Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN

ACARA II
ANALISIS ISU PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN
PERIKANAN BERKELANJUTAN

Disusun oleh:
Tribuana Maharani Muria
17/412851/PN/15173

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA AKUATIK


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
I. Ringkasan Kebijakan Pemerintah Pusat dalam Kurun Waktu 2015-2020
Kebijakan pemerintah pusat (KKP RI) dalam kurun waktu 2015-2019 dijabarkan
dalam Rencana strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015-2019. Untuk
melaksanakan arah kebijakan tersebut di atas, strategi dan langkah operasional yang
ditempuh adalah:
1. Kebijakan Pokok
a. Membangun kedaulatan yang mampu menopang kemandirian ekonomi dalam
pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan, dilaksanakan dengan strategi:
memberantas IUU Fishing; meningkatkan sistem pengawasan SDKP terintegrasi;
mengembangkan sistem karantina ikan, pembinaan mutu, dan peningkatan keamanan
hasil perikanan
b. Menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang
bertanggung jawab, berdaya saing, dan berkelanjutan, dilaksanakan dengan strategi:
mengoptimalkan pemanfaatan ruang laut dan pesisir; mengelola SDI di 11 Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI); mengendalikan
sumberdaya perikanan tangkap; mengelola pemanfaatan perairan umum daratan;
membangun kemandirian dalam budidaya perikanan; meningkatkan sistem logistik
hasil perikanan; meningkatkan mutu, diversifikasi, dan akses pasar produk kelautan
dan perikanan; merehabilitasi ekosistem dan perlindungan lingkungan laut;
membangun kemandirian pulau-pulau kecil
c. Meningkatkan pemberdayaan, daya saing, dan kemandirian dalam menjaga
keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan, dilaksanakan dengan strategi: memberi
perlindungan kepada nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam; mewujudkan
pelaku utama yang mandiri, kompeten, sadar dan peduli terhadap keberlanjutan
sumberdaya kelautan dan perikanan; meningkatkan usaha dan investasi kelautan dan
perikanan; meningkatkan kompetensi masyarakat KP melalui pendidikan, pelatihan,
dan penyuluhan; mengembangkan inovasi IPTEK
2. Kebijakan Lintas Bidang
a. Pengarusutamaan Gender
Pengarusutamaan Gender di bidang Kelautan dan Perikanan dilaksanakan dengan
strategi meningkatkan peran, akses, kontrol dan manfaat gender dalam pembangunan
KP.
b. Pembangunan Kewilayahan
Pembangunan kewilayahan dilaksanakan dengan strategi mempercepat pengurangan
kesenjangan pembangunan antar wilayah.
c. Adaptasi Perubahan Iklim
Adaptasi perubahan iklim dilaksanakan dengan strategi: mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim dengan langkah operasional seperti rehabilitasi kawasan pesisir,
pelaksanaan kegiatan budidaya, penangkapan, dan pengolahan-pemasaran yang ramah
lingkungan, pengelolaan kesehatan ikan, peningkatan kapasitas laboratorium hama
dan penyakit ikan, HPI, dan pengembangan komoditas ika spesifik lokal unggulan
dan spesies ikan tahan terhadap perubahan lingkungan; peningkatan kesehatan
masyarakat KP terhadap perubahan iklim dengan langkah operasional seperti Sistem
Informasi Nelayan Pintar, pengembangan sistem rantai dingin dari kapal hingga TPI
dan unit pengolahan, pengembangan kurikulum dan modul pendidikan dan pelatihan,
pengembangan sarana dan prasarana mitigasi bencana
d. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Untuk melaksanakan arah kebijakan di atas, strategi yang ditempuh adalah
membangun budaya kerja yang profesional dan meningkatkan kualitas pengawasan
internal.
II. Penilaian Kebijakan berdasarkan Perspektif Biologi, Ekonomi, dan Sosial
Kebijakan perikanan dan kelautan dapat dinilai dari tiga perspektif, diantaranya
biologi, ekonomi, dan sosial. Dengan memadukan tiga tujuan tersebut dalam pembangunan
perikanan maka akan terwujud suatu bentuk pembangunan perikanan berkelanjutan.
Aktivitas perikanan yang berkelanjutan dapat dicapai melalui pengelolaan perikanan yang
tepat dan efektif, yang umumnya ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup dan
kesejahteraan manusianya serta juga terjaganya kelestarian sumber daya ikan dan kesehatan
ekosistemnya. Charles (2001) dalam paradigmanya tentang Sustainable Fisheries System,
mengemukakan bahwa pembangunan perikanan yang berkelanjutan harus dapat
mengakomodasi 4 aspek utama yang mencakup dari hulu hingga hilir, yakni:
1. Keberlanjutan ekologi (ecological sustainability), memelihara keberlanjutan
stok/biomass sumber daya ikan sehingga pemanfaatannya tidak melewati daya
dukungnya, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas ekosistemnya.
2. Keberlanjutan sosio-ekonomi (socioeconomic sustainability), memperhatikan
keberlanjutan kesejahteraan para pelaku usaha perikanan dengan mempertahankan atau
mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang layak.
3. Keberlanjutan komunitas (community sustainability), menjaga keberlanjutan lingkungan
komunitas atau masyarakat perikanan yang kondusif dan sinergis dengan menegakkan
aturan atau kesepakatan bersama yang tegas dan efektif.
4. Keberlanjutan kelembagaan (institutional sustainability), menjaga keberlanjutan tata
kelola yang baik, adil, dan bersih melalui kelembagaan yang efisien dan efektif guna
mengintegrasikan atau memadukan tiga aspek utama lainnya (keberlanjutan ekologi,
keberlanjutan sosio-ekonomi, dan keberlanjutan masyarakat).
Kebijakan kelautan dan perikanan pada tahun 2015-2019 umumnya telah
dilaksanakan dengan baik, dari perspektif biologi, ekonomi, dan sosial. Hal tersebut dapat
dilihat bahwa terdapat kebijakan-kebijakan yang mendukung keempat aspek utama yang
mengakomodasi pembangunan perikanan berkelanjutan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya. Dari perspektif biologi atau keberlanjutan ekologi, KKP menyusun strategi
diantaranya mengoptimalkan pemanfaatan ruang laut dan pesisir, mengelola SDI di 11
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI), mengendalikan
sumberdaya perikanan tangkap, mengelola pemanfaatan perairan umum daratan, pelaksanaan
kegiatan budidaya, penangkapan, dan pengolahan-pemasaran yang ramah lingkungan. Dari
perspektif ekonomi, kebijakan yang disusun oleh KKP umumnya juga sudah baik,
diantaranya seperti memberantas IUU Fishing; meningkatkan sistem pengawasan SDKP
terintegrasi; mengembangkan sistem karantina ikan, pembinaan mutu, dan peningkatan
keamanan hasil perikanan, meningkatkan mutu, diversifikasi, dan akses pasar produk
kelautan dan perikanan, dan berbagai kebijakan lain yang mendukung dari aspek ekonomi.
Dari perspektif sosial, kebijakan KKP juga telah disusun dengan cukup baik, diantaranya
seperti memberi perlindungan kepada nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam,
mewujudkan pelaku utama yang mandiri, kompeten, sadar dan peduli terhadap keberlanjutan
sumberdaya kelautan dan perikanan, meningkatkan usaha dan investasi kelautan dan
perikanan, meningkatkan kompetensi masyarakat KP melalui pendidikan, pelatihan, dan
penyuluhan, mengembangkan inovasi IPTEK, serta meningkatkan peran, akses, kontrol dan
manfaat gender dalam pembangunan KP. Kebijakan di bidang sosial dan ekonomi tersebut
merupakan aspek keberlanjutan sosial-ekonomi dalam perikanan berkelanjutan. Selanjutnya
terdapat aspek keberlanjutan kelembagaan yang telah didukung oleh kebijakan seperti
membangun budaya kerja yang profesional dan meningkatkan kualitas pengawasan internal.
III. Saran Perbaikan Kebijakan di Masa Depan untuk Terwujudnya Pengelolaan
Perikanan yang Berkelanjutan
Rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) yang telah disusun oleh
KKP dalam kurun waktu 2015-2019 umumnya sudah baik dan mendukung untuk
terwujudnya pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Namun dalam pelaksanaanya, masih
terdapat beberapa permasalahan yang mungkin menghambat pelaksanaan kebijakan tersebut
dengan maksimal. Oleh karena itu, diperlukan berbagai saran atau rekomendasi untuk
kebijakna di masa depan untuk terwujudnya perikanan yang berkelanjutan. Saran atau
rekomendasi tersebut antara lain perlunya merumuskan dan mengimplementasikan sistem
pengelolaan perikanan berkelanjutan (sustainable fisheries management) yang sesuai untuk
Indonesia berdasarkan kaidah-kaidah internasional yang telah diamanatkan dan disarankan
oleh FAO dan best practices dari negara-negara yang telah berhasil. Guna menghindari
kesalahan atau bias dalam pengambilan kebijakan pengelolaan perikanan berkelanjutan, perlu
segera diprioritaskan peningkatan keandalan sistem pendataan dan informasi perikanan agar
lebih komprehensif, efektif, dan efisien. Perlu penguatan atau perumusan kembali bentuk
kelembagaan yang tepat dan efektif untuk mengelola perikanan berkelanjutan. Untuk
perikanan tangkap, perlu untuk diterapkan suatu sistem yang disebut “limited access” secara
penuh melalui bentuk pengelolaan perikanan (fisheries management) yang tepat,
memberantas illegal fishing, menerapkan kebijakan open and close season, dan
restrukturisasi ukuran dan jumlah armada perikanan nasional. Mengingat antara satu
permasalahan dan permasalahan lain dalam bidang perikanan memiliki keterikatan yang kuat,
maka perbaikan, pelaksanaan, kontrol dan pengawasan serta sanksi yang diberikan harus
tegas dan dilakukan secara komprehensif.
IV. Daftar Pustaka
Charles, A.T. 2001. Sustainable Fishery System. Blackwell Science Ltd. Oxford. 370 p.
Kementerian PPN. 2014. Kajian Strategi Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan. Kementerian
PPN, Jakarta.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 63/PERMEN-
KP/2017 tentang RencanaStrategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-
2019. KKP RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai