung didalamnya secara

berkelanjutan”. Definisi ke (3) “Suatu proses kontinu dan dinamis dalam

penyusunan dan pengambilan keputusan tentang pemanfaatan berkelanjutan dari

wilayah pesisir beserta segenap sumberdaya alam yang terdapat didalamnya”.

Definisi ke (4) “Suatu proses kontinu dan dinamis yang mempersatukan/

mengharmoniskan kepentingan antara berbagai stakeholders (pemerintah, swasta,

masyarakat lokal dan LSM); dan kepentingan ilmiah dengan pengelolaan

pembangunan dalam menyusun dan mengimplementasikan suatu rencana terpadu

untuk membangun (memanfaatkan) dan melindungi ekosistem pesisir beserta

20
segenap sumberdaya alam yang terdapat didalamnya, bagi

kemakmuran/kesejahteraan umat manusia secara adil dan berkelanjutan. (Dok.

TNC-WWF)

2. Kesadaran Penglolaan dan Pemanfaatan Pantai

Secara alamiah potensi pesisir di daerah Wakatobi dimanfaatkan langsung

oleh masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan tersebut yang pada umumnya

terdiri dari nelayan. Nelayan di pesisir Wakatobi memanfaatkan kekayaan laut

mulai dari ikan, rumput laut, terumbu karang dan sebagainya untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Pada umumnya potensi pesisir dan kelautan yang

dimanfaatkan oleh para nelayan baru terbatas pada upaya pemenuhan kebutuhan

hidup.

Pemanfaatan potensi daerah pesisir Wakatobi secara besar-besaran untuk

mendapatkan keuntungan secara ekonomis dalam rangka peningkatan pertumbuhan

perekonomian rakyat belum banyak dilakukan. Pemanfaatan pesisir untuk usaha

ekonomi dalam skala besar baru dilakukan pada sebagian daerah yang berada di

daerah pesisir. Pada umumnya usaha ekonomi pemanfaatan daerah pesisir ini

bergerak di sektor pariwisata.

Sejalan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah, Pemerintah Daerah berupaya

untuk memanfaatkan potensi daerah pesisir ini untuk meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah (PAD). Disamping itu Pemerintah Daerah juga memanfaatkan potensi

daerah pesisir ini untuk meningkatkan pertumbuhan dan perekonomian masyarakat

di Daerah.

21
Mengingat kewenangan Daerah untuk melakukan pengelolaan bidang

kelautan yang termasuk juga daerah pesisir masih merupakan kewenangan baru

bagi Daerah maka pemanfaatan potensi daerah pesisir ini belum sepenuhnya

dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten atau Kota yang berada di pesisir. Jadi belum

semua Kabupaten dan Kota yang memanfaatkan potensi daerah pesisir.

3. Permasalahan Pemanfaatan Dan Pengelolaan Pesisir

Pemanfaatan dan pengelolaan daerah pesisir yang dilakukan oleh

masyarakat maupun Daerah sebagian belum memenuhi ketentuan pemanfaatan

sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan. Hal ini akan berpengaruh

terhadap kondisi dan kelestarian pesisir dan lingkungannya. Penyebab degradasi

kondisi daerah pesisir secara tidak langsung juga disebabkan oleh pengelolaan

sumber daya alam di hulu yang berpengaruh terhadap muara di pesisir.

Kebijakan reklamasi pantai yang tidak berdasarkan kepada analisa dampak

lingkungan pada beberapa Daerah juga berpengaruh terhadap ekosistem di pesisir.

Perizinan pengembangan usaha bagi kalangan dunia usaha selama ini sebagian

besar menjadi kewenangan Pusat. Kadangkala dalam hal pemberian izin tersebut

tanpa memperhatikan kepentingan Daerah dan masyarakat setempat.

Jika kita perhatikan berbagai permasalahan atau ancaman yang timbul

dalam pemanfaatan dan pengelolaan daerah pesisir antara lain :

 Tekanan akan muncul dari perahu-perahu wisatawan yang akan segera menjadi

pemandangan biasa di Wakatobi. Sekarang, bagaimana menetapkan kawasan

lintasan agar usaha tradisional berupa hamparan rumput laut, dan terumbu

karang tak menjadi sasaran salah jalan kapal-kapal tersebut.

22
 Berbagai lahan pesisir pantai di kawasan taman Nasional Wakatobi akan

menjadi sasaran empuk para pemilik modal yang menginginkan hidup tenang,

dengan pemandangan indah laut. Transaksi jual beli lahan bisa saja terjadi tanpa

pantauan jelas pemerintah dan akan memberi efek terhadap habitat lain.

 Ancaman lain bisa saja datang dari kekacauan alam yang bisa terjadi kapan saja.

Musim angin, ombak dan serangan hama seperti Crown of thorn starfish

(COT’s) atau yang dikenal dengan nama bintang laut berduri yang kini terjadi di

perairan Tomia dan sekitarnya. kini COT’s bahkan bisa ditemukan di perairan

yang lebih dangkal. Tim monitoring gabungan TNC-WWF-Balai Taman

Nasional Wakatobi menemukan bintang laut berduri di sejumlah tempat yang

sebelumnya dinyatakan bersih dari hama itu. Hama ini bisa merusak terumbu

karang dalam tempo singkat dan lambat laun mempengaruhi jumlah ikan di

kawasan tersebut. Penyebabnya beragam, perubahan arus, perubahan suhu dan

berkurangnya predator alami seperti ikan napoleon wrasse dan triton yang

elama ini menjadi penyeimbang populasi

 Ancaman lain berasal dari minimnya kesadaran warga atas peraturan yang

timbuldari revisi zonasi (Dok. WONUA; SABTU, 3 Nopember 2007)

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN

Secara administrasi lokasi Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor TNC-WWF yang

bertempat di kota Wangi-wangi, Wakatobi.

B. POPULASI DAN INFORMAN

1. POPULASI

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan TNC-WWF Wakatobi

dengan jumlah 25 orang.

2. INFORMAN

Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara selektif dalam mencari

orang yang dianggap objektif dalam memberikan informasinya. Yang menjadi informan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Project Leader : 1 Orang

2. Koo. Monitoring : 1 Orang

3. Survei Launch : 1 Orang

4. Outreach : 1 Orang

5. Fasilitator ditiap pulau : 4 Orang

Jumlah 8 Orang

24
C. TEHNIK PENENTUAN INFORMAN

Teknik penarikan informan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu memilih informan secara sengaja dengan perimbangan informan

dapat memberikan data objektif mengenai aktivitas TNC-WWF dalam upaya peningkatan

kesadaran bagi masyarakat pesisir Wangi-wangi Wakatobi.

D. JENIS DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang

diperoleh berdasarkan pada bahan informasi/temuan dari objek yang diteliti.

E. SUMBER DATA

1. DATA PRIMER

Data primer adalah data yang diperoleh dan di kumpulkan melalui hasil wawancara

yang mendalam dengan informan yang telah ditentukan.

2. DATA SEKUNDER

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan mngumpulkan data dalam pnelitian

yang dilakukan dengan menelah serta mengumpulkan hasil dokumentasi dari tiap-

tiap informan yang dianggap relevan untuk ditelaah.

25
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Wawancara : Dalam penelitian ini dilakukan wawancara kepada para

informan yang dipandu dengan pedoman wawancara, untuk mendapatkan

tanggapan dari informan.

2. Library Research : Dalam penelitian ini dilakukan studi kepustakaan dan

dokumentasi untuk mendapatkan informasi dan data pendukung penelitian ini.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data yang dilakukan dalam pnlitian ini adalah secara deskriptif kualitatif,

dimana keseluruhan data yang diperoleh akan dikaji dan dikelola scara analisis dan

sistematis untuk mendapatkan data yang obyektif.

H. VARIABEL PENELITIAN

Variabel dalam penlitian ini terdiri dari Variabel bebas dan Variabl terikat. Variabel

bebas dala Stratgi Komunikasi TNC-WWF Wakatobi sedangkan Variabel terikat adalah

Peningkatan Kesadaran masyarakat.

26
I. OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel X : Strategi Komunikasi

Sub Variabel X1 : Informatif

Indikator : Kampanye

Kategori : - Sering (4 kali sebulan)

- Jarang ( 2 kali sebulan)

- Tidak pernah

Sub Variabel X2 : Persuasif

Indikator : Penyuluhan

Kategori : - Sering (4 kali sebulan)

- Jarang ( 2 kali sebulan)

- Tidak pernah

Variabel Y : Penigkatan Kesadaran Masyarakat

Sub Variabel Y1 : Kesadaran

Indikator : Kesadaran mengelola pantai

Kategori : - tahu

- Tidak tahu

Indikator : Kesadaran Pelestarian Lingkungan

Kategori : - tahu

- Tidak tahu

Indikator : Kesadaran Dampak kerusakan Lingkungan

Kategori : - tahu

- Tidak tahu

27
J. KONSEPTUALISASI

1. Strategi komunikasi adalah suatu siasat, cara atau metode yang dilakukan dalam

melakukan suatu kegiatan komunikasi yang dapat membantu mencapai tujuan.

2. Strategi adalah cara, teknik, metode atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

menghadapi suatu tujuan.

3. komunikasi antar pesona adalah komunikasi antar komunikator dengan seorang

komunikan.

4. Kesadaran sering digunakan sebagai istilah yang mencakup pengertian persepsi,

pemikiran, perasaan dan ingatan seseorang yang aktif pada saat tertentu.

5. Pengelolaan wilayah Pesisir adalah suatu proses penyusunan dan pengambilan

keputusan secara rasional tentang pemanfaatan wilayah pesisir beserta segenap

sumberdaya alam yang terkandung didalamnya secara berkelanjutan.

28

Anda mungkin juga menyukai