Taman Nasional Wakatobi terletak di kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara,
Indonesia, dan merupakan salah satu dari tujuh taman nasional di Indonesia yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Meskipun menjadi destinasi pariwisata yang menarik dengan keanekaragaman hayati laut yang kaya, tetapi taman nasional ini juga menghadapi tantangan lingkungan yang signifikan. Beberapa tantangan lingkungan yang dihadapi oleh Taman Nasional Wakatobi meliputi: 1. Pencemaran Laut: Aktivitas manusia seperti pembuangan limbah, penggunaan bahan kimia, dan pengelolaan sampah yang tidak tepat dapat menyebabkan pencemaran laut yang merugikan ekosistem laut di sekitar Wakatobi. 2. Perubahan Iklim: Perubahan iklim, termasuk pemanasan global dan perubahan suhu laut, dapat berdampak negatif pada ekosistem terumbu karang dan spesies laut lainnya di Taman Nasional Wakatobi. Peningkatan suhu laut dapat menyebabkan bleaching terumbu karang dan mengganggu keseimbangan ekosistem. 3. Overfishing: Praktik penangkapan ikan berlebihan dan tidak berkelanjutan dapat mengancam keberlanjutan sumber daya ikan di perairan sekitar Taman Nasional Wakatobi, mengganggu rantai makanan dan keseimbangan ekosistem laut. 4. Pengelolaan Sumber Daya: Taman Nasional Wakatobi perlu mengelola sumber daya alamnya dengan bijaksana agar tidak terjadi eksploitasi berlebihan yang dapat mengancam keberlanjutan ekosistem. 5. Pariwisata Berkelanjutan: Sementara pariwisata memberikan sumber pendapatan ekonomi yang penting untuk daerah tersebut, namun pariwisata yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, termasuk kerusakan terumbu karang dan habitat laut lainnya. 6. Kesadaran Masyarakat: Tantangan lingkungan lainnya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat lokal dan pengunjung tentang pentingnya perlindungan lingkungan dan konservasi di Taman Nasional Wakatobi.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, diperlukan pengupayahan lebih atas
kolaboratif antara pemerintah, lembaga konservasi, masyarakat lokal, dan pemangku kepentingan lainnya untuk melaksanakan kebijakan dan program- program yang mendukung pelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekosistem di Taman Nasional Wakatobi. Ini bisa meliputi pengelolaan yang lebih baik terhadap sumber daya alam, pengawasan yang ketat terhadap aktivitas manusia di perairan tersebut, kampanye kesadaran lingkungan, serta promosi pariwisata berkelanjutan.
Identifikasi Stakeholder
Stakeholder (pemangku kepentingan) dalam Taman Nasional Wakatobi mencakup
beragam pihak yang memiliki kepentingan, peran, dan dampak dalam pengelolaan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya alam di area tersebut. Berikut adalah beberapa contoh stakeholder yang relevan dalam konteks Taman Nasional Wakatobi : Pemerintah Pusat dan Daerah: Pemerintah pusat (termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan) serta pemerintah daerah (Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Kabupaten Wakatobi) memiliki peran dalam pengelolaan, perencanaan, dan pelaksanaan kebijakan terkait Taman Nasional Wakatobi. Lembaga Konservasi: Balai Taman Nasional Wakatobi, Organisasi non- pemerintah (NGO) dan lembaga konservasi seperti Yayasan Konservasi Alam (YKAN), WWF Indonesia, dan Conservation International Indonesia dapat menjadi stakeholder yang penting dalam upaya pelestarian dan pengelolaan Taman Nasional Wakatobi. Masyarakat Lokal: Masyarakat lokal yang tinggal di sekitar Taman Nasional Wakatobi memiliki kepentingan langsung dalam penggunaan sumber daya alam, serta memengaruhi dan terpengaruh oleh kebijakan dan aktivitas yang terjadi di taman nasional tersebut. Nelayan dan Petani: Nelayan dan petani lokal merupakan stakeholder yang berhubungan langsung dengan sumber daya alam di Taman Nasional Wakatobi, seperti hasil laut, terumbu karang, dan lahan pertanian. Ilmuwan dan Peneliti: Ilmuwan dan peneliti dari institusi pendidikan dan penelitian memiliki peran penting dalam pemantauan, penelitian, dan pemahaman terhadap ekosistem Taman Nasional Wakatobi serta memberikan saran dan rekomendasi kebijakan. Pengelola Taman Nasional: Tim pengelola Taman Nasional Wakatobi, termasuk petugas keamanan, petugas konservasi, dan staf administrasi, memiliki peran dalam menjalankan operasional sehari-hari dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Pemerhati Lingkungan dan Aktivis: Individu dan kelompok masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dan melakukan advokasi untuk pelestarian alam juga merupakan stakeholder yang berperan dalam pengawasan dan penegakan hukum terkait dengan Taman Nasional Wakatobi. Identifikasi stakeholder ini penting untuk memahami dinamika kompleks yang terjadi dalam pengelolaan Taman Nasional Wakatobi serta membangun kerjasama lintas sektor dalam rangka mencapai tujuan pelestarian dan keberlanjutan.