ACARA I
ANALISIS PROFIL PERIKANAN INDONESIA BERDASARKAN WPP-NRI
Disusun oleh:
Tribuana Maharani Muria
17/412851/PN/15173
Estimasi potensi SDI dari tahun 2011 sampai 2017 umumnya semakin meningkat.
Potensi ikan pelagis kecil pada tahun 2011 adalah 210.600 ton, meningkat menjadi 294.092
ton pada tahun 2016, dan meningkat jauh menjadi 630.521 ton pada tahun 2017. Potensi ikan
pelagis besar pada tahun 2011 adalah 201.400 ton, meningkat menjadi 505.942 ton pada
tahun 2016, dan meningkat menjadi 586.128 ton pada tahun 2017. Potensi ikan demersal
pada tahun 2011 adalah 66.200 ton, meningkat menjadi 103.501 ton pada tahun 2016, tetapi
menurun menjadi 7.092 ton pada tahun 2017. Potensi ikan karang pada tahun 2011 adalah
4.500 ton, meningkat menjadi 8.778 ton pada tahun 2016, dan meningkat menjadi 22.045 ton
pada tahun 2017. Potensi ikan pelagis besar pada tahun 2011 adalah 201.400 ton, meningkat
menjadi 505.942 ton pada tahun 2016, dan meningkat menjadi 586.128 ton pada tahun 2017.
Potensi udang penaeid pada tahun 2011 adalah 5.900 ton, meningkat menjadi 6.854 ton pada
tahun 2016, dan meningkat menjadi 7.340 ton pada tahun 2017. Potensi lobster pada tahun
2011 adalah 1.000 ton, menurun menjadi 844 ton pada tahun 2016, dan meningkat menjadi
970 ton pada tahun 2017. Potensi kepiting pada tahun 2016 adalah 465 ton dan meningkat
menjadi 526 ton pada tahun 2017. Potensi rajungan pada tahun 2016 adalah 695 ton dan
meningkat menjadi 3.913 ton pada tahun 2017. Potensi kepiting dan rajungan pada tahun
2011 tidak diketahui. Cumi-cumi memiliki potensi sebesar 2.100 ton pada tahun 2011,
meningkat menjadi 8.195 ton pada tahun 2016, dan pada tahun 2017 tetap sebesar 8.195 ton.
Tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu E < 0,5 artinya
moderate atau upaya penangkapan dapat ditambah; 0,5 < E < 1 artinya fully-exploited atau
upaya penangkapan dipertahankan dengan monitor ketat; dan E ≥ 1 artinya over-exploited
atau upaya penangkapan harus dikurangi. Berdasarkan data pada tahun 2011, jenis ikan
demersal dan cumi-cumi termasuk pada tingkat pemanfaatan moderate sehingga masih dapat
menambah upaya penangkapan. Ikan pelagis kecil termasuk dalam tingkat pemanfaatan fully-
exploited, sementara udang penaeid sudah termasuk over exploited. Berdasarkan data pada
tahun 2016, SDI yang termasuk dalam kategori fully-exploited antara lain ikan pelagis kecil,
ikan pelagis besar, ikan demersal, lobster, dan rajungan. Sementara ikan karang, udang
penaeid, kepiting, dan cumi-cumi termasuk dalam kategori over-exploited. Berdasarkan data
pada tahun 2017, ikan demersal, lobster, kepiting, dan rajungan termasuk dalam kategori
fully-exploited. Sementara ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar, ikan karang, udang penaeid,
dan cumi-cumi termasuk dalam kategori over-exploited. Berdasarkan tingkat pemanfaatan
masing-masing SDI di WPP-NRI 573 tersebut, perlu dilakukan pengurangan upaya
penangkapan untuk jenis ikan yang sudah masuk dalam kategori over-exploited, sehingga
stok dari SDI tersebut dapat tetap ada dan berkelanjutan.
II. Gambaran Produksi Perikanan di WPP-NRI 573 selama 201-2019
Produksi perikanan tangkap di WPP-NRI 573 mengalami fluktuasi pada setiap
tahunnya, baik meningkat maupun menurun. Produksi perikanan tangkap di WPP-NRI 573
disajikan pada histogram berikut ini.
400,000
300,000
Produksi
200,000
100,000
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
800000
559,734 Potensi
600000 491700 458,752
388,475 Produksi
400000
200000
0
2011 2016 2017
Gambar 2. Perbandingan potensi dan produksi SDI di WPP-NRI 573 pada tahun 2011, 2016,
dan 2017
Berdasarkan histogram tersebut, dapat dilihat bahwa perbandingan potensi dan produksi SDI
di WPP-NRI 573 pada ketiga tahun tersebut sama, dimana potensi dari SDI lebih besar dari
produksi penangkapannya. Pada tahun 2011, selisih antara potensi dan produksi hanya
sedikit. Sementara pada tahun 2016 dan 2017, produksi perikanan tangkapnya masih sangat
sedikit jika dibandingkan dengan potensinya. Oleh karena itu, WPP-NRI 573 masih
berpotensi untuk dijadikan daerah penangkapan ikan karena sumberdaya ikannya yang masih
melimpah sehingga untuk pengelolaannya dapat dilakukan dengan menambah upaya
penangkapan ikan, namun harus tetap dengan monitir yang ketat agar sumberdaya ikan tetap
lestari dan berkelanjutan.
IV. Daftar Pustaka
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No 45 Tahun 2011 tentang Estimasi Potensi
Sumber Daya Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
KKP RI: Jakarta.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No 47 Tahun 2016 tentang Estimasi Potensi,
Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan, Dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan
Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. KKP RI: Jakarta.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No 50 Tahun 2017 tentang Estimasi Potensi,
Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan, Dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan
Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. KKP RI: Jakarta.
Kelautan dan Perikanan dalam Angka Tahun 2018. [online] diakses dari
https://sidatik.kkp.go.id/files/src/023dfaa957829d846cfb59164b6c5774.pdf, diakses
pada 18 Mei 2020.