Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN

ACARA I
ANALISIS PROFIL PERIKANAN INDONESIA BERDASARKAN WPP-NRI

Disusun oleh:
Tribuana Maharani Muria
17/412851/PN/15173

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA AKUATIK


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
Analisis Profil Perikanan Indonesia Di WPP-NRI 573 (Samudera Hindia sebelah
Selatan Jawa hingga sebelah selatan Nusatenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor bagian
barat)

I. Gambaran Potensi SDI di WPP-NRI 573


Sumberdaya ikan di Indonesia ada banyak jenisnya, diantaranya ikan pelagis kecil,
ikan pelagis besar, ikan demersal, ikan karang, udang penaeid, lobster, kepiting, rajungan,
dan cumi-cumi. Data estimasi potensi SDI yang ada di Indonesia terdapat di lampiran
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan. Data pada tahun 2011 telampir pada Kepmen
KP No 45 Tahun 2011, data tahun 2016 terlampir pada Kepmen KP No 47 Tahun 2016, dan
data pada tahun 2017 terlampir pada Kepmen KP No 50 Tahun 2017. Berikut ini disajikan
data potensi, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB), dan tingkat pemanfaatan
sumberdaya ikan di WPP-NRI 573 pada tahun 2011, 2016, dan 2017.
Tabel 1. Estimasi potensi, JTB, dan tingkat pemanfaatan SDI tahun 2011, 2016, dan 2017
Tingkat
Jenis Potensi (ton) JTB (ton)
Pemanfaatan
Ikan
2011 2016 2017 2011 2016 2017 2011 2016 2017
Ikan 210.600 294.092 630.521 235.274 504.417 F 0,91 1,50
pelagis -
kecil
Ikan 201.400 505.942 586.128 - 404.754 468.902 0,73 1,06
pelagis
besar
Ikan 66.200 103.501 7.902 - 82.801 6.322 M 0,96 0,39
demersal
Ikan 4.500 8.778 22.045 - 7.022 17.636 1,36 1,09
karang
Udang 5.900 6.854 7.340 - 5.483 5.872 O 1,36 1,70
penaeid
Lobster 1.000 844 970 - 675 776 0,54 0,61
Kepiting - 465 526 - 372 421 1,05 0,28
Rajungan - 659 3.913 - 527 3.130 0,64 0,98
Cumi- 2.100 8.195 8.195 - 6.556 6.556 M 1,40 1,11
cumi
Jumlah 491.700 929.330 1.267.540 - - - - - -

Estimasi potensi SDI dari tahun 2011 sampai 2017 umumnya semakin meningkat.
Potensi ikan pelagis kecil pada tahun 2011 adalah 210.600 ton, meningkat menjadi 294.092
ton pada tahun 2016, dan meningkat jauh menjadi 630.521 ton pada tahun 2017. Potensi ikan
pelagis besar pada tahun 2011 adalah 201.400 ton, meningkat menjadi 505.942 ton pada
tahun 2016, dan meningkat menjadi 586.128 ton pada tahun 2017. Potensi ikan demersal
pada tahun 2011 adalah 66.200 ton, meningkat menjadi 103.501 ton pada tahun 2016, tetapi
menurun menjadi 7.092 ton pada tahun 2017. Potensi ikan karang pada tahun 2011 adalah
4.500 ton, meningkat menjadi 8.778 ton pada tahun 2016, dan meningkat menjadi 22.045 ton
pada tahun 2017. Potensi ikan pelagis besar pada tahun 2011 adalah 201.400 ton, meningkat
menjadi 505.942 ton pada tahun 2016, dan meningkat menjadi 586.128 ton pada tahun 2017.
Potensi udang penaeid pada tahun 2011 adalah 5.900 ton, meningkat menjadi 6.854 ton pada
tahun 2016, dan meningkat menjadi 7.340 ton pada tahun 2017. Potensi lobster pada tahun
2011 adalah 1.000 ton, menurun menjadi 844 ton pada tahun 2016, dan meningkat menjadi
970 ton pada tahun 2017. Potensi kepiting pada tahun 2016 adalah 465 ton dan meningkat
menjadi 526 ton pada tahun 2017. Potensi rajungan pada tahun 2016 adalah 695 ton dan
meningkat menjadi 3.913 ton pada tahun 2017. Potensi kepiting dan rajungan pada tahun
2011 tidak diketahui. Cumi-cumi memiliki potensi sebesar 2.100 ton pada tahun 2011,
meningkat menjadi 8.195 ton pada tahun 2016, dan pada tahun 2017 tetap sebesar 8.195 ton.
Tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu E < 0,5 artinya
moderate atau upaya penangkapan dapat ditambah; 0,5 < E < 1 artinya fully-exploited atau
upaya penangkapan dipertahankan dengan monitor ketat; dan E ≥ 1 artinya over-exploited
atau upaya penangkapan harus dikurangi. Berdasarkan data pada tahun 2011, jenis ikan
demersal dan cumi-cumi termasuk pada tingkat pemanfaatan moderate sehingga masih dapat
menambah upaya penangkapan. Ikan pelagis kecil termasuk dalam tingkat pemanfaatan fully-
exploited, sementara udang penaeid sudah termasuk over exploited. Berdasarkan data pada
tahun 2016, SDI yang termasuk dalam kategori fully-exploited antara lain ikan pelagis kecil,
ikan pelagis besar, ikan demersal, lobster, dan rajungan. Sementara ikan karang, udang
penaeid, kepiting, dan cumi-cumi termasuk dalam kategori over-exploited. Berdasarkan data
pada tahun 2017, ikan demersal, lobster, kepiting, dan rajungan termasuk dalam kategori
fully-exploited. Sementara ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar, ikan karang, udang penaeid,
dan cumi-cumi termasuk dalam kategori over-exploited. Berdasarkan tingkat pemanfaatan
masing-masing SDI di WPP-NRI 573 tersebut, perlu dilakukan pengurangan upaya
penangkapan untuk jenis ikan yang sudah masuk dalam kategori over-exploited, sehingga
stok dari SDI tersebut dapat tetap ada dan berkelanjutan.
II. Gambaran Produksi Perikanan di WPP-NRI 573 selama 201-2019
Produksi perikanan tangkap di WPP-NRI 573 mengalami fluktuasi pada setiap
tahunnya, baik meningkat maupun menurun. Produksi perikanan tangkap di WPP-NRI 573
disajikan pada histogram berikut ini.

Produksi SDI di WPP-NRI 573


600,000 559,734
524,788
500,000
458,752 464,016 459,749
388,475
Produksi (ton)

400,000

300,000
Produksi
200,000

100,000

0
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Gambar 1. Produksi SDI di WPP-NRI 573 tahun 2012-2017


Produksi yang dimaksud pada pembahasan ini adalah produksi sumberdaya ikan dari
hasil penangkapan di laut. Produksi tersebut merupakan penjumlahan dari hasil penangkapan
berbagai jenis ikan di WPP-NRI 573. Pada tahun 2012, produksi ikan di WPP-NRI sebesar
458.752 ton, meningkat menjadi 464.016 pada tahun 2013, lalu sedikit menurun pada tahun
2014 menjadi 459.749 ton. Pada tahun 2015, produksi ikan di WPP-NRI 573 meningkat
menjadi 524.788 ton, lalu menurun drastis pada tahun2016 menjadi 388.475 ton. Pada tahun
2017, produksi perikanan tangkap di WPP-NRI meningkat cukup banyak menjadi 559.734
ton.
III. Analisis perbandingan potensi dan produksi di WPP-NRI 573 tahun 2011, 2016,
dan 2017
Data potensi SDI di WPP-NRI 573 pada tahun 2011, 2016, dan 2017 diperoleh dari
Kepmen KP RI. Sementara data produksi SDI di WPP-NRI 573 diperoleh dari Ditjen
Perikanan Tangkap yang dapat diakses pada sidatik.kkp.go.id. Berikut ini disajikan data
perbandingan potensi dan produksi SDI di WPP-NRI 573 pada tahun 2011, 2016, dan 2017.
Potensi vs Produksi SDI di WPP-NRI
573
1400000
1267540
1200000
929330
1000000
Jumlah (ton)

800000
559,734 Potensi
600000 491700 458,752
388,475 Produksi
400000
200000
0
2011 2016 2017

Gambar 2. Perbandingan potensi dan produksi SDI di WPP-NRI 573 pada tahun 2011, 2016,
dan 2017

Berdasarkan histogram tersebut, dapat dilihat bahwa perbandingan potensi dan produksi SDI
di WPP-NRI 573 pada ketiga tahun tersebut sama, dimana potensi dari SDI lebih besar dari
produksi penangkapannya. Pada tahun 2011, selisih antara potensi dan produksi hanya
sedikit. Sementara pada tahun 2016 dan 2017, produksi perikanan tangkapnya masih sangat
sedikit jika dibandingkan dengan potensinya. Oleh karena itu, WPP-NRI 573 masih
berpotensi untuk dijadikan daerah penangkapan ikan karena sumberdaya ikannya yang masih
melimpah sehingga untuk pengelolaannya dapat dilakukan dengan menambah upaya
penangkapan ikan, namun harus tetap dengan monitir yang ketat agar sumberdaya ikan tetap
lestari dan berkelanjutan.
IV. Daftar Pustaka
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No 45 Tahun 2011 tentang Estimasi Potensi
Sumber Daya Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
KKP RI: Jakarta.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No 47 Tahun 2016 tentang Estimasi Potensi,
Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan, Dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan
Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. KKP RI: Jakarta.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No 50 Tahun 2017 tentang Estimasi Potensi,
Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan, Dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan
Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. KKP RI: Jakarta.
Kelautan dan Perikanan dalam Angka Tahun 2018. [online] diakses dari
https://sidatik.kkp.go.id/files/src/023dfaa957829d846cfb59164b6c5774.pdf, diakses
pada 18 Mei 2020.

Anda mungkin juga menyukai