Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dian Patila

NIM : 2022111050

1. jelaskan konsep dan defenisi dari ecosystem approach to fisheries management


(EAFM)
Jawab : Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) adalah konsep
pengelolaan perikanan yang mengutamakan ekosistem. Tujuannya adalah mencapai
keberlanjutan jangka panjang dengan mempertimbangkan interaksi kompleks antara
spesies target, spesies non-target, habitat, dan faktor lingkungan. EAFM mengakui
bahwa sumber daya perikanan tidak terpisahkan dari ekosistem tempatnya berada, dan
melibatkan pemahaman menyeluruh tentang hubungan organisme, lingkungan fisik,
dan manusia.Beberapa komponen utama dari EAFM meliputi:

 Analisis ekosistem: EAFM melibatkan pemahaman yang mendalam tentang


struktur dan fungsi ekosistem perairan, termasuk dinamika populasi, interaksi
makanan, dan hubungan ekologi antara spesies yang berbeda.
 Pendekatan lintas sektor: EAFM mengakui pentingnya melibatkan berbagai
pemangku kepentingan dalam pengelolaan perikanan, termasuk nelayan,
ilmuwan, pemerintah, dan masyarakat lokal. Pendekatan lintas sektor ini
memungkinkan pengambilan keputusan yang holistik dan berkelanjutan.
 Pengelolaan berbasis ekosistem: EAFM mendorong pengelolaan perikanan yang
mempertimbangkan interaksi antara spesies target, spesies non-target, dan
habitatnya. Pendekatan ini berusaha untuk menjaga keseimbangan ekosistem
secara keseluruhan, bukan hanya fokus pada satu spesies atau hasil tangkapan
saja.
 Penggunaan informasi ilmiah: EAFM didasarkan pada pengumpulan dan analisis
informasi ilmiah yang komprehensif, termasuk data biologi, ekologi, sosial, dan
ekonomi. Informasi ini digunakan untuk menginformasikan keputusan
pengelolaan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan.
 Penerapan EAFM bertujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang, seperti
menjaga keanekaragaman hayati, mengoptimalkan hasil tangkapan yang
berkelanjutan, menjaga keberlanjutan ekosistem, dan mendukung kesejahteraan
sosial dan ekonomi masyarakat yang bergantung pada perikanan.
2. Mengapa EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management) ? dan
Bagaimana melakukan pengelolaan sumberdaya perikakan berdasarkan prinsip
EAFM?
Jawab : EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management) menjadi penting
karena pendekatan tradisional dalam pengelolaan perikanan yang hanya
memfokuskan pada spesies target dan hasil tangkapan sering kali mengabaikan
hubungan yang rumit dalam ekosistem perairan. Pendekatan ini dapat menyebabkan
penurunan populasi spesies target, kerusakan habitat, dan dampak negatif terhadap
spesies non-target serta ekosistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, EAFM
diadopsi sebagai pendekatan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan dalam
pengelolaan sumber daya perikanan.
Untuk melakukan pengelolaan sumber daya perikanan berdasarkan prinsip EAFM
(Ecosystem Approach to Fisheries Management), berikut adalah langkah-langkah
yang dapat diikuti:
 Pemahaman Ekosistem: Lakukan pemahaman menyeluruh tentang ekosistem
perairan yang menjadi fokus pengelolaan. Ini melibatkan studi dan analisis
tentang struktur dan fungsi ekosistem, interaksi antara spesies, dinamika populasi,
dan keterkaitan dengan habitat.
 Penilaian Sumber Daya: Lakukan penilaian yang komprehensif terhadap sumber
daya perikanan yang akan dikelola. Ini mencakup survei dan pemantauan
populasi ikan, penilaian kualitas habitat, analisis tangkapan, dan penilaian
ketersediaan dan pemanfaatan sumber daya lainnya.
 Analisis Dampak: Evaluasi dampak dari kegiatan perikanan terhadap ekosistem
dan sumber daya perikanan. Identifikasi potensi dampak negatif, seperti
penangkapan ikan non-target, kerusakan habitat, atau perubahan ekosistem, dan
cari solusi untuk mengurangi dampak tersebut.
 Pengaturan Pengelolaan: Tetapkan aturan dan kebijakan pengelolaan yang
didasarkan pada informasi ilmiah dan konsultasi dengan berbagai pemangku
kepentingan. Aturan ini dapat mencakup batasan penangkapan, ukuran minimum
ikan yang boleh ditangkap, periode penangkapan, dan metode penangkapan yang
ramah lingkungan.
 Pengawasan dan Pemantauan: Lakukan pemantauan yang berkelanjutan terhadap
aktivitas perikanan, tangkapan, dan perubahan ekosistem. Gunakan data dan
informasi yang diperoleh untuk menginformasikan keputusan pengelolaan dan
melakukan penyesuaian yang diperlukan.
 Partisipasi Pemangku Kepentingan: Libatkan pemangku kepentingan, termasuk
nelayan, ilmuwan, pemerintah, dan masyarakat lokal dalam proses pengambilan
keputusan. Melibatkan mereka dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi
kebijakan pengelolaan akan memastikan pemahaman yang lebih baik, dukungan,
dan keberlanjutan kebijakan tersebut.
 Pengelolaan Adaptif: Terapkan pendekatan pengelolaan adaptif yang
memungkinkan penyesuaian berdasarkan perkembangan baru dalam pengetahuan
ilmiah dan perubahan dalam ekosistem atau kondisi perikanan. Selalu tinjau dan
perbaharui kebijakan pengelolaan berdasarkan hasil pemantauan dan penilaian
terbaru.
3. Bagaimana perkembangan penerapan konsep EAFM di Indonesia?
Jawab : Penerapan konsep EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management) di
Indonesia telah mengalami perkembangan seiring dengan upaya negara dalam
meningkatkan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa
perkembangan yang terjadi dalam penerapan EAFM di Indonesia:
 Kebijakan dan Regulasi: Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan dan
regulasi yang mendukung penerapan konsep EAFM. Salah satu contohnya adalah
Undang-Undang Republik Indonesia No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, yang
menekankan pentingnya pengelolaan perikanan berbasis ekosistem dan
keberlanjutan sumber daya.
 Rencana Pengelolaan Perikanan: Pemerintah Indonesia telah mengembangkan
rencana pengelolaan perikanan berbasis ekosistem, yang mencakup aspek-aspek
seperti pemantauan sumber daya, pengaturan penangkapan, dan perlindungan
habitat. Rencana ini dirancang untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip EAFM
dalam pengelolaan perikanan.
 Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan: Upaya penerapan EAFM di
Indonesia melibatkan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan,
termasuk nelayan, ilmuwan, pemerintah, dan masyarakat lokal. Melalui dialog
dan partisipasi aktif, kebijakan dan keputusan pengelolaan dapat lebih akurat dan
efektif.
 Penelitian dan Pemantauan: Pemerintah Indonesia telah melakukan penelitian dan
pemantauan yang intensif terhadap sumber daya perikanan dan ekosistem
perairan. Data dan informasi yang diperoleh digunakan untuk mendukung
pengambilan keputusan pengelolaan yang berbasis ilmiah.
 Pendekatan Lintas Sektor: Penerapan EAFM di Indonesia juga melibatkan
pendekatan lintas sektor, dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait seperti
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kolaborasi lintas sektor ini penting dalam mengintegrasikan aspek-aspek ekologi,
sosial, dan ekonomi dalam pengelolaan perikanan.

4. Jelaskan secara singkat dan jelas salah satu konsep pengelolaan sumber daya
perikanan berbasis kearifan lokal diindonesia ?
Jawab : Salah satu konsep pengelolaan perikanan berbasis kearifan lokal di Indonesia
adalah "Sasi" atau "Mina Sasi". Sasi adalah sistem tradisional yang digunakan oleh
masyarakat nelayan di beberapa daerah Indonesia, seperti Maluku, Papua, dan Nusa
Tenggara, untuk menjaga keberlanjutan perikanan. Sistem Sasi melibatkan
pembatasan penangkapan ikan dalam jangka waktu tertentu dan terhadap spesies
tertentu. Tujuannya adalah menjaga kesuburan sumber daya perikanan dan
keberlangsungan ikan serta ekosistem perairan. Dalam Sasi, masyarakat nelayan
berperan aktif dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Mereka percaya bahwa
menjaga keseimbangan ekosistem dan sumber daya perikanan akan memberikan
manfaat jangka panjang berupa kelangsungan penangkapan ikan dan kehidupan yang
berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai